SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
NILAI FILOSOFIS PANCASILA
SILA KE- 4
 Sila ke-4 adalah ruang konkret untuk mengusahakan sila 1-
3, tolak ukur bagi pembentukan sila 5, dan idealisme unt
mencapai cita2 kesejahteraan
 Sila ke-4 tentang DEMOKRASI. Benarkah demikian?
 Dalam berbagai pidato, Presiden Sukarno dan Wakil
Presiden Moh. Hatta kerap meringkas sila IV menjadi
“demokrasi”.
 Beberapa buku ajar Pancasila, misalnya buku ajar
Pancasila di UNPAR edisi 2000 dan 2006, mengaitkan sila
IV dengan “demokrasi” barangkali karena kata “‘kerakyatan”
di dalamnya dan pasangan kata ‘permusyawaratan/
perwakilan’
Buku ajar Pancasila di Unpar edisi ini
mengajukan penafsiran yang berbeda atas
kata ‘kerakyatan’, ‘permusyawaratan’, dan
‘perwakilan’. Kata-kata selain mengacu
kepada sistem politik demokrasi, juga
dipahami mengacu kepada bentuk
masyarakat sipil atau ‘civil society’,
 di Indonesia yang hendak diwujudkan sebagai ukuran:
1. untuk mengevaluasi perkembangan masyarakat kita
sebagai bangsa dan negara demokrasi;
2. Untuk menghindarkan negara demokrasi dari:
 alat bagi penguasa untuk semakin bertindak sewenang-
wenang
 penguasa untuk melanggengkan kepentingan rezim
penguasa
 digunakan sebagai alasan untuk menggolkan kepentingan
golongan di atas kepentingan nasional
o prasyarat dibangunnya sistem demokrasi di negara kita.
Maka perlu: Penafsiran nilai dalam konsep ‘civil society’,
Mempelajari batasan konsep ‘civil society’ berdasarkan
kajian filosofis dan ilmu politik, bagaimana mewujudkan
pengertian dan nilai yang ditarik dari pembahasan ‘civil
society’ sebagai usaha mengevaluasi perkembangan
masyarakat Indonesia sebagai masyarakat sipil.
 Hatta tentang demokrasi: ‘Demokrasi bukanlah berupa
sistem parlementer, pelaksanaan pemilu dalam jangka
waktu tertentu, dan membangun sistem pemerintahan yang
demokratis’. (“Democracy is something which should and
eventually must, touch the lives of the people every day and
in all ways”)
 Jelas bahwa sebelum kita menjalankan sistem politik
demokrasi, kita harus menyiapkan lebih dahulu sebuah
masyarakat yang demokratis.
 Prinsip masyarakat demokrasi berpijak pada tiga nilai yang
terkandung dalam konsep masyarakat sipil, yakni:
 1. Kemandirian dan tanggung jawab individu.
 2. Keterlibatan atau partisipasi dalam masyarakat.
 3. Hubungan kooperatif antarindividu yang mandiri dalam
masyarakat.
‘mengenali pilihan yang mau diambil dan mampu memilih hal
yang diinginkan’.
(Amartya Sen: kita bebas jika kita bisa memilih)
 Kemampuan memilih menunjukkan kita bisa bertanggung
jawab. “karena kita tahu apa yang dipilih atau apa yang akan
dilakukan, maka kita akan bertindak seturut dengan pilihan
dan rencana yang telah disusun”.
 Tanggung jawab bukanlah ‘akibat’ karena kita telah
melakukan sesuatu.
 Kita bertanggung jawab karena kita sadar akan pilihan dan
mempunyai rencana yang akan diwujudkan
 Tanggung jawab#kewajiban
 Tanggung jawab berasal dari pengetahuan,kesadaran, atau
dari dalam diri kita sendiri. Kewajiban adalah tugas tugas
yang harus dikerjakan berdasarkan perintah atau aturan
yang kita terima
 Tanggung jawab adalah ungkapan dari dalam diri kita yang
keluar dalam bentuk tindakan. Kewajiban adalah
internalisasi perintah atau aturan dari luar ke dalam diri kita,
atau penerimaan kita atas apa yang diminta oleh pihak luar
supaya kita lakukan
 Partisipasi pasif adalah tanda persetujuan dan ketaatan
warga negara kepada pemerintah untuk kepentingan publik:
tata cara membuat SIM, KTP, Paspor, surat ijin usaha,
membayar pajak, menaati hukum dan peraturan, melakukan
persaingan usaha yang transparan, dan anti-monopolistik.
 Partisipasi aktif ialah kemampuan warga negara untuk
melibatkan diri dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan-
urusan publik, misalnya memberi masukan pada rancangan
undang-undang, atau peraturan pemerintah; turut
mengevaluasi kinerja pemerintah atau lembaga publik seperti
transportasi, dinas perpajakan, pekerjaan umum, atau pasar;
mengajukan diri menjadi pemimpin, anggota partai,
mendirikan organisasi sosial-kemasyarakatan atau politik,
dan mengikuti pemilihan umum di setiap tingkat dalam kurun
waktu tertentu.
 Tindakan ‘gotong royong yang kerap dilakukan masyarakat
desa, ‘saling membantu’ (mutual assistance), ‘tanggung
jawab sosial’ dan ‘solidaritas’
 menurut Hatta makna di atas diutamakan untuk menyokong
hidup mereka yang secara ekonomi dan fisik lemah.
 Pemaknaan demikian menegaskan kemandirian dan
tanggung jawab pribadi dalam berpartisipasi aktif
 Semakin individu warga negara mandiri, dia semakin mampu
berpartisipasi aktif dan pasif dalam masyarakat.
 Partisipasi tersebut membuat hubungan kooperatif makin
mungkin diwujudkan.
 Semakin anggota masyarakat mewujudkan solidaritas dan
tanggung jawab sosial, semakin anggota masyarakat mandiri
dan bertanggung jawab
Kemandirian
&tanggung jawab
individu
Partisipasi
pasif&aktif
Hubungan
kooperatif
antarindividu
Mengembangkan kualitas
1. Menurut para pemikir dan ahli dalam wacana ilmu sosial
dan politik:
 Istilah ‘masyarakat sipil’ atau ‘civil society’ berasal dari
khazanah Latin yakni ‘societas civilis’. Khazanah Latin ini
diturunkan dari kosakata Yunani, yakni gagasan Aristoteles:
‘Koinonia Politike’. Istilah civil society berdasarkan akar
katanya hanya berarti sebuah komunitas warga negara yang
dipersatukan dalam sebuah pemerintahan atau negara yang
sah.
 menyamakan konsep masyarakat sipil dengan masyarakat
sebagai unit politik
 masyarakat sipil sebagai sumber yang membentuk
pemerintahan yang sah.
 Setelah pemerintahan terbentuk, masyarakat sipil tidak
lebur, melainkan tetap berfungsi sebagai sumber legitimasi
pemerintah dalam berbagai fungsi menata kehidupan sosial
masyarakat tersebut
 kepercayaan (trust) yang didelegasikan anggota masyarakat
kepada pemerintah menjadi alasan kenapa tiap individu
menjalin kontrak dengan individu lain dan membentuk
sebuah unit politik.
 kontrak sosial antaranggota berangkat dari keyakinan
