SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
IMPEDANSI ANTENA
(Tugas Antena dan Propagasi)
Oleh
Risdawati Hutabarat
1215031064
Oleh
Risdawati Hutabarat
1215031064
I. Pendahuluan
Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai
parameter-parameter antena tersebut dimana parameter
tersebut saling berubungan. Parameter ini biasanya digunakan
untuk menganalisa suatu antena. Adapun parameter-parameter
kinerja antena yaitu :
1. Pola Radiasi (Radiation Pattern)
2. Keterarahan (Directivity)
3. Gain
4. Polarisasi
5. Beamwidth
6. Bandwidth
7. Impedansi dan ke 8. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)
I. Pendahuluan
Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai
parameter-parameter antena tersebut dimana parameter
tersebut saling berubungan. Parameter ini biasanya digunakan
untuk menganalisa suatu antena. Adapun parameter-parameter
kinerja antena yaitu :
1. Pola Radiasi (Radiation Pattern)
2. Keterarahan (Directivity)
3. Gain
4. Polarisasi
5. Beamwidth
6. Bandwidth
7. Impedansi dan ke 8. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)
II. Impedansi Antena
Impedansi merupakan perbandingan tegangan dan arus.
Harga arus dan tegangan yang tidak sama disepanjang konduktor, maka nilai
impedansi antena yang diperoleh tidak sama disepanjang antena.
Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran
transmisi.
.
Impedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek-
obyek yang dekat dengannya. Impedansi input suatu antena adalah impedansi
pada terminalnya, jadi dapat dikatakan bahwa impedansi input merupakan
perbandingan antara tegangan dan arus diterminal input atau catu (feeder)
II. Impedansi Antena
Impedansi merupakan perbandingan tegangan dan arus.
Harga arus dan tegangan yang tidak sama disepanjang konduktor, maka nilai
impedansi antena yang diperoleh tidak sama disepanjang antena.
Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran
transmisi.
.
Impedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek-
obyek yang dekat dengannya. Impedansi input suatu antena adalah impedansi
pada terminalnya, jadi dapat dikatakan bahwa impedansi input merupakan
perbandingan antara tegangan dan arus diterminal input atau catu (feeder)
Impedansi antena terdiri dari bagain riil dan imajiner, yang dapat dinyatakan dengan :
ZA = RA + j XA (1)
Dengan ZA adalah nilai impedansi antena, Resistansi antena
(RA ), Reaktansi antena (XA ) menyatakan daya yang tersimpan
pada medan dekat dari antena.
Terdapat 2 jenis resistansi pada antena yaitu :
Loss Resistance yang menyebabkan hilangnya daya dalam bentuk energi panas.
Radiation Resistance adalah resistansi yang digunakan untuk meradiasikan
gelombang elektromagnetik.
Nilai resistansi antena merupakan penjumlahan dua tahanan yang terpisah dan
melambangkan rugi-rugi ohmic dan radiasi.
• RA = Rr + RL (2)
Dengan Rr = hambatan radiasi antena , RL= rugi-rugi tahanan antena
Impedansi antena terdiri dari bagain riil dan imajiner, yang dapat dinyatakan dengan :
ZA = RA + j XA (1)
Dengan ZA adalah nilai impedansi antena, Resistansi antena
(RA ), Reaktansi antena (XA ) menyatakan daya yang tersimpan
pada medan dekat dari antena.
Terdapat 2 jenis resistansi pada antena yaitu :
Loss Resistance yang menyebabkan hilangnya daya dalam bentuk energi panas.
Radiation Resistance adalah resistansi yang digunakan untuk meradiasikan
gelombang elektromagnetik.
Nilai resistansi antena merupakan penjumlahan dua tahanan yang terpisah dan
melambangkan rugi-rugi ohmic dan radiasi.
• RA = Rr + RL (2)
Dengan Rr = hambatan radiasi antena , RL= rugi-rugi tahanan antena
Bentuk sistem pemancaran antena dapat didefinisikan sebagai
sebuah generator, saluran transmisi dan pemancaran antena
seperti yang ditunjukkan dibawah ini,
Bentuk pemancaran antena dari generator melalui saluran-T
Bentuk sistem pemancaran antena dapat didefinisikan sebagai
sebuah generator, saluran transmisi dan pemancaran antena
seperti yang ditunjukkan dibawah ini,
Bentuk pemancaran antena dari generator melalui saluran-T
Pada gambar berikut ini akan menjelaskan bentuk pemancaran dengan
beberapa elemen dalam bentuk elemen real dan imajiner.
Bentuk pemancaran dengan beberapa elemen
