SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
MATERI INTI 13
DETERMINAN MASALAH KESEHATAN
PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS BAGI KEPALA DINAS KESEHATAN KAB./KOTA
POKOK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
DEFENISI SEHAT
DEFENISI SAKIT
KONSEP SEHAT DAN SAKIT
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu
mutlak dan universal dikarenakan status kesehatan
seseorang merupakan suatu rentang (jarak), bersifat
dinamis (berubah-ubah) dan individualistik (tergantung
intensitas dan mekanisme koping), serta banyak faktor
yang mempengaruhinya (multikausal). Berkembangnya
konsep sakit yang semula “single cause” menjadi “multi
cause” yaitu sebagai hasil interaksi antara faktor pejamu,
faktor agen dan lingkungan.
Gambar. Segitiga Epidemiologi
(sumber : www.google.com.gambartriangleepidemiologi
E
A
H
Gambar 2. Kondisi Tidak Seimbang = sakit
MODEL EKOLOGI (INTERAKSI H-A-E)
FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI STATUS
KESEHATAN
Model “Input to Health” Hendrik L. Bloom (1974):
Empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan :
Perilaku (Life Style)
Lingkungan (Environment),
Keturunan (Herediter),
Pelayanan kesehatan (Health Care Services). Faktor-
faktor tersebut saling berinteraksi dan saling
ketergantungan dalam mempengaruhi status
kesehatan individu maupun masyarakat (Notoatmojo,
2011).
 
