SlideShare a Scribd company logo
@FEUI, 2003 1
PENDUGAAN
INTERVAL
@FEUI, 2003 2
Kemampuan Yang Dihasilkan:
1. Menjelaskan pengertian pendugaan interval
parameter
2. Melakukan pendugaan interval rerata populasi
populasi terbatas dan populasi tak terbatas
3. Melakukan pendugaan interval proporsi populasi
4. Melakukan pendugaan interval selisih rerata
populasi
5. Melakukan pendugaan interval selisih proporsi
populasi
@FEUI, 2003 3
Pengertian
 Inferens: kegiatan penarikan kesimpulan tentang
parameter populasi berdasarkan hasil sampel.
 Pada pendugaan interval kita menyatakan
kemungkinan besarnya parameter populasi dalam
suatu interval tertentu
 Interval kemungkinan besarnya parameter disebut
confidence interval; umumnya 95% dan 99%.
 Confidence interval 95%: penerapan cara itu untuk
sembarang sampel berpeluang benar sebesar 95%.
@FEUI, 2003 4
Ciri-ciri penduga yang baik
 Unbiassed: expected value nilai distribusi sampling
penduga sama dengan nilai yang diduga. Penduga
yang unbiassed untuk adalah .
 Efisien: nilai persebaran dari distribusi sampling
tentang variabel penduganya adalah yang terkecil.
merupakan penduga yang efisien untuk
karena distribusi samplingnya mempunyai ukuran
persebaran yang terkecil.
X
X X
X
@FEUI, 2003 5
Ciri-ciri penduga yang baik
 Konsisten: dengan semakin besarnya sampel
maka nilai penduganya akan semakin
mendekati nilai parameter yang diduga.
merupakan penduga yang baik bagi
karena bila sampel diperbesar maka nilainya
akan semakin mendekati nilai .
X X
X
@FEUI, 2003 6
Penalaran penduga interval
 Pertimbangkan sebuah sampel random dari
populasi normal dengan = 160 dan = 50
serta n = 25. Atribut distribusi samplingnya: =
160 dan =10.
 Bila ditetapkan 95% dari keseluruhan alternatif
sampel di kiri dan kanan nilai sentralnya, akan
didapatkan batas–batas antara 140,4 dan 179,6.
(Gambar 2.1).
X X
X
X
@FEUI, 2003 7
Penalaran penduga interval
 Dapat dinyatakan: 95% dari keseluruhan
kemungkinan sampel akan menghasilkan yang
nilainya terletak pada interval
 Bila 95% itu disebut 1–a, maka a = 0,05.
 Nilai 1,96 adalah nilai Za/2 = Z0,025, yaitu Z yang
luas di ujungnya sebesar 0,025.
XX  96,1
X
@FEUI, 2003 8
Penalaran penduga interval
 Gambar 2.1.
@FEUI, 2003 9
Penalaran penduga interval
 Gambar 2.2.
140,4 179,6160
`X1
=150130,4 169,6
`X2=170 189,6150,4
`X3=139119,4 158,6
95%
@FEUI, 2003 10
Penalaran penduga interval
 Secara lebih umum dapat dinyatakan:
 Dengan:
 parameter populasi yang diduga
 statistik sampel penduga yang sesuai
 deviasi standar distribusi sampling yang
sesuai

  a aa  1ˆˆ ˆ2ˆ2 ZZp
ˆ
 ˆ
@FEUI, 2003 11
Contoh pendugaan interval rerata populasi,
diketahui
Sebuah sampel random sebanyak 25
dilakukan terhadap populasi normal untuk
menduga rerata populasi tersebut. Populasi
tersebut mempunyai = 15. Sampelnya
menghasilkan = 40. Dengan tingkat
keyakinan 0,95, bagaimana dugaan interval
tentang rerata hitung populasinya?
X
X
X
@FEUI, 2003 12
Contoh pendugaan interval rerata populasi
dengan diketahui
Jawab:
a = 5% sehingga
sedangkan
Maka:
96,1025,02  ZZa
3
25
15 
95,0)396,140396,140(  Xp 
95,0)88,4512,34(  Xp 
X
@FEUI, 2003 13
Pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
 Pendugaan harus dilakukan dengan
distribusi t
 Distribusi t adalah distribusi normal yang
kelancipannya tergantung pada derajat
bebas (degree of freedom) yang besarnya
adalah n – k: (Gambar 2.3)
 n adalah sample size
 k adalah banyaknya parameter populasi
yang seharusnya diketahui.
X
@FEUI, 2003 14
Pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
 Dengan tidak diketahui maka
 Dan formula duga menjadi:
n
sX
X ˆ
X
X
  a aa  1ˆˆ ,2,2 XdfXXdf tXtXp
@FEUI, 2003 15
Distribusi t
 Gambar 2.3
Z
t, df1
t, df2
t, df3
df1>df2>df3
@FEUI, 2003 16
Cara membaca distribusi t
 Ada banyak sekali distribusi t.
 Untuk keperluan praktis, tabel distribusi t hanya
memuat untuk luas tertentu pada ujung kurva,
yaitu: 0,005; 0,01; 0,025; 0,05; dan 0,10.
 Margin kiri menunjukkan degrees of freedom,
sedangkan margin atas adalah luas di ujung
kurva; sebagian buku menunjukkan luas pada
kedua ujung kurva. (Tabel 2.1).
@FEUI, 2003 17
Cara membaca distribusi t
a
df
0,1 0,05 0,025 0,001 0,005
1 3,0777 6.3137 12.7062 31.8210 63.6559
2 1.8856 2.9200 4.3027 6.9645 9.9250
3 1.6377 2.3534 3.1824 4.5407 5.8408
     
