materi ini membahas tentang penanganan bencana, termasuk triage, stabilisasi pasien, transportasi medis, evakuasi, dan langkah-langkah keselamatan selama evakuasi. Dalam penanganan bencana, mitigasi bencana merupakan langkah kunci dalam penanganan bencana. Triage adalah proses pengelompokan pasien berdasarkan tingkat keparahan cedera atau penyakit, serta prioritas penanganan yang diperlukan. Stabilisasi pasien dalam konteks bencana merujuk pada upaya untuk menjaga kondisi medis pasien agar tidak memburuk dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Transportasi medis sangat penting dalam situasi bencana untuk memindahkan pasien dari lokasi bencana ke fasilitas medis yang lebih aman dan memadai. Evakuasi yang terorganisir sangat penting dalam situasi bencana untuk memindahkan orang-orang dari daerah yang terkena dampak bencana ke tempat yang lebih aman.
9. Pengertian Triage
• Triage adalah proses pengelompokan pasien berdasarkan
tingkat keparahan cedera atau penyakit, serta prioritas
penanganan yang diperlukan. Triage biasanya dilakukan pada
situasi darurat, seperti bencana alam atau kecelakaan massal,
untuk menentukan pasien mana yang harus mendapatkan
perawatan medis terlebih dahulu
10. Tujuan dan Manfaat Triage
Tujuan dari triage adalah untuk memastikan bahwa pasien yang membutuhkan perawatan
medis segera mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat. Dengan melakukan
triage, tenaga medis dapat menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat
keparahan cedera atau penyakit, sehingga dapat mengurangi risiko kematian dan
meningkatkan tingkat kesintasan pasien
11. Prinsip-prinsip Triage dalam
Penanganan Bencana
Memastikan keselamatan pasien dan tenaga medis
Menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat keparahan cedera atau
penyakit
Menggunakan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien
Melakukan triase secara cepat dan akurat
Menerapkan prinsip etika dan moral dalam penanganan pasien
13. Triage Warna
Triage warna adalah sistem
klasifikasi pasien berdasarkan
tingkat keparahan cedera atau
penyakit, yang biasanya terdiri dari
empat atau lima kategori warna.
Kategori warna merah menunjukkan pasien yang
membutuhkan perawatan segera,
kuning menunjukkan pasien yang membutuhkan
perawatan dalam waktu 1-2 jam,
hijau menunjukkan pasien yang membutuhkan
perawatan dalam waktu 2-4 jam, dan
biru menunjukkan pasien yang membutuhkan
perawatan dalam waktu lebih dari 4 jam
14. START,
JumpSTART
Metode triage adalah sistem
klasifikasi pasien berdasarkan tingkat
keparahan cedera atau penyakit,
yang dilakukan dengan menggunakan
algoritma atau protokol tertentu.
Contoh metode triage yang sering
digunakan adalah START (Simple
Triage and Rapid Treatment) dan
JumpSTART (JumpSTART Pediatric
Mass Casualty Triage)
15. cara
melakukan
triage warna
Untuk melakukan triage warna, langkah-langkah umumnya
meliputi:
• Pemeriksaan Cepat: Tenaga medis melakukan pemeriksaan kondisi umum,
tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, pernapasan), kebutuhan
medis, dan kemungkinan bertahan hidup secara singkat dan cepat
• Pemberian Warna Triage:Pasien dengan kondisi kritis yang memerlukan
pertolongan segera diberi warna merah.
• Pasien yang memerlukan perawatan dalam waktu 1-2 jam diberi warna
kuning.
• Pasien yang memerlukan perawatan dalam waktu 2-4 jam diberi warna
hijau.
• Pasien yang sudah tidak mungkin ditolong lagi diberi warna hitam
• Tindakan Selanjutnya:Pasien dengan warna merah akan langsung
diberikan tindakan medis segera.
• Pasien dengan warna kuning akan dipindahkan ke ruang tindakan dalam
waktu 1-2 jam.
• Pasien dengan warna hijau akan ditempatkan di ruang observasi untuk
perawatan dalam waktu 2-4 jam.
• Pasien dengan warna hitam hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah
tidak mungkin ditolong lagi
16. cara melakukan Metode Triage (Misalnya:
START, JumpSTART)
1. Penilaian Respirasi: Tenaga medis mengevaluasi pernapasan pasien. Jika pasien tidak bernapas, diberi tanda hitam. Jika pasien bernapas, lanjut ke langkah
berikutnya.
