SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Partai Politik
Introduction of Political Science 1
Beberapa pendapat para ahli:
1. Sigmund Neumann memberikan batasan partai politik sebagi berikut :
“ partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-
pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang
memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan
pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat,
dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang
berbeda-beda. Dengan demikian partai politik merupakan perantara
yang besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi-
ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi
dan yang mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat
politik yang lebih luas “.
2. R.H. Soltau partai politik adalah sekelompok warga negara yang
sedikit banyak teroganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan
politik dan yang – dengan memanfaatkan kekuasasannya untuk
memilih – bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan
kekuaasaan umum mereka. “( A group of citizens more or less
organized, who act as a political unit and who, by the use of theri
voting power, aim to control the government and carry out their
general policieis).
Introduction of Political Science 2
3. Joseph Scumpeter memiliki kesamaan dalam hal tujuan umum,
yaitu dalam setiap definisi partai politik, akan ditemukan
kekuasaan (jabatan publik) sebagai tujuan umum yang dimiliki
oleh setiap partai politik di manapun, ketika melakukan
berbagai aktivitasnya baik secara formal maupun informal.
4. Leon D. Epstein, partai politik adalah setiap kelompok-
kelompok , meskipun terorganisir secara sederhana, yang
bertujuan untuk mendapatkan jabatan publik dalam
pemerintahan, dengan identitas-identitas tertentu)
5. Jean Blondel, mendefinisikan partai politik sebagai kelompok-
kelompok dengan sistem keanggotaan yang terbuka dan
menfokuskan kegiatannya pada seluruh spektrum dari sisi-sisi
negara.
6. Huszar dan Stevenson menyatakan bahwa : “ partai politik
ialah sekelompok orang yang terorganisir serta berusaha untuk
mengendalikan pemerintahan agar supaya dapat menjalankan
program-programnya dan menempatkan/mendudukkan anggota-
anggotanya dalam jabatan pemerintahan.
Introduction of Political Science 3
partai politik pada hakekatnya merupakan sekelompok warga negara
yang sedikit banyak telah terorganisir, dimana anggota-anggotanya
( anggota-anggota dari kelompok yang telah terorganisir itu ) memiliki
cita-cita, tujuan-tujuan dan orientasi yang sama. Kelompok ini
berusaha untuk merebut dukungan rakyat, sedangkan yang menjadi
tujuannya adalah memperoleh dan mengendalikan kekuasaan politik
atau pemerintahan, dan kemudian berusaha untuk melaksanakan
kebijaksanaannya ( kebijaksanaan-kebijaksanaan kelompok ) dengan
jalan menempatkan anggota-anggotanya di dalam jabatan-jabatan
politik ataupun pemerintahan. Mengenai cara-cara yang dipergunakan
partai politik agar dapat memperoleh kekuasaan tadi dan kemungkinan
menduduki jabatan-jabatan politik maupun pemerintahan adalah
dengan melalui ( biasanya ) cara yang konstitusional, seperti ikut serta
di dalam pemilihan umum; maupun dengan melalui ( jarang sekali
terjadi ) cara yang inskonstitusional, seperti mengadakan
pemberontakan.
Introduction of Political Science 4
Karakteristik Partai Politik
( Austin Ranney)
1. Berwujud kelompok-kelompok masyarakat yang
beridentitas
2. Terdiri dari kelompok yang terorganisir, yang
dengan sengaja bertindak bersama-sama untuk
mencapai tujuan partai
3. Masyarakat mengakui partai politik memiliki
legitimasi berupa hak-hak untuk
mengkoordinasikan dan mengembangkan diri
mereka
4. Beberapa tujuannya mengembangkan aktivitas,
partai bekerja melalui mekanisme pemerintahan
yang mencerminkan pilihan rakyat
5. Aktivitas inti partai politik adalah menyeleksi
kandidat untuk jabatan publik
Introduction of Political Science 5
Fungsi Partai Politik
1. Partai Politik sebagai sarana komunikasi politik
Salah satu fungsi partai politik adalah sebagai sarana
komunikasi politik. Dalam hal ini partai politik bertindak
sebagai penghubung, maksudnya menghubungkan antara
pihak yang memerintah dengan pihak yang diperintah. Partai
politik bertindak sebagai penghubung yang menampung arus
informasi, baik informasi yang berasal dari pihak penguasa
kepada masyarakat ataupun informasi yang berasal dari
masyarakat kepada pihak penguasa.
2. Partai Politik Sebagai Sarana Artikulasi dan Agregasi Kepentingan
Proses untuk mengolah dan kemudian merumuskan pendapat,
aspirasi maupun tuntutan masyarakat sehingga dapat
disampaikan kepada pemerintah dalam bentuk tuntutan dan
dukungan, dinamakan artikulasi kepentingan.
Proses penggabungan tuntutan-tuntutan, dukungan-dukungan,
dan sikap-sikap dari berbagai kelompok yang terdapat
didalam masyarakat yang sedikit banyak mempunyai
persamaan disebut dengan agregasi kepentingan.
Introduction of Political Science 6
3. Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik
Sosialisasi politik secara umum dapat dinyatakan sebagai cara untuk
mewariskan atau mengajarkan patokan-patokan, keyakinan-keyakinan politik
dari suatu generasi yang lebih tua kepada generasi berikutnya. Sehubungan
dengan hal itu, partai politik juga memainkan peran sebagai sarana sosialisasi
politik, disamping sarana-sarana yang lainnya seperti keluarga, sekolah dan
sebagainya.
4. Partai Politik Sebagai sarana Rekrutmen Politik
Partai politik dalam fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik adalah dengan
cara memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menjadi anggota
partai. Partai politik berusaha untuk menarik minat warga negara agar
bersedia menjadi anggota partai. Sehubungan dengan hal itu berarti partai