15 1.3406 1.7531 2.1315 2.6025 2.9467
     
30 1.3104 1.6973 2.0423 2.4573 2.7500
     
120 1.2886 1.6576 1.9799 2.3578 2.6174
0 t1
@FEUI, 2003 18
Contoh pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
Sebuah usaha percetakan sedang mempertimbangkan
penggunaan jenis huruf arial sebagai pengganti yang biasa
digunakan. Ia mempertimbangkan rerata jumlah kata per
lembar hasil cetakannya. Untuk itu ia melakukan sampel
random terhadap 12 halaman, yang hasilnya adalah:
Bila distribusi jumlah huruf per lembar normal, bagaimana
dugaan interval rerata jumlah huruf per lembar? 1a=0,95
X
Lembar ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah kata 220 230 225 200 240 250 245 230 215 225 205 210
@FEUI, 2003 19
Contoh pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
Jawab:
Df = n–1 = 11 terlalu kecil untuk digantikan oleh Z.
1–a = 0,95 maka ta/2,df  t0.025,11 = 2,201.
= 224,58333; = 15,58821;
X
X Xs
49993,4
12
58821,15ˆ X
95,0)4999,4201,2583,2244999,4201,2583,224(  Xp 
95,0)62819,23353847,215(  Xp 
@FEUI, 2003 20
Formula umum penduga interval
 Telah diketahui bahwa formula umum pendugaan interval:
 Variasi parameter yang diduga dan statistik penduga:
Parameter Statistik





  a aa  1ˆˆ ˆ2ˆ2 ZZp
X X
p p
21 XX   21 XX 
21 pp  21 pp 
D D
@FEUI, 2003 21
Daftar deviasi standar distribusi sampling
Distribusi Sampling Devisi Standar Distribusi dan DF
Rerata Hitung:
– diketahui Z
– tidak diketahui tdf; df = n-1
Proporsi:
Z ; karena n sangat besar
Selisih proporsi:
Z ; karena n sangat besar
Rerata Selisih: tdf; df = n-1
n
X
X
 
n
sX
X ˆ
n
n
x
n
x
p








1
ˆ
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1 11
ˆ 21 n
n
x
n
x
n
n
x
n
x
pp
















X
X
n
sD
D ˆ
@FEUI, 2003 22
Daftar deviasi standar distribusi sampling
Distribusi Sampling Devisi Standar Distribusi dan DF
Selisih Rerata Hitung:
– diketahui Z
Z
– tidak diketahui tdf ; df = n1 + n2 – 2
tdf ; df =
21
11
21 nn
XX  
2
2
1
2
21
21 nn
XX
XX

 
21
11
ˆ 21 nn
spXX 
X
X
2
2
1
2
21
21
ˆ
n
s
n
s XX
XX 
   
2
11
21
2
2
2
12 21



nn
snsn
s
XX
p
s
n
s
n
s
n
n
s
n
n
1
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
21 1
















@FEUI, 2003 23
Pendugaan interval proporsi populasi
 Pembahasan ini berasumsi sampelnya sangat besar
sehingga memungkinkan digunakannya distribusi
normal. (Apabila sampelnya tidak cukup besar,
harus digunakan distribusi binomial)
 Pendekatan normal di sini memerlukan ukuran
sampel sangat besar agar diperoleh interval duga
yang tidak terlalu lebar. (Ukuran sampel sebesar 75
masih menghasilkan lebar duga mencapai 22,17%
bila proporsi sampel 0,4).
@FEUI, 2003 24
Contoh pendugaan interval proporsi populasi
Seorang peneliti di bidang politik ingin mengetahui
popularitas dari presiden dua tahun setelah
pengangkatannya dimata para mahasiswa. Untuk itu
ia mengambil sampel random sebesar 200
mahasiswa. Hasilnya adalah bahwa 75 mahasiswa
menyatakan tetap memberikan dukungan pada
presiden terpilih. Dengan tingkat keyakinan 95%,
bagaimana hasil dugaan proporsi mahasiswa yang
masih mendukung presiden tersebut?
@FEUI, 2003 25
Contoh pendugaan interval proporsi populasi
Jawab:
a = 5% sehingga
Peristiwa sukses sampel 75 sehingga:
dan:
Maka:
96,1025,02  ZZa
375,0
200
75
p
 
03423,0
200
375,01375,0


p
05,01)03423,096,10,37503423,096,1375,0(  pp
95,0)00,442130790,0(  pp
@FEUI, 2003 26
Contoh pendugaan interval selisih proporsi
populasi
Seorang peneliti di bidang periklanan ingin
mengetahui selisih proporsi pemirsa sebuah acara TV
antara kota A dan kota B. Untuk itu ia mengambil
sampel random independen sebesar 300 pemirsa kota
A dan 200 pemira kota B. Hasil dari sampel tersebut
adalah bahwa penonton acara tersebut di kota A ada
sebanyak 90 orang, sedangkan di kota B ada sebanyak
40 orang. Dengan tingkat keyakinan 95%, bagaimana
hasil dugaan selisih proporsi pemirsa acara TV
tersebut antara kota A dan kota B?
@FEUI, 2003 27
Contoh pendugaan interval selisih proporsi
populasi
a = 5% maka
Peristiwa–peristiwa sukses dalam sampel adalah 90
di antara 300 dan 40 di antara 200, sehingga:
Maka:
96,1025,02  ZZa
20,0
200
40
dan30,0
300
90
21  pp
   
