4. SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu)
merupakan sistem yang didesign berdasar sistem kesehatan
nasional untuk memberi pertolongan yang cepat, tepat,
cermat pada penderita gawat darurat untuk mencegah
kematian dan kecacatan.
SPGDT terdiri dari beberapa unsur pelayanan yaitu
pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan
antar Rumah Sakit. Pelayanan tersebut berpedoman pada
respon cepat yang menekankan time saving is life and limb
saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam
umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans
gawat darurat dan sistem komunikasi.
5. 1. Memberikan pelayanan komunikatif, cepat dan tepat selama 24 jam
terus menerus.
2. Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan
terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan
gawat darurat.
3. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat sehingga
dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya.
4. Menerima dan merujuk pasien gawat darurat melalui sistem rujukan
untuk memperoleh penanganan yang lebih
5. Menanggulangi korban bencana
6. Menanggulangi “ False Emergency “.
7. Mengembangkan dan menyebar luaskan Ilmu Kedokteran Gawat
Darurat (PPGD).
8. Mencegah kematian & cacat (to save life and limb)
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15. SPGDT-S (Sehari-Hari)
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat
yang saling terkait yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah
Sakit, di Rumah Sakit, antar Rumah Sakit dan terjalin dalam
suatu sistem yang bertujuan agar korban/pasien tetap hidup
SPGDT-B (Bencana)
SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah
Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat
darurat terpadu sebagai khususnya pada terjadinya korban
massal yang memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan
pelayanan sehari-hari dan bertujuan umum untuk
menyelamatkan korban sebanyak banyaknya.
16. Pengembangan SPGDT-S dan SPGDT-B memerlukan
beberapa hal yang terlibat, diantaranya yaitu:
Semua jajaran kesehatan
Jajaran non kesehatan
Koordinasi
20. Triase adalah proses khusus memilah dan
memilih pasien berdasarkan beratnya penyakit
menentukan prioritas perawatan gawat medik
serta prioritas transportasi. artinya memilih
berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman
hidup.
Triase/Triage merupakan suatu sistem yang
digunakan dalam mengidentifikasi korban
dengan cedera yang mengancam jiwa untuk
kemudian diberikan prioritas untuk dirawat atau
dievakuasi ke fasilitas kesehatan.
21. 1. Identifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi
segera, Ini lebih ke perawatan yang dilakukan di
lapangan.
2. Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan
dengan pembedahan
3. Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan
kecacatan. Inilah tiga alasan dan tujuan dilakukannya
triase gawat darurat.
22. Prioritas Nol (Hitam)
Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk
diselamatkan. pengelompokan label Triase.
Prioritas Pertama (Merah)
Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan
tindakan medik atau transport segera untuk menyelamatkan
hidupnya. Misalnya penderita gagal nafas, henti jantung, Luka bakar
berat, pendarahan parah dan cedera kepala berat.
Prioritas kedua (kuning)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang
kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa
dalam waktu dekat. misalnya cedera abdomen tanpa shok, Luka
bakar ringan, Fraktur atau patah tulang tanpa Shok dan jenis-jenis
penyakit lain.
23. Prioritas Ketiga (Hijau)
Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak
membutuhkan pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan
tidak menimbulkan kecacatan. Nah mungkin anda masuk dalam
kategori yang ini, jadi Jangan marah-marah dan jangan heran kenapa
anda tidak langsung mendapatkan perawatan di Ruang UGD
sementara mereka harus menolong pasien lain yang lebih parah..