politik turut serta memperluas partisipasi warga negara dibidang politik.
Rekrutmen politik ini merupakan salah satu cara untuk menyeleksi anggota-
anggota partai yang berbakat untuk dipersiapkan menjadi calon-calon
pemimpin
Introduction of Political Science 7
5. Partai Politik sebagai sarana Pembuatan
Kebijaksanaan
Dapatlah dinyatakan bahwa partai politik sebagai
sarana pembuatan kebijaksanaan apabila partai
tersebut merupakan yang memegang tampuk
pemerintahan dan menduduki badan perwakilan secara
mayoritas mutlak. Apabila partai tersebut hanya
berkedudukan sebagai partai oposisi, maka partai
tersebut tidak merupakan sarana pembuatan
kebijaksanaan akan tetapi sebagai pengkritik
kebijaksanaan-kebijaksanan pemerintah
Introduction of Political Science 8
6. Partai Politik sebagai sarana pengatur konflik
Perbedaan pendapat dan persaingan sudah merupakan
suatu hal yang wajar terjadi dinegara yang menganut
faham yang demokratis. Di negara-negara yang menganut
faham demokratis perbedaan pendapat dan persaingan
diantara para warga negara atau golongan-golongan yang
ada memang sering muncul. Perbedaan pendapat dan
persaingan tersebut sering sekali mengakibatkan
terjadinya konflik-konflik atau pertentangan-pertentangn
diantara mereka.
Introduction of Political Science 9
Klasifikasi Partai Politik
 Dari segi komposisi dan fungsi keanggotaanya, secara umum dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu partai massa dan partai kader
◦ Partai massa, sesuai dengan sebutannya, yang menjadi ciri
utamanya adalah jumlah anggota atau pendukungnya yang
banyak. Dalam partai massa ini jumlah anggota memang
dipentingkan atau diutamakan. Meskipun demikian partai jenis
ini tetap mempunyai program, walaupun program-program
partai agak kabur dan masih terlampau umum. Para anggota
atau pendukung partai massa ini biasanya berasal dari berbagai
macam golongan atau kelompok yang ada di dalam masyarakat.
Partai jenis ini akan cenderung menjadi lemah apabila golongan
atau kelompok yang tergabung di dalam partai tersebut
mempunyai keinginan untuk melaksanakan kepentingan-
kepentingan golongan atau kelompoknya sendiri. Apabila hal
yang seperti ini terjadi bisanya golongan atau kelompok tersebut
akan berusaha untuk memisahkan diri dari partai, dan akan
membentuk partai baru yang merupakan partai tandingan.
Dalam keadaan yang demikian ini maka partai massa akan
menjadi lemah.
Introduction of Political Science 10
◦ Partai kader tidak mempunyai anggota atau
pendukung sebanyak yang dipunyai partai
massa. Partai kader tidak begitu
mementingkan jumlah anggota yang banyak.
Partai kader lebih mementingkan disiplin
anggota-anggotanya dan ketetatan dalam
organisasi. Doktrin atau ideologi partai di
dalam partai jenis ini harus tetap terjamin
kemurniannya. Bagi anggota-anggotanya yang
menyeleweng dari doktrin atau ideologi partai
akan dipecat dari keanggotaan partai.
Introduction of Political Science 11
Pengklasifikasian dari segi sifat dan orientasinya, partai
dapat dibagi menjadi dua jenis pula, yaitu partai lindungan
( patronage party ) dan Partai ideologi atau partai asas
( progammatic party ).
Partai lindungan adalah partai yang biasanya aktif pada saat-
saat menjelang dilangsungkannya pemilihan umum saja.
Adapun yang menjadi tujuannya adalah berusaha
memenangkan pemilihan umum, yang berarti pula berusaha
untuk mendudukkan anggota-anggota partai pada jabatan-
jabatan politik maupun pemerintahan yang memang sudah
ditargetkan. Partai lindungan ini pada umumnya kurang
mempunyaui disiplin yang kuuat diantara anggota-
anggotanya.
Introduction of Political Science 12
Partai ideologi atau partai asas pada umumnya
mempunyai disiplin yang kuat dan mengikat diantara
anggota-anggotanya. Pedoman partai digariskan dengan
tegas dan dilaksanakan dengan ketat pula. Para warga
negara yang akan masuk menjadi anggota partai jenis
ini harus melalui penyaringan terlebih dahulu.
Demikian pula diadakan seleksi yang ketat bagi
anggota-anggota partai yang akan diorbitkan menjadi
pemimpin.
Introduction of Political Science 13
Koalisi partai
(Arend Lijphart )
1. minimal winning coalitions,
 Menurut teori ini, terdapat beberapa
kemungkinan koalisi yang diprediksi yakni, ABC,
BCD, CDE, AC, dan CD. Prinsip dasar dari koalisi
ini adalah maksimalisasi kekuasaan atau
sebanyak mungkin memperoleh kursi dikabinet
dan mengabaikan partai yang tidak perlu. Koalisi,
dengan demikian, dibentuk tanpa terlalu
mempedulikan posisi partai dan spektrum
ideologi. Berdasarkan asumsi ini, maka sesuatu
yang mustahil bisa saja muncul, sebagai misal,
koalisi antara Golkar dan PDI-P (alternatif AC).
Masalahnya adalah apakah Golkar bersedia
duduk bersama dengan PDI-
Introduction of Political Science 14
2. Minimum size coalitions,
 Berdasarkan teori ini, partai dengan perolehan suara
terbanyak akan mencari partai yang lebih kecil untuk
sekadar untuk mencapai suara mayoritas. Sebagai misal,
Golkar akan cenderung berkoalisi dengan PKB dan PBB
(koalisi BCD) dengan perolehan suara mayoritas terkecil (53
kursi). Alasan utamanya adalah Golkar akan tetap
mendapatkan kursi kabinet terbesar dalam koalisi ini karena
perolehan kursi di parlemen terbanyak (33 kursi yang
merupakan 62% dari 53 kursi). Jika teori ini dipraktekkan,
orang akan bertanya-tanya apakah mungkin Golkar akan
bergabung dengan PKB, partai yang dalam deklarasinya
mengundang para “pecundang” Munaslub Golkar seperti
Eddy Sudrajat dan Tri Sutrisno ? akan tetapi tendahnya
probabilitas pemanfaatan teori ini adalah karena secara
empiris ia menduduki posisi terendah dalam jajaran teori
koalisi yang banyak diterapkan negara-negara di dunia.
Introduction of Political Science 15
3. Bargaining Propositions,