03873,0
200
2,012,0
300
3,013,0
21




 pp
05,01)03873,096,12,00,303873,096,12,03,0( 21  ppp
95,0)07591,00,107591,01,0( 21  ppp
95,0)75910,102409,0( 21  ppp
@FEUI, 2003 28
Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi,
dengan diketahui
Andi, seorang pimpinan pabrik ingin mengetahui perbedaan
rerata umur bola lampu yang dihasilkan dengan rerata umur bola
lampu yang dihasilkan pesaing. Untuk itu diambil dua sampel
random independen sebanyak 10 (dari yang dihasilkannya) dan
12 bola lampu (dari pesaing). Dari sampel diperoleh rerata umur
bola lampu sendiri adalah 1.000 jam dan pesaing adalah 800
jam. Bila umur bola lampu kedua produk didistribusikan normal
dengan deviasi standar 125 jam dan 110 jam, bagaimana hasil
pendugaan interval selisih rerata umur bola lampu keduanya?
Gunakan tingkat keyakinan 95%.
X
@FEUI, 2003 29
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan diketahui
a = 5% sehingga
sedangkan
Maka:
96,1025,02  ZZa
X
70339,50
12
110
10
125 22
21
XX
95,0)70339,5096,1800100070339,5096,18001000( 21
 XXp 
95,0)37864,9920037864,99200( 21
 XXp 
95,0)37864,92962136,100( 21
 XXp 
@FEUI, 2003 30
Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi
dengan diketahui
Badut, pengusaha angkutan umum ingin mengetahui, dengan
tingkat keyakinan 95%, beda rerata daya kerja ban merek A dan
merek B. Diambilnya sampel random ban dari kedua merek.
Hasilnya disajikan pada tabel di bawah ini. Daya kerja ban
dalam ribuan kilometer jelajah. Spesifikasi dari pabrik menyebut
deviasi standar masing2 sama, yaitu: = 2,7.
Bagaimana hasil dugaan interval untuk selisih rerata keduanya?
21 XX  
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Merek A 26 28 30 32 30 35 34 31 31 30 27 26
Merek B 33 34 35 37 38 40 40 39 38 36 35 33
@FEUI, 2003 31
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan diketahui
Misalkan Merek A adalah X1 dan Merek B adalah X2.
a = 5% sehingga
dan
sedangkan
Maka:
96,1025,02  ZZa
X
301 X 5,362 X
10227,1
12
1
12
1
7,221
XX
95,0)10227,196,15,363010227,196,15,3630( 21
 XXp 
95,0)16045,25,616045,25,6( 21
 XXp 
95,0)33955,466045,8( 21
 XXp 
@FEUI, 2003 32
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan tidak diketahui
Misalkan untuk contoh daya kerja ban deviasi
standar populasi tidak diketahui namun
diyakini mempunyai nilai yang sama.
Bagaimana 95% confidence interval-nya?
X
@FEUI, 2003 33
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan diketahui
a = 5% ; df = 12+12–2 = 22 maka
Maka:
07,222,025,0,2  tt dfa
X
   
40910,7
21212
45455,611236366,81122



ps
89200,21
Xs 54058,22
Xs
72197,2ps
95,0)11124,107,25,363011124,107,25,3630( 21
 XXp 
11124,1
12
1
12
1
72197,2ˆ 21
XX
95,0)30026,25,630026,25,6( 21
 XXp 
95,0)19974,480026,8( 21
 XXp 
@FEUI, 2003 34
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan tidak diketahui
Sebuah perusahaan peternakan penghasil telur ayam ingin
membandingkan rerata berat telur dari dua jenis ayam.
Diambilnya sampel random independen masing2 sebanyak 26
telur dari jenis 1 dan 20 butir dari jenis 2. Hasil sampel tersebut
serta
Dengan 1– α = 95%, bagaimana hasil dugaan interval selisih
rerata populasi berat telur kedua jenis ayam tersebut? Asumsikan
bahwa deviasi standar populasi berat telur keduanya adalah
berbeda.
X
13dan80 11  XsX 11dan71 22  XsX
@FEUI, 2003 35
Contoh pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
1–a = 0,95 sehingga ta/2,df  t0.025,44 = 2,02.
Maka:
X
552,43
120
20
11
126
26
13
20
11
26
13
2222
222





















 
df 54260,3
20
11
26
13
ˆ
22
21
XX
95,0)54260,302,2718054260,302,27180( 21
 XXp 
95,0)13964,7913964,79( 21
 XXp 
95,0)16,1396486036,1( 21
 XXp 
@FEUI, 2003 36
Contoh pendugaan interval rerata selisih
populasi
Untuk mengetahui manfaat sebuah pelatihan kerja bagi buruh,
dilakukan sampel random terhadap 35 buruh. Kepada mereka
diamati produktivitas bulanan sebelum (Xi) dan sesudah (Yi)
mengikuti pelatihan. Hasilnya tertera pada tabel. Bagaimana
dugaan interval rerata selisih produktivitas tersebut? a=0,05
X Y X Y X Y X Y X Y
90 98 60 67 88 91 70 82 75 85
85 92 62 65 85 91 80 84 72 79
65 79 70 78 75 76 72 75 77 80
80 82 65 66 80 78 75 87 80 90
85 95 80 89 70 70 70 71 82 85
70 76 75 83 60 62 62 69 75 75
72 76 90 92 65 72 65 69 72 70
@FEUI, 2003 37
Contoh pendugaan interval rerata selisih
populasi
Nilai–nilai variabel Di = (Yi – Xi) = {8, 7, , 0, –2} dengan
n = 35, sehingga df = 34. maka ta/2,df  t0,025,34 = 2,032.
Atribut D:
Maka:
07390,4dan14286,5  DsD
68861,0
35
07390,4ˆ D
95,0)68861,0032,214286,568861,0032,214286,5( D  p
95,0)6,5422974343,3( D  p
@FEUI, 2003 38
Penentuan sample size pada pendugaan interval
rerata populasi
 Dimaksudkan untuk menghasilkan lebar duga tertentu pada
suatu tingkat keyakinan yang tertentu pula
 Lebar duga adalah
 Separuh lebar duga, atau sampling error,
 Maka:
Bila tidak diketahui: lakukan sampel pendahuluan
untuk dapatkan sebagai estimator
 XZ a 2/2
 XZe a  2/
n
Ze X
a  2/
e
Z
n Xa 
 2/
2
2/





