SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
ASKEP KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai
berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang seorang wanita takut
menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah menopause inilah yang
sering disebut sebagai ‘masa senja’ atau masa klimakterium. Istilah menopause seringkali
disalah-artikan dengan klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum
mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-
reproduktif.
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal
senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium.
(Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. (Baziad,
2003, hal 1).
Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi
berakhir. (Kasdu, 2002, hal 2 ).
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif
ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 ).
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa
senium dan terjadi pada wanita berumur 40 – 65 tahun.
B. MASA – MASA KLIMAKTERIUM
1. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai
timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi
perdarahan tak teratur.
2. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon
estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut. Umumnya
terjadi pada umur 45-55 tahun.
a. Tanda dan gejala
Tidak mendapat haid
Hot flush, berdebar-debar, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, mudah tersinggung, vertigo,
cemas, depresi, insomnia, keringat pada malam hari, pelupa, tidak dapat berkonsentrasi,
penambahan BB.
Tanda khas kulit merah dan hangat terutama pada kepala dan leher, kapan saja selama beberapa
detik sampai 2 menit diikuti menggigil, kedinginan.
Kulit genetalia, dinding vagina, uretra menipis dan lebih kering sehingga mudah terjadi iritasi,
infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium mengecil/atrofi. Bertambahnya pertumbuhan
rambut pada wajah dan tubuh akibat menurunnya kadar estrogen dan efek androgen dalam
sirkulasi yang tidak terimbangi.
Osteoporosis pada sekitar 25 % wanita dalam waktu 15 – 20 bulan setelah menopause.
Varney. H, 2007: 306 adalah:
Perubahan Pola Perdarahan
Pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah dan durasi aliran menstruasi,
menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti. Beberapa wanita akan mengalami
menstruasi yang lebih sering atau lebih berat, hal ini biasanya refleksi dan produksi estrogen
folikuler yang terus-menerus dengan atau tanpa ovulasi
Hot flash
Periode berulang dan sementara terjadinya kemerahan, berkeringat, dan perasaan panas, sering
kali disertai palpitasi dan perasaan ansietas, dan kadang-kadang diikuti dengan demam.
Gangguan tidur
Masalah tidur yang berkaitan dengan menopause mungkin berkaitan dengan hot flash. Wanita
menopause dengan keluhan hot flash berat beresiko gangguan tidur.
Perubahan Atropik
Efek jangka panjang penurunan kadar estrogen termasuk penipisan epitelium vagina dan serviks,
lapisan kapiler menjadi lebih tampak sebagai kemerahan yang terputus-putus. Ukuran serviks
biasanya mengecil dengan menurunnya produksi mukus yang dapat menyebabkan disparenia.
Traktus urinarius juga menunjukkan perubahan setelah menopause. Gejalanya dapat meliputi
kering atau gatal pada vulva dan vagina atau dispareunia.
Perubahan Psikofisiologis
Trias gejala psikologis yang sering kali disebut dalam hubungannya dengan menopause adalah
depresi alam perasaan, insomnia, dan penurunan minat seksual. Terdapat perbedaan antara
insomnia sejati dengan perubahan tidur yang dikaitkan dengan keringat malam berlebihan.
Hilangnya libido dapat dipengaruhi sejumlah faktor termasuk peningkatan depresi atau ansietas.
Perubahan Berat Badan
Menopause seringkali dianggap sebagai penyebab peningkatan berat badan pada wanita usia
paruh baya. Rekomendasi untuk meningkatkan olahraga dan diet sehat yang meliputi
pengawasan asupan kalori dan lemak harus dibuat untuk wanita seiring pertambahan usia
mereka.
Perubahan Kulit
Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa menopause adalah
kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit kering, banyak berkeringat,
pengerutan, perubahan fungsi pelindung, penipisan, dan penurunan penyembuhan luka.
Seksualitas
Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia wanita, maka minat seks
dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas wanita yang mengalami menopause alami tidak
melaporkan penurunan dalam hasrat seksual, kesenangan erotik, atau orgasme dan penurunan
potensi seksual lebih sedikit pada wanita dibanding pria selama proses penuaan.
Perubahan Fungsi Tiroid
Disfungsi tiroid menjadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia wanita.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopause (Baziad. A, 2003) yaitu:
Status gizi
Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal bisa dikarenakan konsumsi yang
sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan
pola hidup sehat seperti berhenti merokok, serta mengonsumsi makanan yang baik misalnya
sejak masih muda rajin mengonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang,
atau pepaya (Baziad. A, 2010).
Sosial ekonomi
Menopause dipengaruhi oleh status ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu
juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam
pengaruh sosial ekonomi.
3. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH
dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.
C. ETIOLOGI
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan
penurunan fungsi pada ovarium seperti, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis
steroid seks, penurunan sekresi estrogen.
Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros
hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks
yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH)
yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan
sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan
merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa
kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel
telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk
seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran
telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak,
akan terjadi haid lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi
ovarium semakin menurun.
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus haid
yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun
sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium
seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran
hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium
untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara
hipotalamus-hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi
korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan
balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan
sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik
untuk mendiagnosis sindrom klimakterik.
Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya
pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng,
pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-
150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang
dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan
gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-beda bergantung
pada:
1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium. Keadaan
ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat banyak, dan vaginitis
atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ
sasaran (osteoporosis).
2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan klimakterik.
3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan membe-rikan
penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.
D. PATOFISIOLOGI
Seiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu untuk berstimulasi
periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium tidak memproduksi progesterone
dalam jumlah yang bermakna. Estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi
androsteredion dalam sirkulasi. penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan
akhirnya folikel juga menghilang.
Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya perubahan-perubahan
pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
sewaktu berhubungan seks, dan atrofi gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik
lainnya. Namun wanita pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal
mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan fungsi ovarium,
misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan estrogen akan merupakan reaksi
psikologis terhadap dampak menopause.
E. MANIFESTASI KLINIS
Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan. Gejala
yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas merupakan
sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini
biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas marah,
mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di
tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari merupakan keluhan yang
sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan kesukaran bangun pagi. Semua keluhan
ini kurang menggembirakan bagi seorang wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya mencakup:
iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal, penurunan sekresi
vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan
vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena status
fisis dari mukosa vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan
memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik dapat
menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, taknyaman fisis, dan hilang minat seksual.
Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan
elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal tersebut mengurangi kecantikan
seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah
ketidakseimbangan emosi wanita tersebut).
Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi, mudah cemas,
insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh gejala menopause mencakup
: masalah psikosomatik yang telah ada yang diperkuat oleh gejolak panas, pola tidur yang
diganggu oleh keringat malam, penurunan libido karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan
dispareunia.
Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekular,
menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan tulang keropos. Meskipun
kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa tulang dengan proses menua, jarang bagi pria
