SlideShare a Scribd company logo
RANCANGAN
PENELITIAN
Dr. NURWIYENI, SpPA, MBiomed
DEFINISI
Design research atau rancangan penelitian adalah suatu rencana
tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar dapat
dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitian
Rancangan penelitian kesehatan
berdasarkan klasifikasi penelitian
Rancangan Jenis Contoh
Observasional (non-
eksperimen)
Deskriptif
Analitik
Lap kasus
Studi kasus
Survei
Cross sectional
Kasus kontrol
Kohort
Eksperimen Laboratorium
Klinik
Epidemiologi
Biomedik
Trial klinik
Intervensi komunitas
PENELITIAN
OBSERVASIONAL
Penelitian observasional dibedakan tiga pendekatan:
– Cross Sectional
– Kasus Kontrol/ Retrospektif
– Cohort / Prospektif
CROSS SECTIONAL
– Penelitian Cross Sectional adalah penelitian observaional dimana pengambilan
data variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan sekali waktu pada saat
yang bersamaan
– Populasinya adalah semua responden baik yang mempunyai kriteria variabel bebas
dan variabel tergantung maupun tidak
– Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur
– Populasinya adalah: Semua Wanita Usia Subur (baik yang menggunakan depo
provera maupun tidak, serta baik yang obesitas maupun tidak)
– Cara pengambilan data, setiap responden diambil datanya untuk dua variabel
sekaligus
– Setiap responden (WUS) dilakukan pengambilan dua data sekaligus, yaitu data
tentang memakai depo propera atau tidak, sekaligus diukur sedang mengalami
obesitas atau tidak.
INSTRUMEN
– Survey
– Wawancara
– Isian kuesioner
7
CIRI-CIRI PENELITIAN
 Observasi terhadap variabel independent (faktor resiko) dan
dependent (efek) dilakukan satu kali, pada saat yang sama.
 Dapat untuk deskriptif maupun analitik.
 Dapat diketahui jumlah subjek yang mengalami efek pada
kelompok yang mempunyai faktor resiko dan yang tidak.
 Rasio prevalens menggambarkan peran faktor resiko terhadap
terjadinya efek.
 Paling sering digunakan untuk studi klinik/lapangan.
8
Tahapan CROSS SECTIONAL
– Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
– Mengidentifikasi variabel penelitian
– Menetapkan subjek penelitian
– Melakukan observasi/ pengukuran
– Melakukan analisis
Kelebihan Cross Sectional
– Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat
– Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
– Kemungkinan subjek “drop out” kecil
– Tidak banyak hambatan etik
– Dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya
Kelemahan cross sectional
– Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat
– Subjek penelitian cukup besar terutama bila variabel banyak
– Kurang tepat untuk mempelajari penyakit dengan durasi sakit yang
pendek
– Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding case control atau cohort
– Tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit
PENDEKATAN CASE CONTROL
– Merupakan penelitian dimana pengambilan data variabel akibat
(dependent) dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru diukur varibel
sebab yang telah terjadi pada waktu yang lalu (retrospektif)
– Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita
Usia Subur
– Jika penelitian menggunakan pendekatan Retrospektif, maka populasinya
adalah:
– Semua Wanita Usia Subur yang mengalami obesitas (Kelompok sampel)
– Sedang kelompok kontrolnya adalah semua WUS yang tidak mengalami obesitas
Tahapan Case Control
1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Menetapkan variabel penelitian
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel
5. Analisis hasil
Menentukan Kontrol
– Batasan
Merupakan kelompok yg digunakan sbg pembanding dan memiliki
kriteria:
1. Mempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dgn klp kasus
2. Tidak menderita penyakit yang diteliti
3. Bersedia ikut dalam penelitian
Menentukan Kontrol
– Sumber kontrol
1. Pasien rumah sakit yang memenuhi kriteria
2. Dapat diambil dari masyarakat tempat kasus berasal. Subyek studi
ayng telah ditentukan dan semua individu yang memenuhi kriteria di
daerah tersebut adalah populasi studi kemudian diambil sampel scr
acak untuk menjadi klp kontrol.
3. Teman, saudara, tetangga dan keluarga penderita yang memenuhi
syarat
Menentukan Kontrol
– Banyaknya kontrol/kasus
– Jumlah kasus dan kontrol tidak harus selalu sama, karena:
1. Lebih mudah mencari kontrol dibanding kasus
2. Memperkecil jumlah kasus yg dibutuhkan
– Contoh
√ 1:2 √ 0,8
√ 1:3 √ 1,5
ODSS RATIO
– Odds ratio merupakan ukuran besarnya efek, menjelaskan kekuatan
hubungan antara dua nilai data biner
