Ketiga jenis studi epidemiologi memiliki perbedaan dalam desain, tujuan, dan cara pemilihan subjek. Studi cross sectional mempelajari hubungan penyakit dan paparan pada populasi pada satu waktu, studi kohort mengikuti kelompok terpapar dan tidak terpapar untuk melihat insidensi penyakit, sedangkan studi case control membandingkan kelompok kasus dan kontrol untuk mempelajari faktor risiko penyakit.
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Perbedaan cros, case, cohort
1. PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
Cross sectional Case control Kohort
Definisi
Rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan penyakit dan
paparan dengan cara mengamati status
penyakit dan paparan secara bersamaan
pada individu – individu dengan populasi
tunggal pada suatu saat atau periode
Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan
penyakit dengan cara membandingkan kelompok
kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
paparannya
Rancangan studi yang mempelajari
hubungan antara paparan dan penyakit
(outcome) dengan cara membandingkan
kelompok terpapar (faktor penelitian) dan
kelompok tak terpapar berdasarkan
status penyakit (outcome) dan mengikuti
hingga waktu tertentu.
Pemilihan Subyek
Perkiraan besarnya sampel dapat
dihitung dengan rumus Snedecor dan
Cochran
Pemilihan subyek berdasarkan status penyakit,
kemudian dilakukan pengamatan apakah subyek
mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau
tidak
Pemilihan subyek berdasarkan status
paparannya, kemudian dilakukan
pengamatan atau pencatatan apakah
subyek dalam perkembangannya
mengalami penyakit yang diteliti atau tidak
Tujuan
• untuk mengetahui masalah
kesehatan masyarakat di suatu
wilayah
• untuk mengetahui prevalensi
• Mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit
• Mempelajari seberapa jauh faktor risiko
mempengaruhi terjadinya efek
• Menentukan insidens dan
perjalanan penyakit atau efek yang
diteliti
• Untuk membedakan pasien
2. PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
penyakit tertentu di suatu
daerah
• untuk memperkirakan adanya
hubungan sebab akibat bila
penyakit itu mengalami
perubahan yang jelas dan tetap
• untuk memperoleh hipotesis
spesifik yang akan diuji melalui
penelitian analitis
• Mempelajari kemungkinan ganda penyebab
suatu penyakit, dapat dipelajari sejumlah
paparan yang merupakan faktor resiko
potensial terhadap kelompok kasus dan
kelompok kontrol.
• Rancangan ini juga berguna jika akan
dilakukan studi terhadap penyakit ang jarang
dengan ukuran sampel yang lebih kecil
dibanding studi cohort.
terpapar dengan pasien tak
terpapar, atau pasien terpapar A
dan terpapar B.
Ciri-ciri
• Semua pengukuran variabel
(dependen dan indpenden) yang
diteliti dilakukan pada waktu yang
sama
• Tidak ada periode follow-up
• Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan prevalensi penyakit
tertentu
• Pada penelitian ini tidak terdapat
kelompok pembanding
• Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
observasional
• Diawali dengan kelompok penderita dan bukan
penderita
• Terdapat kelompok kontrol
• Kelompok control harus memliki resiko terpajan
oleh faktor resiko yang sama dengan kelompok
kasus
• Membandingkan besarnya pengalaman terpajan
oleh faktor resiko antara kelompok kasus dan
• Mempelajari hubungan faktor risiko
dengan efek atau penyakit
• Pemilihan subyek berdasarkan
status paparannya
• Pendekatan waktu secara
longitudinal (time-period approach)
• Faktor risiko diidentifikasi terlebih
dahulu
• Diikuti periode tertentu untuk
melihat efek atau penyakit yang
3. PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
• Hubungan sebab- akibat hanya
merupakan perkiraan saja
• Penelitian ini dapat menghasilkan
hipotesis
• Merupakan penelitian pendahuluan
dari penelitian analitis
kelompok kontrol
• Tidak mengukur insidensi
yang diteliti pada kelompok dengan
faktor risiko dan pada kelompok
tanpa faktor risiko
• Hasil analisis untuk melihat
hubungan dan pengaruh
Jenis-jenis
• Deskriptif
• Analitik
• Case kontrol retrospektif
• Case kontrol prospektif
• Kohort prospektif dengan kelompok
pembanding internal
• Kohort prospektif dengan kelompok
pembanding eksternal
• Kohort retrospektif
• Nested Case-Control Study
Langkah-langkah
• Identifikasi dan perumusan
masalah
• Menetukan tujuan penelitian
• Menentukan lokasi dan populasi
• Menetapkan pertanyaan penelitian dan
hipotesis yang sesuai
• Menetapkan variabel penelitian
• Menetapkan subjek penelitian
• Mengidentifikasi faktor efek
(variabel dependen) dan resiko
(variabel independen) serta
variabel-variabel pengendali
4. PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
studi
• Menentukan cara dan besar
sampel
• Memberikan definisi operasional
• Menentukan variabel yang akan
diukur
• Menyusun instrument
pengumpulan data
• Rancangan analisis
• Melakukan pengukuran variable
• Analisis hasil
(variabel kontrol).
