SlideShare a Scribd company logo
1 of 244
Download to read offline
Bahan Ajar
Keperawatan Gawat darurat
Penyusun :
Ns. Pipin Yunus.,S.Kep.,M.Kep
Ns. Arifin Umar, S.Kep.,M.Kep
Ns. Haslinda Damansyah, M.Kep
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya, maka Bahan Ajar
Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat bagi mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo dapat
diterbitkan.
Bahan Ajar ini disusun sebagai pedoman untuk mahasiswa dalam proses belajar dan sebagai
referensi dalam meningkatkan pengetahuan dan skill. Bahan Ajar ini diharapkan dapat
memberikan arahan bagi mahasiswa dalam pencapaian kompetensi demi menyelesaikan mata
ajar keperawatan Gawat Darurat.
Ucapan terima kasih kami kepada seluruh tim keperawatan Gawat Darurat Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan buku ajar ini.
Kami menyadari buku ajar ini masih belum sempurna, sehingga bila ada kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun dalam memperbaiki buku ini akan kami terima dengan
senang hati.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Konsep Keperawatan Gawat darurat................................................................ 1
Peran dan Fungsi Perawat UGD ...................................................................... 2
Konsep Triage ............................................................................................. 3
Mekanisme Cedera........................................................................................... 4
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat............................................................... 5
Askep Trauma Abdomen………….. ............................................................... 6
Askep Trauma Kepala...................................................................................... 7
Askep Trauma dada.......................................................................................... 8
Askep Infak Miokard…………………………. .............................................. 9
Askep Syok ......................................................................................... 10
Askep Muskuloskeletal.................................................................................... 11
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
By: Ns. Arifin Umar S.Kep, Ns, M.Kep
DEFENISI
Keperawatan gawat darurat adalah
pelayanan profesional keperawatan yang
diberikan pada pasien denga kebutuhan
urgen dan kritis.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering
digunakan untuk masalah yang tidak urgen. Yang
kemudian filosofi tentang keperawatan gawat
darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun
yang dialami pasien atau keluarga harus
dipertimbangkan sebagai kedaruratan.
SISTEM PELAYANAN GAWAT
DARURAT
Pelayanan keperawatan gawat darurat tidak
hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi
kondisi kedaruratan yang dialami pasien tetapi
juga memberikan asuhan keperawatan untukjuga memberikan asuhan keperawatan untuk
mengatasi kecemasan pasien dan kelaurga.
Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga
perawat dan tenaga medis lainnya harus memiliki
kemampuan, keterampilan, tekhnik serta ilmu
pengetahuan yang tinggi dalam memberikan
pertolongan kedaruratan kepada pasien.
TRIAGE DALAM KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Yaitu sekenario pertolongan yang akan
diberikan sesudah fase keadaan pasien.
Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus
diberi prioritas utama.
Triage dalam keperawatan gawat darurat
digunakan untuk mengklasifikasikan
keparahan penyakit atau cedera dan
menetapkan proritas kebutuhan penggunaan
petugas perawatan kesehatan yang efisien dan
sumber-sumbernya.
Standart waktu yang diperlukan untuk
melakukan triase adalah 2 – 5 menit untuk orang
dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak.
Triase dilakukan oleh perawat yang profesional
(RN) yang sudah terlatih dalam prinsip triase,
pengalaman bekerja min 6 bln di bagian UGD, dan
memilikikualisifikasi :
Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan
Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS,ENPCSertifikasi ATLS, ACLS, PALS,ENPC
Lulus Trauma Nurse Core Curriculum (TNCC)
Sertifikasi dlm kep kedaruratan
Pengetahuan tentang kebijakan
intradepartemen
Keterampilan pengkajian yg tepat, dll
SISTEM TRIASE
Spot Check
25 % UGD menggunakan sistem ini, perawat
mengkaji dan mengklasifikasikan pasien dlm
waktu 2 – 3 menit. Sistem ini memungkinkanwaktu 2 – 3 menit. Sistem ini memungkinkan
identifikasi segera.
Komprehensif
merupakan triase yg standart digunakan. Dan
didukung oleh ENA (emergency Nurse
Association) meliputi
A (Airway)
B (Breathing)
C (Circulation)
D (Dissability of Neurity)
E (Ekspose)
F (Full-set of Vital sign)
Pulse Oxymetry
Triase Two-Tier
sistem ini memerlukan orang kedua yang
bertindak sebagai penolong kedua yang
bertugas mensortir pasien untuk
dilakukan pengkajian lebih rinci.
Triase Expanded
sistem ini dapat ditambahkan ke sstemsistem ini dapat ditambahkan ke sstem
komprehensif dan two tier mencakup
protokol penanganganan:
1.Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)
2.Pemeriksaan diagnostik
3.Pemberian obat
4.Tes Lab (Darah, KGD, urinalisis, dll)
Triase Bedside
pasien dalam sistem ini tidak
diklasifikasikan triasenya, langsung
ditangani oleh perawat yang bertugas,
cepat tanpa perlu menunggu antri.
KATEGORI/KLASIFIKASI TRIASE
61% menggunakan 4 kategori
pengambilan keputusan yaitu dengan
menggunakan warna kartu/status sebagaimenggunakan warna kartu/status sebagai
tanda klasifikasi yaitu Merah (emergen),
Kuning (Urgent), hijau (non urgen), Hitam
(expectant)
Merah (Emergent)
Yaitu korban-korban yang membutuhkan
stabilisasi segera. Yaitu kondisi yang
mengancam kehidupan dan memerlukan
perhatian segera.
Contoh:
syok oleh berbagai kausa
Gangguan pernafasan
Trauma kepala dengan pupil anisokor
Perdarahan eksternal masif
Kuning (Urgent)
Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi
perawatan dapat ditunda sementara. Kondisi yang merupakan
masalah medis yang signifikan dan memerlukan
penatalaksanaan sesegera mungkin. Tanda-tanda vital klien
ini masih stabil.
Contoh:
Fraktur multiple
Fraktur femur/pelvis
Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen berat)
Luka bakar luas
Gangguan kesadaran/trauma kepala
Korban dengan status yang tidak jelas.
Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus,
pengawasan ketat terhadap kemungkinan timbulnya
komplikasi dan diberikan perawatan sesegera mungkin.
Hijau (Non urgent)
Yaitu kelompok korban yang tidak
memerlukan pengobatan atau pemberian
pengobatan dapat ditunda. Penyakit ataupengobatan dapat ditunda. Penyakit atau
cedera minor
Contoh:
Fraktur minor
Luka minor
Luka bakar minor
Hitam (Expectant)
Korban yang meninggal dunia atau
yang berpotensi untuk meninggal
dunia.dunia.
6 % memakai sistem empat kelas yaitu:
1.Kelas I: Kritis (mengancam jiwa, ekstremitas,
penglihatan atau tindakan segera)
2.Kelas II: Akut (terdapat perubahan yang signifikan,
tindakan segera mungkin)
3.Kelas III: Urgen (signifikan, tindakan pada waktu
yang tepat)
Kelas IV: Non urgen ( tidak terdapat resiko yang4.Kelas IV: Non urgen ( tidak terdapat resiko yang
perlu segera ditangani)
10% digunakan sistem 5 tingkat
yaitu
Tingkat Akuitas Waktu
penanganan
dan mengkaji
ulang
Contoh
1 Kritis Segera Henti jantung
2 Tidak stabil 5 – 15 menit Fraktur mayor
3 Potensial tidak
stabil
30 – 60 menit Nyeri abdomen
4 Stabil 1 – 2 jam Sinusitis
5 Rutin 4 jam Pengangkatan
jahitan
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
Pengkajian (PQRST)
Provokes (pemicu)
Quality (kualitas)
Radiation (penyebaran)Radiation (penyebaran)
Severity (intensitas)
Time (Waktu)
Treatment (penanganan)
Ditambah dengan riwayat alergi, obat2an
terahir, imunisasi, haid terahir, setelah itu
baru dklasifikasikan
Tipsord-Klinkhammer dan Adreoni
menganjurkan OLD CART
Onset of system (awitan gejala)
Location of Problem (Lokasi masalah)
Duration of symptoms (karakteristik gejala
yg dirasakan)
Aggraviting Factor (faktor yangAggraviting Factor (faktor yang
memperberat)
Relieving Factors (faktor yang
meringankan)
Treatment (penanganan sebelumnya)
Pertimbsangan pengambilan
keputusan triase
Menurut standart ENA(1999):
Kebutuhan fisik
Tumbuh kembangTumbuh kembang
Psikososial
Akses klien dalam institusi pelayanan kes
Alur pasien dalam kedaruratan
Alur Pasien UGD
Pastikan keluhan klien (cocokkan dengan apa yang
perawat lihat)
Kaji segera yang penting (HR, jika ada luka dep dengan
segera)
Kaji berdasarkan ABCD)
Kaji awitan yang baru timbul
Pantau:Setiap gejala cendrung berulang atau intensitasPantau:Setiap gejala cendrung berulang atau intensitas
meningkat
Setiap gejala yang disertai perubahan pasti lainnya
Kemunduran secara progresif
Usia
Awitan
Misteri
Keharusan pasien berbaring
Kontrol yang ketat
Diagnosa
Diagnosa keperawatan gawat darurat
adalah masalah potensial dan aktual.
Tetapi perawat tetap harus mengkaji
pasien secara berkala karena kondisi
pasien dapat berubah terus menerus.pasien dapat berubah terus menerus.
Diagnosa keperawatan bias berubah
atau bertambah setiap waktu.
Intervensi/implementasi
Intervensi yang dilakukan sesuai dengan pengkajian dan
diagnosa yang sesuai dengan keadaan pasien dan
harus dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Prioritas
ditegakkan sesuai dengan tujuan umum dari
penatalaksanaan kedaruratan yaitu untuk
memepertahankan hidup, mencegah keadaan yang
memburuk sebelum penanganan yang pasti. Prioritasmemburuk sebelum penanganan yang pasti. Prioritas
ditentukan oleh ancaman terhadap kehidupan pasien.
Kondisi yang mengganggu fungsi fisiologis vital lebih
diutamakan dari pada kondisi luar pasien. Luka di wajah,
leher dan dada yang mengganggu pernafasan biasanya
merupakan prioritas tertinggi.
Prinsip Penatalaksanaan Keperawatan Gawat
Darurat:
Memelihara jalan nafas dan menyediakan ventilasi yang adekuat,
melakukan resusitasi pada saat dibutuhkan. Kaji cedera dan
obstrusksi jalan nafas
Kontrol perdarahan dan konsekuensinya
Evaluasi dan pemulihan curah jantung
Mencegah dan menangani syok, memelihara sirkulasi
Mendapatken pemeriksaan fisik secara terus menerus, keadaan
cedara atau penyakit yang serius dari pasien tidak statiscedara atau penyakit yang serius dari pasien tidak statis
Menentukan apakah pasien dapat mengikuti perintah, evaluasi
ukuran dan aktivitas pupil dan respon motoriknya
Mulai pantau EKG, jika diperlukan
Lakukan penatalaksanaan jika ada dugaan fraktur cervikal dengan
cedera kepala
Melindungi luka dengan balutan steril
Periksa apakah pasien menggunaakan kewaspadaan medik atau
identitas mengenai alergi dan masalah kesehatan lain
Mulai mengisi lembar alur tanda vital, TD dan status neurologik
untuk mendapatkan petunjuk dalam mengambil keputusan
Evaluasi
Setelah mendapat pertolongan adekuat,
vital sign dievaluasi secara berkala,
setelah itu konsulkan dengan dokter atausetelah itu konsulkan dengan dokter atau
bagian diagnostik untuk prosedur
berikutnya, jika kondisi sudah mulai stabil
pindahkan ke ruangan yang sesuai.
Peran dan
Fungsi Perawat
Gawat Darurat
Oleh : Sobar Darmaja, S.Psi, MKM
Gawat Darurat
Ns. Arifin Umar.,M.Kep
Oleh :
Ns. Arifin Umar.,M.Kep
Perawat
Peran
Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang, sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem
Dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat
konstan
PeranPerawat
Perawat
(PP No.
Seseorang yg telah lulus dan mendapatkan ijazah dr
pendidikan kesehatan yg diakui pemerintah (PP No.
32 th 1996 ttg tenaga kesehatan )
Perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam
maupun luar negeri yang diakui Pemerintah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
(UU No. 38/2014 P 1 ayat 2)
Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
kedudukan dalam system, di mana dapatkedudukan dalam system, di mana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi
perawat maupun dariluar profesi keperawatan
yang bersipat konstan
Peran
Perawat
Pemberi
Pelayanan
Kesehatan
Manajer
Klinis
Peneliti /
Pembaharu
Perawat
Edukator
Praktik
Kolaboratif
Pemberi Pelayanan Kesehatan
Pemberi pelayanan kesehatan (direct care
provider) keperawatan langsung pada klien dan
keluarga yang mengalami masalah kesehatan
karena sakit akut, kritis dan labil, cedera.Sertakarena sakit akut, kritis dan labil, cedera.Serta
memberikan pelayanan kesehatan perawatan
langsung pada keluarga, kelompok pasien dan
masyarakat yang membutuhkan karena
menglami masalah kesehatan tersebut karena
berbagai sebab.
Manajer Klinis
Manajer klinis (leadership); perawat gawat
darurat dapat berperan sebagai administrator
atau manajer klinik unit gawat darurat yang
bekerja untuk meningkatkan pelayananbekerja untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan gawat darurat
Edukator (Pendidik)
Pendidik (educator); perawat gawat darurat
berperan sebagai pemimbing klinik pada peserta
didik keperawatan dan dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan cederapeningkatan kesehatan dan pencegahan cedera
atau injury melalui program pendidikan
kesehatan kepada masyarakat
Peneliti
Peneliti (researcher); perawat gawat darurat
berperan sebagai peneliti di area kesehatan
terkait pelayanan gawat darurat.terkait pelayanan gawat darurat.
Praktik Kolaborator
Praktik kolaboratif (collaborative practice
berperan untuk membangun koalisi antar
profesi dan melakukan praktik kolaboratif untuk
mengoptimalkan hasil dan pelayanan klinis yangmengoptimalkan hasil dan pelayanan klinis yang
diberikan
Fungsi Perawat
• Fungsi adalah suatu pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai dengan
perannya.
• Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan• Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan
ke keadaan yang lain
Fungsi
Perawat
Fungsi
Perawat
IndependenIndependen MandiriMandiri
DependenDependen
Intruksi dari
perawat lain
Intruksi dari
perawat lainPerawatPerawat
DependenDependen
perawat lainperawat lain
InterdependenInterdependen
Kerjasama dg tim
kesehatan lain
Kerjasama dg tim
kesehatan lain
Fungsi Independent
Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya
dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhanmelakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis
(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,
pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta
mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi
diri.
Fungsi Dependen
• Merupakan fungsi perawat dalam
melaksanakan kegiatan atas pesan atau
instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian
tindakan pelimpahan tugas yang di berikan.tindakan pelimpahan tugas yang di berikan.
Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat
spesialis kepada perawat umum atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.
Fungsi Interdependen
• Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang
bersifat saling ketergantungan di antara tim satu
dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi
apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja
sama tim dalam pemberian pelayanan sepertisama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penderita yang mempunyapenyakit kompleks.
Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim
perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
yang lainnya.
TRIAGE
------------------------
TRIAGE SYSTEM
1 / 19
Ns. Arifin Umar, M.Kep
KEPERAWATAN GADAR
TRIAGE
TRIAGE : Adl.cara penseleksian korban berdasarkan
skala prioritas kebutuhan therapi korban
dgn.sumber daya yg.tersedia.
2 / 19
TRIAGE- Juga berlaku untuk penseleksian korban
untuk rujukan ke Rumah Sakit &
penanganannya.
GAWAT DARURAT MEDIK :
• Ialah Peristiwa yg.menimpa seseorang
dgn.tiba-tiba yg.dapat membahayakan jiwa,
sehingga memerlukan tindakan medik
dengan; segera, cepat & tepat.
3 / 19
REMEMBER !!!
“ Triage is not a waste of time “
KEBERHASILAN PENANGANAN KORBAN
MASSAL DGN.TRIAGE SYSTEM
Tergantung dari = :
• 1. ORGANISASI ( Struktural tugas )
• 2. FASILITAS ( Sarana & Prasarana )
• 3. KOMUNIKASI ( Alat, Jejaring & Prosedur )
• 4. DATA ( Sumber Daya Manusia )
4 / 19
• 4. DATA ( Sumber Daya Manusia )
• 5. PENANGANAN Operasional :
- Pra- Rumah Sakit
- Intra Rumah Sakit
- Antar Rumah Sakit
TAHAP KEGIATAN / PENANGANAN
Dengan “ TRIAGE SYSTEM “
I. AWARENESS STAGE ( Tahap Siaga )
Tahap mengetahui adanya Bencana
II. INITIAL ACTION STAGE ( Tahap aksi awal )
Tahap pengolahan informasi Pengiriman team Adju
5 / 19
III. PLANING STAGE ( Tahap perencanaan )
Pecatatan data lapangan : Brp.korban ? Brp.keb.ambulan ?
Logistik ? , Tenaga medik / Non medik ? Dll.
IV. OPERASIONAL STAGE ( Tahap operasional )
V. FINAL STAGE ( Tahap akhir tugas )
- Pencatatan & Pelaporan - Evaluasi
BENCANA
• BENCANA =
Peristiwa / Kejadian pd.suatu daerah yg. mengakibatkan kerusakan
ekologi,kerugian kehidupan manusia serta memburuknya
kesehatan & pelayanan kes. yg.bermakna shg.memerlukan bantuan
luar biasa dari pihak luar
( W.H.O )
6 / 19
( W.H.O )
• BENCANA = Suatu kejadian secara alami maupun ulah
manusia,terjadi secara mendadak / ber -
angsur-angsur ,menimbulkan akibat yg.me
rugikan shg.masyarakat dipaksa melaku
kan tindakan penanggulangan.
( BAKORNAS PBP )
KLASIFIKASI – BENCANA :
• BENCANA TK.I : KORBAN < 50 ORANG
• BENCANA TK.II: KORBAN 51-100 Org.
7 / 19
• BENCANA TK.II: KORBAN 51-100 Org.
• BENCANA TK III: KORBAN 101-300 Org
• BENCANA TK IV: KORBAN > 300 Org.
PRIORITAS PENANGANAN KEDARURATAN
PD.KEADAAN BENCANA / TRIAGE SYSTEM
1. PRIORITAS : I ( WARNA MERAH )
- Henti nafas
- Henti jantung
8 / 19
- Henti jantung
- Perdarahan besar
- Tidak sadar
- Luka terbuka di dada & perut
- Fraktur pd.daerah : * Pelvis, Dada, Cervical
- Syock
- Luka bakar ( yg.mengenai air way ).
2. PRIORITAS : II ( WARNA KUNING )
• Luka Bakar luas : grade II > 30 %
grade III > 10 %
• Luka Bakar pd.daerah vital : Kemaluan, Air way Dll.
• Perdarahan besar
• Fraktur Spinal
9 / 19
• Fraktur Spinal
• Luka di Kepala / Subdural hematom dengan :
- muntah
- perdarahan telinga / mulut / hidung
- nadi < 60 x / menit
- nafas tidak teratur
- lemah, reflek < , rangsangan - / <
3. PRIORITAS : III ( WARNA HIJAU )
• Fraktur ringan dgn. Perdarahan <<
• Lacerasi / benturan ringan
• Histeris
10 / 19
• Luka bakar ringan
• Sadar
4. PRIORITAS : IV
( WARNA PUTIH/ HITAM ) HOPELESS
• Luka Bakar grade II / III > 40 %
• Multiple Injury pd : Kepala, Dada & Cervical
• Trauma kepala dgn.otak keluar
11 / 19
• Trauma kepala dgn.otak keluar
• Spinal injury dgn.tidak ada lagi respon/reflek
• Korban luka parah pada usia > 60 Thn
5.PRIORITAS : V ( WARNA HITAM )
• MENINGGAL DUNIA
12 / 19
KARTU TRIAGE
13 / 19
Depan Belakang
KARTU TRIAGE
14 / 19
IM : ……… SC : ………
Depan Belakang
KOMUNIKASI PD.KEADAAN BENCANA
YANG HARUS DIKETAHUI :
• 1. Hindari sedapat mungkin pemakaian telephone / cadangkan no.
khusus untuk masuk ke unit anda.
2. Monitor dgn.baik pesawat telephone / Radio komunikasi ,
hindari hal yg.tidak perlu krn.jalur komunikasi sangat diper-
lukan unt.hal yang bersifat darurat.
15 / 19
lukan unt.hal yang bersifat darurat.
3. Laporan yg.tidak terlalu perlu dpt.dilaksanakan setelah” FASE
AKUT SELESAI “ .
4. Sebaiknya laporan disampaikan melalui faximilie.
5. Gunakan kode/ singkatan , & hanya bila anda yakin bahwa
lawan bicara anda ada dalam 1 grup / atau mengerti arti kode
ataupun singkatan tersebut.
PEMAKAIAN “ SANDI “
UNTUK RADIO KOMUNIKASI
1 – 1 : Menghubungi melalui telephon
3 – 3 : Penerimaan sinyal jelek,tapi dapat dibaca
4 – 4 : Penerimaan jelek sekali
5 – 5 : Jelas / baik
8 – 4 : Test radio
8 – 6 : Mengerti
16 / 19
8 – 6 : Mengerti
8 – 7 : Sampaikan
8 – 8 : Sibuk
8 – 9 : Ingin bertemu langsung
8 – 1 - 0 : Mati / Tidak mengudara
8 – 1 – 1 : Hidup kembali / On air
8 – 1 – 2 : Mohon diulang
PEMAKAIAN “ SANDI “
UNTUK RADIO KOMUNIKASI
8 – 1 – 3 : Selamat bertugas
8 – 1 – 5 : Cuaca
8 – 1 – 6 : Waktu / Jam
10 – 2 : Ada dimana
17 / 19
10 – 2 : Ada dimana
10 – 8 : Akan ke mana
3 – 3 L : Kecelakaan Lalu Lintas yg,ada korban
3 – 3 M : Kecelakaan Lalu Lintas yg,tidak ada korban
JAYA 65 : Musibah Kebakaran
TARUNA = BERITA / PESAN
HURUF ALFABHET UNT.KOMUNIKASI
‘ SANDI ORARI ‘
. A : Alfa
B : Beta
C : Charlie
D : Delta
J : Juliet
K : Kilo
L : Lima
M : Mike
S : Sierra
T : Tanggo
U : Uniform
V : Valentine
18 / 19
D : Delta
E : Echo
F : Fox
G : Golf
H : Hotel
I : India
M : Mike
N : Nancy
O : Oscar
P : Papa
Q : Quebec
R : Romeo
V : Valentine
W : Whisky
X : X-Ray
Y : Yankee
Z : Zulu
STUDY KASUS
• Telah terjadi sebuah Kecelakaan Lalu Lintas beruntun di Jalan
Tol ……, K.L.L. melibatkan :sebuah bus kota bermuatan
penumpang -+ 50 orang, 2 buah mobil pribadi Kijang
berpenumpang 5 orang & Pick up .Juga sebuah mobil tangki
bermuatan BBM Premium.
• Situasi Lokasi kejadian masih belum terkendali, Petugas yg.ada di
19 / 19
• Situasi Lokasi kejadian masih belum terkendali, Petugas yg.ada di
lokasi kejadian baru dari unit patroli petugas jalan tol.
• Terdapat sekitar 60 korban di lokasi dengan berbagai macam
kasus : - Luka Bakar, Frakture, Trauma, Syock, Perdarahan,
Tidak sadar, Histeris ,Meninggal dunia , Dll.
• TINDAKAN : Lakukan prosedur tetap, penanganan KLB tersebut
dengan peralatan yg.ada, dan dgn.Skala prioritas dan
pengevakuasian korban dengan methode “ TRIAGE SYSTEM”.
SELESAI
20 / 19
MEKANISME CEDERAMEKANISME CEDERA
Ns. Arifin Umar.,M.Kep
TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS
MAHASISWA MAMPU :MAHASISWA MAMPU :
MenjelaskanMenjelaskan tigatiga dasardasar mekanismemekanisme cederacedera
