SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
MAKALAH 
DASAR – DASAR ILMU POLITIK 
DISUSUN KELOMPOK 1: 
1. ANITA PUJIYATI 
2. EVA NURKHASANAH 
3. EKA ESTRI AFRIANI 
4. FAJAR ARIF G. 
5. INDIRA REZA APRILA 
6. NOVI 
7. RISKI PUJIANTO 
8. SOLIAH 
9. TITIN ASTUTI 
10. WENI SUNDARI 
11. YASNIA ARTA WAHYUNI 
KELAS : KEPERAWATAN S1 B 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA 
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 
PURWOKERTO 
2014/2015 
i
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan 
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah serta Ilmu Penunjangnya 
ini dengan lancar. Tak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai 
pihak yang telah berjasa dan membantu kelancaran terselesaikannya serta ilmu 
penunjangnya, banyak sekali bimbingan, saran, dan berbagai macam bantuan, baik 
moril maupun materil dari berbagai pihak. 
Kami berharap, semoga apa yang telah kami susun dalam laporan ini dapat 
bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini 
masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami 
harapkan guna penyempurnaan makalah ini. 
Purwokerto, 7 Oktober 2014 
Penyusun 
ii
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG MASALAH 
Negara merupakan suatu gabungan dari komponen yang paling kecil yaitu 
keluarga, suku, yang dapat menyejahterakan hidup manusia. Negara juga dapat 
sebagai sarana belajar mengenai institusi dan personal. Negara terdiri dari 
lembaga yang memerintah. Negara tidak sama dengan pemerintahan. Menurut 
Burke, adalah suatu gagasan yang ada sepanjang masa. Begitupun ciri – cirinya 
diambil dari sejarah pemerintahan yang telah berlangsung lama. Pemerintah 
terdiri dari orang – orang tertentu dan kebijkan yang dijalankan pada waktu 
tertentu dalam sejarah. Negara mempunyai tugas yang penting dalam pelaksanaan 
konsep politik di Indonesia mengatur dan mengendalikan masyarakat. Politik 
merupakan kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam suatu negara yang 
mempelajari interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam mencapai tujuan 
bersama. Negara mempunyai peran penting dalam suatu kegiatan politik. Negara 
dengan politik tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berhubungan satu 
sama lainnya. 
B. RUMUSAN MASALAH 
1. Bagaimana penjelasan negara sebagai konsep politik? 
2. Apa itu lembaga legislatif dan bagaimana fungsinya ? 
C. TUJUAN 
1. Menjelaskan negara sebagai konsep politik. 
2. Mendeskripsikan lembaga legislatif dan fungsinya. 
1
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. NEGARA SEBAGAI KONSEP POLITIK 
1. Pendapat para ahli tentang Negara sebagai Konsep Politik Negara memiliki 
peranan penting dalam mengendalikan dan mengatur gejala kekuasaan yang 
timbul di masyarakat dan saling bertentangan. Selain itu negara juga 
mempunyai tugas untuk mengorganisasi dan mengintegrasi aktivitas individu 
dan golongan agar dapat dicapai tujuan dan cita-cita masyarakat seluruhnya 
1 . Pemilikan kekuasaan yang besar merupakan inti dari negara sebagai 
konsep politik. Plato berpendapat, kekuasaan yang besar pada negara 
merupakan hal yang sepatutnya. Individu akan sulit dikendalikan, bila negara 
tidak memiliki kekuasaan yang besar. Aristoteles juga memiliki pandangan 
yang sama dengan Plato,mengenai kekuasaan negara atas individu. Menurut 
Aristoteles “Negara itu juga menguasai manusia”. Menurut Weber negara 
merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki keabsahan untuk melakukan 
tindakan kekerasan terhadap warganya. Kemudian menurut Hegel negara 
modern memiliki hak untuk memaksakan keinginananya kepada warganya, 
karena negara mewakili keinginan umum, negara merupakan manifestasi dari 
sesuatu yang ideal dan universal. Dengan mematuhi negara,individu yang 
menjadi warga negara tersebut sedang dibebaskan dari keinginannya untuk 
memperjuangkan kepentingannya sendiri yang sempit. Karl Marx berpendapat 
lain, Ia menyatakan negara adalah sistem dominasi politik yang abstrak, 
irrasional yang menolak hakikat sosial manusia dan mengasingkannya dari 
keterlibatan murni dalam kehidupan orang banyak 
2. Marx memandang negara lebih merupakan instrumen kekuasaan kelas. 
Negara lebih menekankan aspek penggunaan kekuatan terorganisasi untuk 
memecahkan kontradiksi-kontradiksi kelas di dalam suatu masyarakat. Sifat-sifat 
negara menurut Roger H.Soltau : 
2
a. Sifat Memaksa. Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan 
kekerasan fisik secara sah dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan 
masyarakat. Seperti mencegah timbulnya kekacauan. 
b. Sifat Monopoli. Dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat, 
negaralah yang memiliki monopoli. Tujuan dari asosiasi lain tidak boleh 
bertentangan dengan tujuan yang ditetapkan negara. 
c. Sifat Mencakup Semua. Semua orang yang berada dalam wilayah negara 
berkewajiban mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan yang dibuat 
oleh negara. Negara sebagai konsep politik telah terwujud apabila telah 
terpenuhi ketiga unsur konstitutif sebagai kesatuan politik, yaitu : 
penduduk, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat 3 . Negara yang telah 
memenuhi ketiga unsur konstitutif tersebut dipandang sebagai kesatuan 
politik yang konkrit. 2. Peran Negara Negara terdiri dari institusi- institusi 
formal yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia, institusi-institusi 
yang berkembang sepanjang sejarah evolusi sosial yang luar biasa 
lamanya. Menurut Rockman peran negara, yaitu : satu sistem pembuatan 