 

e
Z
n Xa
X
Xs X
@FEUI, 2003 39
Contoh penentuan sample size pada pendugaan
interval rerata populasi
 Dari sebuah populasi normal dengan = 20, berapa besarnya
sampel yang dibutuhkan untuk pendugaan interval bila
sampling error yang diinginkan adalah 10 dan tingkat
keyakinan sebesar 95%?
 Jawab: e = 10 ; 1–a = 0,95 sehingga: Za/2 = 1,96
X
20X
2
10
2096,1





 
n
  3664,1592,3 2
n
15n
@FEUI, 2003 40
Penentuan sample size pada pendugaan
interval proporsi populasi
 Dengan cara yang sama diperoleh:
 Formulanya melibatkan p yang justru akan diduga sehingga
dilakukan upaya mendapatkan n maksimum
 Maka:
 pZe a  2/
 
n
pp
Ze


1
2/a
 
e
ppZ
n


12/a
 
2
2
2/ 1
e
ppZ
n

 a
   
2
2
2/
2
2
2/ 5,05,05,015,0
e
Z
e
Z
n



 aa
2
2/5,0







e
Z
n a
@FEUI, 2003 41
Contoh penentuan sample size pada
pendugaan interval proporsi populasi
 Sebuah usaha reparasi mesin cetak menyatakan bahwa produk
yang sudah direparasinya akan menghasilkan proporsi gagal
cetak sebesar–besarnya 2%. Berapa besarnya sampel untuk
pendugaan interval proporsi produk yang cacat bila sampling
errornya adalah 0,005 dan tingkat keyakinan 95%?
 e = 0,005. Perkiraan p maksimum 0,02 sehingga digunakan p =
0,02. Maka:
3012n
 
3.011,814
005,0
98,002,096,1
2
2


n
@FEUI, 2003 42
Contoh penentuan sample size pada
pendugaan interval proporsi populasi
 Pendapat para ahli menyebutkan bahwa popularitas
presiden saat ini berkisar pada 45% hingga 60% dari
para pemilihnya. Berapa besarnya sampel untuk
pendugaan interval proporsi popularitas presiden di
mata para pemilihnya dengan sampling error 0,05 dan
1 – a = 95%?
 Jawab: e = 0,05. Perkiraan p: 0,45 – 0,6 sehingga p = 0,5
karena interval tersebut dapat mencakupi nilai 0,5. Maka:
384n
384,16
05,0
96,15,0
2





 
n

More Related Content

What's hot

fisher exact test
fisher exact testfisher exact test
fisher exact test
Darnah Andi Nohe
 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
jayamartha
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
State University of Medan
 
Stat matematika II (2)
Stat matematika II (2)Stat matematika II (2)
Stat matematika II (2)
jayamartha
 
06. p ortogonal
06. p ortogonal06. p ortogonal
06. p ortogonal
UNTAN
 
Ruang inner product
Ruang inner productRuang inner product
Ruang inner product
toiba hutasuhut
 
Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11
Amalia Indrawati Gunawan
 
persamaan differensial
persamaan differensialpersamaan differensial
persamaan differensial
Senat Mahasiswa STIS
 
Transformasi Peubah Acak Teknik CDF
Transformasi Peubah Acak Teknik CDFTransformasi Peubah Acak Teknik CDF
Transformasi Peubah Acak Teknik CDF
Tiara Lavista
 
Analisis Statistika
Analisis StatistikaAnalisis Statistika
Analisis Statistika
Dian Arisona
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisis
dessybudiyanti
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Silvia_Al
 
Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)
Rani Nooraeni
 
Ppt stat nonpar 5
Ppt stat nonpar 5Ppt stat nonpar 5
Ppt stat nonpar 5
Purwanti Rahayu
 
Perbandingan ortogonal kontras
Perbandingan ortogonal kontrasPerbandingan ortogonal kontras
Perbandingan ortogonal kontras
Faisyal Rufenclonndrecturr
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Darnah Andi Nohe
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
Ratih Vihafsari
 
Pengertian distribusi lognormal
Pengertian distribusi lognormalPengertian distribusi lognormal
Pengertian distribusi lognormal
Nurul Lailyah
 
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
Muhammad Nur Chalim
 

What's hot (20)

Uji Rata-Rata
Uji Rata-RataUji Rata-Rata
Uji Rata-Rata
 
fisher exact test
fisher exact testfisher exact test
fisher exact test
 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
 
Stat matematika II (2)
Stat matematika II (2)Stat matematika II (2)
Stat matematika II (2)
 
06. p ortogonal
06. p ortogonal06. p ortogonal
06. p ortogonal
 
Ruang inner product
Ruang inner productRuang inner product
Ruang inner product
 
Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11
 
persamaan differensial
persamaan differensialpersamaan differensial
persamaan differensial
 
Transformasi Peubah Acak Teknik CDF
Transformasi Peubah Acak Teknik CDFTransformasi Peubah Acak Teknik CDF
Transformasi Peubah Acak Teknik CDF
 
Analisis Statistika
Analisis StatistikaAnalisis Statistika
Analisis Statistika
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisis
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)
 
Ppt stat nonpar 5
Ppt stat nonpar 5Ppt stat nonpar 5
Ppt stat nonpar 5
 
Perbandingan ortogonal kontras
Perbandingan ortogonal kontrasPerbandingan ortogonal kontras
Perbandingan ortogonal kontras
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
 
Pengertian distribusi lognormal
Pengertian distribusi lognormalPengertian distribusi lognormal
Pengertian distribusi lognormal
 
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
 

Similar to Statekbis - Pendugaan Interval

Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan interval
Danu Saputra
 
Teori Pendugaan Statistik(Bab 3) cek data
Teori Pendugaan Statistik(Bab 3) cek dataTeori Pendugaan Statistik(Bab 3) cek data
Teori Pendugaan Statistik(Bab 3) cek data
UmiMaisaroh8
 
