SlideShare a Scribd company logo
MODUL DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
POKOK BAHASAN 2
A. BENTUK-BENTUK DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Sub Pokok Bahasan 1.
Desain Penelitian Epidemiologi Deskriptif
1. Penelitian Korelasi Populasi
Penelitian korelasi populasi studi adalah studi epidemiologi dengan populasi
sebagai unit analisis dengan tujuan mendeskripsikan hubungan korelatif
antara penyakit dengan faktor-faktor yang diduga sebagai determinan.
Dalam penelitian korelasi apapun baik populasi individu, prinsipnya adalah
dua variabel (X,Y) diukur pada tiap-tiap unit observasi. Kemudian sejumlah n
pasangan (X,Y) dipertemukan untuk mencari hubunganya. Kekuatan
hubungan variabel X (paparan) dan variabel Y (penyakit) dihitung dengan
koefisien korelasi ”r”. Nilai koefisien antara +1 sampai dengan -1. Satu hal
yang perlu diingat adalah sutau korelasi yang kuat antara variabel X dan
variabel Y, katakanlah r=1, tidak berarti dengan sendirinya dapat disimpulkan
bahwa X adalah penyebab Y, atau Y disebabkan oleh X.
2. Rangkaian Berkala
Rangkaian berkala (”time series”) adalah rancangan penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan
dari satu atau beberapa populasi, berdasarkan serangkaian pemangamatan
pada beberapa sekuen waktu. Dalam praktek epidemiologik, rangkaian
berkala seringkali digunakan untuk: 1) meramalkan kejadian penyakit
berikutnya berdasarkan pengalaman lampau, 2) mengetahui efektifitas
intervensi kesehatan masyarakat.
3. Penelitian Potong Lintang (”Cross-Sectional”)
Penelitian potong lintang adalah desain studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan penyakit dan paparan (determinan) dengan cara mengamati status
paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal,
pada satu saat atau periode.
Tujuan peneltian potong lintang adalah untuk memperoleh gambaran pola
penyakit dan determinan-determinannya pada populasi sasaran. Agar mampu
menggambarkan karakteristik populasi sasaran secara akurat, maka subjek
untuk penelitian potong lintang harus dicuplik dengan prosedur sedemikian
ruap sehingga diperoleh sampel yang mewakili populasi sasaran, prosedur itu
tak lain adalah pencuplikan acak atau random. Langkah selanjutnya setiap
subjek diperiksa, diamati, dan/atau ditanyai tentang status penyakit, paparan
dan variabel-variabel lainnya yang relevan.
Sub Pokok Bahasan 2.
Desain Penelitian Epidemiologi Analitik
A. PENELITIAN OBSERVASIONAL
Dalam studi epidemiologi dikenal dua kriteria penelitian epidemiologi, yakni
Observasional dan eksperimental ( Beaglehole, dkk, WHO 1993). Secara
umum tujuan penelitian epidemiologi adalah (1) Menggambarkan
status kesehatan populasi (2) Menjelaskan etiologi dan determinan dari
penyakit tersebut (3) Memprediksi jumulah kejadian penyakit di populasi dan
(4) Mengontrol distribusi penyakit di Masyarakat melalu pencegahan.
(Kleinbaum dkk, 1982).
1) Desain Kasus Kontrol
Penelitian Kasus kontrol yang merupakan bagian dari penelitian
epidemiologi observasional yang merupakan pengamatan epidemiologis
untuk mempelajari hubungan serta besarnya risiko, antara tingkat keterpaparan
dengan kejadian penyakit . pengamatannya “menoleh kebelakang” yakni
dimulai dengan mengidientifikasi kelompok dengan penmyakit/efek (kasus)
dan kelompok tanpa penyakit ( control) kemudian dilihat kebelakang factor
risikonya.
Jenis penelitian ini mempunyai beberapa nama lain yakni Retrospektif, kasus
kelola, case referent , atau case history.Disebut dengan Retrospektif karena arah
penelitain ini melihat ke belangkang atau ke masa lalu mengenai keterpaparan
atau penyebanya, sedangan di sebut dengan kasus kelola karena penelitian ini
mengelola kasus terlebih dahulu baru dilihat kembali apa yang menyebabkan
kasus tersebut, begitupula dengan istilah Case referent peneliti menjadikan
kasus sebagai referensi yang pertama sebgai awal pijakan penelitian lalau di
telusuri penbyebabnya dan disebut dengan case history karena penelti melihat
sejarah dari factor risisko atau penyebab atau perjalanan penyakit si penderita.
Dalam urutan tingkat kekuatan hubungan sebab akibat desain ini berada
dibawah penelitian kohort & Eksperimen namun lebih kuat dari cross sectional.
Subyek yang didiagnosis menderita sakit (kasus ) adalah insiden (kasus Baru) .
Ada Tidaknya Faktor Risiko PENLURURAN KEBELAKANG Penelitian Mulai dari sini
Faktor Risiko + (A)
Faktor Risiko - (B)
Kasus (Ada penyakit)
Faktor Risiko + (C )
Faktor Risiko - (D)
Kontrol (Tak Ada penyakit)
Gambar 1. Skema rancangan desai kasus control
Langkah –langkah penelitian kasus control adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian
Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian apa yang akan di teliti dan
bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian tersebut berdasarkan teori yang ada.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek dan Faktor Risiko (FR)
Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan penelitian yang mana
sebagai variable dependen atau variable tergantung atau variable terikat, dan juga menetukan
mana yang akan di jadikan variable independen atau variable bebas.
3. Menentukan Populasi dan Sampel (kasus-kontol) dan caranya untuk pemilihan subyek
penelitian
3.1. Memilih Kasus
Yang perlu Diperhatikan dalama memilih kasus adalah:
a. Kriteria Diagnosis
Menjelaskan yang sejelasnya kriteria dari “penyakit”
b. Sumber Kasus
Sumber Kasus dapat diperoleh dari “Hospital Base” atau “Population Base”
3.2. Memilih Kontrol
Yang perlu Diperhatikan dalam memilih kontrol adalah:
a. Memilih kontrol dari sumber karekteristik yang sama dengan kasus
b. Keserupaan antara Kontrol dan kasus Yaitu dengan melakukan Matching antara kasus
dan kontrol agar mempunya karekteristik yang sama matcing tersebut dapat mengurangi
pengaruh variabel confounding/pengganggu. Yang perlu diperhatikan adalah agar tidak
terjadi Overmatching
3.3. Menetapkan Jumlah Sampel
Sampel ditentukan dengan Rumus Case Control jika kasus sedikit maka jumlah kontrol
dapat diperbesar dengan perbandingan 1:2 sampai 1: 4
4. Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor Risiko (FR)
Dalam pelaksanaan pengukuran variable peneliti melihat variable penyebab atau
fakterisiko dibuat menjadi dikotom atau menjadi dua kategori dan begitu pula dengan variable
efek.
5. Melakukan analisis
Dalam melakukan analisi case control kita melakukan pencarian nilai Odds Ratio dimana
kita menggunakan rumus dari table 2x2 sebagai berikut :
Tabel 2x2
KASUS KONTROL TOTAL
Faktor risisko (+) A B (A+B)
Faktor risisko (-) C D (C+D)
(A+C) (B+D) (A+B+C+D)
OR = =
A xD
Bx C
Kelebihan Dan Kekurangan Kasus Kontrol
Kelebihan:
1. Dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat.