2. Penilaian Perdarahan: Tenaga medis mengevaluasi perdarahan pasien. Jika pasien mengalami perdarahan yang tidak terkontrol, diberi tanda merah. Jika pasien
tidak mengalami perdarahan yang tidak terkontrol, lanjut ke langkah berikutnya.
3. Penilaian Kesadaran: Tenaga medis mengevaluasi kesadaran pasien. Jika pasien tidak responsif, diberi tanda hitam. Jika pasien responsif, lanjut ke langkah
berikutnya.
1. Pemberian Warna Triage:Pasien dengan tanda merah diberi warna merah.
2. Pasien dengan tanda kuning diberi warna kuning.
3. Pasien dengan tanda hijau diberi warna hijau.
4. Pasien dengan tanda hitam diberi warna hitam.
4. Tindakan Selanjutnya:Pasien dengan warna merah akan langsung diberikan tindakan medis segera.
5. Pasien dengan warna kuning akan dipindahkan ke ruang tindakan dalam waktu 1-2 jam.
6. Pasien dengan warna hijau akan ditempatkan di ruang observasi untuk perawatan dalam waktu 2-4 jam.
7. Pasien dengan warna hitam hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak mungkin ditolong lagi.
Metode triage JumpSTART adalah metode triage yang dikhususkan untuk anak-anak dalam situasi bencana. Metode ini melibatkan penilaian pernapasan, nadi, dan
kesadaran anak, serta penggunaan kriteria usia untuk menentukan prioritas penanganan
18. Pengertian
• Stabilisasi pasien dalam konteks bencana merujuk pada upaya
untuk menjaga kondisi medis pasien agar tidak memburuk dan
memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang
diperlukan untuk kelangsungan hidup. Langkah ini penting
dalam situasi bencana untuk meminimalkan risiko kematian dan
mempersiapkan pasien untuk evakuasi atau perawatan lanjutan
19. Langkah-langkah Stabilisasi Awal
Penanganan cedera yang mengancam jiwa
Pemberian perawatan dasar seperti pemulihan jalan napas,
penghentian pendarahan, dan imobilisasi cedera tulang belakang
Prioritaskan pasien berdasarkan tingkat keparahan cedera atau
penyakit
20. Prioritas Tindakan Medis pada Korban
Bencana
• Prioritas tindakan medis pada korban bencana didasarkan pada
sistem triase, di mana pasien diklasifikasikan berdasarkan
tingkat keparahan cedera atau penyakit. Pasien dengan kondisi
kritis (misalnya, kesulitan bernapas, pendarahan tidak
terkendali) diberi prioritas pertama, diikuti oleh pasien dengan
kondisi serius dan sedang, sementara pasien dengan kondisi
ringan ditangani terakhir
21. Penanganan Cedera Utama dalam
Stabilisasi
• Penanganan cedera utama dalam stabilisasi meliputi
penanganan cedera yang mengancam jiwa, seperti gangguan
pernapasan, pendarahan tidak terkendali, dan cedera tulang
belakang. Langkah-langkah ini mencakup pemulihan jalan
napas, pemberian tekanan pada luka untuk menghentikan
pendarahan, dan imobilisasi cedera tulang belakang untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut
23. Signifikansi Transportasi Medis
• Transportasi medis sangat penting dalam situasi bencana untuk
memindahkan pasien dari lokasi bencana ke fasilitas medis
yang lebih aman dan memadai. Transportasi medis juga
diperlukan untuk memindahkan pasien antara fasilitas medis
yang berbeda jika perawatan lebih lanjut diperlukan.
Transportasi medis yang efektif dapat membantu mempercepat
penanganan pasien dan meningkatkan tingkat kesintasan
24. Metode Transportasi yang Efektif dalam
Bencana
• Ambulans darat: digunakan untuk memindahkan pasien dari
lokasi bencana ke fasilitas medis yang lebih aman dan
memadai.
• Helikopter: digunakan untuk memindahkan pasien dalam situasi
darurat yang membutuhkan penanganan segera, seperti
kecelakaan di daerah terpencil atau bencana alam yang sulit
dijangkau.
• Kapal: digunakan untuk memindahkan pasien dalam situasi
bencana yang terjadi di daerah pesisir atau pulau-pulau
terpencil
25. Peran Tim Medis dalam Transportasi
Tim medis memainkan peran penting dalam transportasi medis dalam situasi
bencana. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien
mendapatkan perawatan yang diperlukan selama transportasi, termasuk
pemantauan kondisi pasien, pemberian obat-obatan, dan tindakan medis darurat
jika diperlukan.