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptxaf31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
RianAbang
 
Statistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiStatistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersi
Selvin Hadi
 
Ek107 122215-838-11
Ek107 122215-838-11Ek107 122215-838-11
Ek107 122215-838-11
Judianto Nugroho
 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)
rizka_safa
 
Pert 02 statistik deskriptif 2013
Pert 02 statistik deskriptif 2013Pert 02 statistik deskriptif 2013
Pert 02 statistik deskriptif 2013
aiiniR
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
ayu ariyanti
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
Perum Perumnas
 
simp-rata-rata.ppt
simp-rata-rata.pptsimp-rata-rata.ppt
simp-rata-rata.ppt
CandraPrasetyoWibowo1
 
Materi 2 statistika dasar
Materi 2 statistika dasarMateri 2 statistika dasar
Materi 2 statistika dasar
dydik
 
Chi Kuadrat
Chi KuadratChi Kuadrat
Chi Kuadrat
Nailul Hasibuan
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Indhasari3
 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Vina R Ipina
 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TI
sri sayekti
 
Chi square
Chi squareChi square
Chi square
Anwar Hidayat
 
Statistika dan probabilitas tugas iii
Statistika dan probabilitas tugas iiiStatistika dan probabilitas tugas iii
Statistika dan probabilitas tugas iii
Debora Elluisa Manurung
 
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
salomoSitumorang
 
Statistika Inferensi Estimasi
Statistika Inferensi EstimasiStatistika Inferensi Estimasi
Statistika Inferensi Estimasi
Afdan Rojabi
 
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxSLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
rajazulvan1
 

Similar to Statekbis - Pendugaan Interval (20)

Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan interval
 
Teori Pendugaan Statistik(Bab 3) cek data
Teori Pendugaan Statistik(Bab 3) cek dataTeori Pendugaan Statistik(Bab 3) cek data
Teori Pendugaan Statistik(Bab 3) cek data
 
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptxaf31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
 
Statistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiStatistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersi
 
Ek107 122215-838-11
Ek107 122215-838-11Ek107 122215-838-11
Ek107 122215-838-11
 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)
 
Pert 02 statistik deskriptif 2013
Pert 02 statistik deskriptif 2013Pert 02 statistik deskriptif 2013
Pert 02 statistik deskriptif 2013
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
simp-rata-rata.ppt
simp-rata-rata.pptsimp-rata-rata.ppt
simp-rata-rata.ppt
 
Materi 2 statistika dasar
Materi 2 statistika dasarMateri 2 statistika dasar
Materi 2 statistika dasar
 
Chi Kuadrat
Chi KuadratChi Kuadrat
Chi Kuadrat
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9
 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TI
 
Chi square
Chi squareChi square
Chi square
 
Statistika dan probabilitas tugas iii
Statistika dan probabilitas tugas iiiStatistika dan probabilitas tugas iii
Statistika dan probabilitas tugas iii
 
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
 
Statistika Inferensi Estimasi
Statistika Inferensi EstimasiStatistika Inferensi Estimasi
Statistika Inferensi Estimasi
 
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxSLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
 

More from Danu Saputra

Sampling distribution
Sampling distributionSampling distribution
Sampling distribution
Danu Saputra
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
Danu Saputra
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Danu Saputra
 
Sampling distribution
Sampling distributionSampling distribution
Sampling distribution
Danu Saputra
 
Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan intervalDanu Saputra
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesisDanu Saputra
 

More from Danu Saputra (9)

Sampling distribution
Sampling distributionSampling distribution
Sampling distribution
 
Trend dan vm
Trend dan vmTrend dan vm
Trend dan vm
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Trend dan vm
Trend dan vmTrend dan vm
Trend dan vm
 
Sampling distribution
Sampling distributionSampling distribution
Sampling distribution
 
Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan interval
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 