2. Relatif Murah dibandingkan dengan desain analitik lainnya
3. Cocok Untuk penyakit yang langka
4. Cocok untuk meneliti penyakit-penyakit yang masa laten panjang
5. Dapat meneliti berbagai Faktor risiko sekaligus
Kekurangan:
1. Desain ini rawan untuk terjadi bias seleksi dalam memilih subyek Serta bias
informasi (recall bias) baik ketidak lengkapan cacatatan maupun daya ingat
2. Tidak efisien untuk mengevaluasi paparan yang langka kecuali jika persentase
attributable risk tinggi
3. Tidak dapat menghitung laju insiden.
4. Kadang sulit memastikan hubungan temporal antara paparan dan penyakit
5. Hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.
6. Kesulitan memilih kontrol yang tepat
2) Desian Studi Kohort
Penelitian Kohort yang merupakan suatu rancangan pengamatan
epidemiologis untuk mempelajari hubungan dan besarnya risiko antara paparan dan
penyakit antara tingkat keterpaparan dengan kejadian penyakit. Pengamatannya
“diikuti kedepan” yakni dimulai dengan populasi /kelompok subyek yang bebas dari
penyakit, dan secara alami kelompok subyek ini akan terbagi menjadi terpapar dan
tidak terpapar,kemudian diikuti sepajang waktu/periode tertentu untuk melihat ada
tidaknya efek pada subyek tersebut.
Jenis penelitian ini mempunyai beberapa nama lain yakni Prospektif,
Studi Follow Up, Studi Longitudinal, Studi insidensi. Disebut dengan istilah seperti hal
tersebut diatas dikarenakan arah penelitain ini mengikuti ke kedepan atau ke masa
yang akan yang akan di follow up sepanjang masa, dan karena kejadian kasusnya
adalah kasus baru terjadi maka studi ini disebut dengan studi insiden. Dalam urutan
tingkat kekuatan hubungan sebab akibat desain ini berada dibawah penelitian
Eksperimen namun lebih kuat dari cross sectional dan Case Control.
Langkah –langkah penelitian kasus kelola adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian
Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian apa yang
akan di teliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian tersebut
berdasarkan teori yang ada.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek dan Faktor Risiko (FR)
Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan penelitian
yang mana sebagai variable dependen atau variable tergantung atau variable
terikat, dan juga menetukan mana yang akan di jadikan variable independen
atau variable bebas. Langkahnya sebagai berikut:
Mendefinisikan secara jelas faktor risiko (variabel independen/bebas)
dan faktor efek
(variabel dependen/terikat)
Mengidentifikasikan faktor risiko internal (dari subyek) maupun faktor risiko
Eksternal (dari lingkungan), hal ini penting karena dikhawatrirkan akan
menjadi predisposisi timbulnya penyakit (efek)
3. Menentukan Populasi dan Sampel serta caranya untuk pemilihan subyek
penelitian sebagai berikut
a. Dari awal penelitian dipilih subyek yang benar-benar tak mempunyai
efek (penyakit).
b. Subyek dipilih dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
c. Subyek yang dipilih dari populasi terjangkau berdasarkan geografik
penduduk dan dari kelompok orang tertentu
d. Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor Risiko (FR)
4. Dalam pelaksanaan pengukuran variable peneliti melihat variable penyebab
atau fakterisiko dibuatmenjadi dikotom atau menjadi dua kategori dan begitu
pula dengan variable efek.
5. Mengamati timbulnya Efek agar tak Drop Out
6. Melakukan analisis
Dalam melakukan analisi case control kita melakukan pencarian nilai Relatif
Risk dimana kita menggunakan rumus dari table 2x2 sebagai berikut :
Tabel 2x2
KASUS KONTROL TOTAL
Faktor risisko (+) A B (A+B)
Faktor risisko (-) C D (C+D)
(A+C) (B+D) (A+B+C+D)
RR =
A ( A + B)
C (C+D)
Interpretasi Kemaknaan
Untuk menentukan apakah nilai OR bermakna atau tidak dihitung nilai batas
atas dan batas bawah sbb:
Nilai Batas Bawah/Lower Limit (LL) = RR ( e -F)
Nilai Batas Atas/Upper Limit (UL) = RR ( e F)
Interpretasinya :
1. Bila Nilai LL dan UP dibawah 1 atau nilai LL dan UL diatas 1 ( =Tidak
Mencakup Nilai 1) Berarti nilai RR ada hubungan yang bermakna
2. Bila Nilai LL dibawah 1 atau nilai UP diatas 1 (=Mencakup Nilai 1) Berarti nilai
RR ada tidak ada hubungan yang bermakna.
Kelebihan Desain Studi Kohort:
1. Merupakan desain yang terbaik utuk menentukan insiden dan laju insiden
2. Studi ini paling baik dalam menerangkan hubungan temporal antara faktor
risiko efek
3. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu
4. Bias pada paparan lebih minimal
5. Cocok untuk meneliti paparan yang langka
Kekurangan:
1. Desain ini memerlukan waktu yang lama
2. Sarana dan biaya mahal
3. Tidak efisien untuk kasus (penyakit) yang langka
4. Terancam adanya drop out
1. 5. Dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti membiarkan
subyek terpajan paparan yang dapat merugikan si subyek itu send
B. PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Experimen dalam pengertian umum berarti mencoba sesuatu yang baru
“To try something new”. Dalam Epidemiologi, Studi Experimen adalah mengukur
pengaruh suatu perlakuan (intervensi) pada populasi dengan cara
membandingkan hasil-hasil perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. (Last,2001) sehingga penelitian ini disebut juga studi Intervensi. Dalam
urutan tingkat kekuatan hubungan sebab akibat desain ini merupakan desain
terbaik untuk hubungan sebab akibat, terutam desain experiment murni.
Pengamatannya sangat mirip dengan studi Cohort yakni kelompok subyek
perlakuan dan kelompok kontrol diikuti sampai terjadinya Efek .Perbedaannya
pada adanya intervensi serta alokasi subyek secara eligibilitas dan metode
perlakuan ditentukan oleh peneliti.
Langkah –langkah penelitian kasus kelola adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian
Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian apa yang
akan di teliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian tersebut
berdasarkan teori yang ada.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek (dependen) dan penyebab
(Independen)
Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan penelitian
yang mana sebagai variable dependen atau variable tergantung atau variable
terikat, dan juga menetukan mana yang akan di jadikan variable independen
atau variable bebas. Langkahnya sebagai berikut:
1) Menentukan Populasi dan Sampel baik secara rndomaisi ataupun tidak
tergantung dari jenis experiment yang dilakukan
2) Mengikuti dan memeberikan perlakukan terhadap sampel
3) Melakukan analisis
Jenis studi eksperimen
Studi Experimen memepunyai dua bentuk studi penelitian yakni experiment
murni dan experiment kuasi adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.
a. Eksperimen Murni
1) Disebut juga penelitian Eksperimen random atau Randomize controlled Trial