Menurut teori ini atau koalisi dengan jumlah partai paling
sedikit maka koalisi dengan jumlah partai adalah AC (PDI-
P dan Golkar) dan CD (Golkar dan PAN). Prinsip dasar
koalisi ini adalah memudahkan proses negosiasi dan tawar
menawar karena anggota atau rekanan koalisi hanya
sedikit. Akan tetapi jumlah rekanan koalisi yang sedikit
bukan merupakan jaminan bahwa koalisi akan berjalan
lancar tanpa gangguan. Dalam praktek teori ini juga
termasuk ke dalam kelompok yang jarang diterapkan
dalam dunia nyata. Pertimbangan selain jumlah partai
sering lebih utama dan menentukan keberhasilan sebuah
koalisi partai.
Introduction of Political Science 16
4. Minimal Connected Winning Coalitions,
Teori ini adalah teori yang paling banyak diterapkan dalam dunia nyata.
Dasar berpijak teori ini adalah bahwa partai-partai berkoalisi karena
masing-masing memiliki kedekatan dalam orientasi kebijaksanaannya.
Partai-partai akan mencari anggota koalisi dari parati yang terdekat
secara ideologis yang dengan sendirinya tercermin pada orientasi
kebijaksanaan partai. Sehingga partai-partai tidak sekedar bergabung
untuk merebut kekuasaan namun juga mempertimbangkan benar-benar
kedekatan kebijaksanaan masing-masing partai. Oleh karena itu,
berdasarkan teori ini prediksi kabinet mendatang adalah koalisi PDI-P-
PKB-Golkar, PKB-Golkar-PAN, Golkar-PAN-PBB.
Introduction of Political Science 17
5. Minimal range Coalitions,
Menurut teori ini, kabinet koalisi yang bakal terbentuk dengan
perolehan kursi sebagaimana dihipotesiskan di atas adalah PDI-P,
PKB, Golkar dan PKB-Golkar-PAN. Dasar dari koalisi ini adalah
kedekatan pada kecenderungan-kecenderungan ideologis
memudahkan partai-partai berkoalisi membentuk kabinet. Akan
tetapi koalisi PDIP-PKB-Golkar dan PKB-Golkar-PAN tidak mudah
terbentuk karena mengabaikan perbedaan arah dan perioritas
kebijaksanaan masing-masing partai. PDI-P, sebagai partai berbasis
massa, tentu akan lebih banyak mengarahkan kebijaksanaan yang
bersifat populis dan cenderung bertentangan dengan pemodal
besar. Padahal Golkar tidak mungkin hidup tanpa pemodal besar
disampingnya. Sementara PKB, yang hanya mengandalkan pemilih
NU tradisional, pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan PDI-
P. Wal hasil menurut teori ini hanya Golkar-PAN yang berpeluang
untuk membangun koalisi karena memiliki kemiripan dalam hal
kebijaksanaan partai.
Introduction of Political Science 18
Sistem Kepartaian
Pendapat para ahli:
1. Ramlan Surbakti, yang dimaksud dengan sistem kepartaian
adalah pola perilaku dan interaksi diantara sejumlah partai
politik dalam suatu sistem politik
2. Ranney istilah sistem kepartaian mengacu pada pemahaman
tentang karakteristik umum konflik partai (interaksi) dalam
lingkungan dimana dia berkiprah, yang bisa diklasifikasikan
menurut berbagai kriteria.
Menurut kedua definisi diatas dapat difahami bahwa sistem
kepartaian menyaratkan adanya hubungan dalam aktivitas partai
politik, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku partai
politik. Sistem kepartaian juga berkaitan dengan sistem politik
di mana partai-partai politik itu berinteraksi, dan tipe sistem
politik akan menentukan sistem kepartaian yang berlaku.
Terakhir, secara logis konsep sistem kepartaian, berkonsekuensi
pada keberadaan jumlah partai politik di suatu negara harus
lebih dari satu.
Introduction of Political Science 19
Klasifikasi Sistem Kepartaian
(Maurice Duverger dalam bukunya “Political
Parties “)
1. Sistem partai tunggal. Apabila disuatu negara hanya
terdapat satu partai politik saja yang berperan,
maka dinegara tersebut dapat dinyatakan menganut
sistem partai tunggal. Di negara-negara yang
menganut sistem partai tunggal, mungkin di negara
tersebut benar-benar hanya terdapat satu partai
politik saja; akan tetapi mungkin pula terdapat
beberapa partai politik namun yang mempunyai peran
yang sangat dominan hanya satu partai politik saja,
sedangkan partai-partai yang lain hampir sama sekali
tidak berperan
Introduction of Political Science 20
2. Sistem dwi partai, negara di mana terdapat dua partai politik
yang memainkan peran di bidang kehidupan politik. Sistem dwi
partai ini dapat pula dianut oleh suatu negara yang mempunyai
beberapa partai politik ( lebih dari dua ), akan tetapi yang
memainkan peran di dalam kehidupan politik hanya dua partai
saja, sedangkan partai-partai yang lainnya merupakan partai-
partai minoritas yang peranannnya sangat kecil.
Sistem dwi partai ini dapat berjalan dengan baik asalkan
dapat memenuhi beberapa macam persyaratan. Sehubungn
dengan hal ini, Pulzer mengajukan tiga macam persayaratan
agar sistem dwi partai dapat berjalan dengan baik, yaitu:
 komposisi masyarakatnya adalah homogen ( social
homogeinity ),
 konsensus dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan
sosial yang pokok ( political concensus ) adalah kuat, dan
 adanya konstinuitas sejarah ( historical continuity ).
Introduction of Political Science 21
 Sistem multy partai. Sistem multi partai sering pula
disebut dengan sistem banyak parati. Pada umumnya
sistem multi partai ini dianaut oleh suatu negara di
mana dinegara tersebut terdapat beberapa partai
politik ( lebih dari dua ) dan diantara partai-partai
politik yang ada itu memiliki kekuatan yang seimbang
Introduction of Political Science 22
Introduction of Political Science 23
Tabel Penggolongan Sistem Kepartaian Berdasarkan jumlah Partai
Dasar
Penggolongan
Sistem
Kepartaian
Variasi Contoh Aplikasi
Jumlah Partai partai otoriter partai dominan Jepang
partai tunggal
totaliter
Negara-negara
Komunis dan fasis
Tanzania,
Singapura
Sistem dua partai
dominan dan
bersaing
Amerika Serikat
dan Australia
Sistem banyak
Partai
Belanda, Perancis,
Jerman , Italy,
Indonesia