religius (belief) bahwa manusia secara alamiah setara
sebagai ciptaan Allah
 Masyarakat sipil dibentuk atas dasar kepercayaan dan
keyakinan akan kesetaraan
 masyarakat sipil membentuk sistem hukum, sistem
peradilan, dan sistem keamanan sosial berdasarkan
konsensus yang dapat dilakukan melalui institusi perwakilan:
parlemen, lembaga peradilan, dan lembaga kepolisian.
Anggota institusi tersebut adalah orang yang dikenal dan
karena itu dikenal dan dipercaya masyarakat sipil, maka
pelaksana dan pengelola lembaga-lembaga tersebut tidak
bisa bertindak seenaknya dan karena itu kualitas moral-
sosial mereka terpantau dan terjamin.
 masyarakat sipil sekaligus juga menjadi cermin masyarakat
yang beradab (civilized society). Tanda peradaban ialah
masyarakat sipil mampu mengendalikan diri (self-discipline)
sedemikian rupa demi mengembangkan dan melindungi tiga
unsur pembangun masyarakat sipil:
1. Menjamin perwujudan kemandirian pribadi,
2. Menyediakan akses untuk mempunyai barang-barang
pribadi (atau hak milik pribadi)
3. melindungi dan menghormati perbedaan keyakinan
kepada Tuhan YME yang diungkapkan oleh tiap-tiap
anggota masyarakat sipil (atau toleransi).
 Kata kunci dari pandangan John Locke tentang masyarakat
sipil:
1. Kepercayaan antaranggota masyarakat sipil, yang mendapat
inspirasi dari keyakinan bahwa Tuhan menciptakan manusia
setara,
2. Kontrak atau konsensus sosial antaranggota masyarakat
dan antara masyarakat dengan lembaga yang mengelola
ketertiban dan keamanan masyarakat sipil, dan
3. Masyarakat sipil juga berarti masyarakat beradab karena
melindungi kemandirian individu, kepemilikan harta pribadi,
dan toleransi terhadap keragaman kepercayaan.
 menganggap para pelaku ekonomi, yakni para pedagang
dan pengusaha nonpemerintah membentuk sebuah
kelompok berdasarkan kepentingan ekonomi.
 Kelompok pengusaha ini berupaya mandiri dari campur
tangan pemerintah (raja, para bangsawan, pemimpin militer).
 Komunitas perdagangan ini sebagai cikal-bakal masyarakat
sipil. (the comercial society)
 Masyarakat perniagaan membuktikan bahwa harapan akan
komunitas ideal seperti disampaikan dalam ajaran Kristiani
kala itu (seperti yang digagas oleh John Locke di atas, atau
para pemikir politik abad ke-17-18) bisa menjadi kenyataan,
melalui solidaritas antar anggota.
 Solidaritas atau hubungan saling bergantung
(interdependensi) tersebut berguna supaya mereka dapat
saling memenuhi kebutuhan hidup
 Pertukaran atau transaksi kebutuhan tersebut perlu
dilindungi dari campur tangan pihak eksternal yang dianggap
membatasi dan mempersempit ruang gerak solidaritas
interdependen masyarakat sipil.
 Masyarakat perniagaan membutuhkan serangkaian langkah
managerial dan aturan yang menjamin pertukaran
kebutuhan berada dalam kondisi yang rasional
 Meneruskan ide para pemikir Skotlandia (termasuk Adam
Smith)
 Ide masy. Sipil dibentuk oleh asosiasi warga kota
(Burgerliche gesselschaft): melampaui batas2 ikatan
keluarga (inti dan keluarga besar), satu tahap sebelum
konsensus membentuk negara
 Asosiasi mas kota: tujuan politis; menata warga dgn
kepemimpinan dan serangkaian aturan agar menjadi kota
mandiri
 Universal egoism: sikap terbuka terhadap dunia luar demi
kepentingan diri sendiri (unt. Kepent.bisnis&perniagaan dgn
orang luar kota tsb)
 Norma hukum&politik disusun dlm konsensus ant
individu&ant individu dgn pemerintah
 Hegel mengajukan pergeseran ciri universal egoism ke
universal interdependence: sikap inklusif yg mengutamakan
hub saling bergantung dlm pemenuhan keb. hidup warga
kota
 Kata kunci dalam teori Hegel:
 Asosiasi warga kota; memiilki kegunaan menjamin
kebebasan pribadi&pemenuhan keb hidup
 Universal egoism yg berkembang menjadi Universal
interdependence
 Ciri kedua dari asosiasi warga kota: individu yg rasional,
bebas, dan bermartabat
 Norma moral individu&hidup berkomunitas yg bernuansa etis
( Sittlichtkeit) menjadi prasyarat bagi asosiasi warga kota
 Masy kota melaksanakan penataan&pengawasan internal dr
inisiatif warga kota yg rasional
 Penagawasan eksternal dilaksanakan oleh penguasa kota
 Dengan sist aturan&hukum yg menjamin kebebasan,
keadilan, & kesempatan warga kota, unt memenuhi keb
layak dgn cara bekerja shg ada upaya antisipasi
pemiskinan&marginalisai (alienasi) kelomp miskin dalam
asosiasi tsb.
 Kata Kunci untuk memahami Adam Smith:
- kebutuhan hidup yang dipenuhi dengan cara pertukaran
ekonomi;
– hubungan interdependensi para anggota masyarakat
perniagaan untuk memenuhi kebutuhan hidup;hubungan
interdependensi ini melahirkan solidaritas antarwarga
masyarakat;
– kontrak sosial atau konsensus dalam bentuk koalisi untuk
menjaga agar dinamika transaksi tidak sangat merugikan
kepentingan yang satu pihak dan sangat menguntungkan
pihak lain;
- pentingnya moral sosial demi menjaga kondisi perniagaan
yang terbuka, fair, transparan, dan akuntabel; dan
– masyarakat perniagaan adalah masyarakat terbuka dan
inklusif karena kepentingan perniagaan lebih berguna dan
dinamik.
 Masyarakat sipil sendiri adalah produk konsensus individu
yang rasional, maksudnya rasionalitas manusia
menyebabkan peralihan dari bentuk masyarakat
kekerabatan, ikatan keluarga, dan dibentuk berdasarkan adat
istiadat (Gemeinschaft) ke masy. Konsensus (Gesselschaft)
 2 kemampuan dasar manusia (masy.modern): rasionalitas
komunikatif&aksi komunikatif
 Perkembangan masy kapitalistik membelenggu 2 kemamp
dasar manusia tsb dlm membangun masy. Sipil
 Negara kapitalistik modern: rasionalisasi unt melindungi
kepent. Kekuasaan yg berbasis modal&politik dgn berbagai
macam aturan main&hukum
 Wilayah publik mengandaikan 2 tahap:
1. Masy (anggota2) mengalami&terlibat dlm proses
interaksi/komunikasi unt mencapai dan mengekspresikan
orientasi nilai (lifeworld)
2. Masy adl sistem yg menata&menjalankan relasi sosial agar
stp anggota dpt megekspresikan kebebasan,kemandirian,
jaminan hidup yg layak
 Kata Kunci gagasan Habermas:
 Akal budi komunikatif: pertukaran gagasan, negosiasii,