Daya dapat terdisipasi melalui dua cara, yaitu karena panas
pada struktur antena yang berkaitan dengan perangkat keras
dan daya yang meninggalkan antena dan tidak kembali
(teradiasi).
Pada gambar berikut ini akan menjelaskan bentuk pemancaran dengan
beberapa elemen dalam bentuk elemen real dan imajiner.
Bentuk pemancaran dengan beberapa elemen
Daya dapat terdisipasi melalui dua cara, yaitu karena panas
pada struktur antena yang berkaitan dengan perangkat keras
dan daya yang meninggalkan antena dan tidak kembali
(teradiasi).
Generator dimodelkan sebagai sebuah sumber tegangan komplek dan
sebuah sumber impedansi komplek. Pada kasus ini, generator dapat
dihubungkan lansung menuju antena.
Bentuk pemancaran antena langsung dari sumber tegangan
Arus puncak untuk rangkaian diatas yaitu :
() (3)
(4)
Generator dimodelkan sebagai sebuah sumber tegangan komplek dan
sebuah sumber impedansi komplek. Pada kasus ini, generator dapat
dihubungkan lansung menuju antena.
Bentuk pemancaran antena langsung dari sumber tegangan
Arus puncak untuk rangkaian diatas yaitu :
() (3)
(4)
Daya radiasi oleh antena (Pr) dpt dituliskan sebagai persamaan,
(5)
Faktor ½ muncul karena arus didefinisikan sebagai harga puncak,
tanda * melambangkan komplek konjugasi
untuk nilai arus didapat
dari persamaan (6)
Daya radiasi persamaan diatas dapat kita tuliskan kembali
menjadi persamaan sebagai berikut :
(7)
Daya radiasi oleh antena (Pr) dpt dituliskan sebagai persamaan,
(5)
Faktor ½ muncul karena arus didefinisikan sebagai harga puncak,
tanda * melambangkan komplek konjugasi
untuk nilai arus didapat
dari persamaan (6)
Daya radiasi persamaan diatas dapat kita tuliskan kembali
menjadi persamaan sebagai berikut :
(7)
Daya yang terdisipasi sebagai panas (PL) dapat dituliskan :
(8)
(9)
Daya reaktif (komponen imajiner dari daya komplek) yang tersimpan pada
medan dekat antena (Px) adalah,
(10)
Daya yang terdisipasi sebagai panas (PL) dapat dituliskan :
(8)
(9)
Daya reaktif (komponen imajiner dari daya komplek) yang tersimpan pada
medan dekat antena (Px) adalah,
(10)
Dari rangkaian setara untuk sistem generator/antena, dapat
dilihat bahwa perpindahan daya maksimum terjadi pada saat,
• ZA = Zg* (11)
• RA = Rr + RL = Rg (12)
• XA = -Xg (13)
Nilai arus pada kasus ini dapat dicari dengan,
(14)
Dari rangkaian setara untuk sistem generator/antena, dapat
dilihat bahwa perpindahan daya maksimum terjadi pada saat,
• ZA = Zg* (11)
• RA = Rr + RL = Rg (12)
• XA = -Xg (13)
Nilai arus pada kasus ini dapat dicari dengan,
(14)
Daya yang diperoleh dari sumber generator yaitu :
(15)
Daya disipasi pada tahanan generator dapat kita tuliskan dalam
bentuk persamaan,
menjadi (16)
Daya yang diperoleh dari sumber generator yaitu :
(15)
Daya disipasi pada tahanan generator dapat kita tuliskan dalam
bentuk persamaan,
menjadi (16)
III. Matched Impedance
Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran
transmisi. Ketika nilai impedansi masukan sama dengan impedansi
karateristik, maka kondisi matching akan terpenuhi. Suatu keadaan disebut
matching apabila gelombang yang ditransmisikan dari saluran transmisi
keantena dapat diteruskan seluruhnya dan tidak ada gelombang yang
dipantulkan kembali.
Saluran transmisi dapat dikatakn mencapai kondisi matched apabila nilai
koefisien refleksi memiliki nilai nol (=0).
III. Matched Impedance
Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran
transmisi. Ketika nilai impedansi masukan sama dengan impedansi
karateristik, maka kondisi matching akan terpenuhi. Suatu keadaan disebut
matching apabila gelombang yang ditransmisikan dari saluran transmisi
keantena dapat diteruskan seluruhnya dan tidak ada gelombang yang
dipantulkan kembali.
Saluran transmisi dapat dikatakn mencapai kondisi matched apabila nilai
koefisien refleksi memiliki nilai nol (=0).
Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai
impedansi saluran transmisi. Ketika nilai impedansi masukan
sama dengan impedansi karateristik, maka kondisi matching
akan terpenuhi. Suatu keadaan disebut matching apabila
gelombang yang ditransmisikan dari saluran transmisi keantena
dapat diteruskan seluruhnya dan tidak ada gelombang yang
dipantulkan kembali. Saluran transmisi biasanya memiliki nilai
