SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
DISTRIBUSI NORMAL
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Biostatistik Deskriptif
Dosen pengampu: Saiful Marom, M. Sc
Oleh:
1. Vina Rohmatul (0510076912)
2. Vina Ginaryanti (0510079012)
3. Dimas Muahyat (0510079911)
4. Nurma Ningsih (0510081012)
5. Yulis Indriyani (0510081912)
PROGAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN 2012-2013
DISTRIBUSI NORMAL
A. Pengertian Distribusi Normal
Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variable random yang
kontinu.Pengalaman telah membuktikan bahwa sebagian besar dari variable
random yang kontinu di berbagai bidang aplikasi yang beraneka ragam umumnya
memiliki distribusi yang didekati dengan distribusi normal atau dapat
menggunakan sebagai model teoritisnya.
Distribusi normal yang demikian merupakan distribusi yang simetris,
berbentuk genta dan kontinu serta memiliki fungsi frekuensi.Distribusi normal ini
mula-mula diuraikan oleh Abraham de Moivren dan dipopulerkan penggunannya
oleh Carl Fredreich Gauss dengan percobaannya.Oleh karena itu, distribusi ini
lebih dikenal dengan distribudi Gauss.
B. Mengapa Distribusi Normal Sangat Penting?
Distribusi normal merupakan satu-satunya distribusi probabilitas dengan
variabel random kontinu dan mempunyai peran yang sangat penting dalam
statistika karena dua hal berikut:
1. Distribusi normal memiliki beberapa sifat yang memungkinkan untuk
dipergunakan sebagai pedoman dalam menarik kesimpulan berdasarkan
hasil sampel. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada setiap penelitian
kita hampir selalu melalukan pengukuran pada sampel yang kemudian
digunakan untuk menafsirkan parameter-populasi.
2. Meskipun distribusi normal merupakan distribusi teoritis, tetapi sangat
sesuai dengan distribusi empiris sehingga dikatakan bahwa semua
peristiwa secara alami akan membentuk distribusi ini. Oleh karena itu,
distribusi ini sangat dikenal dengan sebutan distribusi normal dan grafik
yang dihasilkan berupa kurva dikenal sebagai kurva normal atau kurva
Gauss.
C. Ciri-ciri Distribusi Normal
Untuk dapat mengenal distribusi normal, kita harus memahami cirri-ciri
atau sifat dari distribusi tersebut. Distribusi normal memiliki beberapa cirri
sebagai berikut:
1. Disusun dari variabel random kontinu.
2. Kurva distibusi normal mempunyai satu puncak. Ini berarti bahwa grafik
yang disusun dari distribusi normal akan membentuk kurva yang simetris
dengan satu puncak.
3. Nilai mean, median, dan mode terletak pada satu titik.
4. Kurva normal dibentuk dati jumlah pengamatan yang sangat banyak.
5. Event yang dihasilkan bersifatin independen.
6. Ekor kurva mendekati absis pada penyimpangan ke kiri dank e kanan
sebesar 3 SD dari rata-rata dan ekor grafik ini dapat dikembangkan terus
tanpa menyentuh absis.
Ciri-ciri kurva distribusi normal akan terlihat jelas pada kurva di bawah ini.
Grafik 1Ciri-ciri Distribusi Normal
Y
X
Mean (X bar)
D. Distribusi Normal Standar
Kurva distribusi normal bukam satu, tetapi merupakan sekumpulan kurva
yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Oleh karena itu, harus ditentukan satu
distribusi normal standar sebagai pegangan.
Penjelasan tentang banyaknya kurva normal yang dihasilkan dapat
dilakukan dengan dua cara berikut.
1. Cara Ordinat
Cara ini dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus berikut:
f(x) =
Keterangan:
π = 3,1416
e = 2,7183 (bilangan konstanta)
µ = rata-rata populasi
σ = simpangan baku/ standar deviasi
x = absis dengan batas < X <
Bila nilai µ dan σ tetap maka setiap nilai X akan menghasilkan nilai Y
sehingga bila nilai X dimasukkan dalam perhitungan berkali-kali dengan jumlah
yang tak terhingga maka akan dihasilkan kurva distribusi normal.
Dari penjelasan di atas tampak bahwa setiap pasangan µ dan σ akan
menghasilkan kurva distribusi normal sehingga banyak terdapat kurva normal
dengan berbentuk berlainan, tergantung pada besar kecilnya σ.
Bila σ besar maka kurva yang dihasilkan mempunyai puncak yang rendah
dan sebaliknya bila σ kecil maka kurva normal yang dihasilkan mempunyai
puncak yang tinggi.Selain itu, kurva normal juga dapat dibentuk dengan µ yang
berbeda atau keduanya (µ dan σ) yang berbeda.Kurva-kurva normal yang
dibentuk dapat dlihat pada kurva di bawah ini.
σ = 1
σ = 5
σ =10
Grafik 2 Kurva dengan µ yang sama dan σ yang berbeda
Y
µ=50
2. Cara Luas
Karena distribusinya kontinu, cara menghitung probablitasnya dilakukan
dengan jalan menetukan luas di bawah kurvanya. Sayangnya, fungsi frekuensi
normal tidak memiliki integral yang sederhana sehingga probabilitas umumnya
dihitung dengan menggunakan distribusi normal standar dimana variabel
randomnya ialah Z dengan µ= 0 dan σ= 1 sehingga variable normal standar dapat
ditulis dengan rumus sebagai berikut:
Z =