yangyang disebabkandisebabkan oleholeh gerakgerak
MenjelaskanMenjelaskan mekanismemekanisme traumatrauma tumpultumpulMenjelaskanMenjelaskan mekanismemekanisme traumatrauma tumpultumpul
dandan traumatrauma tembustembus
MenjelaskanMenjelaskan implikasiimplikasi duadua bentukbentuk
terbanyakterbanyak cederacedera tembustembus
MenjelaskanMenjelaskan tigatiga benturanbenturan yangyang menyertaimenyertai
korbankorban tabrakantabrakan kendaraankendaraan bermotorbermotor
TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS
MAHASISWA MAMPU :MAHASISWA MAMPU :
MenjelaskanMenjelaskan cederacedera yangyang dapatdapat terjaditerjadi dengandengan
adaada atauatau tidaknyatidaknya pelindungpelindung keselamatankeselamatan diridiri
MenjelaskanMenjelaskan perbedaanperbedaan araharah benturanbenturan yangyang
berdampakberdampak padapada organorganberdampakberdampak padapada organorgan
MenjelaskanMenjelaskan mekanismemekanisme cederacedera tabrakantabrakan
kendaraankendaraan
MenjelaskanMenjelaskan tigatiga kriteriakriteria pemeriksaanpemeriksaan verticalvertical
deselerationdeseleration
MenjelaskanMenjelaskan tigatiga faktorfaktor yangyang berperanberperan padapada
cederacedera ledakanledakan
POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN
CederaCedera
Mekanisme yang disebabkan oleh gerakMekanisme yang disebabkan oleh gerak
Mekanisme dan penyebab trauma tumpulMekanisme dan penyebab trauma tumpul
dan trauma tajamdan trauma tajamdan trauma tajamdan trauma tajam
BentukBentuk--bentuk kecelakaan kendaraanbentuk kecelakaan kendaraan
Cedera karena benturan kaca depanCedera karena benturan kaca depan
Cedera benturan setirCedera benturan setir
Cedera dashboardCedera dashboard
POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN
Benturan dari sampingBenturan dari samping
Cedera yang terjadi akibat ditabrak dariCedera yang terjadi akibat ditabrak dari
belakangbelakang
Pejalan kaki vs kendaraanPejalan kaki vs kendaraan
Benturan kendaran kecil : sepeda motor danBenturan kendaran kecil : sepeda motor danBenturan kendaran kecil : sepeda motor danBenturan kendaran kecil : sepeda motor dan
sepedasepeda
Deselerasi cepat vertikalDeselerasi cepat vertikal
FaktorFaktor--faktor yang berperan pada cederafaktor yang berperan pada cedera
ledakanledakan
HalHal--hal penting lainnyahal penting lainnya
CEDERACEDERA
PENGERTIANPENGERTIAN
Merupakan penyakit yang mempunyai variasiMerupakan penyakit yang mempunyai variasi
musim, episode epidemi, kecenderungan masamusim, episode epidemi, kecenderungan masa
depan dan distribusi demografidepan dan distribusi demografi
Penyebab utama kematian anak dan dewasaPenyebab utama kematian anak dan dewasaPenyebab utama kematian anak dan dewasaPenyebab utama kematian anak dan dewasa
dibawah usia 45 tahun.dibawah usia 45 tahun.
Biaya yang dikeluarkan cukup mahal, lebih dariBiaya yang dikeluarkan cukup mahal, lebih dari
2 kali biaya untuk penderita jantung dan kanker2 kali biaya untuk penderita jantung dan kanker
Akibat trauma menyebabkan kematian danAkibat trauma menyebabkan kematian dan
kecacatankecacatan
BENTUK ENERGI PENYEBAB CEDERABENTUK ENERGI PENYEBAB CEDERA
Mekanik atau kinetikMekanik atau kinetik
Panas atau suhuPanas atau suhu
KimiaKimiaKimiaKimia
ListrikListrik
RadiasiRadiasi
MEKANISME CEDERAMEKANISME CEDERA
Disebabkan oleh gerak.Disebabkan oleh gerak.
Trauma tumpul dan traumaTrauma tumpul dan traumaTrauma tumpul dan traumaTrauma tumpul dan trauma
tembus.tembus.
TIGA MEKANISME CEDERA DASARTIGA MEKANISME CEDERA DASAR
Deselerasi cepat kedepanDeselerasi cepat kedepan
( rapid forward deceleration )( rapid forward deceleration )
Deselerasi cepat verticalDeselerasi cepat verticalDeselerasi cepat verticalDeselerasi cepat vertical
( rapid vertical deceleration )( rapid vertical deceleration )
Penetrasi proyektilPenetrasi proyektil ( projectile( projectile
penetration )penetration )
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKANBEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTORPADA KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR
Benturan mesinBenturan mesin ( the machine( the machine
collision)collision)collision)collision)
Benturan bodyBenturan body ( the body collision )( the body collision )
Benturan organBenturan organ ( the organ( the organ
collision)collision)
GAMBARAN CEDERA DAPATGAMBARAN CEDERA DAPAT
DILIHAT BERDASARKANDILIHAT BERDASARKAN
–– Kerusakan kendaraanKerusakan kendaraan
–– Kerusakan bagian dalamKerusakan bagian dalam–– Kerusakan bagian dalamKerusakan bagian dalam
kendaraan ( menunjukkankendaraan ( menunjukkan
benturan penumpang )benturan penumpang )
–– Cedera korban ( bagian tubuhCedera korban ( bagian tubuh
yang mengalami cedera ).yang mengalami cedera ).
TIPE BENTURAN (tabrakan)TIPE BENTURAN (tabrakan)
Tabrakan depanTabrakan depan ( the head on( the head on
collision )collision )
Tabrakan sampingTabrakan samping (lateral impact(lateral impactTabrakan sampingTabrakan samping (lateral impact(lateral impact
collision )collision )
Tabrakan belakangTabrakan belakang ( the rear end( the rear end
collision )collision )
TergulingTerguling ( the rollover collision )( the rollover collision )
CEDERA KARENA BENTURAN KACACEDERA KARENA BENTURAN KACA
DEPANDEPAN
Akibat Benturan yang Perlu DiperhatikanAkibat Benturan yang Perlu Diperhatikan
Benturan mesin : kerusakan bagian depanBenturan mesin : kerusakan bagian depan
kendaraankendaraan
Benturan bodi kendaraan: bentuk jaring labaBenturan bodi kendaraan: bentuk jaring laba--Benturan bodi kendaraan: bentuk jaring labaBenturan bodi kendaraan: bentuk jaring laba--
laba pada kaca depan ( spider web pattern ).laba pada kaca depan ( spider web pattern ).
Benturan organ : cedera otak, cedera jaringanBenturan organ : cedera otak, cedera jaringan
lunak, ( kulit kepala, muka dan leher ),lunak, ( kulit kepala, muka dan leher ),
hiperektensi/flexi tulang leher.hiperektensi/flexi tulang leher.
Dari gambar jaring labaDari gambar jaring laba--laba kaca depan danlaba kaca depan dan
memperhatikanmemperhatikan
mekanisme trauma kita harus mencurigai adanya frakturmekanisme trauma kita harus mencurigai adanya fraktur
cervikalcervikal
CEDERA BENTURAN SETIRCEDERA BENTURAN SETIR
Sering terjadi pada tabrakan depan dimanaSering terjadi pada tabrakan depan dimana
pengemudi tidak menggunakan seatbealt,pengemudi tidak menggunakan seatbealt,
pengemudi juga sering mengalami benturanpengemudi juga sering mengalami benturan
kepalanya dengan kaca depan (perlu dicurigaikepalanya dengan kaca depan (perlu dicurigaikepalanya dengan kaca depan (perlu dicurigaikepalanya dengan kaca depan (perlu dicurigai
trauma pada muka, leher, thorak dan abdomen)trauma pada muka, leher, thorak dan abdomen)
Berdasarkan konsep tiga benturan maka harusBerdasarkan konsep tiga benturan maka harus
diperiksa :diperiksa :
–– Benturan mesin : besarnya kerusakan bagian depanBenturan mesin : besarnya kerusakan bagian depan
–– Benturan bodi : kerusakan stir ( bengkok )Benturan bodi : kerusakan stir ( bengkok )
–– Benturan organ : jejas trauma pada kulit.Benturan organ : jejas trauma pada kulit.
CEDERA DASHBOARDCEDERA DASHBOARD
Terjadi pada penumpang tanpa seatbealt,Terjadi pada penumpang tanpa seatbealt,
sering menimbulkan cedera pada muka,sering menimbulkan cedera pada muka,
lutut, pelvislutut, pelvis
Berdasarkan tiga konsep benturan makaBerdasarkan tiga konsep benturan makaBerdasarkan tiga konsep benturan makaBerdasarkan tiga konsep benturan maka
perlu dicatatperlu dicatat
–– Benturan mesin : kerusakan mobilBenturan mesin : kerusakan mobil
–– Benturan bodi : Kerusakan dashboardBenturan bodi : Kerusakan dashboard
–– Benturan organ : trauma muka, trauma kepal,Benturan organ : trauma muka, trauma kepal,
hiperekstensi/flexi tulang leher, pelvic, femur,hiperekstensi/flexi tulang leher, pelvic, femur,
cedera lututcedera lutut
CEDERA DASHBOARDCEDERA DASHBOARD
Sumber : EMT-BASIC TEXTBOOK Sumber : www.medpics.findlaw.com
BENTURAN DARI SAMPINGBENTURAN DARI SAMPING
Benturan dari samping dan tabrakan dari depan,Benturan dari samping dan tabrakan dari depan,
berdasarkan mekanismenya, tabrakan sampingberdasarkan mekanismenya, tabrakan samping
menyerupai tabrakan depan, tambahnnyamenyerupai tabrakan depan, tambahnnya
terdapat pada pemindahan energi sampingterdapat pada pemindahan energi samping
Berdasrkan konsep tiga benturan akanBerdasrkan konsep tiga benturan akan
didaptakan :didaptakan :
–– Benturan mesin : kerusakan utama mobil, periksaBenturan mesin : kerusakan utama mobil, periksa
benturan tempat pengemudi dan penumpangbenturan tempat pengemudi dan penumpang
–– Benturan bodi : kerusakn pintu (sandaran tanganBenturan bodi : kerusakn pintu (sandaran tangan
bengkok, pintu melengkung keluar atau kedalam)bengkok, pintu melengkung keluar atau kedalam)
–– Benturan organ terdapat berbagai kemungkinanBenturan organ terdapat berbagai kemungkinan
CEDERA YANG SERING TERJADI PADACEDERA YANG SERING TERJADI PADA
BENTURAN SAMPINGBENTURAN SAMPING
Kepala :Kepala : coup, contracoupcoup, contracoup disebabkandisebabkan
pergerakan kesampingpergerakan kesamping
Leher : Dapat terjadi srtain otot sampaiLeher : Dapat terjadi srtain otot sampai
subluksasi dan kelumpuhansubluksasi dan kelumpuhan
Lengan dan bahu sesuai dengan tempatLengan dan bahu sesuai dengan tempatLengan dan bahu sesuai dengan tempatLengan dan bahu sesuai dengan tempat
benturanbenturan
Thorak dan abdomen : disebabkan tekananThorak dan abdomen : disebabkan tekanan
langsung dari pintu tempat benturanlangsung dari pintu tempat benturan
Pelvis dan tungkai : dapat terjadi fraktur femur,Pelvis dan tungkai : dapat terjadi fraktur femur,
pelvis, panggul (cedera pelvis : fraktur dislokasi,pelvis, panggul (cedera pelvis : fraktur dislokasi,
ruptur uretra, dan buliruptur uretra, dan buli--buli)buli)
CEDERA YANG SERING TERJADI PADACEDERA YANG SERING TERJADI PADA
BENTURAN SAMPINGBENTURAN SAMPING
Sumber :www.jems.com
CEDERA AKIBAT TABRAKAN DARICEDERA AKIBAT TABRAKAN DARI
BELAKANGBELAKANG
Peningkatan kecepatanPeningkatan kecepatan
yang tibayang tiba--tibatiba gerakangerakan
kebelakangkebelakang
hiperekstensi tulang leherhiperekstensi tulang leher
terjadi deselerasi cepatterjadi deselerasi cepat
kedepan jika kendaraankedepan jika kendaraankedepan jika kendaraankedepan jika kendaraan
tibatiba--tiba menabrak atautiba menabrak atau
berhentiberhenti
Harus dicatat kerusakanHarus dicatat kerusakan
bagian depan danbagian depan dan
belakang kendaraan jugabelakang kendaraan juga
bagian dalam dan posisibagian dalam dan posisi
headreastheadreast
Sumber :www.chiro.org
PEJALAN KAKI VS KENDARAANPEJALAN KAKI VS KENDARAAN
Harus dibedakan tinggi badan korban, dewasaHarus dibedakan tinggi badan korban, dewasa
atau anakatau anak--anakanak
Pada orang dewasa benturan pertama olehPada orang dewasa benturan pertama oleh
bamper mobil sedan pada kaki bawah, ketikabamper mobil sedan pada kaki bawah, ketika
korban terjatuh ke depan, benturan keduakorban terjatuh ke depan, benturan kedua
dengan badan mobil akan mengenai paha dandengan badan mobil akan mengenai paha dan
korban terjatuh ke depan, benturan keduakorban terjatuh ke depan, benturan kedua
dengan badan mobil akan mengenai paha dandengan badan mobil akan mengenai paha dan
panggulpanggul
Pada anak akan mengenai paha atas dan pelvis,Pada anak akan mengenai paha atas dan pelvis,
ketika korban terjatuh ke depan, benturanketika korban terjatuh ke depan, benturan
kedua mengenai abdomen dan thorakskedua mengenai abdomen dan thoraks
Akhirnya ketika korban terjatuh kejalan kepalaAkhirnya ketika korban terjatuh kejalan kepala
akan membentur terlebih dahulu kejalanakan membentur terlebih dahulu kejalan
PEJALAN KAKI VS KENDARAANPEJALAN KAKI VS KENDARAAN
Sumber : www.medscape.com
BENTURAN SEPEDA MOTORBENTURAN SEPEDA MOTOR
Pemakaian helm sangat penting karenaPemakaian helm sangat penting karena
akan mencegah cedera kepal yangakan mencegah cedera kepal yang
menyebabkan 75 % kematianmenyebabkan 75 % kematian
HalHal--hal yang harus diperhatikan adalahhal yang harus diperhatikan adalahHalHal--hal yang harus diperhatikan adalahhal yang harus diperhatikan adalah
kerusakn sepeda motor, jarak tergelincir,kerusakn sepeda motor, jarak tergelincir,
dan kerusakan objek yang tertabrakdan kerusakan objek yang tertabrak
Harus dicurigai adanya multiple traumaHarus dicurigai adanya multiple trauma
KECELAKAAN SEPEDAKECELAKAAN SEPEDA
Mekanisme yang sering terjadi adalah :Mekanisme yang sering terjadi adalah :
–– Sepeda tergulingSepeda terguling
–– Penumpang/pengendara terjatuhPenumpang/pengendara terjatuh
Cedera yang sering terjadi adalah : frakturCedera yang sering terjadi adalah : frakturCedera yang sering terjadi adalah : frakturCedera yang sering terjadi adalah : fraktur
klavikula, sternum dan tulang igaklavikula, sternum dan tulang iga
DESELERASI CEPAT VERTIKALDESELERASI CEPAT VERTIKAL
Informasi yang harus didapatkan adalah :Informasi yang harus didapatkan adalah :
–– Jarak ketinggianJarak ketinggian
–– Bagian tubuh yang membenturBagian tubuh yang membentur
–– Permukaan yang terbenturPermukaan yang terbentur
Kelompok yang sering terkena : dewasa dan ankKelompok yang sering terkena : dewasa dan ank
kurang dari 5 tahunkurang dari 5 tahun
Kelompok yang sering terkena : dewasa dan ankKelompok yang sering terkena : dewasa dan ank
kurang dari 5 tahunkurang dari 5 tahun
Kemungkinan cedera yang terjadi adalah :Kemungkinan cedera yang terjadi adalah :
–– Patah tulang kaki atau tungkaiPatah tulang kaki atau tungkai
–– Cedera pelvis atau panggulCedera pelvis atau panggul
–– Beban deselerasi vertikal pad alatBeban deselerasi vertikal pad alat--alat tubuhalat tubuh
–– Fraktur colles/pergelangan tanganFraktur colles/pergelangan tangan
DESELERASI CEPAT VERTIKALDESELERASI CEPAT VERTIKAL
Sumber : EMT-BASIC TEXTBOOK
CEDERA KARENA LEDAKANCEDERA KARENA LEDAKAN
Trauma ledak primer, efek langsung gelombangTrauma ledak primer, efek langsung gelombang
terhadap organ : membran tympani, paru dapatterhadap organ : membran tympani, paru dapat
terjadi kontusio atau pneumothoraks, mataterjadi kontusio atau pneumothoraks, mata
dapat terjadi perdarahan intra okulerdapat terjadi perdarahan intra okuler
Trauma ledak sekunder, hasil dari objekTrauma ledak sekunder, hasil dari objek--objekobjek
yang melayang kemudian menghantam korbanyang melayang kemudian menghantam korban
Trauma ledak tersier, korban terlemparTrauma ledak tersier, korban terlempar
kemudian beradu dengan objek lain. Dapatkemudian beradu dengan objek lain. Dapat
terjadi trauma tumpul maupun tembusterjadi trauma tumpul maupun tembus
CEDERA KARENA LEDAKANCEDERA KARENA LEDAKAN
www.medscape.comSumber :
LUKA TEMBUSLUKA TEMBUS
Peluru : jarak, jenis senjataPeluru : jarak, jenis senjata
(peluru), kecepatan, arah(peluru), kecepatan, arah
PisauPisau
Benda asing lainnyaBenda asing lainnya
LUKA TEMBUSLUKA TEMBUS
Sumber :www.medscape.com
MINIMALISASI DAMPAK TRAUMAMINIMALISASI DAMPAK TRAUMA
Penggunaan sabuk pengaman akanPenggunaan sabuk pengaman akan
mencegah trauma yang fatalmencegah trauma yang fatal 75 %75 %
50 % trauma kepala yang serius dapat50 % trauma kepala yang serius dapat
dihindarkan dengan menggunakandihindarkan dengan menggunakandihindarkan dengan menggunakandihindarkan dengan menggunakan
sabuk pengamansabuk pengaman
Penting untuk menggunakan kursiPenting untuk menggunakan kursi
pengaman pada anak.pengaman pada anak.
Tidak menggunakan sabuk pengamanTidak menggunakan sabuk pengaman
akan lebih beresiko terlempar keluarakan lebih beresiko terlempar keluar
(25 kali resiko)(25 kali resiko)
MINIMALISASI DAMPAK TRAUMAMINIMALISASI DAMPAK TRAUMA
Dengan kecepatan 48 km/jam seseorang yang tidakDengan kecepatan 48 km/jam seseorang yang tidak
menggunakan sabuk pengaman akan menghantammenggunakan sabuk pengaman akan menghantam
kaca dengan kekuatan setara jatuh dari ketinggiankaca dengan kekuatan setara jatuh dari ketinggian
Mayoritas kematian pada tabrakan bermotorMayoritas kematian pada tabrakan bermotor
disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol,disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol,disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol,disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol,
kegagalan menggunakan sistem pengamankegagalan menggunakan sistem pengaman
Mayoritas kecelakaan fatal terjadi pada jalan yangMayoritas kecelakaan fatal terjadi pada jalan yang
lurus, sepi, dan keringlurus, sepi, dan kering
Penggunaan helm pada pengendara sepeda motorPenggunaan helm pada pengendara sepeda motor
akan mengurangi resiko kecelakaan yang lebih fatalakan mengurangi resiko kecelakaan yang lebih fatal
TERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIH
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Ns. Arifin Umar, M.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Rangkaian kegiatan praktek
keperawatan kegawat
daruratan yang diberikan olehdaruratan yang diberikan oleh
perawat yang berkompeten
untuk memberikan asuhan
keperawatan di ruang gawat
darurat.
PROSES KEPERAWATAN GD
• Pengkajian
• Diagnosa keperawatan
• Rencana intervensi• Rencana intervensi
keperawatan
• Implementasi keperawatan
• Evaluasi
PENGKAJIAN
Pengkajian primer
• A: Airway (jalan nafas) dengan kontrol
servikal
• B: Breathing dan ventilasi• B: Breathing dan ventilasi
• C: Circulation dengan kontrol
perdarahan
• D: Disability
• E : Exposure control, dengan membuka
pakaian pasien tetapi cegah
hipotermi.
Airway
• @ Ada tidaknya sumbatan jalan nafas
• @ Distress pernafasan
• @ Kemungkinan fraktur servikal• @ Kemungkinan fraktur servikal
Sumbatan jalan nafas total
• @ Pasien sadar : memegang
leher, gelisah, sianosis
• @ Pasien tidak sadar: tidak terdengar
suara nafas dan sianosis
SUMBATAN PARSIAL JALAN NAPAS
- ADA KESULITAN BERNAPAS
- RETRAKSI SUPRASTERNAL
- MASIH TERDENGAR SUARA NAPAS
- SUARA STRIDOR
SUMBATAN TOTAL JALAN NAPAS
CONTOH:
- TIDAK ADA SUARA NAPAS
- ADA KESULITAN BERNAPAS
- RETRAKSI INTERKOSTAL
- TIDAK DAPAT BERBICARA ATAU BATUK
- MEMEGANG LEHER
- ADA TANDA-TANDA KEPANIKAN
- WAJAH PUCAT, SIANOTIK
BREATHING
• Frekuensi nafas
• Suara pernafasan
• Adanya udara keluar dari jalan nafas
• Cara pengkajian• Cara pengkajian
• Look :
• Lihat pergerakan dada, irama, kedalaman,
• simetris atau tidak, dyspnea
• Listen : dengarkan dengan atau tanpa
stetoskop
• Feel
CARA PENGKAJIAN
• Look : apakah kesadaran
menurun, gelisah, adanya jejas
diatas clavikula, adanya
penggunaan otot tambahanpenggunaan otot tambahan
• Listen : dengan atau tanpa
stetoskop apakah suara
tambahan
• Feel
CIRCULATION
• Ada tidaknya denyut nadi
karotis
• Ada tidaknya tanda-tanda syok• Ada tidaknya tanda-tanda syok
• Ada tidaknya perdarahan
eksternal
DISABILITY
• GCS
• Pupil
• Kemampuan motorik• Kemampuan motorik
PENGKAJIAN SEKUNDER
• Riwayat penyakit
• SAMPLE ( Sign and Symptoms,
Allergy, Medication, Past medical
history, last meal, event leading)history, last meal, event leading)
• Metode untuk mengkaji nyeri :
PQRST
• Pengkajian Head to toe
• Psikososial
• Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Diagnosa keperawatan dibuat sesuai
dengan urutan masalah, penyebab, dan
data (problem, etiology, symptoms /
PES), baik bersifat actual maupunPES), baik bersifat actual maupun
resiko tinggi.
• Prioritas masalah ditentukan
berdasarkan besarnya ancaman
terhadap kehidupan klien ataupun
berdasarkan dasar/penyebab timbulnya
gangguan kebutuhan klien.
CONTOH MASALAH KEPERAWATAN
PASIEN GAWAT DARURAT
• Bersihan jalan nafas tidak efektif
• Pola nafas tidak efektif
• Gangguan pertukaran gas
• Penurunan curah jantung
• Gangguan perfusi jaringan perifer
• Gangguan perfusi jaringan serebral• Gangguan perfusi jaringan serebral
• Nyeri dada
• Gangguan volume cairan: kurang dari kebutuhan
• Gangguan volume cairan: lebih dari kebutuhan
• Gangguan kebutuhan nutrisi sel: kurang dari
kebutuhan
• Gangguan termoregulasi (hiper dan hipo)
• Kecemasan/panik
• Resiko tinggi cedera berulang
• Keterbatasan aktivitas
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
Pemantauan/monitor/obser
vasi,
Tindakan mandiriTindakan mandiri
keperawatan,
Kolaborasi.
CONTOH:
PENATALAKSANAAN
SUMBATAN JALAN NAPAS
• Bila disebabkan oleh benda asing (tersedak
makanan), keluarkan dg “HEIMLICH
MANUEVER”
• Bila disebabkan karena spasme otot atau• Bila disebabkan karena spasme otot atau
edema laring, lakukan tindakan konservatif
- Berikan oksigen
- Bronkodilator
- Anti edema
• Pengawasan ketat terhadap gejala yang
timbul
• Lapor untuk tindakan intubasi atau
trakeostomi segera bila usaha diatas gagal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• Intervensi mandiri : tindakan pemantauan
berkelanjutan kondisi klien, penyelamatan
hidup dasar, pendidikan kesehatan,
ataupun pelaksanaan tindakanataupun pelaksanaan tindakan
keperawatan lainnya sesuai dengan
kondisi kegawatdaruratan klien.
• Intervensi kolaborasi : tindakan kerjasama
dengan tim kesehatan lainnya dalam
lingkup yang sesuai dengan aturan profesi
keperawatan.
EVALUASI
Evaluasi dapat dilakukan
berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan klien
dapat 1, 5, 15, 30 menit,dapat 1, 5, 15, 30 menit,
atau 1 jam sesuai dengan
kondisi klien/ kebutuhan.
Ingat konsep kegawatan
hanya 2 – 6 jam.
DOKUMENTASI
• Tujuan Dokumentasi
Keperawatan adalah :
Perangkat asuhan pasien.Perangkat asuhan pasien.
Komunikasi
Dokumen Legal
Penelitian
Statistik
Pendidikan
Audit
Model Dokumentasi
keperawatan di IGD
• prinsip adalah kemudahan dan kecepatan
pencatatan dilakukan secara cepat dan
tepat.