hambatan impedansi 50 ohm atau 75 ohm.
Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai
impedansi saluran transmisi. Ketika nilai impedansi masukan
sama dengan impedansi karateristik, maka kondisi matching
akan terpenuhi. Suatu keadaan disebut matching apabila
gelombang yang ditransmisikan dari saluran transmisi keantena
dapat diteruskan seluruhnya dan tidak ada gelombang yang
dipantulkan kembali. Saluran transmisi biasanya memiliki nilai
hambatan impedansi 50 ohm atau 75 ohm.
Antena yang mempunyai impedansi yang tidak
matching akan mengakibatkan antara lain :
• Jangkauan pemancar tidak bisa maksimal (sejauh
mungkin) sesuai dengan daya pancar pemancar
yang seharusnya
• Akan terjadi daya balik kepemancar sehingga
pemancar akan panas dan pada akhirnya akan
rusak
• Timbulnya berbagai gangguan (harmonisa) yang
berasal dari antena tersebut yang mengganggu
penerimaan antena-antena yang berada
disekitarnya, misalnya penerima radio atau televisi
disekitar pemancar tersebut.
•
Antena yang mempunyai impedansi yang tidak
matching akan mengakibatkan antara lain :
• Jangkauan pemancar tidak bisa maksimal (sejauh
mungkin) sesuai dengan daya pancar pemancar
yang seharusnya
• Akan terjadi daya balik kepemancar sehingga
pemancar akan panas dan pada akhirnya akan
rusak
• Timbulnya berbagai gangguan (harmonisa) yang
berasal dari antena tersebut yang mengganggu
penerimaan antena-antena yang berada
disekitarnya, misalnya penerima radio atau televisi
disekitar pemancar tersebut.
•
Jika sebuah antena memilik impedansi yang berbeda jauh
dengan saluran transmisi dan atau dengan pemancarnya, maka
antena tersebut tidak akan berkeja dengan maksimal.
Adapun beberapa contoh kabel saluran transmisi antara lain :
•
1. Cable 3C2V
Kabel 3C2V ini memiliki impedansi 75 ohm. Biasanya dipakai
untuk kabel penerima Televisi.
Jika sebuah antena memilik impedansi yang berbeda jauh
dengan saluran transmisi dan atau dengan pemancarnya, maka
antena tersebut tidak akan berkeja dengan maksimal.
Adapun beberapa contoh kabel saluran transmisi antara lain :
•
1. Cable 3C2V
Kabel 3C2V ini memiliki impedansi 75 ohm. Biasanya dipakai
untuk kabel penerima Televisi.
2. Cable feeder 300 ohm
Kabel feeder 300 ohm merupakan salah satu contoh kabel
balance. Biasanya digunakan untuk kabel penerima Televisi
(model antena TV yang lama)
3. Cable RG 58
Kabel RG 58 ini mempunyai impedansi 50 ohm, biasanya
dipakai untuk kabel transmisi pemancar atau VHF yang berdaya
kecil.
2. Cable feeder 300 ohm
Kabel feeder 300 ohm merupakan salah satu contoh kabel
balance. Biasanya digunakan untuk kabel penerima Televisi
(model antena TV yang lama)
3. Cable RG 58
Kabel RG 58 ini mempunyai impedansi 50 ohm, biasanya
dipakai untuk kabel transmisi pemancar atau VHF yang berdaya
kecil.
4. Cable RG 8
Kabel RG 8 ini mempunyai impedansi 50 ohm. Biasana kabel ini dipakai
untuk kabel transmisi pemancar HF atau VHF yang berdaya menengah. Ada
dua jenis kabel ini, yaitu yang mempunyai iner serabut dan iner tunggal.
5. Cable Heliax
Kabel heliax ini mempunyai impedansi 50 ohm, biasanya kabel ini digunakan
untuk kabel transmisi pemancar VHF maupun UHF yang mempunyai daya
besar.
4. Cable RG 8
Kabel RG 8 ini mempunyai impedansi 50 ohm. Biasana kabel ini dipakai
untuk kabel transmisi pemancar HF atau VHF yang berdaya menengah. Ada
dua jenis kabel ini, yaitu yang mempunyai iner serabut dan iner tunggal.
5. Cable Heliax
Kabel heliax ini mempunyai impedansi 50 ohm, biasanya kabel ini digunakan
untuk kabel transmisi pemancar VHF maupun UHF yang mempunyai daya
besar.
Harga impedansi antena perlu dikenali dalam rangka
penyesuaian impedansi (impedansi matching) terhadap
saluran transmisi yang digunakan. Jadi bila energi RF
dari radio pemancar disalurkan melalui saluran
transmisi dengan impedansi karakteristik 75 ohm
maka titik catu pada antena dicari pada impedansi yang
mendekati 75 ohm.
Harga impedansi antena perlu dikenali dalam rangka
penyesuaian impedansi (impedansi matching) terhadap
saluran transmisi yang digunakan. Jadi bila energi RF
dari radio pemancar disalurkan melalui saluran
transmisi dengan impedansi karakteristik 75 ohm
maka titik catu pada antena dicari pada impedansi yang
mendekati 75 ohm.
Terimakasih 