– Digunakan pada analisis bivariat dengan desain case control
ODSS RATIO
– Menentukan OR secara manual : OR = ad/bc
Interpretasi
< 1 (kondisi/penyakit kurang cenderung terjadi pada kelompok kasus)
= 1 (kondisi/penyakit kemungkinan terjadi pada kedua kelompok)
>1 ( kondisi/peyakit lebih mungkin terjadi pada kelompok kasus)
Penyakit
Kasus (+) Kontrol (-) Jumlah
Pajanan
+ a b a+b
- c d c+d
Jumlah a+c b+d N
– Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara hepatomegali dgn
terjadinya syok pada pasien anak yang mengalami DBD. Desain
penelitian yg digunakan adalah case control
Syok
ya tidak Jumlah
Hepatomegali
ya 18 34 52
tidak 14 94 108
Jumlah 32 128 160
OR = 1692/476
= 3,55
Artinya “pasien dengan hepatomegali mempunyai kemungkinan
3,55 kali mengalami syok dibanding pasien yang tidak mengalami
hepatomegali”
Confounding (perancu)
– Merupakan pengaruh variabel eksternal yang seluruhnya/sebagian
dapat mempengaruhi efek hubungan antara pajanan & penyakit yang
sesungguhnya.
– Mis: Antara pajanan & penyakit yg tampaknya menunjukkan ada
hubungan padahal sesungguhnya tidak, atau
– Tampak tidak ada hubungan padahal sebenarnya ada.
Confounding (perancu)
– Ciri-ciri faktor perancu
– Merupakan faktor risiko terhadap timbulnya penyakit yg diteliti
– Memiliki asosiasi non-kausal dengan pajanan yang diteliti
– Cara pengendalian
– Perhitungan secara terpisah
– Stratifikasi
– matching
Matching
– Merupakan cara untuk menyamakan variabel-variabel tertentu antara
klp kasus dan klp kontrol.
– Variabel yang dapat di gunakan
– Umur
– Jenis kelamin
– Pendidikan
– Pekerjaan
– Gol. Darah
– dll
Matching
– Dilakukan untuk menghindari bias yang timbul akibat tidak
komparabelnya klp kasus dan kontrol.
– Dilakukan pada saat persiapan yaitu saat pengambilan sampel.
– Dapat juga dilakukan pada saat analisis = disebut postmatching
Matching
– Syarat matching
– Variabel yang digunakan untuk matching tidak berhubungan dgn pajanan
thd faktor risiko
– Bukan merupakan sebab timbulnya penyakit
– Dapat merupakan fk. Risiko yang berasal dari variabel penyebab akibat
adanya asosiasi nonkausal
– Kriteria matching menurut Wold (1956) dan Susser (1973)
A
E
F
D
B
E
F
D
E = PAJANAN
F = VARIABEL PERANCU/
FAKTOR MATCHING
D = PENYAKIT
ASOSIASI KAUSAL
ASOSIASI NONKAUSAL
Kelebihan kasus kontrol
1. Cocok untuk mempelajari penyakit yg jarang ditemukan
2. Hasil cepat, ekonomis
3. Subjek penelitian bisa lebih sedikit
4. Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko yang mungkin
berhubungan dengan penyakit
5. Kesimpulan korelasi > baik, krn ada pembatasan dan pengendalian
faktor risk
6. Tidak mengalami kendala etik
Kelemahan kasus kontrol
– Bias
– Tdk diketahui pengaruh variabel luar yg tak terkendali dgn teknik
matching
– Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit bila faktor risiko yg di
“matching”kan banyak
– Kelompok kasus dan kontrol tidak random  apakah faktor luar
seimbang?
PENDEKATAN COHORT
– Merupakan penelitian dimana pengambilan data variabel bebas
(sebab) dilakukan terlebih dahulu, setelah beberapa waktu
kemudian baru dilakukan pengambilan data variabel tergantung
(akibat)
– Populasi adalah semua responden yang mempunyai kriteria variabel
sebab (sebagai kelompok studi)
– Pada penelitian cohort perlu kontrol, yaitu kelompok yang tidak
mempunyai kriteria variabel sebab
Skema Studi Kohort Prospektif
W a k t u p e n e lit ia n d im u la i
S u b y e k t a n p a
f a k t o r r is ik o &
t a n p a e f e k
F a k t o r r is ik o ( + )
F a k t o r r is ik o ( - )
E f e k ( + )
E f e k ( - )
E f e k ( - )
E f e k ( + )
A p a k a h t e r ja d i e f e k ?D IIK U T I P R O S P E K T IF
Skema Studi Kohort retrospektif
Pengambilan kelompok
kohort dari data yang
telah lalu
Saat pelaksanaan
penelitian
Faktor
risiko
Klp studi (+)
Klp kontrol (-)
insiden
insiden
Efek (+)
Efek (-)
Efek (+)
Efek (-)
– Syarat umum subyek dapat dimasukkan dalam studi kohort
1. Tidak menderita efek yang diteliti
2. Belum terpajan terhadap faktor risiko yang diteliti
– Pemilihan kelompok kontrol
bagian dr populasi yg tdk terpajan faktor risiko
– Keuntungan :
1. Berasal dari populasi yang sama
2. Dapat dilakukan follow up dgn prosedur yg sama
Mengamati timbulnya efek
– Pengamatan dalam periode tertentu
– Lama waktu pengamatan tergantung pada karakteristik penyakit atau
efek yang diteliti
– Loss to follow-up. Batas: 10% untuk studi klinis dan 15 % untuk studi
lapangan
– Pengamatan tunggal: dilakukan 1X pada akhir penelitian