(RCT)
2) Studi ini menggunakan prosudur random untuk mengalokasi berbagai lavel faktor
penelitian pada subyek
3) Studi ini dianggap sebagai “gold Standard” dalam suatu penelitain karena studi
ini dapat dapat mengendalikan situasi penelitian (terutama faktor perancu) secara
maksimal
4) Cara menentukan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dimulai dengan
populas sumber, kemudian dicari yang memenuhi syarat (eligible), jika memenuhi
syarat maka ditanya apakah setuju untuk berpartisipasi atau tidak, jika ya maka
dilakukan rendomisasi untuk tentukan kelompok perlakuan dan kontrol.
b. Eksperimen Kuasi
1) Studi ini dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara non
rendomisasi
2) Studi ini berasal dari riset sosial (campbell & stanly 1963) namun
diadopsi oleh epidemiologi untuk mengevalusi dampak intervensi pada
kesehatan masyarakat.
3) Studi ini dilakukan takala pengalokasian faktor penelitian kepada subyek
tidak mungkin, tidak etis atau tidak praktis jika dilakukan rendomisasi
4) Cara desain penelitainnya tergantung dari jenis eksperimen kuasi tersebut
Sub Pokok Bahasan 3.
Proposal Penelitian Epidemiologi
Dalam modul ini tidak akan dibahas tentang format proposal, sebab
masing-masing institusi memiliki format tersendiri. Dalam pokok bahasan
proposal penelitian epidemiologi ini, lebih mengingatkan kepada unsur-unsur
esensial apa saja yang harus ada pada sebuah usulan penelitian.
Beberapa unsur yang harus ada dalam suatu proposal penelitian adalah:
1. Judul penelitian
Judul penelitian hendaknya cukup ekspresif, menunjukkan secara tepat
masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang untuk penafsiran
yang bermacam-macam.
2. Bagian inti proposal
Bagian ini sebuah proposal penelitian hendaknya memuat unsur-unsur: (a)
perumusan masalah, (b) tujuan penelitian, (c) penelaahan kepustakaan dan
hasil-hasil peneltian sebelumnya, (d) hipotesis, (e) metode penelitian, (f)
jadwal penelitian.
a. Perumusan masalah
Isi pokok perumusan masalah adalah:
1) Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam
proposal peneltian itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti,
dengan katan lain disini dikemukakan justifikasi alasan penelitian
perlu dilakukan.
2) Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks masalah
kesehatan masyarakat, serta peranan pemecahan masalah yang
akan diteliti itu dalam rangka pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.
b. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian lazimnya diformulasikan dalam dua bentuk, yakni
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan sejalan
dengan perumusan masalah. Dalam rangka mencapai tujuan umum
penelitian, berarti juga menjawab permasalahan yang ada, tujuan umum
kemudian dijabarkan menjadi tujuan khusus yang lebih spesifik dan
terukur menjelaskan tujuan-tujuan apa yang hendak dicapai dalam
penelitian itu.
c. Penelaahan kepustakaan
Bobot suatu proposal penelitian seringkali ditunjukkan oleh penelaahan
kepustakaan dan penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penelaahan
kepustakaan, hal-hal yang dikemukakan adalah meliputi:
1) Bukti-bukti bahwa permasalahan yang akan diteliti belum terjawab
atau belum terpecahkan secara memuaskan.
2) Landasan-landasan teori yang akan merupakan pedoman bagi
pemecahan masalah dan perumusan hipotesi yang akan diuji dalam
penelitian, utamanya hipotesis yang berkaitan dengan determinan
atau etiologi masalah kesehatan masyarakat.
3) Hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai masalah-masalah yang
akan diteliti atau mengenai masalah lain yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti.
d. Hipotesis
Dalam suatu proposal peneltian epidemiologi analitik, sebagaimana
penelitian analitik pada umumnya, mengharuskan adanya hipotesis
yang harus diuji secara statistic. Uji hipotesis secara statistic
membutuhkan pernyataan eksplisit tentang hipotesis yang diuji yakni:
(1) hipotesis nol, dan (2) hipotesis alternative. Dalam riset etiologi,
hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan
paparan dan penyakit. Sedangkan hipotesis alternative adalah hipotesis
yang menyatakan ada hubungan antara paparan dan penyakit. Jika
hanya mengatakan ada hubungan paparan dan penyakit, hipotesis
alternative dikatakan bersifat dua sisi atau dua arah. Jika dikatakan ada
pengaruh paparan terhadap penyakit yang menunjukkan secara
eksplisit arah hubungan tersebut, maka hipotesis alternative dikatakan
bersifat dua sisi.
Contoh : sebuah studi kohort hendak membandingkan laju insidensi
leukemia antara kelompok terpapar radiasi sinar-x, misalnya radiolog,
dan kelompok tak terpapar sinar-X, misalnya psikiater. Laju insidensi
pada kelompok terpapar disebut ID1, sedangkan pada kelompok tak
terpapar disebut IDo, maka Ho secara statistic dinyakan sebagai
berikut:
Ho: ID1=IDo (atau IDR=1, atau IDo=0), sedang Ha dua sisi dinyatakan
sebagai berikut:
Ha: ID1#IDo (atauIDR#1, atau IDo#0) atau Ha satu sisi dinyatakan
sebagai berikut:
Ha: ID1 > IDo (atau IDR>1, atau IDo>0)
e. Metoda penelitian
Metoda penelitian yang dicantumkan dalam proposal penelitian
hendaknya memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1) Definisi operasional variable penelitian
2) Sampel atau subjek penelitian serta Teknik pengambilan sampelnya
3) Metode pengumpulan data serta instrument yang digunakan dengan
mempertimbangakan reliabilitas dan validitasnya.
4) Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian
5) Alat-alat perlengkapan yang akan digunakan
6) Teknik-teknik atau model-model analisis data
7) Aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
f. Jadwal penelitian
Dalam menyusun jadwal penelitian, hendaknya menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:
1) Tahap-tahap peneltian yang akan dilakukan
2) Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap
penelitian
3) Rincian kegiatan untuk masing-masing tahap penelitian.
3. Bagian akhir proposal penelitian
Bagian kahir dari proposal penelitian adalah daftar pustaka. Kualitas
suatu proposal peneltian tidak jarang ditentukan oleh adekuasi pustaka yang
digunakan baik secara kuantitas maupun kulaitas.
Tujuan utama daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai
bagaimana kita dapat secara mudah menemukan sumber pustaka yang
disebutkan dalam proposal penelitian. Oleh sebab itu, hal-hal yang perlu
disebutkan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:
a. Untuk buku
1) Nama penulis
2) Tahun penerbitan
3) Judul buku
4) Nama penerbit
5) Tempat atau kota penerbitan
b. Untuk jurnal
1) Nama penulis
2) Tahun penerbitan
3) Judul tulisan
4) Nama jurnal
5) Jilid (dan nomor) jurnal
6) halaman
###################=================##############