mengalami gejala osteoporosis sebelum usia 70.
F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah
klimakterik dan menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja. Tujuan
pengobatan dengan estrogen bukanlah memperlambat terjadinya menopause, melainkan
memudahkan wanita-wanita tersebut memasuki masa klimakterium. Hubungan pribadi yang
baik, saling percaya antara suami-istri, maupun antara dokter-penderita akan memberikan
harapan yang besar akan kesembuhan. Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan
yang terbaik. Psikoterapi superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong.
2. Pengobatan hormonal Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan defisiensi
estrogen. Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekurangan estrogen, sehingga
dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen, meski bukan tanpa risiko.
Pada masa lalu, estrogen diberikan untuk selang waktu yang singkat dan kemudian berangsur-
angsur dikurangi sehingga gejolak panas sirna. Konsep ini tidak berlaku lagi. Seorang wanita
yang mengalami gejala-gejala menopause telah mengidap defisiensi estrogen dan akan tetap
begitu sepanjang hayatnya. Defisiensi estrogen jangka panjang dapat menyebabkan
berkembangnya osteoporosis, penyakit jantung aterosklerotik, dan mungkin perwujudan
psikogenik. Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang dikombinasikan
dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena tujuan nyata dari estrogen-
pengganti adalah tidak hanya untuk meredakan gejala-gejala vasomotor melainkan juga untuk
mencegah akibat metabolik seperti osteoporosis dan ateroskletosis.
G. PENCEGAHAN
1. Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-inflamasi, seperti whole
grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, dan memasak dengan
minyak zaitun. Hindari konsumsi makanan yang mengandung trans fat, seperti margarin.
2. Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah deposit lemak.
3. Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena bersifat pro-inflamasi dan
merusak jaringan yang sehat.
4. Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh.
5. Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses inflamasi kronik
BAB II
ASKEP MENOPAUSE
A. Pengkajian
Biodata
1. Identitas klien
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Poros KDI-KLK No. 124
Riwayat Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh tidak haid
2. Riwayat Penyakit
Klien mengeluh tidak haid selama 3 bulan, disertai dengan perasaan tidak enak, seperti
rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah (hot flushes), merasa nyeri di sekitar vagina bila
berhubungan sehingga ia sering menolak bila diajak berhubungan oleh suaminya. Beberapa
bulan sebelum tidak mendapat haid, klien mengungkapkan haidnya tidak teratur.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Klien tidak pernah mengalami kelainan haid (seperti dysmenarhoe, menoraghi, metrorhagia,
dll.), penyakit kelamin, tumor, dll.
2. Klien pertama kali haid (menarche) pada umur 14 tahun.
3. Klien tidak pernah abortus/keguguran, semua persalinan dibantu oleh dukun
Riwayat Obstetrik
G : 5
P : 5
A : -
H : 3
Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit kelamin, tumor pada organ genetalia.
Riwayat Psikospritual
1. Klien merasa cemas dan selalu menanyakan keadaannya apa mungkin ia hamil lagi atau apa ia
sudah menopause.
2. Harapan klien: klien berharap dapat mengetahui penyebab ia tidak haid.
3. Konsep diri: klien merasa malu bila ia hamil lagi, tapi bila ia hanya menopause, ia dapat
menerima keadaannya karena ia memang sudah tua.
4. Hubungan dengan keluarga: baik, klien tinggal bersama suami, anak-anaknya telah menikah
semuanya, keluarga sering menjenguknya terutama pada hari raya.
5. Hubungan dengan masyarakat: baik, klien sering ikut dalam kegiatan masyarakat di sekitar
rumahnya.
6. Kegiatan keagamaan: klien rajin shalat 5 waktu, sering ikut pengajian di mesjid dekat rumahnya.
Kebutuhan dasar
1. Pola makan
Klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk, buah, nafsu makan baik, makanan
yang disukai nasi goreng
2. Pola minum
Klien minum ± 6 – 8 gelas/hari (1500 – 2000 cc) dengan minuman kesukaan teh.
3. Pola eliminasi
a. Eliminasi miksi
Klien miksi lancar dengan frekuensi ± 4 – 5 x/hari (± 1000 – 1500 cc).Tidak ada kelainan saat
klien miksi.
b. Eliminasi defekasi
Klien defekasi 1x/hari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan sakit saat defekasi.
4. Pola tidur
Klien tidur malam pukul 21.00 – 05.00
Klien tidur siang pukul 13.00 – 15.30
Klien mengalami kesulitan tidur, yaitu klien sering terbangun dan tidak dapat tidur nyenyak
karena hot flash ( perasaan panas dan berkeringat ).
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
- Perubahan mood terjadi karena merasa tidak enak badan
- Vital sign: T: 120/90 mmHg P: 24 x/menit
N: 84 x/menit Suhu: 37,5 ºC
2. Kulit: mulai keriput, tidak ada lesi, kemerahan.
3. Kepala: simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, kulit kepala bersih, rambut mulai
beruban.
4. Muka: tampak cemas, kemerahan, hangat, tumbuh bercak-bercak kecoklatan.
5. Mata: ikterus (-), pupil isokhor kiri dan kanan, anemis (-), palpebra hitam
6. Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak terganggu.