– Pengamatan berkala: periodik menurut interval waktu yang ditetapkan
sampai akhir penelitian
Analisis hasil
– Membandingkan insiden penyakit antara kelompok dengan faktor risiko dengan
kelompok tanpa risiko  Risiko Relatif (Relative Risk  RR)
– Menyertakan interval kepercayaan
– Kai-kuadrat dan RR
Risiko Relatif
EFEK
Ya Tidak Jumlah
FAKTOR
RISIKO
Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Sel a: subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek
Sel b: subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek
Sel c: subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek
Sel d: subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek
Relative Risk (RR) =Relative Risk (RR) = Insiden pada kelompok terpaparInsiden pada kelompok terpapar
Insiden pada kelompok tidak terpaparInsiden pada kelompok tidak terpapar
 A(A+B)/C(C+D)A(A+B)/C(C+D)
Interpretasi RR
– RR>1  Paparan merupakan faktor risiko
– RR<1  Paparan merupakan faktor protektif
– RR=1  Paparan bukan merupakan faktor risiko
– Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita
Usia Subur
– Jika penelitian menggunakan pendekatan Cohort, maka populasinya
adalah:
– Semua Wanita Usia Subur yang menggunakan Depo Propera (kelompok
sampel)
– Sedangkan kelompok kontrolnya adalah semua WUS yang tidak
menggunakan Depo Propera
– Setelah diamati beberapa waktu tertentu (misal 1 tahun), dilakukan
pengambilan data obesitas (variabel akibat), baik pada kelompok
sebab maupun kelompok akibat
– Kemudian data kedua kelompok studi dan kontrol dianalisa dengan
menggunakan uji statistik yang sesuai
Contoh Studi Kohort
– Anemia pada ibu hamil  BBLR
– Kebiasaan merokok pada orang tua  ISPA pada balita
– Kebiasaan menggunakan alas kaki  kecacingan pada anak SD
– Cuci tangan dengan sabun  diare pada anak
Kelebihan Kohort
– Dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan faktor risiko
yg diperkirakan sbg penyebab timbulnya penyakit dgn akibatnya
– Menghitung rate insiden scr langsung
– Mengetahui perubahan2 yg terjadi dgn berjalannya waktu atau parjalanan
penyakit alamiah
– Menghitung besarnya risiko kelompok terpajan dan kelompok tdk terpajan
hingga dapat dihitung risiko atribut dan risiko relatif atau population
atributable risk (PAR) secara langsung
– Mempelajari berbagai efek terhadap suatu pajanan hingga dapat diperoleh
informasi yang lebih mendalam.
Kelemahan Kohort
– Membutuhkan waktu lama
– Membutuhkan biaya dan tenaga yang besar
– Lamanya pengamatan dan kemajuan yg pesat dalam bidang kedokteran
mengakibatkan perubahan pada masalah yang dihadapi sehingga
kemungkinan hasil penelitian menjadi tidak relevan
– Tidak efisien untuk penyakit yang jarang atau penyakit dengan fase laten
yang panjang
– Seringkali sulit untuk mempertahankan subjek studi agar tetap dalam
penelitian, terutama bila pengamatan dilakukan berulang-ulang dan
membutuhkan waktu yang lama karena penderita menjadi bosan.
Eksperimental
– Memberikan perlakuan/manipulasi terhadap subjek dan diamati efek perlakuan
tersebut
– Disebut juga rancangan percobaan
– Kapasitas korelasi paling tinggi dibandingkan rancangan penelitian yang lain
– Variabel penelitian:
– Var. tercoba, yang dipelajari efek perlakuan
– Var. eksperimental, yang dimanipulasi
– Var. non-eksperimental
– Var. terkendali, var. luar yang dapat dikendalikan
– Var. tak terkendali, var. luar yang tidak dapat dikendalikan
– Pengendalian dengan:
– rancangan penelitian
– statistik
Kelebihan Eksperimental
– Memungkinkan untuk dilakukan randomisasi dan melakukan penilaian penelitian
dengan double-blind. Teknik randomisasi hanya dapat dilakukan pada
penelitian intervensi dibandingkan penelitian observasional.
– Teknik randomisasi bertujuan untuk menciptakan karakteristik antar
kelompok hampir sama dalam penelitian.
– Desain ini juga memungkinkan peneliti melakukan double-blind, dimana peneliti
maupun responden tidak mengetahui status responden apakah apakah
termasuk dalam kelompok intervensi atau non-intervensi.
– Desain ini dapat meminimalisir faktor perancu yang dapat menyebabkan bias
dalam hasil penelitian
Kelemahan Eksperimental
– Berhubungan dengan masalah etika, waktu dan masalah
pengorganisasian penelitian
– Butuh managemen yang tidak mudah karena melibatkan
banyak pihak.
– Contoh : intervensi bekaitan dengan manusia, dan
membutuhkan kerjasama dari responden pada kelompok
intervensi atau non intervensi, tenaga kesehatan, peneliti,
laboran dan sebagaimananya terkait penelitian
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

MAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalMAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
NajMah Usman
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2
HMRojali
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
NajMah Usman
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
rafi rafiuddin rasyids ya'ban
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
fikri asyura
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
Amalia Senja
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
moharip1
 
8.five level prevention 2020
8.five level prevention 20208.five level prevention 2020
8.five level prevention 2020
rickygunawan84
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
HMRojali
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Muh Saleh
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
Tini Wartini
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
Lutfi Imansari
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Sukistinah
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
Nurul Atika
 

What's hot (20)

MAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalMAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
 
Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2Skrining epidemiologi 2
Skrining epidemiologi 2
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
Wabah
WabahWabah
Wabah
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
8.five level prevention 2020
8.five level prevention 20208.five level prevention 2020
8.five level prevention 2020
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
 

Similar to RANCANGAN PENELITIAN

perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case control
khofifahwidaningsih
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
FebySWinarno1
 
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
resi marta
 
88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control
homeworkping4
 
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi PenelitianRancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
MAzhariHerli
 
Faktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxFaktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptx
adella22
 
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Abdul Rivai Saleh Dunggio
 
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdfMethode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
arikiskandar
 
9. Desain Penelitian.pptx
9. Desain Penelitian.pptx9. Desain Penelitian.pptx
9. Desain Penelitian.pptx
ANDIFADHILAHTENRIWUL1
 
Penelitian cross
Penelitian crossPenelitian cross
Penelitian cross
Nia Milenia
 
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magisEpidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
AndreZeref
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimental
Desy Rahayu
 
Case control ppt
Case control pptCase control ppt
Case control ppt
Halu Oleo University
 
Desain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptxDesain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptx
AtoillahIsvandiary
 
Cohort Study
Cohort StudyCohort Study
Cohort Study
AlvieraYuliandra
 
tipe penelitian epidemiologi
 tipe penelitian epidemiologi tipe penelitian epidemiologi
tipe penelitian epidemiologiAri Sulistianto
 