Gambar 3. Model Teori H. L. Blum
FAKTOR LAINYANG BERPENGARUH TERHADAP TERWUJUDNYA
KESEHATAN SESEORANG, KELOMPOK ATAU MASYARAKAT
INDIKATOR KESEHATAN
INDIKATOR KESEHATAN (WHO)
INDIKATOR KESEHATAN (DEPKES, 2003)
PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
 Penyakit didefenisikan sebagai suatu kondisi atau keadaan abnormal dari tubuh atau
pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang
yang dipengaruhinya.
 Penyakit berkembang, dari penyakit-penyakit infeksi, karena adanya transisi demografi
dan transisi epidemiologi meluas mencakup permasalahan penyakit-penyakit non-
infeksi atau PTM yang karakteristik dan riwayat alamiahnya berbeda dan penyebabnya
lebih banyak karena perilaku (gaya hidup dan pola konsunsi makanan) yang multicausal.
DEFENISI PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
Penyakit Menular
Suatu penyakit dapat menular dari
orang satu kepada yang lain karena
tiga faktor yaitu :
Agent (penyebab penyakit)
Host (induk semang).
Route of transmission (jalannya
penularan).
Penyakit Tidak Menular
 Penyakit yang dianggap tidak dapat
disebarkan dari seseorang terhadap orang
lain sehingga bukan merupakan sebuah
ancaman terhadap orang lain.
 Penyakit yang tidak disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi disebabkan karena
adanya problem psikologis atau
metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
AGENT-AGENT PENYAKIT INFEKSI
PENYAKIT MENULAR
Agent atau penyebab penyakit menular ini
tetap hidup dengan syarat :
Berkembang biak
Bergerak atau berpindah dari
induk semang.
Mencapai induk semang baru.
Menginfeksi induk semang baru
tersebut.
Reservoir
 Habitat, tempat bibit penyakit tersebut
hidup dan berkembang,
 Survival, tempat bibit penyakit tersebut
sangat tergantung pada habitat, sehingga
dia dapat tetap hidup.
 Reservoir tersebut dapat berupa
manusia, binatang atau benda-benda
mati
RESERVOIR DAN CARRIER
Reservoir di dalam Manusia
 Penyakit-penyakit yang mempunyai
reservoir dalam tubuh manusia antara
lain :
 Campak (measles), cacar air (Small-pox),
tifus (Typhoid), Meningitis, Gonorrhea,
dan Sifilis.
 Manusia sebagai reservoir dapat
menjadi kasus yang aktif dan carrier
Carrier
 Carrier adalah orang yang mempunyai
bibit penyakit dalam tubuhnya, tanpa
menunjukkkan adanya gejala penyakit,
tetapi orang tersebut dapat menularkan
penyakitnya kepada orang lain.
 Convalescant Carriers adalah orang yang
masih mengandung bibit penyakit
setelah sembuh dari suatu penyakit.
MODE OFTRANSMISSION PENYAKIT MENULAR
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
1. Eliminasi reservoir (sumber penyakit)
 Mengisolasi penderita (pasien) yaitu
menempatkan pasien ditempat yang
khusus untuk mengurangi kontak
dengan orang lain.
 Karantina adalah membatasi ruang
gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang
sejenis pada tempat yang khusus
didesain untuk itu. Biasanya dalam
waktu yang lama, misalnya karantina
untuk penderita kusta.
II. Memutus mata rantai penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene
perorangan merupakan usaha yang penting untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit.
III. Memutus mata rantai penularan
Melindungi orang-orang (kelompok) rentan. Bayi, anak
balita, dan lanjut usia (lansia) adalah kelompok rentan
terhadap penyakit menular.
Kelompok usia ini perlu perlindungan khusus (specific
protection) dengan imunisasi maupun Obat Profilaksis
tertentu
Gambaran penyakit Penyakit menular Penyakit tidak menular
1 Distribusi Banyak di negara berkembang Ditemui utamanya di negara
industri
2 Rantai penularan Mempunyai rantai penularan yang
jelas
Tidak ada rantai penularan
3 Perlangsungan Perlangsungan akut Perlangsungan kronik
4 Etiologi Etiologi organisme jelas Etiologi tidak jelas
5 Kausa Bersifat kausa tunggal Biasanya kausa ganda
6 Diagnosis Diagnosis mudah Diagnosis sulit
7 Penyebab Mudah mencari penyebabnya Sulit mencari penyebabnya
8 Biaya Biaya relatif murah Biaya mahal
9 Penampilan Jelas muncul di permukaan Ada iceberg phenomen
10 Kecenderungan Morbiditas dan mortalitasnya
cenderung menurun
Morbiditas dan mortalitas
cenderung meningkat
Perbandingan umum penyakit menular dan penyakit tidak menular
(Masriadi, 2012)
DEFENISI PENYAKITTIDAK MENULAR
KARAKTERISTIK PTM
 Penularan penyakit tidak melalui rantai penularan tertentu.
 “Masa inkubasi” yang panjang dan laten, sehingga disebut sebagai
masaa laten.
 Pelangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronik).
 Sering menghadapi kesulitan diagnosis.
 Mempunyai ariasi penyakit yang luas.
 Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun
penanggulangannya.
 Faktor penyebabnya macam-macam (multikausal), bahkan tidak
jelas.
PERANAN EPIDEMIOLOGI DALAM PTM
TERJADINYA PENYAKIT TIDAK MENULAR
PTM terjadi akibat interaksi agent (Nonliving agent) dengan host/manusia (faktor
predisposisi, infeksi dan lain-lain) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
Agent
Agent dapat berubah (nonliving agent) : Kimiawi, Fisik, Mekanik dan Psikis
Agent PTM sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks (mulai molekul
sampai zat yang kompleks ikatannya).
Suatu penjelasan tentang PTM tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut.
Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan dalam
skala pathogenesis).
Patogenesis agent : Kemampuan/kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host.
Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain:
Kemampuan menginvasi/memasuki jaringan.
Kemampuan merusak jaringan: Reversibel dan Ireversibel.
Kemampuan menimbulkan reaksi Hipersensitif
MISI UPAYA KESEHATAN DALAM MENGHADAPI MASALAH PENYAKIT
ALTERNATIF PENGENDALIAN PTM
Berbagai alternatif pendekatan manajerial PTM dapat dikemukakan seperti :
1.Pendekatan Epidemiologi