kebijakan otoritatif, pemberian barang kolektif dan distribusi, dan 
penyimpan, pencipta dan perantara kepentingan masyarakat. 4 Gana 
mengajukan tiga fungsi negara, khusus untuk reproduksi politik (Rusli 
Karim,1997:22) yaitu : 
1) Bertindak sebaagai penengah dalam perbedaan-perbedaan politik 
antara kepentingan nasional yang bersintesis dengan kepentingan 
borjuis dan negara mereka 
2) Penjamin kohesi struktur sosial yang selalu terancam oleh 
dinamikanya sendiri 
3) Bertindak sebagai penengah dalam perbedaan politik antara birokrasi 
negara yang tumbuh dan kelas-kelas yang lain. Luas sempitnya 
peranan negara tergantung dari perspektif yang digunakan. Menurut 
perspektif statis (serba negara), maka negara adalah struktur dominan 
3
di seluruh negara. Sedangkan menurut perspektif sosial, kekuasaan 
negara tidak begitu luas, karena terbagi-bagi dan tidak kohesif, 
terdesentralisasi dan pluralistik. 
Teori-teori keberpihakan negara terhadap kepentingan, yang dapat 
menjelaskan peran negara (Budiman, 1997: 56-70) 
1) Teori Marxis Dalam teori Marxis,negara hanyalah sebuah panitia yang 
mengelola kaum borjuis. Atau bisa berarti bahwa negara sebenarnya 
tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Kekuasaan yang nyata ada pada 
kelompok atau kelas yang dominan dalam masyarakat tersebut. 
Kelompok itu adalah kaum borjuis dalam sistem kapitalis, kaum 
bangsawan dalam sistem feodal,kaum buruh dalam sistem sosialis. 
Negara hanya sekedar alat dari kelas-kelas tersebut. 
2) Teori Pluralis Menurut teori ini,negara merupakan alat dari 
masyarakat. Ini merupakan kekuatan eksternal yang mengatur negara. 
Pandangan kaum pluralis, dalam masyarakat ada banyak kelompok 
yang berbeda kepentingan. Tidak ada kelompok yang terlalau 
dominan. Untuk menjadi mayoritas kepentingan yang beragam ini 
melakukan kompromi. 
3) Teori Organis Hegel menyatakan bahwa negara bukan merupakan alat 
dari masyarakatnya, tetapi merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara 
memiliki misinya sendiri, yaitu misi sejarah untuk menciptakan 
masyarakat yang lebih baik daripada yang ada sekarang. Karena itu 
negara harus dipatuhi oleh warganya dan bukan sebaliknya. Sebagai 
lembaga yang berada di atas masyarakat negaralah yang tahu apa yang 
bauik bagi masyarakat. d) Teori Elit Kekuasaan Teori ini bersumber 
dari pendapat Mills yang menyatakan bahwa kekuasaan nasional 
utama yang mengambil keputusan-keputusan penting terletak ditangan 
para pemimpin bisnis raksasa,pemimpin politik dan pemimpin militer. 
Kemudian pendapat ini dikembangkan dalam teori Elit Kekuasaan 
4
yang pada dasarnya mengatakan bahwa meskipun masyarakat terdiri 
dari bermacam- macam kelompok yang pluralistis, tetapi dalam 
kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya dari kelompok 
masyarakat tertentu. 
3. Legitimasi Negara Idealnya negara harusnya berpihak kepada kepentingan 
seluruh rakyat, tetapi pada kenyataannya yang ada malah lebih berpihak 
kepada kelompok tertentu yang dominan. Upaya untuk memperoleh legitimasi 
kekuasaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu lewat kekuatan militer atau 
melalui ideologi. Melalui kekuatan militer kurang efektif karena rakyat 
menjadi takut dan menjadikan kehidupan negara yang tidak sehat. Dan upaya 
ini bersifat jangka pendek. Melalui Ideologi dapat dilakukan dengan ideologi 
pasar bebas, yang dianggap dapat meningkatkan efisiensi dan juga 
pemerataan, meskipun kelompok lemah yang akan menjadi mangsa pasar 
bebas. Gramsci mengembangkan teori tentang kekuasaan hegemonik. Dalam 
teori ini rakyat akan menerima dominasi kelompok tertentu (borjuasi) jika 
mampu mengartikulasikan kepentingan borjuasi sebagai kepentingan umum. 
B. LEMBAGA LEGISLATIF 
1. Teori Pembatasan Kekuasaan Pembagian atau pemisahan kekuasaan adalah 
salah satu elemen penting teori Negara hukum Eropa Kontinental 6 . Ide 
pemisahan kekuasaan tidak lepas dari pengalaman penumpukan kekuasaan 
yang hanya dikendalikan oleh satu orang, sehingga menimbulkan kekuasaan 
yang absolut. Berhubungan dengan itu, Miriam Budiardjo dalam buku “Dasar 
-dasar Ilmu Politik” membagi kekuasaan secara vertikal dan horizontal 
(2012:138). Secara vertikal, kekuasaan dibagi berdasarkan tingkatan atau 
hubungan antartingkatan pemerintahan. Sementara secara horizontal, 
kekuasaan menurut fungsinya yaitu dengan membedakan antara fungsi- fungsi 
pemerintahan yang bersifat legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 
5
2. Fungsi Lembaga Legislatif Fungsi lembaga legislatif yang pertama dan yang 
terpenting adalah membuat dan menentukan kebijakan. Hal ini memebuat 
lembaga ini diberikan hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget. Fungsi 
yang kedua adalah fungsi kontrol, fungsi ini bertujuan agar eksekutif 
bertindak sesuai kebijakan yang telah ditetapkan. Fungsi ini diwujudkan 
dengan sidang-sidang panitia legislatif, hak bertanya, hak interpelasi, hak 
angket atau penyelidikan dan mosi. 
3. Perwakilan Politik dan Perwakilan Fungsional Anggota Dewan Perwakilan 
Rakyat pada umumnya mewakili rakyat melalui partai politik. Ini dinamakan 
perwakilan yang bersifat politik. 7 Perwakilan politik, merupakan perwakilan 
yang berdasarkan partai politik, sering dikritik kurang melibatkan kelompok-kelompok 
di luar partai politik. Karena sebab fungsional/ kepentingan. 
Alasannya dalam kenyataan negara dikuasai oleh bermacam- macam 
kepentingan ekonomis. Dalam memenuhi kepentingan tuntutan perwakilan 
fungsional/ kepentingan, masing- masing negara berbeda-beda. Ada yang 