Langkah_langkah_metode_ilmiah.ppt
Langkah_langkah_metode_ilmiah.pptLangkah_langkah_metode_ilmiah.ppt
Langkah_langkah_metode_ilmiah.ppt
army62
 
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiahTugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Nisa Nifa
 
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptxCRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
sakadoctors
 

Similar to RANCANGAN PENELITIAN (20)

perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case control
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
 
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
 
88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control
 
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi PenelitianRancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian Farmasi dalam Metodologi Penelitian
 
Faktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxFaktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptx
 
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
Metodologi Penelitian#Pertemuan 5@Desain, Populasi dan Sampel
 
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdfMethode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
 
9. Desain Penelitian.pptx
9. Desain Penelitian.pptx9. Desain Penelitian.pptx
9. Desain Penelitian.pptx
 
Penelitian cross
Penelitian crossPenelitian cross
Penelitian cross
 
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magisEpidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimental
 
Case control ppt
Case control pptCase control ppt
Case control ppt
 
Desain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptxDesain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptx
 
Cohort Study
Cohort StudyCohort Study
Cohort Study
 
tipe penelitian epidemiologi
 tipe penelitian epidemiologi tipe penelitian epidemiologi
tipe penelitian epidemiologi
 
Langkah_langkah_metode_ilmiah.ppt
Langkah_langkah_metode_ilmiah.pptLangkah_langkah_metode_ilmiah.ppt
Langkah_langkah_metode_ilmiah.ppt
 
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiahTugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
Tugas kelompok langkah2_metode_ilmiah
 
Study kasus kontrol
Study kasus kontrolStudy kasus kontrol
Study kasus kontrol
 
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptxCRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
 

More from fikri asyura

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
fikri asyura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
fikri asyura
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
fikri asyura
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
fikri asyura
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
fikri asyura
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
fikri asyura
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
fikri asyura
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
fikri asyura
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
fikri asyura
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
fikri asyura
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
fikri asyura
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
fikri asyura
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
fikri asyura
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
fikri asyura
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
fikri asyura
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
fikri asyura
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
fikri asyura
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
fikri asyura
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