2.WHO The Stepwise Framework
3.Manajemen Upaya Pencegahan Komprehensif
4.Manajemen Berbasis Faktor Penyebab
5.Teori Determinan Kesehatan Blum
6.Berbasis Faktor Risiko Penyakit
7.Manajemen Pengendalian Gaya Hidup
8.Pendekatan berbasis Tingkat Pelayanan
9.Self-Management
CIRI DARI UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT (DISEASE CONTROL)
 Bertujuan meminimalkan kejadian baru penyakit.
 Periode pelaksanaan tanpa batas waktu tapi harus
sustainable/berkelanjutan.
 Cakupan operasionalnya ditujukan ke daerah berinsiden
tinggi.
 Memerlukan manajemen dan organisasi yang baik.
 Biaya dapat dibuat rasional tapi efisien.
 Diperlukan dukungan surveilans dan registrasi.
DETERMINAN STATUS KESEHATAN
Faktor makanan
Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Faktor sosio-ekonomi
Latar belakang budaya
Usia
Faktor emosional
Faktor agama dan keyakinan
HUBUNGAN SOSIO EKONOMI DAN KESEHATAN
 Pengertian Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi memperlihatkan kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan orang
lain berdasarkan suatu ukuran tertentu. Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam kelompok masyarakat ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendidikan dan pendapatan.
 Hubungan faktor Sosial Ekonomi dengan Kesehatan
Tingkat sosial ekonomi menggambarkan materi dan sumber daya sosial yang tersedia
bagi individu, serta peringkat atau status mereka dalam hirarki sosial. Terkait dengan
kesehatan, sosial ekonomi merupakan ukuran tingkat sosial ekonomi individu dan
keluarga yang mempengaruhi status kesehatan.
PENDAPATAN (RISKESDAS, 2010)
 Pendapatan berkaitan dengan kondisi sumber daya keuangan yang dimiliki individu/keluarga
untuk memenuhi kebutuhannya.
 Rumah tangga dgn pendapatan rendah menderita penyakit malaria dan TB lebih tinggi
dibanding dengan rumah tangga berpendapatan tinggi. Prevalensi TB paru paling banyak
pada penduduk dengan tingkat pengeluaran rendah sebesar 607 per 100.000 penduduk.
 Semakin baik keadaan ekonomi rumah tangga semakin rendah prevalensi berat kurang,
pendek dan kurus pada balita.
 Kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) cenderung lebih rendah pada kelompok ibu hamil dengan
status ekonomi yang rendah.
 Semakin tinggi status ekonomi cenderung semakin tinggi perilaku imunisasi anak.
Perbedaan persentase imunisasi anak pada status ekonomi terendah (kuintil-1) dan
tertinggi (kuintil-5) antara 20,8%-24,1%.
 Ibu dengan sosek terendah cenderung lebih sedikit mendapatkan pertolongan persalinan
dengan tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan.
PENDIDIKAN
Pendidikan adalah elemen kunci pembangunan berkelanjutan dan
merupakan salah satu faktor penentu kesehatan yang paling penting pada
tingkat individu dan masyarakat.
Pendidikan menjadi salah satu faktor predisposisi, yaitu sebagai faktor
demografi tertentu yang mendasari adanya suatu perilaku.
Pendidikan adalah elemen kunci pembangunan berkelanjutan dan
merupakan salah satu faktor penentu kesehatan yang paling penting pada
tingkat individu dan masyarakat.
GAYA HIDUP (LIFE STYLE)
 Menurut WHO (2010) gaya hidup: cara hidup seseorang berdasarkan pola perilaku
yang dipengaruhi oleh karakter individual, interaksi sosial, sosek & kondisi lingkungan,
dan diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan gagasan.
 Dari sudut pandang antropologi, gaya hidup merupakan hasil penyaringan dari
berbagai interaksi sosial dan kebudayaan.
 Gaya hidup dapat mempengaruhi status kesehatan. Individu yang menerapkan
kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesehatan disebut memiliki gaya hidup sehat
 Gaya hidup yang tidak sehat akan dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai
penyakit & masalah kesehatan. Gaya hidup juga dapat berubah seiring perkembangan
sosial ekonomi.
GAYA HIDUP BERPENGARUH THD KESEHATAN
Depkes (2002) membagi gaya hidup :
Kebiasaan merokok.
Pola makan
Aktivitas fisik.
Becker (1989) merumuskan indikator gaya hidup
Pola makan
Olahraga,
Perilaku merokok
Konsumsi minuman keras dan narkoba
Durasi tidur
Stress
GENDER DAN KESEHATAN
Definisi GENDER:
Peran sosial dimana peran laki-laki dan peran perempuan ditentukan (Suprijadi
& Siskel, 2004).
Perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi perempuan dan laki-laki yang
dibentuk oleh budaya (Azwar, 2001).
Jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial
berdasarkan jenis kelamin (Suryadi & Idris, 2004).
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung
jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat
dari kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut waktu serta kondisi
setempat (KPP, 2001; 2004).
No Jenis Kelamin (Sex) Gender
1. -Perbedaan organ biologis khususnya bagian alat-alat
reproduksi.
-Konsekuensi: perempuan memiliki fungsi reproduksi seperti
menstruasi, hamil, melahirkan & menyusui; sedangkan laki-
laki berfungsi membuahi (spermatozoid).
-Perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagai hasil
kesepakatan masyarakat.
-Konsekuensinya: laki-laki berperan mencari nafkah dan
bekerja di sektor publik, sedang perempuan bekerja
sektor domestik dan bertanggung jawab terkait masalah
rumahtangga.
2. Peran reproduksi tidak dapat berubah; Menjadi perempuan
dan memiliki rahim, maka selamanya menjadi perempuan;
sebaliknya menjadi laki-laki dan memiliki penis, maka
selamanya menjadi laki-laki
Peran sosial dapat berubah: Peran istri sebagai ibu
rumahtangga dapat berubah menjadi pencari nafkah,
disamping juga masih menjadi seorang istri.
3. Peran reproduksi:
-Tidak bisa dipertukarkan (misal: laki-laki melahirkan,
perempuan membuahi).
-Berlaku sepanjang masa.
-Berlaku sama di mana saja
-Berlaku bagi semua kelas/strata social
-Ditentukan oleh Tuhan (kodrat)
 