7. Hidung: bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (-) tidak ditemukan darah/cairan keluar
dari hidung.
8. Mulut: bibir agak kering, sianosis (-), lidah dapat dijulurkan dengan maksimal dan dapat
bergerak bebas.
9. Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dapat digerakkan dengan bebas.
10. Dada: bentuk dan gerakan simetris, tidak ada nyeri tekan.
11. Abdomen: tidak ada pembesaran hati, limpa
12. Tungkai/ekstremitas: simetris kiri dan kanan, dapat melakukan aktivitas dengan baik
13. Kuku: pendek, bersih
C. Intervensi
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual ditandai dengan:
DS:
- Klien mengeluh nyeri saat berhubungan
- Klien mengeluh sering menolak bila diajak berhubungan.
Tujuan:
Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi tindakan keperawatan dengan
kriteria:
- Nyeri hilang bila berhubungan
- Klien tidak menolak bila diajak berhubungan
Intervensi:
 Ciptakan lingkungan saling percaya dan beri kesempatan kepada klien untuk menggambarkan
masalahnya dalam kata-kata sendiri.
Rasional: kebanyakan klien kesulitan untuk berbicara tentang subjek sensitive, tapi dengan
terciptanya rasa saling percaya dapat menentukan/mengetahui apa yang dirasakan pasien yang
menjadi kebutuhannya.
 Beri informasi tentang kondisi individu
Rasional: informasi akan membantu klien memahami situasinya sendiri.
 Anjurkan klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan pasangan/orang dekat.
Rasional: komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian atau masalah dan
meningkatkan diskusi dan resolusi.
 Diskusikan dengan klien tentang penggunaan cara/teknik khusus saat berhubungan (misalnya:
penggunaan minyak vagina)
Rasional: mengurangi kekeringan vagina yang dapat menimbulkan rasa sakit dan iritasi,
sehingga meningkatkan kenyamanan dalam berhubungan.
 Kolaborasi dengan dokter.
Beri obat sesuai indikasi
Estrogen pengganti
Rasional: memulihkan atrofi genetalia, kekeringan vagina, uretra.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash ditandai dengan :
DS :
- klien mengeluh sering terbangun saat tidur karena perasaan panas dan berkeringat
DO :
- tampak hitam pada palpebra
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, pola tidur klien normal. Dengan kriteria
hasil :
- Klien tidak sering terbangun saat tidur
- Palpebra tidak hitam
Intervensi
Mandiri :
 Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
Rasional :Pakaian yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat keringat
berlebih
 Anjurkan klien untuk menghindari makanan berbumbu, pedas, dan goreng-gorengan, alkohol
Rasional :Mengurangi rasa tidak nyaman
 Anjurkan klien untuk menghindari beraktivitas di cuaca yang panas
Rasional : Menghindari trigger yang mencetuskan hot flash
 Anjurkan klien untuk mencuci muka saat hot flashes terjadi
Rasional : Mengurangi rasa panas dan keringat berlebih
Kolaborasi :
 Pemberian estrogen
3. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses penyakit, di tandai dengan :
DS :
- Klien merasa cemas dengan keadaannya
DO :
- Klien tampak cemas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, cemas berkurang atau hilang dengan kriteria
hasil:
- Klien merasa rileks
- Klien dapat menerima dirinya apa adanya
Intervensi :
Kaji tingkat ketakutan dengan cara pendekatan dan bina hubungan saling percaya
Rasional :Hubungan saling percaya mempermudah klien dalam megungkapkan perasaannya
Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta menjauhkan benda-benda berbahaya
Rasional :Lingkungan yang nyaman dan aman dapat mencegah terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
 Libatkan klien dan keluarga dalam prosedur pelaksanaan dan perawatan
Rasional :Klien dan keluarga harus dijadikan sebagai subjek, jangan dijadikan sebagi objek
Ajarkan penggunaan relaksasi
Rasional :Teknik relaksasi dapat menurunkan tingkat kecemasan
Beritahu tentang penyakit klien dan tindakan yang akan dilakukan secara sederhana.
Rasional :Membantu klien dalam kegaitan mandiri
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan:
DS:
- Klien merasa tidak enak/nyaman dengan keadaannya sekarang.
DO:
- Klien sering bertanya tentang keadaannya
- Klien tampak cemas, gelisah
Tujuan: dalam waktu 40 menit klien mengungkapkan pengetahuannya bertambah dengan
kriteria:
- Klien tahu penyebab keadaan saat ini
- Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya
- Klien tidak bertanya-tanya tentang keadaannya
- Klien tampak ceria
Intervensi:
 Kaji tingkat pengetahuan klien tentang keadaannya
Rasional: menentukan sampai di mana tentang pengetahuan klien tentang keadaannya/proses
menopause
 Beri penjelasan tentang proses menopause, penyebab, gejala menopause.
Rasional: memberi pengetahuan pada klien tentang menopause
 Beri penjelasan pada klien tentang proses pengobatan.
Rasional: terapi pengganti estrogen tidak mengembalikan siklus haid normal tapi dapat
menurunkan/menghilangkan gejala penyebab dari menopause seperti: memulihkan atrofi
genetalia dan perubahan dinding uretra, menghilangkan hot flushes, dll.Terapi progesterone dan
estrogen diberi secara siklik untuk meniru siklus endometrium.
 Diskusikan tentang perlunya pengaturan/diet makanan, penggunaan suplemen.
Rasional: meningkatkan kesehatan dan mencegah osteoporosis.
Diposkan oleh Nisya Chubby di 01:02
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
s

More Related Content

What's hot

Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN FAIQO DIYANA
 
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Desi Ardhina
 
Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)Rahayu Pratiwi
 
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilHetty Astri
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV PersalinanIndah Widi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanAsih Astuti
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikW Theresia
 
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
Keperawatan anak  dalam konteks keluargaKeperawatan anak  dalam konteks keluarga
Keperawatan anak dalam konteks keluargaNurlina Djafar
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasDoraSinurat
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasowik15
 

What's hot (20)

Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
 
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
 
Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)
 
Lp hipospadia
Lp hipospadiaLp hipospadia
Lp hipospadia
 
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
 
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahan
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Menopause
Menopause Menopause
Menopause
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
Keperawatan anak  dalam konteks keluargaKeperawatan anak  dalam konteks keluarga
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 

Viewers also liked

Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapipotterkumaidi
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitahoshirami
 
Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan pjj_kemenkes
 
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...Aftina Eka R
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan pjj_kemenkes
 
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...nor rahmah
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 

Viewers also liked (9)

Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapi
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanita
 
Midwifery of canada
Midwifery of canadaMidwifery of canada
Midwifery of canada
 
Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan
 
Klimakterium
KlimakteriumKlimakterium
Klimakterium
 
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
 
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 

Similar to MENOPAUSE

Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
klimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxklimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxssuser25fcab
 
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21ikhwan215
 
Kesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansiaKesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansiaGilang Emon
 
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasPoltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasSii AQyuu
 
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptxNikmatulNikmah
 

Similar to MENOPAUSE (20)

Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
 
klimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxklimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptx
 
Menopause
MenopauseMenopause
Menopause
 
Menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
 
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis AKPER PEMKAB MUNA
 
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
Daur mesntruasi chaidarwarianto_21
 
Usia Lanjut
Usia Lanjut Usia Lanjut
Usia Lanjut
 
Menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Menopause dan Mitos
Menopause dan MitosMenopause dan Mitos
Menopause dan Mitos
 
Menopause
MenopauseMenopause
Menopause
 
Menopause
MenopauseMenopause
Menopause
 
Chapter ii 10
Chapter ii 10Chapter ii 10
Chapter ii 10
 
Kesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansiaKesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansia
 
Menopause new
Menopause newMenopause new
Menopause new
 
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasPoltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
 
Menopause AKPER PEMKAB MUNA
Menopause AKPER PEMKAB MUNA Menopause AKPER PEMKAB MUNA
Menopause AKPER PEMKAB MUNA
 
Menopause.ppt
Menopause.pptMenopause.ppt
Menopause.ppt
 
Menopause AKPER PEMKAB MUNA
Menopause AKPER PEMKAB MUNA Menopause AKPER PEMKAB MUNA
Menopause AKPER PEMKAB MUNA
 