RANCANGAN PENELITIAN

  • 2. DEFINISI Design research atau rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitian
  • 3. Rancangan penelitian kesehatan berdasarkan klasifikasi penelitian Rancangan Jenis Contoh Observasional (non- eksperimen) Deskriptif Analitik Lap kasus Studi kasus Survei Cross sectional Kasus kontrol Kohort Eksperimen Laboratorium Klinik Epidemiologi Biomedik Trial klinik Intervensi komunitas
  • 5. Penelitian observasional dibedakan tiga pendekatan: – Cross Sectional – Kasus Kontrol/ Retrospektif – Cohort / Prospektif
  • 6. CROSS SECTIONAL – Penelitian Cross Sectional adalah penelitian observaional dimana pengambilan data variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan – Populasinya adalah semua responden baik yang mempunyai kriteria variabel bebas dan variabel tergantung maupun tidak – Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur – Populasinya adalah: Semua Wanita Usia Subur (baik yang menggunakan depo provera maupun tidak, serta baik yang obesitas maupun tidak) – Cara pengambilan data, setiap responden diambil datanya untuk dua variabel sekaligus – Setiap responden (WUS) dilakukan pengambilan dua data sekaligus, yaitu data tentang memakai depo propera atau tidak, sekaligus diukur sedang mengalami obesitas atau tidak.
  • 8. CIRI-CIRI PENELITIAN  Observasi terhadap variabel independent (faktor resiko) dan dependent (efek) dilakukan satu kali, pada saat yang sama.  Dapat untuk deskriptif maupun analitik.  Dapat diketahui jumlah subjek yang mengalami efek pada kelompok yang mempunyai faktor resiko dan yang tidak.  Rasio prevalens menggambarkan peran faktor resiko terhadap terjadinya efek.  Paling sering digunakan untuk studi klinik/lapangan. 8
  • 9. Tahapan CROSS SECTIONAL – Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai – Mengidentifikasi variabel penelitian – Menetapkan subjek penelitian – Melakukan observasi/ pengukuran – Melakukan analisis
  • 10.
  • 11. Kelebihan Cross Sectional – Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat – Dapat meneliti banyak variabel sekaligus – Kemungkinan subjek “drop out” kecil – Tidak banyak hambatan etik – Dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya
  • 12. Kelemahan cross sectional – Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat – Subjek penelitian cukup besar terutama bila variabel banyak – Kurang tepat untuk mempelajari penyakit dengan durasi sakit yang pendek – Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding case control atau cohort – Tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit
  • 13. PENDEKATAN CASE CONTROL – Merupakan penelitian dimana pengambilan data variabel akibat (dependent) dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru diukur varibel sebab yang telah terjadi pada waktu yang lalu (retrospektif) – Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur – Jika penelitian menggunakan pendekatan Retrospektif, maka populasinya adalah: – Semua Wanita Usia Subur yang mengalami obesitas (Kelompok sampel) – Sedang kelompok kontrolnya adalah semua WUS yang tidak mengalami obesitas
  • 14. Tahapan Case Control 1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai 2. Menetapkan variabel penelitian 3. Menetapkan subjek penelitian 4. Melakukan pengukuran variabel 5. Analisis hasil
  • 15.
  • 16. Menentukan Kontrol – Batasan Merupakan kelompok yg digunakan sbg pembanding dan memiliki kriteria: 1. Mempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dgn klp kasus 2. Tidak menderita penyakit yang diteliti 3. Bersedia ikut dalam penelitian
  • 17. Menentukan Kontrol – Sumber kontrol 1. Pasien rumah sakit yang memenuhi kriteria 2. Dapat diambil dari masyarakat tempat kasus berasal. Subyek studi ayng telah ditentukan dan semua individu yang memenuhi kriteria di daerah tersebut adalah populasi studi kemudian diambil sampel scr acak untuk menjadi klp kontrol. 3. Teman, saudara, tetangga dan keluarga penderita yang memenuhi syarat
  • 18. Menentukan Kontrol – Banyaknya kontrol/kasus – Jumlah kasus dan kontrol tidak harus selalu sama, karena: 1. Lebih mudah mencari kontrol dibanding kasus 2. Memperkecil jumlah kasus yg dibutuhkan – Contoh √ 1:2 √ 0,8 √ 1:3 √ 1,5
  • 19. ODSS RATIO – Odds ratio merupakan ukuran besarnya efek, menjelaskan kekuatan hubungan antara dua nilai data biner – Digunakan pada analisis bivariat dengan desain case control