Statekbis - Pendugaan Interval

  • 2. @FEUI, 2003 2 Kemampuan Yang Dihasilkan: 1. Menjelaskan pengertian pendugaan interval parameter 2. Melakukan pendugaan interval rerata populasi populasi terbatas dan populasi tak terbatas 3. Melakukan pendugaan interval proporsi populasi 4. Melakukan pendugaan interval selisih rerata populasi 5. Melakukan pendugaan interval selisih proporsi populasi
  • 3. @FEUI, 2003 3 Pengertian  Inferens: kegiatan penarikan kesimpulan tentang parameter populasi berdasarkan hasil sampel.  Pada pendugaan interval kita menyatakan kemungkinan besarnya parameter populasi dalam suatu interval tertentu  Interval kemungkinan besarnya parameter disebut confidence interval; umumnya 95% dan 99%.  Confidence interval 95%: penerapan cara itu untuk sembarang sampel berpeluang benar sebesar 95%.
  • 4. @FEUI, 2003 4 Ciri-ciri penduga yang baik  Unbiassed: expected value nilai distribusi sampling penduga sama dengan nilai yang diduga. Penduga yang unbiassed untuk adalah .  Efisien: nilai persebaran dari distribusi sampling tentang variabel penduganya adalah yang terkecil. merupakan penduga yang efisien untuk karena distribusi samplingnya mempunyai ukuran persebaran yang terkecil. X X X X
  • 5. @FEUI, 2003 5 Ciri-ciri penduga yang baik  Konsisten: dengan semakin besarnya sampel maka nilai penduganya akan semakin mendekati nilai parameter yang diduga. merupakan penduga yang baik bagi karena bila sampel diperbesar maka nilainya akan semakin mendekati nilai . X X X
  • 6. @FEUI, 2003 6 Penalaran penduga interval  Pertimbangkan sebuah sampel random dari populasi normal dengan = 160 dan = 50 serta n = 25. Atribut distribusi samplingnya: = 160 dan =10.  Bila ditetapkan 95% dari keseluruhan alternatif sampel di kiri dan kanan nilai sentralnya, akan didapatkan batas–batas antara 140,4 dan 179,6. (Gambar 2.1). X X X X
  • 7. @FEUI, 2003 7 Penalaran penduga interval  Dapat dinyatakan: 95% dari keseluruhan kemungkinan sampel akan menghasilkan yang nilainya terletak pada interval  Bila 95% itu disebut 1–a, maka a = 0,05.  Nilai 1,96 adalah nilai Za/2 = Z0,025, yaitu Z yang luas di ujungnya sebesar 0,025. XX  96,1 X
  • 8. @FEUI, 2003 8 Penalaran penduga interval  Gambar 2.1.
  • 9. @FEUI, 2003 9 Penalaran penduga interval  Gambar 2.2. 140,4 179,6160 `X1 =150130,4 169,6 `X2=170 189,6150,4 `X3=139119,4 158,6 95%
  • 10. @FEUI, 2003 10 Penalaran penduga interval  Secara lebih umum dapat dinyatakan:  Dengan:  parameter populasi yang diduga  statistik sampel penduga yang sesuai  deviasi standar distribusi sampling yang sesuai    a aa  1ˆˆ ˆ2ˆ2 ZZp ˆ  ˆ
  • 11. @FEUI, 2003 11 Contoh pendugaan interval rerata populasi, diketahui Sebuah sampel random sebanyak 25 dilakukan terhadap populasi normal untuk menduga rerata populasi tersebut. Populasi tersebut mempunyai = 15. Sampelnya menghasilkan = 40. Dengan tingkat keyakinan 0,95, bagaimana dugaan interval tentang rerata hitung populasinya? X X X
  • 12. @FEUI, 2003 12 Contoh pendugaan interval rerata populasi dengan diketahui Jawab: a = 5% sehingga sedangkan Maka: 96,1025,02  ZZa 3 25 15  95,0)396,140396,140(  Xp  95,0)88,4512,34(  Xp  X
  • 13. @FEUI, 2003 13 Pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui  Pendugaan harus dilakukan dengan distribusi t  Distribusi t adalah distribusi normal yang kelancipannya tergantung pada derajat bebas (degree of freedom) yang besarnya adalah n – k: (Gambar 2.3)  n adalah sample size  k adalah banyaknya parameter populasi yang seharusnya diketahui. X
  • 14. @FEUI, 2003 14 Pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui  Dengan tidak diketahui maka  Dan formula duga menjadi: n sX X ˆ X X   a aa  1ˆˆ ,2,2 XdfXXdf tXtXp
  • 15. @FEUI, 2003 15 Distribusi t  Gambar 2.3 Z t, df1 t, df2 t, df3 df1>df2>df3
  • 16. @FEUI, 2003 16 Cara membaca distribusi t  Ada banyak sekali distribusi t.  Untuk keperluan praktis, tabel distribusi t hanya memuat untuk luas tertentu pada ujung kurva, yaitu: 0,005; 0,01; 0,025; 0,05; dan 0,10.  Margin kiri menunjukkan degrees of freedom, sedangkan margin atas adalah luas di ujung kurva; sebagian buku menunjukkan luas pada kedua ujung kurva. (Tabel 2.1).
  • 17. @FEUI, 2003 17 Cara membaca distribusi t a df 0,1 0,05 0,025 0,001 0,005 1 3,0777 6.3137 12.7062 31.8210 63.6559 2 1.8856 2.9200 4.3027 6.9645 9.9250 3 1.6377 2.3534 3.1824 4.5407 5.8408       15 1.3406 1.7531 2.1315 2.6025 2.9467       30 1.3104 1.6973 2.0423 2.4573 2.7500       120 1.2886 1.6576 1.9799 2.3578 2.6174 0 t1
  • 18. @FEUI, 2003 18 Contoh pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui Sebuah usaha percetakan sedang mempertimbangkan penggunaan jenis huruf arial sebagai pengganti yang biasa digunakan. Ia mempertimbangkan rerata jumlah kata per lembar hasil cetakannya. Untuk itu ia melakukan sampel random terhadap 12 halaman, yang hasilnya adalah: Bila distribusi jumlah huruf per lembar normal, bagaimana dugaan interval rerata jumlah huruf per lembar? 1a=0,95 X Lembar ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah kata 220 230 225 200 240 250 245 230 215 225 205 210