Peran sosial :
-Dapat dipertukarkan (suami bisa mengurus rumah tangga,
sementara istri mencari nafkah).
-Bergantung pada masa dan keadaan
-Bergantung budaya masing-masing
-Berbeda antara satu kelas/ strata sosial dengan strata
lainnya.
-Bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia
PERBEDAAN KONSEP GENDER DENGAN JENIS KELAMIN
PERBEDAAN PERAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
1. Pembedaan peran dalam hal pekerjaan; laki-laki dianggap pekerja yang produktif
(menghasilkan uang) dan perempuan disebut sebagai pekerja reproduktif yang
menjamin pengelolaan seperti mengurusi pekerjaan rumah tangga dan biasanya tidak
menghasilkan uang.
2. Pembedaan wilayah kerja; laki-laki berada di wilayah publik (luar rumah) dan
perempuan berada di dalam rumah atau ruang pribadi.
3. Pembedaan status; laki-laki berperan sebagai aktor utama dan perempuan hanya
sebagai pemain pelengkap.
4. Pembedaan sifat, perempuan identik dengan sifat dan atribut feminin (halus, sopan,
penakut, cantik) dan laki-laki identik dengan sifat maskulin (keras, kuat, berani).
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER
Kesetaraan & keadilan gender : kondisi dimana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki
adalah setara, serasi, seimbang dan harmonis. Kondisi ini dapat terwujud bila terdapat perlakuan
adil antara perempuan & laki-laki.
Perwujudan dari kesetaraan dan keadilan gender :
 Akses: Kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki pada sumberdaya pembangunan.
Contoh: mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
 Partisipasi: Berpartisipasi yang sama dalam proses pengambilan keputusan. Contoh: memiliki
hak yang sama untuk menentukan hal terbaik bagi kesehatan.
 Kontrol: Memiliki kekuasaan yang sama bagi perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya.
Contoh: memiliki tanggungjawab yang sama untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki
dalam pencegahan atau pengobatan penyakit.
 Manfaat: Mendapat manfaat yang sama dalam pembangunan. Contoh: Program imunisasi untuk
menjaga kesehatan.
ISU GENDER DI BIDANG KESEHATAN
Isu gender terkait ketimpangan status kesehatan antara perempuan dan
laki-laki yang saat ini menjadi prioritas penanganan adalah tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI), pemberantasan penyakit Tuberculosis Paru, Malaria,
HIV/AIDS, masalah gizi masyarakat dan lingkungan yang tidak sehat.
Beberapa contoh adanya kesenjangan yang berdampak pada penduduk
laki-laki dan perempuan, antara lain : Program KIA, Program Lingkungan
Sehat, Program Pemberantasan penyakit malaria, TB Paru, HIV/AIDS,
Gizi Masyarakat,
GIZI DAN PENGARUHNYA PADA SIKLUS KEHIDUPAN
Daur (siklus) hidup
Tahapan daur atau siklus kehidupan terdiri dari
masa kehamilan, masa menyusui, masa bayi, masa
balita, masa usia sekolah, masa remaja, masa usia
dewasa dan masa usia lanjut.
Pada usia tertentu terjadi puncak pertumbuhan
di mana pembentukan sel lebih banyak daripada
pemecahan sel.
Setelah puncak pertumbuhan tersebut tercapai
jumlah pemecahan sel lebih banyak dari
pembentukan sel, pada saat ini proses penuaan
atau aging dapat mulai terjadi.
Proses Pertumbuhan dan Penuaan Manusia
PENGERTIAN GIZI DAN STATUS GIZI
Defenisi Gizi (KBBI) : zat makanan pokok yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan kesehatan badan.
Status gizi : keadaan tubuh yang dihasilkan melalui proses
pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan dan efek
metabolisme (Mc. Laren, 1981, dalam Jelliffe, 1989).
Almatsier (2002) Status gizi : keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
PENILAIAN STATUS GIZI (PSG)
 Perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang erat kaitannya dengan
asupan gizi.
 Pada awalnya dikembangkan untuk membantu negara-negara berkembang dalam
menentukan status gizi penduduk serta mengidentifikasi masalah gizi dan mencari
cara penanggulangannya.
 PSG : upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian
antropometri, konsumsi makanan, biokimia dan klinik.
 Informasi ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan perorangan atau
kelompok penduduk yang dipengaruhi oleh konsumsi dan utilisasi zat-zat gizi (WHO).
PENILAIAN STATUS GIZI (PSG)
Penilaian Status Gizi
Pengukuran langsung Pengukuran tidak langsung
•Antropometri
•Biokimia
•Klinis
•Biofisik
•Survei konsumsi
•Statistik vital
•Faktor ekologi
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
 Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan di sepanjang daur kehidupannya.
 Pertumbuhan melalui penambahan dan pembesaran sel, sedangkan perkembangan
adalah proses meningkatnya fungsi sel, jaringan, dan organ tubuh dalam bentuk yang
sangat kompleks.
 Kedua proses ini terjadi secara bersamaan, membentuk suatu kesatuan di semua
aspek tumbuh-kembang dalam daur kehidupan.
 Hal inilah yang mempengaruhi luas dan mutu perubahan-perubahan yang terjadi sejak
dibentuknya sel-sel embrio melalui penambahan dan diferensiasi sel, pola kecepatan
tumbuh-kembang janin menjadi bayi-baru-lahir dalam bentuk lengkap dan utuh, yang
kemudian berkembang menjadi manusia dewasa yang utuh dan mandiri.
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Kehamilan
Pada masa dalam kandungan, janin sepenuhnya bergantung
pada ibu untuk keperluan zat-zat gizinya.
Masa kehamilan merupakan masa yang sangat penting untuk
kesehatan janin dan juga kesehatan ibunya.
Jika ibu hamil kurang mendapatkan asupan gizi yang cukup,
maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
janin yang dikandungnya.
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa menyusui
Kepmenkes no. 450/Menkes/SK/IV/2004 dikeluarkan untuk
mendukung pelaksanaanya pemberian ASI Eksklusif hingga
bagi 6 bulan.
Sesudah itu pemberian ASI tetap diberikan hingga bayi
berumur 2 tahun sesuai dengan ketersediaan ASI; disamping
itu diberikan makanan/minuman pendamping ASI (MP ASI)
sesuai kebutuhan bayi.
Kemampuan ibu menyediakan ASI yang bermutu dalam jumlah cukup
bergantung pada jumlah & mutu makanan yang dikonsumsi ibu. Sangat
penting untuk menambah asupan makanan dengan gizi yang lebih baik saat
Ibu menyusui
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Bayi (0-1 tahun)
 Bayi mengalami banyak perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangan, berupa pertumbuhan
fisik, pematangan struktur dan fungsi mulut, perkembangan kemampuan motorik, serta
pembentukan hubungan emosional dengan ibu dan lingkungan.
 Makanan bergizi sudah harus dikenalkan sedini mungkin, sesudah berumur 6 bulan. Penerimaan
bayi terhadap makanan dan minuman yang diberikan bergantung pada kematangan sel saraf gerak
(neuromotor) bayi dan hubungan bayi dengan orangtuanya.
 Kebutuhan zat gizi pada bayi sangat penting karena masa bayi adalah masa pertumbuhan emas
bagi seorang manusia.
 Kebutuhan gizi makro dan mikronutrient bayi per kilogram BB perhari lebih besar dibanding usia
lain.
 Kebutuhan energi masa bayi lebih besar dari masa dewasa, Kebutuhan Basal Metabolisme Rate
hampir 2 kali kebutuhan dewasa. Kondisi ini berkaitan dengan proses tumbuh kembangnya yang