More Related Content

Similar to OPTIMALKAN PARTAI POLITIK

Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik IndonesiaKelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik IndonesiaMuhammad Ardhiansyah
 
Infrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppknInfrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppknRicky Aquinaldo
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaParanody
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeUniversity of Andalas
 
P-03 Teori Organisasi.pptx
P-03 Teori Organisasi.pptxP-03 Teori Organisasi.pptx
P-03 Teori Organisasi.pptxMarselRama1
 
Partai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaPartai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaDewi Ratna
 
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...barat ujang
 
PARPOL PERSPEKTIF ISLAM.pptx
PARPOL PERSPEKTIF ISLAM.pptxPARPOL PERSPEKTIF ISLAM.pptx
PARPOL PERSPEKTIF ISLAM.pptxssuser51ea3d
 
Kumpulan berkepentingan
Kumpulan berkepentinganKumpulan berkepentingan
Kumpulan berkepentinganAISYAH SAKINAH
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxSabridah
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxAmaliaMutiara1
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia Abdon sambom
 

Similar to OPTIMALKAN PARTAI POLITIK (20)

Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik IndonesiaKelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
 
Infrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppknInfrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppkn
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
 
Sistem perwakilan
Sistem perwakilanSistem perwakilan
Sistem perwakilan
 
Asp
AspAsp
Asp
 
P-03 Teori Organisasi.pptx
P-03 Teori Organisasi.pptxP-03 Teori Organisasi.pptx
P-03 Teori Organisasi.pptx
 
Partai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaPartai politik di indonesia
Partai politik di indonesia
 
Partai politik-dalam-islam
Partai politik-dalam-islamPartai politik-dalam-islam
Partai politik-dalam-islam
 
Nfrastruktur politik
Nfrastruktur politikNfrastruktur politik
Nfrastruktur politik
 