Keterangan:
Z : besarnya penyimpangan terhadap rata-rata.
µ : rata-rata populasi.
σ : standar deviasi.
x : nilai variabel random.
Apabila Z merupakan variabel random yang kemungkinan harga-harganya
menyatakan bilangan-bilangan riil antara - ∞ dan + ∞, maka Z dinamakan variabel
normal standar bila dan hanya bila probabilitas interval dari a ke b menyatakan
luas dari a ke b antara sumbu Z dan kurva normalnya dan persamaanya diberikan
sebagaiberikut :
Fungi yangdirumuskan diatas dinamakan fungsi kepekatan normal standart
(standar normal density function). Grafiknya dapat dilihat pada diagram 3.
Grafik 3 fungsi kepekatan normal standar
f(z) =
2
1
e
2
)
2
1( 
pada diagram3 di atas, skala f(z) dapat berubah. Agar 

 f(z) = 1, maka f(z)
naik, mencapai titik maksimal  0,399 dan turun pula. Harus selalu diingat
bahwa probabilitas pada sembarang titik-titik ialah nol karena bagi variabel
kontinu, probabilitas selalu dinyatakan dalam interval. Dengan kata lain,
probabilitas Z yang merupakan nilai pada interval antara Z = a hingga Z = b
adalah sama dengan luas yang dibatasi oleh kurva normalnya, sumbu Z dan garis
vertical Z = a dan Z = b. hal demikian dapat dilihat pada diagram 4.
Diagram 4 Kurva normal standar
f(x)
-3 -2 -1 0 1 2 3
0,4
0,3
0,2
0,1
Z
seperti yang telah penulis katakan, pencarian luas kurva normal diatas dapat
dilakukan dengan bantuan tabel luas normal A(z).
Contoh 1 Berapakah probabilitas variabel random normal yang standar
merupakan nilai 0 dan 1 ?
Per Table luas kurva normal, maka p(0<Z<1) = 0,3413.
Contoh 2Berapakah probabilitas variabel random normal yang standar merupakan
nilai antara -2 dan +2 ?
Per Tabel luas kurva normal, maka p(-2<Z<+2) = 2(0,4772) = 0,9544.
Hal tersebut berarti bahwa 95,44 persen dari seluruh luas kurva normal standar
terletak antara -2 dan +2.
Contoh3 Berapakah probabilitas variabel random normal yang standar merupakan
nilai antara 0,1 dan 2,8 ?
Per Tabel luas kurva normal, maka p(0,1 < Z < 2,8 ) = p(0 < Z < 2,8 ) – p(0 < Z <
0,1 ) = 0,4974 – 0,0398 = 0,4576.Luas kurvanya dapat dilihat pada diagram 5
Diagram 5 Kurva normal standar, p(0,10 < Z < 2,8 ).
f(x)
A(Z)
0a b
f(z)
E. Penggunaan Tabel Distribusi Normal
Tabel distribusi normal standar terdiri dari kolom dan baris.Pada kolom
paling kiri tertera angka 0 sampai 4 dengan satu decimal di belakangnya.Desimal
berikutnya terletak pada baris paling atas dengan angka dari 0 sampai 9.
Misalnya, Z=1,96 maka pada kolom paling kiri kita cari angka 1,9 dan
bergerak ke kanan kemudian kita cari angka 6 pada baris paling atas dan bergerak
ke bawah sampai bertemu angka 1,9 dari kolom tadi dan kita mendapatkan angka
4750 yang berarti 47,5 %. Karena tabel ini hanya memuat setengah dari seluruh
luas kurva maka seluruh luas pada Z 1,96 sama dengan 2 x 47,5%= 95%.
Berikut tabel Z :
p(0,10 < Z < 2,8 ) = 0,4576
Z
TABEL DISTRIBUSI NORMAL (TABEL Z)
z ,00 ,01 ,02 ,03 ,04 ,05 ,06 ,07 ,08 ,09
0,0 ,0000 ,0040 ,0080 ,0120 ,0160 ,0199 ,0239 ,0270 ,0319 ,0359
0,1 ,0398 ,0438 ,0478 ,0517 ,0557 ,0596 ,0636 ,0675 ,0714 ,0753
0,2 ,0793 ,0832 ,0871 ,0910 ,0948 ,0987 ,1026 ,1064 ,1103 ,1141
0,3 ,1179 ,1217 ,1255 ,1293 ,1331 ,1368 ,1406 ,1443 ,1480 ,1517
0,4 ,1554 ,1591 ,1628 ,1664 ,1700 ,1736 ,1772 ,1808 ,1844 ,1879
0,5 ,1915 ,1950 ,1985 ,2019 ,2054 ,2088 ,2123 ,2157 ,2190 ,2224
0,6 ,2257 ,2291 ,2324 ,2357 ,2389 ,2422 ,2454 ,2486 ,2517 ,2549
0,7 ,2580 ,2611 ,2642 ,2673 ,2704 ,2734 ,2764 ,2794 ,2823 ,2852
0,8 ,2881 ,2910 ,2939 ,2967 ,2995 ,3023 ,3051 ,3078 ,3106 ,3133
0,9 ,3159 ,3186 ,3212 ,3238 ,3264 ,3289 ,3315 ,3340 ,3365 ,3389
1,0 ,3413 ,3438 ,3461 ,3485 ,3508 ,3531 ,3554 ,3577 ,3599 ,3621
1,1 ,3643 ,3665 ,3685 ,3708 ,3729 ,3749 ,3770 ,3790 ,3810 ,3830
1,2 ,3849 ,3869 ,3888 ,3907 ,3925 ,3944 ,3962 ,3980 ,3997 ,4015
1,3 ,4032 ,4049 ,4066 ,4082 ,4099 ,4115 ,4131 ,4147 ,4162 ,4177
1,4 ,4192 ,4207 ,4222 ,4236 ,4251 ,4265 ,4279 ,4292 ,4306 ,4219
1,5 ,4332 ,4345 ,4357 ,4370 ,4382 ,4394 ,4406 ,4418 ,4429 ,4441
1,6 ,4452 ,4463 ,4474 ,4484 ,4495 ,4505 ,4515 ,4525 ,4535 ,4545
1,7 ,4554 ,4564 ,4573 ,4582 ,4591 ,4599 ,4608 ,4516 ,4625 ,4633
1,8 ,4641 ,4649 ,4656 ,4664 ,4671 ,4678 ,4686 ,4693 ,4699 ,4706
1,9 ,4713 ,4719 ,4726 ,4732 ,4738 ,4744 ,4750 ,4756 ,4761 ,4767
2,0 ,4772 ,4778 ,4783 ,4788 ,4793 ,4798 ,4803 ,4808 ,4812 ,4817
2,1 ,4821 ,4826 ,4830 ,4834 ,4838 ,4842 ,4846 ,4850 ,4854 ,4857
2,2 ,4861 ,4864 ,4868 ,4871 ,4875 ,4878 ,4881 ,4884 ,4887 ,4890
2,3 ,4893 ,4896 ,4898 ,4901 ,4904 ,4906 ,4909 ,4911 ,4913 ,4916
2,4 ,4918 ,4920 ,4922 ,4925 ,4927 ,4929 ,4931 ,4932 ,4934 ,4936
2,5 ,4938 ,4940 ,4941 ,4943 ,4945 ,4946 ,4948 ,4949 ,4951 ,4952
2,6 ,4953 ,4955 ,4956 ,4957 ,4959 ,4960 ,4961 ,4962 ,4963 ,4964
2,7 ,4965 ,4966 ,4967 ,4968 ,4969 ,4970 ,4971 ,4972 ,4973 ,4974
2,8 ,4974 ,4975 ,4976 ,4977 ,4977 ,4978 ,4979 ,4979 ,4980 ,4981
2,9 ,4981 ,4982 ,4982 ,4983 ,4984 ,4984 ,4985 ,4985 ,4986 ,4936
3,0 ,4987 ,4987 ,4987 ,4988 ,4988 ,4989 ,4989 ,4989 ,4990 ,4990
F. Hubungan Distribusi Binom dan Distribusi Normal
Bila n besar sekali, distribusi binomial dapat disesuaiakan sedemikan rupa
sehingga dapat didekati dengan distribusi normal standar.Dalam hal ini akan di
bahas penyesuaian tersebut dapat dilakukan sehingga menghasilkan sebuah
pendekatan yang sangat tepat sekali. Karena disini telah mengubah variabel acak