berjalan sangat pesat.
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Anak Pra-Sekolah
Laju pertumbuhan anak pra-sekolah (1-6 tahun) menurun
bila dibandingkan dengan masa bayi.
Perkembangan kemampuan motorik memungkinkan
mereka belajar makan sendiri.
Pada usia ini mereka juga belajar bermain yang sering
menghilangkan keinginannya untuk makan.
Pada saat itulah orangtua harus dapat mengarahkan anak
untuk mengenal berbagai jenis makanan yang kelak
berpengaruh terhadap kebiasaan makan selanjutnya.
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Anak Usia Sekolah
Usia anak sekolah adalah antar 7-12 tahun.
Pada usia ini anak tumbuh secara perlahan dan
menunjukkan pematangan keterampilan motorik kasar dan
halus.
Kepribadiannya berkembang dan tingkat kemandiriannya
menigkat.
Hal-hal ini berpengaruh terhadap jumlah dan jenis
makanan yang dimakan dan cara memakannya.
Pada saat ini terbentuk sikap suka dan tidak suka terhadap
makanan tertentu, yang sering merupakan dasar dari bagi
kebiasaan makan selanjutnya.
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa remaja
Remaja berupaya untuk memegang tanggung jawab lebih
besar dalam menjalankan kehidupan, termasuk dalam
mengkonsumsi makanan.
Hal-hal yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan
remaja antara lain adalah: kebiasaan makan keluarga,
pengaruh teman, nafsu makan, media, dan ketersediaan
pangan.
Bentuk tubuh yang diinginkan, misalnya ingin langsing dan
cantik, sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan
remaja. Hal ini sering menyebabkan konsumsi makanan
remaja tidak seimbang.
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa dewasa (usia 19-64 tahun).
Selama usia dewasa pertumbuhan dan perkembangan
praktis tidak terjadi.
Zat-zat gizi terutama diperlukan untuk pemeliharaan
tubuh, yaitu untuk mengganti sel-sel yang rusak.
Kebutuhan gizi selama usia dewasa tidak banyak
berubah.
Dalam masa ini keadaan keluarga & gaya hidup mungkin
banyak mengalami perubahan, seperti status perkawinan,
lingkungan hidup, pekerjaan & tanggung jawab yang
berkaitan dengan itu, serta keadaan finansial.
PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Usia Lanjut (>=65 tahun).
Pada usia ini aktivitas fisik banyak berkurang sehingga
kebutuhan energi berkurang.
Kerusakan sel-sel tubuh semakin banyak, sehingga
kebutuhan protein, mineral, dan vitamin tidak berubah.
Hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan gizi pada
usia lanjut : rasa kesepian, depresi, perubahan atau
kehilangan indra perasa, kerusakan alat mengunyah,
kemunduran daya ingat dan penyakit kronis yang
kesemuanya dapat menyebabkan gangguan nafsu makan.
PENYEBAB MASALAH GIZI
LAYANAN KESEHATAN DAN PENGARUHNYA PADA KESEHATAN
Pengertian pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan : kumpulan sistem perawatan kesehatan dan
tindakan yang diambil untuk meningkatkan kesehatan atau
kesejahteraan (Campbell, Roland, & Buetow, 2000).
Pelayanan kesehatan : segala upaya dan kegiatan meliputi
pencegahan dan pengobatan penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan yang dilakukan oleh pranata sosial atau pranata politik
terhadap seluruh masyarakat (Azwar, 2010).
SYARAT PELAYANAN KESEHATAN
Syarat pokok Pelayanan kesehatan yang baik :
1.Tersedia dan berkesinambungan
2.Dapat diterima dan wajar
3.Mudah dicapai
4.Mudah dijangkau
5.Bermutu
JENIS PELAYANAN (UU NO. 36/2009)
1. Pelayanan kesehatan perorangan, yaitu
pelayanan yang ditujukan untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat, yaitu
pelayanan yang ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Pelayanan yang diperlukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua
Pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang diperlukan oleh pasien atau kelompok masyarakat yang
memerlukan rawat inap (in patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan primer dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga
Pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh pasien atau kelompok masyarakat yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan
oleh tenaga-tenaga superspesialis atau pelayanan kesehatan rujukan bersifat unggulan.
PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP STATUS
KESEHATAN
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi status atau derajat kesmas
melalui pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan secara komprehensif meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Peningkatan upaya pelayanan kesehatan meliputi peningkatan akses, mutu & cakupan layanan berdampak
kepada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat yang secara umum juga mengalami peningkatan, sbb :
a.Menurunnya trend Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup tahun 1997 menjadi
34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dan 25.5 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2016)
b.Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami fluktuasi dari 318 per 100.000 kelahiran hidup tahun 1997 turun
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007), namun kembali naik menjadi 305 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2015).
c.Meningkatnya umur harapan hidup (UHH) dari 68,6 tahun (2004), 70.5 (2007) dan 71.06 tahun (SDKI
2017).
d.Menurunnya prevalensi kurang gizi balita dari 29,5% tahun 1997, 18,4% (Riskesdas 2007), 17,9%
(Riskesdas 2010), dan 15,5% (Riskesdas, 2013).
LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
 Lingkungan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Lingkungan mempunyai
peranan yang penting dalam mempengaruhi kondisi kesehatan manusia sehingga kondisi sehat
berkembang menjadi kondisi sakit.
 Dalam hubungannya antara lingkungan dengan kesehatan, dikenal konsep atau teori John
Gordon dan Hendrik L. Bloom.
 Konsep Gordon menjelaskan hubungan antara manusia sebagai individu yang berperan
sebagai pejamu (host), penyebab penyakit (agent) dan lingkungan (environment), dalam suatu
bentuk interaksi (saling mempengaruhi). Interaksi tersebut diumpamakan sebagai timbangan
dengan tuas bertumpu pada lingkungan sebagai tuas atau titik tumpu. Seseorang yang
dikatakan dalam kondisi sehat dapat digambarkan dengan keadaan hubungan yang seimbang
antara host (H), agent (A) dan environment (E).
 Kejadian DBD dengan lingkungan, kejadian TB paru dengan lingkungan, kejadian diare dengan
lingkungan
LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
 Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan.
 Lingkungan sangat bervariasi, digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu yang
berhubungan dengan aspek fisik dan sosial.
 Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara,
tanah, iklim, perumahan, dsb.
 Lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,
pendidikan, ekonomi, dsb.
 Lingkungan ditinjau dari kondisi fisik, lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi
buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.
HUBUNGAN HOST AGENT DAN ENVIRONMENTAL
MATERI KESEHATAN