More Related Content

What's hot

Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Afina Permatasari
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
NajMah Usman
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Sukistinah
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
NajMah Usman
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
phiqe kbn
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
Yurie Arsyad Temenggung
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
lasnisiregar
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
Syahrum Syuib
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansraysa hasdi
 
Uji statistik
Uji statistikUji statistik
Uji statistik
Wira Kusuma
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
NajMah Usman
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
Anggita Dewi
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
Anggita Dewi
 

What's hot (20)

Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 
Uji statistik
Uji statistikUji statistik
Uji statistik
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
Wabah
WabahWabah
Wabah
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 

Similar to Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi

88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control
homeworkping4
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &Ira Masykura
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
FebySWinarno1
 
Faktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxFaktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptx
adella22
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
fikri asyura
 
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magisEpidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
AndreZeref
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
WiandhariEsaBBPKCilo
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case control
khofifahwidaningsih
 
Case control ppt
Case control pptCase control ppt
Case control ppt
Halu Oleo University
 
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdfMethode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
arikiskandar
 
Desain penelitian public health
Desain penelitian   public healthDesain penelitian   public health
Desain penelitian public health
dadupipa
 
Materi_case_control.ppt
Materi_case_control.pptMateri_case_control.ppt
Materi_case_control.ppt
anggilesmana7
 
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
resi marta
 
Desain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptxDesain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptx
AtoillahIsvandiary
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
Lisa Prihastari
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimental
Desy Rahayu
 
Uji klinik litbangkes-jun 05
Uji klinik litbangkes-jun 05Uji klinik litbangkes-jun 05
Uji klinik litbangkes-jun 05mewanglo
 
Study kasus kontrol
Study kasus kontrolStudy kasus kontrol
Study kasus kontrolNabhilla Sofia
 
Mini Proposal .pptx
Mini Proposal .pptxMini Proposal .pptx
Mini Proposal .pptx
ArtheswaraSidhajati
 

Similar to Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi (20)

88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control88734061 studi-case-control
88734061 studi-case-control
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
 
Faktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptxFaktor Risiko Penyakit.pptx
Faktor Risiko Penyakit.pptx
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magisEpidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
Epidemiologi-tugas kelompok unsrat magis
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case control
 
Case control ppt
Case control pptCase control ppt
Case control ppt
 
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdfMethode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
Methode dan Desain Studi Epidemiologi Bencana.pdf
 
Desain penelitian public health
Desain penelitian   public healthDesain penelitian   public health
Desain penelitian public health
 
Materi_case_control.ppt
Materi_case_control.pptMateri_case_control.ppt
Materi_case_control.ppt
 
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
Metodologipenelitiandesainstudi 121114024110-phpapp01
 