More Related Content

What's hot

6. Saluran Transmisi_ok.ppt
6. Saluran Transmisi_ok.ppt6. Saluran Transmisi_ok.ppt
6. Saluran Transmisi_ok.ppthendro87
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedanceampas03
 
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudoTelekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudoBeny Nugraha
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemSetyo Wibowo'
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMRizki Nugroho
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Ferdi Dirgantara
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Beny Nugraha
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amFurwadi Rider
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasiTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasiBeny Nugraha
 
Dasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiDasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiAfdan Rojabi
 
Bab 6 antena telekomunikasi
Bab 6 antena telekomunikasiBab 6 antena telekomunikasi
Bab 6 antena telekomunikasiEKO SUPRIYADI
 

What's hot (20)

6. Saluran Transmisi_ok.ppt
6. Saluran Transmisi_ok.ppt6. Saluran Transmisi_ok.ppt
6. Saluran Transmisi_ok.ppt
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedance
 
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudoTelekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistem
 
Propagasi Gelombang Langit
 Propagasi Gelombang Langit Propagasi Gelombang Langit
Propagasi Gelombang Langit
 
03. sentral telepon
03. sentral telepon03. sentral telepon
03. sentral telepon
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
 
Teori Sampling and Hold
Teori Sampling and HoldTeori Sampling and Hold
Teori Sampling and Hold
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM)
 
Chapter7 Sistem Transmisi
Chapter7 Sistem TransmisiChapter7 Sistem Transmisi
Chapter7 Sistem Transmisi
 
Qpsk
QpskQpsk
Qpsk
 
Gain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfaGain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfa
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 4 - transformasi fourier sinyal waktu ...
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasiTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
 
Dasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiDasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem Telekomunikasi
 
Buck Boost Converter
Buck Boost ConverterBuck Boost Converter
Buck Boost Converter
 
Tugas modulation AM, FM, dan PM
Tugas modulation AM, FM, dan PMTugas modulation AM, FM, dan PM
Tugas modulation AM, FM, dan PM
 
Bab 6 antena telekomunikasi
Bab 6 antena telekomunikasiBab 6 antena telekomunikasi
Bab 6 antena telekomunikasi
 

Viewers also liked

Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560Risdawati Hutabarat
 
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using WebcamDesigned Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using WebcamRisdawati Hutabarat
 
Enkapsulasi dalam Komunikasi Data
Enkapsulasi dalam Komunikasi DataEnkapsulasi dalam Komunikasi Data
Enkapsulasi dalam Komunikasi DataRisdawati Hutabarat
 
Tugas etika profesi (Field Supervisor)
Tugas etika profesi (Field Supervisor)Tugas etika profesi (Field Supervisor)
Tugas etika profesi (Field Supervisor)Risdawati Hutabarat
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)Risdawati Hutabarat
 

Viewers also liked (10)

Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
Prototype Jemuran Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560
 
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using WebcamDesigned Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
Designed Sorting Conveyor with Recognition Shape Pattern and Colour Using Webcam
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Profesionalisme dan Kode Etik
Profesionalisme dan Kode EtikProfesionalisme dan Kode Etik
Profesionalisme dan Kode Etik
 
Enkapsulasi dalam Komunikasi Data
Enkapsulasi dalam Komunikasi DataEnkapsulasi dalam Komunikasi Data
Enkapsulasi dalam Komunikasi Data
 
Tugas etika profesi (Field Supervisor)
Tugas etika profesi (Field Supervisor)Tugas etika profesi (Field Supervisor)
Tugas etika profesi (Field Supervisor)
 
Luxmeter
LuxmeterLuxmeter
Luxmeter
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
 
