SlideShare a Scribd company logo
Pengantar Ilmu Politik
               1




 S I S T E M P E R W A K I L A N
Asumsi Dasar
                         2

 Perwakilan dalam konteks modern merupakan
  mekanisme hubungan antara penguasa dan massa.
 Negara yang menggunakan sistem politik demokrasi
  modern, demokrasi representatif menjadi
  kebutuhan.
Keuntungan demokrasi representatif
                           3

1.   Bertambahnya jumlah penduduk baik secara
     kuantitas maupun kualitas, tentu saja
     mempersulit utk merealisasikan demokrasi
     langsung, sehingga mekanisme sistem
     perwakilan menjadi penting utk
     menghubungkan penguasa dan massa.
2.   Negara modern saat ini umumnya memiliki
     teritori yang tdk kecil. Realitas faktual ini
     mempersulit pemerintah menjalankan
     demokrasi langsung.
lanjutan
                           4

3. Dengan kualitas penduduk yang meningkat
    menciptakan juga kompleksitas persoalan di ranah
    publik. Masalah-masalah ini saja harus diselesaikan
    oleh pemerintah. Namun tdk semua masalah dapat
    disampaikan secara kolektif karena menimbulkan
    overload tuntutan pd pemerintah yg justru dpt
    membuat kemandekan. Ataupun penyampaian bisa
    jadi tdk seperti apa yang dirasakan oleh publik
    ketika komunikasi tdk tersampaikan dng baik. Oleh
    karena itu perlu adanya kelompok yg dpt
    menyampaikan mengenai persoalan-persoalan
    tersebut.
5 konsep perwakilan (AH. Birch)
                              5

 Delegated Representation, seorang wakil adalah perantara
  (juru bicara) yg bertindak atas nama kelompok yang
  diwakilinya. Karena itu, para wakil yg berlaku sebagai
  perantara tdk diperkenankan utk bertindak di luar kuasa yg
  memberi mandat.
 Microcosmic Representation,ada kesamaan sifat-sifat atau
  pun mereka yang diwakili dng diri sang wakil. Karenanya
  kebutuhan atau pun tuntutan wakil adalah juga kebutuhan
  mereka2 yg diwakili. Dlm konsep ini masalah kuasa dan
  hal2 yg harus dilakukan tdk pernah menjadi persoalan
  krusial antara wakil dan yg diwakili oleh karena kesamaan
  sifat yg dimiliki.
lanjutan
                         6

 Simbolyc Representation, merupakan bentuk
 perwakilan yg hendak memperlihatkan bahwa
 mereka2 yg mewakili kelompok tertentu
 melambangkan identitas atau kualitas klas atau
 golongan yg tengah diwakilinya. Dlm simbolyc
 representation tdk dipersoalkan jg mengenai
 masalah kuasa atau hal2 yg hrs dilakukan.
lanjutan
                         7

 Elective Representation, konsep ini dianggap
  belum menggambarkan kuasa atau hal2 yg harus
  dilakukan wakil mereka, sehingga belum
  menjelaskan tentang hubungan antara wakil
  dengan yg memilihnya.
 Party Representation, individu-individu dlm
  lembaga perwakilan merupakan wakil dari partai
  politik (konstituen) yg diwakilinya.
Teori-Teori Perwakilan
                              8

 Teori mandat, wakil dianggap duduk di lembaga
  perwakilan karena mendpt mandat dr konstituennya
  (rakyat), sehingga disebut mandataris. Teori ini terbagi 3
  kategori:
 Mandat imperatif, seorang wakil yg bertindak di lembaga
  perwakilan hrs sesuai dng perintah yg diberikan oleh yg
  diwakilinya, seperti halnya dlm konteks Delegated
  Representation. Karena itu wakil tdk dpt bertindak di luar
  mandat yg diterimanya. Apabila ada masalah baru, maka
  sang wakil hrs mendpt perintah baru yg diwakilinya.
lanjutan
                              9