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
 
PARPOL PERSPEKTIF ISLAM.pptx
PARPOL PERSPEKTIF ISLAM.pptxPARPOL PERSPEKTIF ISLAM.pptx
PARPOL PERSPEKTIF ISLAM.pptx
 
PARTAI POLITIK.pdf
PARTAI POLITIK.pdfPARTAI POLITIK.pdf
PARTAI POLITIK.pdf
 
Makalah Pkn multipartai
Makalah Pkn multipartaiMakalah Pkn multipartai
Makalah Pkn multipartai
 
Kumpulan berkepentingan
Kumpulan berkepentinganKumpulan berkepentingan
Kumpulan berkepentingan
 
PKN Kd. 6.1
PKN Kd. 6.1PKN Kd. 6.1
PKN Kd. 6.1
 
Implementasi politik
Implementasi politikImplementasi politik
Implementasi politik
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 

More from cheheru

KULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptKULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptcheheru
 
pengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
pengantar sejarah ilmu politik week i.pptpengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
pengantar sejarah ilmu politik week i.pptcheheru
 
KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptcheheru
 
KULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptKULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptcheheru
 
Negara dengan Warga Negara.ppt
Negara dengan Warga Negara.pptNegara dengan Warga Negara.ppt
Negara dengan Warga Negara.pptcheheru
 
IDENTITAS NASIONAL.pptx
IDENTITAS NASIONAL.pptxIDENTITAS NASIONAL.pptx
IDENTITAS NASIONAL.pptxcheheru
 
sistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxsistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxcheheru
 

More from cheheru (7)

KULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptKULIAH 3.ppt
KULIAH 3.ppt
 
pengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
pengantar sejarah ilmu politik week i.pptpengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
pengantar sejarah ilmu politik week i.ppt
 
KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.ppt
 
KULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptKULIAH 14.ppt
KULIAH 14.ppt
 
Negara dengan Warga Negara.ppt
Negara dengan Warga Negara.pptNegara dengan Warga Negara.ppt
Negara dengan Warga Negara.ppt
 
IDENTITAS NASIONAL.pptx
IDENTITAS NASIONAL.pptxIDENTITAS NASIONAL.pptx
IDENTITAS NASIONAL.pptx
 
sistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxsistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptx
 

Recently uploaded

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Recently uploaded (20)