BENTUKNYA Antara Lain :
• Grafik/flow sheet : untuk catatan yang• Grafik/flow sheet : untuk catatan yang
berulang-ulang ( TD, BB)
• Rencana, Catatan keperawatan :
sebaiknya chek list/komputerisasi
• Catatan pengobatan
• Lembaran untuk pemeriksaan
diagnostic/penunjang
• Laporan kegiatan spesifik
• Rencana pulang: ( follow up care,
rujukan).
Model Dokumentasi
1. Grafik/flow sheet : catatan yang
berulang-ulang ( TD, BB)
2. Nursing note : narasi
3. Medication records : Obat-obat (tgl,
jam)
4. Health care disiplines : Catatan4. Health care disiplines : Catatan
disiplin kesehatan (fisiotherafi,
radiolog, pekerja sosial)
5. Special reports & records : Lap.
Operasi.
6. Discharge summary : ringkasan
kondisi pasien ( follow up care,
rujukan).
Standart Dokumentasi Menurut
American Nurses Association
Standart I : Assesment
Perawat mengumpulkan data kesehatan pasien.
Kriteria Ukur :
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh
kondisi atau kebutuhan pasien.
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh
kondisi atau kebutuhan pasien.
2. Data dikumpulkan secara terus menerus dengan
menggunakan tehnik pengkajian.
3. Pengumpulan data dapat langsung ke pasien,
atau keluarga terdekat atau pemberi pelayanan
kesehatan jika memungkinkan.
4. Proses pengumpulan data dilakukan secara
sistematik dan berlanjut.
5. Data yang didokumentasikan relevan bentuk
lembaran pengkajian.
Standart II : Diagnosis
Perawat menganalisis data hasil pengkajian
guna menentukan diagnosa :
Kriteria ukur :
1. Diagnosis diturunkan dari pengkajian
data.data.
2. Diagnosa valid dengan kondisi pasien
3. Diagnosa dapat terdokumentasikan
sehingga dapat memfasilitasi
pembuatan hasil yang diharapkan dan
penyusunan rencana intervensi
keperawatan.
Standard III : Identifikasi
Kriteria Hasil
Perawat mengidentifikasi Kriteria hasil yang
diharapkan individu pasien
Kriteria hasil :
1. Kriteri hasil diturunkan dari diagnosis
2. Kriteria hasil terdokumentasi dengan tujuan2. Kriteria hasil terdokumentasi dengan tujuan
yang dapat diukur.
3. Kriteria hasil disusun menguntungkan pasien
serta perawat.
4. Kriteria hasil realistis serta berhubungan
dengan keadaan pasien dan kemampuan
potensial (keuangan)
5. Kriteria hasil disesuaikan dengan waktu.
6. Krteria hasil dapat memberi kelanjutan
perawatan secara langsung.
Standard IV :
Perencanaan
Perawat mengembangkan rencana asuhan yang
menggambarkan intervensinya dapat mencapai hasil
yang diharapkan :
Kriteria Ukur :
1. Recana setiap individu harus sesuai dengan1. Recana setiap individu harus sesuai dengan
kondisi/kebutuhan pasien.
2. Rencana dapat mengembangkan pasien, keluarga
jika memungkinkan.
3. Rencana dapat merefleksikan praktek
keperawatan saat ini.
4. Rencana didokumentasikan.
5. Rencana yang diberikan dapat secara terus-
menerus.
Standard V :
Implementasi
Perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan sesuai
dengan rencana asuhan yang telah
dibuat :dibuat :
Kriteria Ukur :
1. Intervensi konsisten sesuai dengan
yang telah direncanakan.
2. Intervensi yang dilakukan lebih
aman.
3. Intervensi terdokumentasikan.
Standard VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan pasien kedepan
sesuai kriteria hasil yang diharapkan :
Kriteria Ukur :
1. Evaluasi dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan.
2. Respon pasien pada setiap intervensi
didokumentasikan.
2. Respon pasien pada setiap intervensi
didokumentasikan.
3. Keefektipan intervensi dievaluasi sesuai dengan
kriteria hasil.
4. Data pengkajian lanjut digunakan untuk merevisi
diagnosa, kriteria hasil, rencana asuhan sesuai
kebutuhan.
5. Revisi diagnosa, kriteria hasil dan rencana intervensi
didokumentasikan.
6. Pasien dan keluarga/ dan petugas kesehatan dapat
melakuakan proses evaluasi.
Thank YouThank You
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
TRAUMA ABDOMEN
Ns. Pipin Yunus.,M.Kep
PENGERTIAN.....
Pengertian Trauma Abdomen
Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan
yang mengakibatkan cedera (sjamsuhidayat,
2010).
ETIOLOGI
1. Penyebab trauma penetrasi
2. Penyebab trauma non penetrasi
PATOFISIOLOGI.........
Jika terjadi trauma penetrasi atu non penetrasi
kemungkinan terjadi perdarahan intra abdomen
yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda- tanda
iritasi yang di sertai penurunan hitung sel darah
merah yyang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik.merah yyang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik.
Bila suatu organ visceral mengalami perforasi, maka
tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritoneum
cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen
tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas
dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi
peritonitis umum
NEXT....
Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami
takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga
terdapat leukositosis. Biasanya tanda- tanda
peritonitis mungkin belum tampak. Pada fase
awal perforasi kecil hanya tanda- tanda tidakawal perforasi kecil hanya tanda- tanda tidak
khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan
bahwa masuk rongga abdomen, maka operasi
harus di lakukan(sjamsuhidayat, 2010).
MANISFESTASI KLINIS
Klinis kasus trauma abdomen ini bias
menimbulkan manifestasi klinis menurut
(sjamsuhidayat, 2010), melliputi :
1. Nyeri tekan diatas daerah abdomen,
2. Demam,2. Demam,
3. Anorexia,
4. Mual dan muntah,
5. Takikardi,
6. Peningkatan suhu tubuh,
7. Nyeri spontan.
Pada trauma non penetrasi (tumpul) pada
trauma non penetrasi biasanya terdapat adanya
jejas atau ruptur di bagian dalam abdomen:
terjadi perdarahan intra abdominal. Apabila
trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggutrauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu
sehingga fungsi usus tidak normal dan biasanya
akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala
mual, muntah, dan BAB hitam (melena).
KOMPLIKASI
Menurut smeltzer(2001) komplikasi yang di
sebabkan karena adanya trauma pada abdomen
adalah dalam waktu segera dapat terjadi syok
hemoragik dan cidera, pada fase lanjut dapathemoragik dan cidera, pada fase lanjut dapat
terjadi infeksi, thrombosis vena,emboli
pulmonar, stress ulserasi dan perdarahan,
pneumonia, tekanan ulserasi, ateletasis maupun
sepsis.
PENATALAKSANAAN....
Menurut FKUI (2001) penatalaksanaan kedaruratan
yang di lakukan pada pasien trauma abdomen
adalah mengkaji ABCDE, lalu Pemasangan NGT
untuk pengosongan isi lambung dan mencegah
aspirasi, Kateter dipasang untuk mengosongkan
kandung kencing dan menilai urin yang keluarkandung kencing dan menilai urin yang keluar
(perdarahan).
Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan
trauma tumpul jika terjadi rangsangan peritoneal :
syok , bising usus tidak terdengar . prolaps visera
melalui luka tusuk , darah dalam lambung, buli-buli,
rektum , udara bebas intraperitoneal , lavase
peritoneal positif , cairan bebas dalam rongga perut
PENGKAJIAN.....
Pengkajian Primer
1. Airway
Tidak Terdapat penumpukan sekret di jalan
nafas, bunyi nafas ronchi, lidah tidak jatuh
ke belakang, jalan nafas bersih.ke belakang, jalan nafas bersih.
2. Breathing
Frekuensi pernafasan (Respiratory rate), irama
nafas, otot bantu pernafasan,suara nafas ,
SpO2, NRM (Non Rebreathing Mask)
3. Circulation
Nadi karotis dan nadi perifer , capillary refill,
akral, sianosis, kesadaran.
NEXT....
Pengkajian Primer
4. Disability
Kesadaran dengan GCS
5. Exposure
Integritas kulit , pasien merasa kedinginanIntegritas kulit , pasien merasa kedinginan
NEXT...
Pengkajian Sekunder..
1. Observasi Umum
2. Kepala dan Wajah
3. Leher
4. Dada4. Dada
5. Abdomen
6. Extremitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan dan elektrolit
berhubungan dengan perdarahan,
2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma
abdomen atau luka penetrasi abdomen,
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan
pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan
tubuh ,
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan kelemahan fisik
ASUHAN
KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT CEDERA
KEPALA
Ns. Pipin Yus.,M.Kep
Konsep Triage Cedera Kepala
Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar
beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis
perawatan gawat darurat serta transportasi selanjutnya.
Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan
sepanjang pengelolaan musibah terutama musibah yangsepanjang pengelolaan musibah terutama musibah yang
melibatkan massa
a. Prioritas Pertama (Merah)
Pasien cedera berat yang memerlukan penilaian cepat
serta tindakan medik dan transport segera untuk tetap
hidup. Prioritas tertinggi untuk penanganan atau
evakuasi.evakuasi.
b. Prioritas kedua (Kuning)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera yang
kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami
ancaman jiwa dalam waktu dekat. Meliputi kasus yang
memerlukan tindakan segera terutama kasus bedah.
C. Prioritas ketiga (Hijau)
Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan
stabilisasi segera, memerlukan bantuan pertama
sederhana namun memerlukan penilaian ulang berkala.
Penanganan tidak terlalu mendesak dan dapat ditundaPenanganan tidak terlalu mendesak dan dapat ditunda
jika ada korban lain yang lebih memerlukan penanganan
atau evakuasi.
d. Prioritas nol (Hitam)
Diberikan kepada mereka yang meninggal atau
mengalami cedera yang mematikan.Pelaksanaan triage
dilakukan dengan memberikan tanda sesuai dengan
warna prioritas.Tanda triage dapat bervariasi mulai dariwarna prioritas.Tanda triage dapat bervariasi mulai dari
suatu kartu khusus sampai hanya suatu ikatandengan
bahan yang warnanya sesuai dengan prioritasnya.
Jangan mengganti tanda triage yang sudah ditentukan.
Bila keadaan penderita berubah sebelum memperoleh
perawatan maka label lama jangan dilepas tetapi diberi
tanda, waktu dan pasang yang baru.
Defenisi cedera kepala
Cedera kepala adalah serangkainan kejadian
patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala, yang
dapat melibatkan kulit kepala, tulang dan jaringan otak
atau kombinasinya, (Standar Pelayanan Mendis ,RS DR
Sardjito).Sardjito).
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari
fungsi otak yang disertai perdarahan interstitial dalam
substansi otak, tanpa terputusnya kontinuitas otak, (Paula
Kristanty, dkk 2009).
Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa
penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada
tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (acceleasi –
decelerasi) yang merupakan perubahan bentuk
dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatandipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan
faktor dan penurunan kecepatan, serata notasi yaitu
pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai
akibat perputaran pada tingkat pencegahan, (Musliha,
2010).
Etiologi
a. Trauma oleh benda tajam
Menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan
cedera lokal. Kerusakan lokal meliputi Contusio serebral,
hematom serebral, kerusakan otak sekunder yang
disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau
hernia.hernia.
b.Trauma oleh benda tumpul dan menyebabkan cedera
menyeluruh (difusi)
Kerusakannya menyebar secara luas dan terjadi dalam 4
bentuk : cedera akson, kerusakan otak hipoksia,
pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil multiple
pada otak koma terjadi karena cedera menyebar pada
hemisfer cerebral, batang otak atau kedua-duanya.
Etiolgi….
• Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau
sepeda, dan mobil.
• Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan
ketergantungan.
• Cedera akibat kekerasan.• Cedera akibat kekerasan.
klasifiksi
Menurut berat ringannya berdasarkan GCS (Glosgow
Coma Scale)
1. Cedera Kepala ringan (kelompok risiko rendah)
a. GCS 13-15 (sadar penuh, atentif, orientatif)
b. Kehilangan kesadaran /amnesia tetapi kurang 30 mntb. Kehilangan kesadaran /amnesia tetapi kurang 30 mnt
c. Tak ada fraktur tengkorak
d. Tak ada contusio serebral (hematom)
e. Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
2. Cedera kepala sedang
a. GCS 9-14 (konfusi, letargi, atau stupor)
b. Kehilangan kesadaran lebih dari 30 mnt / kurang dari 24
jam (konkusi)
c. Dapat mengalami fraktur tengkorakc. Dapat mengalami fraktur tengkorak
d. Muntah
e. Kejang
3. Cedera kepala berat
a. GCS 3-8 (koma)
b. Kehilangan kasadaran lebih dari 24 jam (penurunan
kesadaran progresif)
c. Diikuti contusio serebri, laserasi, hematoma intracranialc. Diikuti contusio serebri, laserasi, hematoma intracranial
d. Tanda neurologist fokal
e. Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur kranium
Manisfestasi klinik
1. Gangguan kesadaran
2. Konfusi
3. Abnormalitas pupil
4. Piwitan tiba-tiba defisit neurologis
5. Gangguan pergerakan
6. Gangguan penglihatan dan pendengaran
7. Disfungsi sensori7. Disfungsi sensori
8. Kejang otot
9. Sakit kepala
10. Vertigo
11. KejanG
12. Pucat
13. Mual dan muntah
14. Pusing kepala
15. Terdapat hematoma
16. Sukar untuk dibangunkan
Patofisiologi….
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen
dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan
didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi
kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akankekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan
menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan
kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak
tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan
menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 %
dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar
glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala-
gejala permulaan disfungsi cerebral.
patofisiologi
Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha
memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik
anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak
akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolismeakan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme
anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik
Pemeriksaan Penunjang
a. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) :
Mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan
perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk mengetahui adanya infark /
iskemia jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri.
b. MRI
Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontrasDigunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras
radioaktif.
c. Cerebral Angiography
Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti perubahan jaringan
otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma.
d. Serial EEG
Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis
e. X-Ray
Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur
garis(perdarahan/edema), fragmen tulang.
Asuhan keperawatan
a. Airway
Kepatenan jalan napas, apakah ada sekret, hambatan jalan
napas.
b. Breathing
Pola napas, frekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan,
irama pernapasan, tarikan dinding dada, penggunaan otot
bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung.
irama pernapasan, tarikan dinding dada, penggunaan otot
bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung.
c. Circulation
Frekuensi nadi, tekanan darah, adanya perdarahan, kapiler
refill.
d. Disability
Tingkat kesadaran, GCS, adanya nyeri.
e. Exposure
Suhu, lokasi luka.
B. Pengkajian Sekunder
Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanyakan kapan cedera terjadi. Bagaimana mekanismenya.
Apa penyebab nyeri/cedera. Darimana arah dan kekuatan
pukulan?
Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien pernah mengalami kecelakaan/cedera
sebelumnya, atau kejang/ tidak. Apakah ada penyakti sistemik
seperti DM, penyakit jantung dan pernapasan. Apakah klien
dilahirkan secara forcep/ vakum. Apakah pernah mengalami
gangguan sensorik atau gangguan neurologis sebelumnya.
Jika pernah kecelakaan bagimana penyembuhannya.
Bagaimana asupan nutrisi.
C. Riwayat Keluarga
Apakah ibu klien pernah mengalami preeklamsia/
eklamsia, penyakit sistemis seperti DM, hipertensi,
penyakti degeneratif lainnya.
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan
kerusakan neurovaskuler (cedera pada pusat
pernapasan otak)
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan penghentian aliran darah (hemoragi,
hematoma)
3. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma kepala
4. Resiko kekurangan volume cairan
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tirah baring
dan menurunnya kesadaran.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT DENGAN TRAUMA
DADA
Ns. Pipin Yunus.,M.Kep
PENGERTIAN....
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya
atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional
yang hebat (Brooker, 2001).
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada
yang disebabkan oleh benturan pada dindingyang disebabkan oleh benturan pada dinding
dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura
paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal
baik oleh benda tajam maupun tumpul yang
dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan (Suzanne & Smetzler, 2001)
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang
mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax
ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan
oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapatoleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan keadaan gawat thorax akut.
Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul
dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka
atau cedera yang mengenai rongga thorax yang
disebabkan oleh benda tumpul yang sulit
diidentifikasi keluasan kerusakannya karena
gejala-gejala umum dan rancu (Brunner &
Suddarth, 2002).
ETIOLOGI.......
Trauma dada dapat disebabkan oleh :
1. Tension pneumothorak-trauma dada pada selang dada,
penggunaan therapy ventilasi mekanik yang berlebihan,
penggunaan balutan tekan pada luka dada tanpa
pelonggaran balutan.
2. Pneumothorak tertutup-tusukan pada paru oleh patahan
tulang iga, ruptur oleh vesikel flaksid yang seterjaditulang iga, ruptur oleh vesikel flaksid yang seterjadi
sebagai sequele dari PPOM.
3. Tusukan paru dengan prosedur invasif.
4. Kontusio paru-cedera tumpul dada akibat kecelakaan
kendaraan atau tertimpa benda berat.
5. Pneumothorak terbuka akibat kekerasan (tikaman atau
luka tembak)
6. Fraktu tulang iga
7. Tindakan medis (operasi)
8. Pukulan daerah torak.
KLASIFIKASI
Trauma dada dikalsifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Trauma tajam
a. Pneumothoraks terbuka
b. Hemothoraks
c. Trauma tracheobronkial
d. Contusio Parud. Contusio Paru
e. Ruptur diafragma
f. Trauma Mediastinal
2. Trauma tumpul
a. Tension pneumothoraks
b. Trauma tracheobronkhial
c. Flail Chest
d. Ruptur diafragma
e. Trauma mediastinal
f. Fraktur kosta
1. Open Pneumothorak
Timbul karena trauma tajam, ada hubungan
dengan rongga pleura sehingga paru menjadi
kuncup. Seringkali terlihat sebagai luka pada
dinding dada yang menghisap pada setiapdinding dada yang menghisap pada setiap
inspirasi ( sucking chest wound ). Apabila luban
ini lebih besar dari pada 2/3 diameter trachea,
maka pada inspirasi udara lebih mudah
melewati lubang dada dibandingkan melewati
mulut sehingga terjadi sesak nafas yang hebat
PRONOGSIS PENYAKIT
2. Tension Pneumothorak
Adanya udara didalam cavum pleura
mengakibatkan tension pneumothorak. Apabila
ada mekanisme ventil karena lubang pada paru
maka udara akan semakin banyak pada sisi
rongga pleura, sehingga mengakibatkan :rongga pleura, sehingga mengakibatkan :
a. Paru sebelahnya akan terekan dengan akibat
sesak yang berat
b. Mediastinum akan terdorong dengan akibat
timbul syok
c. Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah
yang cedera, sedangkan
d. pada auskultasi bunyi vesikuler menurun.
3. Hematothorak
Pada keadaan ini terjadi perdarahan hebat
dalam rongga dada. Ada perkusi terdengar
redup, sedang vesikuler menurun pada
auskultasi.auskultasi.
4. Flail Chest
Tulang iga patah pada 2 tempat pada lebih dari 2
iga sehingga ada satu segmen dinding dada yang
tidak ikut pada pernafasan. Pada ekspirasi
segmen akan menonjol keluar, pada inspirasi
justru masuk kedalam yang dikenal dengan
pernafasan paradoksal.
5. Tamponade jantung
Luka tembus / tusuk jantung adalah penyebab
kematian utama pada daerah
perkotaan.Tamponade jarang terjadi akibat
trauma tumpul.trauma tumpul.
MSANISFESTASI KLINIS
1. Tamponade jantung :
a. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang
diperkirakan menembus jantung.
b. Gelisah.
c. Pucat, keringat dingin.c. Pucat, keringat dingin.
d. Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis).
e. Pekak jantung melebar.
f. Bunyi jantung melemah.
g. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse
pressure.
h. ECG terdapat low voltage seluruh lead.
i. Perikardiosentesis keluar darah (FKUI, 1995).
2. Hematotoraks :
a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari
WSD
b. Gangguan pernapasan (FKUI, 1995).
3. Pneumothoraks :3. Pneumothoraks :
a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas.
b. Gagal pernapasan dengan sianosis.
c. Kolaps sirkulasi.
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada
perkusi dan suara napas yang terdengar jauh atau
tidak terdengar sama sekali.
e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ovedoff, 2002).