diskrit dari distribusi binomaial menjadi variabel acak kontinu dalam distribusi
normal, maka nilai x perlu mendapatkan penyesuaian dengan cara menambah atau
mengurangi dengan 0,5. Seperti telah kita ketahui, variable random x atau jumlah
sukses dalam n percobaan binomial merupakan penjumlahan dari variable random
n dimana tiap peubah acak (variate) dimaksudkan bagi setiap percobaan binomial
dan tiap percobaan menghasilkan nilai 0 atau 1.
Dalam keadaan yang biasa, jumlah dari beberapa variable random selalu
mendekati distribusi normal, sehingga distribusi jmlah variable diatas dapat
didekati dengan distribusi normal bila n makin menjadi besar.
Batas distribusi binomial dapat di fahami secara berangsur-angsur dengan
memperhatikan tiga hal pokok sebagai berikut :
1. Distribusi binomial merupakan sebuah distribusi yang diskrit sedangkan
distribusi normal merupakan sebuah distribusi yang kontinu, sehingga
probabilitas yang dinyatakan dengan ordinat binomial perlu diganti dengan
luas binomial karena luas selalu dipakai untuk menyatakan probabilitas
dalam distribusi yang kontinu.
2. Skala X perlu diganti dengan skala Z agar tidak terjadi proses “bergerak”
dan “mendatar” bila n berangsur-angsur menjadi besar.
3. Pendekatan secara normal terhadap probabilitas binomial dapat dilakukan
dengan menghitung luas yang terdapat dibawah kurva normal.
Jumlah probabilitas atau luas yang terdapat diantara kurva dan sumbu X
adalahsama dengan 1. Hal demikian dapat dilihat pada diagram dibawah ini :
Probabilitas variable random X merupakannilai antara a dan b dan dapat
dinyatakan sebagai daerah bergaris dari kurva diagram 10.3.1 diatas. Pada gambar
diatas, p(X = a ) = 0 karena luas a dianggap sama dengan garis f(a) yang memiliki
lebar sama dengan 0. Hal tersebut berbeda sekali dengan probabilitas yang
dinyatakan dengan ordinat distribusi yang diskrit sebab p(X = a) dimana a = 5
tidak usah sama dengan 0.
Penerapan fungsi kontinu terhadap distribusi binomial dapat dilakukan
dengan penggunaan luas untuk menyatakan probabilitas yang biasanya dinyatakan
dengan ordinat. Tiap ordinat dari distribusi binomial diganti dengan luas empat
persegi panjang yang berpusat pada X dan yang memiliki lebar sama dengan satu
unit serta memiliki tinggi sama dengan ordinat binomial yang asal, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Diagram 6 Hubungan antara probabilitas “luas” dengan “ordinat”.
f(x)
X
ba
X-1 X X÷1X+1 X X+1
X- 2
1
X + 2
1 X- 2
1 X + 2
1
f(x-1)
f(x)
f(x+1)
Probabilitas dinyatakan dengan ordinat Probabilitas dinyatakan dengan luas
Setiap perubahan pada variable random X akan mengakibatkan proses
“bergerak”. Satu cara untuk membendung “gerakan” tersebut ialah dengan
menciptakan sebuah variable baru, yaitu Y = X – np.
Distribusi variable baru Y memiliki np = 0 dan cara pemusatanya tidak
berbeda dari distribusi normal yang standar. Selain daripada itu, distribusi variable
Y tersebut memiliki  = npq . Kita telah mengetahui bahwa distribusi normal
yang standar memiliki  = 0 dan  = 1, sehingga variable random Y yang
memiliki  = np = 0 dan  = npq masih perlu disesuaika agar  nya sama
dengan 1.
G. SOAL DISTRIBUSI NORMAL
1. Suatu evaluasi dilakukan terhadap hasil pengobatan TBC menggunakan
Rifampisin dengan rata-rata kesembuhan 200 hari dan standar deviasinya
sebesar 10. Tentukan:
a. Berapa probabilitas seorang penderita yang diambil secara random
mempunyai kesembuhan lebih dari 200 hari?
b. Berapa probabilitas seorang penderita sembuh antara 200 dan 205
hari?
2. Berat bayi yang baru lahir rata-rata 3750 gram dengan simpangan baku
325 gram. Jika berat bayi berdistribusi normal, maka tentukan ada:
a. Berapa persen bayi yang beratnya lebih dari 4500 gram?
b. Berapa bayi yang beratnya antara 3500 gram dan 4500 gram, jika
semuanya ada 10000 bayi?
3. 10% dari penduduk tergolong A. Sebuah sampel acak terdiri atas 400
penduduk telah diambil. Tentukan peluangnya akan terdapat paling
banyak 30 orang tergolong kategori A!
Solution:
1. a.
200
b.
Jadi, probabilitas penderita
dengan kesembuhan lebih
dari 200 hari sama dengan
50% seluruh kurva.
200 205
Z =
10
200205
=
= 0,5
Jika melihat tabel distribusi normal akan diperoleh 0,1915 dibulatkan 0,2
atau 20 %.
2. a.
=
= 2,31
2,31
Maka, luas daerah adalah 0,5- 0,4896 = 0,0104
Jadi, ada 1,04% dari bayi yang beratnya 4500.
b.
Z =
325
37504500
= -0,77
Luas daerah, 0,2794 + 0,4896 = 0,7690
Jadi, banyak bayi yang beratnya antara 3500 dan 4500 diperkirakan ada
0,7690.10000 = 7690 bayi.
Z =
325
37504500
-0,77 2,31
X=3500 dan x=4500
Pada x=4500 sudah dihitung pada soal a dengan hasil 2,31.
Untuk x=3500
3. Diket:
n= 10%=0,1
q= 1-0,1=0,9
µ= np= 0,1x400 = 40 orang
σ = = = 6 orang
x=0,1,2,3…..,30 0<X<30
Karena disini telah mengubah variabel diskrit dari diskrit binomial menjadi
variabel acak kontinu dalam distribusi normal, maka nilai x perlu mendapat
penyesuaian dengan cara menambah atau mengurangi dengan 0,5. Sehingga
menjadi
-0,5<x<30,5
Z1= = - 6,75
Z2= = -1,58
-1,58
Luas daerah 0,5-0,4429 = 0,0571
Jadi, peluang terdapat paling banyak 30 orang termasuk kategori A adalah
0.0571.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC
Sudjana. 2005. Metoda Statistika.Bandung:Tarsito.
Distribusi Normal.http://www.google.com. Diakses tanggal 15 Mei 2013Pukul
10.40 WIB.