Pkn sebagai mpk
Pkn sebagai mpkPkn sebagai mpk
Pkn sebagai mpk
 
Sinyal Digital
Sinyal DigitalSinyal Digital
Sinyal Digital
 

Similar to Impedansi antena dan matching

induksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikinduksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikrizqi_tegar
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoYuliana Surya
 
resonansi Listrik
resonansi Listrikresonansi Listrik
resonansi ListrikAlqharomi
 
2 resonansi listrik
2 resonansi listrik2 resonansi listrik
2 resonansi listrikAlqharomi
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxAuliaARahmatika
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
 
Tugas Fisika Arus Bolak Balik
Tugas Fisika Arus Bolak BalikTugas Fisika Arus Bolak Balik
Tugas Fisika Arus Bolak Balik085292137636
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxUlfiaPerdani2
 
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikEko Supriyadi
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)noussevarenna
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianbayu dewangga
 
00000-Rangkaian Listrik Novi Malinda.pptx
00000-Rangkaian Listrik Novi Malinda.pptx00000-Rangkaian Listrik Novi Malinda.pptx
00000-Rangkaian Listrik Novi Malinda.pptxnovimalinda59
 

Similar to Impedansi antena dan matching (20)

induksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikinduksi elektromagnetik
induksi elektromagnetik
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
resonansi Listrik
resonansi Listrikresonansi Listrik
resonansi Listrik
 
2 resonansi listrik
2 resonansi listrik2 resonansi listrik
2 resonansi listrik
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Tugas Fisika Arus Bolak Balik
Tugas Fisika Arus Bolak BalikTugas Fisika Arus Bolak Balik
Tugas Fisika Arus Bolak Balik
 
Arus bolak-balik
Arus bolak-balikArus bolak-balik
Arus bolak-balik
 
Arus Bolak Balik
Arus Bolak BalikArus Bolak Balik
Arus Bolak Balik
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
14008 6-377466573892
14008 6-37746657389214008 6-377466573892
14008 6-377466573892
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
Pertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfPertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdf
 
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
 
00000-Rangkaian Listrik Novi Malinda.pptx
00000-Rangkaian Listrik Novi Malinda.pptx00000-Rangkaian Listrik Novi Malinda.pptx
00000-Rangkaian Listrik Novi Malinda.pptx
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 

More from Risdawati Hutabarat

Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...Risdawati Hutabarat
 
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Risdawati Hutabarat
 
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)Risdawati Hutabarat
 
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIF
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT  DENGAN BEBAN RESISTIFMAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT  DENGAN BEBAN RESISTIF
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIFRisdawati Hutabarat
 
Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
 Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
Macam-macam tipe Earth Tester dan SpesifikasinyaRisdawati Hutabarat
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianRisdawati Hutabarat
 
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal DigitalMakalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal DigitalRisdawati Hutabarat
 
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Analisis Kompleks Gelombang SinusoidAnalisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Analisis Kompleks Gelombang SinusoidRisdawati Hutabarat
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 

More from Risdawati Hutabarat (15)

Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
Soal dan Penyelesaian Bab 16 Efek Frekuensi (Electronics Principles Seventh E...
 
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
 
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
 
Makalah Kutub Empat
Makalah Kutub Empat Makalah Kutub Empat
Makalah Kutub Empat
 
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIF
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT  DENGAN BEBAN RESISTIFMAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT  DENGAN BEBAN RESISTIF
MAKALAH APLIKASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT DENGAN BEBAN RESISTIF
 
Makalah Motor DC
Makalah Motor DCMakalah Motor DC
Makalah Motor DC
 
Paper Generator AC
Paper Generator ACPaper Generator AC
Paper Generator AC
 
Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
 Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
Macam-macam tipe Earth Tester dan Spesifikasinya
 
Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 
Resonansi Bunyi
Resonansi BunyiResonansi Bunyi
Resonansi Bunyi
 
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal DigitalMakalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
Makalah Dasar Telekomunikasi Sinyal Digital
 
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Analisis Kompleks Gelombang SinusoidAnalisis Kompleks Gelombang Sinusoid
Analisis Kompleks Gelombang Sinusoid
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 

Recently uploaded

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenTeknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenRatihPuspitaSiwi
 
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1RifkiIntipeNerakajah
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyafaizalabdillah10
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxRahmiAulia20
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyEndarto Yudo
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 

Recently uploaded (16)

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenTeknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
 