More Related Content

What's hot

Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesMonitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesVinaAnnisa2
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanNajMah Usman
 
Promosi kesehatan kuliah kamis
Promosi kesehatan kuliah kamisPromosi kesehatan kuliah kamis
Promosi kesehatan kuliah kamisDasuki Suke
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatfaktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatrisdiana21
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatanAgus Candra
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilakuArif Lawolo
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifdhewychabi
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanSlametWidodo53
 
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanKb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanpjj_kemenkes
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahrickygunawan84
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakitnuniek20
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularLilik Sholeha
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitMoch Lutvie
 
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)FerindaPutri
 

What's hot (20)

Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesMonitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
Kebijakan promkes
Kebijakan promkesKebijakan promkes
Kebijakan promkes
 
Promosi kesehatan kuliah kamis
Promosi kesehatan kuliah kamisPromosi kesehatan kuliah kamis
Promosi kesehatan kuliah kamis
 
Faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
Faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatFaktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
Faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatfaktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilaku
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan
 
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanKb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
 

Similar to MATERI KESEHATAN

Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMansurudin Rafa
 
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...CeceLisa
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan iradatul aini
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)NajMah Usman
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfAsepSaefunnajat
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatlis yulitasari
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiSariana Csg
 
Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananHayar Laode
 
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayanorizan simbok
 
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatMenerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatDewi Fitriani
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogiRai Syifa
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menularWarnet Raha
 
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxSegehVisi
 

Similar to MATERI KESEHATAN (20)

Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
konsep dasar epidemologi kespro dan overview issue glowal kesehatan reproduks...
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidanan
 
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
 
Epidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptxEpidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptx
 
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatMenerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogi
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
triad epid HIV.docx
triad epid HIV.docxtriad epid HIV.docx
triad epid HIV.docx
 
Konsepsehat sakit
Konsepsehat sakitKonsepsehat sakit
Konsepsehat sakit
 
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptxppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
ppt ruang lingkup epidemiologi.pptx
 
Epidemologi
EpidemologiEpidemologi
Epidemologi
 

More from Tini Wartini

Penugasan ukp 12012021 (1)
Penugasan ukp 12012021 (1)Penugasan ukp 12012021 (1)
Penugasan ukp 12012021 (1)Tini Wartini
 
Overview tugsus (suherman) 2021
Overview tugsus (suherman) 2021Overview tugsus (suherman) 2021
Overview tugsus (suherman) 2021Tini Wartini
 
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Tini Wartini
 
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranKesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranTini Wartini
 
Kesja Pencegahan dan Pengendalian Fasyankes
Kesja Pencegahan dan Pengendalian Fasyankes Kesja Pencegahan dan Pengendalian Fasyankes
Kesja Pencegahan dan Pengendalian Fasyankes Tini Wartini
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Tini Wartini
 
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes  Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes Tini Wartini
 
Manajemen Risiko Fasyankes 2020
Manajemen Risiko Fasyankes 2020Manajemen Risiko Fasyankes 2020
Manajemen Risiko Fasyankes 2020Tini Wartini
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
 
Kerjasama jejaring kerja PIHK
Kerjasama jejaring kerja PIHKKerjasama jejaring kerja PIHK
Kerjasama jejaring kerja PIHKTini Wartini
 
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Khusus
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji KhususPembinaan Kesehatan Jemaah Haji Khusus
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji KhususTini Wartini
 
Pelayanan Kesehatan Haji
Pelayanan Kesehatan HajiPelayanan Kesehatan Haji
Pelayanan Kesehatan HajiTini Wartini
 
Perlindungan Kesehatan Jemaah Haji
Perlindungan Kesehatan Jemaah HajiPerlindungan Kesehatan Jemaah Haji
Perlindungan Kesehatan Jemaah HajiTini Wartini
 
Pemanfaatan dana jkn di puskesmas (paparan tgl 24 sept 2020)
Pemanfaatan dana jkn di puskesmas (paparan tgl 24 sept 2020)Pemanfaatan dana jkn di puskesmas (paparan tgl 24 sept 2020)
Pemanfaatan dana jkn di puskesmas (paparan tgl 24 sept 2020)Tini Wartini
 
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid 19 (pemulasaran jenazah)
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid  19  (pemulasaran jenazah)Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid  19  (pemulasaran jenazah)
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid 19 (pemulasaran jenazah)Tini Wartini
 
Penugasan yanpusk 2020
Penugasan yanpusk 2020Penugasan yanpusk 2020
Penugasan yanpusk 2020Tini Wartini
 
Rencana Tindak Lanjut NSI
Rencana Tindak Lanjut NSIRencana Tindak Lanjut NSI
Rencana Tindak Lanjut NSITini Wartini
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Pencegahan dan Pengendalian InfeksiPencegahan dan Pengendalian Infeksi
Pencegahan dan Pengendalian InfeksiTini Wartini
 

More from Tini Wartini (20)

Penugasan ukp 12012021 (1)
Penugasan ukp 12012021 (1)Penugasan ukp 12012021 (1)
Penugasan ukp 12012021 (1)
 
Overview tugsus (suherman) 2021
Overview tugsus (suherman) 2021Overview tugsus (suherman) 2021
Overview tugsus (suherman) 2021
 
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
 
Remote Area
Remote AreaRemote Area
Remote Area
 
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranKesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
 
Kesja Pencegahan dan Pengendalian Fasyankes
Kesja Pencegahan dan Pengendalian Fasyankes Kesja Pencegahan dan Pengendalian Fasyankes
Kesja Pencegahan dan Pengendalian Fasyankes
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
 
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes  Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
 
Manajemen Risiko Fasyankes 2020
Manajemen Risiko Fasyankes 2020Manajemen Risiko Fasyankes 2020
Manajemen Risiko Fasyankes 2020
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
 
Kerjasama jejaring kerja PIHK
Kerjasama jejaring kerja PIHKKerjasama jejaring kerja PIHK
Kerjasama jejaring kerja PIHK
 
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Khusus
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji KhususPembinaan Kesehatan Jemaah Haji Khusus
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Khusus
 
Pelayanan Kesehatan Haji
Pelayanan Kesehatan HajiPelayanan Kesehatan Haji
Pelayanan Kesehatan Haji
 