PENATALAKSANAAN
1. Gawat Darurat / Pertolongan Pertama
Klien yang diberikan pertolongan pertama dilokasi
kejadian maupun di unit gawat darurat (UGD)
pelayanan rumah sakit dan sejenisnya harus
mendapatkan tindakan yang tanggap darurat dengan
memperhatikan prinsip kegawatdaruratan.memperhatikan prinsip kegawatdaruratan.
Penanganan yang diberikan harus sistematis sesuai
dengan keadaan masing-masing klien secara
spesifik.Bantuan oksigenisasi penting dilakukan
untuk mempertahankan saturasi oksigen klien. Jika
ditemui dengan kondisi kesadaran yang mengalami
penurunan / tidak sadar maka tindakan tanggap
darurat yang dapat dilakukan yaitu dengan
memperhatikan :
a. Pemeriksaan dan Pembebasan Jalan Napas (Air-
Way)
Klien dengan trauma dada seringkali mengalami
permasalahan pada jalan napas.Jika terdapat
sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau
sumbatan berupa cairan dapat dibersihkansumbatan berupa cairan dapat dibersihkan
dengan jari telunjuk atau jari tengah yang
dilapisi dengan sepotong kain, sedangkan
sumbatan oleh benda keras dapat dikorek
dengan menggunakan jari telunjuk yang
dibengkokkan.Mulut dapat dibuka dengan
tehnik Cross Finger, dimana ibu jari diletakkan
berlawanan dengan jari telunjuk Pada mulut
korban.
2. Pemeriksaan dan Penanganan Masalah Usaha
Napas (Breathing)
Kondisi pernapasan dapat diperiksa dengan
melakukan tekhnik melihat gerakan dinding
dada, mendengar suara napas, dan merasakandada, mendengar suara napas, dan merasakan
hembusan napas klien (Look, Listen, and Feel),
biasanya tekhnik ini dilakukan secara
bersamaan dalam satu waktu.Bantuan napas
diberikan sesuai dengan indikasi yang ditemui
dari hasil pemeriksaan dan dengan
menggunakan metode serta fasilitas yang sesuai
dengan kondisi klien.
3. Pemeriksaan dan Penanganan Masalah Siskulasi
(Circulation)
Pemeriksaan sirkulasi mencakup kondisi denyut
nadi, bunyi jantung, tekanan darah, vaskularisasi
perifer, serta kondisi perdarahan.Klien dengan
trauma dada kadang mengalami kondisi perdarahantrauma dada kadang mengalami kondisi perdarahan
aktif, baik yang diakibatkan oleh luka tembus akibat
trauma benda tajam maupun yang diakibatkan oleh
kondisi fraktur tulang terbuka dan tertutup yang
mengenai / melukai pembuluh darah atau organ
(multiple).Tindakan menghentikan perdarahan
diberikan dengan metode yang sesuai mulai dari
penekanan hingga penjahitan luka, pembuluh darah,
hingga prosedur operatif.
4. Tindakan Kolaboratif
Pemberian tindakan kolaboratif biasanya
dilakukan dengan jenis dan waktu yang
disesuaikan dengan kondisi masing-masing klien
yang mengalami trauma dada. Adapun tindakanyang mengalami trauma dada. Adapun tindakan
yang biasa diberikan yaitu ; pemberian terapi
obat emergensi, resusitasi cairan dan elektrolit,
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium
darah Vena dan AGD, hingga tindakan operatif
yang bersifat darurat.
PENGKAJIAN..
A. Airway
Trauma laring dapat bersamaan dengan trauma
thorax.walaupun gejala kinis yang ada kadang tidak
jelas, sumbatan airway karena trauma laring
merupakan cidera laring yang mengancam nyawa.
Trauma pada dada bagian atas, dapat menyebabkan
dislokasi ke area posterior atau fraktur dislokasi daridislokasi ke area posterior atau fraktur dislokasi dari
sendi sternoclavicular. Penanganan trauma ini dapat
menyebabkan sumbatan airway atas. Trauma ini
diketahui apabila ada sumbatan napas atas (stridor),
adanya tanda perubahan kualitas suara dan trauma
yang luas pada daerah leher akan menyebabkan
terabanya defek pada regio sendi sternoclavikula.
penanganan trauma ini paling baik dengan
reposisitertutup fraktur dan jika perlu dengan
intubasi endotracheal.
B. BREATHING
Dada dan leher penderita harus terbuka selama
dilakukan penilaian breathing dan vena-vena
leher. Pergerakan pernapasan dan kualitas
pernapasan pernapasan dinilai dengan
diobservasi, palpasi dan didengarkan. Gejaladiobservasi, palpasi dan didengarkan. Gejala
yang terpenting dari trauma thorax adalah
hipoksia termasuk peningkatan frekuensi dan
perubahan pada pola pernapasan, terutama
pernapasan yang dengan lambat memburuk.
Sianosis adalah gejala hipoksia yang lanjut pada
penderita. Jenis trauma yang mempengaruhi
breathing harus dikenal dan diketahui selama
primary survey.
C. CIRCULATION
Denyut nadi penderita harus dinilai kualitas,
frekuensi dan keteraturannya. Tekanan darah
dan tekanan nadi harus diukur dan sirkulasi
perifer dinilai melalui inspeksi dan palpasi kulitperifer dinilai melalui inspeksi dan palpasi kulit
untuk warna dan temperatur. Adnya tanda-
tanda syok dapat disebebkan oleh hematothorax
masif maupun tension pneumothorax. Penderita
trauma thorax didaerah sternum yang
menunjukkan adanya disritmia harus dicurigai
adanya trauma miokard.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan
Hipoksia, tidak adekuatnya pengangkutan
oksigen ke jaringan
2. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan
dengan ekpansi paru yang tidak maksimal
karena trauma, hipoventilasikarena trauma, hipoventilasi
3.Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret
dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan
keletihan
4. Perubahan kenyamanan : Nyeri berhubungan
dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot
sekunder.
5.Resikoterjadinya syok Hipovolemia berhubungan
dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
trauma mekanik terpasang bullow drainagetrauma mekanik terpasang bullow drainage
7. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidakcukupan kekuatan dan ketahanan untuk
ambulasi dengan alat eksternal.
Ns. Haslin
Pengertian
Syok adalah kumpulan gejala dan tanda yang
diakibatkan oleh karena gangguan perfusi
jaringan, yaitu aliran darah ke organ tubuh
tidak dapat mencukupi kebutuhannya.tidak dapat mencukupi kebutuhannya.
LR
1L
NS
1LTwo wide bore iv cannulae Fast
O2 via a mask
Raise the legs
LR
1 L
O2 via a mask
Monitor BP&Pulse
Catheterise & measure
Urine output
Klasifikasi Syok
• Hipovolemik
• Kardiogenik
• Distributif• Distributif
• Obstruktif
Syok Hipovolemik (volume loss)
• Kehilangan darah (perdarahan)
• Kehilangan plasma (luka bakar, dermatitis
eksfoliatif)
• Kehilangan cairan dan elektrolit (muntah,• Kehilangan cairan dan elektrolit (muntah,
diare, peritonitis, obstruksi GIT)
Syok Kardiogenik (pump function
dissability)
• Disritmia
• Gagal Jantung (pompa)
• Disfungsi katup akut (Regurgitasi)
• Ruptur Septum• Ruptur Septum
Syok Obstruktif (CO decreased)
• Tension pneumothoraks
• Tamponade jantung
• Kelainan pembuluh darah paru (emboli
massif, Hipertensi Pulmonal)massif, Hipertensi Pulmonal)
• Trombus di atrium kiri
• Kelainan katup obstruktif
Syok Distributif (systemic
hypotension)
• Sepsis
• Anafilaktik
• Neurogenik
• Insufisiensi Adrenal akut• Insufisiensi Adrenal akut
• Obat vasodilator
Gejala Syok
• Gelisah
• Ketakutan
• Mual – Muntah
• Haus• Haus
• Pusing
Tanda Syok
• Keringat dingin
• Akral dan kulit dingin
• Gangguan kesadaran
• Tachypneu• Tachypneu
• Tachycardia
• Tekanan darah rerata yang rendah
• Produksi urin menurun
• Sianosis perifer
Pengenalan syok
• Nadi :
cepat dan kecil, pada syok yang sangat berat nadi
mungkin tidak akan dapat diraba lagi.
• Otak :• Otak :
bila kekurangan darah, maka terjadi gangguan
fungsi otak.
Sedikit; gelisah dan ketakutan.
Syok berat; kehilangan kesadaran, koma sebelum
meninggal.
Pengenalan syok
• Paru-paru :
Terjadi keadaan dimana sel-sel mengalami
hipoksia, kekurangan oksigen. Tubuh akan
bereaksi dengan membuat pernafasanbereaksi dengan membuat pernafasan
menjadi lebih cepat.
Pernafasan juga menjadi lebih dangkal.
Pengenalan syok
• Kulit :
perabaan akan dinginnya kulit ini dilakukan
terutama pada daerah tangan atau kaki.
Derajat Syok Hemoragik
Klas I Klas II Klas III Klas IV
Darah hilang /cc < 750 750 - 1500 1500-2000 > 2000
Darah hilang /% BV <15 15 - 30 30 - 40 > 40
Nadi < 100 > 100 > 120 > 140
Tekanan darah N N ↓ ↓
Respirasi 14 -20 20 -30 30 - 40 > 35
Produksi urine/cc > 30 20 - 30 5 - 15 Tdk ada
Kesadaran Agak gelisah gelisah Gelisah &
bingung
Bingung &
letargik
Cairan pengganti kristaloid kristaloid Kristaloid,
koloid/darah
Kristaloid,
koloid,darah
Penanganan : prinsip
• Atasi syok
• Cari Penyebab
• Hilangkan Penyebab
Penanganan : tatalaksana
• Tindakan ABC (BHD)
• Meningkatkan penghantaran O2 ke jaringan
• Meningkatkan curah jantung & TD
– Resusitasi cairan.
– Kontraktilitas Inotropik, SVR Vasopresor– Kontraktilitas Inotropik, SVR Vasopresor
• Tindakan atau penanganan sesuai dengan jenis syok
• Monitoring
Penanganan : Airway
• Menjaga/membuka jalan nafas
* Tanpa alat
Head tilt, chin lift, jaw thrust.
* Dengan alat* Dengan alat
Orofaring tube, nasofaring tube, endo
tracheal tube, cricothyrotomi.
Penanganan : breathing
• Pemberian bantuan nafas/oksigenisasi:
. Bernafas spontan oksigen nasal atau
masker
. Tidak bisa bernafas atau bisa bernafas tetapi. Tidak bisa bernafas atau bisa bernafas tetapi
tidak adekuat menggunakan bag and mask
atau ambu bag Intubasi ventilator.
Penanganan : circulation
• Memperbaiki sirkulasi darah
1. Posisi syok
Pasien ditidurkan mendatar, kaki diletakkan lebih tinggi
daripada kepala kurang lebih 45 °
2. Pemberian cairan2. Pemberian cairan
Buat akses vena, berikan cairan kristaloid atau koloid
3. Kontraktilitas Inotropik, SVR Vasopresor
4. Transfusi bila kehilangan darah dalam jumlah besar
Penanganan
• Tindakan atau penanganan sesuai dengan jenis syok
• Hemoragik menghentikan perdarahan balut tekan
• Anafilaktik Adrenalin 1:1000 SC
• Tension Pneumothoraks thorakosintesis
• Tamponade Jantung cardiosintesis• Tamponade Jantung cardiosintesis
Penanganan
• Bawa ke Pusat Pelayanan Kesehatan
• Monitoring
* ABC
* Posisi Syok* Posisi Syok
* Produksi urin
* Kembalinya kesadaran
* Kateterisasi vena sentral
Komplikasi Syok
• Hipoperfusi Multi Organ
• Hipoksia Multi Organ
• Gagal Multi Organ
• Kematian• Kematian
Prognosis
• Lamanya syok berlangsung
• Beratnya syok
• Kecepatan penanganan yang benar
• Kondisi sebelumnya• Kondisi sebelumnya
• Penyakit penyerta
TRAUMA ABDOMEN
oleh
Ns. Pipin Yunus, S.KepNs. Pipin Yunus, S.Kep
PENDAHULUAN
• Abdomen sering terkena trauma
• Trauma menyebabkan kerusakan
• organ dan perdarahan• organ dan perdarahan
• Morbiditas dan motalitas tergantung
berat ringanya trauma
ANATOMI
• Dinding abdomen : Cutis,Sub
Cutis/lemak,Fascia,Musculus, Pre
peritonial fat/lemak, Peritonium
• Rongga Peritonial :
Lambung,Duodenum, Yeyunum, Yleum,
Colon, Hepar,Limpa, V.felea,Organ
reproduksi
• Rongga Retroperitonial / bagian belakang
Duodenum pars II dan III,Pankreas, Colon
ascendent dan decendent,Rectum,Ginjal,
Ureter, Aorta abdominalis, V.C ava inferi
. Rongga Pelvis :. Rongga Pelvis :
Tulang pelvis,Plexus
sacralis,Rectum,Anus,V.urinarius, Organ
reproduksi
JENIS TRAUMA
1. Trauma tumpul
2. Trauma Tajam :2. Trauma Tajam :
a. Trauma tusuk
b. Trauma tembak
1. Trauma Tumpul
Benturan atau pukulan :
-Stir kendaraan
- Sabuk pengaman- Sabuk pengaman
- Stang motor
- Tendangan
- Pukulan
- Benda keras
2. Trauma Tajam
a. Trauma tajam :
- Tusukan Pisau
- Tusukan besi taja
- Tusukan kayu tajam
Gambar Tusukan Kayu Tajam
b. Trauma Tembak
• Senampan Angin
• Senampan Laras panjang dan
pendekpendek
• Pecahan granat
PEMERIKSAAN
1. Anamnesa :
- Jenis trauma
- Kapan terjadinya trauma- Kapan terjadinya trauma
- Alat penyebab trauma
- Syok di TKP/ tidak
- Perdarahan / tidak
PEMERIKSAAN
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Status generalis :
- Penurunan kesadaran- Penurunan kesadaran
- Pucat
- Tampak kesakitan
- Tanda-tanda syok
b. Status generalisasi :
. Inspeksi ( lihat ) :
- Luka ( luka tajam / tembak )
- Prolaps isi abdomen
- Perdarahan ( abdomen,urethra,vagina
))
- Alat yang menancap
. Auscultasi ( dengarkan )
- Bising usus ( normal/ tidak)
• Palpasi ( raba ) :
- Defans muskuler ( otot seperti papan)
- Nyeri tekan
. Perkusi ( ketuk ) :. Perkusi ( ketuk ) :
- Timpani
- Redup
- Pekak hati hilang
C. Pemasangan NGT :
- Ada darah atau tidak
- Dekompresi
- Persiapan operasi
D. Pemasangan Catheter urine :
- Ada darah / tidak
- Monitor produksi urine
- Persiapan operasi
E. Laboraturium :
- Laboraturium darah
- Laboraturium urine
F. Radiologi :
- Bila kondisi stabil- Bila kondisi stabil
- Foto polos abdomen
- F oto abdomen tiga posisi (untuk menentukan udara
bebas )
- Urethrografi
- Cystografi
- BNO - IVP
G. USG abdomen
H. CT Scan abdomen
I. Lavage peritonial
J. Laparascopy diagnostikJ. Laparascopy diagnostik
INDIKASI OPERASI
1. Berdasarkan pemeriksaan pisik :
a. Syok berulang setelah resusitasi
b. Peritonitis
c. Luka tembus peritoneumc. Luka tembus peritoneum
d. Keluarnya organ abdomen
e. Perdarahan dari lambung, anus,urther
2. Berdasarkan pemeriksaan penunjang :
- Udara bebas pada foto abdomen tiga posisi
- USG tampak ruptur organ abdomen
3. Berdasarkan pemeriksaan penunjang :3. Berdasarkan pemeriksaan penunjang :
- CT Scan tampak ruptur organ abdomen
- Lavage peritonial: ada isi usus, darah, irine
- Laparascopy diagnostik: tampak isi
usus,perdarahan,kerusakan organ
1.1. PerhatikanpemulihanPerhatikanpemulihan fungsifungsi vitalvital
2.2. MemaksimalkanMemaksimalkan oksigenisasioksigenisasi dandan perfusiperfusi jaringanjaringan
3.3. AnalisaAnalisa mekanismemekanisme traumatrauma
4.4. PemeriksaanPemeriksaan fisikfisik yangyang telititeliti dandan diulangdiulang
5.5. LakukanLakukan manuvermanuver diagnostikdiagnostik yangyang diperlukandiperlukan
6.6. EfektifEfektif waktuwaktu dalamdalam pemeriksaanpemeriksaan dandan diagnostikdiagnostik6.6. EfektifEfektif waktuwaktu dalamdalam pemeriksaanpemeriksaan dandan diagnostikdiagnostik
7.7. PerhatikanPerhatikan kemungkinaankemungkinaan cederacedera vaskulervaskuler dandan retroretro
peritonialperitonial
8.8. BilaBila prolapsprolaps organ abdomen,organ abdomen, tutupdenantutupdenan kassakassa sterilsteril
lembablembab
9.9. BilaBila adaada bendabenda menancapmenancap janganjangan dicabutdicabut ((sebagaisebagai
tampon)tampon)
10.10. DiagnostikDiagnostik tepattepat untukuntuk intervensiintervensi operasioperasi
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
INFARK MIOKARDIUM
Ns. Pipin Yunus.,M.Kep
PENGERTIAN
Defenisi IMA (Infark Miokard Akut)
Infark miokard akut adalah penyakit jantung
yang disebabkan oleh karena sumbatan pada
arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh
karena adanya aterosklerotik pada dinding arterikarena adanya aterosklerotik pada dinding arteri
koroner sehingga menyumbat aliran darah ke
jaringan otot jantung. (M. Black, Joyce, 2014 :
343)
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis
miokard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu. (M. Black, Joyce, 2014: 343)
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Penyebab IMA paling sering adalah oklusi
lengkap atau hampir lengkap dari arteri coroner,
biasanya dipicu oleh ruptur plak arterosklerosis
yang rentan dan diikuti pleh pembentukan
trombus. Ruptur plak dapat dipicu oleh faktor-trombus. Ruptur plak dapat dipicu oleh faktor-
faktor internal maupun eksternal. (M.Black,
Joyce, 2014 : 343)
Factor internal antara lain karakteristik plak,
seperti ukuran dan konsistensi dari inti lipid dan
ketebalan lapisan fibrosa , serta kondisi
bagaimana plak tersebut terpapar, seperti status
koagulasi dan derajat vasokontriksi arteri. Plakkoagulasi dan derajat vasokontriksi arteri. Plak
yang rentan paling sering terjadi pada area
dengan stenosis kurang dari 70 % dan ditandai
dengan bentuk yang eksentrik dengan batas
tidak teratur; inti lipid yang besar dan tipis ;dan
pelapis fibrosa yang tipis. (M. Black, Joyce, 2014:
343)
Factor eksternal berasal dari aktivitas klien atau
kondisi eksternal yang memengaruhi klien.
Aktivitas fisik berat dan stress emosional berat,
seperti kemarahan, serta peningkatan respon
system saraf simpatis dapat menyebabkansystem saraf simpatis dapat menyebabkan
rupture plak. Pada waktu yang sama, respon
system saraf simpatis akan meningkatkan
kebutuhan oksigen miokardium. (M. Black,
Joyce,2014 : 343)
PATOFISIOLOGI
IMA dapat dianggap sebagai titik akhir dari
PJK. Tidak seperti iskemia sementara yang
terjadi dengan angina, iskemia jangka panjang
yang tidak berkurang akan menyebabkan
kerusakan ireversibel terhadap miokardium. Sel-kerusakan ireversibel terhadap miokardium. Sel-
sel jantung dapat bertahan dari iskemia selama
15 menit sebelum akhirnya mati. Manifestasi
iskemia dapat dilihat dalam 8 hingga 10 detik
setelah aliran darah turun karena miokardium
aktif secara metabolic.
Ketika jantung tidak mendapatkan darah dan
oksigen, sel jantung akan menggunakan
metabolisme anaerobic, menciptakan lebih
sedikit adenosine trifosfat (ATP) dan lebih
banyak asam laktat sebagai hasil sampingannya.banyak asam laktat sebagai hasil sampingannya.
Sel miokardium sangat sensitif terhadap
perubahan pH dan fungsinya akan
menurun. Asidosis akan menyebabkan
miokarium menjadi lebih rentan terhadap efek
dari enzim lisosom dalam sel.
Asidosis menyebabkan gangguan sistem
konduksi dan terjadi disritmia. Kontraktilitas
juga akan berkurang, sehingga menurunkan
kemampuan jantung sebagai suatu pompa. Saat
sel miokardium mengalami nekrosis, enzimsel miokardium mengalami nekrosis, enzim
intraselular akan dilepaskan ke dalam aliran
darah, yang kemudian dapat dideteksi dengan
pengujian laboratorium. (M.Black, Joyce, 2014
:345)
Lokasi IMA paling sering adalah dinding
anterior ventrikel kiri di dekat apeks, yang
terjadi akibat trombosis dari cabang desenden
arteri coroner kiri. Lokasi umum lainnya adalah
(1) dinding posterior dari ventrikel kiri di dekat(1) dinding posterior dari ventrikel kiri di dekat
dasar dan di belakang daun katup/ kuspis
posterior dari katup mitral dan (2) permukaan
inferior (diafragmantik) jantung. Infark pada
ventrikel kiri posterior terjadi akibat oklusi
arteri coroner kanan atau cabang sirkumfleksi
arteri coroner kiri.
Infark inferior terjadi saat arteri coroner kanan
mengalami oklusi. Pada sekitar 25 % dari IMA
dinding inferior, ventrikel kanan merupakan
lokasi infark. Infark atrium terjadi pada kurang
dari 5 %. Peta konsep menjelaskan efek selulardari 5 %. Peta konsep menjelaskan efek selular
yang terjadi selama infark miokard. (M.Black,
Joyce, 2014 : 345)
MANISFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan
IMA berasal dari iskemia otot jantung dan
penurunan fungsi serta asidosis yang terjadi.
(M.Black, Joyce, 2014 : 346)
1.Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang1.Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang
tidak khas. b. Mual atau pusing.
2. Sesak napas dan kesulitan bernapas.
3.Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang
tidak dapat dijelaskan
4. Palpitasi, kringat dingin, pucat
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Sistem Persyarafan
Kesadaran pasien kompos mentis, pusing,
berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,
letargi. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
2. Sistem Penglihatan2. Sistem Penglihatan
Pada pasien infark miokard akut penglihatan
terganggu dan terjadi perubahan pupil. (Bararah
dan Jauhar, 2013 : 123)
3. Biasanya pasien infark miokard akut mengalami
penyakit paru kronis, napas pendek, batuk,
perubahan kecepatan/kedalaman pernapasan, bunyi
napas tambahan (krekels, ronki, mengi),
4. Sistem Pendengaran
Tidak ditemukan gangguan pada sistem
pendengaran(Bararah dan Jauhar,2013 : 123)
5. Sistem Pencernaan
Pasien biasanya hilang nafsu makan, anoreksia,
tidak toleran terhadap makanan, mual
muntah,perubahan berat badan, perubahan
kelembaban kulit. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
NEXT....
4. Sistem Perkemihan
Pasien biasanya oliguria, haluaran urine menurun bila
curah jantung menurun berat. (Bararah dan Jauhar, 2013 :
123)
5. Sistem Kardiovaskuler
Biasanya bunyi jantung irama tidak teratur, bunyi ekstra,Biasanya bunyi jantung irama tidak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
6. Sistem Endokrin
Pasien infark miokard akut biasanya tidak terdapat
gangguan pada sistem endokrin. (Bararah dan Jauhar,
2013 : 123)
7. Sistem Muskuluskeletal
Biasanya pada pasien infark miokard akut terjadi
nyeri, pergerakan ekstremitas menurun dan tonus otot
menurun. (Huda Nurarif dan Kusuma,2015 : 25)
Pada pemeriksaan EKG
1.Fase hiperakut (beberapa jam permulaan serangan)
Elevasi yang curam dari segmen ST Gelombang T
yang tinggi dan lebar VAT memanjang Gelombang Q
tampak
2.Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian)2.Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian)
Gelombang Q patologis Elevasi segmen ST yang
cembung ke atas Gelombang T yang terbalik
(arrowhead)
3.Fase resolusi (beberapa minggu / bulan kemudian)
Gelombang Q patologis tetap ada Segmen ST
mungkin sudah kembali iseolektris Gelombang T
mungkin sudah menjadi normal Pada pemeriksaan
darah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Nyeri akut berhubungan dengan iskemia
miokard akibat oklusi arteri koroner dengan
hilang atau terbatasnya aliran darah ke
arah miokardium dan nekrosis dari
miokardium.miokardium.
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan
initropik negative pada jantung karena
iskemia, cedera, atau infark pada miokardium,
dibuktikan oleh perubahan tingkat kesadaran,
kelemahan, puisng, hilangnya nadi perifer, suara
jantung abnormal, gangguan hemodinamik, dan
henti jantung paru
3. Gangguan pertukaran gas yang b.d penurunan
curah jantung yang ditunjukkan oleh sianosis,
pengisian kapiler yang terganggu, penurunan
tekanan oksigen arteri (PaO2), dan dyspnea.
Bahan ajar keperawatan gawat darurat