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 

Impedansi antena dan matching

  • 1. IMPEDANSI ANTENA (Tugas Antena dan Propagasi) Oleh Risdawati Hutabarat 1215031064 Oleh Risdawati Hutabarat 1215031064
  • 2. I. Pendahuluan Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai parameter-parameter antena tersebut dimana parameter tersebut saling berubungan. Parameter ini biasanya digunakan untuk menganalisa suatu antena. Adapun parameter-parameter kinerja antena yaitu : 1. Pola Radiasi (Radiation Pattern) 2. Keterarahan (Directivity) 3. Gain 4. Polarisasi 5. Beamwidth 6. Bandwidth 7. Impedansi dan ke 8. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) I. Pendahuluan Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai parameter-parameter antena tersebut dimana parameter tersebut saling berubungan. Parameter ini biasanya digunakan untuk menganalisa suatu antena. Adapun parameter-parameter kinerja antena yaitu : 1. Pola Radiasi (Radiation Pattern) 2. Keterarahan (Directivity) 3. Gain 4. Polarisasi 5. Beamwidth 6. Bandwidth 7. Impedansi dan ke 8. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)
  • 3. II. Impedansi Antena Impedansi merupakan perbandingan tegangan dan arus. Harga arus dan tegangan yang tidak sama disepanjang konduktor, maka nilai impedansi antena yang diperoleh tidak sama disepanjang antena. Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran transmisi. . Impedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek- obyek yang dekat dengannya. Impedansi input suatu antena adalah impedansi pada terminalnya, jadi dapat dikatakan bahwa impedansi input merupakan perbandingan antara tegangan dan arus diterminal input atau catu (feeder) II. Impedansi Antena Impedansi merupakan perbandingan tegangan dan arus. Harga arus dan tegangan yang tidak sama disepanjang konduktor, maka nilai impedansi antena yang diperoleh tidak sama disepanjang antena. Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran transmisi. . Impedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek- obyek yang dekat dengannya. Impedansi input suatu antena adalah impedansi pada terminalnya, jadi dapat dikatakan bahwa impedansi input merupakan perbandingan antara tegangan dan arus diterminal input atau catu (feeder)
  • 4. Impedansi antena terdiri dari bagain riil dan imajiner, yang dapat dinyatakan dengan : ZA = RA + j XA (1) Dengan ZA adalah nilai impedansi antena, Resistansi antena (RA ), Reaktansi antena (XA ) menyatakan daya yang tersimpan pada medan dekat dari antena. Terdapat 2 jenis resistansi pada antena yaitu : Loss Resistance yang menyebabkan hilangnya daya dalam bentuk energi panas. Radiation Resistance adalah resistansi yang digunakan untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik. Nilai resistansi antena merupakan penjumlahan dua tahanan yang terpisah dan melambangkan rugi-rugi ohmic dan radiasi. • RA = Rr + RL (2) Dengan Rr = hambatan radiasi antena , RL= rugi-rugi tahanan antena Impedansi antena terdiri dari bagain riil dan imajiner, yang dapat dinyatakan dengan : ZA = RA + j XA (1) Dengan ZA adalah nilai impedansi antena, Resistansi antena (RA ), Reaktansi antena (XA ) menyatakan daya yang tersimpan pada medan dekat dari antena. Terdapat 2 jenis resistansi pada antena yaitu : Loss Resistance yang menyebabkan hilangnya daya dalam bentuk energi panas. Radiation Resistance adalah resistansi yang digunakan untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik. Nilai resistansi antena merupakan penjumlahan dua tahanan yang terpisah dan melambangkan rugi-rugi ohmic dan radiasi. • RA = Rr + RL (2) Dengan Rr = hambatan radiasi antena , RL= rugi-rugi tahanan antena
  • 5. Bentuk sistem pemancaran antena dapat didefinisikan sebagai sebuah generator, saluran transmisi dan pemancaran antena seperti yang ditunjukkan dibawah ini, Bentuk pemancaran antena dari generator melalui saluran-T Bentuk sistem pemancaran antena dapat didefinisikan sebagai sebuah generator, saluran transmisi dan pemancaran antena seperti yang ditunjukkan dibawah ini, Bentuk pemancaran antena dari generator melalui saluran-T