diskusi, dll
• Aksi komunikatif:bahasa lisan, tulisan, simbol, kesenian,
upacara ritual, dsb
• Wilayah publikmedan mediasi aspirasi&partispasi
• bourgeois public sphere’ atau ajang pertemuan kelas
menengah Eropa sejak masa Renaissance sampai modern.
• Wilayah publik berkaitan dengan ajang pertemuan warga
masyarakat berkumpul secara fisik
 Seturut perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, ajang pertemuan publik berkembang dalam
ruang virtual melalui media cetak, elektronik, dan digital.
Koran, majalah, tabloid, radio, TV, internet, telepon
selular menyediakan tempat mediasi aspirasi dan
partisipasi warga masyarakat.
 Masy sipil (civil society) adl seb bentukan rasional unt
memenuhi keb sekelompok warga masy dlm menyalurkan
aspirasi&partisipasi
 Merupakan upaya lepas dari bentuk masy kekearabatan, atau
masy tradisional yg dpt kita jumpai di desa&kota
 Pada awal masa modern John Locke, Adam Smith, dll
menggagas masy sipil sbg bentukan yg melepaskan diri dari
intervensi & kontrol ketat penguasa. Berbeda dgn Hegel civil
society sbg institusi di ant komunitas kekerabatan dan
Burgerliche
 Ide masy sipil tdk bisa dilepaskan kepentingan masy unt
memenuhi keb melalui negosiasi dgn istitusi politik&ekonomi
 Habermas menegaskan bahwa masy sipil tdk hanya bentukan
permanen atau asosiasi warga ngr yg bersifat tetap
 Gagasan masy sipil tdk bisa dilepaskan dari
orientasi nilai dan norma sosial.
a. Bung Hatta (Mas. Kooperatif sbg Masy sipil)
 Mas. Kooperatif dikembangkan dari tradisi masy. Desa unt
memenuhi keb sendiri (swasembada)
 Masy demokrasi modern tdk bisa dilepaskan dari faktor
ekonomi
 Masy kooperatif disokong oleh 2 orientasi nilai:
1. Anggota masy=individu yg mandiri&otonom; relasi ant
individu yg otonom menampilkan solidaritas dan sikap
sukarela unt siap saling membantu. Hal ini bertujuan:
partisipasi aktif unt saling mendukung di bid politik&ekonomi
2. Sist pemerintahan desentralistik: kemandirian masy
kooperatif dr tingkat akar rumput menunjukan kebutuhan
untuk mengelola wily sendiri lepas dari intervensi
menyeluruh ngr atas masy.
 Kata kunci gagasan Bung Hatta:
• Tradisi masy. Desa: aspek lokal
• Aspek solidaritas dan saling membantu mell keg gotong
royong
• Cerminan sikap sukarela berdasarkan kemandirian
individu&rasa tanggung awab sosial atas keh bersama dlm
desa tsb
• Masy kooperatif membutuhkan sist pemerintahan
desentralistik. Otonomi mulai diterapkan pd pemerintahan
kabupaten
• Pendidikan masy kooperatif tak bisa diabaikan krn realisasi
masy kooperatif adl prasyarat bg demokrasi di Indonesia.
 Mengangkat sistem kekeluargaan dlm pola masy desa unt
menegaskan prinsip dasar pengemb masy sipil Indonesia
 Alasan Ir. Soekarno menolak demokrasi parlementer (Barat)
• Hub ant individu bukan berdasarkan kontrak seperti dalam
masy kontrak sosial versi John Locke
• Selain itu, kepentingan individu dpt berkembang menjadi
kepent kelompok atau partai.
• Akibatnya kesadaran dan perhatian thd kepentingan masy
mjd lemah
 Pemikiran sistem kekeluargaan yg dimaksud adl sbb:
1. Pada dasarnya masy desa terdiri dari atas beberapa
kekerabatan (atau hanya satu kelompok kekerabatan) yg
kontradiktif dengan teori kontrak sosial John Locke, tetapi
tetap mengakui hak individu
2. Masy pedesaan dipimpin oleh beberapa orang sesepuh yg
diantaranya muncul seorang pemimpin yg dihormati krn
kebijaksanaan dan kewibawaan
3. Sifat kepemimpinan itu bukanlah mendikte dan memerintah
spy anggota taat total. Pemimpin tsb harus memiliki kualitas
mengarahkan dan melindungi (to lead and to protect)
 Kata kunci gagasan Ir. Soekarno:
 Masy borjuis sipil model masy perniagaan Barat berpusat
pada kepent. Individu (dlm hal ini unt akumulasi modal dan
kekuasaan) dlm mencapai tujuan, baik scr pribadi maupun
dlm ikatan kontrak sosial dlm kelompok
 Berpusat pd kohesi sosial dan kepedulian sosial unt
mencapai tujuan dgn jalan saling membantu dan
mendukung
 Ikatan kekeluargaan ini dpimpin oleh oleh beberapa (atau
dewan) orang2 tua atau sesepuh yg menggunakan musy
sbg cara unt konsultasi&negosiasi unt mengambil
keputusan
 Kebebasan dan otonomi adl jalan yg mengarahkan
kesadaran sosial&kepedulian sosial individu agar masy
berpartisipasi aktif mell keg gotong royong.
 Pandangan hidup yg dimaksud adalah kosmologi jawa ttg
kesatuan ant makrokosmos dan mikrokosmos, alam
semesta&manusia atau ‘Manunggaling kawula-Gusti’
 Masy sipil bukan bag yg terpisah dr pemerintah/negara.
Masy. Sipil=negara.
 Identifikasi ‘aku’ dgn ‘kelompok atau masy tempat tinggalku’.
Konsep ini yg menjadi konsep masy integralistik
 Negara harus melayani melayani & melindungi
(=mengayomi) angg supaya mereka tetap bebas&otonom
dgn jalan berupaya mewujudkan kesejahteraan.
 Kata kunci gagasan Mr. Soepomo:
 Konsep kosmologi Jawa, “Manunggaling Kawulo-Gusti”,
menjadi dasar bagi gagasan sist masy intgralistik/negara
integralistik
 Tiap pribadi adl bag tak terpisahkan dari kelompoknya
 Negara bukanlah ancaman thd kebebasan dan otonomi
individu.
 Gotong royong adl wujud dari sikap dan tindakan saling
mendukung masy dgn negara, pribadi dgn kelompoknya
 Masy/negara integralistik berarti persatupaduan yg
diwujudkan oelh pemerintah dan warganya karena
keduanya menjadi bagian tak terpisahkan satu sama lain.
a. para pendiri bangsa menyadari bahwa model sosial dan
ekonomi masy perlu menjadi masy bagi bentuk negara
Indonesia merdeka.
b. Bentuk masy yg ingin dibangun harus berakar pd pola
masy tradisional
c. Ketiga pendiri bangsa yg kita pelajari di atas tdk menolak
gagasan pentingnya individu yg mandiri dan otonom dlm
masy sipil.
d. Gagasan yg ditolak oleh pendiri bangsa adalah
pemutlakan kepent pribadi sbg konsekuensi dr tuntutan
unt menghargai&menjamin kebebasan dan otonomi
pribadi & menolak pemutlakan kepent ekonomi pribadi
akan akumulasi modal pribadi/swasta sbg landasan bagi
masy sipil
 Musyawarah adl seb mekanisme san sarana
negosiasi, konsultasi dan dialog dlm masy. sipil

