Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada negara. Organisasi negara mencakup bagaimana kedudukan organisasi dalam negara, hubungan, hak dan kewajiban serta tugas-tugasnya masing-masing.
Pengertian yang dibuat oleh Scholten ini mengandung kelemahan karena tidak mencakup ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia serta ketentuan mengenai Kewarganegaraanya.
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara dan sumber tertib hukum.Negara Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan atas hukum,maka segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur melalui peraturan perundangan
Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara.
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaNena Puji
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara Indonesia maksudnya adalah pancasila dijadikan sumber dalam pembuatan peraturan perundang-undangan di bawahnya
BAB I
TATA HUKUM INDONESIA
A. Pengertian Tata Hukum
Jika kita berbicara hukum, maka hukum dalam bahasa Inggris “Law”, Belanda “Recht”, Jerman “Recht”, Italia “Dirito”, Perancis “Droit”. Hukum hidup dalam pergaulan hidup manusia, seperti kita lihat cerita Robinson Croese yang terdampar di sebuah pulau dimana ia hidup sendiri dan ia dapat berbuat sesuka hatinya tanpa ada yang menghalanginya. Ia tidak butuh hukum, artinya hukum itu baru dibutuhkan dalam pergaulan hidup. Dimana fungsinya adalah memperoleh ketertiban dalam hubungan antar manusia. Menjaga jangan sampai seseorang dapat dipaksa oleh orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak kehendaknya, dan lain-lain.
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada negara. Organisasi negara mencakup bagaimana kedudukan organisasi dalam negara, hubungan, hak dan kewajiban serta tugas-tugasnya masing-masing.
Pengertian yang dibuat oleh Scholten ini mengandung kelemahan karena tidak mencakup ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia serta ketentuan mengenai Kewarganegaraanya.
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara dan sumber tertib hukum.Negara Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan atas hukum,maka segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur melalui peraturan perundangan
Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara.
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaNena Puji
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara Indonesia maksudnya adalah pancasila dijadikan sumber dalam pembuatan peraturan perundang-undangan di bawahnya
BAB I
TATA HUKUM INDONESIA
A. Pengertian Tata Hukum
Jika kita berbicara hukum, maka hukum dalam bahasa Inggris “Law”, Belanda “Recht”, Jerman “Recht”, Italia “Dirito”, Perancis “Droit”. Hukum hidup dalam pergaulan hidup manusia, seperti kita lihat cerita Robinson Croese yang terdampar di sebuah pulau dimana ia hidup sendiri dan ia dapat berbuat sesuka hatinya tanpa ada yang menghalanginya. Ia tidak butuh hukum, artinya hukum itu baru dibutuhkan dalam pergaulan hidup. Dimana fungsinya adalah memperoleh ketertiban dalam hubungan antar manusia. Menjaga jangan sampai seseorang dapat dipaksa oleh orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak kehendaknya, dan lain-lain.
Konsep dasar tentang negara adalah organisasi
tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-
cita untuk bersatu hidup didalam
daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan XVI, LAN RI
Jakarta, 6 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Webinar Kebijakan Publik Series #4, Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia (MAKPI)
Jakarta, 16 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada Lokakarya Persiapan IKK 2024 dan Penganugerahan Hasil Pengukuran IKK Kemenkes Tahun 2023
Jakarta, 30 April 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada “Evaluasi Dampak Diklat”, diselenggarakan
oleh BPSDM Provinsi Jawa Timur
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
Surabaya, 7 Maret 2024
Disampaikan pada “Rapat Koordinasi BPSDM se Kalimantan Utara
Tarakan, 29 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
Materi Drum-up Kelas Inovasi, diperuntukkan bagi Tim Adhiganapraya LAN
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Kementerian Hukum dan HAM dengan tema “Mewujudkan Kebijakan yang Berkualitas untuk Kinerja Kemenkumham yang Berdampak”
Jakarta, 22 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Keynote Speech Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jakarta, 15 November 2023
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Temu Inovator (Innovation Summit) Kabupaten Bogor
30 Januari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Webinar Seri 2 ASN Belajar BPSDM Jawa Timur
18 Januari 2024
Belajar Bersama Widyaiswara LAN
Diselenggarakan oleh Pusbangkom TSK LAN
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
1. HUKUM KONSTITUSI Tri Widodo W. Utomo Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Widyagama Mahakam Samarinda
2.
3.
