Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar epidemiologi seperti prevalensi, insidensi, rasio risiko, dan odds ratio. Prevalensi adalah proporsi orang yang sakit pada satu titik waktu, sedangkan insidensi menunjukkan kasus baru. Rasio risiko mengukur besarnya risiko terkena penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan tidak terpapar, sementara odds ratio merupakan pendekatan rasio risiko yang digunakan
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
kita akan mempelajari tentang Skrining atau penapisan dalam Epidemiologi. Apa itu skrining ? Bagaimana melakukan skrining dalam kesehatan ? Dan bagaimana perhitungan dalam skrining berguna dalam mengkonfirmasi orang sakit ? Kita akan mengetahinya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
kita akan mempelajari tentang Studi design dalam epidemiologi. Studi disain epidemiologi yang akan kita pelajari yaitu Eksperimental studi yaitu studi intervensi kemudian observasional studi yaitu studi disain kohort, kasus kontrol dan crossectional studi.
Secara garis besar, desain penelitian dalam epidemiologi terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu penelitian eksperimental dan penelitian observasi.Tujuan dari penelitian eksperimen/ uji klinis adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y terhadap kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Sedangkan penelitian observasional tidak melakukan intervensi apapun, peneliti hanya mengobservasi kejadian atau fenomena yang terjadi di suatu masyarakat untuk menjawab pertanyaan penelitian.Misalnya, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi anak terhadap status gizi anak. Peneliti tidak melakukan intervensi berupa penyuluhan atau pelatihan seputar gizi anak kepada target penelitian terlebih dahulu. Peneliti hanya menyelidiki apakah salah satu yang mempengaruhi status gizi anak itu adalah pengetahuan ibu yang telah mereka miliki sebelumnya tentang gizi anak, mungkin dari media atau penyuluhan rutin oleh tenaga kesehatan di lokasi setempat.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok dari populasi standar diaplikasikan pada setiap kelompok dalam populasi studi.
Hasil dari STD adalah rasio angka kematian atau kesakitan yang terstandardisasi (standardised mortality/morbidiy ratios/ SMR)[2].
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
kita akan mempelajari tentang Skrining atau penapisan dalam Epidemiologi. Apa itu skrining ? Bagaimana melakukan skrining dalam kesehatan ? Dan bagaimana perhitungan dalam skrining berguna dalam mengkonfirmasi orang sakit ? Kita akan mengetahinya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
kita akan mempelajari tentang Studi design dalam epidemiologi. Studi disain epidemiologi yang akan kita pelajari yaitu Eksperimental studi yaitu studi intervensi kemudian observasional studi yaitu studi disain kohort, kasus kontrol dan crossectional studi.
Secara garis besar, desain penelitian dalam epidemiologi terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu penelitian eksperimental dan penelitian observasi.Tujuan dari penelitian eksperimen/ uji klinis adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y terhadap kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Sedangkan penelitian observasional tidak melakukan intervensi apapun, peneliti hanya mengobservasi kejadian atau fenomena yang terjadi di suatu masyarakat untuk menjawab pertanyaan penelitian.Misalnya, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi anak terhadap status gizi anak. Peneliti tidak melakukan intervensi berupa penyuluhan atau pelatihan seputar gizi anak kepada target penelitian terlebih dahulu. Peneliti hanya menyelidiki apakah salah satu yang mempengaruhi status gizi anak itu adalah pengetahuan ibu yang telah mereka miliki sebelumnya tentang gizi anak, mungkin dari media atau penyuluhan rutin oleh tenaga kesehatan di lokasi setempat.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok dari populasi standar diaplikasikan pada setiap kelompok dalam populasi studi.
Hasil dari STD adalah rasio angka kematian atau kesakitan yang terstandardisasi (standardised mortality/morbidiy ratios/ SMR)[2].
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Sekilas STATA
Tampilan STATA dasar dan fungsi dasar STATA
Fungsi Syntax STATA sederhana
Aplikasi Syntax sederhana STATA
BUKU: STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR : DR BESRAL, SKM, M.SI
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Epidemiologi Dasar
What’s epidemiology definition ?
How does history of epidemiology ?
What’s purpose of epidemiology study ?
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Introduksi Konsep RR, OR, dan PR
Aplikasi STATA pada perhitungan Risk Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Odds Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Prevalens Rasio serta interpretasi
BUKU STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR DR BESRAL, SKM, MSI
PENERBIT SALEMBA MEDIKA
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu memahami konsep faktor perancu dalam bidang Epidemiologi.