More Related Content

What's hot

Bab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila vBab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila vfanny oktaviani
 
Pengertian Budaya Demokrasi
Pengertian Budaya DemokrasiPengertian Budaya Demokrasi
Pengertian Budaya DemokrasiLusiana Diyan
 
Power poin budaya demokrasi
Power poin budaya demokrasiPower poin budaya demokrasi
Power poin budaya demokrasiznathar
 
Budaya Demokrasi - XI IPS
Budaya Demokrasi - XI IPSBudaya Demokrasi - XI IPS
Budaya Demokrasi - XI IPSTifanny Ellies
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasilaShon Tp
 
Kewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
Kewarganegaraan-Masyarakat madani pptKewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
Kewarganegaraan-Masyarakat madani pptPamulang University
 
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madaniBab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madaniHendrastuti Retno
 
Demokrasi untuk pegangan siswa
Demokrasi untuk pegangan siswaDemokrasi untuk pegangan siswa
Demokrasi untuk pegangan siswanurulmarkhumah
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisijanroi
 
Hak dan kewajiban
Hak dan kewajibanHak dan kewajiban
Hak dan kewajibanKau Hatiku
 
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnisEkonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnisYesica Adicondro
 

What's hot (20)

Bab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila vBab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila v
 
Masyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani pptMasyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani ppt
 
Pengertian Budaya Demokrasi
Pengertian Budaya DemokrasiPengertian Budaya Demokrasi
Pengertian Budaya Demokrasi
 
demokrasi (2012)
demokrasi  (2012)demokrasi  (2012)
demokrasi (2012)
 
Power poin budaya demokrasi
Power poin budaya demokrasiPower poin budaya demokrasi
Power poin budaya demokrasi
 
Budaya Demokrasi - XI IPS
Budaya Demokrasi - XI IPSBudaya Demokrasi - XI IPS
Budaya Demokrasi - XI IPS
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
 
Power point pkn
Power point pknPower point pkn
Power point pkn
 
Kewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
Kewarganegaraan-Masyarakat madani pptKewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
Kewarganegaraan-Masyarakat madani ppt
 
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madaniBab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Bab 2 kelas xi budaya demokrasi menuju masyarakat madani
 
Bab 4 civil society
Bab 4 civil societyBab 4 civil society
Bab 4 civil society
 
Demokrasi untuk pegangan siswa
Demokrasi untuk pegangan siswaDemokrasi untuk pegangan siswa
Demokrasi untuk pegangan siswa
 
Demokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAMDemokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAM
 
(1280476297)pkn xi bab 2
(1280476297)pkn xi bab 2(1280476297)pkn xi bab 2
(1280476297)pkn xi bab 2
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisi
 
Hak dan kewajiban
Hak dan kewajibanHak dan kewajiban
Hak dan kewajiban
 
PKN BAB II Kelas XI
PKN BAB II  Kelas XIPKN BAB II  Kelas XI
PKN BAB II Kelas XI
 
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnisEkonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
 