 Mandat bebas, wakil dapat bertindak tanpa tergantung dari
  perintah yg diwakilinya. Dalam hal ini sang wakil adalah
  individu terpercaya dan terpilih oleh warga yg diwakilinya.
 Mandat Representatif, sang wakil tdk mengenal dng yg
  diwakilinya, karena dirinya ditunjuk oleh lembaga
  perwakilan di mana ia bergabung. Mekanisme yg dilakukan
  dlm konteks ini adalah para mereka yg kemudian diwakili
  memandatkan suaranya pd lembaga perwakilan tertentu,
  lantas lembaga perwakilan itulah yg kemudian menunjuk
  anggotanya utk mewakili konstituen lembaga perwakilan
  itu, sehingga sang wakil tdk ada hubungannya dng pemilih.
lanjutan
                           10

 Teori Sosiologi Rieker, hubungan antara wakil dan
 yang diwakili tdk bersifat politis tetapi lebih bersifat
 sosial. Sang pemilih akan memilih wakil-wakilnya yg
 dpt merepresentasikan kebutuhan dan tuntutan
 mereka kpd eksekutif yg menurut mereka benar2
 ahli di bidang kenegaraan dan akan benar2 membela
 kepentingan pemilih.
lanjutan
                             11

 Teori Organ, menjelaskan bahwa negara merupakan suatu
 organisme yg mempunyai alat-alat perlengkapan sperti
 eksekutif, parlemen dan mempunyai rakyat yg
 keseluruhannya memiliki fungsinya masing2 dan saling
 bergantung satu dgn lainnya. Jd dlm konteks ini rakyat
 pemilih dan mereka yg mewakili berhubungan ketika mrk
 membentuk lembaga perwakilan yg memang diinginkan.
 Ketika lembaga itu berdiri, rakyat pemilih tdk perlu lagi
 turut campur dlm pelbagai kerja institusional legislatif
 karena mrk secara otomatis akan menjalankan fungsinya
 masing2.
lanjutan
                        12

 Teori Hukum Objektif Leon Duguit. Dasar
 hubungan antara wakil dan yg diwakili adalah
 solidaritas. Wakil rakyat dpt menjalankan tugas2
 kenegaraan hanya atas nama rakyat. Sebaliknya
 rakyat tdk akan dpt melaksanakan tugas2
 kenegaraannya tanpa mendukung wakilnya dlm
 menentukan wewenang pemerintah, sehingga
 terdpt pembagian kerja.
3 jenis hubungan antara wakil dng yg diwakili
                                  13

 Trustee, wakil yg bersangkutan mempunyai kebebasan secara luas utk
  menggunakan pertimbangannya sendiri dlm rangka pengambilan
  keputusan di lembaga perwakilan. Para wakil menganggap dirinya
  sebagai wakil dari seluruh rakyat.
 Delegate or servant (utusan atau pelayan/pesuruh), para utusan yg
  bersangkutan hrs selalu berkonsultasi terlebih dahulu dng yg
  diwakilinya sebelum mengambil suatu keputusan atau sikap terutama
  tentang berbagai masalah yg bersifat prinsip atau pun baru.
 Politoco (bebas), bentuk perwakilan yg dpt bertindak bebas sesuai
  kebutuhan serta keadaan dan masalah yg dihadapi. Artinya para wakil
  dpt berperan dlm bentuk trustee atau pun dlm bentuk delegate or
  servant.
Kelompok Kepentingan (Interest Group)
                            14

 Sejumlah org yang memiliki kesamaan
  sifat, sikap, kepercayaan dan atau tujuan. Sebagai
  kelompok yg terorganisasi kelompok kepentingan tdk
  hanya memiliki sistem keanggotaan yg jelas, tetapi jg
  memiliki pola kepemimpinan, sumber keuangan utk
  membiayai kegiatan dan pola komunikasi baik ke dlm
  maupun ke luar organisasi.
 Sesuai dengan namanya, memusatkan perhatian pd
  bagaimana mengartikulasikan kepentingan “tertentu” kpd
  pemerintah, sehingga pemerintah mau memformulasikan
  kebijakan yg dituntut oleh kepentingan kelompok
  penuntut.
15