  • 20. ODSS RATIO – Menentukan OR secara manual : OR = ad/bc Interpretasi < 1 (kondisi/penyakit kurang cenderung terjadi pada kelompok kasus) = 1 (kondisi/penyakit kemungkinan terjadi pada kedua kelompok) >1 ( kondisi/peyakit lebih mungkin terjadi pada kelompok kasus) Penyakit Kasus (+) Kontrol (-) Jumlah Pajanan + a b a+b - c d c+d Jumlah a+c b+d N
  • 21. – Contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara hepatomegali dgn terjadinya syok pada pasien anak yang mengalami DBD. Desain penelitian yg digunakan adalah case control
  • 22. Syok ya tidak Jumlah Hepatomegali ya 18 34 52 tidak 14 94 108 Jumlah 32 128 160 OR = 1692/476 = 3,55 Artinya “pasien dengan hepatomegali mempunyai kemungkinan 3,55 kali mengalami syok dibanding pasien yang tidak mengalami hepatomegali”
  • 23. Confounding (perancu) – Merupakan pengaruh variabel eksternal yang seluruhnya/sebagian dapat mempengaruhi efek hubungan antara pajanan & penyakit yang sesungguhnya. – Mis: Antara pajanan & penyakit yg tampaknya menunjukkan ada hubungan padahal sesungguhnya tidak, atau – Tampak tidak ada hubungan padahal sebenarnya ada.
  • 24. Confounding (perancu) – Ciri-ciri faktor perancu – Merupakan faktor risiko terhadap timbulnya penyakit yg diteliti – Memiliki asosiasi non-kausal dengan pajanan yang diteliti – Cara pengendalian – Perhitungan secara terpisah – Stratifikasi – matching
  • 25. Matching – Merupakan cara untuk menyamakan variabel-variabel tertentu antara klp kasus dan klp kontrol. – Variabel yang dapat di gunakan – Umur – Jenis kelamin – Pendidikan – Pekerjaan – Gol. Darah – dll
  • 26. Matching – Dilakukan untuk menghindari bias yang timbul akibat tidak komparabelnya klp kasus dan kontrol. – Dilakukan pada saat persiapan yaitu saat pengambilan sampel. – Dapat juga dilakukan pada saat analisis = disebut postmatching
  • 27. Matching – Syarat matching – Variabel yang digunakan untuk matching tidak berhubungan dgn pajanan thd faktor risiko – Bukan merupakan sebab timbulnya penyakit – Dapat merupakan fk. Risiko yang berasal dari variabel penyebab akibat adanya asosiasi nonkausal
  • 28. – Kriteria matching menurut Wold (1956) dan Susser (1973) A E F D B E F D E = PAJANAN F = VARIABEL PERANCU/ FAKTOR MATCHING D = PENYAKIT ASOSIASI KAUSAL ASOSIASI NONKAUSAL
  • 29. Kelebihan kasus kontrol 1. Cocok untuk mempelajari penyakit yg jarang ditemukan 2. Hasil cepat, ekonomis 3. Subjek penelitian bisa lebih sedikit 4. Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko yang mungkin berhubungan dengan penyakit 5. Kesimpulan korelasi > baik, krn ada pembatasan dan pengendalian faktor risk 6. Tidak mengalami kendala etik
  • 30. Kelemahan kasus kontrol – Bias – Tdk diketahui pengaruh variabel luar yg tak terkendali dgn teknik matching – Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit bila faktor risiko yg di “matching”kan banyak – Kelompok kasus dan kontrol tidak random  apakah faktor luar seimbang?
  • 31. PENDEKATAN COHORT – Merupakan penelitian dimana pengambilan data variabel bebas (sebab) dilakukan terlebih dahulu, setelah beberapa waktu kemudian baru dilakukan pengambilan data variabel tergantung (akibat) – Populasi adalah semua responden yang mempunyai kriteria variabel sebab (sebagai kelompok studi) – Pada penelitian cohort perlu kontrol, yaitu kelompok yang tidak mempunyai kriteria variabel sebab
  • 32. Skema Studi Kohort Prospektif W a k t u p e n e lit ia n d im u la i S u b y e k t a n p a f a k t o r r is ik o & t a n p a e f e k F a k t o r r is ik o ( + ) F a k t o r r is ik o ( - ) E f e k ( + ) E f e k ( - ) E f e k ( - ) E f e k ( + ) A p a k a h t e r ja d i e f e k ?D IIK U T I P R O S P E K T IF
  • 33. Skema Studi Kohort retrospektif Pengambilan kelompok kohort dari data yang telah lalu Saat pelaksanaan penelitian Faktor risiko Klp studi (+) Klp kontrol (-) insiden insiden Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-)
  • 34. – Syarat umum subyek dapat dimasukkan dalam studi kohort 1. Tidak menderita efek yang diteliti 2. Belum terpajan terhadap faktor risiko yang diteliti – Pemilihan kelompok kontrol bagian dr populasi yg tdk terpajan faktor risiko – Keuntungan : 1. Berasal dari populasi yang sama 2. Dapat dilakukan follow up dgn prosedur yg sama
  • 35. Mengamati timbulnya efek – Pengamatan dalam periode tertentu – Lama waktu pengamatan tergantung pada karakteristik penyakit atau efek yang diteliti – Loss to follow-up. Batas: 10% untuk studi klinis dan 15 % untuk studi lapangan – Pengamatan tunggal: dilakukan 1X pada akhir penelitian – Pengamatan berkala: periodik menurut interval waktu yang ditetapkan sampai akhir penelitian