More Related Content

What's hot

Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidanceAmalia Senja
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triagejohanadi2
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015Bunga AnanDjuean
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Monita Ningtyas
 
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaPerawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaKhairulAnwar237
 
Proses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwaProses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwaAmalia Senja
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasLSIM
 
kehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwakehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwaFransiska Oktafiani
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikfikri asyura
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Dewi Ratna Sari,SKep.Ns.M
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanZulfikar Muhammad
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoidEllyeUtami
 

What's hot (20)

Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triage
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaPerawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
 
Proses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwaProses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwa
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
kehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwakehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwa
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatan
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 

Similar to Bahan ajar keperawatan gawat darurat

TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptxTIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptxAlfiRaihana
 
Pengantar kgd dan triage 2013
Pengantar kgd dan triage 2013Pengantar kgd dan triage 2013
Pengantar kgd dan triage 2013hammad hammad
 
PPT-Triage.pptx
PPT-Triage.pptxPPT-Triage.pptx
PPT-Triage.pptxaini941298
 
anisa_triase.pptx
anisa_triase.pptxanisa_triase.pptx
anisa_triase.pptxErfanHeri
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_darujohanadi2
 
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) Maria Haryanthi Butar-Butar
 
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptx
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptxTriage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptx
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptxAlva Cherry Mustamu
 
KONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN.pptx
KONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN.pptxKONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN.pptx
KONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN.pptxAnnisaIcaa2
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptxKeperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptxghericeserumena
 
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdfAnnaAristiyanti
 
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxTriage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxssuser8c26251
 
TRIAGE DHB....................................pdf
TRIAGE DHB....................................pdfTRIAGE DHB....................................pdf
TRIAGE DHB....................................pdfdeddyhandaya1
 
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxPENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxudayaniuda
 
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).ppt
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).pptSistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).ppt
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).pptFebriyanti779061
 
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggristriage dan dituru...
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggristriage dan dituru...Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggristriage dan dituru...
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggristriage dan dituru...otoniusgulo
 

Similar to Bahan ajar keperawatan gawat darurat (20)

TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptxTIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptx
 
Pengantar kgd dan triage 2013
Pengantar kgd dan triage 2013Pengantar kgd dan triage 2013
Pengantar kgd dan triage 2013
 
PPT-Triage.pptx
PPT-Triage.pptxPPT-Triage.pptx
PPT-Triage.pptx
 
anisa_triase.pptx
anisa_triase.pptxanisa_triase.pptx
anisa_triase.pptx
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
 
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
 
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptx
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptxTriage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptx
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN.pptx
KONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN.pptxKONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN.pptx
KONSEP DASAR KEGAWAT DARURATAN.pptx
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptxKeperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
 
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
 
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxTriage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
 
TRIAGE DHB....................................pdf
TRIAGE DHB....................................pdfTRIAGE DHB....................................pdf
TRIAGE DHB....................................pdf
 
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxPENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
 
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).ppt
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).pptSistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).ppt
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).ppt
 
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggristriage dan dituru...
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggristriage dan dituru...Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggristriage dan dituru...
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggristriage dan dituru...
 
Patient Safety 1
Patient Safety 1Patient Safety 1
Patient Safety 1
 
Kb 1 triage
Kb 1 triageKb 1 triage
Kb 1 triage
 
ESI.docx
ESI.docxESI.docx
ESI.docx
 

Recently uploaded

MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 

Recently uploaded (14)

MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 

Bahan ajar keperawatan gawat darurat

  • 1. Bahan Ajar Keperawatan Gawat darurat Penyusun : Ns. Pipin Yunus.,S.Kep.,M.Kep Ns. Arifin Umar, S.Kep.,M.Kep Ns. Haslinda Damansyah, M.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO T.A 2018/2019
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya, maka Bahan Ajar Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo dapat diterbitkan. Bahan Ajar ini disusun sebagai pedoman untuk mahasiswa dalam proses belajar dan sebagai referensi dalam meningkatkan pengetahuan dan skill. Bahan Ajar ini diharapkan dapat memberikan arahan bagi mahasiswa dalam pencapaian kompetensi demi menyelesaikan mata ajar keperawatan Gawat Darurat. Ucapan terima kasih kami kepada seluruh tim keperawatan Gawat Darurat Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ajar ini. Kami menyadari buku ajar ini masih belum sempurna, sehingga bila ada kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun dalam memperbaiki buku ini akan kami terima dengan senang hati. Tim Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI Konsep Keperawatan Gawat darurat................................................................ 1 Peran dan Fungsi Perawat UGD ...................................................................... 2 Konsep Triage ............................................................................................. 3 Mekanisme Cedera........................................................................................... 4 Asuhan Keperawatan Gawat Darurat............................................................... 5 Askep Trauma Abdomen………….. ............................................................... 6 Askep Trauma Kepala...................................................................................... 7 Askep Trauma dada.......................................................................................... 8 Askep Infak Miokard…………………………. .............................................. 9 Askep Syok ......................................................................................... 10 Askep Muskuloskeletal.................................................................................... 11
  • 4. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT By: Ns. Arifin Umar S.Kep, Ns, M.Kep
  • 5. DEFENISI Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan profesional keperawatan yang diberikan pada pasien denga kebutuhan urgen dan kritis. Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang tidak urgen. Yang kemudian filosofi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang dialami pasien atau keluarga harus dipertimbangkan sebagai kedaruratan.
  • 6. SISTEM PELAYANAN GAWAT DARURAT Pelayanan keperawatan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi kedaruratan yang dialami pasien tetapi juga memberikan asuhan keperawatan untukjuga memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan kelaurga. Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus memiliki kemampuan, keterampilan, tekhnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepada pasien.
  • 7. TRIAGE DALAM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Yaitu sekenario pertolongan yang akan diberikan sesudah fase keadaan pasien. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus diberi prioritas utama. Triage dalam keperawatan gawat darurat digunakan untuk mengklasifikasikan keparahan penyakit atau cedera dan menetapkan proritas kebutuhan penggunaan petugas perawatan kesehatan yang efisien dan sumber-sumbernya.
  • 8. Standart waktu yang diperlukan untuk melakukan triase adalah 2 – 5 menit untuk orang dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak. Triase dilakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam prinsip triase, pengalaman bekerja min 6 bln di bagian UGD, dan memilikikualisifikasi : Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS,ENPCSertifikasi ATLS, ACLS, PALS,ENPC Lulus Trauma Nurse Core Curriculum (TNCC) Sertifikasi dlm kep kedaruratan Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen Keterampilan pengkajian yg tepat, dll
  • 9. SISTEM TRIASE Spot Check 25 % UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan mengklasifikasikan pasien dlm waktu 2 – 3 menit. Sistem ini memungkinkanwaktu 2 – 3 menit. Sistem ini memungkinkan identifikasi segera. Komprehensif merupakan triase yg standart digunakan. Dan didukung oleh ENA (emergency Nurse Association) meliputi
  • 10. A (Airway) B (Breathing) C (Circulation) D (Dissability of Neurity) E (Ekspose) F (Full-set of Vital sign) Pulse Oxymetry
  • 11. Triase Two-Tier sistem ini memerlukan orang kedua yang bertindak sebagai penolong kedua yang bertugas mensortir pasien untuk dilakukan pengkajian lebih rinci. Triase Expanded sistem ini dapat ditambahkan ke sstemsistem ini dapat ditambahkan ke sstem komprehensif dan two tier mencakup protokol penanganganan: 1.Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka) 2.Pemeriksaan diagnostik 3.Pemberian obat 4.Tes Lab (Darah, KGD, urinalisis, dll)
  • 12. Triase Bedside pasien dalam sistem ini tidak diklasifikasikan triasenya, langsung ditangani oleh perawat yang bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.
  • 13. KATEGORI/KLASIFIKASI TRIASE 61% menggunakan 4 kategori pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan warna kartu/status sebagaimenggunakan warna kartu/status sebagai tanda klasifikasi yaitu Merah (emergen), Kuning (Urgent), hijau (non urgen), Hitam (expectant)
  • 14. Merah (Emergent) Yaitu korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera. Yaitu kondisi yang mengancam kehidupan dan memerlukan perhatian segera. Contoh: syok oleh berbagai kausa Gangguan pernafasan Trauma kepala dengan pupil anisokor Perdarahan eksternal masif
  • 15. Kuning (Urgent) Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat ditunda sementara. Kondisi yang merupakan masalah medis yang signifikan dan memerlukan penatalaksanaan sesegera mungkin. Tanda-tanda vital klien ini masih stabil. Contoh: Fraktur multiple Fraktur femur/pelvis Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma abdomen berat) Luka bakar luas Gangguan kesadaran/trauma kepala Korban dengan status yang tidak jelas. Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus, pengawasan ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi dan diberikan perawatan sesegera mungkin.
  • 16. Hijau (Non urgent) Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda. Penyakit ataupengobatan dapat ditunda. Penyakit atau cedera minor Contoh: Fraktur minor Luka minor Luka bakar minor
  • 17. Hitam (Expectant) Korban yang meninggal dunia atau yang berpotensi untuk meninggal dunia.dunia.
  • 18. 6 % memakai sistem empat kelas yaitu: 1.Kelas I: Kritis (mengancam jiwa, ekstremitas, penglihatan atau tindakan segera) 2.Kelas II: Akut (terdapat perubahan yang signifikan, tindakan segera mungkin) 3.Kelas III: Urgen (signifikan, tindakan pada waktu yang tepat) Kelas IV: Non urgen ( tidak terdapat resiko yang4.Kelas IV: Non urgen ( tidak terdapat resiko yang perlu segera ditangani)
  • 19. 10% digunakan sistem 5 tingkat yaitu Tingkat Akuitas Waktu penanganan dan mengkaji ulang Contoh 1 Kritis Segera Henti jantung 2 Tidak stabil 5 – 15 menit Fraktur mayor 3 Potensial tidak stabil 30 – 60 menit Nyeri abdomen 4 Stabil 1 – 2 jam Sinusitis 5 Rutin 4 jam Pengangkatan jahitan
  • 20. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Pengkajian (PQRST) Provokes (pemicu) Quality (kualitas) Radiation (penyebaran)Radiation (penyebaran) Severity (intensitas) Time (Waktu) Treatment (penanganan) Ditambah dengan riwayat alergi, obat2an terahir, imunisasi, haid terahir, setelah itu baru dklasifikasikan
  • 21. Tipsord-Klinkhammer dan Adreoni menganjurkan OLD CART Onset of system (awitan gejala) Location of Problem (Lokasi masalah) Duration of symptoms (karakteristik gejala yg dirasakan) Aggraviting Factor (faktor yangAggraviting Factor (faktor yang memperberat) Relieving Factors (faktor yang meringankan) Treatment (penanganan sebelumnya)
  • 22. Pertimbsangan pengambilan keputusan triase Menurut standart ENA(1999): Kebutuhan fisik Tumbuh kembangTumbuh kembang Psikososial Akses klien dalam institusi pelayanan kes Alur pasien dalam kedaruratan
  • 23. Alur Pasien UGD Pastikan keluhan klien (cocokkan dengan apa yang perawat lihat) Kaji segera yang penting (HR, jika ada luka dep dengan segera) Kaji berdasarkan ABCD) Kaji awitan yang baru timbul Pantau:Setiap gejala cendrung berulang atau intensitasPantau:Setiap gejala cendrung berulang atau intensitas meningkat Setiap gejala yang disertai perubahan pasti lainnya Kemunduran secara progresif Usia Awitan Misteri Keharusan pasien berbaring Kontrol yang ketat
  • 24. Diagnosa Diagnosa keperawatan gawat darurat adalah masalah potensial dan aktual. Tetapi perawat tetap harus mengkaji pasien secara berkala karena kondisi pasien dapat berubah terus menerus.pasien dapat berubah terus menerus. Diagnosa keperawatan bias berubah atau bertambah setiap waktu.
  • 25. Intervensi/implementasi Intervensi yang dilakukan sesuai dengan pengkajian dan diagnosa yang sesuai dengan keadaan pasien dan harus dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Prioritas ditegakkan sesuai dengan tujuan umum dari penatalaksanaan kedaruratan yaitu untuk memepertahankan hidup, mencegah keadaan yang memburuk sebelum penanganan yang pasti. Prioritasmemburuk sebelum penanganan yang pasti. Prioritas ditentukan oleh ancaman terhadap kehidupan pasien. Kondisi yang mengganggu fungsi fisiologis vital lebih diutamakan dari pada kondisi luar pasien. Luka di wajah, leher dan dada yang mengganggu pernafasan biasanya merupakan prioritas tertinggi.
  • 26. Prinsip Penatalaksanaan Keperawatan Gawat Darurat: Memelihara jalan nafas dan menyediakan ventilasi yang adekuat, melakukan resusitasi pada saat dibutuhkan. Kaji cedera dan obstrusksi jalan nafas Kontrol perdarahan dan konsekuensinya Evaluasi dan pemulihan curah jantung Mencegah dan menangani syok, memelihara sirkulasi Mendapatken pemeriksaan fisik secara terus menerus, keadaan cedara atau penyakit yang serius dari pasien tidak statiscedara atau penyakit yang serius dari pasien tidak statis Menentukan apakah pasien dapat mengikuti perintah, evaluasi ukuran dan aktivitas pupil dan respon motoriknya Mulai pantau EKG, jika diperlukan Lakukan penatalaksanaan jika ada dugaan fraktur cervikal dengan cedera kepala Melindungi luka dengan balutan steril Periksa apakah pasien menggunaakan kewaspadaan medik atau identitas mengenai alergi dan masalah kesehatan lain Mulai mengisi lembar alur tanda vital, TD dan status neurologik untuk mendapatkan petunjuk dalam mengambil keputusan
  • 27. Evaluasi Setelah mendapat pertolongan adekuat, vital sign dievaluasi secara berkala, setelah itu konsulkan dengan dokter atausetelah itu konsulkan dengan dokter atau bagian diagnostik untuk prosedur berikutnya, jika kondisi sudah mulai stabil pindahkan ke ruangan yang sesuai.
  • 28. Peran dan Fungsi Perawat Gawat Darurat Oleh : Sobar Darmaja, S.Psi, MKM Gawat Darurat Ns. Arifin Umar.,M.Kep Oleh : Ns. Arifin Umar.,M.Kep
  • 29. Perawat Peran Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem Dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan PeranPerawat Perawat (PP No. Seseorang yg telah lulus dan mendapatkan ijazah dr pendidikan kesehatan yg diakui pemerintah (PP No. 32 th 1996 ttg tenaga kesehatan ) Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun luar negeri yang diakui Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan (UU No. 38/2014 P 1 ayat 2)
  • 30. Peran Perawat Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, di mana dapatkedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan
  • 32. Pemberi Pelayanan Kesehatan Pemberi pelayanan kesehatan (direct care provider) keperawatan langsung pada klien dan keluarga yang mengalami masalah kesehatan karena sakit akut, kritis dan labil, cedera.Sertakarena sakit akut, kritis dan labil, cedera.Serta memberikan pelayanan kesehatan perawatan langsung pada keluarga, kelompok pasien dan masyarakat yang membutuhkan karena menglami masalah kesehatan tersebut karena berbagai sebab.
  • 33. Manajer Klinis Manajer klinis (leadership); perawat gawat darurat dapat berperan sebagai administrator atau manajer klinik unit gawat darurat yang bekerja untuk meningkatkan pelayananbekerja untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gawat darurat
  • 34. Edukator (Pendidik) Pendidik (educator); perawat gawat darurat berperan sebagai pemimbing klinik pada peserta didik keperawatan dan dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan cederapeningkatan kesehatan dan pencegahan cedera atau injury melalui program pendidikan kesehatan kepada masyarakat
  • 35. Peneliti Peneliti (researcher); perawat gawat darurat berperan sebagai peneliti di area kesehatan terkait pelayanan gawat darurat.terkait pelayanan gawat darurat.
  • 36. Praktik Kolaborator Praktik kolaboratif (collaborative practice berperan untuk membangun koalisi antar profesi dan melakukan praktik kolaboratif untuk mengoptimalkan hasil dan pelayanan klinis yangmengoptimalkan hasil dan pelayanan klinis yang diberikan
  • 37. Fungsi Perawat • Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya. • Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan• Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain
  • 38. Fungsi Perawat Fungsi Perawat IndependenIndependen MandiriMandiri DependenDependen Intruksi dari perawat lain Intruksi dari perawat lainPerawatPerawat DependenDependen perawat lainperawat lain InterdependenInterdependen Kerjasama dg tim kesehatan lain Kerjasama dg tim kesehatan lain
  • 39. Fungsi Independent Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhanmelakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
  • 40. Fungsi Dependen • Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan.tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
  • 41. Fungsi Interdependen • Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan sepertisama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.
  • 42.
  • 43. TRIAGE ------------------------ TRIAGE SYSTEM 1 / 19 Ns. Arifin Umar, M.Kep KEPERAWATAN GADAR
  • 44. TRIAGE TRIAGE : Adl.cara penseleksian korban berdasarkan skala prioritas kebutuhan therapi korban dgn.sumber daya yg.tersedia. 2 / 19 TRIAGE- Juga berlaku untuk penseleksian korban untuk rujukan ke Rumah Sakit & penanganannya.
  • 45. GAWAT DARURAT MEDIK : • Ialah Peristiwa yg.menimpa seseorang dgn.tiba-tiba yg.dapat membahayakan jiwa, sehingga memerlukan tindakan medik dengan; segera, cepat & tepat. 3 / 19 REMEMBER !!! “ Triage is not a waste of time “
  • 46. KEBERHASILAN PENANGANAN KORBAN MASSAL DGN.TRIAGE SYSTEM Tergantung dari = : • 1. ORGANISASI ( Struktural tugas ) • 2. FASILITAS ( Sarana & Prasarana ) • 3. KOMUNIKASI ( Alat, Jejaring & Prosedur ) • 4. DATA ( Sumber Daya Manusia ) 4 / 19 • 4. DATA ( Sumber Daya Manusia ) • 5. PENANGANAN Operasional : - Pra- Rumah Sakit - Intra Rumah Sakit - Antar Rumah Sakit
  • 47. TAHAP KEGIATAN / PENANGANAN Dengan “ TRIAGE SYSTEM “ I. AWARENESS STAGE ( Tahap Siaga ) Tahap mengetahui adanya Bencana II. INITIAL ACTION STAGE ( Tahap aksi awal ) Tahap pengolahan informasi Pengiriman team Adju 5 / 19 III. PLANING STAGE ( Tahap perencanaan ) Pecatatan data lapangan : Brp.korban ? Brp.keb.ambulan ? Logistik ? , Tenaga medik / Non medik ? Dll. IV. OPERASIONAL STAGE ( Tahap operasional ) V. FINAL STAGE ( Tahap akhir tugas ) - Pencatatan & Pelaporan - Evaluasi
  • 48. BENCANA • BENCANA = Peristiwa / Kejadian pd.suatu daerah yg. mengakibatkan kerusakan ekologi,kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan & pelayanan kes. yg.bermakna shg.memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar ( W.H.O ) 6 / 19 ( W.H.O ) • BENCANA = Suatu kejadian secara alami maupun ulah manusia,terjadi secara mendadak / ber - angsur-angsur ,menimbulkan akibat yg.me rugikan shg.masyarakat dipaksa melaku kan tindakan penanggulangan. ( BAKORNAS PBP )
  • 49. KLASIFIKASI – BENCANA : • BENCANA TK.I : KORBAN < 50 ORANG • BENCANA TK.II: KORBAN 51-100 Org. 7 / 19 • BENCANA TK.II: KORBAN 51-100 Org. • BENCANA TK III: KORBAN 101-300 Org • BENCANA TK IV: KORBAN > 300 Org.
  • 50. PRIORITAS PENANGANAN KEDARURATAN PD.KEADAAN BENCANA / TRIAGE SYSTEM 1. PRIORITAS : I ( WARNA MERAH ) - Henti nafas - Henti jantung 8 / 19 - Henti jantung - Perdarahan besar - Tidak sadar - Luka terbuka di dada & perut - Fraktur pd.daerah : * Pelvis, Dada, Cervical - Syock - Luka bakar ( yg.mengenai air way ).
  • 51. 2. PRIORITAS : II ( WARNA KUNING ) • Luka Bakar luas : grade II > 30 % grade III > 10 % • Luka Bakar pd.daerah vital : Kemaluan, Air way Dll. • Perdarahan besar • Fraktur Spinal 9 / 19 • Fraktur Spinal • Luka di Kepala / Subdural hematom dengan : - muntah - perdarahan telinga / mulut / hidung - nadi < 60 x / menit - nafas tidak teratur - lemah, reflek < , rangsangan - / <
  • 52. 3. PRIORITAS : III ( WARNA HIJAU ) • Fraktur ringan dgn. Perdarahan << • Lacerasi / benturan ringan • Histeris 10 / 19 • Luka bakar ringan • Sadar
  • 53. 4. PRIORITAS : IV ( WARNA PUTIH/ HITAM ) HOPELESS • Luka Bakar grade II / III > 40 % • Multiple Injury pd : Kepala, Dada & Cervical • Trauma kepala dgn.otak keluar 11 / 19 • Trauma kepala dgn.otak keluar • Spinal injury dgn.tidak ada lagi respon/reflek • Korban luka parah pada usia > 60 Thn
  • 54. 5.PRIORITAS : V ( WARNA HITAM ) • MENINGGAL DUNIA 12 / 19
  • 55. KARTU TRIAGE 13 / 19 Depan Belakang
  • 56. KARTU TRIAGE 14 / 19 IM : ……… SC : ……… Depan Belakang
  • 57. KOMUNIKASI PD.KEADAAN BENCANA YANG HARUS DIKETAHUI : • 1. Hindari sedapat mungkin pemakaian telephone / cadangkan no. khusus untuk masuk ke unit anda. 2. Monitor dgn.baik pesawat telephone / Radio komunikasi , hindari hal yg.tidak perlu krn.jalur komunikasi sangat diper- lukan unt.hal yang bersifat darurat. 15 / 19 lukan unt.hal yang bersifat darurat. 3. Laporan yg.tidak terlalu perlu dpt.dilaksanakan setelah” FASE AKUT SELESAI “ . 4. Sebaiknya laporan disampaikan melalui faximilie. 5. Gunakan kode/ singkatan , & hanya bila anda yakin bahwa lawan bicara anda ada dalam 1 grup / atau mengerti arti kode ataupun singkatan tersebut.
  • 58. PEMAKAIAN “ SANDI “ UNTUK RADIO KOMUNIKASI 1 – 1 : Menghubungi melalui telephon 3 – 3 : Penerimaan sinyal jelek,tapi dapat dibaca 4 – 4 : Penerimaan jelek sekali 5 – 5 : Jelas / baik 8 – 4 : Test radio 8 – 6 : Mengerti 16 / 19 8 – 6 : Mengerti 8 – 7 : Sampaikan 8 – 8 : Sibuk 8 – 9 : Ingin bertemu langsung 8 – 1 - 0 : Mati / Tidak mengudara 8 – 1 – 1 : Hidup kembali / On air 8 – 1 – 2 : Mohon diulang
  • 59. PEMAKAIAN “ SANDI “ UNTUK RADIO KOMUNIKASI 8 – 1 – 3 : Selamat bertugas 8 – 1 – 5 : Cuaca 8 – 1 – 6 : Waktu / Jam 10 – 2 : Ada dimana 17 / 19 10 – 2 : Ada dimana 10 – 8 : Akan ke mana 3 – 3 L : Kecelakaan Lalu Lintas yg,ada korban 3 – 3 M : Kecelakaan Lalu Lintas yg,tidak ada korban JAYA 65 : Musibah Kebakaran TARUNA = BERITA / PESAN
  • 60. HURUF ALFABHET UNT.KOMUNIKASI ‘ SANDI ORARI ‘ . A : Alfa B : Beta C : Charlie D : Delta J : Juliet K : Kilo L : Lima M : Mike S : Sierra T : Tanggo U : Uniform V : Valentine 18 / 19 D : Delta E : Echo F : Fox G : Golf H : Hotel I : India M : Mike N : Nancy O : Oscar P : Papa Q : Quebec R : Romeo V : Valentine W : Whisky X : X-Ray Y : Yankee Z : Zulu
  • 61. STUDY KASUS • Telah terjadi sebuah Kecelakaan Lalu Lintas beruntun di Jalan Tol ……, K.L.L. melibatkan :sebuah bus kota bermuatan penumpang -+ 50 orang, 2 buah mobil pribadi Kijang berpenumpang 5 orang & Pick up .Juga sebuah mobil tangki bermuatan BBM Premium. • Situasi Lokasi kejadian masih belum terkendali, Petugas yg.ada di 19 / 19 • Situasi Lokasi kejadian masih belum terkendali, Petugas yg.ada di lokasi kejadian baru dari unit patroli petugas jalan tol. • Terdapat sekitar 60 korban di lokasi dengan berbagai macam kasus : - Luka Bakar, Frakture, Trauma, Syock, Perdarahan, Tidak sadar, Histeris ,Meninggal dunia , Dll. • TINDAKAN : Lakukan prosedur tetap, penanganan KLB tersebut dengan peralatan yg.ada, dan dgn.Skala prioritas dan pengevakuasian korban dengan methode “ TRIAGE SYSTEM”.
  • 64. TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS MAHASISWA MAMPU :MAHASISWA MAMPU : MenjelaskanMenjelaskan tigatiga dasardasar mekanismemekanisme cederacedera yangyang disebabkandisebabkan oleholeh gerakgerak MenjelaskanMenjelaskan mekanismemekanisme traumatrauma tumpultumpulMenjelaskanMenjelaskan mekanismemekanisme traumatrauma tumpultumpul dandan traumatrauma tembustembus MenjelaskanMenjelaskan implikasiimplikasi duadua bentukbentuk terbanyakterbanyak cederacedera tembustembus MenjelaskanMenjelaskan tigatiga benturanbenturan yangyang menyertaimenyertai korbankorban tabrakantabrakan kendaraankendaraan bermotorbermotor
  • 65. TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS MAHASISWA MAMPU :MAHASISWA MAMPU : MenjelaskanMenjelaskan cederacedera yangyang dapatdapat terjaditerjadi dengandengan adaada atauatau tidaknyatidaknya pelindungpelindung keselamatankeselamatan diridiri MenjelaskanMenjelaskan perbedaanperbedaan araharah benturanbenturan yangyang berdampakberdampak padapada organorganberdampakberdampak padapada organorgan MenjelaskanMenjelaskan mekanismemekanisme cederacedera tabrakantabrakan kendaraankendaraan MenjelaskanMenjelaskan tigatiga kriteriakriteria pemeriksaanpemeriksaan verticalvertical deselerationdeseleration MenjelaskanMenjelaskan tigatiga faktorfaktor yangyang berperanberperan padapada cederacedera ledakanledakan
  • 66. POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN CederaCedera Mekanisme yang disebabkan oleh gerakMekanisme yang disebabkan oleh gerak Mekanisme dan penyebab trauma tumpulMekanisme dan penyebab trauma tumpul dan trauma tajamdan trauma tajamdan trauma tajamdan trauma tajam BentukBentuk--bentuk kecelakaan kendaraanbentuk kecelakaan kendaraan Cedera karena benturan kaca depanCedera karena benturan kaca depan Cedera benturan setirCedera benturan setir Cedera dashboardCedera dashboard
  • 67. POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN Benturan dari sampingBenturan dari samping Cedera yang terjadi akibat ditabrak dariCedera yang terjadi akibat ditabrak dari belakangbelakang Pejalan kaki vs kendaraanPejalan kaki vs kendaraan Benturan kendaran kecil : sepeda motor danBenturan kendaran kecil : sepeda motor danBenturan kendaran kecil : sepeda motor danBenturan kendaran kecil : sepeda motor dan sepedasepeda Deselerasi cepat vertikalDeselerasi cepat vertikal FaktorFaktor--faktor yang berperan pada cederafaktor yang berperan pada cedera ledakanledakan HalHal--hal penting lainnyahal penting lainnya
  • 68. CEDERACEDERA PENGERTIANPENGERTIAN Merupakan penyakit yang mempunyai variasiMerupakan penyakit yang mempunyai variasi musim, episode epidemi, kecenderungan masamusim, episode epidemi, kecenderungan masa depan dan distribusi demografidepan dan distribusi demografi Penyebab utama kematian anak dan dewasaPenyebab utama kematian anak dan dewasaPenyebab utama kematian anak dan dewasaPenyebab utama kematian anak dan dewasa dibawah usia 45 tahun.dibawah usia 45 tahun. Biaya yang dikeluarkan cukup mahal, lebih dariBiaya yang dikeluarkan cukup mahal, lebih dari 2 kali biaya untuk penderita jantung dan kanker2 kali biaya untuk penderita jantung dan kanker Akibat trauma menyebabkan kematian danAkibat trauma menyebabkan kematian dan kecacatankecacatan
  • 69. BENTUK ENERGI PENYEBAB CEDERABENTUK ENERGI PENYEBAB CEDERA Mekanik atau kinetikMekanik atau kinetik Panas atau suhuPanas atau suhu KimiaKimiaKimiaKimia ListrikListrik RadiasiRadiasi
  • 70. MEKANISME CEDERAMEKANISME CEDERA Disebabkan oleh gerak.Disebabkan oleh gerak. Trauma tumpul dan traumaTrauma tumpul dan traumaTrauma tumpul dan traumaTrauma tumpul dan trauma tembus.tembus.
  • 71. TIGA MEKANISME CEDERA DASARTIGA MEKANISME CEDERA DASAR Deselerasi cepat kedepanDeselerasi cepat kedepan ( rapid forward deceleration )( rapid forward deceleration ) Deselerasi cepat verticalDeselerasi cepat verticalDeselerasi cepat verticalDeselerasi cepat vertical ( rapid vertical deceleration )( rapid vertical deceleration ) Penetrasi proyektilPenetrasi proyektil ( projectile( projectile penetration )penetration )
  • 72. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKANBEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTORPADA KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR Benturan mesinBenturan mesin ( the machine( the machine collision)collision)collision)collision) Benturan bodyBenturan body ( the body collision )( the body collision ) Benturan organBenturan organ ( the organ( the organ collision)collision)
  • 73. GAMBARAN CEDERA DAPATGAMBARAN CEDERA DAPAT DILIHAT BERDASARKANDILIHAT BERDASARKAN –– Kerusakan kendaraanKerusakan kendaraan –– Kerusakan bagian dalamKerusakan bagian dalam–– Kerusakan bagian dalamKerusakan bagian dalam kendaraan ( menunjukkankendaraan ( menunjukkan benturan penumpang )benturan penumpang ) –– Cedera korban ( bagian tubuhCedera korban ( bagian tubuh yang mengalami cedera ).yang mengalami cedera ).
  • 74. TIPE BENTURAN (tabrakan)TIPE BENTURAN (tabrakan) Tabrakan depanTabrakan depan ( the head on( the head on collision )collision ) Tabrakan sampingTabrakan samping (lateral impact(lateral impactTabrakan sampingTabrakan samping (lateral impact(lateral impact collision )collision ) Tabrakan belakangTabrakan belakang ( the rear end( the rear end collision )collision ) TergulingTerguling ( the rollover collision )( the rollover collision )
  • 75. CEDERA KARENA BENTURAN KACACEDERA KARENA BENTURAN KACA DEPANDEPAN Akibat Benturan yang Perlu DiperhatikanAkibat Benturan yang Perlu Diperhatikan Benturan mesin : kerusakan bagian depanBenturan mesin : kerusakan bagian depan kendaraankendaraan Benturan bodi kendaraan: bentuk jaring labaBenturan bodi kendaraan: bentuk jaring laba--Benturan bodi kendaraan: bentuk jaring labaBenturan bodi kendaraan: bentuk jaring laba-- laba pada kaca depan ( spider web pattern ).laba pada kaca depan ( spider web pattern ). Benturan organ : cedera otak, cedera jaringanBenturan organ : cedera otak, cedera jaringan lunak, ( kulit kepala, muka dan leher ),lunak, ( kulit kepala, muka dan leher ), hiperektensi/flexi tulang leher.hiperektensi/flexi tulang leher. Dari gambar jaring labaDari gambar jaring laba--laba kaca depan danlaba kaca depan dan memperhatikanmemperhatikan mekanisme trauma kita harus mencurigai adanya frakturmekanisme trauma kita harus mencurigai adanya fraktur cervikalcervikal
  • 76. CEDERA BENTURAN SETIRCEDERA BENTURAN SETIR Sering terjadi pada tabrakan depan dimanaSering terjadi pada tabrakan depan dimana pengemudi tidak menggunakan seatbealt,pengemudi tidak menggunakan seatbealt, pengemudi juga sering mengalami benturanpengemudi juga sering mengalami benturan kepalanya dengan kaca depan (perlu dicurigaikepalanya dengan kaca depan (perlu dicurigaikepalanya dengan kaca depan (perlu dicurigaikepalanya dengan kaca depan (perlu dicurigai trauma pada muka, leher, thorak dan abdomen)trauma pada muka, leher, thorak dan abdomen) Berdasarkan konsep tiga benturan maka harusBerdasarkan konsep tiga benturan maka harus diperiksa :diperiksa : –– Benturan mesin : besarnya kerusakan bagian depanBenturan mesin : besarnya kerusakan bagian depan –– Benturan bodi : kerusakan stir ( bengkok )Benturan bodi : kerusakan stir ( bengkok ) –– Benturan organ : jejas trauma pada kulit.Benturan organ : jejas trauma pada kulit.