4. 2 Sistem Hukum Dunia Adanya Peradilan Administrasi secara terpisah. Tidak ada pemisahan Peradilan Umum & Administrasi. Rechtstaat (Immanuel Kant & Frederich Julius Stahl) Rule of Law (A.V. Dicey) Civil Law (Written Law) Common Law (Konvensi) EROPA KONTINENTAL ANGLO SAXON
23. PERIODE 18 Ags 1945 – 17 Des 1949 4 Bulan Kabinet Hatta II 4 Ags 1949 18 Bulan Kabinet Hatta I 29 Jan 1948 2 Bulan Kabinet Amir Syarifudin II 11 Nop 1947 4 Bulan Kabinet Amir Syarifudin I 3 Juli 1947 9 Bulan Kabinet Syahrir III 2 Okt 1946 6 Bulan Kabinet Syahrir II 12 Mar 1946 4 Bulan Kabinet Syahrir I 14 Nop 1945 2 Bulan Kabinet Presidensil Soekarno 2 Sep 1945
24. PERIODE 17 Des 1949 – 17 Ags 1950 PERIODE 17 Ags 1950 – 5 Juli 1959 8 Bulan Negara Federal dgn Sistem Parlementer 17 Des 1945 2 th 3 bln Kabinet Juanda 9 Apr 1957 13 bln Kabinet Ali Sastro Amidjojo II 12 Mar 1956 7 bln Kabinet Burhanudin Harahap 12 Ags 1955 2 bln Kabinet Ali Sastro Amidjojo I 1 Ags 1953 16 bln Kabinet Wilopo 3 Apr 1952 11,5 bln Kabinet Sukiman 27 Apr 1951 6,5 bln Kabinet Natsir 6 Sep 1950
25.
26.
27. AMANDEMEN PERTAMA (h. 16) Hak Inisiatif DPR 21 Persetujuan thd UU 20 Menteri Negara 17 Gelar, Tanda Jasa & Kehormatan 15 Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi 14 Pengangkatan Duta dan Konsul 13 Sumpah Presiden 9 Masa Jabatan Presiden 7 Kekuasaan Presiden 5 Perihal / Substansi Psl yg di-Amandemen
28. AMANDEMEN KEDUA (h. 18) Bendera, Bahasa, Lambang Negara & Lagu kebangsaan 36 Hankam Negara 30 Hak Asasi Manusia 28 Warga Negara dan Penduduk 26, 27 Wilayah Negara 25 DPR 19, 20, 22 Pemerintahan Daerah 18 Perihal / Substansi Psl yg di-Amandemen
29. AMANDEMEN KETIGA (h. 23) Kekuasaan Kehakiman (MA dan KY) 24 BPK 23 e/f/g Pemilu 22 e, 23a/c DPD 22 c/d Pembentukan, Pengubahan & Pembubaran Kementerian Negara 17 Perjanjain Internasional oleh Presiden 11 Presiden Berhalangan 8 Pemberhentian Presiden / Wapres 7 Presiden & Wapres 6 MPR 3 Kedaulatan & Bentuk Negara 1 Perihal / Substansi Psl yg di-Amandemen
30. AMANDEMEN KEEMPAT (h. 28) Aturan Tambahan Pasal I, II Aturan Peralihan Pasal I, II, III Perubahan UUD 37 Perekonomian Nasional & Kesejahteraan Sos. 33, 34 Pendidikan & Kebudayaan 31, 32 Kekuasaan Kehakiman 24 Mata Uang dan Bank Sentral 23 Dewan Pertimbangan (DPA hapus) 16 Pernyataan Perang, Perdamaian & Perjanjian 11 Presiden Berhalangan 8 Pemilihan Presiden 6a Susunan MPR 2 Perihal / Substansi Psl yg di-Amandemen
45. KONSTITUSI & ORGANISASI NEGARA (Pembatasan Kekuasaan Negara)
46.
47. INTI GAGASAN Demokrasi Konstitusional : “ Menciptakan Keseimbangan Dalam Interaksi Sosial Politik (checks and balances) ” (antara pemerintah – masyarakat; eksekutif – legislatif; atau kepentingan sosial ekonomi – kepentingan politik). Upaya Membatasi Kekuasaan yg dipegang Pemerintah. Perlunya hukum sbg instrumen negara demokrasi . Atau, hukum sbg alat untuk membatasi kekuasaan suatu lembaga politik. Inilah yang pada prinsipnya disebut dengan istilah negara hukum ( rechtstaat ). Instrumen Hukum tsb adalah Konstitusi .
55. Latar Belakang Tuntutan aktual masyarakat Meningkatnya kesadaran hukum & kedewasaan berpolitik masyarakat Pemerintah belum sepenuhnya menghormati hak-hak dasar yg melekat sejak lahir pada diri WN. Atau, prinsip “negara hukum” ( rechtstaat ), belum berjalan optimal. Konsiderans Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948: “ sikap yg tidak mempedulikan & sikap melecehkan hak-hak manusia akan mengakibatkan tindakan kurang beradab yg mendatangkan amarah pada hati nurani manusia, shg hak-hak manusia harus dilindungi oleh hukum spy manusia tidak mengambil jalan ‘pemberontakan’ thd kelaliman / penindasan”. Sir Alfred Dening dalam “ The Road to Justice ”: “ Suatu bangsa akan jatuh apabila para penegak hukumnya tidak berlaku adil”.