 Perbedaan kelompok kepentingan dan kelompok penekan; Kelompok
  penekan secara sengaja mengelompokkan diri untuk utk suatu tujuan.
  Setelah tujuan itu terlaksana atau minimal direspon oleh pemerintah
  maka kelompok penekan itu bubar. Jd perbedaan lbih pd cara dan
  sasaran.
 Perbedaan kelompok kepentingan dengan partai politik, dlm
  masyarakat banyak kelompok yg memiliki kepentingan yg
  berbeda, bahkan bertentangan satu sama lain. Untuk itu diperlukan
  upaya utk memadukan berbagai kepentingan menjadi beberapa
  alternatif kebijakan publik yg dijadikan sebagai keputusan politik.
  Fungsi ini dilakukan oleh parpol. Fungsi lain parpol adl mencari dan
  mempertahankan kekuasaan melalui pemilu dan cara lain yang sah
  sebagai sarana utk memperjuangkan alternatif kebijakan umum
  menjadi keputusan politik.Kelompok kepentingan tdk memiliki fungsi
  yg terakhir ini walaupun scr tdk langsung juga ikut ikut memberikan
  dukungan pd calon atau partai tertentu.
Klasifikasi Kelompok Kepentingan
                          16

 Berdasarkan jenis kegiatan, profesi, okupasi,
  keagamaan, kegemaran, lingkungan hidup,
  kepemudaan, kewanitaan dan sebagainya.
 Berdasar lingkungan kepentingan yg
  diartikulasikan, dikenal adanya kelompok
  kepentingan yg memperjuangkan kepentingan yg
  terbatas, seperti petani, guru, buruh, dan pegawai
  negeri
 Berdasar kepentingan yg luas seperti lembaga
  bantuan hukum dan lembaga konsumen.
4 Tipe Kelompok Kepentingan berdasarkan gaya dan metode mengajukan
           kepentingan (Gabriel Almond dan Bingham Powell)
                                    17

1.   Kelompok anomik, kelompok kepentingan anomik terbentuk
     diantara unsur-unsur dlm masyarakat secara spontan dan hanya
     seketika dan karena tdk memiliki nilai-nilai dan norma-norma yg
     mengatur, kelompok ini sering bertumpang tindih dng bentuk2
     partisipasi politik nonkonvensional seperti demonstrasi, kerusuhan,
     tindak kekerasan politik dan sebagainya. Sehingga apa yg dianggap
     anomik mungkin saja merupakan kelompok yg terorganisir.
2.   Kelompok non-asosiasional, seperti kelompok anomik kelompok ini
     tdk terorganisir scr rapi dan kegiatan bersifat kadang kala, seperti
     kelompok keluarga, keturunan atau etnik, regional, status dan klas
     yg menyatakan kepentingan scr kadang kala melalui individu, klik-
     klik, kepala keluarga, pemimpin agama dsb.
18

3. Kelompok institusional, bersifat formal dan
  memiliki fungsi-fungsi politik atau sosial di
  samping artikulasi kepentingan. Tetapi baik
  sebagai badan hukum maupun maupun sbg
  kelompok lebih kecil dlm badan hukum itu (seperti
  fraksi2 badan legislatif, klik2 di level
  perwiramiliter, klik2 di departemen, klik2
  ideologis dalam birokrasi. Kelompok semacam ini
  bisa menyatakan kepentingannya sendiri maupun
  mewakili kepentingan dari kelompok2 lain dlm
  masyarakat.
19

4. Kelompok asosiasional, meliputi seriikat
  buruh, kamar dagang atau perkumpulan usahawan
  dan industrialis, paguyuban etnik, persatuan2 yg
  diorganisir oleh kelompok2 agama dsb. Scr khas
  kelompok ini menyatakan kepentingan dari suatu
  kelompok khusus, memakai tenaga staf profesional
  yg bekerja penuh dan memiliki prosedur teratur
  utk merumuskan kepentingan dan tuntutan.