Bab 1 daftar isi
Bab 1    daftar isiBab 1    daftar isi
Bab 1 daftar isi
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 

Similar to Bab vi nilai filosofis sila iv

Civil society-dan-masyarakat-madani
Civil society-dan-masyarakat-madaniCivil society-dan-masyarakat-madani
Civil society-dan-masyarakat-madaniAjeng Faiza
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptChandraSetyawan10
 
Tugas konsep masyarakat madani
Tugas konsep masyarakat madaniTugas konsep masyarakat madani
Tugas konsep masyarakat madaniBilhad Hard
 
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMasyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMawarPutri10
 
Universitas gunadarma
Universitas gunadarmaUniversitas gunadarma
Universitas gunadarmaasnanjagau
 
KULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptKULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptcheheru
 
1280476297_PKN_XI_BAB_2_ppt.ppt
1280476297_PKN_XI_BAB_2_ppt.ppt1280476297_PKN_XI_BAB_2_ppt.ppt
1280476297_PKN_XI_BAB_2_ppt.pptFahrul63
 
PPT ppkn Sejarah dan Perkembangan Civil Society.pptx
PPT ppkn Sejarah dan Perkembangan Civil Society.pptxPPT ppkn Sejarah dan Perkembangan Civil Society.pptx
PPT ppkn Sejarah dan Perkembangan Civil Society.pptxIreclever
 
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...Eny Ardhika Putri
 
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.docBentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.docEmir Harahap
 
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxAbdullahMitrin
 
Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Aziza Zea
 
Masyarakat madani makalah
Masyarakat madani makalahMasyarakat madani makalah
Masyarakat madani makalahafwafadlila
 

Similar to Bab vi nilai filosofis sila iv (20)

Kwn bab 4
Kwn bab 4Kwn bab 4
Kwn bab 4
 
Civil society-dan-masyarakat-madani
Civil society-dan-masyarakat-madaniCivil society-dan-masyarakat-madani
Civil society-dan-masyarakat-madani
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
60767626 budaya-politik
60767626 budaya-politik60767626 budaya-politik
60767626 budaya-politik
 
Tugas konsep masyarakat madani
Tugas konsep masyarakat madaniTugas konsep masyarakat madani
Tugas konsep masyarakat madani
 
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMasyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
 
lembaga politik
lembaga politiklembaga politik
lembaga politik
 
Universitas gunadarma
Universitas gunadarmaUniversitas gunadarma
Universitas gunadarma
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
KULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptKULIAH 14.ppt
KULIAH 14.ppt
 
1280476297_PKN_XI_BAB_2_ppt.ppt
1280476297_PKN_XI_BAB_2_ppt.ppt1280476297_PKN_XI_BAB_2_ppt.ppt
1280476297_PKN_XI_BAB_2_ppt.ppt
 
PPT ppkn Sejarah dan Perkembangan Civil Society.pptx
PPT ppkn Sejarah dan Perkembangan Civil Society.pptxPPT ppkn Sejarah dan Perkembangan Civil Society.pptx
PPT ppkn Sejarah dan Perkembangan Civil Society.pptx
 
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.docBentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
 
valen resum mas
valen resum masvalen resum mas
valen resum mas
 
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
 
Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)
 
Masyarakat madani makalah
Masyarakat madani makalahMasyarakat madani makalah
Masyarakat madani makalah
 

Recently uploaded

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 

Recently uploaded (14)