More Related Content

What's hot

Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
Tri Sulistiono
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
Muhammad Luthfan
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
AYU Hardiyanti
 
distribusi normal ppt
distribusi normal pptdistribusi normal ppt
distribusi normal ppt
Ratih Ramadhani
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Anderzend Awuy
 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
Eman Mendrofa
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
statistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spssstatistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spss
Fajar Istiqomah
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
eyepaste
 
PPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITASPPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITAS
YeSi YeStri CatMafis
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingAyu Sefryna sari
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Nikmah Nurvicalesti
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
Rapul anwar
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
firman afriansyah
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
Ceria Agnantria
 

What's hot (20)

Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
 
distribusi normal ppt
distribusi normal pptdistribusi normal ppt
distribusi normal ppt
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
statistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spssstatistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spss
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
 
PPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITASPPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITAS
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik sampling
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 

Similar to Distribusi normal kelompok 9

2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalMakalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Aisyah Turidho
 
Materi p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normalMateri p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normal
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
kurva normal
kurva normalkurva normal
kurva normal
Fitri Mudia Sari
 
Distribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiDistribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiExz Azzizz
 
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editPertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
reno sutriono
 
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxK6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
TriOktariana2
 
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptKuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
FidelApria
 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
GizcaYolandaSitumean
 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
GizcaYolandaSitumean
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
Angga Debby Frayudha
 
statistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptxstatistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptx
Laily14
 
Perhitungan statistik
Perhitungan statistikPerhitungan statistik
Perhitungan statistik
Ami Ashari
 
Distribusi normal 1
Distribusi normal 1Distribusi normal 1
Distribusi normal 1
Saddam Sevenfoldism
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tratuilma
 
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptKuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Mail820625
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
HendriKurniawanP
 
Statistika Deskriptif - Distribusi Normal
Statistika Deskriptif - Distribusi NormalStatistika Deskriptif - Distribusi Normal
Statistika Deskriptif - Distribusi Normal
Universitas Negeri Semarang
 
Distribusi Normal
Distribusi NormalDistribusi Normal
Distribusi Normal
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 