Indikator keberhasilan pembelajaran bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan beberapa poin penting dalam definisi faktro perancu, menjelaskan kriteria faktor perancu, menjelaskan penilaian dan kuantifikasi faktor perancu serta bagaimana strategi pengendalian faktor perancu.
Faktor perancu berasal dari bahasa Latin, ‘confundere’ yang berarti bergabung atau tercampur secara bersama-sama (‘mix together’).
Beberapa definisi faktor perancu atau confounding dari kamus epidemiology adalah sebagai berikut:
Situasi dimana ukuran suatu efek dari faktor resiko terdistorsi atau dirancu karena adanya hubungan faktor paparan dengan faktor lainnya yang mempengaruhi hasil diluar studi.
Asosiasi sebenarnya tidak tampak atau ditutupi oleh faktor lainnya. Sehingga. pengaruh faktor perancu bisa memperbesar atau memperkecil hubungan sebenarnya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Hari ini kita akan mempelajari/menentukan faktor perancu dengan cara lainnya yaitu dengan cara Mantel-Haenszel .
Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan dipasangkan. Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor perancu[2].
Caranya yaitu Melakukan perbandingan Rasio kasar dan Rasio setelah dikontrol oleh faktor perancu (crude and adjusted ratio)
Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada. Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor konfounding
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
ukuran asosiasi epidemiologi merupakan suatu hal yang menceritakan tentang kondisi lingkungan yang ada disekitar kita dan bagaimana cara memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)NajMah Usman
Belajar apa itu metodologi Penelitian Kualitatif
Mengenal istilah-istilah Ontologi, Epistomologi, Methodologi, Metode dll
Happy Learning
Video:
https://www.youtube.com/watch?v=TaPugvOnCRQ
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
3. Prevalensi
▪ Prevalensi adalah proporsi orang yang
berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik
waktu atau periode waktu. Prevalensi juga
dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya
atau kondisi tertentu misalnya prevalensi
perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan
sebagai berikut (2, 6, 8):
5. Insidensi
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam
populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus)
yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat
alamiah penyakit
Insidensi
Insidensi Kumulatif
Laju Insidensi
6. Contoh Kasus
Pada tahun 2010 diketahui terdapat 17.139 kasus
campak di Indonesia. Pada kasus ini seluruh penduduk
Indonesia pada tahun 2010 dianggap sebagai orang
yang terpapar risiko untuk terkena penyakit campak.
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah
237.641.326 jiwa. Sehingga diperoleh hasil angka
insidensi adalah 0,00073 atau dapat disederhanakan
angka insidensi penyakit campak pada tahun 2010 di
Indonesia adalah 7,3 per 10.000 penduduk (11)
7. Insidensi Kumulatif
Proporsi kasus baru pada populasi berisiko pada periode
waktu tertentu. Insidensi kumulatif dapat menaksir risiko
seseorang untuk terkena suatu penyakit pada jangka
waktu tertentu
*pada periode waktu tertentu
** pada permulaan periode
8. Laju Insidensi
Laju insidensi menunjukkan kecepatan kejadian baru
terjadi pada populasi. Laju insidensi merupakan proporsi
jumlah orang yang baru menderita penyakit diantara
jumlah orang dalam risiko dikali dengan lamanya ia
dalam risiko. Rumus laju insidensi:
10. Prevalensi bergantung pada insidensi dan durasi penyakit.
Bila prevalensi rendah dan tidak ada perubahan berarti
dengan waktu, maka dapat dirumuskan :
Prevalensi (P) = Insidensi (I) x rata-rata durasi penyakit (D)
Rumus ini berlaku bila tidak ada pencegahan dan tidak
ada pengobatan untuk penyakit ini
12. Risk Rasio
▪ Risk rasio atau disebut juga Relative risk (RR)
merupakan rasio dari risiko untuk terjadinya
penyakit pada kelompok terpapar
dibandingkan kelompok yang tidak terpapar
(2). Murti (1997, 182) mendefinisikan resiko
relatif sebagai ukuran yang dapat menunjukkan
berapa kali risiko untuk mengalami penyakit
pada populasi terpapar relatif dibandingkan
dengan populasi tidak terpapar (8)
Insidensi Kumulatif
KelompokTerpapar
Proporsi kasus baru pada
kelompok yang terpapar
insidensi kumulatif
kelompok tidak terpapar
Proporsi kasus baru pada kelompok
yang tidak terpapar
13. Rumus Risk Rasio:
Biila hasil perhitungan = 1, artinya tidak ada asosiasi antara paparan
dan penyakit
Bila hasil perhitungan > 1, artinya paparan merupakan faktor risiko
penyakit, paparan meningkatkan resiko terkena penyakit tertentu
Bila hasil perhitungan < 1, artinya paparan memiliki efek protektif
terhadap penyakit, paparan melindungi atau mengurangi resiko
penyakit tertentu
14. Contoh Kasus
▪ Sebuah penelitian kohort ingin melihat risiko orang
yang merokok untuk terkena kanker paru di Provinsi
X. Pada awal penelitian sebanyak 5000 orang yang
merokok dijadikan subyek penelitian dan 5000 orang
lainnya sebagai kelompok pembanding (tidak
merokok). 20 tahun kemudian diketahui di antara
5000 orang yang merokok 200 orang di antaranya
mengalami kanker paru, dan di antara 5000 orang
yang tidak merokok terdapat 50 orang yang
mengalami kanker paru. Hitunglah risiko relatif
kelompok yang merokok untuk terkena penyakit
kanker paru dibandingkan dengan kelompok yang
tidak terpapar !