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 

Bab vi nilai filosofis sila iv

  • 2.  Sila ke-4 adalah ruang konkret untuk mengusahakan sila 1- 3, tolak ukur bagi pembentukan sila 5, dan idealisme unt mencapai cita2 kesejahteraan  Sila ke-4 tentang DEMOKRASI. Benarkah demikian?  Dalam berbagai pidato, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta kerap meringkas sila IV menjadi “demokrasi”.  Beberapa buku ajar Pancasila, misalnya buku ajar Pancasila di UNPAR edisi 2000 dan 2006, mengaitkan sila IV dengan “demokrasi” barangkali karena kata “‘kerakyatan” di dalamnya dan pasangan kata ‘permusyawaratan/ perwakilan’
  • 3. Buku ajar Pancasila di Unpar edisi ini mengajukan penafsiran yang berbeda atas kata ‘kerakyatan’, ‘permusyawaratan’, dan ‘perwakilan’. Kata-kata selain mengacu kepada sistem politik demokrasi, juga dipahami mengacu kepada bentuk masyarakat sipil atau ‘civil society’,
  • 4.  di Indonesia yang hendak diwujudkan sebagai ukuran: 1. untuk mengevaluasi perkembangan masyarakat kita sebagai bangsa dan negara demokrasi; 2. Untuk menghindarkan negara demokrasi dari:  alat bagi penguasa untuk semakin bertindak sewenang- wenang  penguasa untuk melanggengkan kepentingan rezim penguasa  digunakan sebagai alasan untuk menggolkan kepentingan golongan di atas kepentingan nasional o prasyarat dibangunnya sistem demokrasi di negara kita. Maka perlu: Penafsiran nilai dalam konsep ‘civil society’, Mempelajari batasan konsep ‘civil society’ berdasarkan kajian filosofis dan ilmu politik, bagaimana mewujudkan pengertian dan nilai yang ditarik dari pembahasan ‘civil society’ sebagai usaha mengevaluasi perkembangan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat sipil.
  • 5.  Hatta tentang demokrasi: ‘Demokrasi bukanlah berupa sistem parlementer, pelaksanaan pemilu dalam jangka waktu tertentu, dan membangun sistem pemerintahan yang demokratis’. (“Democracy is something which should and eventually must, touch the lives of the people every day and in all ways”)  Jelas bahwa sebelum kita menjalankan sistem politik demokrasi, kita harus menyiapkan lebih dahulu sebuah masyarakat yang demokratis.  Prinsip masyarakat demokrasi berpijak pada tiga nilai yang terkandung dalam konsep masyarakat sipil, yakni:  1. Kemandirian dan tanggung jawab individu.  2. Keterlibatan atau partisipasi dalam masyarakat.  3. Hubungan kooperatif antarindividu yang mandiri dalam masyarakat.
  • 6. ‘mengenali pilihan yang mau diambil dan mampu memilih hal yang diinginkan’. (Amartya Sen: kita bebas jika kita bisa memilih)  Kemampuan memilih menunjukkan kita bisa bertanggung jawab. “karena kita tahu apa yang dipilih atau apa yang akan dilakukan, maka kita akan bertindak seturut dengan pilihan dan rencana yang telah disusun”.  Tanggung jawab bukanlah ‘akibat’ karena kita telah melakukan sesuatu.  Kita bertanggung jawab karena kita sadar akan pilihan dan mempunyai rencana yang akan diwujudkan
  • 7.  Tanggung jawab#kewajiban  Tanggung jawab berasal dari pengetahuan,kesadaran, atau dari dalam diri kita sendiri. Kewajiban adalah tugas tugas yang harus dikerjakan berdasarkan perintah atau aturan yang kita terima  Tanggung jawab adalah ungkapan dari dalam diri kita yang keluar dalam bentuk tindakan. Kewajiban adalah internalisasi perintah atau aturan dari luar ke dalam diri kita, atau penerimaan kita atas apa yang diminta oleh pihak luar supaya kita lakukan
  • 8.  Partisipasi pasif adalah tanda persetujuan dan ketaatan warga negara kepada pemerintah untuk kepentingan publik: tata cara membuat SIM, KTP, Paspor, surat ijin usaha, membayar pajak, menaati hukum dan peraturan, melakukan persaingan usaha yang transparan, dan anti-monopolistik.  Partisipasi aktif ialah kemampuan warga negara untuk melibatkan diri dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan- urusan publik, misalnya memberi masukan pada rancangan undang-undang, atau peraturan pemerintah; turut mengevaluasi kinerja pemerintah atau lembaga publik seperti transportasi, dinas perpajakan, pekerjaan umum, atau pasar; mengajukan diri menjadi pemimpin, anggota partai, mendirikan organisasi sosial-kemasyarakatan atau politik, dan mengikuti pemilihan umum di setiap tingkat dalam kurun waktu tertentu.
  • 9.  Tindakan ‘gotong royong yang kerap dilakukan masyarakat desa, ‘saling membantu’ (mutual assistance), ‘tanggung jawab sosial’ dan ‘solidaritas’  menurut Hatta makna di atas diutamakan untuk menyokong hidup mereka yang secara ekonomi dan fisik lemah.  Pemaknaan demikian menegaskan kemandirian dan tanggung jawab pribadi dalam berpartisipasi aktif  Semakin individu warga negara mandiri, dia semakin mampu berpartisipasi aktif dan pasif dalam masyarakat.  Partisipasi tersebut membuat hubungan kooperatif makin mungkin diwujudkan.  Semakin anggota masyarakat mewujudkan solidaritas dan tanggung jawab sosial, semakin anggota masyarakat mandiri dan bertanggung jawab
  • 11. 1. Menurut para pemikir dan ahli dalam wacana ilmu sosial dan politik:  Istilah ‘masyarakat sipil’ atau ‘civil society’ berasal dari khazanah Latin yakni ‘societas civilis’. Khazanah Latin ini diturunkan dari kosakata Yunani, yakni gagasan Aristoteles: ‘Koinonia Politike’. Istilah civil society berdasarkan akar katanya hanya berarti sebuah komunitas warga negara yang dipersatukan dalam sebuah pemerintahan atau negara yang sah.
  • 12.  menyamakan konsep masyarakat sipil dengan masyarakat sebagai unit politik  masyarakat sipil sebagai sumber yang membentuk pemerintahan yang sah.  Setelah pemerintahan terbentuk, masyarakat sipil tidak lebur, melainkan tetap berfungsi sebagai sumber legitimasi pemerintah dalam berbagai fungsi menata kehidupan sosial masyarakat tersebut  kepercayaan (trust) yang didelegasikan anggota masyarakat kepada pemerintah menjadi alasan kenapa tiap individu menjalin kontrak dengan individu lain dan membentuk sebuah unit politik.  kontrak sosial antaranggota berangkat dari keyakinan religius (belief) bahwa manusia secara alamiah setara sebagai ciptaan Allah