More Related Content

What's hot

Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Adhi Panjie Gumilang
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Siti Sahati
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
Ig Fandy Jayanto
 
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIKSUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
Muhamad Yogi
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan Publik
Muh Firyal Akbar
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Wandi Suhardi
 
Ideologi ideologi politik
Ideologi ideologi politikIdeologi ideologi politik
Ideologi ideologi politik
dinnianggra
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
Muh Firyal Akbar
 
Birokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberBirokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberafifahdhaniyah
 
Struktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikStruktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikbedhess
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
Tri Widodo W. UTOMO
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siti Sahati
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
Siti Sahati
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
Siti Sahati
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
Muslimin B. Putra
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik

What's hot (20)

Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIKSUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan Publik
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Ideologi ideologi politik
Ideologi ideologi politikIdeologi ideologi politik
Ideologi ideologi politik
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Birokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberBirokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weber
 
Struktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikStruktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politik
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publik
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
 

Similar to Sistem perwakilan

Nfrastruktur politik
Nfrastruktur politikNfrastruktur politik
Nfrastruktur politik
Al-faqir Hilal Ibnu Hanbal
 
Infrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppknInfrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppkn
Ricky Aquinaldo
 
Keberadaan dpd dalam_sistem_pemerintahan_indonesia
Keberadaan dpd dalam_sistem_pemerintahan_indonesiaKeberadaan dpd dalam_sistem_pemerintahan_indonesia
Keberadaan dpd dalam_sistem_pemerintahan_indonesia
Selfia Magdalena
 
Sistem perwakilan kepentingan
Sistem perwakilan kepentinganSistem perwakilan kepentingan
Sistem perwakilan kepentingan
Marselinus Richardo
 
Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik IndonesiaKelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Muhammad Ardhiansyah
 
KULIAH 13.ppt
KULIAH 13.pptKULIAH 13.ppt
KULIAH 13.ppt
cheheru
 
Kelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxKelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptx
Snn27
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50
Arin Sfaaez
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Bab vi nilai filosofis sila iv
Bab vi nilai filosofis sila ivBab vi nilai filosofis sila iv
Bab vi nilai filosofis sila iv
fanny oktaviani
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
Paranody
 
Konsep politik an i b
Konsep politik an i bKonsep politik an i b
Konsep politik an i bM fazrul
 
P-03 Teori Organisasi.pptx
P-03 Teori Organisasi.pptxP-03 Teori Organisasi.pptx
P-03 Teori Organisasi.pptx
MarselRama1
 
Dwi bmd pp kel 1 tugas 2
Dwi bmd pp kel 1 tugas 2Dwi bmd pp kel 1 tugas 2
Dwi bmd pp kel 1 tugas 2DWI P.H
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
Abdon sambom
 
Sistem politik
Sistem politikSistem politik
Sistem politik
Khaerun Nisa
 
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatifTugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Danny Ardiyansyah
 
lembaga politik
lembaga politiklembaga politik
lembaga politik
Talitha Lintang Pertiwi
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
Maeko Kaoin
 

Similar to Sistem perwakilan (20)

Nfrastruktur politik
Nfrastruktur politikNfrastruktur politik
Nfrastruktur politik
 
Infrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppknInfrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppkn
 
Keberadaan dpd dalam_sistem_pemerintahan_indonesia
Keberadaan dpd dalam_sistem_pemerintahan_indonesiaKeberadaan dpd dalam_sistem_pemerintahan_indonesia
Keberadaan dpd dalam_sistem_pemerintahan_indonesia
 
Sistem perwakilan kepentingan
Sistem perwakilan kepentinganSistem perwakilan kepentingan
Sistem perwakilan kepentingan
 
Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik IndonesiaKelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
 
KULIAH 13.ppt
KULIAH 13.pptKULIAH 13.ppt
KULIAH 13.ppt
 
Kelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxKelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptx
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 
Bab vi nilai filosofis sila iv
Bab vi nilai filosofis sila ivBab vi nilai filosofis sila iv
Bab vi nilai filosofis sila iv
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
Konsep politik an i b
Konsep politik an i bKonsep politik an i b
Konsep politik an i b
 
P-03 Teori Organisasi.pptx
P-03 Teori Organisasi.pptxP-03 Teori Organisasi.pptx
P-03 Teori Organisasi.pptx
 