Desain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptxDesain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptx
 
Uji Klinik
Uji KlinikUji Klinik
Uji Klinik
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimental
 
Uji klinik litbangkes-jun 05
Uji klinik litbangkes-jun 05Uji klinik litbangkes-jun 05
Uji klinik litbangkes-jun 05
 
Study kasus kontrol
Study kasus kontrolStudy kasus kontrol
Study kasus kontrol
 
Mini Proposal .pptx
Mini Proposal .pptxMini Proposal .pptx
Mini Proposal .pptx
 

More from WiandhariEsaBBPKCilo

Modul ljj mpi 7 4 april 21 (1)
Modul ljj mpi 7  4 april 21 (1)Modul ljj mpi 7  4 april 21 (1)
Modul ljj mpi 7 4 april 21 (1)
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21 edit ciloto (1)
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21  edit  ciloto (1)Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21  edit  ciloto (1)
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21 edit ciloto (1)
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGMModul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGMModul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGMModul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGMModul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul mpi 1
Modul mpi 1Modul mpi 1
Modul mpi 1
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANModul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMModul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Mi 10 angka kredit
Mi 10 angka kreditMi 10 angka kredit
Mi 10 angka kredit
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Mi 8 KTI
Mi 8 KTIMi 8 KTI
Mi 9 ka dan laporan
Mi 9 ka dan laporanMi 9 ka dan laporan
Mi 9 ka dan laporan
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatanPenyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Mi 7 sertifikasi
Mi 7 sertifikasiMi 7 sertifikasi
Mi 7 sertifikasi
WiandhariEsaBBPKCilo
 
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
WiandhariEsaBBPKCilo
 

More from WiandhariEsaBBPKCilo (20)

Modul ljj mpi 7 4 april 21 (1)
Modul ljj mpi 7  4 april 21 (1)Modul ljj mpi 7  4 april 21 (1)
Modul ljj mpi 7 4 april 21 (1)
 
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21 edit ciloto (1)
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21  edit  ciloto (1)Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21  edit  ciloto (1)
Bahan tayang uji kom jabfung tgm 5 agust 21 edit ciloto (1)
 
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
 
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
 
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGMModul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 5 PERENCANAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL TGM
 
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
Bahan Tayang Materi Regulasi jf-tgm-ed-2021
 
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGMModul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
Modul mpi 4 DUPAK JABFUNG TGM
 
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGMModul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
 
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
Bahan tayang kebijakan pengembangan jf tgm kapuskatmutu edr 21
 
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGMModul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
Modul mpi 2 KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL TGM
 
Modul mpi 1
Modul mpi 1Modul mpi 1
Modul mpi 1
 
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANModul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
 
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMModul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
 
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
Panduan praktik lapangan distance learning adminkes ahli 1
 
Mi 10 angka kredit
Mi 10 angka kreditMi 10 angka kredit
Mi 10 angka kredit
 
Mi 8 KTI
Mi 8 KTIMi 8 KTI
Mi 8 KTI
 
Mi 9 ka dan laporan
Mi 9 ka dan laporanMi 9 ka dan laporan
Mi 9 ka dan laporan
 
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatanPenyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
 
Mi 7 sertifikasi
Mi 7 sertifikasiMi 7 sertifikasi
Mi 7 sertifikasi
 
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...
 

Recently uploaded

Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 

Recently uploaded (20)

Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 

Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi

  • 1. MODUL DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI POKOK BAHASAN 2 A. BENTUK-BENTUK DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI Sub Pokok Bahasan 1. Desain Penelitian Epidemiologi Deskriptif 1. Penelitian Korelasi Populasi Penelitian korelasi populasi studi adalah studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis dengan tujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dengan faktor-faktor yang diduga sebagai determinan. Dalam penelitian korelasi apapun baik populasi individu, prinsipnya adalah dua variabel (X,Y) diukur pada tiap-tiap unit observasi. Kemudian sejumlah n pasangan (X,Y) dipertemukan untuk mencari hubunganya. Kekuatan hubungan variabel X (paparan) dan variabel Y (penyakit) dihitung dengan koefisien korelasi ”r”. Nilai koefisien antara +1 sampai dengan -1. Satu hal yang perlu diingat adalah sutau korelasi yang kuat antara variabel X dan variabel Y, katakanlah r=1, tidak berarti dengan sendirinya dapat disimpulkan bahwa X adalah penyebab Y, atau Y disebabkan oleh X. 2. Rangkaian Berkala Rangkaian berkala (”time series”) adalah rancangan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan dari satu atau beberapa populasi, berdasarkan serangkaian pemangamatan pada beberapa sekuen waktu. Dalam praktek epidemiologik, rangkaian berkala seringkali digunakan untuk: 1) meramalkan kejadian penyakit berikutnya berdasarkan pengalaman lampau, 2) mengetahui efektifitas intervensi kesehatan masyarakat. 3. Penelitian Potong Lintang (”Cross-Sectional”) Penelitian potong lintang adalah desain studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (determinan) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode. Tujuan peneltian potong lintang adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit dan determinan-determinannya pada populasi sasaran. Agar mampu menggambarkan karakteristik populasi sasaran secara akurat, maka subjek
  • 2. untuk penelitian potong lintang harus dicuplik dengan prosedur sedemikian ruap sehingga diperoleh sampel yang mewakili populasi sasaran, prosedur itu tak lain adalah pencuplikan acak atau random. Langkah selanjutnya setiap subjek diperiksa, diamati, dan/atau ditanyai tentang status penyakit, paparan dan variabel-variabel lainnya yang relevan. Sub Pokok Bahasan 2. Desain Penelitian Epidemiologi Analitik A. PENELITIAN OBSERVASIONAL Dalam studi epidemiologi dikenal dua kriteria penelitian epidemiologi, yakni Observasional dan eksperimental ( Beaglehole, dkk, WHO 1993). Secara umum tujuan penelitian epidemiologi adalah (1) Menggambarkan status kesehatan populasi (2) Menjelaskan etiologi dan determinan dari penyakit tersebut (3) Memprediksi jumulah kejadian penyakit di populasi dan (4) Mengontrol distribusi penyakit di Masyarakat melalu pencegahan. (Kleinbaum dkk, 1982). 1) Desain Kasus Kontrol Penelitian Kasus kontrol yang merupakan bagian dari penelitian epidemiologi observasional yang merupakan pengamatan epidemiologis untuk mempelajari hubungan serta besarnya risiko, antara tingkat keterpaparan dengan kejadian penyakit . pengamatannya “menoleh kebelakang” yakni dimulai dengan mengidientifikasi kelompok dengan penmyakit/efek (kasus) dan kelompok tanpa penyakit ( control) kemudian dilihat kebelakang factor risikonya. Jenis penelitian ini mempunyai beberapa nama lain yakni Retrospektif, kasus kelola, case referent , atau case history.Disebut dengan Retrospektif karena arah penelitain ini melihat ke belangkang atau ke masa lalu mengenai keterpaparan atau penyebanya, sedangan di sebut dengan kasus kelola karena penelitian ini mengelola kasus terlebih dahulu baru dilihat kembali apa yang menyebabkan kasus tersebut, begitupula dengan istilah Case referent peneliti menjadikan
  • 3. kasus sebagai referensi yang pertama sebgai awal pijakan penelitian lalau di telusuri penbyebabnya dan disebut dengan case history karena penelti melihat sejarah dari factor risisko atau penyebab atau perjalanan penyakit si penderita. Dalam urutan tingkat kekuatan hubungan sebab akibat desain ini berada dibawah penelitian kohort & Eksperimen namun lebih kuat dari cross sectional. Subyek yang didiagnosis menderita sakit (kasus ) adalah insiden (kasus Baru) . Ada Tidaknya Faktor Risiko PENLURURAN KEBELAKANG Penelitian Mulai dari sini Faktor Risiko + (A) Faktor Risiko - (B) Kasus (Ada penyakit) Faktor Risiko + (C ) Faktor Risiko - (D) Kontrol (Tak Ada penyakit) Gambar 1. Skema rancangan desai kasus control Langkah –langkah penelitian kasus control adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian apa yang akan di teliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian tersebut berdasarkan teori yang ada. 2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek dan Faktor Risiko (FR) Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan penelitian yang mana sebagai variable dependen atau variable tergantung atau variable terikat, dan juga menetukan mana yang akan di jadikan variable independen atau variable bebas. 3. Menentukan Populasi dan Sampel (kasus-kontol) dan caranya untuk pemilihan subyek penelitian 3.1. Memilih Kasus Yang perlu Diperhatikan dalama memilih kasus adalah: a. Kriteria Diagnosis
  • 4. Menjelaskan yang sejelasnya kriteria dari “penyakit” b. Sumber Kasus Sumber Kasus dapat diperoleh dari “Hospital Base” atau “Population Base”
  • 5. 3.2. Memilih Kontrol Yang perlu Diperhatikan dalam memilih kontrol adalah: a. Memilih kontrol dari sumber karekteristik yang sama dengan kasus b. Keserupaan antara Kontrol dan kasus Yaitu dengan melakukan Matching antara kasus dan kontrol agar mempunya karekteristik yang sama matcing tersebut dapat mengurangi pengaruh variabel confounding/pengganggu. Yang perlu diperhatikan adalah agar tidak terjadi Overmatching 3.3. Menetapkan Jumlah Sampel Sampel ditentukan dengan Rumus Case Control jika kasus sedikit maka jumlah kontrol dapat diperbesar dengan perbandingan 1:2 sampai 1: 4 4. Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor Risiko (FR) Dalam pelaksanaan pengukuran variable peneliti melihat variable penyebab atau fakterisiko dibuat menjadi dikotom atau menjadi dua kategori dan begitu pula dengan variable efek. 5. Melakukan analisis Dalam melakukan analisi case control kita melakukan pencarian nilai Odds Ratio dimana kita menggunakan rumus dari table 2x2 sebagai berikut : Tabel 2x2 KASUS KONTROL TOTAL Faktor risisko (+) A B (A+B) Faktor risisko (-) C D (C+D) (A+C) (B+D) (A+B+C+D) OR = = A xD Bx C