  • 19. @FEUI, 2003 19 Contoh pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui Jawab: Df = n–1 = 11 terlalu kecil untuk digantikan oleh Z. 1–a = 0,95 maka ta/2,df  t0.025,11 = 2,201. = 224,58333; = 15,58821; X X Xs 49993,4 12 58821,15ˆ X 95,0)4999,4201,2583,2244999,4201,2583,224(  Xp  95,0)62819,23353847,215(  Xp 
  • 20. @FEUI, 2003 20 Formula umum penduga interval  Telah diketahui bahwa formula umum pendugaan interval:  Variasi parameter yang diduga dan statistik penduga: Parameter Statistik        a aa  1ˆˆ ˆ2ˆ2 ZZp X X p p 21 XX   21 XX  21 pp  21 pp  D D
  • 21. @FEUI, 2003 21 Daftar deviasi standar distribusi sampling Distribusi Sampling Devisi Standar Distribusi dan DF Rerata Hitung: – diketahui Z – tidak diketahui tdf; df = n-1 Proporsi: Z ; karena n sangat besar Selisih proporsi: Z ; karena n sangat besar Rerata Selisih: tdf; df = n-1 n X X   n sX X ˆ n n x n x p         1 ˆ 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 11 ˆ 21 n n x n x n n x n x pp                 X X n sD D ˆ
  • 22. @FEUI, 2003 22 Daftar deviasi standar distribusi sampling Distribusi Sampling Devisi Standar Distribusi dan DF Selisih Rerata Hitung: – diketahui Z Z – tidak diketahui tdf ; df = n1 + n2 – 2 tdf ; df = 21 11 21 nn XX   2 2 1 2 21 21 nn XX XX    21 11 ˆ 21 nn spXX  X X 2 2 1 2 21 21 ˆ n s n s XX XX      2 11 21 2 2 2 12 21    nn snsn s XX p s n s n s n n s n n 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 21 1                
  • 23. @FEUI, 2003 23 Pendugaan interval proporsi populasi  Pembahasan ini berasumsi sampelnya sangat besar sehingga memungkinkan digunakannya distribusi normal. (Apabila sampelnya tidak cukup besar, harus digunakan distribusi binomial)  Pendekatan normal di sini memerlukan ukuran sampel sangat besar agar diperoleh interval duga yang tidak terlalu lebar. (Ukuran sampel sebesar 75 masih menghasilkan lebar duga mencapai 22,17% bila proporsi sampel 0,4).
  • 24. @FEUI, 2003 24 Contoh pendugaan interval proporsi populasi Seorang peneliti di bidang politik ingin mengetahui popularitas dari presiden dua tahun setelah pengangkatannya dimata para mahasiswa. Untuk itu ia mengambil sampel random sebesar 200 mahasiswa. Hasilnya adalah bahwa 75 mahasiswa menyatakan tetap memberikan dukungan pada presiden terpilih. Dengan tingkat keyakinan 95%, bagaimana hasil dugaan proporsi mahasiswa yang masih mendukung presiden tersebut?
  • 25. @FEUI, 2003 25 Contoh pendugaan interval proporsi populasi Jawab: a = 5% sehingga Peristiwa sukses sampel 75 sehingga: dan: Maka: 96,1025,02  ZZa 375,0 200 75 p   03423,0 200 375,01375,0   p 05,01)03423,096,10,37503423,096,1375,0(  pp 95,0)00,442130790,0(  pp
  • 26. @FEUI, 2003 26 Contoh pendugaan interval selisih proporsi populasi Seorang peneliti di bidang periklanan ingin mengetahui selisih proporsi pemirsa sebuah acara TV antara kota A dan kota B. Untuk itu ia mengambil sampel random independen sebesar 300 pemirsa kota A dan 200 pemira kota B. Hasil dari sampel tersebut adalah bahwa penonton acara tersebut di kota A ada sebanyak 90 orang, sedangkan di kota B ada sebanyak 40 orang. Dengan tingkat keyakinan 95%, bagaimana hasil dugaan selisih proporsi pemirsa acara TV tersebut antara kota A dan kota B?
  • 27. @FEUI, 2003 27 Contoh pendugaan interval selisih proporsi populasi a = 5% maka Peristiwa–peristiwa sukses dalam sampel adalah 90 di antara 300 dan 40 di antara 200, sehingga: Maka: 96,1025,02  ZZa 20,0 200 40 dan30,0 300 90 21  pp     03873,0 200 2,012,0 300 3,013,0 21      pp 05,01)03873,096,12,00,303873,096,12,03,0( 21  ppp 95,0)07591,00,107591,01,0( 21  ppp 95,0)75910,102409,0( 21  ppp
  • 28. @FEUI, 2003 28 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi, dengan diketahui Andi, seorang pimpinan pabrik ingin mengetahui perbedaan rerata umur bola lampu yang dihasilkan dengan rerata umur bola lampu yang dihasilkan pesaing. Untuk itu diambil dua sampel random independen sebanyak 10 (dari yang dihasilkannya) dan 12 bola lampu (dari pesaing). Dari sampel diperoleh rerata umur bola lampu sendiri adalah 1.000 jam dan pesaing adalah 800 jam. Bila umur bola lampu kedua produk didistribusikan normal dengan deviasi standar 125 jam dan 110 jam, bagaimana hasil pendugaan interval selisih rerata umur bola lampu keduanya? Gunakan tingkat keyakinan 95%. X
  • 29. @FEUI, 2003 29 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan diketahui a = 5% sehingga sedangkan Maka: 96,1025,02  ZZa X 70339,50 12 110 10 125 22 21 XX 95,0)70339,5096,1800100070339,5096,18001000( 21  XXp  95,0)37864,9920037864,99200( 21  XXp  95,0)37864,92962136,100( 21  XXp 
  • 30. @FEUI, 2003 30 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan diketahui Badut, pengusaha angkutan umum ingin mengetahui, dengan tingkat keyakinan 95%, beda rerata daya kerja ban merek A dan merek B. Diambilnya sampel random ban dari kedua merek. Hasilnya disajikan pada tabel di bawah ini. Daya kerja ban dalam ribuan kilometer jelajah. Spesifikasi dari pabrik menyebut deviasi standar masing2 sama, yaitu: = 2,7. Bagaimana hasil dugaan interval untuk selisih rerata keduanya? 21 XX   X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Merek A 26 28 30 32 30 35 34 31 31 30 27 26 Merek B 33 34 35 37 38 40 40 39 38 36 35 33