15. Tabel 11. Data penelitian kohort merokok untuk terkena
kanker paru di Provinsi X
Insidensi kelompok terpapar = 200/5000 = 0,04
Insidensi kelompok tidak terpapar = 50/5000 = 0,01
16. Berdasarkan perhitungan diatas, maka dengan RR sebesar
4 dapat diinterpretasikan sebagai risiko orang yang
merokok untuk terkena kanker paru adalah 4 kali lebih
besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
17. Odd Rasio
▪ Odds menunjukkan rasio dua nilai dikotomi. Odds kasus
artinya perbandingan jumlah kasus terpapar dengan
kasus tidak terpapar, sedangkan odds kontrol artinya
perbadingan jumlah kontrol terpapar dan kontrol tidak
terpapar.
▪ Odds Ratio (OR) atau rasio odds merupakan
perbandingan odds subyek sakit dengan odds subyek
tak sakit. Odds rasio merupakan sebuah pendekatan
risiko relatif yang digunakan dalam penelitian kasus
kontrol.
18. Contoh Kasus
▪ Sebuah penelitian kasus kontrol ingin mengetahui
faktor yang mempengaruhi kejadian difteri klinis pada
anak yang berusia < 15 tahun di Kabupaten
Bangkalan pasca sub PIN difteri tahun 2012 (Utama,
2013). Salah satu faktor yang diteliti adalah status
imunisasi DPT dasar. Status DPT dasar dalam
penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori, namun
dalam contoh ini cukup diklasifikasikan menjadi dua
kategori.
21. Prevalensi Rasio (PR)
Potong Lintang
(Cross Sectional)
Prevalens
Rasio
Ukuran rasio prevalensi dapat menggunakan
rumus odd rasio (OR) maupun risk rasio (RR),
hanya saja data yang digunakan bukan data
kumulatif insidensi melainkan data prevalensi (2,
6, 8).
22. Tabel 13. Hubungan antara sumber
Informasi dan sikap terhadap
ODHA(Analisis Lanjut Data SDKI 2007)
Sumber:Yeni dkk, 2011
OR Approaches
RR Approaches
Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatu, Apa kabar semuanya ? Pada Pertemuan E-learning kali ini, kita akan melanjutkan materi ajr kita tentang Perhitungan Dasar dalam Epidemiologi. Pada sesi ke II ini bahasan yang akan dipelajari adalah mengenai Prevalensi dan Rasio. Langsung saja silahkan mendengarkan dan dipahami.
Pertama, kita akan mempelajari mengenai Prevalensi dan kemudian kita akan mempelajari mengenai ukuran rasio dalam epidemiologi.
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Nilai Prevalensi adalah fungsi dari jumlah individu yang sakit dibagi jumlah populasi yang berisiko dikali konstanta 1000.
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Berikut merupakan contoh kasus dalam perhitungan insidens.
Pada tahun 2010 diketahui terdapat 17.139 kasus campak di Indonesia. Pada kasus ini seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2010 dianggap sebagai orang yang terpapar risiko untuk terkena penyakit campak. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237.641.326 jiwa. Sehingga diperoleh hasil angka insidensi adalah 0,00073 atau dapat disederhanakan angka insidensi penyakit campak pada tahun 2010 di Indonesia adalah 7,3 per 10.000 penduduk (11)
Insiden kumulatif adalah Proporsi kasus baru pada populasi berisiko pada periode waktu tertentu. Insidensi kumulatif dapat menaksir risiko seseorang untuk terkena suatu penyakit pada jangka waktu tertentu.