  • 6. Kelebihan Dan Kekurangan Kasus Kontrol Kelebihan: 1. Dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat. 2. Relatif Murah dibandingkan dengan desain analitik lainnya 3. Cocok Untuk penyakit yang langka 4. Cocok untuk meneliti penyakit-penyakit yang masa laten panjang 5. Dapat meneliti berbagai Faktor risiko sekaligus Kekurangan: 1. Desain ini rawan untuk terjadi bias seleksi dalam memilih subyek Serta bias informasi (recall bias) baik ketidak lengkapan cacatatan maupun daya ingat 2. Tidak efisien untuk mengevaluasi paparan yang langka kecuali jika persentase attributable risk tinggi 3. Tidak dapat menghitung laju insiden. 4. Kadang sulit memastikan hubungan temporal antara paparan dan penyakit 5. Hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek. 6. Kesulitan memilih kontrol yang tepat 2) Desian Studi Kohort Penelitian Kohort yang merupakan suatu rancangan pengamatan epidemiologis untuk mempelajari hubungan dan besarnya risiko antara paparan dan penyakit antara tingkat keterpaparan dengan kejadian penyakit. Pengamatannya “diikuti kedepan” yakni dimulai dengan populasi /kelompok subyek yang bebas dari penyakit, dan secara alami kelompok subyek ini akan terbagi menjadi terpapar dan tidak terpapar,kemudian diikuti sepajang waktu/periode tertentu untuk melihat ada tidaknya efek pada subyek tersebut. Jenis penelitian ini mempunyai beberapa nama lain yakni Prospektif, Studi Follow Up, Studi Longitudinal, Studi insidensi. Disebut dengan istilah seperti hal tersebut diatas dikarenakan arah penelitain ini mengikuti ke kedepan atau ke masa yang akan yang akan di follow up sepanjang masa, dan karena kejadian kasusnya adalah kasus baru terjadi maka studi ini disebut dengan studi insiden. Dalam urutan
  • 7. tingkat kekuatan hubungan sebab akibat desain ini berada dibawah penelitian Eksperimen namun lebih kuat dari cross sectional dan Case Control. Langkah –langkah penelitian kasus kelola adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian apa yang akan di teliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian tersebut berdasarkan teori yang ada. 2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek dan Faktor Risiko (FR) Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan penelitian yang mana sebagai variable dependen atau variable tergantung atau variable terikat, dan juga menetukan mana yang akan di jadikan variable independen atau variable bebas. Langkahnya sebagai berikut: Mendefinisikan secara jelas faktor risiko (variabel independen/bebas) dan faktor efek (variabel dependen/terikat) Mengidentifikasikan faktor risiko internal (dari subyek) maupun faktor risiko Eksternal (dari lingkungan), hal ini penting karena dikhawatrirkan akan menjadi predisposisi timbulnya penyakit (efek) 3. Menentukan Populasi dan Sampel serta caranya untuk pemilihan subyek penelitian sebagai berikut a. Dari awal penelitian dipilih subyek yang benar-benar tak mempunyai efek (penyakit). b. Subyek dipilih dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. c. Subyek yang dipilih dari populasi terjangkau berdasarkan geografik penduduk dan dari kelompok orang tertentu d. Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor Risiko (FR) 4. Dalam pelaksanaan pengukuran variable peneliti melihat variable penyebab atau fakterisiko dibuatmenjadi dikotom atau menjadi dua kategori dan begitu pula dengan variable efek. 5. Mengamati timbulnya Efek agar tak Drop Out 6. Melakukan analisis Dalam melakukan analisi case control kita melakukan pencarian nilai Relatif Risk dimana kita menggunakan rumus dari table 2x2 sebagai berikut :
  • 8. Tabel 2x2 KASUS KONTROL TOTAL Faktor risisko (+) A B (A+B) Faktor risisko (-) C D (C+D) (A+C) (B+D) (A+B+C+D) RR = A ( A + B) C (C+D) Interpretasi Kemaknaan Untuk menentukan apakah nilai OR bermakna atau tidak dihitung nilai batas atas dan batas bawah sbb: Nilai Batas Bawah/Lower Limit (LL) = RR ( e -F) Nilai Batas Atas/Upper Limit (UL) = RR ( e F) Interpretasinya : 1. Bila Nilai LL dan UP dibawah 1 atau nilai LL dan UL diatas 1 ( =Tidak Mencakup Nilai 1) Berarti nilai RR ada hubungan yang bermakna 2. Bila Nilai LL dibawah 1 atau nilai UP diatas 1 (=Mencakup Nilai 1) Berarti nilai RR ada tidak ada hubungan yang bermakna. Kelebihan Desain Studi Kohort: 1. Merupakan desain yang terbaik utuk menentukan insiden dan laju insiden 2. Studi ini paling baik dalam menerangkan hubungan temporal antara faktor risiko efek 3. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu 4. Bias pada paparan lebih minimal 5. Cocok untuk meneliti paparan yang langka Kekurangan: 1. Desain ini memerlukan waktu yang lama 2. Sarana dan biaya mahal 3. Tidak efisien untuk kasus (penyakit) yang langka 4. Terancam adanya drop out
  • 9. 1. 5. Dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti membiarkan subyek terpajan paparan yang dapat merugikan si subyek itu send
  • 10. B. PENELITIAN EKSPERIMENTAL Experimen dalam pengertian umum berarti mencoba sesuatu yang baru “To try something new”. Dalam Epidemiologi, Studi Experimen adalah mengukur pengaruh suatu perlakuan (intervensi) pada populasi dengan cara membandingkan hasil-hasil perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. (Last,2001) sehingga penelitian ini disebut juga studi Intervensi. Dalam urutan tingkat kekuatan hubungan sebab akibat desain ini merupakan desain terbaik untuk hubungan sebab akibat, terutam desain experiment murni. Pengamatannya sangat mirip dengan studi Cohort yakni kelompok subyek perlakuan dan kelompok kontrol diikuti sampai terjadinya Efek .Perbedaannya pada adanya intervensi serta alokasi subyek secara eligibilitas dan metode perlakuan ditentukan oleh peneliti. Langkah –langkah penelitian kasus kelola adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian apa yang akan di teliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian tersebut berdasarkan teori yang ada. 2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek (dependen) dan penyebab (Independen) Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan penelitian yang mana sebagai variable dependen atau variable tergantung atau variable terikat, dan juga menetukan mana yang akan di jadikan variable independen atau variable bebas. Langkahnya sebagai berikut: 1) Menentukan Populasi dan Sampel baik secara rndomaisi ataupun tidak tergantung dari jenis experiment yang dilakukan 2) Mengikuti dan memeberikan perlakukan terhadap sampel 3) Melakukan analisis