dengan cara didudukan dalam senat/ DPR. Ada juga dengan cara dibentuk 
lembaga khusus di luar DPR. Untuk memenuhi kepentingan kelompok 
asosiasi di luar DPR dapat juga dengan cara mengakomodasikan kepentingan 
asosiasi. Yaitu dengan cara pengaturan karakteristik organisasi dan pola 
hubungan kewenangan dengan pemerintah. Pengaturan ini disebut sebagai 
“sistem perwakilan kepentingan” yang digolongkan menjadi pluralisme dan 
korporatisme 8 . Pluralisme ialah suatu sistem yang memungkinkan semua 
kepentingan dalam masyarakat bersaing secara bebas untuk mempengaruhi 
proses politik sehingga tercegah terjadinya suatu kelompok mendominasi 
kelompok lain. Korporatisme merupakan upaya ganda untuk menghubungkan 
negara (pemerintah) dan masyarakat, yaitu penegaraan berbagai kegiatan 
organisasi kemasyarakatan, dan privatisasi kenegaraan. 
6
4. Model Perwakilan 
a. Model perwakilan politik : perutusan, penugasan, dan politicos Menurut 
Hogerwerf dalam buku Dasar-dasar Ilmu Politik (Cholisin, 2012: 6970), 
dikenal tiga model yaitu model perutusan, dimana sang wakil berposisi 
sebagai seorang kuasa usaha yang harus menjalankan perintah dari yang 
diwakilinya. Model penugasan, dalam model ini sang wakil memperoleh 
kuasa penuh dari yang di wakilinya, sehingga dapat bertindak berdasarkan 
penilaian sendiri. Model politicos dalam model ini anggota parlemen 
kadang– kadang memilih menjadi kuasa usaha atau kuasa penuh. 
b. Model Perwakilan :Kesatuan dan diversivikasi Dikategorikan sebagai 
wakil, anggota parlemen sebagai seorang wakil dari seluruh rakyat. 
Sedangkan dalam diersivikasi sebagai seorang wali dari kelompok 
teritorial, sosial, atau kepentingan partai politik. 
5. Sistem Kamar di Lembaga Legislatif 
a. Sistem Unikameral Dalam susunan lembaga perwakilan rakyat satu kamar 
(unikameral) tidak dikenal dengan adanya kamar (chamber) yang terpisah 
berupa Majelis Rendah (lower house) dan Majelis Tinggi (upper house) 
Dalam model adanya unikameral, hanya ada satu kamar di lembaga 
legislatif (Saldi Isra, 2012:233). Walaupun bisa menjalankan fungsi 
legislasi tapi model unikameral ini rawan penyimpangan. Tanpa kamar 
kedua, sama sekali tidak ada kontrol bagi kamar tunggal, sehingga satu-satunya 
kontrol adalah dari lembaga lain (eksekutif dan yudikatif). Saldi 
Isra dalam buku Pergeseran Fungsi Legislasi menuliskan, “tanpa 
mekanisme kontrol internal tersebut, kualitas fungsi parlemen dalam hal 
legislasi, representasi, control, anggaran maupun pengisisan jabatan publik 
menjadi berkurang” (2012:234). 
b. Sistem Bikameral Model ini pada hakikatnya mengidealkan adanya dua 
kamar di dalam lembaga perwakilan. Penerapan model ini sudah 
diterapkan di berbagai Negara dengan sifat parlemen modern. Adanya dua 
7
kamar dalam lembaga perwakilan, mempunyai fungsi yang bermanfaat 
dan tidak dimiliki oleh model satu kamar (unikameral). Saldi Isra 
menuliskan empat fungsi sebagai berikut: ….Lord Bryce mengatakan 
bahwa kamar kedua (second chamber) mempunyai empat fungsi, yaitu: 
1) revision of legislation, 
2) initiation of noncontroversial bills, 
3) delaying legislation of fundamental constitutional importance so as 
‘to enable the opinion of the nation to be adequately expressed upon 
it, dan 
4) public debate. Dengan adanya kamar kedua, monopoli proses 
legislasi dapat dihindari dan dapat menekan tingkat penyelewengan 
jabatan. Masalah yang sering kali muncul pada model bicameral ini 
adalah efisiensi proses legislasi. Karena harus melalui dua kamar, 
yang dapat menghambat kelancaran pembuatan undang-undang. 
Namun Negara-negara yang menganut sistem ini, mulai mengatasi 
permasalahan ketidakefisienan tersebut dengan berbagai cara. Salah 
satunya adalah membentuk komite khusus untuk menyelesaikan 
perbedaan antar kamar tersebut. Jika dikelola dengan baik, model 
bikameral ini dapat lebih produktif karena segala tugas dan 
wewenang dapat dilakukakan oleh kedua kamar tanpa tergantung 
pada salah sayu kamar saja. 
8
BAB III 
KESIMPULAN 
Negara sebagai konsep politik memberikan kontribusi yang besar dalam 
mengatur kekuasaan negara. Hal ini dikemukakan oleh beberapa ahli, yang masing – 
masing mempunyai versi atau pendapat yang berbeda. Negara mempunyai cakupan 
yang luas dan menciptakan kegiatan yang luas juga. Seharusnya Negara berpihak 
pada negara, namun kebanyakan berpihak pada kelompok kepentingan tertentu. 
Fungsi dari lembaga legislatif yang paling penting adalah membuat dan menentukan 
kebijakan dan bermaksud agar eksekutif bertindak sesuai kebijakan. Didalam 
lembaga legislatif terdapat fungsi kontrol yang dapat dilakukan dalam sidang – 
sidang, hak bertanya dan mosi. Dalam institusi politk terdapat model perwakilan yang 
menyangkut perutusan, penugasan, dan politikos. 
SARAN Negara sebagia suatu kontrol Negara diharapkan sebagi pengawas 
dalam sistem politik. Dan dalam memberikan kekuasaan menjadikan lebih baik lagi, 
meskipun sebagai kuasa tetap harus memperhatikan hak dan kewajiban. 
9
DAFTAR PUSTAKA 
Budiardjo, Miriam. 2012. Dasar-dasarIlmu Politik . PT Gramedia Pustaka Utama, 
Jakarta. Cholisin. 2012. Dasar- Dasar Ilmu Politik . Penerbit Ombak , Yogyakarta. 
Huda, Ni’matul, 2007. Lembaga Negara dalam Masa Transisi Demokrasi. UII Press. 
Yogyakarta. Isra, Saldi. 2012. Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model 
Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers 
Rodee, Carlton Clymer; Christol, Carl Quimby; Anderson;Totton James; Green, 
Thomas. 2011. Pengantar Ilmu Politik . Raja Grafindo Persada, Jakarta. 
10