Dwi bmd pp kel 1 tugas 2
Dwi bmd pp kel 1 tugas 2Dwi bmd pp kel 1 tugas 2
Dwi bmd pp kel 1 tugas 2
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Sistem politik
Sistem politikSistem politik
Sistem politik
 
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatifTugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
 
lembaga politik
lembaga politiklembaga politik
lembaga politik
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
 
Bab 1 daftar isi
Bab 1    daftar isiBab 1    daftar isi
Bab 1 daftar isi
 

More from University of Andalas

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
University of Andalas
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
University of Andalas
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
University of Andalas
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
University of Andalas
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
University of Andalas
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
University of Andalas
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
University of Andalas
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
University of Andalas
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
University of Andalas
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
University of Andalas
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
University of Andalas
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
University of Andalas
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
University of Andalas
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
University of Andalas
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
University of Andalas
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
University of Andalas
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
University of Andalas
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
University of Andalas
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaUniversity of Andalas
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Recently uploaded

Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 

Sistem perwakilan

  • 1. Pengantar Ilmu Politik 1 S I S T E M P E R W A K I L A N
  • 2. Asumsi Dasar 2  Perwakilan dalam konteks modern merupakan mekanisme hubungan antara penguasa dan massa.  Negara yang menggunakan sistem politik demokrasi modern, demokrasi representatif menjadi kebutuhan.
  • 3. Keuntungan demokrasi representatif 3 1. Bertambahnya jumlah penduduk baik secara kuantitas maupun kualitas, tentu saja mempersulit utk merealisasikan demokrasi langsung, sehingga mekanisme sistem perwakilan menjadi penting utk menghubungkan penguasa dan massa. 2. Negara modern saat ini umumnya memiliki teritori yang tdk kecil. Realitas faktual ini mempersulit pemerintah menjalankan demokrasi langsung.
  • 4. lanjutan 4 3. Dengan kualitas penduduk yang meningkat menciptakan juga kompleksitas persoalan di ranah publik. Masalah-masalah ini saja harus diselesaikan oleh pemerintah. Namun tdk semua masalah dapat disampaikan secara kolektif karena menimbulkan overload tuntutan pd pemerintah yg justru dpt membuat kemandekan. Ataupun penyampaian bisa jadi tdk seperti apa yang dirasakan oleh publik ketika komunikasi tdk tersampaikan dng baik. Oleh karena itu perlu adanya kelompok yg dpt menyampaikan mengenai persoalan-persoalan tersebut.
  • 5. 5 konsep perwakilan (AH. Birch) 5  Delegated Representation, seorang wakil adalah perantara (juru bicara) yg bertindak atas nama kelompok yang diwakilinya. Karena itu, para wakil yg berlaku sebagai perantara tdk diperkenankan utk bertindak di luar kuasa yg memberi mandat.  Microcosmic Representation,ada kesamaan sifat-sifat atau pun mereka yang diwakili dng diri sang wakil. Karenanya kebutuhan atau pun tuntutan wakil adalah juga kebutuhan mereka2 yg diwakili. Dlm konsep ini masalah kuasa dan hal2 yg harus dilakukan tdk pernah menjadi persoalan krusial antara wakil dan yg diwakili oleh karena kesamaan sifat yg dimiliki.