  • 31. @FEUI, 2003 31 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan diketahui Misalkan Merek A adalah X1 dan Merek B adalah X2. a = 5% sehingga dan sedangkan Maka: 96,1025,02  ZZa X 301 X 5,362 X 10227,1 12 1 12 1 7,221 XX 95,0)10227,196,15,363010227,196,15,3630( 21  XXp  95,0)16045,25,616045,25,6( 21  XXp  95,0)33955,466045,8( 21  XXp 
  • 32. @FEUI, 2003 32 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan tidak diketahui Misalkan untuk contoh daya kerja ban deviasi standar populasi tidak diketahui namun diyakini mempunyai nilai yang sama. Bagaimana 95% confidence interval-nya? X
  • 33. @FEUI, 2003 33 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan diketahui a = 5% ; df = 12+12–2 = 22 maka Maka: 07,222,025,0,2  tt dfa X     40910,7 21212 45455,611236366,81122    ps 89200,21 Xs 54058,22 Xs 72197,2ps 95,0)11124,107,25,363011124,107,25,3630( 21  XXp  11124,1 12 1 12 1 72197,2ˆ 21 XX 95,0)30026,25,630026,25,6( 21  XXp  95,0)19974,480026,8( 21  XXp 
  • 34. @FEUI, 2003 34 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan tidak diketahui Sebuah perusahaan peternakan penghasil telur ayam ingin membandingkan rerata berat telur dari dua jenis ayam. Diambilnya sampel random independen masing2 sebanyak 26 telur dari jenis 1 dan 20 butir dari jenis 2. Hasil sampel tersebut serta Dengan 1– α = 95%, bagaimana hasil dugaan interval selisih rerata populasi berat telur kedua jenis ayam tersebut? Asumsikan bahwa deviasi standar populasi berat telur keduanya adalah berbeda. X 13dan80 11  XsX 11dan71 22  XsX
  • 35. @FEUI, 2003 35 Contoh pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui 1–a = 0,95 sehingga ta/2,df  t0.025,44 = 2,02. Maka: X 552,43 120 20 11 126 26 13 20 11 26 13 2222 222                        df 54260,3 20 11 26 13 ˆ 22 21 XX 95,0)54260,302,2718054260,302,27180( 21  XXp  95,0)13964,7913964,79( 21  XXp  95,0)16,1396486036,1( 21  XXp 
  • 36. @FEUI, 2003 36 Contoh pendugaan interval rerata selisih populasi Untuk mengetahui manfaat sebuah pelatihan kerja bagi buruh, dilakukan sampel random terhadap 35 buruh. Kepada mereka diamati produktivitas bulanan sebelum (Xi) dan sesudah (Yi) mengikuti pelatihan. Hasilnya tertera pada tabel. Bagaimana dugaan interval rerata selisih produktivitas tersebut? a=0,05 X Y X Y X Y X Y X Y 90 98 60 67 88 91 70 82 75 85 85 92 62 65 85 91 80 84 72 79 65 79 70 78 75 76 72 75 77 80 80 82 65 66 80 78 75 87 80 90 85 95 80 89 70 70 70 71 82 85 70 76 75 83 60 62 62 69 75 75 72 76 90 92 65 72 65 69 72 70
  • 37. @FEUI, 2003 37 Contoh pendugaan interval rerata selisih populasi Nilai–nilai variabel Di = (Yi – Xi) = {8, 7, , 0, –2} dengan n = 35, sehingga df = 34. maka ta/2,df  t0,025,34 = 2,032. Atribut D: Maka: 07390,4dan14286,5  DsD 68861,0 35 07390,4ˆ D 95,0)68861,0032,214286,568861,0032,214286,5( D  p 95,0)6,5422974343,3( D  p
  • 38. @FEUI, 2003 38 Penentuan sample size pada pendugaan interval rerata populasi  Dimaksudkan untuk menghasilkan lebar duga tertentu pada suatu tingkat keyakinan yang tertentu pula  Lebar duga adalah  Separuh lebar duga, atau sampling error,  Maka: Bila tidak diketahui: lakukan sampel pendahuluan untuk dapatkan sebagai estimator  XZ a 2/2  XZe a  2/ n Ze X a  2/ e Z n Xa   2/ 2 2/         e Z n Xa X Xs X
  • 39. @FEUI, 2003 39 Contoh penentuan sample size pada pendugaan interval rerata populasi  Dari sebuah populasi normal dengan = 20, berapa besarnya sampel yang dibutuhkan untuk pendugaan interval bila sampling error yang diinginkan adalah 10 dan tingkat keyakinan sebesar 95%?  Jawab: e = 10 ; 1–a = 0,95 sehingga: Za/2 = 1,96 X 20X 2 10 2096,1        n   3664,1592,3 2 n 15n
  • 40. @FEUI, 2003 40 Penentuan sample size pada pendugaan interval proporsi populasi  Dengan cara yang sama diperoleh:  Formulanya melibatkan p yang justru akan diduga sehingga dilakukan upaya mendapatkan n maksimum  Maka:  pZe a  2/   n pp Ze   1 2/a   e ppZ n   12/a   2 2 2/ 1 e ppZ n   a     2 2 2/ 2 2 2/ 5,05,05,015,0 e Z e Z n     aa 2 2/5,0        e Z n a
  • 41. @FEUI, 2003 41 Contoh penentuan sample size pada pendugaan interval proporsi populasi  Sebuah usaha reparasi mesin cetak menyatakan bahwa produk yang sudah direparasinya akan menghasilkan proporsi gagal cetak sebesar–besarnya 2%. Berapa besarnya sampel untuk pendugaan interval proporsi produk yang cacat bila sampling errornya adalah 0,005 dan tingkat keyakinan 95%?  e = 0,005. Perkiraan p maksimum 0,02 sehingga digunakan p = 0,02. Maka: 3012n   3.011,814 005,0 98,002,096,1 2 2   n
  • 42. @FEUI, 2003 42 Contoh penentuan sample size pada pendugaan interval proporsi populasi  Pendapat para ahli menyebutkan bahwa popularitas presiden saat ini berkisar pada 45% hingga 60% dari para pemilihnya. Berapa besarnya sampel untuk pendugaan interval proporsi popularitas presiden di mata para pemilihnya dengan sampling error 0,05 dan 1 – a = 95%?  Jawab: e = 0,05. Perkiraan p: 0,45 – 0,6 sehingga p = 0,5 karena interval tersebut dapat mencakupi nilai 0,5. Maka: 384n 384,16 05,0 96,15,0 2        n