More Related Content

What's hot

Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Bahan presentasi2
Bahan presentasi2Bahan presentasi2
Bahan presentasi2reni mureni
 
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I” Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I” Rezka Judittya
 
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruBagus Aji
 
SISTEM POLITIK PKN KELAS 10
SISTEM POLITIK PKN KELAS 10 SISTEM POLITIK PKN KELAS 10
SISTEM POLITIK PKN KELAS 10 Ainun Nida
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikMaeko Kaoin
 
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilanBangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilaneli priyatna laidan
 
Kewarganegaraan: Struktur dan Sistem Politik Dunia dan Indonesia
Kewarganegaraan: Struktur dan Sistem Politik Dunia dan IndonesiaKewarganegaraan: Struktur dan Sistem Politik Dunia dan Indonesia
Kewarganegaraan: Struktur dan Sistem Politik Dunia dan IndonesiaShanti Wulandara
 

What's hot (16)

Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
 
Bahan presentasi2
Bahan presentasi2Bahan presentasi2
Bahan presentasi2
 
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I” Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
 
Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
 
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
 
SISTEM POLITIK PKN KELAS 10
SISTEM POLITIK PKN KELAS 10 SISTEM POLITIK PKN KELAS 10
SISTEM POLITIK PKN KELAS 10
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
 
Ideologi politik
Ideologi politikIdeologi politik
Ideologi politik
 
Perihal negara
Perihal negaraPerihal negara
Perihal negara
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilanBangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
Bangsa, negara, sikap keterbukaan dan keadilan
 
Kewarganegaraan: Struktur dan Sistem Politik Dunia dan Indonesia
Kewarganegaraan: Struktur dan Sistem Politik Dunia dan IndonesiaKewarganegaraan: Struktur dan Sistem Politik Dunia dan Indonesia
Kewarganegaraan: Struktur dan Sistem Politik Dunia dan Indonesia
 
Maharani syafi'i
Maharani syafi'iMaharani syafi'i
Maharani syafi'i
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 

Viewers also liked

Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politiknona aliya
 
Makalah pancasila sebagai identitas nasional bangsa indonesia
Makalah pancasila sebagai identitas nasional  bangsa indonesiaMakalah pancasila sebagai identitas nasional  bangsa indonesia
Makalah pancasila sebagai identitas nasional bangsa indonesiaSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pmsMakalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pmsSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah realisasi islam dalam kehidupan pergaulan remaja
Makalah realisasi islam dalam kehidupan  pergaulan remajaMakalah realisasi islam dalam kehidupan  pergaulan remaja
Makalah realisasi islam dalam kehidupan pergaulan remajaSentra Komputer dan Foto Copy
 