  • 6. lanjutan 6  Simbolyc Representation, merupakan bentuk perwakilan yg hendak memperlihatkan bahwa mereka2 yg mewakili kelompok tertentu melambangkan identitas atau kualitas klas atau golongan yg tengah diwakilinya. Dlm simbolyc representation tdk dipersoalkan jg mengenai masalah kuasa atau hal2 yg hrs dilakukan.
  • 7. lanjutan 7  Elective Representation, konsep ini dianggap belum menggambarkan kuasa atau hal2 yg harus dilakukan wakil mereka, sehingga belum menjelaskan tentang hubungan antara wakil dengan yg memilihnya.  Party Representation, individu-individu dlm lembaga perwakilan merupakan wakil dari partai politik (konstituen) yg diwakilinya.
  • 8. Teori-Teori Perwakilan 8  Teori mandat, wakil dianggap duduk di lembaga perwakilan karena mendpt mandat dr konstituennya (rakyat), sehingga disebut mandataris. Teori ini terbagi 3 kategori:  Mandat imperatif, seorang wakil yg bertindak di lembaga perwakilan hrs sesuai dng perintah yg diberikan oleh yg diwakilinya, seperti halnya dlm konteks Delegated Representation. Karena itu wakil tdk dpt bertindak di luar mandat yg diterimanya. Apabila ada masalah baru, maka sang wakil hrs mendpt perintah baru yg diwakilinya.
  • 9. lanjutan 9  Mandat bebas, wakil dapat bertindak tanpa tergantung dari perintah yg diwakilinya. Dalam hal ini sang wakil adalah individu terpercaya dan terpilih oleh warga yg diwakilinya.  Mandat Representatif, sang wakil tdk mengenal dng yg diwakilinya, karena dirinya ditunjuk oleh lembaga perwakilan di mana ia bergabung. Mekanisme yg dilakukan dlm konteks ini adalah para mereka yg kemudian diwakili memandatkan suaranya pd lembaga perwakilan tertentu, lantas lembaga perwakilan itulah yg kemudian menunjuk anggotanya utk mewakili konstituen lembaga perwakilan itu, sehingga sang wakil tdk ada hubungannya dng pemilih.
  • 10. lanjutan 10  Teori Sosiologi Rieker, hubungan antara wakil dan yang diwakili tdk bersifat politis tetapi lebih bersifat sosial. Sang pemilih akan memilih wakil-wakilnya yg dpt merepresentasikan kebutuhan dan tuntutan mereka kpd eksekutif yg menurut mereka benar2 ahli di bidang kenegaraan dan akan benar2 membela kepentingan pemilih.
  • 11. lanjutan 11  Teori Organ, menjelaskan bahwa negara merupakan suatu organisme yg mempunyai alat-alat perlengkapan sperti eksekutif, parlemen dan mempunyai rakyat yg keseluruhannya memiliki fungsinya masing2 dan saling bergantung satu dgn lainnya. Jd dlm konteks ini rakyat pemilih dan mereka yg mewakili berhubungan ketika mrk membentuk lembaga perwakilan yg memang diinginkan. Ketika lembaga itu berdiri, rakyat pemilih tdk perlu lagi turut campur dlm pelbagai kerja institusional legislatif karena mrk secara otomatis akan menjalankan fungsinya masing2.
  • 12. lanjutan 12  Teori Hukum Objektif Leon Duguit. Dasar hubungan antara wakil dan yg diwakili adalah solidaritas. Wakil rakyat dpt menjalankan tugas2 kenegaraan hanya atas nama rakyat. Sebaliknya rakyat tdk akan dpt melaksanakan tugas2 kenegaraannya tanpa mendukung wakilnya dlm menentukan wewenang pemerintah, sehingga terdpt pembagian kerja.
  • 13. 3 jenis hubungan antara wakil dng yg diwakili 13  Trustee, wakil yg bersangkutan mempunyai kebebasan secara luas utk menggunakan pertimbangannya sendiri dlm rangka pengambilan keputusan di lembaga perwakilan. Para wakil menganggap dirinya sebagai wakil dari seluruh rakyat.  Delegate or servant (utusan atau pelayan/pesuruh), para utusan yg bersangkutan hrs selalu berkonsultasi terlebih dahulu dng yg diwakilinya sebelum mengambil suatu keputusan atau sikap terutama tentang berbagai masalah yg bersifat prinsip atau pun baru.  Politoco (bebas), bentuk perwakilan yg dpt bertindak bebas sesuai kebutuhan serta keadaan dan masalah yg dihadapi. Artinya para wakil dpt berperan dlm bentuk trustee atau pun dlm bentuk delegate or servant.