Similar to Distribusi normal kelompok 9 (20)

2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
 
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalMakalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
 
Materi p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normalMateri p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normal
 
kurva normal
kurva normalkurva normal
kurva normal
 
Distribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiDistribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasi
 
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editPertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxK6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
 
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptKuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
statistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptxstatistika pertemuan 7.pptx
statistika pertemuan 7.pptx
 
Perhitungan statistik
Perhitungan statistikPerhitungan statistik
Perhitungan statistik
 
Distribusi normal 1
Distribusi normal 1Distribusi normal 1
Distribusi normal 1
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,t
 
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptKuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
Statistika Deskriptif - Distribusi Normal
Statistika Deskriptif - Distribusi NormalStatistika Deskriptif - Distribusi Normal
Statistika Deskriptif - Distribusi Normal
 
Distribusi Normal
Distribusi NormalDistribusi Normal
Distribusi Normal
 

More from Vina R Ipina

Kusta
KustaKusta
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Vina R Ipina
 
Stress
StressStress
Stress
Vina R Ipina
 
Distribusi normal kel 9
Distribusi  normal kel 9Distribusi  normal kel 9
Distribusi normal kel 9
Vina R Ipina
 
Kedudukan, fungsi, dan sifat uud'45
Kedudukan, fungsi, dan sifat uud'45Kedudukan, fungsi, dan sifat uud'45
Kedudukan, fungsi, dan sifat uud'45
Vina R Ipina
 
Prdktv.presentasi
Prdktv.presentasiPrdktv.presentasi
Prdktv.presentasi
Vina R Ipina
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
Vina R Ipina
 
Polisakarida
PolisakaridaPolisakarida
Polisakarida
Vina R Ipina
 

More from Vina R Ipina (12)

Kusta
KustaKusta
Kusta
 
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
 
Stress
StressStress
Stress
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Distribusi normal kel 9
Distribusi  normal kel 9Distribusi  normal kel 9
Distribusi normal kel 9
 
Kedudukan, fungsi, dan sifat uud'45
Kedudukan, fungsi, dan sifat uud'45Kedudukan, fungsi, dan sifat uud'45
Kedudukan, fungsi, dan sifat uud'45
 
Prdktv.presentasi
Prdktv.presentasiPrdktv.presentasi
Prdktv.presentasi
 
Kwu
KwuKwu
Kwu
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Polisakarida
PolisakaridaPolisakarida
Polisakarida
 