Viewers also liked (20)

Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Hubungan ilmu politik
Hubungan ilmu politikHubungan ilmu politik
Hubungan ilmu politik
 
Makalah atom & radiasi
Makalah atom & radiasiMakalah atom & radiasi
Makalah atom & radiasi
 
Makalah merelasasikan agama
Makalah merelasasikan agama Makalah merelasasikan agama
Makalah merelasasikan agama
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikitMakalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
 
Makalah optik baru
Makalah optik baruMakalah optik baru
Makalah optik baru
 
Makalah kebidanan dasar 1
Makalah kebidanan dasar 1Makalah kebidanan dasar 1
Makalah kebidanan dasar 1
 
Makalah endometriosis
Makalah endometriosisMakalah endometriosis
Makalah endometriosis
 
Makalalah metabolisme tubuh
Makalalah  metabolisme tubuhMakalalah  metabolisme tubuh
Makalalah metabolisme tubuh
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah pengaruh politik terhadap kesehatan
Makalah pengaruh politik terhadap kesehatanMakalah pengaruh politik terhadap kesehatan
Makalah pengaruh politik terhadap kesehatan
 
Makalah pancasila sebagai identitas nasional bangsa indonesia
Makalah pancasila sebagai identitas nasional  bangsa indonesiaMakalah pancasila sebagai identitas nasional  bangsa indonesia
Makalah pancasila sebagai identitas nasional bangsa indonesia
 
Makalah sistem operasi win vista
Makalah sistem operasi win vistaMakalah sistem operasi win vista
Makalah sistem operasi win vista
 
Makalah ham indalia
Makalah ham indaliaMakalah ham indalia
Makalah ham indalia
 
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pmsMakalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah metodologi keperawatan
Makalah metodologi keperawatanMakalah metodologi keperawatan
Makalah metodologi keperawatan
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah realisasi islam dalam kehidupan pergaulan remaja
Makalah realisasi islam dalam kehidupan  pergaulan remajaMakalah realisasi islam dalam kehidupan  pergaulan remaja
Makalah realisasi islam dalam kehidupan pergaulan remaja
 
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanitaMakalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
 

Similar to DASAR POLITIK

Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Aziza Zea
 
Presentation verena
Presentation verenaPresentation verena
Presentation verenaverena maura
 
Rangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodieRangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodieJodie Pratama
 
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negaraPengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negaraMuhammad Adnan Novanda
 
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdfpengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdfakhmadakbarsusamto1
 
Tugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikTugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikLa Mone
 
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela NegaraNegara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela NegaraAbdul Fauzan
 
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Aziza Zea
 
Negara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxNegara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxKasmiah Ali
 
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxAbdullahMitrin
 

Similar to DASAR POLITIK (20)

Unsur & Fungsi Negara
Unsur & Fungsi NegaraUnsur & Fungsi Negara
Unsur & Fungsi Negara
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)
 
Presentation verena
Presentation verenaPresentation verena
Presentation verena
 
Makalah ilmu politik (2)
Makalah ilmu politik (2)Makalah ilmu politik (2)
Makalah ilmu politik (2)
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Rangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodieRangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodie
 
Kwn bab 4
Kwn bab 4Kwn bab 4
Kwn bab 4
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik 3 (2)
Makalah ilmu politik  3 (2)Makalah ilmu politik  3 (2)
Makalah ilmu politik 3 (2)
 
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negaraPengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
 
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdfpengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Tugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikTugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politik
 
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela NegaraNegara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
 
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
 
Negara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxNegara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptx
 
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmSentra Komputer dan Foto Copy
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Perbedaan antara dna dengan rna
Perbedaan antara dna dengan rnaPerbedaan antara dna dengan rna
Perbedaan antara dna dengan rna
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

DASAR POLITIK

  • 1. MAKALAH DASAR – DASAR ILMU POLITIK DISUSUN KELOMPOK 1: 1. ANITA PUJIYATI 2. EVA NURKHASANAH 3. EKA ESTRI AFRIANI 4. FAJAR ARIF G. 5. INDIRA REZA APRILA 6. NOVI 7. RISKI PUJIANTO 8. SOLIAH 9. TITIN ASTUTI 10. WENI SUNDARI 11. YASNIA ARTA WAHYUNI KELAS : KEPERAWATAN S1 B SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PURWOKERTO 2014/2015 i
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah serta Ilmu Penunjangnya ini dengan lancar. Tak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berjasa dan membantu kelancaran terselesaikannya serta ilmu penunjangnya, banyak sekali bimbingan, saran, dan berbagai macam bantuan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Kami berharap, semoga apa yang telah kami susun dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini. Purwokerto, 7 Oktober 2014 Penyusun ii
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara merupakan suatu gabungan dari komponen yang paling kecil yaitu keluarga, suku, yang dapat menyejahterakan hidup manusia. Negara juga dapat sebagai sarana belajar mengenai institusi dan personal. Negara terdiri dari lembaga yang memerintah. Negara tidak sama dengan pemerintahan. Menurut Burke, adalah suatu gagasan yang ada sepanjang masa. Begitupun ciri – cirinya diambil dari sejarah pemerintahan yang telah berlangsung lama. Pemerintah terdiri dari orang – orang tertentu dan kebijkan yang dijalankan pada waktu tertentu dalam sejarah. Negara mempunyai tugas yang penting dalam pelaksanaan konsep politik di Indonesia mengatur dan mengendalikan masyarakat. Politik merupakan kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam suatu negara yang mempelajari interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam mencapai tujuan bersama. Negara mempunyai peran penting dalam suatu kegiatan politik. Negara dengan politik tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berhubungan satu sama lainnya. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan negara sebagai konsep politik? 2. Apa itu lembaga legislatif dan bagaimana fungsinya ? C. TUJUAN 1. Menjelaskan negara sebagai konsep politik. 2. Mendeskripsikan lembaga legislatif dan fungsinya. 1
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. NEGARA SEBAGAI KONSEP POLITIK 1. Pendapat para ahli tentang Negara sebagai Konsep Politik Negara memiliki peranan penting dalam mengendalikan dan mengatur gejala kekuasaan yang timbul di masyarakat dan saling bertentangan. Selain itu negara juga mempunyai tugas untuk mengorganisasi dan mengintegrasi aktivitas individu dan golongan agar dapat dicapai tujuan dan cita-cita masyarakat seluruhnya 1 . Pemilikan kekuasaan yang besar merupakan inti dari negara sebagai konsep politik. Plato berpendapat, kekuasaan yang besar pada negara merupakan hal yang sepatutnya. Individu akan sulit dikendalikan, bila negara tidak memiliki kekuasaan yang besar. Aristoteles juga memiliki pandangan yang sama dengan Plato,mengenai kekuasaan negara atas individu. Menurut Aristoteles “Negara itu juga menguasai manusia”. Menurut Weber negara merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki keabsahan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap warganya. Kemudian menurut Hegel negara modern memiliki hak untuk memaksakan keinginananya kepada warganya, karena negara mewakili keinginan umum, negara merupakan manifestasi dari sesuatu yang ideal dan universal. Dengan mematuhi negara,individu yang menjadi warga negara tersebut sedang dibebaskan dari keinginannya untuk memperjuangkan kepentingannya sendiri yang sempit. Karl Marx berpendapat lain, Ia menyatakan negara adalah sistem dominasi politik yang abstrak, irrasional yang menolak hakikat sosial manusia dan mengasingkannya dari keterlibatan murni dalam kehidupan orang banyak 2. Marx memandang negara lebih merupakan instrumen kekuasaan kelas. Negara lebih menekankan aspek penggunaan kekuatan terorganisasi untuk memecahkan kontradiksi-kontradiksi kelas di dalam suatu masyarakat. Sifat-sifat negara menurut Roger H.Soltau : 2
  • 5. a. Sifat Memaksa. Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara sah dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan masyarakat. Seperti mencegah timbulnya kekacauan. b. Sifat Monopoli. Dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat, negaralah yang memiliki monopoli. Tujuan dari asosiasi lain tidak boleh bertentangan dengan tujuan yang ditetapkan negara. c. Sifat Mencakup Semua. Semua orang yang berada dalam wilayah negara berkewajiban mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan yang dibuat oleh negara. Negara sebagai konsep politik telah terwujud apabila telah terpenuhi ketiga unsur konstitutif sebagai kesatuan politik, yaitu : penduduk, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat 3 . Negara yang telah memenuhi ketiga unsur konstitutif tersebut dipandang sebagai kesatuan politik yang konkrit. 2. Peran Negara Negara terdiri dari institusi- institusi formal yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia, institusi-institusi yang berkembang sepanjang sejarah evolusi sosial yang luar biasa lamanya. Menurut Rockman peran negara, yaitu : satu sistem pembuatan kebijakan otoritatif, pemberian barang kolektif dan distribusi, dan penyimpan, pencipta dan perantara kepentingan masyarakat. 4 Gana mengajukan tiga fungsi negara, khusus untuk reproduksi politik (Rusli Karim,1997:22) yaitu : 1) Bertindak sebaagai penengah dalam perbedaan-perbedaan politik antara kepentingan nasional yang bersintesis dengan kepentingan borjuis dan negara mereka 2) Penjamin kohesi struktur sosial yang selalu terancam oleh dinamikanya sendiri 3) Bertindak sebagai penengah dalam perbedaan politik antara birokrasi negara yang tumbuh dan kelas-kelas yang lain. Luas sempitnya peranan negara tergantung dari perspektif yang digunakan. Menurut perspektif statis (serba negara), maka negara adalah struktur dominan 3