  • 77. CEDERA DASHBOARDCEDERA DASHBOARD Terjadi pada penumpang tanpa seatbealt,Terjadi pada penumpang tanpa seatbealt, sering menimbulkan cedera pada muka,sering menimbulkan cedera pada muka, lutut, pelvislutut, pelvis Berdasarkan tiga konsep benturan makaBerdasarkan tiga konsep benturan makaBerdasarkan tiga konsep benturan makaBerdasarkan tiga konsep benturan maka perlu dicatatperlu dicatat –– Benturan mesin : kerusakan mobilBenturan mesin : kerusakan mobil –– Benturan bodi : Kerusakan dashboardBenturan bodi : Kerusakan dashboard –– Benturan organ : trauma muka, trauma kepal,Benturan organ : trauma muka, trauma kepal, hiperekstensi/flexi tulang leher, pelvic, femur,hiperekstensi/flexi tulang leher, pelvic, femur, cedera lututcedera lutut
  • 78. CEDERA DASHBOARDCEDERA DASHBOARD Sumber : EMT-BASIC TEXTBOOK Sumber : www.medpics.findlaw.com
  • 79. BENTURAN DARI SAMPINGBENTURAN DARI SAMPING Benturan dari samping dan tabrakan dari depan,Benturan dari samping dan tabrakan dari depan, berdasarkan mekanismenya, tabrakan sampingberdasarkan mekanismenya, tabrakan samping menyerupai tabrakan depan, tambahnnyamenyerupai tabrakan depan, tambahnnya terdapat pada pemindahan energi sampingterdapat pada pemindahan energi samping Berdasrkan konsep tiga benturan akanBerdasrkan konsep tiga benturan akan didaptakan :didaptakan : –– Benturan mesin : kerusakan utama mobil, periksaBenturan mesin : kerusakan utama mobil, periksa benturan tempat pengemudi dan penumpangbenturan tempat pengemudi dan penumpang –– Benturan bodi : kerusakn pintu (sandaran tanganBenturan bodi : kerusakn pintu (sandaran tangan bengkok, pintu melengkung keluar atau kedalam)bengkok, pintu melengkung keluar atau kedalam) –– Benturan organ terdapat berbagai kemungkinanBenturan organ terdapat berbagai kemungkinan
  • 80. CEDERA YANG SERING TERJADI PADACEDERA YANG SERING TERJADI PADA BENTURAN SAMPINGBENTURAN SAMPING Kepala :Kepala : coup, contracoupcoup, contracoup disebabkandisebabkan pergerakan kesampingpergerakan kesamping Leher : Dapat terjadi srtain otot sampaiLeher : Dapat terjadi srtain otot sampai subluksasi dan kelumpuhansubluksasi dan kelumpuhan Lengan dan bahu sesuai dengan tempatLengan dan bahu sesuai dengan tempatLengan dan bahu sesuai dengan tempatLengan dan bahu sesuai dengan tempat benturanbenturan Thorak dan abdomen : disebabkan tekananThorak dan abdomen : disebabkan tekanan langsung dari pintu tempat benturanlangsung dari pintu tempat benturan Pelvis dan tungkai : dapat terjadi fraktur femur,Pelvis dan tungkai : dapat terjadi fraktur femur, pelvis, panggul (cedera pelvis : fraktur dislokasi,pelvis, panggul (cedera pelvis : fraktur dislokasi, ruptur uretra, dan buliruptur uretra, dan buli--buli)buli)
  • 81. CEDERA YANG SERING TERJADI PADACEDERA YANG SERING TERJADI PADA BENTURAN SAMPINGBENTURAN SAMPING Sumber :www.jems.com
  • 82. CEDERA AKIBAT TABRAKAN DARICEDERA AKIBAT TABRAKAN DARI BELAKANGBELAKANG Peningkatan kecepatanPeningkatan kecepatan yang tibayang tiba--tibatiba gerakangerakan kebelakangkebelakang hiperekstensi tulang leherhiperekstensi tulang leher terjadi deselerasi cepatterjadi deselerasi cepat kedepan jika kendaraankedepan jika kendaraankedepan jika kendaraankedepan jika kendaraan tibatiba--tiba menabrak atautiba menabrak atau berhentiberhenti Harus dicatat kerusakanHarus dicatat kerusakan bagian depan danbagian depan dan belakang kendaraan jugabelakang kendaraan juga bagian dalam dan posisibagian dalam dan posisi headreastheadreast Sumber :www.chiro.org
  • 83. PEJALAN KAKI VS KENDARAANPEJALAN KAKI VS KENDARAAN Harus dibedakan tinggi badan korban, dewasaHarus dibedakan tinggi badan korban, dewasa atau anakatau anak--anakanak Pada orang dewasa benturan pertama olehPada orang dewasa benturan pertama oleh bamper mobil sedan pada kaki bawah, ketikabamper mobil sedan pada kaki bawah, ketika korban terjatuh ke depan, benturan keduakorban terjatuh ke depan, benturan kedua dengan badan mobil akan mengenai paha dandengan badan mobil akan mengenai paha dan korban terjatuh ke depan, benturan keduakorban terjatuh ke depan, benturan kedua dengan badan mobil akan mengenai paha dandengan badan mobil akan mengenai paha dan panggulpanggul Pada anak akan mengenai paha atas dan pelvis,Pada anak akan mengenai paha atas dan pelvis, ketika korban terjatuh ke depan, benturanketika korban terjatuh ke depan, benturan kedua mengenai abdomen dan thorakskedua mengenai abdomen dan thoraks Akhirnya ketika korban terjatuh kejalan kepalaAkhirnya ketika korban terjatuh kejalan kepala akan membentur terlebih dahulu kejalanakan membentur terlebih dahulu kejalan
  • 84. PEJALAN KAKI VS KENDARAANPEJALAN KAKI VS KENDARAAN Sumber : www.medscape.com
  • 85. BENTURAN SEPEDA MOTORBENTURAN SEPEDA MOTOR Pemakaian helm sangat penting karenaPemakaian helm sangat penting karena akan mencegah cedera kepal yangakan mencegah cedera kepal yang menyebabkan 75 % kematianmenyebabkan 75 % kematian HalHal--hal yang harus diperhatikan adalahhal yang harus diperhatikan adalahHalHal--hal yang harus diperhatikan adalahhal yang harus diperhatikan adalah kerusakn sepeda motor, jarak tergelincir,kerusakn sepeda motor, jarak tergelincir, dan kerusakan objek yang tertabrakdan kerusakan objek yang tertabrak Harus dicurigai adanya multiple traumaHarus dicurigai adanya multiple trauma
  • 86. KECELAKAAN SEPEDAKECELAKAAN SEPEDA Mekanisme yang sering terjadi adalah :Mekanisme yang sering terjadi adalah : –– Sepeda tergulingSepeda terguling –– Penumpang/pengendara terjatuhPenumpang/pengendara terjatuh Cedera yang sering terjadi adalah : frakturCedera yang sering terjadi adalah : frakturCedera yang sering terjadi adalah : frakturCedera yang sering terjadi adalah : fraktur klavikula, sternum dan tulang igaklavikula, sternum dan tulang iga
  • 87. DESELERASI CEPAT VERTIKALDESELERASI CEPAT VERTIKAL Informasi yang harus didapatkan adalah :Informasi yang harus didapatkan adalah : –– Jarak ketinggianJarak ketinggian –– Bagian tubuh yang membenturBagian tubuh yang membentur –– Permukaan yang terbenturPermukaan yang terbentur Kelompok yang sering terkena : dewasa dan ankKelompok yang sering terkena : dewasa dan ank kurang dari 5 tahunkurang dari 5 tahun Kelompok yang sering terkena : dewasa dan ankKelompok yang sering terkena : dewasa dan ank kurang dari 5 tahunkurang dari 5 tahun Kemungkinan cedera yang terjadi adalah :Kemungkinan cedera yang terjadi adalah : –– Patah tulang kaki atau tungkaiPatah tulang kaki atau tungkai –– Cedera pelvis atau panggulCedera pelvis atau panggul –– Beban deselerasi vertikal pad alatBeban deselerasi vertikal pad alat--alat tubuhalat tubuh –– Fraktur colles/pergelangan tanganFraktur colles/pergelangan tangan
  • 88. DESELERASI CEPAT VERTIKALDESELERASI CEPAT VERTIKAL Sumber : EMT-BASIC TEXTBOOK
  • 89. CEDERA KARENA LEDAKANCEDERA KARENA LEDAKAN Trauma ledak primer, efek langsung gelombangTrauma ledak primer, efek langsung gelombang terhadap organ : membran tympani, paru dapatterhadap organ : membran tympani, paru dapat terjadi kontusio atau pneumothoraks, mataterjadi kontusio atau pneumothoraks, mata dapat terjadi perdarahan intra okulerdapat terjadi perdarahan intra okuler Trauma ledak sekunder, hasil dari objekTrauma ledak sekunder, hasil dari objek--objekobjek yang melayang kemudian menghantam korbanyang melayang kemudian menghantam korban Trauma ledak tersier, korban terlemparTrauma ledak tersier, korban terlempar kemudian beradu dengan objek lain. Dapatkemudian beradu dengan objek lain. Dapat terjadi trauma tumpul maupun tembusterjadi trauma tumpul maupun tembus
  • 90. CEDERA KARENA LEDAKANCEDERA KARENA LEDAKAN www.medscape.comSumber :
  • 91. LUKA TEMBUSLUKA TEMBUS Peluru : jarak, jenis senjataPeluru : jarak, jenis senjata (peluru), kecepatan, arah(peluru), kecepatan, arah PisauPisau Benda asing lainnyaBenda asing lainnya
  • 92. LUKA TEMBUSLUKA TEMBUS Sumber :www.medscape.com
  • 93. MINIMALISASI DAMPAK TRAUMAMINIMALISASI DAMPAK TRAUMA Penggunaan sabuk pengaman akanPenggunaan sabuk pengaman akan mencegah trauma yang fatalmencegah trauma yang fatal 75 %75 % 50 % trauma kepala yang serius dapat50 % trauma kepala yang serius dapat dihindarkan dengan menggunakandihindarkan dengan menggunakandihindarkan dengan menggunakandihindarkan dengan menggunakan sabuk pengamansabuk pengaman Penting untuk menggunakan kursiPenting untuk menggunakan kursi pengaman pada anak.pengaman pada anak. Tidak menggunakan sabuk pengamanTidak menggunakan sabuk pengaman akan lebih beresiko terlempar keluarakan lebih beresiko terlempar keluar (25 kali resiko)(25 kali resiko)
  • 94. MINIMALISASI DAMPAK TRAUMAMINIMALISASI DAMPAK TRAUMA Dengan kecepatan 48 km/jam seseorang yang tidakDengan kecepatan 48 km/jam seseorang yang tidak menggunakan sabuk pengaman akan menghantammenggunakan sabuk pengaman akan menghantam kaca dengan kekuatan setara jatuh dari ketinggiankaca dengan kekuatan setara jatuh dari ketinggian Mayoritas kematian pada tabrakan bermotorMayoritas kematian pada tabrakan bermotor disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol,disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol,disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol,disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol, kegagalan menggunakan sistem pengamankegagalan menggunakan sistem pengaman Mayoritas kecelakaan fatal terjadi pada jalan yangMayoritas kecelakaan fatal terjadi pada jalan yang lurus, sepi, dan keringlurus, sepi, dan kering Penggunaan helm pada pengendara sepeda motorPenggunaan helm pada pengendara sepeda motor akan mengurangi resiko kecelakaan yang lebih fatalakan mengurangi resiko kecelakaan yang lebih fatal
  • 95. TERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIH
  • 97. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawat daruratan yang diberikan olehdaruratan yang diberikan oleh perawat yang berkompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.
  • 98. PROSES KEPERAWATAN GD • Pengkajian • Diagnosa keperawatan • Rencana intervensi• Rencana intervensi keperawatan • Implementasi keperawatan • Evaluasi
  • 99. PENGKAJIAN Pengkajian primer • A: Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal • B: Breathing dan ventilasi• B: Breathing dan ventilasi • C: Circulation dengan kontrol perdarahan • D: Disability • E : Exposure control, dengan membuka pakaian pasien tetapi cegah hipotermi.
  • 100. Airway • @ Ada tidaknya sumbatan jalan nafas • @ Distress pernafasan • @ Kemungkinan fraktur servikal• @ Kemungkinan fraktur servikal Sumbatan jalan nafas total • @ Pasien sadar : memegang leher, gelisah, sianosis • @ Pasien tidak sadar: tidak terdengar suara nafas dan sianosis
  • 101. SUMBATAN PARSIAL JALAN NAPAS - ADA KESULITAN BERNAPAS - RETRAKSI SUPRASTERNAL - MASIH TERDENGAR SUARA NAPAS - SUARA STRIDOR SUMBATAN TOTAL JALAN NAPAS CONTOH: - TIDAK ADA SUARA NAPAS - ADA KESULITAN BERNAPAS - RETRAKSI INTERKOSTAL - TIDAK DAPAT BERBICARA ATAU BATUK - MEMEGANG LEHER - ADA TANDA-TANDA KEPANIKAN - WAJAH PUCAT, SIANOTIK
  • 102. BREATHING • Frekuensi nafas • Suara pernafasan • Adanya udara keluar dari jalan nafas • Cara pengkajian• Cara pengkajian • Look : • Lihat pergerakan dada, irama, kedalaman, • simetris atau tidak, dyspnea • Listen : dengarkan dengan atau tanpa stetoskop • Feel
  • 103. CARA PENGKAJIAN • Look : apakah kesadaran menurun, gelisah, adanya jejas diatas clavikula, adanya penggunaan otot tambahanpenggunaan otot tambahan • Listen : dengan atau tanpa stetoskop apakah suara tambahan • Feel
  • 104. CIRCULATION • Ada tidaknya denyut nadi karotis • Ada tidaknya tanda-tanda syok• Ada tidaknya tanda-tanda syok • Ada tidaknya perdarahan eksternal
  • 105. DISABILITY • GCS • Pupil • Kemampuan motorik• Kemampuan motorik
  • 106. PENGKAJIAN SEKUNDER • Riwayat penyakit • SAMPLE ( Sign and Symptoms, Allergy, Medication, Past medical history, last meal, event leading)history, last meal, event leading) • Metode untuk mengkaji nyeri : PQRST • Pengkajian Head to toe • Psikososial • Pemeriksaan penunjang
  • 107. DIAGNOSA KEPERAWATAN • Diagnosa keperawatan dibuat sesuai dengan urutan masalah, penyebab, dan data (problem, etiology, symptoms / PES), baik bersifat actual maupunPES), baik bersifat actual maupun resiko tinggi. • Prioritas masalah ditentukan berdasarkan besarnya ancaman terhadap kehidupan klien ataupun berdasarkan dasar/penyebab timbulnya gangguan kebutuhan klien.
  • 108. CONTOH MASALAH KEPERAWATAN PASIEN GAWAT DARURAT • Bersihan jalan nafas tidak efektif • Pola nafas tidak efektif • Gangguan pertukaran gas • Penurunan curah jantung • Gangguan perfusi jaringan perifer • Gangguan perfusi jaringan serebral• Gangguan perfusi jaringan serebral • Nyeri dada • Gangguan volume cairan: kurang dari kebutuhan • Gangguan volume cairan: lebih dari kebutuhan • Gangguan kebutuhan nutrisi sel: kurang dari kebutuhan • Gangguan termoregulasi (hiper dan hipo) • Kecemasan/panik • Resiko tinggi cedera berulang • Keterbatasan aktivitas
  • 110. CONTOH: PENATALAKSANAAN SUMBATAN JALAN NAPAS • Bila disebabkan oleh benda asing (tersedak makanan), keluarkan dg “HEIMLICH MANUEVER” • Bila disebabkan karena spasme otot atau• Bila disebabkan karena spasme otot atau edema laring, lakukan tindakan konservatif - Berikan oksigen - Bronkodilator - Anti edema • Pengawasan ketat terhadap gejala yang timbul • Lapor untuk tindakan intubasi atau trakeostomi segera bila usaha diatas gagal
  • 111. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN • Intervensi mandiri : tindakan pemantauan berkelanjutan kondisi klien, penyelamatan hidup dasar, pendidikan kesehatan, ataupun pelaksanaan tindakanataupun pelaksanaan tindakan keperawatan lainnya sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan klien. • Intervensi kolaborasi : tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalam lingkup yang sesuai dengan aturan profesi keperawatan.
  • 112. EVALUASI Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan klien dapat 1, 5, 15, 30 menit,dapat 1, 5, 15, 30 menit, atau 1 jam sesuai dengan kondisi klien/ kebutuhan. Ingat konsep kegawatan hanya 2 – 6 jam.
  • 113. DOKUMENTASI • Tujuan Dokumentasi Keperawatan adalah : Perangkat asuhan pasien.Perangkat asuhan pasien. Komunikasi Dokumen Legal Penelitian Statistik Pendidikan Audit
  • 114. Model Dokumentasi keperawatan di IGD • prinsip adalah kemudahan dan kecepatan pencatatan dilakukan secara cepat dan tepat. BENTUKNYA Antara Lain : • Grafik/flow sheet : untuk catatan yang• Grafik/flow sheet : untuk catatan yang berulang-ulang ( TD, BB) • Rencana, Catatan keperawatan : sebaiknya chek list/komputerisasi • Catatan pengobatan • Lembaran untuk pemeriksaan diagnostic/penunjang • Laporan kegiatan spesifik • Rencana pulang: ( follow up care, rujukan).
  • 115. Model Dokumentasi 1. Grafik/flow sheet : catatan yang berulang-ulang ( TD, BB) 2. Nursing note : narasi 3. Medication records : Obat-obat (tgl, jam) 4. Health care disiplines : Catatan4. Health care disiplines : Catatan disiplin kesehatan (fisiotherafi, radiolog, pekerja sosial) 5. Special reports & records : Lap. Operasi. 6. Discharge summary : ringkasan kondisi pasien ( follow up care, rujukan).
  • 116. Standart Dokumentasi Menurut American Nurses Association Standart I : Assesment Perawat mengumpulkan data kesehatan pasien. Kriteria Ukur : 1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan pasien. 1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan pasien. 2. Data dikumpulkan secara terus menerus dengan menggunakan tehnik pengkajian. 3. Pengumpulan data dapat langsung ke pasien, atau keluarga terdekat atau pemberi pelayanan kesehatan jika memungkinkan. 4. Proses pengumpulan data dilakukan secara sistematik dan berlanjut. 5. Data yang didokumentasikan relevan bentuk lembaran pengkajian.
  • 117. Standart II : Diagnosis Perawat menganalisis data hasil pengkajian guna menentukan diagnosa : Kriteria ukur : 1. Diagnosis diturunkan dari pengkajian data.data. 2. Diagnosa valid dengan kondisi pasien 3. Diagnosa dapat terdokumentasikan sehingga dapat memfasilitasi pembuatan hasil yang diharapkan dan penyusunan rencana intervensi keperawatan.
  • 118. Standard III : Identifikasi Kriteria Hasil Perawat mengidentifikasi Kriteria hasil yang diharapkan individu pasien Kriteria hasil : 1. Kriteri hasil diturunkan dari diagnosis 2. Kriteria hasil terdokumentasi dengan tujuan2. Kriteria hasil terdokumentasi dengan tujuan yang dapat diukur. 3. Kriteria hasil disusun menguntungkan pasien serta perawat. 4. Kriteria hasil realistis serta berhubungan dengan keadaan pasien dan kemampuan potensial (keuangan) 5. Kriteria hasil disesuaikan dengan waktu. 6. Krteria hasil dapat memberi kelanjutan perawatan secara langsung.
  • 119. Standard IV : Perencanaan Perawat mengembangkan rencana asuhan yang menggambarkan intervensinya dapat mencapai hasil yang diharapkan : Kriteria Ukur : 1. Recana setiap individu harus sesuai dengan1. Recana setiap individu harus sesuai dengan kondisi/kebutuhan pasien. 2. Rencana dapat mengembangkan pasien, keluarga jika memungkinkan. 3. Rencana dapat merefleksikan praktek keperawatan saat ini. 4. Rencana didokumentasikan. 5. Rencana yang diberikan dapat secara terus- menerus.
  • 120. Standard V : Implementasi Perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat :dibuat : Kriteria Ukur : 1. Intervensi konsisten sesuai dengan yang telah direncanakan. 2. Intervensi yang dilakukan lebih aman. 3. Intervensi terdokumentasikan.
  • 121. Standard VI : Evaluasi Perawat mengevaluasi perkembangan pasien kedepan sesuai kriteria hasil yang diharapkan : Kriteria Ukur : 1. Evaluasi dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. 2. Respon pasien pada setiap intervensi didokumentasikan. 2. Respon pasien pada setiap intervensi didokumentasikan. 3. Keefektipan intervensi dievaluasi sesuai dengan kriteria hasil. 4. Data pengkajian lanjut digunakan untuk merevisi diagnosa, kriteria hasil, rencana asuhan sesuai kebutuhan. 5. Revisi diagnosa, kriteria hasil dan rencana intervensi didokumentasikan. 6. Pasien dan keluarga/ dan petugas kesehatan dapat melakuakan proses evaluasi.
  • 123. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TRAUMA ABDOMEN Ns. Pipin Yunus.,M.Kep
  • 124. PENGERTIAN..... Pengertian Trauma Abdomen Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera (sjamsuhidayat, 2010).
  • 125. ETIOLOGI 1. Penyebab trauma penetrasi 2. Penyebab trauma non penetrasi
  • 126. PATOFISIOLOGI......... Jika terjadi trauma penetrasi atu non penetrasi kemungkinan terjadi perdarahan intra abdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda- tanda iritasi yang di sertai penurunan hitung sel darah merah yyang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik.merah yyang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu organ visceral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritoneum cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi peritonitis umum
  • 127. NEXT.... Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis. Biasanya tanda- tanda peritonitis mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda- tanda tidakawal perforasi kecil hanya tanda- tanda tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk rongga abdomen, maka operasi harus di lakukan(sjamsuhidayat, 2010).
  • 128. MANISFESTASI KLINIS Klinis kasus trauma abdomen ini bias menimbulkan manifestasi klinis menurut (sjamsuhidayat, 2010), melliputi : 1. Nyeri tekan diatas daerah abdomen, 2. Demam,2. Demam, 3. Anorexia, 4. Mual dan muntah, 5. Takikardi, 6. Peningkatan suhu tubuh, 7. Nyeri spontan.
  • 129. Pada trauma non penetrasi (tumpul) pada trauma non penetrasi biasanya terdapat adanya jejas atau ruptur di bagian dalam abdomen: terjadi perdarahan intra abdominal. Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggutrauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus tidak normal dan biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah, dan BAB hitam (melena).
  • 130. KOMPLIKASI Menurut smeltzer(2001) komplikasi yang di sebabkan karena adanya trauma pada abdomen adalah dalam waktu segera dapat terjadi syok hemoragik dan cidera, pada fase lanjut dapathemoragik dan cidera, pada fase lanjut dapat terjadi infeksi, thrombosis vena,emboli pulmonar, stress ulserasi dan perdarahan, pneumonia, tekanan ulserasi, ateletasis maupun sepsis.
  • 131. PENATALAKSANAAN.... Menurut FKUI (2001) penatalaksanaan kedaruratan yang di lakukan pada pasien trauma abdomen adalah mengkaji ABCDE, lalu Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung dan mencegah aspirasi, Kateter dipasang untuk mengosongkan kandung kencing dan menilai urin yang keluarkandung kencing dan menilai urin yang keluar (perdarahan). Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan trauma tumpul jika terjadi rangsangan peritoneal : syok , bising usus tidak terdengar . prolaps visera melalui luka tusuk , darah dalam lambung, buli-buli, rektum , udara bebas intraperitoneal , lavase peritoneal positif , cairan bebas dalam rongga perut
  • 132. PENGKAJIAN..... Pengkajian Primer 1. Airway Tidak Terdapat penumpukan sekret di jalan nafas, bunyi nafas ronchi, lidah tidak jatuh ke belakang, jalan nafas bersih.ke belakang, jalan nafas bersih. 2. Breathing Frekuensi pernafasan (Respiratory rate), irama nafas, otot bantu pernafasan,suara nafas , SpO2, NRM (Non Rebreathing Mask) 3. Circulation Nadi karotis dan nadi perifer , capillary refill, akral, sianosis, kesadaran.
  • 133. NEXT.... Pengkajian Primer 4. Disability Kesadaran dengan GCS 5. Exposure Integritas kulit , pasien merasa kedinginanIntegritas kulit , pasien merasa kedinginan
  • 134. NEXT... Pengkajian Sekunder.. 1. Observasi Umum 2. Kepala dan Wajah 3. Leher 4. Dada4. Dada 5. Abdomen 6. Extremitas
  • 135. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan, 2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen, 3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan tubuh , 4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
  • 136.
  • 138. Konsep Triage Cedera Kepala Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi selanjutnya. Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah terutama musibah yangsepanjang pengelolaan musibah terutama musibah yang melibatkan massa
  • 139. a. Prioritas Pertama (Merah) Pasien cedera berat yang memerlukan penilaian cepat serta tindakan medik dan transport segera untuk tetap hidup. Prioritas tertinggi untuk penanganan atau evakuasi.evakuasi. b. Prioritas kedua (Kuning) Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. Meliputi kasus yang memerlukan tindakan segera terutama kasus bedah.
  • 140. C. Prioritas ketiga (Hijau) Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera, memerlukan bantuan pertama sederhana namun memerlukan penilaian ulang berkala. Penanganan tidak terlalu mendesak dan dapat ditundaPenanganan tidak terlalu mendesak dan dapat ditunda jika ada korban lain yang lebih memerlukan penanganan atau evakuasi.
  • 141. d. Prioritas nol (Hitam) Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang mematikan.Pelaksanaan triage dilakukan dengan memberikan tanda sesuai dengan warna prioritas.Tanda triage dapat bervariasi mulai dariwarna prioritas.Tanda triage dapat bervariasi mulai dari suatu kartu khusus sampai hanya suatu ikatandengan bahan yang warnanya sesuai dengan prioritasnya. Jangan mengganti tanda triage yang sudah ditentukan. Bila keadaan penderita berubah sebelum memperoleh perawatan maka label lama jangan dilepas tetapi diberi tanda, waktu dan pasang yang baru.
  • 142. Defenisi cedera kepala Cedera kepala adalah serangkainan kejadian patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala, tulang dan jaringan otak atau kombinasinya, (Standar Pelayanan Mendis ,RS DR Sardjito).Sardjito). Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak, tanpa terputusnya kontinuitas otak, (Paula Kristanty, dkk 2009).
  • 143. Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (acceleasi – decelerasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatandipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serata notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tingkat pencegahan, (Musliha, 2010).
  • 144. Etiologi a. Trauma oleh benda tajam Menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan cedera lokal. Kerusakan lokal meliputi Contusio serebral, hematom serebral, kerusakan otak sekunder yang disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau hernia.hernia. b.Trauma oleh benda tumpul dan menyebabkan cedera menyeluruh (difusi) Kerusakannya menyebar secara luas dan terjadi dalam 4 bentuk : cedera akson, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil multiple pada otak koma terjadi karena cedera menyebar pada hemisfer cerebral, batang otak atau kedua-duanya.
  • 145. Etiolgi…. • Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil. • Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan. • Cedera akibat kekerasan.• Cedera akibat kekerasan.
  • 146. klasifiksi Menurut berat ringannya berdasarkan GCS (Glosgow Coma Scale) 1. Cedera Kepala ringan (kelompok risiko rendah) a. GCS 13-15 (sadar penuh, atentif, orientatif) b. Kehilangan kesadaran /amnesia tetapi kurang 30 mntb. Kehilangan kesadaran /amnesia tetapi kurang 30 mnt c. Tak ada fraktur tengkorak d. Tak ada contusio serebral (hematom) e. Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
  • 147. 2. Cedera kepala sedang a. GCS 9-14 (konfusi, letargi, atau stupor) b. Kehilangan kesadaran lebih dari 30 mnt / kurang dari 24 jam (konkusi) c. Dapat mengalami fraktur tengkorakc. Dapat mengalami fraktur tengkorak d. Muntah e. Kejang
  • 148. 3. Cedera kepala berat a. GCS 3-8 (koma) b. Kehilangan kasadaran lebih dari 24 jam (penurunan kesadaran progresif) c. Diikuti contusio serebri, laserasi, hematoma intracranialc. Diikuti contusio serebri, laserasi, hematoma intracranial d. Tanda neurologist fokal e. Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur kranium
  • 149. Manisfestasi klinik 1. Gangguan kesadaran 2. Konfusi 3. Abnormalitas pupil 4. Piwitan tiba-tiba defisit neurologis 5. Gangguan pergerakan 6. Gangguan penglihatan dan pendengaran 7. Disfungsi sensori7. Disfungsi sensori 8. Kejang otot 9. Sakit kepala 10. Vertigo 11. KejanG 12. Pucat 13. Mual dan muntah 14. Pusing kepala 15. Terdapat hematoma 16. Sukar untuk dibangunkan
  • 150. Patofisiologi…. Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akankekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala- gejala permulaan disfungsi cerebral.
  • 151. patofisiologi Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolismeakan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik
  • 152. Pemeriksaan Penunjang a. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) : Mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri. b. MRI Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontrasDigunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif. c. Cerebral Angiography Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma. d. Serial EEG Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis e. X-Ray Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis(perdarahan/edema), fragmen tulang.
  • 153. Asuhan keperawatan a. Airway Kepatenan jalan napas, apakah ada sekret, hambatan jalan napas. b. Breathing Pola napas, frekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan, irama pernapasan, tarikan dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung. irama pernapasan, tarikan dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung. c. Circulation Frekuensi nadi, tekanan darah, adanya perdarahan, kapiler refill. d. Disability Tingkat kesadaran, GCS, adanya nyeri. e. Exposure Suhu, lokasi luka.
  • 154. B. Pengkajian Sekunder Riwayat Kesehatan Sekarang Tanyakan kapan cedera terjadi. Bagaimana mekanismenya. Apa penyebab nyeri/cedera. Darimana arah dan kekuatan pukulan? Riwayat Penyakit Dahulu Apakah klien pernah mengalami kecelakaan/cedera sebelumnya, atau kejang/ tidak. Apakah ada penyakti sistemik seperti DM, penyakit jantung dan pernapasan. Apakah klien dilahirkan secara forcep/ vakum. Apakah pernah mengalami gangguan sensorik atau gangguan neurologis sebelumnya. Jika pernah kecelakaan bagimana penyembuhannya. Bagaimana asupan nutrisi.
  • 155. C. Riwayat Keluarga Apakah ibu klien pernah mengalami preeklamsia/ eklamsia, penyakit sistemis seperti DM, hipertensi, penyakti degeneratif lainnya.
  • 156. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan 1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler (cedera pada pusat pernapasan otak) 2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma) 3. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma kepala
  • 157. 4. Resiko kekurangan volume cairan 5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran.
  • 158.
  • 159. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN TRAUMA DADA Ns. Pipin Yunus.,M.Kep
  • 160. PENGERTIAN.... Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001). Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dindingyang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan (Suzanne & Smetzler, 2001)
  • 161. Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapatoleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu (Brunner & Suddarth, 2002).
  • 162. ETIOLOGI....... Trauma dada dapat disebabkan oleh : 1. Tension pneumothorak-trauma dada pada selang dada, penggunaan therapy ventilasi mekanik yang berlebihan, penggunaan balutan tekan pada luka dada tanpa pelonggaran balutan. 2. Pneumothorak tertutup-tusukan pada paru oleh patahan tulang iga, ruptur oleh vesikel flaksid yang seterjaditulang iga, ruptur oleh vesikel flaksid yang seterjadi sebagai sequele dari PPOM. 3. Tusukan paru dengan prosedur invasif. 4. Kontusio paru-cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat. 5. Pneumothorak terbuka akibat kekerasan (tikaman atau luka tembak) 6. Fraktu tulang iga 7. Tindakan medis (operasi) 8. Pukulan daerah torak.
  • 163. KLASIFIKASI Trauma dada dikalsifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Trauma tajam a. Pneumothoraks terbuka b. Hemothoraks c. Trauma tracheobronkial d. Contusio Parud. Contusio Paru e. Ruptur diafragma f. Trauma Mediastinal 2. Trauma tumpul a. Tension pneumothoraks b. Trauma tracheobronkhial c. Flail Chest d. Ruptur diafragma e. Trauma mediastinal f. Fraktur kosta
  • 164.
  • 165. 1. Open Pneumothorak Timbul karena trauma tajam, ada hubungan dengan rongga pleura sehingga paru menjadi kuncup. Seringkali terlihat sebagai luka pada dinding dada yang menghisap pada setiapdinding dada yang menghisap pada setiap inspirasi ( sucking chest wound ). Apabila luban ini lebih besar dari pada 2/3 diameter trachea, maka pada inspirasi udara lebih mudah melewati lubang dada dibandingkan melewati mulut sehingga terjadi sesak nafas yang hebat
  • 166. PRONOGSIS PENYAKIT 2. Tension Pneumothorak Adanya udara didalam cavum pleura mengakibatkan tension pneumothorak. Apabila ada mekanisme ventil karena lubang pada paru maka udara akan semakin banyak pada sisi rongga pleura, sehingga mengakibatkan :rongga pleura, sehingga mengakibatkan : a. Paru sebelahnya akan terekan dengan akibat sesak yang berat b. Mediastinum akan terdorong dengan akibat timbul syok c. Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah yang cedera, sedangkan d. pada auskultasi bunyi vesikuler menurun.
  • 167. 3. Hematothorak Pada keadaan ini terjadi perdarahan hebat dalam rongga dada. Ada perkusi terdengar redup, sedang vesikuler menurun pada auskultasi.auskultasi. 4. Flail Chest Tulang iga patah pada 2 tempat pada lebih dari 2 iga sehingga ada satu segmen dinding dada yang tidak ikut pada pernafasan. Pada ekspirasi segmen akan menonjol keluar, pada inspirasi justru masuk kedalam yang dikenal dengan pernafasan paradoksal.
  • 168. 5. Tamponade jantung Luka tembus / tusuk jantung adalah penyebab kematian utama pada daerah perkotaan.Tamponade jarang terjadi akibat trauma tumpul.trauma tumpul.
  • 169. MSANISFESTASI KLINIS 1. Tamponade jantung : a. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung. b. Gelisah. c. Pucat, keringat dingin.c. Pucat, keringat dingin. d. Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis). e. Pekak jantung melebar. f. Bunyi jantung melemah. g. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure. h. ECG terdapat low voltage seluruh lead. i. Perikardiosentesis keluar darah (FKUI, 1995).
  • 170. 2. Hematotoraks : a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD b. Gangguan pernapasan (FKUI, 1995). 3. Pneumothoraks :3. Pneumothoraks : a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas. b. Gagal pernapasan dengan sianosis. c. Kolaps sirkulasi. d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali. e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ovedoff, 2002).
  • 171. PENATALAKSANAAN 1. Gawat Darurat / Pertolongan Pertama Klien yang diberikan pertolongan pertama dilokasi kejadian maupun di unit gawat darurat (UGD) pelayanan rumah sakit dan sejenisnya harus mendapatkan tindakan yang tanggap darurat dengan memperhatikan prinsip kegawatdaruratan.memperhatikan prinsip kegawatdaruratan. Penanganan yang diberikan harus sistematis sesuai dengan keadaan masing-masing klien secara spesifik.Bantuan oksigenisasi penting dilakukan untuk mempertahankan saturasi oksigen klien. Jika ditemui dengan kondisi kesadaran yang mengalami penurunan / tidak sadar maka tindakan tanggap darurat yang dapat dilakukan yaitu dengan memperhatikan :
  • 172. a. Pemeriksaan dan Pembebasan Jalan Napas (Air- Way) Klien dengan trauma dada seringkali mengalami permasalahan pada jalan napas.Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan berupa cairan dapat dibersihkansumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan.Mulut dapat dibuka dengan tehnik Cross Finger, dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk Pada mulut korban.
  • 173. 2. Pemeriksaan dan Penanganan Masalah Usaha Napas (Breathing) Kondisi pernapasan dapat diperiksa dengan melakukan tekhnik melihat gerakan dinding dada, mendengar suara napas, dan merasakandada, mendengar suara napas, dan merasakan hembusan napas klien (Look, Listen, and Feel), biasanya tekhnik ini dilakukan secara bersamaan dalam satu waktu.Bantuan napas diberikan sesuai dengan indikasi yang ditemui dari hasil pemeriksaan dan dengan menggunakan metode serta fasilitas yang sesuai dengan kondisi klien.
  • 174. 3. Pemeriksaan dan Penanganan Masalah Siskulasi (Circulation) Pemeriksaan sirkulasi mencakup kondisi denyut nadi, bunyi jantung, tekanan darah, vaskularisasi perifer, serta kondisi perdarahan.Klien dengan trauma dada kadang mengalami kondisi perdarahantrauma dada kadang mengalami kondisi perdarahan aktif, baik yang diakibatkan oleh luka tembus akibat trauma benda tajam maupun yang diakibatkan oleh kondisi fraktur tulang terbuka dan tertutup yang mengenai / melukai pembuluh darah atau organ (multiple).Tindakan menghentikan perdarahan diberikan dengan metode yang sesuai mulai dari penekanan hingga penjahitan luka, pembuluh darah, hingga prosedur operatif.
  • 175. 4. Tindakan Kolaboratif Pemberian tindakan kolaboratif biasanya dilakukan dengan jenis dan waktu yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing klien yang mengalami trauma dada. Adapun tindakanyang mengalami trauma dada. Adapun tindakan yang biasa diberikan yaitu ; pemberian terapi obat emergensi, resusitasi cairan dan elektrolit, pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah Vena dan AGD, hingga tindakan operatif yang bersifat darurat.
  • 176. PENGKAJIAN.. A. Airway Trauma laring dapat bersamaan dengan trauma thorax.walaupun gejala kinis yang ada kadang tidak jelas, sumbatan airway karena trauma laring merupakan cidera laring yang mengancam nyawa. Trauma pada dada bagian atas, dapat menyebabkan dislokasi ke area posterior atau fraktur dislokasi daridislokasi ke area posterior atau fraktur dislokasi dari sendi sternoclavicular. Penanganan trauma ini dapat menyebabkan sumbatan airway atas. Trauma ini diketahui apabila ada sumbatan napas atas (stridor), adanya tanda perubahan kualitas suara dan trauma yang luas pada daerah leher akan menyebabkan terabanya defek pada regio sendi sternoclavikula. penanganan trauma ini paling baik dengan reposisitertutup fraktur dan jika perlu dengan intubasi endotracheal.
  • 177. B. BREATHING Dada dan leher penderita harus terbuka selama dilakukan penilaian breathing dan vena-vena leher. Pergerakan pernapasan dan kualitas pernapasan pernapasan dinilai dengan diobservasi, palpasi dan didengarkan. Gejaladiobservasi, palpasi dan didengarkan. Gejala yang terpenting dari trauma thorax adalah hipoksia termasuk peningkatan frekuensi dan perubahan pada pola pernapasan, terutama pernapasan yang dengan lambat memburuk. Sianosis adalah gejala hipoksia yang lanjut pada penderita. Jenis trauma yang mempengaruhi breathing harus dikenal dan diketahui selama primary survey.
  • 178. C. CIRCULATION Denyut nadi penderita harus dinilai kualitas, frekuensi dan keteraturannya. Tekanan darah dan tekanan nadi harus diukur dan sirkulasi perifer dinilai melalui inspeksi dan palpasi kulitperifer dinilai melalui inspeksi dan palpasi kulit untuk warna dan temperatur. Adnya tanda- tanda syok dapat disebebkan oleh hematothorax masif maupun tension pneumothorax. Penderita trauma thorax didaerah sternum yang menunjukkan adanya disritmia harus dicurigai adanya trauma miokard.
  • 179. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Hipoksia, tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke jaringan 2. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang tidak maksimal karena trauma, hipoventilasikarena trauma, hipoventilasi 3.Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan 4. Perubahan kenyamanan : Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder.
  • 180. 5.Resikoterjadinya syok Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler 6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terpasang bullow drainagetrauma mekanik terpasang bullow drainage 7. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.
  • 181.
  • 183. Pengertian Syok adalah kumpulan gejala dan tanda yang diakibatkan oleh karena gangguan perfusi jaringan, yaitu aliran darah ke organ tubuh tidak dapat mencukupi kebutuhannya.tidak dapat mencukupi kebutuhannya.
  • 184. LR 1L NS 1LTwo wide bore iv cannulae Fast O2 via a mask Raise the legs LR 1 L O2 via a mask Monitor BP&Pulse Catheterise & measure Urine output
  • 185. Klasifikasi Syok • Hipovolemik • Kardiogenik • Distributif• Distributif • Obstruktif
  • 186. Syok Hipovolemik (volume loss) • Kehilangan darah (perdarahan) • Kehilangan plasma (luka bakar, dermatitis eksfoliatif) • Kehilangan cairan dan elektrolit (muntah,• Kehilangan cairan dan elektrolit (muntah, diare, peritonitis, obstruksi GIT)
  • 187. Syok Kardiogenik (pump function dissability) • Disritmia • Gagal Jantung (pompa) • Disfungsi katup akut (Regurgitasi) • Ruptur Septum• Ruptur Septum
  • 188. Syok Obstruktif (CO decreased) • Tension pneumothoraks • Tamponade jantung • Kelainan pembuluh darah paru (emboli massif, Hipertensi Pulmonal)massif, Hipertensi Pulmonal) • Trombus di atrium kiri • Kelainan katup obstruktif
  • 189. Syok Distributif (systemic hypotension) • Sepsis • Anafilaktik • Neurogenik • Insufisiensi Adrenal akut• Insufisiensi Adrenal akut • Obat vasodilator
  • 190. Gejala Syok • Gelisah • Ketakutan • Mual – Muntah • Haus• Haus • Pusing
  • 191. Tanda Syok • Keringat dingin • Akral dan kulit dingin • Gangguan kesadaran • Tachypneu• Tachypneu • Tachycardia • Tekanan darah rerata yang rendah • Produksi urin menurun • Sianosis perifer
  • 192. Pengenalan syok • Nadi : cepat dan kecil, pada syok yang sangat berat nadi mungkin tidak akan dapat diraba lagi. • Otak :• Otak : bila kekurangan darah, maka terjadi gangguan fungsi otak. Sedikit; gelisah dan ketakutan. Syok berat; kehilangan kesadaran, koma sebelum meninggal.
  • 193. Pengenalan syok • Paru-paru : Terjadi keadaan dimana sel-sel mengalami hipoksia, kekurangan oksigen. Tubuh akan bereaksi dengan membuat pernafasanbereaksi dengan membuat pernafasan menjadi lebih cepat. Pernafasan juga menjadi lebih dangkal.
  • 194. Pengenalan syok • Kulit : perabaan akan dinginnya kulit ini dilakukan terutama pada daerah tangan atau kaki.
  • 195. Derajat Syok Hemoragik Klas I Klas II Klas III Klas IV Darah hilang /cc < 750 750 - 1500 1500-2000 > 2000 Darah hilang /% BV <15 15 - 30 30 - 40 > 40 Nadi < 100 > 100 > 120 > 140 Tekanan darah N N ↓ ↓ Respirasi 14 -20 20 -30 30 - 40 > 35 Produksi urine/cc > 30 20 - 30 5 - 15 Tdk ada Kesadaran Agak gelisah gelisah Gelisah & bingung Bingung & letargik Cairan pengganti kristaloid kristaloid Kristaloid, koloid/darah Kristaloid, koloid,darah
  • 196. Penanganan : prinsip • Atasi syok • Cari Penyebab • Hilangkan Penyebab
  • 197. Penanganan : tatalaksana • Tindakan ABC (BHD) • Meningkatkan penghantaran O2 ke jaringan • Meningkatkan curah jantung & TD – Resusitasi cairan. – Kontraktilitas Inotropik, SVR Vasopresor– Kontraktilitas Inotropik, SVR Vasopresor • Tindakan atau penanganan sesuai dengan jenis syok • Monitoring
  • 198. Penanganan : Airway • Menjaga/membuka jalan nafas * Tanpa alat Head tilt, chin lift, jaw thrust. * Dengan alat* Dengan alat Orofaring tube, nasofaring tube, endo tracheal tube, cricothyrotomi.
  • 199. Penanganan : breathing • Pemberian bantuan nafas/oksigenisasi: . Bernafas spontan oksigen nasal atau masker . Tidak bisa bernafas atau bisa bernafas tetapi. Tidak bisa bernafas atau bisa bernafas tetapi tidak adekuat menggunakan bag and mask atau ambu bag Intubasi ventilator.
  • 200. Penanganan : circulation • Memperbaiki sirkulasi darah 1. Posisi syok Pasien ditidurkan mendatar, kaki diletakkan lebih tinggi daripada kepala kurang lebih 45 ° 2. Pemberian cairan2. Pemberian cairan Buat akses vena, berikan cairan kristaloid atau koloid 3. Kontraktilitas Inotropik, SVR Vasopresor 4. Transfusi bila kehilangan darah dalam jumlah besar
  • 201. Penanganan • Tindakan atau penanganan sesuai dengan jenis syok • Hemoragik menghentikan perdarahan balut tekan • Anafilaktik Adrenalin 1:1000 SC • Tension Pneumothoraks thorakosintesis • Tamponade Jantung cardiosintesis• Tamponade Jantung cardiosintesis
  • 202. Penanganan • Bawa ke Pusat Pelayanan Kesehatan • Monitoring * ABC * Posisi Syok* Posisi Syok * Produksi urin * Kembalinya kesadaran * Kateterisasi vena sentral
  • 203. Komplikasi Syok • Hipoperfusi Multi Organ • Hipoksia Multi Organ • Gagal Multi Organ • Kematian• Kematian
  • 204. Prognosis • Lamanya syok berlangsung • Beratnya syok • Kecepatan penanganan yang benar • Kondisi sebelumnya• Kondisi sebelumnya • Penyakit penyerta
  • 205. TRAUMA ABDOMEN oleh Ns. Pipin Yunus, S.KepNs. Pipin Yunus, S.Kep
  • 206. PENDAHULUAN • Abdomen sering terkena trauma • Trauma menyebabkan kerusakan • organ dan perdarahan• organ dan perdarahan • Morbiditas dan motalitas tergantung berat ringanya trauma
  • 207. ANATOMI • Dinding abdomen : Cutis,Sub Cutis/lemak,Fascia,Musculus, Pre peritonial fat/lemak, Peritonium • Rongga Peritonial : Lambung,Duodenum, Yeyunum, Yleum, Colon, Hepar,Limpa, V.felea,Organ reproduksi
  • 208. • Rongga Retroperitonial / bagian belakang Duodenum pars II dan III,Pankreas, Colon ascendent dan decendent,Rectum,Ginjal, Ureter, Aorta abdominalis, V.C ava inferi . Rongga Pelvis :. Rongga Pelvis : Tulang pelvis,Plexus sacralis,Rectum,Anus,V.urinarius, Organ reproduksi
  • 209. JENIS TRAUMA 1. Trauma tumpul 2. Trauma Tajam :2. Trauma Tajam : a. Trauma tusuk b. Trauma tembak
  • 210. 1. Trauma Tumpul Benturan atau pukulan : -Stir kendaraan - Sabuk pengaman- Sabuk pengaman - Stang motor - Tendangan - Pukulan - Benda keras
  • 211. 2. Trauma Tajam a. Trauma tajam : - Tusukan Pisau - Tusukan besi taja - Tusukan kayu tajam
  • 213. b. Trauma Tembak • Senampan Angin • Senampan Laras panjang dan pendekpendek • Pecahan granat
  • 214. PEMERIKSAAN 1. Anamnesa : - Jenis trauma - Kapan terjadinya trauma- Kapan terjadinya trauma - Alat penyebab trauma - Syok di TKP/ tidak - Perdarahan / tidak
  • 215. PEMERIKSAAN 2. Pemeriksaan Fisik : a. Status generalis : - Penurunan kesadaran- Penurunan kesadaran - Pucat - Tampak kesakitan - Tanda-tanda syok
  • 216. b. Status generalisasi : . Inspeksi ( lihat ) : - Luka ( luka tajam / tembak ) - Prolaps isi abdomen - Perdarahan ( abdomen,urethra,vagina )) - Alat yang menancap . Auscultasi ( dengarkan ) - Bising usus ( normal/ tidak)
  • 217. • Palpasi ( raba ) : - Defans muskuler ( otot seperti papan) - Nyeri tekan . Perkusi ( ketuk ) :. Perkusi ( ketuk ) : - Timpani - Redup - Pekak hati hilang
  • 218. C. Pemasangan NGT : - Ada darah atau tidak - Dekompresi - Persiapan operasi D. Pemasangan Catheter urine : - Ada darah / tidak - Monitor produksi urine - Persiapan operasi
  • 219. E. Laboraturium : - Laboraturium darah - Laboraturium urine F. Radiologi : - Bila kondisi stabil- Bila kondisi stabil - Foto polos abdomen - F oto abdomen tiga posisi (untuk menentukan udara bebas ) - Urethrografi - Cystografi - BNO - IVP
  • 220. G. USG abdomen H. CT Scan abdomen I. Lavage peritonial J. Laparascopy diagnostikJ. Laparascopy diagnostik
  • 221. INDIKASI OPERASI 1. Berdasarkan pemeriksaan pisik : a. Syok berulang setelah resusitasi b. Peritonitis c. Luka tembus peritoneumc. Luka tembus peritoneum d. Keluarnya organ abdomen e. Perdarahan dari lambung, anus,urther
  • 222. 2. Berdasarkan pemeriksaan penunjang : - Udara bebas pada foto abdomen tiga posisi - USG tampak ruptur organ abdomen 3. Berdasarkan pemeriksaan penunjang :3. Berdasarkan pemeriksaan penunjang : - CT Scan tampak ruptur organ abdomen - Lavage peritonial: ada isi usus, darah, irine - Laparascopy diagnostik: tampak isi usus,perdarahan,kerusakan organ
  • 223. 1.1. PerhatikanpemulihanPerhatikanpemulihan fungsifungsi vitalvital 2.2. MemaksimalkanMemaksimalkan oksigenisasioksigenisasi dandan perfusiperfusi jaringanjaringan 3.3. AnalisaAnalisa mekanismemekanisme traumatrauma 4.4. PemeriksaanPemeriksaan fisikfisik yangyang telititeliti dandan diulangdiulang 5.5. LakukanLakukan manuvermanuver diagnostikdiagnostik yangyang diperlukandiperlukan 6.6. EfektifEfektif waktuwaktu dalamdalam pemeriksaanpemeriksaan dandan diagnostikdiagnostik6.6. EfektifEfektif waktuwaktu dalamdalam pemeriksaanpemeriksaan dandan diagnostikdiagnostik 7.7. PerhatikanPerhatikan kemungkinaankemungkinaan cederacedera vaskulervaskuler dandan retroretro peritonialperitonial 8.8. BilaBila prolapsprolaps organ abdomen,organ abdomen, tutupdenantutupdenan kassakassa sterilsteril lembablembab 9.9. BilaBila adaada bendabenda menancapmenancap janganjangan dicabutdicabut ((sebagaisebagai tampon)tampon) 10.10. DiagnostikDiagnostik tepattepat untukuntuk intervensiintervensi operasioperasi
  • 224.
  • 225.
  • 226. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN INFARK MIOKARDIUM Ns. Pipin Yunus.,M.Kep
  • 227. PENGERTIAN Defenisi IMA (Infark Miokard Akut) Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding arterikarena adanya aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung. (M. Black, Joyce, 2014 : 343)
  • 228. Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. (M. Black, Joyce, 2014: 343)
  • 229. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO Penyebab IMA paling sering adalah oklusi lengkap atau hampir lengkap dari arteri coroner, biasanya dipicu oleh ruptur plak arterosklerosis yang rentan dan diikuti pleh pembentukan trombus. Ruptur plak dapat dipicu oleh faktor-trombus. Ruptur plak dapat dipicu oleh faktor- faktor internal maupun eksternal. (M.Black, Joyce, 2014 : 343)
  • 230. Factor internal antara lain karakteristik plak, seperti ukuran dan konsistensi dari inti lipid dan ketebalan lapisan fibrosa , serta kondisi bagaimana plak tersebut terpapar, seperti status koagulasi dan derajat vasokontriksi arteri. Plakkoagulasi dan derajat vasokontriksi arteri. Plak yang rentan paling sering terjadi pada area dengan stenosis kurang dari 70 % dan ditandai dengan bentuk yang eksentrik dengan batas tidak teratur; inti lipid yang besar dan tipis ;dan pelapis fibrosa yang tipis. (M. Black, Joyce, 2014: 343)
  • 231. Factor eksternal berasal dari aktivitas klien atau kondisi eksternal yang memengaruhi klien. Aktivitas fisik berat dan stress emosional berat, seperti kemarahan, serta peningkatan respon system saraf simpatis dapat menyebabkansystem saraf simpatis dapat menyebabkan rupture plak. Pada waktu yang sama, respon system saraf simpatis akan meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium. (M. Black, Joyce,2014 : 343)
  • 232. PATOFISIOLOGI IMA dapat dianggap sebagai titik akhir dari PJK. Tidak seperti iskemia sementara yang terjadi dengan angina, iskemia jangka panjang yang tidak berkurang akan menyebabkan kerusakan ireversibel terhadap miokardium. Sel-kerusakan ireversibel terhadap miokardium. Sel- sel jantung dapat bertahan dari iskemia selama 15 menit sebelum akhirnya mati. Manifestasi iskemia dapat dilihat dalam 8 hingga 10 detik setelah aliran darah turun karena miokardium aktif secara metabolic.
  • 233. Ketika jantung tidak mendapatkan darah dan oksigen, sel jantung akan menggunakan metabolisme anaerobic, menciptakan lebih sedikit adenosine trifosfat (ATP) dan lebih banyak asam laktat sebagai hasil sampingannya.banyak asam laktat sebagai hasil sampingannya. Sel miokardium sangat sensitif terhadap perubahan pH dan fungsinya akan menurun. Asidosis akan menyebabkan miokarium menjadi lebih rentan terhadap efek dari enzim lisosom dalam sel.
  • 234. Asidosis menyebabkan gangguan sistem konduksi dan terjadi disritmia. Kontraktilitas juga akan berkurang, sehingga menurunkan kemampuan jantung sebagai suatu pompa. Saat sel miokardium mengalami nekrosis, enzimsel miokardium mengalami nekrosis, enzim intraselular akan dilepaskan ke dalam aliran darah, yang kemudian dapat dideteksi dengan pengujian laboratorium. (M.Black, Joyce, 2014 :345)
  • 235. Lokasi IMA paling sering adalah dinding anterior ventrikel kiri di dekat apeks, yang terjadi akibat trombosis dari cabang desenden arteri coroner kiri. Lokasi umum lainnya adalah (1) dinding posterior dari ventrikel kiri di dekat(1) dinding posterior dari ventrikel kiri di dekat dasar dan di belakang daun katup/ kuspis posterior dari katup mitral dan (2) permukaan inferior (diafragmantik) jantung. Infark pada ventrikel kiri posterior terjadi akibat oklusi arteri coroner kanan atau cabang sirkumfleksi arteri coroner kiri.
  • 236. Infark inferior terjadi saat arteri coroner kanan mengalami oklusi. Pada sekitar 25 % dari IMA dinding inferior, ventrikel kanan merupakan lokasi infark. Infark atrium terjadi pada kurang dari 5 %. Peta konsep menjelaskan efek selulardari 5 %. Peta konsep menjelaskan efek selular yang terjadi selama infark miokard. (M.Black, Joyce, 2014 : 345)
  • 237. MANISFESTASI KLINIS Manifestasi klinis yang berhubungan dengan IMA berasal dari iskemia otot jantung dan penurunan fungsi serta asidosis yang terjadi. (M.Black, Joyce, 2014 : 346) 1.Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang1.Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak khas. b. Mual atau pusing. 2. Sesak napas dan kesulitan bernapas. 3.Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan 4. Palpitasi, kringat dingin, pucat
  • 238. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Sistem Persyarafan Kesadaran pasien kompos mentis, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123) 2. Sistem Penglihatan2. Sistem Penglihatan Pada pasien infark miokard akut penglihatan terganggu dan terjadi perubahan pupil. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
  • 239. 3. Biasanya pasien infark miokard akut mengalami penyakit paru kronis, napas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernapasan, bunyi napas tambahan (krekels, ronki, mengi), 4. Sistem Pendengaran Tidak ditemukan gangguan pada sistem pendengaran(Bararah dan Jauhar,2013 : 123) 5. Sistem Pencernaan Pasien biasanya hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah,perubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
  • 240. NEXT.... 4. Sistem Perkemihan Pasien biasanya oliguria, haluaran urine menurun bila curah jantung menurun berat. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123) 5. Sistem Kardiovaskuler Biasanya bunyi jantung irama tidak teratur, bunyi ekstra,Biasanya bunyi jantung irama tidak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123) 6. Sistem Endokrin Pasien infark miokard akut biasanya tidak terdapat gangguan pada sistem endokrin. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123) 7. Sistem Muskuluskeletal Biasanya pada pasien infark miokard akut terjadi nyeri, pergerakan ekstremitas menurun dan tonus otot menurun. (Huda Nurarif dan Kusuma,2015 : 25)
  • 241. Pada pemeriksaan EKG 1.Fase hiperakut (beberapa jam permulaan serangan) Elevasi yang curam dari segmen ST Gelombang T yang tinggi dan lebar VAT memanjang Gelombang Q tampak 2.Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian)2.Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian) Gelombang Q patologis Elevasi segmen ST yang cembung ke atas Gelombang T yang terbalik (arrowhead) 3.Fase resolusi (beberapa minggu / bulan kemudian) Gelombang Q patologis tetap ada Segmen ST mungkin sudah kembali iseolektris Gelombang T mungkin sudah menjadi normal Pada pemeriksaan darah.
  • 242. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibat oklusi arteri koroner dengan hilang atau terbatasnya aliran darah ke arah miokardium dan nekrosis dari miokardium.miokardium. 2. Penurunan curah jantung b.d perubahan initropik negative pada jantung karena iskemia, cedera, atau infark pada miokardium, dibuktikan oleh perubahan tingkat kesadaran, kelemahan, puisng, hilangnya nadi perifer, suara jantung abnormal, gangguan hemodinamik, dan henti jantung paru
  • 243. 3. Gangguan pertukaran gas yang b.d penurunan curah jantung yang ditunjukkan oleh sianosis, pengisian kapiler yang terganggu, penurunan tekanan oksigen arteri (PaO2), dan dyspnea.