a. Variabel dependen : frekuensi
kasus hipertensi
b. Variabel independen : Merokok
c. Variabel pengendali : Umur,
pekerjaan dan pengetahuan
• Menetapkan subjek penelitian,
yaitu populasi dan sampel
penelitian
• Mengidentifikasi subjek yang
(resiko positif) dari populasi
tersebut, dan mengidentifikasi
subjek yang tidak (resiko negatif)
• Mengobservasi perkembangan
efek pada kelompok orang-orang
yang (resiko positif) dan kelompok
orang (kontrol) sampai pada waktu
tertentu,
• Mengolah dan menganalisis data
5. PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
secara deskriptif dan analitik.
Kelebihan
• Studi
observasional/noneksperimental
• Desain relatif mudah murah, hasil
cepat diperoleh
• Memiliki satu kelebihan pokok,
yaitu bahwa studi didasarkan
pada sampel populasi utama yang
ada (alami) dan tidak bergantung
pada individu yang mengajukan
diri untuk mendapatkan
perlakuan medis Dapat meneliti
banyak variabel sekaligus
• Jarang terancam drop out
• Dapat dipakai sebagai dasar
penelitian selanjutnya
• Tidak mengalami hambatan etik
• Bila variabel lebih dari 1, data
• Terkadang menjadi satu-satunya cara untuk
meneliti kasus yang jarang atau yg masa
latennya panjang
• Hasil dapat diperoleh dgn cepat
• biaya relatif lebih sedikit sehingga lebih
efisien
• Memungkinkan mengidentifikasi berbagai
faktor resiko sekaligus dalam satu
penelitian
• Tidak mengalami kendala etik
Biasanya dapat mengevaluasi confounding
dan interaksi lebih teliti daripada studi
kohort untuk jumlah sampel yang sama,
karena kasus dan kontrol lebih sebanding.
• Tepat untuk mempelajari efek dari
eksposure atau paparan yang
jarang
• Dapat mempelajari beberapa efek
dari suatu paparan
• Dapat menerangkan “temporal
relationship” antara paparan dan
outcome (penyakit)
• Dapat menghitung laju insiden &
perjalanan penyakit
6. PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
dapat dikumpulkan secara
bersamaan
• Agar dapat menggambarkan
karakter populasi dengan akurat,
maka subjek pada studi Cross
Sectional harus diambil dengan
prosedur pengambilan sampel
sedemikian rupa (acak) sehingga
diperoleh sampel yang
representatif /mewakili populasi
sasaran
Kekurangan
• Sulit untuk menentukan sebab
akibat krn pengambilan data
faktor resiko dan efek diambil
bersamaan
• Dibutuhkan jumlah subyek yang
banyak, terutama bila variabel
yang dipelajari banyak
• Tidak dapat dijelaskan, mana
• Data mengenai pajanan faktor resiko
diperoleh dgn menggunakan daya ingat atau
catatan medik, dapat terjadi recall bias, data
sekunder berupa data medik sering kurang
akurat
• Validasi informasi terkadang sukar diperoleh
• Sukar meyakinkan kelompok kasus dan kel
kontrol sebanding krn banyaknya faktor
• Pada kohort prospektif dapat
sangat lama dan mahal
• Pada kohort retrospective perlu
sumber data yang lengkap dan
handal
• Tidak efisien untuk mempelajari
penyakit yang jarang
• Mempunyai risiko untuk “loss to
7. PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
yang lebih dulu, exposure atau
disease
• Tidak menggambarkan perjalanan
penyakit, insidensi, maupun
prognosis
• Mungkin terjadi bias prevalensi
• Tidak praktis untuk meneliti
kasus yang sangat jarang
• Kesimpulan korelasi antara faktor
resiko dan efek paling lemah.
eksternal dan sumber bias lainnya yg sukar
dikendalikan
• Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih
dari satu variabel dependen ( hanya
berkaitan dgn 1 penyakit/efek)
• Tdak dapat dilakukan untuk penelitian
evaluasi hasil pengobatan.
follow up”
Rumus
• prevalence kelompok terpapar
(Po) = a/ a+b
• Prevalence kelompok tidak terpapar
(P1) = c/ c+d
• Rasio Prevalence = Po / P1
Odds Rasio (OR) =
a x d / b x c = ad/bc
• Insidence kelompok terpapar
(Po)= a/ a+b
• Insidence kelompok tidak terpapar
(P1)= c/ c+d
• Relative Risk (RR) = Po / P1
9. PERBEDAAN CASE CONTROL, STUDI CROSS SECTIONAL DAN STUDI KOHORT
Tugas Epidemiologi
Perbedaan case control, studi cross sectional dan studi kohort
Ilmianti
1306362453