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

OPTIMALKAN PARTAI POLITIK

  • 1. Partai Politik Introduction of Political Science 1
  • 2. Beberapa pendapat para ahli: 1. Sigmund Neumann memberikan batasan partai politik sebagi berikut : “ partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku- pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat, dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Dengan demikian partai politik merupakan perantara yang besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi- ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan yang mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas “. 2. R.H. Soltau partai politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyak teroganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan yang – dengan memanfaatkan kekuasasannya untuk memilih – bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kekuaasaan umum mereka. “( A group of citizens more or less organized, who act as a political unit and who, by the use of theri voting power, aim to control the government and carry out their general policieis). Introduction of Political Science 2
  • 3. 3. Joseph Scumpeter memiliki kesamaan dalam hal tujuan umum, yaitu dalam setiap definisi partai politik, akan ditemukan kekuasaan (jabatan publik) sebagai tujuan umum yang dimiliki oleh setiap partai politik di manapun, ketika melakukan berbagai aktivitasnya baik secara formal maupun informal. 4. Leon D. Epstein, partai politik adalah setiap kelompok- kelompok , meskipun terorganisir secara sederhana, yang bertujuan untuk mendapatkan jabatan publik dalam pemerintahan, dengan identitas-identitas tertentu) 5. Jean Blondel, mendefinisikan partai politik sebagai kelompok- kelompok dengan sistem keanggotaan yang terbuka dan menfokuskan kegiatannya pada seluruh spektrum dari sisi-sisi negara. 6. Huszar dan Stevenson menyatakan bahwa : “ partai politik ialah sekelompok orang yang terorganisir serta berusaha untuk mengendalikan pemerintahan agar supaya dapat menjalankan program-programnya dan menempatkan/mendudukkan anggota- anggotanya dalam jabatan pemerintahan. Introduction of Political Science 3
  • 4. partai politik pada hakekatnya merupakan sekelompok warga negara yang sedikit banyak telah terorganisir, dimana anggota-anggotanya ( anggota-anggota dari kelompok yang telah terorganisir itu ) memiliki cita-cita, tujuan-tujuan dan orientasi yang sama. Kelompok ini berusaha untuk merebut dukungan rakyat, sedangkan yang menjadi tujuannya adalah memperoleh dan mengendalikan kekuasaan politik atau pemerintahan, dan kemudian berusaha untuk melaksanakan kebijaksanaannya ( kebijaksanaan-kebijaksanaan kelompok ) dengan jalan menempatkan anggota-anggotanya di dalam jabatan-jabatan politik ataupun pemerintahan. Mengenai cara-cara yang dipergunakan partai politik agar dapat memperoleh kekuasaan tadi dan kemungkinan menduduki jabatan-jabatan politik maupun pemerintahan adalah dengan melalui ( biasanya ) cara yang konstitusional, seperti ikut serta di dalam pemilihan umum; maupun dengan melalui ( jarang sekali terjadi ) cara yang inskonstitusional, seperti mengadakan pemberontakan. Introduction of Political Science 4
  • 5. Karakteristik Partai Politik ( Austin Ranney) 1. Berwujud kelompok-kelompok masyarakat yang beridentitas 2. Terdiri dari kelompok yang terorganisir, yang dengan sengaja bertindak bersama-sama untuk mencapai tujuan partai 3. Masyarakat mengakui partai politik memiliki legitimasi berupa hak-hak untuk mengkoordinasikan dan mengembangkan diri mereka 4. Beberapa tujuannya mengembangkan aktivitas, partai bekerja melalui mekanisme pemerintahan yang mencerminkan pilihan rakyat 5. Aktivitas inti partai politik adalah menyeleksi kandidat untuk jabatan publik Introduction of Political Science 5
  • 6. Fungsi Partai Politik 1. Partai Politik sebagai sarana komunikasi politik Salah satu fungsi partai politik adalah sebagai sarana komunikasi politik. Dalam hal ini partai politik bertindak sebagai penghubung, maksudnya menghubungkan antara pihak yang memerintah dengan pihak yang diperintah. Partai politik bertindak sebagai penghubung yang menampung arus informasi, baik informasi yang berasal dari pihak penguasa kepada masyarakat ataupun informasi yang berasal dari masyarakat kepada pihak penguasa. 2. Partai Politik Sebagai Sarana Artikulasi dan Agregasi Kepentingan Proses untuk mengolah dan kemudian merumuskan pendapat, aspirasi maupun tuntutan masyarakat sehingga dapat disampaikan kepada pemerintah dalam bentuk tuntutan dan dukungan, dinamakan artikulasi kepentingan. Proses penggabungan tuntutan-tuntutan, dukungan-dukungan, dan sikap-sikap dari berbagai kelompok yang terdapat didalam masyarakat yang sedikit banyak mempunyai persamaan disebut dengan agregasi kepentingan. Introduction of Political Science 6
  • 7. 3. Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik Sosialisasi politik secara umum dapat dinyatakan sebagai cara untuk mewariskan atau mengajarkan patokan-patokan, keyakinan-keyakinan politik dari suatu generasi yang lebih tua kepada generasi berikutnya. Sehubungan dengan hal itu, partai politik juga memainkan peran sebagai sarana sosialisasi politik, disamping sarana-sarana yang lainnya seperti keluarga, sekolah dan sebagainya. 4. Partai Politik Sebagai sarana Rekrutmen Politik Partai politik dalam fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik adalah dengan cara memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menjadi anggota partai. Partai politik berusaha untuk menarik minat warga negara agar bersedia menjadi anggota partai. Sehubungan dengan hal itu berarti partai politik turut serta memperluas partisipasi warga negara dibidang politik. Rekrutmen politik ini merupakan salah satu cara untuk menyeleksi anggota- anggota partai yang berbakat untuk dipersiapkan menjadi calon-calon pemimpin Introduction of Political Science 7