  • 11. Jenis studi eksperimen Studi Experimen memepunyai dua bentuk studi penelitian yakni experiment murni dan experiment kuasi adapun pembagiannya adalah sebagai berikut. a. Eksperimen Murni 1) Disebut juga penelitian Eksperimen random atau Randomize controlled Trial (RCT) 2) Studi ini menggunakan prosudur random untuk mengalokasi berbagai lavel faktor penelitian pada subyek 3) Studi ini dianggap sebagai “gold Standard” dalam suatu penelitain karena studi ini dapat dapat mengendalikan situasi penelitian (terutama faktor perancu) secara maksimal 4) Cara menentukan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dimulai dengan populas sumber, kemudian dicari yang memenuhi syarat (eligible), jika memenuhi syarat maka ditanya apakah setuju untuk berpartisipasi atau tidak, jika ya maka dilakukan rendomisasi untuk tentukan kelompok perlakuan dan kontrol.
  • 12. b. Eksperimen Kuasi 1) Studi ini dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara non rendomisasi 2) Studi ini berasal dari riset sosial (campbell & stanly 1963) namun diadopsi oleh epidemiologi untuk mengevalusi dampak intervensi pada kesehatan masyarakat. 3) Studi ini dilakukan takala pengalokasian faktor penelitian kepada subyek tidak mungkin, tidak etis atau tidak praktis jika dilakukan rendomisasi 4) Cara desain penelitainnya tergantung dari jenis eksperimen kuasi tersebut Sub Pokok Bahasan 3. Proposal Penelitian Epidemiologi Dalam modul ini tidak akan dibahas tentang format proposal, sebab masing-masing institusi memiliki format tersendiri. Dalam pokok bahasan proposal penelitian epidemiologi ini, lebih mengingatkan kepada unsur-unsur esensial apa saja yang harus ada pada sebuah usulan penelitian. Beberapa unsur yang harus ada dalam suatu proposal penelitian adalah: 1. Judul penelitian Judul penelitian hendaknya cukup ekspresif, menunjukkan secara tepat masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang untuk penafsiran yang bermacam-macam. 2. Bagian inti proposal
  • 13. Bagian ini sebuah proposal penelitian hendaknya memuat unsur-unsur: (a) perumusan masalah, (b) tujuan penelitian, (c) penelaahan kepustakaan dan hasil-hasil peneltian sebelumnya, (d) hipotesis, (e) metode penelitian, (f) jadwal penelitian. a. Perumusan masalah Isi pokok perumusan masalah adalah: 1) Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam proposal peneltian itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti, dengan katan lain disini dikemukakan justifikasi alasan penelitian perlu dilakukan. 2) Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks masalah kesehatan masyarakat, serta peranan pemecahan masalah yang akan diteliti itu dalam rangka pemecahan masalah kesehatan masyarakat. b. Tujuan penelitian Tujuan penelitian lazimnya diformulasikan dalam dua bentuk, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan sejalan dengan perumusan masalah. Dalam rangka mencapai tujuan umum penelitian, berarti juga menjawab permasalahan yang ada, tujuan umum kemudian dijabarkan menjadi tujuan khusus yang lebih spesifik dan terukur menjelaskan tujuan-tujuan apa yang hendak dicapai dalam penelitian itu. c. Penelaahan kepustakaan Bobot suatu proposal penelitian seringkali ditunjukkan oleh penelaahan kepustakaan dan penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penelaahan kepustakaan, hal-hal yang dikemukakan adalah meliputi: 1) Bukti-bukti bahwa permasalahan yang akan diteliti belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan. 2) Landasan-landasan teori yang akan merupakan pedoman bagi pemecahan masalah dan perumusan hipotesi yang akan diuji dalam
  • 14. penelitian, utamanya hipotesis yang berkaitan dengan determinan atau etiologi masalah kesehatan masyarakat. 3) Hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai masalah-masalah yang akan diteliti atau mengenai masalah lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. d. Hipotesis Dalam suatu proposal peneltian epidemiologi analitik, sebagaimana penelitian analitik pada umumnya, mengharuskan adanya hipotesis yang harus diuji secara statistic. Uji hipotesis secara statistic membutuhkan pernyataan eksplisit tentang hipotesis yang diuji yakni: (1) hipotesis nol, dan (2) hipotesis alternative. Dalam riset etiologi, hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan paparan dan penyakit. Sedangkan hipotesis alternative adalah hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara paparan dan penyakit. Jika hanya mengatakan ada hubungan paparan dan penyakit, hipotesis alternative dikatakan bersifat dua sisi atau dua arah. Jika dikatakan ada pengaruh paparan terhadap penyakit yang menunjukkan secara eksplisit arah hubungan tersebut, maka hipotesis alternative dikatakan bersifat dua sisi. Contoh : sebuah studi kohort hendak membandingkan laju insidensi leukemia antara kelompok terpapar radiasi sinar-x, misalnya radiolog, dan kelompok tak terpapar sinar-X, misalnya psikiater. Laju insidensi pada kelompok terpapar disebut ID1, sedangkan pada kelompok tak terpapar disebut IDo, maka Ho secara statistic dinyakan sebagai berikut: Ho: ID1=IDo (atau IDR=1, atau IDo=0), sedang Ha dua sisi dinyatakan sebagai berikut: Ha: ID1#IDo (atauIDR#1, atau IDo#0) atau Ha satu sisi dinyatakan sebagai berikut:
  • 15. Ha: ID1 > IDo (atau IDR>1, atau IDo>0) e. Metoda penelitian Metoda penelitian yang dicantumkan dalam proposal penelitian hendaknya memuat unsur-unsur sebagai berikut: 1) Definisi operasional variable penelitian 2) Sampel atau subjek penelitian serta Teknik pengambilan sampelnya 3) Metode pengumpulan data serta instrument yang digunakan dengan mempertimbangakan reliabilitas dan validitasnya. 4) Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian 5) Alat-alat perlengkapan yang akan digunakan 6) Teknik-teknik atau model-model analisis data 7) Aturan untuk menerima atau menolak hipotesis. f. Jadwal penelitian Dalam menyusun jadwal penelitian, hendaknya menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1) Tahap-tahap peneltian yang akan dilakukan 2) Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap penelitian 3) Rincian kegiatan untuk masing-masing tahap penelitian. 3. Bagian akhir proposal penelitian Bagian kahir dari proposal penelitian adalah daftar pustaka. Kualitas suatu proposal peneltian tidak jarang ditentukan oleh adekuasi pustaka yang digunakan baik secara kuantitas maupun kulaitas. Tujuan utama daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana kita dapat secara mudah menemukan sumber pustaka yang disebutkan dalam proposal penelitian. Oleh sebab itu, hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:
  • 16. a. Untuk buku 1) Nama penulis 2) Tahun penerbitan 3) Judul buku 4) Nama penerbit 5) Tempat atau kota penerbitan b. Untuk jurnal 1) Nama penulis 2) Tahun penerbitan 3) Judul tulisan 4) Nama jurnal 5) Jilid (dan nomor) jurnal 6) halaman ###################=================##############