  • 14. Kelompok Kepentingan (Interest Group) 14  Sejumlah org yang memiliki kesamaan sifat, sikap, kepercayaan dan atau tujuan. Sebagai kelompok yg terorganisasi kelompok kepentingan tdk hanya memiliki sistem keanggotaan yg jelas, tetapi jg memiliki pola kepemimpinan, sumber keuangan utk membiayai kegiatan dan pola komunikasi baik ke dlm maupun ke luar organisasi.  Sesuai dengan namanya, memusatkan perhatian pd bagaimana mengartikulasikan kepentingan “tertentu” kpd pemerintah, sehingga pemerintah mau memformulasikan kebijakan yg dituntut oleh kepentingan kelompok penuntut.
  • 15. 15  Perbedaan kelompok kepentingan dan kelompok penekan; Kelompok penekan secara sengaja mengelompokkan diri untuk utk suatu tujuan. Setelah tujuan itu terlaksana atau minimal direspon oleh pemerintah maka kelompok penekan itu bubar. Jd perbedaan lbih pd cara dan sasaran.  Perbedaan kelompok kepentingan dengan partai politik, dlm masyarakat banyak kelompok yg memiliki kepentingan yg berbeda, bahkan bertentangan satu sama lain. Untuk itu diperlukan upaya utk memadukan berbagai kepentingan menjadi beberapa alternatif kebijakan publik yg dijadikan sebagai keputusan politik. Fungsi ini dilakukan oleh parpol. Fungsi lain parpol adl mencari dan mempertahankan kekuasaan melalui pemilu dan cara lain yang sah sebagai sarana utk memperjuangkan alternatif kebijakan umum menjadi keputusan politik.Kelompok kepentingan tdk memiliki fungsi yg terakhir ini walaupun scr tdk langsung juga ikut ikut memberikan dukungan pd calon atau partai tertentu.
  • 16. Klasifikasi Kelompok Kepentingan 16  Berdasarkan jenis kegiatan, profesi, okupasi, keagamaan, kegemaran, lingkungan hidup, kepemudaan, kewanitaan dan sebagainya.  Berdasar lingkungan kepentingan yg diartikulasikan, dikenal adanya kelompok kepentingan yg memperjuangkan kepentingan yg terbatas, seperti petani, guru, buruh, dan pegawai negeri  Berdasar kepentingan yg luas seperti lembaga bantuan hukum dan lembaga konsumen.
  • 17. 4 Tipe Kelompok Kepentingan berdasarkan gaya dan metode mengajukan kepentingan (Gabriel Almond dan Bingham Powell) 17 1. Kelompok anomik, kelompok kepentingan anomik terbentuk diantara unsur-unsur dlm masyarakat secara spontan dan hanya seketika dan karena tdk memiliki nilai-nilai dan norma-norma yg mengatur, kelompok ini sering bertumpang tindih dng bentuk2 partisipasi politik nonkonvensional seperti demonstrasi, kerusuhan, tindak kekerasan politik dan sebagainya. Sehingga apa yg dianggap anomik mungkin saja merupakan kelompok yg terorganisir. 2. Kelompok non-asosiasional, seperti kelompok anomik kelompok ini tdk terorganisir scr rapi dan kegiatan bersifat kadang kala, seperti kelompok keluarga, keturunan atau etnik, regional, status dan klas yg menyatakan kepentingan scr kadang kala melalui individu, klik- klik, kepala keluarga, pemimpin agama dsb.
  • 18. 18 3. Kelompok institusional, bersifat formal dan memiliki fungsi-fungsi politik atau sosial di samping artikulasi kepentingan. Tetapi baik sebagai badan hukum maupun maupun sbg kelompok lebih kecil dlm badan hukum itu (seperti fraksi2 badan legislatif, klik2 di level perwiramiliter, klik2 di departemen, klik2 ideologis dalam birokrasi. Kelompok semacam ini bisa menyatakan kepentingannya sendiri maupun mewakili kepentingan dari kelompok2 lain dlm masyarakat.
  • 19. 19 4. Kelompok asosiasional, meliputi seriikat buruh, kamar dagang atau perkumpulan usahawan dan industrialis, paguyuban etnik, persatuan2 yg diorganisir oleh kelompok2 agama dsb. Scr khas kelompok ini menyatakan kepentingan dari suatu kelompok khusus, memakai tenaga staf profesional yg bekerja penuh dan memiliki prosedur teratur utk merumuskan kepentingan dan tuntutan.