  • 6. di seluruh negara. Sedangkan menurut perspektif sosial, kekuasaan negara tidak begitu luas, karena terbagi-bagi dan tidak kohesif, terdesentralisasi dan pluralistik. Teori-teori keberpihakan negara terhadap kepentingan, yang dapat menjelaskan peran negara (Budiman, 1997: 56-70) 1) Teori Marxis Dalam teori Marxis,negara hanyalah sebuah panitia yang mengelola kaum borjuis. Atau bisa berarti bahwa negara sebenarnya tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Kekuasaan yang nyata ada pada kelompok atau kelas yang dominan dalam masyarakat tersebut. Kelompok itu adalah kaum borjuis dalam sistem kapitalis, kaum bangsawan dalam sistem feodal,kaum buruh dalam sistem sosialis. Negara hanya sekedar alat dari kelas-kelas tersebut. 2) Teori Pluralis Menurut teori ini,negara merupakan alat dari masyarakat. Ini merupakan kekuatan eksternal yang mengatur negara. Pandangan kaum pluralis, dalam masyarakat ada banyak kelompok yang berbeda kepentingan. Tidak ada kelompok yang terlalau dominan. Untuk menjadi mayoritas kepentingan yang beragam ini melakukan kompromi. 3) Teori Organis Hegel menyatakan bahwa negara bukan merupakan alat dari masyarakatnya, tetapi merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara memiliki misinya sendiri, yaitu misi sejarah untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik daripada yang ada sekarang. Karena itu negara harus dipatuhi oleh warganya dan bukan sebaliknya. Sebagai lembaga yang berada di atas masyarakat negaralah yang tahu apa yang bauik bagi masyarakat. d) Teori Elit Kekuasaan Teori ini bersumber dari pendapat Mills yang menyatakan bahwa kekuasaan nasional utama yang mengambil keputusan-keputusan penting terletak ditangan para pemimpin bisnis raksasa,pemimpin politik dan pemimpin militer. Kemudian pendapat ini dikembangkan dalam teori Elit Kekuasaan 4
  • 7. yang pada dasarnya mengatakan bahwa meskipun masyarakat terdiri dari bermacam- macam kelompok yang pluralistis, tetapi dalam kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya dari kelompok masyarakat tertentu. 3. Legitimasi Negara Idealnya negara harusnya berpihak kepada kepentingan seluruh rakyat, tetapi pada kenyataannya yang ada malah lebih berpihak kepada kelompok tertentu yang dominan. Upaya untuk memperoleh legitimasi kekuasaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu lewat kekuatan militer atau melalui ideologi. Melalui kekuatan militer kurang efektif karena rakyat menjadi takut dan menjadikan kehidupan negara yang tidak sehat. Dan upaya ini bersifat jangka pendek. Melalui Ideologi dapat dilakukan dengan ideologi pasar bebas, yang dianggap dapat meningkatkan efisiensi dan juga pemerataan, meskipun kelompok lemah yang akan menjadi mangsa pasar bebas. Gramsci mengembangkan teori tentang kekuasaan hegemonik. Dalam teori ini rakyat akan menerima dominasi kelompok tertentu (borjuasi) jika mampu mengartikulasikan kepentingan borjuasi sebagai kepentingan umum. B. LEMBAGA LEGISLATIF 1. Teori Pembatasan Kekuasaan Pembagian atau pemisahan kekuasaan adalah salah satu elemen penting teori Negara hukum Eropa Kontinental 6 . Ide pemisahan kekuasaan tidak lepas dari pengalaman penumpukan kekuasaan yang hanya dikendalikan oleh satu orang, sehingga menimbulkan kekuasaan yang absolut. Berhubungan dengan itu, Miriam Budiardjo dalam buku “Dasar -dasar Ilmu Politik” membagi kekuasaan secara vertikal dan horizontal (2012:138). Secara vertikal, kekuasaan dibagi berdasarkan tingkatan atau hubungan antartingkatan pemerintahan. Sementara secara horizontal, kekuasaan menurut fungsinya yaitu dengan membedakan antara fungsi- fungsi pemerintahan yang bersifat legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 5
  • 8. 2. Fungsi Lembaga Legislatif Fungsi lembaga legislatif yang pertama dan yang terpenting adalah membuat dan menentukan kebijakan. Hal ini memebuat lembaga ini diberikan hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget. Fungsi yang kedua adalah fungsi kontrol, fungsi ini bertujuan agar eksekutif bertindak sesuai kebijakan yang telah ditetapkan. Fungsi ini diwujudkan dengan sidang-sidang panitia legislatif, hak bertanya, hak interpelasi, hak angket atau penyelidikan dan mosi. 3. Perwakilan Politik dan Perwakilan Fungsional Anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada umumnya mewakili rakyat melalui partai politik. Ini dinamakan perwakilan yang bersifat politik. 7 Perwakilan politik, merupakan perwakilan yang berdasarkan partai politik, sering dikritik kurang melibatkan kelompok-kelompok di luar partai politik. Karena sebab fungsional/ kepentingan. Alasannya dalam kenyataan negara dikuasai oleh bermacam- macam kepentingan ekonomis. Dalam memenuhi kepentingan tuntutan perwakilan fungsional/ kepentingan, masing- masing negara berbeda-beda. Ada yang dengan cara didudukan dalam senat/ DPR. Ada juga dengan cara dibentuk lembaga khusus di luar DPR. Untuk memenuhi kepentingan kelompok asosiasi di luar DPR dapat juga dengan cara mengakomodasikan kepentingan asosiasi. Yaitu dengan cara pengaturan karakteristik organisasi dan pola hubungan kewenangan dengan pemerintah. Pengaturan ini disebut sebagai “sistem perwakilan kepentingan” yang digolongkan menjadi pluralisme dan korporatisme 8 . Pluralisme ialah suatu sistem yang memungkinkan semua kepentingan dalam masyarakat bersaing secara bebas untuk mempengaruhi proses politik sehingga tercegah terjadinya suatu kelompok mendominasi kelompok lain. Korporatisme merupakan upaya ganda untuk menghubungkan negara (pemerintah) dan masyarakat, yaitu penegaraan berbagai kegiatan organisasi kemasyarakatan, dan privatisasi kenegaraan. 6
  • 9. 4. Model Perwakilan a. Model perwakilan politik : perutusan, penugasan, dan politicos Menurut Hogerwerf dalam buku Dasar-dasar Ilmu Politik (Cholisin, 2012: 6970), dikenal tiga model yaitu model perutusan, dimana sang wakil berposisi sebagai seorang kuasa usaha yang harus menjalankan perintah dari yang diwakilinya. Model penugasan, dalam model ini sang wakil memperoleh kuasa penuh dari yang di wakilinya, sehingga dapat bertindak berdasarkan penilaian sendiri. Model politicos dalam model ini anggota parlemen kadang– kadang memilih menjadi kuasa usaha atau kuasa penuh. b. Model Perwakilan :Kesatuan dan diversivikasi Dikategorikan sebagai wakil, anggota parlemen sebagai seorang wakil dari seluruh rakyat. Sedangkan dalam diersivikasi sebagai seorang wali dari kelompok teritorial, sosial, atau kepentingan partai politik. 5. Sistem Kamar di Lembaga Legislatif a. Sistem Unikameral Dalam susunan lembaga perwakilan rakyat satu kamar (unikameral) tidak dikenal dengan adanya kamar (chamber) yang terpisah berupa Majelis Rendah (lower house) dan Majelis Tinggi (upper house) Dalam model adanya unikameral, hanya ada satu kamar di lembaga legislatif (Saldi Isra, 2012:233). Walaupun bisa menjalankan fungsi legislasi tapi model unikameral ini rawan penyimpangan. Tanpa kamar kedua, sama sekali tidak ada kontrol bagi kamar tunggal, sehingga satu-satunya kontrol adalah dari lembaga lain (eksekutif dan yudikatif). Saldi Isra dalam buku Pergeseran Fungsi Legislasi menuliskan, “tanpa mekanisme kontrol internal tersebut, kualitas fungsi parlemen dalam hal legislasi, representasi, control, anggaran maupun pengisisan jabatan publik menjadi berkurang” (2012:234). b. Sistem Bikameral Model ini pada hakikatnya mengidealkan adanya dua kamar di dalam lembaga perwakilan. Penerapan model ini sudah diterapkan di berbagai Negara dengan sifat parlemen modern. Adanya dua 7
  • 10. kamar dalam lembaga perwakilan, mempunyai fungsi yang bermanfaat dan tidak dimiliki oleh model satu kamar (unikameral). Saldi Isra menuliskan empat fungsi sebagai berikut: ….Lord Bryce mengatakan bahwa kamar kedua (second chamber) mempunyai empat fungsi, yaitu: 1) revision of legislation, 2) initiation of noncontroversial bills, 3) delaying legislation of fundamental constitutional importance so as ‘to enable the opinion of the nation to be adequately expressed upon it, dan 4) public debate. Dengan adanya kamar kedua, monopoli proses legislasi dapat dihindari dan dapat menekan tingkat penyelewengan jabatan. Masalah yang sering kali muncul pada model bicameral ini adalah efisiensi proses legislasi. Karena harus melalui dua kamar, yang dapat menghambat kelancaran pembuatan undang-undang. Namun Negara-negara yang menganut sistem ini, mulai mengatasi permasalahan ketidakefisienan tersebut dengan berbagai cara. Salah satunya adalah membentuk komite khusus untuk menyelesaikan perbedaan antar kamar tersebut. Jika dikelola dengan baik, model bikameral ini dapat lebih produktif karena segala tugas dan wewenang dapat dilakukakan oleh kedua kamar tanpa tergantung pada salah sayu kamar saja. 8
  • 11. BAB III KESIMPULAN Negara sebagai konsep politik memberikan kontribusi yang besar dalam mengatur kekuasaan negara. Hal ini dikemukakan oleh beberapa ahli, yang masing – masing mempunyai versi atau pendapat yang berbeda. Negara mempunyai cakupan yang luas dan menciptakan kegiatan yang luas juga. Seharusnya Negara berpihak pada negara, namun kebanyakan berpihak pada kelompok kepentingan tertentu. Fungsi dari lembaga legislatif yang paling penting adalah membuat dan menentukan kebijakan dan bermaksud agar eksekutif bertindak sesuai kebijakan. Didalam lembaga legislatif terdapat fungsi kontrol yang dapat dilakukan dalam sidang – sidang, hak bertanya dan mosi. Dalam institusi politk terdapat model perwakilan yang menyangkut perutusan, penugasan, dan politikos. SARAN Negara sebagia suatu kontrol Negara diharapkan sebagi pengawas dalam sistem politik. Dan dalam memberikan kekuasaan menjadikan lebih baik lagi, meskipun sebagai kuasa tetap harus memperhatikan hak dan kewajiban. 9
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Budiardjo, Miriam. 2012. Dasar-dasarIlmu Politik . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Cholisin. 2012. Dasar- Dasar Ilmu Politik . Penerbit Ombak , Yogyakarta. Huda, Ni’matul, 2007. Lembaga Negara dalam Masa Transisi Demokrasi. UII Press. Yogyakarta. Isra, Saldi. 2012. Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers Rodee, Carlton Clymer; Christol, Carl Quimby; Anderson;Totton James; Green, Thomas. 2011. Pengantar Ilmu Politik . Raja Grafindo Persada, Jakarta. 10