Tim medis juga harus memastikan bahwa pasien dipindahkan dengan aman dan
efektif
26. Faktor-faktor
yang
Perlu
Dipertimbangkan
dalam
Transportasi
Medis
Ketersediaan alat transportasi yang sesuai dengan
kondisi bencana dan kebutuhan pasien.
Ketersediaan tenaga medis yang terlatih dan
berpengalaman dalam transportasi medis.
Ketersediaan peralatan medis yang diperlukan
selama transportasi, seperti oksigen, defibrilator,
dan obat-obatan darurat.
Ketersediaan informasi yang akurat tentang kondisi
pasien dan lokasi bencana untuk memastikan
transportasi yang efektif dan aman
28. Pentingnya Evakuasi yang Terorganisir
Evakuasi yang terorganisir sangat penting dalam situasi bencana untuk
memindahkan orang-orang dari daerah yang terkena dampak bencana ke
tempat yang lebih aman.
Evakuasi yang terorganisir dapat membantu mengurangi risiko cedera dan
kematian, serta memastikan bahwa orang-orang yang membutuhkan
perawatan medis mendapatkan perawatan yang diperlukan secepat mungkin
29. Strategi Evakuasi yang Efisien
Perencanaan evakuasi
sebelum terjadinya bencana,
termasuk menentukan rute
evakuasi, lokasi tempat
pengungsian, dan sumber
daya yang diperlukan.
Penggunaan sistem
peringatan dini untuk
memberi tahu orang-orang
tentang bahaya yang akan
datang dan memberi waktu
yang cukup untuk evakuasi.
Penggunaan jalur evakuasi
yang aman dan efektif,
termasuk penggunaan
transportasi yang sesuai
dengan kondisi bencana dan
kebutuhan pasien.
Koordinasi yang baik antara
tim evakuasi dan tim medis
untuk memastikan bahwa
pasien mendapatkan
perawatan yang diperlukan
selama evakuasi
30. Peran Tenaga Kesehatan
dalam Proses Evakuasi
• Tenaga kesehatan memainkan peran penting dalam
proses evakuasi dalam situasi bencana. Mereka
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien
mendapatkan perawatan yang diperlukan selama
evakuasi, termasuk pemantauan kondisi pasien,
pemberian obat-obatan, dan tindakan medis darurat jika
diperlukan. Tenaga kesehatan juga harus memastikan
bahwa pasien dipindahkan dengan aman dan efektif
31. Langkah-
langkah
Keselamata
n Selama
Evakuasi
Mengikuti instruksi dari petugas evakuasi
dan tim medis.
Menghindari jalur evakuasi yang
berbahaya atau terhalang.
Membawa perlengkapan medis dan obat-
obatan yang diperlukan selama evakuasi.
Membawa air dan makanan yang cukup
untuk kebutuhan selama evakuasi.
Membawa dokumen penting seperti kartu
identitas, paspor, dan dokumen medis
32. langkah-langkah yang harus dilakukan
sebelum melakukan evakuasi
Segera tinggalkan gedung: Ikuti arah
tanda keluar dan gunakan tanggap
darurat untuk memastikan evakuasi
selamat
Pemantauan dan pemberian tanda:
Jangan panik dan lupa untuk
memberikan tanda kepada orang-
orang yang mengikuti Anda. Misalnya,
Anda dapat membuat tanda warna
yang berbeda untuk mengidentifikasi
korban atau pasien yang memerlukan
perhatian khusus
Pengumuman resmi: Mencari sumber
yang dapat dipercaya untuk
mendapatkan informasi awal tentang
bencana dan memberikan informasi
kepada orang-orang yang akan Anda
evakuasi
Persiapan perlengkapan: Pastikan Anda
memiliki perlengkapan medis dan
obat-obatan yang diperlukan selama
evakuasi, seperti stok busur, oksigen,
dan alat perawatan yang sesuai dengan
kondisi pasien
Pemantauan jalur evakuasi: Perhatikan
jalur evakuasi dan tempat pengungsian
yang telah dibuat oleh keluarga Anda
untuk memastikan rute yang aman dan
efektif
Pengalaman dengan aparat
berwenang: Jangan mudah terpancing
isu dengan informasi yang diterima
dari aparat berwenang, seperti banjir
atau gempa bumi