  • 6. Pada gambar berikut ini akan menjelaskan bentuk pemancaran dengan beberapa elemen dalam bentuk elemen real dan imajiner. Bentuk pemancaran dengan beberapa elemen Daya dapat terdisipasi melalui dua cara, yaitu karena panas pada struktur antena yang berkaitan dengan perangkat keras dan daya yang meninggalkan antena dan tidak kembali (teradiasi). Pada gambar berikut ini akan menjelaskan bentuk pemancaran dengan beberapa elemen dalam bentuk elemen real dan imajiner. Bentuk pemancaran dengan beberapa elemen Daya dapat terdisipasi melalui dua cara, yaitu karena panas pada struktur antena yang berkaitan dengan perangkat keras dan daya yang meninggalkan antena dan tidak kembali (teradiasi).
  • 7. Generator dimodelkan sebagai sebuah sumber tegangan komplek dan sebuah sumber impedansi komplek. Pada kasus ini, generator dapat dihubungkan lansung menuju antena. Bentuk pemancaran antena langsung dari sumber tegangan Arus puncak untuk rangkaian diatas yaitu : () (3) (4) Generator dimodelkan sebagai sebuah sumber tegangan komplek dan sebuah sumber impedansi komplek. Pada kasus ini, generator dapat dihubungkan lansung menuju antena. Bentuk pemancaran antena langsung dari sumber tegangan Arus puncak untuk rangkaian diatas yaitu : () (3) (4)
  • 8. Daya radiasi oleh antena (Pr) dpt dituliskan sebagai persamaan, (5) Faktor ½ muncul karena arus didefinisikan sebagai harga puncak, tanda * melambangkan komplek konjugasi untuk nilai arus didapat dari persamaan (6) Daya radiasi persamaan diatas dapat kita tuliskan kembali menjadi persamaan sebagai berikut : (7) Daya radiasi oleh antena (Pr) dpt dituliskan sebagai persamaan, (5) Faktor ½ muncul karena arus didefinisikan sebagai harga puncak, tanda * melambangkan komplek konjugasi untuk nilai arus didapat dari persamaan (6) Daya radiasi persamaan diatas dapat kita tuliskan kembali menjadi persamaan sebagai berikut : (7)
  • 9. Daya yang terdisipasi sebagai panas (PL) dapat dituliskan : (8) (9) Daya reaktif (komponen imajiner dari daya komplek) yang tersimpan pada medan dekat antena (Px) adalah, (10) Daya yang terdisipasi sebagai panas (PL) dapat dituliskan : (8) (9) Daya reaktif (komponen imajiner dari daya komplek) yang tersimpan pada medan dekat antena (Px) adalah, (10)
  • 10. Dari rangkaian setara untuk sistem generator/antena, dapat dilihat bahwa perpindahan daya maksimum terjadi pada saat, • ZA = Zg* (11) • RA = Rr + RL = Rg (12) • XA = -Xg (13) Nilai arus pada kasus ini dapat dicari dengan, (14) Dari rangkaian setara untuk sistem generator/antena, dapat dilihat bahwa perpindahan daya maksimum terjadi pada saat, • ZA = Zg* (11) • RA = Rr + RL = Rg (12) • XA = -Xg (13) Nilai arus pada kasus ini dapat dicari dengan, (14)
  • 11. Daya yang diperoleh dari sumber generator yaitu : (15) Daya disipasi pada tahanan generator dapat kita tuliskan dalam bentuk persamaan, menjadi (16) Daya yang diperoleh dari sumber generator yaitu : (15) Daya disipasi pada tahanan generator dapat kita tuliskan dalam bentuk persamaan, menjadi (16)
  • 12. III. Matched Impedance Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran transmisi. Ketika nilai impedansi masukan sama dengan impedansi karateristik, maka kondisi matching akan terpenuhi. Suatu keadaan disebut matching apabila gelombang yang ditransmisikan dari saluran transmisi keantena dapat diteruskan seluruhnya dan tidak ada gelombang yang dipantulkan kembali. Saluran transmisi dapat dikatakn mencapai kondisi matched apabila nilai koefisien refleksi memiliki nilai nol (=0). III. Matched Impedance Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran transmisi. Ketika nilai impedansi masukan sama dengan impedansi karateristik, maka kondisi matching akan terpenuhi. Suatu keadaan disebut matching apabila gelombang yang ditransmisikan dari saluran transmisi keantena dapat diteruskan seluruhnya dan tidak ada gelombang yang dipantulkan kembali. Saluran transmisi dapat dikatakn mencapai kondisi matched apabila nilai koefisien refleksi memiliki nilai nol (=0).