Laju insidensi menunjukkan kecepatan kejadian baru terjadi pada populasi. Laju insidensi merupakan proporsi jumlah orang yang baru menderita penyakit diantara jumlah orang dalam risiko dikali dengan lamanya ia dalam risiko. Rumus laju insidensi adalah jumlah kasus baru penyakit dibagi jumlah perkalian antara orang dalam populasi berisiko dan lamanya masing-masing risiko, kemudian dikali konstanta 1000.
Perbedaan insidensi kumulatif dan laju insidensi terletak pada denominatornya. Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan individu atau subyek anggota populasi berisiko adalah individu atau subjek tersebut harus memenuhi kriteria:
(1) tidak sedang/telah terjangkit penyakit yang diteliti (kecuali variabel hasilnya adalah kematian), (2) tidak imun terhadap penyakit yang diteliti, (3) memiliki sasaran penyakit, (4) hidup, dan (5) masih dalam jangkauan pengamatan(8) .
Perbedaan utama prevalensi dan insidensi adalah prevalensi menunjukkan proporsi individu yang sakit dari populasi berisiko pada waktu tertentu sedangkan insidensi menunjukkan proporsi kasus baru pada populasi berisiko kasus pada periode waktu tertentu. Perbedaan prevalensi dan insidensi secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut.
Program pencegahan yang berhasil akan menurunkan insidensi. Pengobatan yang berhasil untuk penyakit akut, akan berdampak pada pengurangan prevalensi, dan untuk penyakit kronis kadangkala akan meningkatkan angka prevalensi. Misalnya saja pengobatan HIV AIDS, pengobatan ini bukan mengurangi jumlah orang yang mengidap HIV tetapi memperpanjang usia orang dengan HIV, sehingga prevalensi orang yang mengidap HIV tetap atau bahkan meningkat.
Dalam penelitian untuk menentukan faktor risiko insidensi lebih bermanfaat dibandingkan dengan prevalensi. Namun, dalam pengalokasian intervensi kesehatan masyarakat, prevalensi lebih bernilai dibandingkan dengan insidensi.
Ukuran asosiasi dalam epidemiologi merupakan ukuran yang digunakan untuk melihat hubungan paparan dengan penyakit. Ukuran ini dapat diekspresikan dalam bentuk ukuran rasio dan ukuran beda Beberapa ukuran rasio diantaranya adalah risk rasio, odd rasio, dan rasio prevalensi. Informasi yang didapat mengenai status paparan dan penyakit dapat kita sederhanakan dalam bentuk Tabel. Umumnya paparan diklasifikasikan menjadi dua kategori sehingga akan sering digunakan Tabel kontingensi (Tabel 2x2).
Risk rasio atau disebut juga Relative risk (RR) merupakan rasio dari risiko untuk terjadinya penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan kelompok yang tidak terpapar (2). Murti (1997, 182) mendefinisikan resiko relatif sebagai ukuran yang dapat menunjukkan berapa kali risiko untuk mengalami penyakit pada populasi terpapar relatif dibandingkan dengan populasi tidak terpapar (8). Insidensi kumulatif kelompok terpapar merupakan proporsi kasus baru pada kelompok yang terpapar, sedangkan insidensi kumulatif kelompok tidak terpapar merupakan proporsi kasus baru pada kelompok yang tidak terpapar. Risiko rasio disebut juga rasio insidensi kumulatif/Cummulative Incidence Ratio (CIR).
Berikut adalah rumus risiko rasio (RR).
Rumus RR adalah insidensi kumulatif terpapar dibagi insidensi kumulatif kelompok tidak terpapar.
Biila hasil perhitungan = 1, artinya tidak ada asosiasi antara paparan dan penyakit
Bila hasil perhitungan > 1, artinya paparan merupakan faktor risiko penyakit, paparan meningkatkan resiko terkena penyakit tertentu
Bila hasil perhitungan < 1, artinya paparan memiliki efek protektif terhadap penyakit, paparan melindungi atau mengurangi resiko penyakit tertentu
Kita akan melihat contoh kasus RR.
Sebuah penelitian kohort ingin melihat risiko orang yang merokok untuk terkena kanker paru di Provinsi X. Pada awal penelitian sebanyak 5000 orang yang merokok dijadikan subyek penelitian dan 5000 orang lainnya sebagai kelompok pembanding (tidak merokok). 20 tahun kemudian diketahui di antara 5000 orang yang merokok 200 orang di antaranya mengalami kanker paru, dan di antara 5000 orang yang tidak merokok terdapat 50 orang yang mengalami kanker paru. Hitunglah risiko relatif kelompok yang merokok untuk terkena penyakit kanker paru dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpapar !
Ini adlaah tabel 2x2 penelitian kohort merokok untuk terkena kanker paru di Provinsi X dimana
Insidensi kelompok terpapar = 200/5000 = 0,04 dan
Insidensi kelompok tidak terpapar = 50/5000 = 0,01
Hasil perbandingan insidens kumulatif terpapar dan tidak terpapar menunjukkan bahwa nilai RR adalah 4.
Maka dengan RR sebesar 4 dapat diinterpretasikan sebagai risiko orang yang merokok untuk terkena kanker paru adalah 4 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Pada penelitian kasus kontrol, laju insidensi hampir tidak mungkin diketahui karena paparan tidak diamati dari awal penelitian (2, 6, 8).
Odds menunjukkan rasio dua nilai dikotomi. Odds kasus artinya perbandingan jumlah kasus terpapar dengan kasus tidak terpapar, sedangkan odds kontrol artinya perbadingan jumlah kontrol terpapar dan kontrol tidak terpapar. Odds ratio (OR) atau rasio odds merupakan perbandingan odds subyek sakit dengan odds subyek tak sakit. Odds rasio merupakan sebuah pendekatan risiko relatif yang digunakan dalam penelitian kasus kontrol. Pada penelitian kasus kontrol, laju insidensi hampir tidak mungkin diketahui karena paparan tidak diamati dari awal penelitian (2, 6, 8).
Rumus Rasio Odds adalah perbandingan antara odds kasus dengan odds kontrol.
Kita memiliki kasus sebagai berikut.
Sebuah penelitian kasus kontrol ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian difteri klinis pada anak yang berusia < 15 tahun di Kabupaten Bangkalan pasca sub PIN difteri tahun 2012 (Utama, 2013). Salah satu faktor yang diteliti adalah status imunisasi DPT dasar. Status DPT dasar dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori, namun dalam contoh ini cukup diklasifikasikan menjadi dua kategori.
Hasil perhitungan ini dapat diinterpretasikan bahwa risiko anak yang tidak pernah imunisasi dasar atau status imunisasi dasar tidak lengkap untuk terkena difteri klinis di Kabupaten Bangkalan pasca sub PIN difteri tahun 2012 adalah 7 kali dibandingkan anak dengan riwayat status imunisasi DPT dasar lengkap.
Selain OR, ada perhitungan Resiko yang berkontribusi atau Attributable risk pada desain kasus kontrol. Kita tidak bisa menghitung angka insidens pada penyakit kelompok yang terpapar dan tidak terpapar pada desain kasus kontrol, tetapi kita bisa menghitung proporsi yang berkontribusi atau attributable fraction dengan rumus dibawah ini.
Hasil Attributable fraction pada kasus difteri adalah 85,6 % yang berarti 85,6 % proporsi difteri diantara anak-anak yang tidak pernah imunisasi dasar atau status imunisasi dasar tidak lengkap benar-benar dikontribusi dari status imunisasi yang tidak pernah atau tidak lengkap, sehingga difteri sebenarnya dapat dicegah jika anak-anak diimunisasi dengan lengkap.
Penelitian potong lintang (cross sectional)merupakan penelitian dengan data prevalensi. Untuk melihat hubungan antara paparan dan penyakit maka digunakanlah ukuran rasio prevalensi/prevalence ratio (PR). Ukuran rasio prevalensi dapat menggunakan rumus odd rasio maupun risk rasio, hanya saja data yang digunakan bukan data kumulatif insidensi melainkan data prevalensi(2, 6, 8).
Sebagai contoh, sebuah penelitian oleh Yenni dkk ingin melihat faktor yang mempengaruhi sikap penduduk terhadap ODHA berdasarkan Data SDKI tahun 2007 (13). Salah satunya faktor yang diteliti adalah sumber informasi. Data SDKI tahun 2007 berupa sumber informasi dan sikap terhadap ODHA dapat dilihat pada Tabel 13.
Kesimpulannya, bahwa ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku diskriminasi dengan perilaku diskriminasi atau stigma penduduk dengan sumber informasi berupa media. Penduduk dengan sumber informasi ODHA cenderung 1,36 kali (OR) atau 1.16 (RR) mempunyai sikap negatif terhadap ODHA dibandingkan kelompok penduduk dengan sumber informasi berupa non media.
Referensi Materi ini
Najmah, 2014, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat