1. TUGAS ETIKA PROFESI
FIELD SUPERVISOR
Disusun Oleh :
1. Bachtiar Sumantri (1215031014)
2. Bella Nurbaitty Shafira (1215031016)
3. Desi Purnama Sari (1215031019)
4. Dika Fauzia (1215031022)
5. Fahreza Abi Hakim (1215031028)
6. Gifinri Pratama Sinaga (1215031034)
7. Gusti Robiatul Adawiyah (1215031036)
8. Novitiyono Wisnu H (1215031054)
9. Risdawati Hutabarat (1215031064)
10. Windu Nur Hardiranto (1215031077)
11. Windy Selviana (1215031078)
12. Yogi Aldino (1215031080)
2. Penyelia atau lebih dikenal dengan istilah
Inggrisnya supervisor adalah seseorang yang diberikan
tugas dalam sebuah perhimpunan perusahaan sebagaimana
ia mempunyai kuasadan wewenang untuk mengeluarkan
perintah kepada rekan kerja bawahannya.
Kata "supervisor" berasal dari bahasa Inggris yang
berarti, seseorangyang menyelia atau yang mempunyai
wewenang untuk memberi arahan, atau bisa juga
berarti suatu tata cara yang mengendalikan pelaksanaan
tatacara lainnya.
Field Supervisor bisa juga disebut sebagai koordinator
lapangan
3. Peran kerja supervisor berada di level
tengah, yaitu di antara para atasan pembuat
kebijakan dan di antara para staf pelaksana
rutinitas di lapangan
Supervisor adalah level kepemimpinan yang
tidak boleh membuat kebijakan yang
bersifat strategis, tapi hanya
menerjemahkan dan meneruskan kebijakan
strategis atasannya kepada para bawahan
untuk dikerjakan secara efektif dan
produktif
4. Oleh karena itu, seorang supervisor harus memiliki
kompetensi berkualitas tinggi yang mencakup
keterampilan membangun relasi di antara atasan dan
bawahan.
Keterampilan terhadap fungsi dan peran kerja agar
- mampu bekerja secara optimal
- kreatif
- efektif
- berkualitas
- produktif
- efisien
- Bersinergi
- cerdas melakukan supervisi terhadap bawahan
- keterampilan kecerdasan emosional dan mind set positif.
5. Tugas Koordinator Lapangan/ Field Supervisor:
1. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan sepak
terjang pelaksanaan di lapangan.
2. Berkewajiban mencari lahan, tenaga kerja dan
sistem kerja (antara penanggung jawab dengan
pelaksana/penggarap dan konsultan).
3. Mengkoordinir keseluruhan proses produksi.
4. Bertanggung jawab terhadap kecukupan sarana
produksi.
6. Untuk mencapai tujuannya seorang field supervisor perlu
menjalankan proses manajemen dengan baik guna mencapai
suatu tujuan, yaitu dengan menjalankan proses P-O-A-C
(Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) dengan
baik dan benar.
7. 1. Planning
Planning atau perencanaan adalah
kemampuan supervisor untuk membuat
sasaran-sasaran yang akan dicapai secara
periodik,
8. 2. Organizing
Organizing adalah pembagian tugas,
tanggung jawab dan wewenang kepada
setiap orang yang terlibat dalam upaya
mencapai sasaran yang telah dibuat.
Perorganisasian juga berarti mengelola
pengalokasian sumber daya yang tersedia
guna mencapai tujuan atau sasaran yang
telah direncanakan.
9. 3. Actuating
Actuating adalah upaya-upaya yang dilakukan
Supervisor untuk memotivasi seluruh anggota
tim agar Dengan kesadaran yang tinggi mau
mewujudnyatakan tujuan yang sudah
direncanakan bersama.
Pada proses actuating ini, supervisor akan
banyak berhadapan atau berinteraksi dengan
orang, yaitu para anggota atau bawahan yang
ada di unit kerjanya, dimana setiap orang
berbeda-beda karakter dan perilakunya.
10. 4. Controlling
Controlling adalah upaya supervisor untuk
memastikan apakah seluruh anggota tim
kerjanya telah berada pada ‘rel’ dari kinerja yang
diharapkan guna mencapai sasaran yang telah
ditetapkan di awal.
Controlling yang baik tidak hanya sebatas untuk
mengawasi dan menegur kesalahan para bawahan
tetapi jauh lebih penting adalah memberikan
dukungan atau bantuan agar seluruh pekerjaan
dapat kembali sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.