  • 13.  Masyarakat sipil dibentuk atas dasar kepercayaan dan keyakinan akan kesetaraan  masyarakat sipil membentuk sistem hukum, sistem peradilan, dan sistem keamanan sosial berdasarkan konsensus yang dapat dilakukan melalui institusi perwakilan: parlemen, lembaga peradilan, dan lembaga kepolisian. Anggota institusi tersebut adalah orang yang dikenal dan karena itu dikenal dan dipercaya masyarakat sipil, maka pelaksana dan pengelola lembaga-lembaga tersebut tidak bisa bertindak seenaknya dan karena itu kualitas moral- sosial mereka terpantau dan terjamin.
  • 14.  masyarakat sipil sekaligus juga menjadi cermin masyarakat yang beradab (civilized society). Tanda peradaban ialah masyarakat sipil mampu mengendalikan diri (self-discipline) sedemikian rupa demi mengembangkan dan melindungi tiga unsur pembangun masyarakat sipil: 1. Menjamin perwujudan kemandirian pribadi, 2. Menyediakan akses untuk mempunyai barang-barang pribadi (atau hak milik pribadi) 3. melindungi dan menghormati perbedaan keyakinan kepada Tuhan YME yang diungkapkan oleh tiap-tiap anggota masyarakat sipil (atau toleransi).
  • 15.  Kata kunci dari pandangan John Locke tentang masyarakat sipil: 1. Kepercayaan antaranggota masyarakat sipil, yang mendapat inspirasi dari keyakinan bahwa Tuhan menciptakan manusia setara, 2. Kontrak atau konsensus sosial antaranggota masyarakat dan antara masyarakat dengan lembaga yang mengelola ketertiban dan keamanan masyarakat sipil, dan 3. Masyarakat sipil juga berarti masyarakat beradab karena melindungi kemandirian individu, kepemilikan harta pribadi, dan toleransi terhadap keragaman kepercayaan.
  • 16.  menganggap para pelaku ekonomi, yakni para pedagang dan pengusaha nonpemerintah membentuk sebuah kelompok berdasarkan kepentingan ekonomi.  Kelompok pengusaha ini berupaya mandiri dari campur tangan pemerintah (raja, para bangsawan, pemimpin militer).  Komunitas perdagangan ini sebagai cikal-bakal masyarakat sipil. (the comercial society)  Masyarakat perniagaan membuktikan bahwa harapan akan komunitas ideal seperti disampaikan dalam ajaran Kristiani kala itu (seperti yang digagas oleh John Locke di atas, atau para pemikir politik abad ke-17-18) bisa menjadi kenyataan, melalui solidaritas antar anggota.
  • 17.  Solidaritas atau hubungan saling bergantung (interdependensi) tersebut berguna supaya mereka dapat saling memenuhi kebutuhan hidup  Pertukaran atau transaksi kebutuhan tersebut perlu dilindungi dari campur tangan pihak eksternal yang dianggap membatasi dan mempersempit ruang gerak solidaritas interdependen masyarakat sipil.  Masyarakat perniagaan membutuhkan serangkaian langkah managerial dan aturan yang menjamin pertukaran kebutuhan berada dalam kondisi yang rasional
  • 18.  Meneruskan ide para pemikir Skotlandia (termasuk Adam Smith)  Ide masy. Sipil dibentuk oleh asosiasi warga kota (Burgerliche gesselschaft): melampaui batas2 ikatan keluarga (inti dan keluarga besar), satu tahap sebelum konsensus membentuk negara  Asosiasi mas kota: tujuan politis; menata warga dgn kepemimpinan dan serangkaian aturan agar menjadi kota mandiri  Universal egoism: sikap terbuka terhadap dunia luar demi kepentingan diri sendiri (unt. Kepent.bisnis&perniagaan dgn orang luar kota tsb)  Norma hukum&politik disusun dlm konsensus ant individu&ant individu dgn pemerintah
  • 19.  Hegel mengajukan pergeseran ciri universal egoism ke universal interdependence: sikap inklusif yg mengutamakan hub saling bergantung dlm pemenuhan keb. hidup warga kota  Kata kunci dalam teori Hegel:  Asosiasi warga kota; memiilki kegunaan menjamin kebebasan pribadi&pemenuhan keb hidup  Universal egoism yg berkembang menjadi Universal interdependence  Ciri kedua dari asosiasi warga kota: individu yg rasional, bebas, dan bermartabat  Norma moral individu&hidup berkomunitas yg bernuansa etis ( Sittlichtkeit) menjadi prasyarat bagi asosiasi warga kota  Masy kota melaksanakan penataan&pengawasan internal dr inisiatif warga kota yg rasional  Penagawasan eksternal dilaksanakan oleh penguasa kota
  • 20.  Dengan sist aturan&hukum yg menjamin kebebasan, keadilan, & kesempatan warga kota, unt memenuhi keb layak dgn cara bekerja shg ada upaya antisipasi pemiskinan&marginalisai (alienasi) kelomp miskin dalam asosiasi tsb.
  • 21.  Kata Kunci untuk memahami Adam Smith: - kebutuhan hidup yang dipenuhi dengan cara pertukaran ekonomi; – hubungan interdependensi para anggota masyarakat perniagaan untuk memenuhi kebutuhan hidup;hubungan interdependensi ini melahirkan solidaritas antarwarga masyarakat; – kontrak sosial atau konsensus dalam bentuk koalisi untuk menjaga agar dinamika transaksi tidak sangat merugikan kepentingan yang satu pihak dan sangat menguntungkan pihak lain; - pentingnya moral sosial demi menjaga kondisi perniagaan yang terbuka, fair, transparan, dan akuntabel; dan – masyarakat perniagaan adalah masyarakat terbuka dan inklusif karena kepentingan perniagaan lebih berguna dan dinamik.
  • 22.  Masyarakat sipil sendiri adalah produk konsensus individu yang rasional, maksudnya rasionalitas manusia menyebabkan peralihan dari bentuk masyarakat kekerabatan, ikatan keluarga, dan dibentuk berdasarkan adat istiadat (Gemeinschaft) ke masy. Konsensus (Gesselschaft)  2 kemampuan dasar manusia (masy.modern): rasionalitas komunikatif&aksi komunikatif  Perkembangan masy kapitalistik membelenggu 2 kemamp dasar manusia tsb dlm membangun masy. Sipil  Negara kapitalistik modern: rasionalisasi unt melindungi kepent. Kekuasaan yg berbasis modal&politik dgn berbagai macam aturan main&hukum
  • 23.  Wilayah publik mengandaikan 2 tahap: 1. Masy (anggota2) mengalami&terlibat dlm proses interaksi/komunikasi unt mencapai dan mengekspresikan orientasi nilai (lifeworld) 2. Masy adl sistem yg menata&menjalankan relasi sosial agar stp anggota dpt megekspresikan kebebasan,kemandirian, jaminan hidup yg layak  Kata Kunci gagasan Habermas:  Akal budi komunikatif: pertukaran gagasan, negosiasii, diskusi, dll • Aksi komunikatif:bahasa lisan, tulisan, simbol, kesenian, upacara ritual, dsb • Wilayah publikmedan mediasi aspirasi&partispasi • bourgeois public sphere’ atau ajang pertemuan kelas menengah Eropa sejak masa Renaissance sampai modern. • Wilayah publik berkaitan dengan ajang pertemuan warga masyarakat berkumpul secara fisik