  • 8. 5. Partai Politik sebagai sarana Pembuatan Kebijaksanaan Dapatlah dinyatakan bahwa partai politik sebagai sarana pembuatan kebijaksanaan apabila partai tersebut merupakan yang memegang tampuk pemerintahan dan menduduki badan perwakilan secara mayoritas mutlak. Apabila partai tersebut hanya berkedudukan sebagai partai oposisi, maka partai tersebut tidak merupakan sarana pembuatan kebijaksanaan akan tetapi sebagai pengkritik kebijaksanaan-kebijaksanan pemerintah Introduction of Political Science 8
  • 9. 6. Partai Politik sebagai sarana pengatur konflik Perbedaan pendapat dan persaingan sudah merupakan suatu hal yang wajar terjadi dinegara yang menganut faham yang demokratis. Di negara-negara yang menganut faham demokratis perbedaan pendapat dan persaingan diantara para warga negara atau golongan-golongan yang ada memang sering muncul. Perbedaan pendapat dan persaingan tersebut sering sekali mengakibatkan terjadinya konflik-konflik atau pertentangan-pertentangn diantara mereka. Introduction of Political Science 9
  • 10. Klasifikasi Partai Politik  Dari segi komposisi dan fungsi keanggotaanya, secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu partai massa dan partai kader ◦ Partai massa, sesuai dengan sebutannya, yang menjadi ciri utamanya adalah jumlah anggota atau pendukungnya yang banyak. Dalam partai massa ini jumlah anggota memang dipentingkan atau diutamakan. Meskipun demikian partai jenis ini tetap mempunyai program, walaupun program-program partai agak kabur dan masih terlampau umum. Para anggota atau pendukung partai massa ini biasanya berasal dari berbagai macam golongan atau kelompok yang ada di dalam masyarakat. Partai jenis ini akan cenderung menjadi lemah apabila golongan atau kelompok yang tergabung di dalam partai tersebut mempunyai keinginan untuk melaksanakan kepentingan- kepentingan golongan atau kelompoknya sendiri. Apabila hal yang seperti ini terjadi bisanya golongan atau kelompok tersebut akan berusaha untuk memisahkan diri dari partai, dan akan membentuk partai baru yang merupakan partai tandingan. Dalam keadaan yang demikian ini maka partai massa akan menjadi lemah. Introduction of Political Science 10
  • 11. ◦ Partai kader tidak mempunyai anggota atau pendukung sebanyak yang dipunyai partai massa. Partai kader tidak begitu mementingkan jumlah anggota yang banyak. Partai kader lebih mementingkan disiplin anggota-anggotanya dan ketetatan dalam organisasi. Doktrin atau ideologi partai di dalam partai jenis ini harus tetap terjamin kemurniannya. Bagi anggota-anggotanya yang menyeleweng dari doktrin atau ideologi partai akan dipecat dari keanggotaan partai. Introduction of Political Science 11
  • 12. Pengklasifikasian dari segi sifat dan orientasinya, partai dapat dibagi menjadi dua jenis pula, yaitu partai lindungan ( patronage party ) dan Partai ideologi atau partai asas ( progammatic party ). Partai lindungan adalah partai yang biasanya aktif pada saat- saat menjelang dilangsungkannya pemilihan umum saja. Adapun yang menjadi tujuannya adalah berusaha memenangkan pemilihan umum, yang berarti pula berusaha untuk mendudukkan anggota-anggota partai pada jabatan- jabatan politik maupun pemerintahan yang memang sudah ditargetkan. Partai lindungan ini pada umumnya kurang mempunyaui disiplin yang kuuat diantara anggota- anggotanya. Introduction of Political Science 12
  • 13. Partai ideologi atau partai asas pada umumnya mempunyai disiplin yang kuat dan mengikat diantara anggota-anggotanya. Pedoman partai digariskan dengan tegas dan dilaksanakan dengan ketat pula. Para warga negara yang akan masuk menjadi anggota partai jenis ini harus melalui penyaringan terlebih dahulu. Demikian pula diadakan seleksi yang ketat bagi anggota-anggota partai yang akan diorbitkan menjadi pemimpin. Introduction of Political Science 13
  • 14. Koalisi partai (Arend Lijphart ) 1. minimal winning coalitions,  Menurut teori ini, terdapat beberapa kemungkinan koalisi yang diprediksi yakni, ABC, BCD, CDE, AC, dan CD. Prinsip dasar dari koalisi ini adalah maksimalisasi kekuasaan atau sebanyak mungkin memperoleh kursi dikabinet dan mengabaikan partai yang tidak perlu. Koalisi, dengan demikian, dibentuk tanpa terlalu mempedulikan posisi partai dan spektrum ideologi. Berdasarkan asumsi ini, maka sesuatu yang mustahil bisa saja muncul, sebagai misal, koalisi antara Golkar dan PDI-P (alternatif AC). Masalahnya adalah apakah Golkar bersedia duduk bersama dengan PDI- Introduction of Political Science 14
  • 15. 2. Minimum size coalitions,  Berdasarkan teori ini, partai dengan perolehan suara terbanyak akan mencari partai yang lebih kecil untuk sekadar untuk mencapai suara mayoritas. Sebagai misal, Golkar akan cenderung berkoalisi dengan PKB dan PBB (koalisi BCD) dengan perolehan suara mayoritas terkecil (53 kursi). Alasan utamanya adalah Golkar akan tetap mendapatkan kursi kabinet terbesar dalam koalisi ini karena perolehan kursi di parlemen terbanyak (33 kursi yang merupakan 62% dari 53 kursi). Jika teori ini dipraktekkan, orang akan bertanya-tanya apakah mungkin Golkar akan bergabung dengan PKB, partai yang dalam deklarasinya mengundang para “pecundang” Munaslub Golkar seperti Eddy Sudrajat dan Tri Sutrisno ? akan tetapi tendahnya probabilitas pemanfaatan teori ini adalah karena secara empiris ia menduduki posisi terendah dalam jajaran teori koalisi yang banyak diterapkan negara-negara di dunia. Introduction of Political Science 15