Perlindungan Kesehatan Jemaah Haji
Perlindungan Kesehatan Jemaah HajiPerlindungan Kesehatan Jemaah Haji
Perlindungan Kesehatan Jemaah Haji
 
Pemanfaatan dana jkn di puskesmas (paparan tgl 24 sept 2020)
Pemanfaatan dana jkn di puskesmas (paparan tgl 24 sept 2020)Pemanfaatan dana jkn di puskesmas (paparan tgl 24 sept 2020)
Pemanfaatan dana jkn di puskesmas (paparan tgl 24 sept 2020)
 
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid 19 (pemulasaran jenazah)
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid  19  (pemulasaran jenazah)Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid  19  (pemulasaran jenazah)
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid 19 (pemulasaran jenazah)
 
Penugasan yanpusk 2020
Penugasan yanpusk 2020Penugasan yanpusk 2020
Penugasan yanpusk 2020
 
Rencana Tindak Lanjut NSI
Rencana Tindak Lanjut NSIRencana Tindak Lanjut NSI
Rencana Tindak Lanjut NSI
 
Promkes
PromkesPromkes
Promkes
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Pencegahan dan Pengendalian InfeksiPencegahan dan Pengendalian Infeksi
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

MATERI KESEHATAN

  • 1. MATERI INTI 13 DETERMINAN MASALAH KESEHATAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS BAGI KEPALA DINAS KESEHATAN KAB./KOTA
  • 6. KONSEP SEHAT DAN SAKIT Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal dikarenakan status kesehatan seseorang merupakan suatu rentang (jarak), bersifat dinamis (berubah-ubah) dan individualistik (tergantung intensitas dan mekanisme koping), serta banyak faktor yang mempengaruhinya (multikausal). Berkembangnya konsep sakit yang semula “single cause” menjadi “multi cause” yaitu sebagai hasil interaksi antara faktor pejamu, faktor agen dan lingkungan. Gambar. Segitiga Epidemiologi (sumber : www.google.com.gambartriangleepidemiologi
  • 7. E A H Gambar 2. Kondisi Tidak Seimbang = sakit MODEL EKOLOGI (INTERAKSI H-A-E)
  • 8. FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN Model “Input to Health” Hendrik L. Bloom (1974): Empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan : Perilaku (Life Style) Lingkungan (Environment), Keturunan (Herediter), Pelayanan kesehatan (Health Care Services). Faktor- faktor tersebut saling berinteraksi dan saling ketergantungan dalam mempengaruhi status kesehatan individu maupun masyarakat (Notoatmojo, 2011).   Gambar 3. Model Teori H. L. Blum
  • 9. FAKTOR LAINYANG BERPENGARUH TERHADAP TERWUJUDNYA KESEHATAN SESEORANG, KELOMPOK ATAU MASYARAKAT
  • 13. PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR  Penyakit didefenisikan sebagai suatu kondisi atau keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.  Penyakit berkembang, dari penyakit-penyakit infeksi, karena adanya transisi demografi dan transisi epidemiologi meluas mencakup permasalahan penyakit-penyakit non- infeksi atau PTM yang karakteristik dan riwayat alamiahnya berbeda dan penyebabnya lebih banyak karena perilaku (gaya hidup dan pola konsunsi makanan) yang multicausal.
  • 14. DEFENISI PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR Penyakit Menular Suatu penyakit dapat menular dari orang satu kepada yang lain karena tiga faktor yaitu : Agent (penyebab penyakit) Host (induk semang). Route of transmission (jalannya penularan). Penyakit Tidak Menular  Penyakit yang dianggap tidak dapat disebarkan dari seseorang terhadap orang lain sehingga bukan merupakan sebuah ancaman terhadap orang lain.  Penyakit yang tidak disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi disebabkan karena adanya problem psikologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
  • 16. PENYAKIT MENULAR Agent atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup dengan syarat : Berkembang biak Bergerak atau berpindah dari induk semang. Mencapai induk semang baru. Menginfeksi induk semang baru tersebut. Reservoir  Habitat, tempat bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang,  Survival, tempat bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat, sehingga dia dapat tetap hidup.  Reservoir tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-benda mati
  • 17. RESERVOIR DAN CARRIER Reservoir di dalam Manusia  Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir dalam tubuh manusia antara lain :  Campak (measles), cacar air (Small-pox), tifus (Typhoid), Meningitis, Gonorrhea, dan Sifilis.  Manusia sebagai reservoir dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier Carrier  Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit dalam tubuhnya, tanpa menunjukkkan adanya gejala penyakit, tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.  Convalescant Carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.
  • 19. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR 1. Eliminasi reservoir (sumber penyakit)  Mengisolasi penderita (pasien) yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.  Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta. II. Memutus mata rantai penularan Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan merupakan usaha yang penting untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. III. Memutus mata rantai penularan Melindungi orang-orang (kelompok) rentan. Bayi, anak balita, dan lanjut usia (lansia) adalah kelompok rentan terhadap penyakit menular. Kelompok usia ini perlu perlindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi maupun Obat Profilaksis tertentu