  • 24.  Seturut perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, ajang pertemuan publik berkembang dalam ruang virtual melalui media cetak, elektronik, dan digital. Koran, majalah, tabloid, radio, TV, internet, telepon selular menyediakan tempat mediasi aspirasi dan partisipasi warga masyarakat.
  • 25.  Masy sipil (civil society) adl seb bentukan rasional unt memenuhi keb sekelompok warga masy dlm menyalurkan aspirasi&partisipasi  Merupakan upaya lepas dari bentuk masy kekearabatan, atau masy tradisional yg dpt kita jumpai di desa&kota  Pada awal masa modern John Locke, Adam Smith, dll menggagas masy sipil sbg bentukan yg melepaskan diri dari intervensi & kontrol ketat penguasa. Berbeda dgn Hegel civil society sbg institusi di ant komunitas kekerabatan dan Burgerliche  Ide masy sipil tdk bisa dilepaskan kepentingan masy unt memenuhi keb melalui negosiasi dgn istitusi politik&ekonomi  Habermas menegaskan bahwa masy sipil tdk hanya bentukan permanen atau asosiasi warga ngr yg bersifat tetap
  • 26.  Gagasan masy sipil tdk bisa dilepaskan dari orientasi nilai dan norma sosial.
  • 27. a. Bung Hatta (Mas. Kooperatif sbg Masy sipil)  Mas. Kooperatif dikembangkan dari tradisi masy. Desa unt memenuhi keb sendiri (swasembada)  Masy demokrasi modern tdk bisa dilepaskan dari faktor ekonomi  Masy kooperatif disokong oleh 2 orientasi nilai: 1. Anggota masy=individu yg mandiri&otonom; relasi ant individu yg otonom menampilkan solidaritas dan sikap sukarela unt siap saling membantu. Hal ini bertujuan: partisipasi aktif unt saling mendukung di bid politik&ekonomi 2. Sist pemerintahan desentralistik: kemandirian masy kooperatif dr tingkat akar rumput menunjukan kebutuhan untuk mengelola wily sendiri lepas dari intervensi menyeluruh ngr atas masy.
  • 28.  Kata kunci gagasan Bung Hatta: • Tradisi masy. Desa: aspek lokal • Aspek solidaritas dan saling membantu mell keg gotong royong • Cerminan sikap sukarela berdasarkan kemandirian individu&rasa tanggung awab sosial atas keh bersama dlm desa tsb • Masy kooperatif membutuhkan sist pemerintahan desentralistik. Otonomi mulai diterapkan pd pemerintahan kabupaten • Pendidikan masy kooperatif tak bisa diabaikan krn realisasi masy kooperatif adl prasyarat bg demokrasi di Indonesia.
  • 29.  Mengangkat sistem kekeluargaan dlm pola masy desa unt menegaskan prinsip dasar pengemb masy sipil Indonesia  Alasan Ir. Soekarno menolak demokrasi parlementer (Barat) • Hub ant individu bukan berdasarkan kontrak seperti dalam masy kontrak sosial versi John Locke • Selain itu, kepentingan individu dpt berkembang menjadi kepent kelompok atau partai. • Akibatnya kesadaran dan perhatian thd kepentingan masy mjd lemah
  • 30.  Pemikiran sistem kekeluargaan yg dimaksud adl sbb: 1. Pada dasarnya masy desa terdiri dari atas beberapa kekerabatan (atau hanya satu kelompok kekerabatan) yg kontradiktif dengan teori kontrak sosial John Locke, tetapi tetap mengakui hak individu 2. Masy pedesaan dipimpin oleh beberapa orang sesepuh yg diantaranya muncul seorang pemimpin yg dihormati krn kebijaksanaan dan kewibawaan 3. Sifat kepemimpinan itu bukanlah mendikte dan memerintah spy anggota taat total. Pemimpin tsb harus memiliki kualitas mengarahkan dan melindungi (to lead and to protect)
  • 31.  Kata kunci gagasan Ir. Soekarno:  Masy borjuis sipil model masy perniagaan Barat berpusat pada kepent. Individu (dlm hal ini unt akumulasi modal dan kekuasaan) dlm mencapai tujuan, baik scr pribadi maupun dlm ikatan kontrak sosial dlm kelompok  Berpusat pd kohesi sosial dan kepedulian sosial unt mencapai tujuan dgn jalan saling membantu dan mendukung  Ikatan kekeluargaan ini dpimpin oleh oleh beberapa (atau dewan) orang2 tua atau sesepuh yg menggunakan musy sbg cara unt konsultasi&negosiasi unt mengambil keputusan  Kebebasan dan otonomi adl jalan yg mengarahkan kesadaran sosial&kepedulian sosial individu agar masy berpartisipasi aktif mell keg gotong royong.
  • 32.  Pandangan hidup yg dimaksud adalah kosmologi jawa ttg kesatuan ant makrokosmos dan mikrokosmos, alam semesta&manusia atau ‘Manunggaling kawula-Gusti’  Masy sipil bukan bag yg terpisah dr pemerintah/negara. Masy. Sipil=negara.  Identifikasi ‘aku’ dgn ‘kelompok atau masy tempat tinggalku’. Konsep ini yg menjadi konsep masy integralistik  Negara harus melayani melayani & melindungi (=mengayomi) angg supaya mereka tetap bebas&otonom dgn jalan berupaya mewujudkan kesejahteraan.
  • 33.  Kata kunci gagasan Mr. Soepomo:  Konsep kosmologi Jawa, “Manunggaling Kawulo-Gusti”, menjadi dasar bagi gagasan sist masy intgralistik/negara integralistik  Tiap pribadi adl bag tak terpisahkan dari kelompoknya  Negara bukanlah ancaman thd kebebasan dan otonomi individu.  Gotong royong adl wujud dari sikap dan tindakan saling mendukung masy dgn negara, pribadi dgn kelompoknya  Masy/negara integralistik berarti persatupaduan yg diwujudkan oelh pemerintah dan warganya karena keduanya menjadi bagian tak terpisahkan satu sama lain.
  • 34. a. para pendiri bangsa menyadari bahwa model sosial dan ekonomi masy perlu menjadi masy bagi bentuk negara Indonesia merdeka. b. Bentuk masy yg ingin dibangun harus berakar pd pola masy tradisional c. Ketiga pendiri bangsa yg kita pelajari di atas tdk menolak gagasan pentingnya individu yg mandiri dan otonom dlm masy sipil. d. Gagasan yg ditolak oleh pendiri bangsa adalah pemutlakan kepent pribadi sbg konsekuensi dr tuntutan unt menghargai&menjamin kebebasan dan otonomi pribadi & menolak pemutlakan kepent ekonomi pribadi akan akumulasi modal pribadi/swasta sbg landasan bagi masy sipil
  • 35.  Musyawarah adl seb mekanisme san sarana negosiasi, konsultasi dan dialog dlm masy. sipil