Distribusi normal kelompok 9

  • 1. MAKALAH DISTRIBUSI NORMAL Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Biostatistik Deskriptif Dosen pengampu: Saiful Marom, M. Sc Oleh: 1. Vina Rohmatul (0510076912) 2. Vina Ginaryanti (0510079012) 3. Dimas Muahyat (0510079911) 4. Nurma Ningsih (0510081012) 5. Yulis Indriyani (0510081912) PROGAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEKALONGAN TAHUN 2012-2013
  • 2. DISTRIBUSI NORMAL A. Pengertian Distribusi Normal Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variable random yang kontinu.Pengalaman telah membuktikan bahwa sebagian besar dari variable random yang kontinu di berbagai bidang aplikasi yang beraneka ragam umumnya memiliki distribusi yang didekati dengan distribusi normal atau dapat menggunakan sebagai model teoritisnya. Distribusi normal yang demikian merupakan distribusi yang simetris, berbentuk genta dan kontinu serta memiliki fungsi frekuensi.Distribusi normal ini mula-mula diuraikan oleh Abraham de Moivren dan dipopulerkan penggunannya oleh Carl Fredreich Gauss dengan percobaannya.Oleh karena itu, distribusi ini lebih dikenal dengan distribudi Gauss. B. Mengapa Distribusi Normal Sangat Penting? Distribusi normal merupakan satu-satunya distribusi probabilitas dengan variabel random kontinu dan mempunyai peran yang sangat penting dalam statistika karena dua hal berikut: 1. Distribusi normal memiliki beberapa sifat yang memungkinkan untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam menarik kesimpulan berdasarkan hasil sampel. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada setiap penelitian kita hampir selalu melalukan pengukuran pada sampel yang kemudian digunakan untuk menafsirkan parameter-populasi. 2. Meskipun distribusi normal merupakan distribusi teoritis, tetapi sangat sesuai dengan distribusi empiris sehingga dikatakan bahwa semua peristiwa secara alami akan membentuk distribusi ini. Oleh karena itu, distribusi ini sangat dikenal dengan sebutan distribusi normal dan grafik yang dihasilkan berupa kurva dikenal sebagai kurva normal atau kurva Gauss.
  • 3. C. Ciri-ciri Distribusi Normal Untuk dapat mengenal distribusi normal, kita harus memahami cirri-ciri atau sifat dari distribusi tersebut. Distribusi normal memiliki beberapa cirri sebagai berikut: 1. Disusun dari variabel random kontinu. 2. Kurva distibusi normal mempunyai satu puncak. Ini berarti bahwa grafik yang disusun dari distribusi normal akan membentuk kurva yang simetris dengan satu puncak. 3. Nilai mean, median, dan mode terletak pada satu titik. 4. Kurva normal dibentuk dati jumlah pengamatan yang sangat banyak. 5. Event yang dihasilkan bersifatin independen. 6. Ekor kurva mendekati absis pada penyimpangan ke kiri dank e kanan sebesar 3 SD dari rata-rata dan ekor grafik ini dapat dikembangkan terus tanpa menyentuh absis. Ciri-ciri kurva distribusi normal akan terlihat jelas pada kurva di bawah ini. Grafik 1Ciri-ciri Distribusi Normal Y X Mean (X bar)
  • 4. D. Distribusi Normal Standar Kurva distribusi normal bukam satu, tetapi merupakan sekumpulan kurva yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Oleh karena itu, harus ditentukan satu distribusi normal standar sebagai pegangan. Penjelasan tentang banyaknya kurva normal yang dihasilkan dapat dilakukan dengan dua cara berikut. 1. Cara Ordinat Cara ini dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus berikut: f(x) = Keterangan: π = 3,1416 e = 2,7183 (bilangan konstanta) µ = rata-rata populasi σ = simpangan baku/ standar deviasi x = absis dengan batas < X < Bila nilai µ dan σ tetap maka setiap nilai X akan menghasilkan nilai Y sehingga bila nilai X dimasukkan dalam perhitungan berkali-kali dengan jumlah yang tak terhingga maka akan dihasilkan kurva distribusi normal. Dari penjelasan di atas tampak bahwa setiap pasangan µ dan σ akan menghasilkan kurva distribusi normal sehingga banyak terdapat kurva normal dengan berbentuk berlainan, tergantung pada besar kecilnya σ. Bila σ besar maka kurva yang dihasilkan mempunyai puncak yang rendah dan sebaliknya bila σ kecil maka kurva normal yang dihasilkan mempunyai puncak yang tinggi.Selain itu, kurva normal juga dapat dibentuk dengan µ yang berbeda atau keduanya (µ dan σ) yang berbeda.Kurva-kurva normal yang dibentuk dapat dlihat pada kurva di bawah ini.
  • 5. σ = 1 σ = 5 σ =10 Grafik 2 Kurva dengan µ yang sama dan σ yang berbeda Y µ=50 2. Cara Luas Karena distribusinya kontinu, cara menghitung probablitasnya dilakukan dengan jalan menetukan luas di bawah kurvanya. Sayangnya, fungsi frekuensi normal tidak memiliki integral yang sederhana sehingga probabilitas umumnya dihitung dengan menggunakan distribusi normal standar dimana variabel randomnya ialah Z dengan µ= 0 dan σ= 1 sehingga variable normal standar dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut: Z =   Keterangan: Z : besarnya penyimpangan terhadap rata-rata. µ : rata-rata populasi. σ : standar deviasi. x : nilai variabel random.