  • 36. Analisis hasil – Membandingkan insiden penyakit antara kelompok dengan faktor risiko dengan kelompok tanpa risiko  Risiko Relatif (Relative Risk  RR) – Menyertakan interval kepercayaan – Kai-kuadrat dan RR
  • 37. Risiko Relatif EFEK Ya Tidak Jumlah FAKTOR RISIKO Ya a b a+b Tidak c d c+d Jumlah a+c b+d a+b+c+d Sel a: subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek Sel b: subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek Sel c: subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek Sel d: subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek Relative Risk (RR) =Relative Risk (RR) = Insiden pada kelompok terpaparInsiden pada kelompok terpapar Insiden pada kelompok tidak terpaparInsiden pada kelompok tidak terpapar  A(A+B)/C(C+D)A(A+B)/C(C+D)
  • 38. Interpretasi RR – RR>1  Paparan merupakan faktor risiko – RR<1  Paparan merupakan faktor protektif – RR=1  Paparan bukan merupakan faktor risiko
  • 39. – Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur – Jika penelitian menggunakan pendekatan Cohort, maka populasinya adalah: – Semua Wanita Usia Subur yang menggunakan Depo Propera (kelompok sampel) – Sedangkan kelompok kontrolnya adalah semua WUS yang tidak menggunakan Depo Propera
  • 40. – Setelah diamati beberapa waktu tertentu (misal 1 tahun), dilakukan pengambilan data obesitas (variabel akibat), baik pada kelompok sebab maupun kelompok akibat – Kemudian data kedua kelompok studi dan kontrol dianalisa dengan menggunakan uji statistik yang sesuai
  • 41. Contoh Studi Kohort – Anemia pada ibu hamil  BBLR – Kebiasaan merokok pada orang tua  ISPA pada balita – Kebiasaan menggunakan alas kaki  kecacingan pada anak SD – Cuci tangan dengan sabun  diare pada anak
  • 42. Kelebihan Kohort – Dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan faktor risiko yg diperkirakan sbg penyebab timbulnya penyakit dgn akibatnya – Menghitung rate insiden scr langsung – Mengetahui perubahan2 yg terjadi dgn berjalannya waktu atau parjalanan penyakit alamiah – Menghitung besarnya risiko kelompok terpajan dan kelompok tdk terpajan hingga dapat dihitung risiko atribut dan risiko relatif atau population atributable risk (PAR) secara langsung – Mempelajari berbagai efek terhadap suatu pajanan hingga dapat diperoleh informasi yang lebih mendalam.
  • 43. Kelemahan Kohort – Membutuhkan waktu lama – Membutuhkan biaya dan tenaga yang besar – Lamanya pengamatan dan kemajuan yg pesat dalam bidang kedokteran mengakibatkan perubahan pada masalah yang dihadapi sehingga kemungkinan hasil penelitian menjadi tidak relevan – Tidak efisien untuk penyakit yang jarang atau penyakit dengan fase laten yang panjang – Seringkali sulit untuk mempertahankan subjek studi agar tetap dalam penelitian, terutama bila pengamatan dilakukan berulang-ulang dan membutuhkan waktu yang lama karena penderita menjadi bosan.
  • 44. Eksperimental – Memberikan perlakuan/manipulasi terhadap subjek dan diamati efek perlakuan tersebut – Disebut juga rancangan percobaan – Kapasitas korelasi paling tinggi dibandingkan rancangan penelitian yang lain – Variabel penelitian: – Var. tercoba, yang dipelajari efek perlakuan – Var. eksperimental, yang dimanipulasi – Var. non-eksperimental – Var. terkendali, var. luar yang dapat dikendalikan – Var. tak terkendali, var. luar yang tidak dapat dikendalikan – Pengendalian dengan: – rancangan penelitian – statistik
  • 45. Kelebihan Eksperimental – Memungkinkan untuk dilakukan randomisasi dan melakukan penilaian penelitian dengan double-blind. Teknik randomisasi hanya dapat dilakukan pada penelitian intervensi dibandingkan penelitian observasional. – Teknik randomisasi bertujuan untuk menciptakan karakteristik antar kelompok hampir sama dalam penelitian. – Desain ini juga memungkinkan peneliti melakukan double-blind, dimana peneliti maupun responden tidak mengetahui status responden apakah apakah termasuk dalam kelompok intervensi atau non-intervensi. – Desain ini dapat meminimalisir faktor perancu yang dapat menyebabkan bias dalam hasil penelitian
  • 46. Kelemahan Eksperimental – Berhubungan dengan masalah etika, waktu dan masalah pengorganisasian penelitian – Butuh managemen yang tidak mudah karena melibatkan banyak pihak. – Contoh : intervensi bekaitan dengan manusia, dan membutuhkan kerjasama dari responden pada kelompok intervensi atau non intervensi, tenaga kesehatan, peneliti, laboran dan sebagaimananya terkait penelitian