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

MENOPAUSE

  • 1. ASKEP KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE BAB I KONSEP MEDIS A. DEFENISI Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang seorang wanita takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah menopause inilah yang sering disebut sebagai ‘masa senja’ atau masa klimakterium. Istilah menopause seringkali disalah-artikan dengan klimakterium Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non- reproduktif. Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003, hal 1) Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. (Baziad, 2003, hal 1). Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir. (Kasdu, 2002, hal 2 ). Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 ). Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40 – 65 tahun. B. MASA – MASA KLIMAKTERIUM
  • 2. 1. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur. 2. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun. a. Tanda dan gejala Tidak mendapat haid Hot flush, berdebar-debar, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, mudah tersinggung, vertigo, cemas, depresi, insomnia, keringat pada malam hari, pelupa, tidak dapat berkonsentrasi, penambahan BB. Tanda khas kulit merah dan hangat terutama pada kepala dan leher, kapan saja selama beberapa detik sampai 2 menit diikuti menggigil, kedinginan. Kulit genetalia, dinding vagina, uretra menipis dan lebih kering sehingga mudah terjadi iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium mengecil/atrofi. Bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh akibat menurunnya kadar estrogen dan efek androgen dalam sirkulasi yang tidak terimbangi. Osteoporosis pada sekitar 25 % wanita dalam waktu 15 – 20 bulan setelah menopause. Varney. H, 2007: 306 adalah: Perubahan Pola Perdarahan Pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah dan durasi aliran menstruasi, menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti. Beberapa wanita akan mengalami menstruasi yang lebih sering atau lebih berat, hal ini biasanya refleksi dan produksi estrogen folikuler yang terus-menerus dengan atau tanpa ovulasi Hot flash Periode berulang dan sementara terjadinya kemerahan, berkeringat, dan perasaan panas, sering kali disertai palpitasi dan perasaan ansietas, dan kadang-kadang diikuti dengan demam. Gangguan tidur Masalah tidur yang berkaitan dengan menopause mungkin berkaitan dengan hot flash. Wanita menopause dengan keluhan hot flash berat beresiko gangguan tidur. Perubahan Atropik
  • 3. Efek jangka panjang penurunan kadar estrogen termasuk penipisan epitelium vagina dan serviks, lapisan kapiler menjadi lebih tampak sebagai kemerahan yang terputus-putus. Ukuran serviks biasanya mengecil dengan menurunnya produksi mukus yang dapat menyebabkan disparenia. Traktus urinarius juga menunjukkan perubahan setelah menopause. Gejalanya dapat meliputi kering atau gatal pada vulva dan vagina atau dispareunia. Perubahan Psikofisiologis Trias gejala psikologis yang sering kali disebut dalam hubungannya dengan menopause adalah depresi alam perasaan, insomnia, dan penurunan minat seksual. Terdapat perbedaan antara insomnia sejati dengan perubahan tidur yang dikaitkan dengan keringat malam berlebihan. Hilangnya libido dapat dipengaruhi sejumlah faktor termasuk peningkatan depresi atau ansietas. Perubahan Berat Badan Menopause seringkali dianggap sebagai penyebab peningkatan berat badan pada wanita usia paruh baya. Rekomendasi untuk meningkatkan olahraga dan diet sehat yang meliputi pengawasan asupan kalori dan lemak harus dibuat untuk wanita seiring pertambahan usia mereka. Perubahan Kulit Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubahan fungsi pelindung, penipisan, dan penurunan penyembuhan luka. Seksualitas Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia wanita, maka minat seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas wanita yang mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan dalam hasrat seksual, kesenangan erotik, atau orgasme dan penurunan potensi seksual lebih sedikit pada wanita dibanding pria selama proses penuaan. Perubahan Fungsi Tiroid Disfungsi tiroid menjadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia wanita. b. Faktor – faktor yang mempengaruhi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopause (Baziad. A, 2003) yaitu: Status gizi
  • 4. Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal bisa dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, serta mengonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang, atau pepaya (Baziad. A, 2010). Sosial ekonomi Menopause dipengaruhi oleh status ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi. 3. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid. C. ETIOLOGI Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen. Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium semakin menurun.
  • 5. Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik. Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20- 150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-beda bergantung pada: 1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium. Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis). 2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan klimakterik. 3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan membe-rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik. D. PATOFISIOLOGI Seiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu untuk berstimulasi periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium tidak memproduksi progesterone dalam jumlah yang bermakna. Estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi
  • 6. androsteredion dalam sirkulasi. penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang. Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan atrofi gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya. Namun wanita pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan fungsi ovarium, misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan estrogen akan merupakan reaksi psikologis terhadap dampak menopause. E. MANIFESTASI KLINIS Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan. Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap. Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan. Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya mencakup: iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal, penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena status fisis dari mukosa vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik dapat menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, taknyaman fisis, dan hilang minat seksual. Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal tersebut mengurangi kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah ketidakseimbangan emosi wanita tersebut).
  • 7. Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi, mudah cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh gejala menopause mencakup : masalah psikosomatik yang telah ada yang diperkuat oleh gejolak panas, pola tidur yang diganggu oleh keringat malam, penurunan libido karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan dispareunia. Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekular, menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan tulang keropos. Meskipun kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa tulang dengan proses menua, jarang bagi pria mengalami gejala osteoporosis sebelum usia 70. F. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan umum Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah klimakterik dan menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja. Tujuan pengobatan dengan estrogen bukanlah memperlambat terjadinya menopause, melainkan memudahkan wanita-wanita tersebut memasuki masa klimakterium. Hubungan pribadi yang baik, saling percaya antara suami-istri, maupun antara dokter-penderita akan memberikan harapan yang besar akan kesembuhan. Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan yang terbaik. Psikoterapi superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong. 2. Pengobatan hormonal Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan defisiensi estrogen. Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekurangan estrogen, sehingga dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen, meski bukan tanpa risiko. Pada masa lalu, estrogen diberikan untuk selang waktu yang singkat dan kemudian berangsur- angsur dikurangi sehingga gejolak panas sirna. Konsep ini tidak berlaku lagi. Seorang wanita yang mengalami gejala-gejala menopause telah mengidap defisiensi estrogen dan akan tetap begitu sepanjang hayatnya. Defisiensi estrogen jangka panjang dapat menyebabkan berkembangnya osteoporosis, penyakit jantung aterosklerotik, dan mungkin perwujudan psikogenik. Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena tujuan nyata dari estrogen- pengganti adalah tidak hanya untuk meredakan gejala-gejala vasomotor melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti osteoporosis dan ateroskletosis. G. PENCEGAHAN
  • 8. 1. Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-inflamasi, seperti whole grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, dan memasak dengan minyak zaitun. Hindari konsumsi makanan yang mengandung trans fat, seperti margarin. 2. Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah deposit lemak. 3. Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena bersifat pro-inflamasi dan merusak jaringan yang sehat. 4. Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh. 5. Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses inflamasi kronik BAB II ASKEP MENOPAUSE A. Pengkajian Biodata 1. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 55 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status Perkawinan : Menikah Alamat : Jl. Poros KDI-KLK No. 124 Riwayat Kesehatan Saat Ini 1. Keluhan Utama Klien mengeluh tidak haid 2. Riwayat Penyakit
  • 9. Klien mengeluh tidak haid selama 3 bulan, disertai dengan perasaan tidak enak, seperti rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah (hot flushes), merasa nyeri di sekitar vagina bila berhubungan sehingga ia sering menolak bila diajak berhubungan oleh suaminya. Beberapa bulan sebelum tidak mendapat haid, klien mengungkapkan haidnya tidak teratur. Riwayat Kesehatan Masa Lalu 1. Klien tidak pernah mengalami kelainan haid (seperti dysmenarhoe, menoraghi, metrorhagia, dll.), penyakit kelamin, tumor, dll. 2. Klien pertama kali haid (menarche) pada umur 14 tahun. 3. Klien tidak pernah abortus/keguguran, semua persalinan dibantu oleh dukun Riwayat Obstetrik G : 5 P : 5 A : - H : 3 Riwayat Kesehatan Keluarga 1. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit kelamin, tumor pada organ genetalia. Riwayat Psikospritual 1. Klien merasa cemas dan selalu menanyakan keadaannya apa mungkin ia hamil lagi atau apa ia sudah menopause. 2. Harapan klien: klien berharap dapat mengetahui penyebab ia tidak haid. 3. Konsep diri: klien merasa malu bila ia hamil lagi, tapi bila ia hanya menopause, ia dapat menerima keadaannya karena ia memang sudah tua. 4. Hubungan dengan keluarga: baik, klien tinggal bersama suami, anak-anaknya telah menikah semuanya, keluarga sering menjenguknya terutama pada hari raya. 5. Hubungan dengan masyarakat: baik, klien sering ikut dalam kegiatan masyarakat di sekitar rumahnya. 6. Kegiatan keagamaan: klien rajin shalat 5 waktu, sering ikut pengajian di mesjid dekat rumahnya. Kebutuhan dasar 1. Pola makan Klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk, buah, nafsu makan baik, makanan yang disukai nasi goreng