  • 6. Apabila Z merupakan variabel random yang kemungkinan harga-harganya menyatakan bilangan-bilangan riil antara - ∞ dan + ∞, maka Z dinamakan variabel normal standar bila dan hanya bila probabilitas interval dari a ke b menyatakan luas dari a ke b antara sumbu Z dan kurva normalnya dan persamaanya diberikan sebagaiberikut : Fungi yangdirumuskan diatas dinamakan fungsi kepekatan normal standart (standar normal density function). Grafiknya dapat dilihat pada diagram 3. Grafik 3 fungsi kepekatan normal standar f(z) = 2 1 e 2 ) 2 1(  pada diagram3 di atas, skala f(z) dapat berubah. Agar    f(z) = 1, maka f(z) naik, mencapai titik maksimal  0,399 dan turun pula. Harus selalu diingat bahwa probabilitas pada sembarang titik-titik ialah nol karena bagi variabel kontinu, probabilitas selalu dinyatakan dalam interval. Dengan kata lain, probabilitas Z yang merupakan nilai pada interval antara Z = a hingga Z = b adalah sama dengan luas yang dibatasi oleh kurva normalnya, sumbu Z dan garis vertical Z = a dan Z = b. hal demikian dapat dilihat pada diagram 4. Diagram 4 Kurva normal standar f(x) -3 -2 -1 0 1 2 3 0,4 0,3 0,2 0,1 Z
  • 7. seperti yang telah penulis katakan, pencarian luas kurva normal diatas dapat dilakukan dengan bantuan tabel luas normal A(z). Contoh 1 Berapakah probabilitas variabel random normal yang standar merupakan nilai 0 dan 1 ? Per Table luas kurva normal, maka p(0<Z<1) = 0,3413. Contoh 2Berapakah probabilitas variabel random normal yang standar merupakan nilai antara -2 dan +2 ? Per Tabel luas kurva normal, maka p(-2<Z<+2) = 2(0,4772) = 0,9544. Hal tersebut berarti bahwa 95,44 persen dari seluruh luas kurva normal standar terletak antara -2 dan +2. Contoh3 Berapakah probabilitas variabel random normal yang standar merupakan nilai antara 0,1 dan 2,8 ? Per Tabel luas kurva normal, maka p(0,1 < Z < 2,8 ) = p(0 < Z < 2,8 ) – p(0 < Z < 0,1 ) = 0,4974 – 0,0398 = 0,4576.Luas kurvanya dapat dilihat pada diagram 5 Diagram 5 Kurva normal standar, p(0,10 < Z < 2,8 ). f(x) A(Z) 0a b f(z)
  • 8. E. Penggunaan Tabel Distribusi Normal Tabel distribusi normal standar terdiri dari kolom dan baris.Pada kolom paling kiri tertera angka 0 sampai 4 dengan satu decimal di belakangnya.Desimal berikutnya terletak pada baris paling atas dengan angka dari 0 sampai 9. Misalnya, Z=1,96 maka pada kolom paling kiri kita cari angka 1,9 dan bergerak ke kanan kemudian kita cari angka 6 pada baris paling atas dan bergerak ke bawah sampai bertemu angka 1,9 dari kolom tadi dan kita mendapatkan angka 4750 yang berarti 47,5 %. Karena tabel ini hanya memuat setengah dari seluruh luas kurva maka seluruh luas pada Z 1,96 sama dengan 2 x 47,5%= 95%. Berikut tabel Z : p(0,10 < Z < 2,8 ) = 0,4576 Z
  • 9. TABEL DISTRIBUSI NORMAL (TABEL Z) z ,00 ,01 ,02 ,03 ,04 ,05 ,06 ,07 ,08 ,09 0,0 ,0000 ,0040 ,0080 ,0120 ,0160 ,0199 ,0239 ,0270 ,0319 ,0359 0,1 ,0398 ,0438 ,0478 ,0517 ,0557 ,0596 ,0636 ,0675 ,0714 ,0753 0,2 ,0793 ,0832 ,0871 ,0910 ,0948 ,0987 ,1026 ,1064 ,1103 ,1141 0,3 ,1179 ,1217 ,1255 ,1293 ,1331 ,1368 ,1406 ,1443 ,1480 ,1517 0,4 ,1554 ,1591 ,1628 ,1664 ,1700 ,1736 ,1772 ,1808 ,1844 ,1879 0,5 ,1915 ,1950 ,1985 ,2019 ,2054 ,2088 ,2123 ,2157 ,2190 ,2224 0,6 ,2257 ,2291 ,2324 ,2357 ,2389 ,2422 ,2454 ,2486 ,2517 ,2549 0,7 ,2580 ,2611 ,2642 ,2673 ,2704 ,2734 ,2764 ,2794 ,2823 ,2852 0,8 ,2881 ,2910 ,2939 ,2967 ,2995 ,3023 ,3051 ,3078 ,3106 ,3133 0,9 ,3159 ,3186 ,3212 ,3238 ,3264 ,3289 ,3315 ,3340 ,3365 ,3389 1,0 ,3413 ,3438 ,3461 ,3485 ,3508 ,3531 ,3554 ,3577 ,3599 ,3621 1,1 ,3643 ,3665 ,3685 ,3708 ,3729 ,3749 ,3770 ,3790 ,3810 ,3830 1,2 ,3849 ,3869 ,3888 ,3907 ,3925 ,3944 ,3962 ,3980 ,3997 ,4015 1,3 ,4032 ,4049 ,4066 ,4082 ,4099 ,4115 ,4131 ,4147 ,4162 ,4177 1,4 ,4192 ,4207 ,4222 ,4236 ,4251 ,4265 ,4279 ,4292 ,4306 ,4219 1,5 ,4332 ,4345 ,4357 ,4370 ,4382 ,4394 ,4406 ,4418 ,4429 ,4441 1,6 ,4452 ,4463 ,4474 ,4484 ,4495 ,4505 ,4515 ,4525 ,4535 ,4545 1,7 ,4554 ,4564 ,4573 ,4582 ,4591 ,4599 ,4608 ,4516 ,4625 ,4633 1,8 ,4641 ,4649 ,4656 ,4664 ,4671 ,4678 ,4686 ,4693 ,4699 ,4706 1,9 ,4713 ,4719 ,4726 ,4732 ,4738 ,4744 ,4750 ,4756 ,4761 ,4767 2,0 ,4772 ,4778 ,4783 ,4788 ,4793 ,4798 ,4803 ,4808 ,4812 ,4817 2,1 ,4821 ,4826 ,4830 ,4834 ,4838 ,4842 ,4846 ,4850 ,4854 ,4857 2,2 ,4861 ,4864 ,4868 ,4871 ,4875 ,4878 ,4881 ,4884 ,4887 ,4890 2,3 ,4893 ,4896 ,4898 ,4901 ,4904 ,4906 ,4909 ,4911 ,4913 ,4916 2,4 ,4918 ,4920 ,4922 ,4925 ,4927 ,4929 ,4931 ,4932 ,4934 ,4936 2,5 ,4938 ,4940 ,4941 ,4943 ,4945 ,4946 ,4948 ,4949 ,4951 ,4952 2,6 ,4953 ,4955 ,4956 ,4957 ,4959 ,4960 ,4961 ,4962 ,4963 ,4964 2,7 ,4965 ,4966 ,4967 ,4968 ,4969 ,4970 ,4971 ,4972 ,4973 ,4974 2,8 ,4974 ,4975 ,4976 ,4977 ,4977 ,4978 ,4979 ,4979 ,4980 ,4981 2,9 ,4981 ,4982 ,4982 ,4983 ,4984 ,4984 ,4985 ,4985 ,4986 ,4936 3,0 ,4987 ,4987 ,4987 ,4988 ,4988 ,4989 ,4989 ,4989 ,4990 ,4990