  • 16. 3. Bargaining Propositions, Menurut teori ini atau koalisi dengan jumlah partai paling sedikit maka koalisi dengan jumlah partai adalah AC (PDI- P dan Golkar) dan CD (Golkar dan PAN). Prinsip dasar koalisi ini adalah memudahkan proses negosiasi dan tawar menawar karena anggota atau rekanan koalisi hanya sedikit. Akan tetapi jumlah rekanan koalisi yang sedikit bukan merupakan jaminan bahwa koalisi akan berjalan lancar tanpa gangguan. Dalam praktek teori ini juga termasuk ke dalam kelompok yang jarang diterapkan dalam dunia nyata. Pertimbangan selain jumlah partai sering lebih utama dan menentukan keberhasilan sebuah koalisi partai. Introduction of Political Science 16
  • 17. 4. Minimal Connected Winning Coalitions, Teori ini adalah teori yang paling banyak diterapkan dalam dunia nyata. Dasar berpijak teori ini adalah bahwa partai-partai berkoalisi karena masing-masing memiliki kedekatan dalam orientasi kebijaksanaannya. Partai-partai akan mencari anggota koalisi dari parati yang terdekat secara ideologis yang dengan sendirinya tercermin pada orientasi kebijaksanaan partai. Sehingga partai-partai tidak sekedar bergabung untuk merebut kekuasaan namun juga mempertimbangkan benar-benar kedekatan kebijaksanaan masing-masing partai. Oleh karena itu, berdasarkan teori ini prediksi kabinet mendatang adalah koalisi PDI-P- PKB-Golkar, PKB-Golkar-PAN, Golkar-PAN-PBB. Introduction of Political Science 17
  • 18. 5. Minimal range Coalitions, Menurut teori ini, kabinet koalisi yang bakal terbentuk dengan perolehan kursi sebagaimana dihipotesiskan di atas adalah PDI-P, PKB, Golkar dan PKB-Golkar-PAN. Dasar dari koalisi ini adalah kedekatan pada kecenderungan-kecenderungan ideologis memudahkan partai-partai berkoalisi membentuk kabinet. Akan tetapi koalisi PDIP-PKB-Golkar dan PKB-Golkar-PAN tidak mudah terbentuk karena mengabaikan perbedaan arah dan perioritas kebijaksanaan masing-masing partai. PDI-P, sebagai partai berbasis massa, tentu akan lebih banyak mengarahkan kebijaksanaan yang bersifat populis dan cenderung bertentangan dengan pemodal besar. Padahal Golkar tidak mungkin hidup tanpa pemodal besar disampingnya. Sementara PKB, yang hanya mengandalkan pemilih NU tradisional, pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan PDI- P. Wal hasil menurut teori ini hanya Golkar-PAN yang berpeluang untuk membangun koalisi karena memiliki kemiripan dalam hal kebijaksanaan partai. Introduction of Political Science 18
  • 19. Sistem Kepartaian Pendapat para ahli: 1. Ramlan Surbakti, yang dimaksud dengan sistem kepartaian adalah pola perilaku dan interaksi diantara sejumlah partai politik dalam suatu sistem politik 2. Ranney istilah sistem kepartaian mengacu pada pemahaman tentang karakteristik umum konflik partai (interaksi) dalam lingkungan dimana dia berkiprah, yang bisa diklasifikasikan menurut berbagai kriteria. Menurut kedua definisi diatas dapat difahami bahwa sistem kepartaian menyaratkan adanya hubungan dalam aktivitas partai politik, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku partai politik. Sistem kepartaian juga berkaitan dengan sistem politik di mana partai-partai politik itu berinteraksi, dan tipe sistem politik akan menentukan sistem kepartaian yang berlaku. Terakhir, secara logis konsep sistem kepartaian, berkonsekuensi pada keberadaan jumlah partai politik di suatu negara harus lebih dari satu. Introduction of Political Science 19
  • 20. Klasifikasi Sistem Kepartaian (Maurice Duverger dalam bukunya “Political Parties “) 1. Sistem partai tunggal. Apabila disuatu negara hanya terdapat satu partai politik saja yang berperan, maka dinegara tersebut dapat dinyatakan menganut sistem partai tunggal. Di negara-negara yang menganut sistem partai tunggal, mungkin di negara tersebut benar-benar hanya terdapat satu partai politik saja; akan tetapi mungkin pula terdapat beberapa partai politik namun yang mempunyai peran yang sangat dominan hanya satu partai politik saja, sedangkan partai-partai yang lain hampir sama sekali tidak berperan Introduction of Political Science 20
  • 21. 2. Sistem dwi partai, negara di mana terdapat dua partai politik yang memainkan peran di bidang kehidupan politik. Sistem dwi partai ini dapat pula dianut oleh suatu negara yang mempunyai beberapa partai politik ( lebih dari dua ), akan tetapi yang memainkan peran di dalam kehidupan politik hanya dua partai saja, sedangkan partai-partai yang lainnya merupakan partai- partai minoritas yang peranannnya sangat kecil. Sistem dwi partai ini dapat berjalan dengan baik asalkan dapat memenuhi beberapa macam persyaratan. Sehubungn dengan hal ini, Pulzer mengajukan tiga macam persayaratan agar sistem dwi partai dapat berjalan dengan baik, yaitu:  komposisi masyarakatnya adalah homogen ( social homogeinity ),  konsensus dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan sosial yang pokok ( political concensus ) adalah kuat, dan  adanya konstinuitas sejarah ( historical continuity ). Introduction of Political Science 21
  • 22.  Sistem multy partai. Sistem multi partai sering pula disebut dengan sistem banyak parati. Pada umumnya sistem multi partai ini dianaut oleh suatu negara di mana dinegara tersebut terdapat beberapa partai politik ( lebih dari dua ) dan diantara partai-partai politik yang ada itu memiliki kekuatan yang seimbang Introduction of Political Science 22
  • 23. Introduction of Political Science 23 Tabel Penggolongan Sistem Kepartaian Berdasarkan jumlah Partai Dasar Penggolongan Sistem Kepartaian Variasi Contoh Aplikasi Jumlah Partai partai otoriter partai dominan Jepang partai tunggal totaliter Negara-negara Komunis dan fasis Tanzania, Singapura Sistem dua partai dominan dan bersaing Amerika Serikat dan Australia Sistem banyak Partai Belanda, Perancis, Jerman , Italy, Indonesia