  • 10. 2. Pola minum Klien minum ± 6 – 8 gelas/hari (1500 – 2000 cc) dengan minuman kesukaan teh. 3. Pola eliminasi a. Eliminasi miksi Klien miksi lancar dengan frekuensi ± 4 – 5 x/hari (± 1000 – 1500 cc).Tidak ada kelainan saat klien miksi. b. Eliminasi defekasi Klien defekasi 1x/hari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan sakit saat defekasi. 4. Pola tidur Klien tidur malam pukul 21.00 – 05.00 Klien tidur siang pukul 13.00 – 15.30 Klien mengalami kesulitan tidur, yaitu klien sering terbangun dan tidak dapat tidur nyenyak karena hot flash ( perasaan panas dan berkeringat ). Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum - Perubahan mood terjadi karena merasa tidak enak badan - Vital sign: T: 120/90 mmHg P: 24 x/menit N: 84 x/menit Suhu: 37,5 ºC 2. Kulit: mulai keriput, tidak ada lesi, kemerahan. 3. Kepala: simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, kulit kepala bersih, rambut mulai beruban. 4. Muka: tampak cemas, kemerahan, hangat, tumbuh bercak-bercak kecoklatan. 5. Mata: ikterus (-), pupil isokhor kiri dan kanan, anemis (-), palpebra hitam 6. Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak terganggu. 7. Hidung: bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (-) tidak ditemukan darah/cairan keluar dari hidung. 8. Mulut: bibir agak kering, sianosis (-), lidah dapat dijulurkan dengan maksimal dan dapat bergerak bebas. 9. Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dapat digerakkan dengan bebas.
  • 11. 10. Dada: bentuk dan gerakan simetris, tidak ada nyeri tekan. 11. Abdomen: tidak ada pembesaran hati, limpa 12. Tungkai/ekstremitas: simetris kiri dan kanan, dapat melakukan aktivitas dengan baik 13. Kuku: pendek, bersih C. Intervensi 1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual ditandai dengan: DS: - Klien mengeluh nyeri saat berhubungan - Klien mengeluh sering menolak bila diajak berhubungan. Tujuan: Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi tindakan keperawatan dengan kriteria: - Nyeri hilang bila berhubungan - Klien tidak menolak bila diajak berhubungan Intervensi:  Ciptakan lingkungan saling percaya dan beri kesempatan kepada klien untuk menggambarkan masalahnya dalam kata-kata sendiri. Rasional: kebanyakan klien kesulitan untuk berbicara tentang subjek sensitive, tapi dengan terciptanya rasa saling percaya dapat menentukan/mengetahui apa yang dirasakan pasien yang menjadi kebutuhannya.  Beri informasi tentang kondisi individu Rasional: informasi akan membantu klien memahami situasinya sendiri.  Anjurkan klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan pasangan/orang dekat. Rasional: komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian atau masalah dan meningkatkan diskusi dan resolusi.  Diskusikan dengan klien tentang penggunaan cara/teknik khusus saat berhubungan (misalnya: penggunaan minyak vagina) Rasional: mengurangi kekeringan vagina yang dapat menimbulkan rasa sakit dan iritasi, sehingga meningkatkan kenyamanan dalam berhubungan.
  • 12.  Kolaborasi dengan dokter. Beri obat sesuai indikasi Estrogen pengganti Rasional: memulihkan atrofi genetalia, kekeringan vagina, uretra. 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash ditandai dengan : DS : - klien mengeluh sering terbangun saat tidur karena perasaan panas dan berkeringat DO : - tampak hitam pada palpebra Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, pola tidur klien normal. Dengan kriteria hasil : - Klien tidak sering terbangun saat tidur - Palpebra tidak hitam Intervensi Mandiri :  Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat Rasional :Pakaian yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat keringat berlebih  Anjurkan klien untuk menghindari makanan berbumbu, pedas, dan goreng-gorengan, alkohol Rasional :Mengurangi rasa tidak nyaman  Anjurkan klien untuk menghindari beraktivitas di cuaca yang panas Rasional : Menghindari trigger yang mencetuskan hot flash  Anjurkan klien untuk mencuci muka saat hot flashes terjadi Rasional : Mengurangi rasa panas dan keringat berlebih Kolaborasi :  Pemberian estrogen 3. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses penyakit, di tandai dengan : DS : - Klien merasa cemas dengan keadaannya
  • 13. DO : - Klien tampak cemas Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, cemas berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: - Klien merasa rileks - Klien dapat menerima dirinya apa adanya Intervensi : Kaji tingkat ketakutan dengan cara pendekatan dan bina hubungan saling percaya Rasional :Hubungan saling percaya mempermudah klien dalam megungkapkan perasaannya Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta menjauhkan benda-benda berbahaya Rasional :Lingkungan yang nyaman dan aman dapat mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan  Libatkan klien dan keluarga dalam prosedur pelaksanaan dan perawatan Rasional :Klien dan keluarga harus dijadikan sebagai subjek, jangan dijadikan sebagi objek Ajarkan penggunaan relaksasi Rasional :Teknik relaksasi dapat menurunkan tingkat kecemasan Beritahu tentang penyakit klien dan tindakan yang akan dilakukan secara sederhana. Rasional :Membantu klien dalam kegaitan mandiri 4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan: DS: - Klien merasa tidak enak/nyaman dengan keadaannya sekarang. DO: - Klien sering bertanya tentang keadaannya - Klien tampak cemas, gelisah Tujuan: dalam waktu 40 menit klien mengungkapkan pengetahuannya bertambah dengan kriteria:
  • 14. - Klien tahu penyebab keadaan saat ini - Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya - Klien tidak bertanya-tanya tentang keadaannya - Klien tampak ceria Intervensi:  Kaji tingkat pengetahuan klien tentang keadaannya Rasional: menentukan sampai di mana tentang pengetahuan klien tentang keadaannya/proses menopause  Beri penjelasan tentang proses menopause, penyebab, gejala menopause. Rasional: memberi pengetahuan pada klien tentang menopause  Beri penjelasan pada klien tentang proses pengobatan. Rasional: terapi pengganti estrogen tidak mengembalikan siklus haid normal tapi dapat menurunkan/menghilangkan gejala penyebab dari menopause seperti: memulihkan atrofi genetalia dan perubahan dinding uretra, menghilangkan hot flushes, dll.Terapi progesterone dan estrogen diberi secara siklik untuk meniru siklus endometrium.  Diskusikan tentang perlunya pengaturan/diet makanan, penggunaan suplemen. Rasional: meningkatkan kesehatan dan mencegah osteoporosis. Diposkan oleh Nisya Chubby di 01:02 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Tidak ada komentar: s