  • 10. F. Hubungan Distribusi Binom dan Distribusi Normal Bila n besar sekali, distribusi binomial dapat disesuaiakan sedemikan rupa sehingga dapat didekati dengan distribusi normal standar.Dalam hal ini akan di bahas penyesuaian tersebut dapat dilakukan sehingga menghasilkan sebuah pendekatan yang sangat tepat sekali. Karena disini telah mengubah variabel acak diskrit dari distribusi binomaial menjadi variabel acak kontinu dalam distribusi normal, maka nilai x perlu mendapatkan penyesuaian dengan cara menambah atau mengurangi dengan 0,5. Seperti telah kita ketahui, variable random x atau jumlah sukses dalam n percobaan binomial merupakan penjumlahan dari variable random n dimana tiap peubah acak (variate) dimaksudkan bagi setiap percobaan binomial dan tiap percobaan menghasilkan nilai 0 atau 1. Dalam keadaan yang biasa, jumlah dari beberapa variable random selalu mendekati distribusi normal, sehingga distribusi jmlah variable diatas dapat didekati dengan distribusi normal bila n makin menjadi besar. Batas distribusi binomial dapat di fahami secara berangsur-angsur dengan memperhatikan tiga hal pokok sebagai berikut : 1. Distribusi binomial merupakan sebuah distribusi yang diskrit sedangkan distribusi normal merupakan sebuah distribusi yang kontinu, sehingga probabilitas yang dinyatakan dengan ordinat binomial perlu diganti dengan luas binomial karena luas selalu dipakai untuk menyatakan probabilitas dalam distribusi yang kontinu. 2. Skala X perlu diganti dengan skala Z agar tidak terjadi proses “bergerak” dan “mendatar” bila n berangsur-angsur menjadi besar. 3. Pendekatan secara normal terhadap probabilitas binomial dapat dilakukan dengan menghitung luas yang terdapat dibawah kurva normal. Jumlah probabilitas atau luas yang terdapat diantara kurva dan sumbu X adalahsama dengan 1. Hal demikian dapat dilihat pada diagram dibawah ini :
  • 11. Probabilitas variable random X merupakannilai antara a dan b dan dapat dinyatakan sebagai daerah bergaris dari kurva diagram 10.3.1 diatas. Pada gambar diatas, p(X = a ) = 0 karena luas a dianggap sama dengan garis f(a) yang memiliki lebar sama dengan 0. Hal tersebut berbeda sekali dengan probabilitas yang dinyatakan dengan ordinat distribusi yang diskrit sebab p(X = a) dimana a = 5 tidak usah sama dengan 0. Penerapan fungsi kontinu terhadap distribusi binomial dapat dilakukan dengan penggunaan luas untuk menyatakan probabilitas yang biasanya dinyatakan dengan ordinat. Tiap ordinat dari distribusi binomial diganti dengan luas empat persegi panjang yang berpusat pada X dan yang memiliki lebar sama dengan satu unit serta memiliki tinggi sama dengan ordinat binomial yang asal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini. Diagram 6 Hubungan antara probabilitas “luas” dengan “ordinat”. f(x) X ba X-1 X X÷1X+1 X X+1 X- 2 1 X + 2 1 X- 2 1 X + 2 1 f(x-1) f(x) f(x+1) Probabilitas dinyatakan dengan ordinat Probabilitas dinyatakan dengan luas
  • 12. Setiap perubahan pada variable random X akan mengakibatkan proses “bergerak”. Satu cara untuk membendung “gerakan” tersebut ialah dengan menciptakan sebuah variable baru, yaitu Y = X – np. Distribusi variable baru Y memiliki np = 0 dan cara pemusatanya tidak berbeda dari distribusi normal yang standar. Selain daripada itu, distribusi variable Y tersebut memiliki  = npq . Kita telah mengetahui bahwa distribusi normal yang standar memiliki  = 0 dan  = 1, sehingga variable random Y yang memiliki  = np = 0 dan  = npq masih perlu disesuaika agar  nya sama dengan 1. G. SOAL DISTRIBUSI NORMAL 1. Suatu evaluasi dilakukan terhadap hasil pengobatan TBC menggunakan Rifampisin dengan rata-rata kesembuhan 200 hari dan standar deviasinya sebesar 10. Tentukan: a. Berapa probabilitas seorang penderita yang diambil secara random mempunyai kesembuhan lebih dari 200 hari? b. Berapa probabilitas seorang penderita sembuh antara 200 dan 205 hari? 2. Berat bayi yang baru lahir rata-rata 3750 gram dengan simpangan baku 325 gram. Jika berat bayi berdistribusi normal, maka tentukan ada: a. Berapa persen bayi yang beratnya lebih dari 4500 gram? b. Berapa bayi yang beratnya antara 3500 gram dan 4500 gram, jika semuanya ada 10000 bayi? 3. 10% dari penduduk tergolong A. Sebuah sampel acak terdiri atas 400 penduduk telah diambil. Tentukan peluangnya akan terdapat paling banyak 30 orang tergolong kategori A!
  • 13. Solution: 1. a. 200 b. Jadi, probabilitas penderita dengan kesembuhan lebih dari 200 hari sama dengan 50% seluruh kurva. 200 205 Z = 10 200205 = = 0,5
  • 14. Jika melihat tabel distribusi normal akan diperoleh 0,1915 dibulatkan 0,2 atau 20 %. 2. a. = = 2,31 2,31 Maka, luas daerah adalah 0,5- 0,4896 = 0,0104 Jadi, ada 1,04% dari bayi yang beratnya 4500. b. Z = 325 37504500 = -0,77 Luas daerah, 0,2794 + 0,4896 = 0,7690 Jadi, banyak bayi yang beratnya antara 3500 dan 4500 diperkirakan ada 0,7690.10000 = 7690 bayi. Z = 325 37504500 -0,77 2,31 X=3500 dan x=4500 Pada x=4500 sudah dihitung pada soal a dengan hasil 2,31. Untuk x=3500
  • 15. 3. Diket: n= 10%=0,1 q= 1-0,1=0,9 µ= np= 0,1x400 = 40 orang σ = = = 6 orang x=0,1,2,3…..,30 0<X<30 Karena disini telah mengubah variabel diskrit dari diskrit binomial menjadi variabel acak kontinu dalam distribusi normal, maka nilai x perlu mendapat penyesuaian dengan cara menambah atau mengurangi dengan 0,5. Sehingga menjadi -0,5<x<30,5 Z1= = - 6,75 Z2= = -1,58 -1,58 Luas daerah 0,5-0,4429 = 0,0571 Jadi, peluang terdapat paling banyak 30 orang termasuk kategori A adalah 0.0571.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Sudjana. 2005. Metoda Statistika.Bandung:Tarsito. Distribusi Normal.http://www.google.com. Diakses tanggal 15 Mei 2013Pukul 10.40 WIB.