  • 13. Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran transmisi. Ketika nilai impedansi masukan sama dengan impedansi karateristik, maka kondisi matching akan terpenuhi. Suatu keadaan disebut matching apabila gelombang yang ditransmisikan dari saluran transmisi keantena dapat diteruskan seluruhnya dan tidak ada gelombang yang dipantulkan kembali. Saluran transmisi biasanya memiliki nilai hambatan impedansi 50 ohm atau 75 ohm. Nilai impedansi antena harus dibuat sama dengan nilai impedansi saluran transmisi. Ketika nilai impedansi masukan sama dengan impedansi karateristik, maka kondisi matching akan terpenuhi. Suatu keadaan disebut matching apabila gelombang yang ditransmisikan dari saluran transmisi keantena dapat diteruskan seluruhnya dan tidak ada gelombang yang dipantulkan kembali. Saluran transmisi biasanya memiliki nilai hambatan impedansi 50 ohm atau 75 ohm.
  • 14. Antena yang mempunyai impedansi yang tidak matching akan mengakibatkan antara lain : • Jangkauan pemancar tidak bisa maksimal (sejauh mungkin) sesuai dengan daya pancar pemancar yang seharusnya • Akan terjadi daya balik kepemancar sehingga pemancar akan panas dan pada akhirnya akan rusak • Timbulnya berbagai gangguan (harmonisa) yang berasal dari antena tersebut yang mengganggu penerimaan antena-antena yang berada disekitarnya, misalnya penerima radio atau televisi disekitar pemancar tersebut. • Antena yang mempunyai impedansi yang tidak matching akan mengakibatkan antara lain : • Jangkauan pemancar tidak bisa maksimal (sejauh mungkin) sesuai dengan daya pancar pemancar yang seharusnya • Akan terjadi daya balik kepemancar sehingga pemancar akan panas dan pada akhirnya akan rusak • Timbulnya berbagai gangguan (harmonisa) yang berasal dari antena tersebut yang mengganggu penerimaan antena-antena yang berada disekitarnya, misalnya penerima radio atau televisi disekitar pemancar tersebut. •
  • 15. Jika sebuah antena memilik impedansi yang berbeda jauh dengan saluran transmisi dan atau dengan pemancarnya, maka antena tersebut tidak akan berkeja dengan maksimal. Adapun beberapa contoh kabel saluran transmisi antara lain : • 1. Cable 3C2V Kabel 3C2V ini memiliki impedansi 75 ohm. Biasanya dipakai untuk kabel penerima Televisi. Jika sebuah antena memilik impedansi yang berbeda jauh dengan saluran transmisi dan atau dengan pemancarnya, maka antena tersebut tidak akan berkeja dengan maksimal. Adapun beberapa contoh kabel saluran transmisi antara lain : • 1. Cable 3C2V Kabel 3C2V ini memiliki impedansi 75 ohm. Biasanya dipakai untuk kabel penerima Televisi.
  • 16. 2. Cable feeder 300 ohm Kabel feeder 300 ohm merupakan salah satu contoh kabel balance. Biasanya digunakan untuk kabel penerima Televisi (model antena TV yang lama) 3. Cable RG 58 Kabel RG 58 ini mempunyai impedansi 50 ohm, biasanya dipakai untuk kabel transmisi pemancar atau VHF yang berdaya kecil. 2. Cable feeder 300 ohm Kabel feeder 300 ohm merupakan salah satu contoh kabel balance. Biasanya digunakan untuk kabel penerima Televisi (model antena TV yang lama) 3. Cable RG 58 Kabel RG 58 ini mempunyai impedansi 50 ohm, biasanya dipakai untuk kabel transmisi pemancar atau VHF yang berdaya kecil.
  • 17. 4. Cable RG 8 Kabel RG 8 ini mempunyai impedansi 50 ohm. Biasana kabel ini dipakai untuk kabel transmisi pemancar HF atau VHF yang berdaya menengah. Ada dua jenis kabel ini, yaitu yang mempunyai iner serabut dan iner tunggal. 5. Cable Heliax Kabel heliax ini mempunyai impedansi 50 ohm, biasanya kabel ini digunakan untuk kabel transmisi pemancar VHF maupun UHF yang mempunyai daya besar. 4. Cable RG 8 Kabel RG 8 ini mempunyai impedansi 50 ohm. Biasana kabel ini dipakai untuk kabel transmisi pemancar HF atau VHF yang berdaya menengah. Ada dua jenis kabel ini, yaitu yang mempunyai iner serabut dan iner tunggal. 5. Cable Heliax Kabel heliax ini mempunyai impedansi 50 ohm, biasanya kabel ini digunakan untuk kabel transmisi pemancar VHF maupun UHF yang mempunyai daya besar.
  • 18. Harga impedansi antena perlu dikenali dalam rangka penyesuaian impedansi (impedansi matching) terhadap saluran transmisi yang digunakan. Jadi bila energi RF dari radio pemancar disalurkan melalui saluran transmisi dengan impedansi karakteristik 75 ohm maka titik catu pada antena dicari pada impedansi yang mendekati 75 ohm. Harga impedansi antena perlu dikenali dalam rangka penyesuaian impedansi (impedansi matching) terhadap saluran transmisi yang digunakan. Jadi bila energi RF dari radio pemancar disalurkan melalui saluran transmisi dengan impedansi karakteristik 75 ohm maka titik catu pada antena dicari pada impedansi yang mendekati 75 ohm.