  • 20. Gambaran penyakit Penyakit menular Penyakit tidak menular 1 Distribusi Banyak di negara berkembang Ditemui utamanya di negara industri 2 Rantai penularan Mempunyai rantai penularan yang jelas Tidak ada rantai penularan 3 Perlangsungan Perlangsungan akut Perlangsungan kronik 4 Etiologi Etiologi organisme jelas Etiologi tidak jelas 5 Kausa Bersifat kausa tunggal Biasanya kausa ganda 6 Diagnosis Diagnosis mudah Diagnosis sulit 7 Penyebab Mudah mencari penyebabnya Sulit mencari penyebabnya 8 Biaya Biaya relatif murah Biaya mahal 9 Penampilan Jelas muncul di permukaan Ada iceberg phenomen 10 Kecenderungan Morbiditas dan mortalitasnya cenderung menurun Morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat Perbandingan umum penyakit menular dan penyakit tidak menular (Masriadi, 2012)
  • 22. KARAKTERISTIK PTM  Penularan penyakit tidak melalui rantai penularan tertentu.  “Masa inkubasi” yang panjang dan laten, sehingga disebut sebagai masaa laten.  Pelangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronik).  Sering menghadapi kesulitan diagnosis.  Mempunyai ariasi penyakit yang luas.  Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun penanggulangannya.  Faktor penyebabnya macam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.
  • 24. TERJADINYA PENYAKIT TIDAK MENULAR PTM terjadi akibat interaksi agent (Nonliving agent) dengan host/manusia (faktor predisposisi, infeksi dan lain-lain) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent). Agent Agent dapat berubah (nonliving agent) : Kimiawi, Fisik, Mekanik dan Psikis Agent PTM sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks (mulai molekul sampai zat yang kompleks ikatannya). Suatu penjelasan tentang PTM tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan dalam skala pathogenesis). Patogenesis agent : Kemampuan/kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain: Kemampuan menginvasi/memasuki jaringan. Kemampuan merusak jaringan: Reversibel dan Ireversibel. Kemampuan menimbulkan reaksi Hipersensitif
  • 25. MISI UPAYA KESEHATAN DALAM MENGHADAPI MASALAH PENYAKIT
  • 26. ALTERNATIF PENGENDALIAN PTM Berbagai alternatif pendekatan manajerial PTM dapat dikemukakan seperti : 1.Pendekatan Epidemiologi 2.WHO The Stepwise Framework 3.Manajemen Upaya Pencegahan Komprehensif 4.Manajemen Berbasis Faktor Penyebab 5.Teori Determinan Kesehatan Blum 6.Berbasis Faktor Risiko Penyakit 7.Manajemen Pengendalian Gaya Hidup 8.Pendekatan berbasis Tingkat Pelayanan 9.Self-Management
  • 27. CIRI DARI UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT (DISEASE CONTROL)  Bertujuan meminimalkan kejadian baru penyakit.  Periode pelaksanaan tanpa batas waktu tapi harus sustainable/berkelanjutan.  Cakupan operasionalnya ditujukan ke daerah berinsiden tinggi.  Memerlukan manajemen dan organisasi yang baik.  Biaya dapat dibuat rasional tapi efisien.  Diperlukan dukungan surveilans dan registrasi.
  • 28. DETERMINAN STATUS KESEHATAN Faktor makanan Pendidikan atau tingkat pengetahuan Faktor sosio-ekonomi Latar belakang budaya Usia Faktor emosional Faktor agama dan keyakinan
  • 29. HUBUNGAN SOSIO EKONOMI DAN KESEHATAN  Pengertian Sosial Ekonomi Sosial ekonomi memperlihatkan kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain berdasarkan suatu ukuran tertentu. Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan dan pendapatan.  Hubungan faktor Sosial Ekonomi dengan Kesehatan Tingkat sosial ekonomi menggambarkan materi dan sumber daya sosial yang tersedia bagi individu, serta peringkat atau status mereka dalam hirarki sosial. Terkait dengan kesehatan, sosial ekonomi merupakan ukuran tingkat sosial ekonomi individu dan keluarga yang mempengaruhi status kesehatan.
  • 30. PENDAPATAN (RISKESDAS, 2010)  Pendapatan berkaitan dengan kondisi sumber daya keuangan yang dimiliki individu/keluarga untuk memenuhi kebutuhannya.  Rumah tangga dgn pendapatan rendah menderita penyakit malaria dan TB lebih tinggi dibanding dengan rumah tangga berpendapatan tinggi. Prevalensi TB paru paling banyak pada penduduk dengan tingkat pengeluaran rendah sebesar 607 per 100.000 penduduk.  Semakin baik keadaan ekonomi rumah tangga semakin rendah prevalensi berat kurang, pendek dan kurus pada balita.  Kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) cenderung lebih rendah pada kelompok ibu hamil dengan status ekonomi yang rendah.  Semakin tinggi status ekonomi cenderung semakin tinggi perilaku imunisasi anak. Perbedaan persentase imunisasi anak pada status ekonomi terendah (kuintil-1) dan tertinggi (kuintil-5) antara 20,8%-24,1%.  Ibu dengan sosek terendah cenderung lebih sedikit mendapatkan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan.
  • 31. PENDIDIKAN Pendidikan adalah elemen kunci pembangunan berkelanjutan dan merupakan salah satu faktor penentu kesehatan yang paling penting pada tingkat individu dan masyarakat. Pendidikan menjadi salah satu faktor predisposisi, yaitu sebagai faktor demografi tertentu yang mendasari adanya suatu perilaku. Pendidikan adalah elemen kunci pembangunan berkelanjutan dan merupakan salah satu faktor penentu kesehatan yang paling penting pada tingkat individu dan masyarakat.
  • 32. GAYA HIDUP (LIFE STYLE)  Menurut WHO (2010) gaya hidup: cara hidup seseorang berdasarkan pola perilaku yang dipengaruhi oleh karakter individual, interaksi sosial, sosek & kondisi lingkungan, dan diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan gagasan.  Dari sudut pandang antropologi, gaya hidup merupakan hasil penyaringan dari berbagai interaksi sosial dan kebudayaan.  Gaya hidup dapat mempengaruhi status kesehatan. Individu yang menerapkan kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan disebut memiliki gaya hidup sehat  Gaya hidup yang tidak sehat akan dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai penyakit & masalah kesehatan. Gaya hidup juga dapat berubah seiring perkembangan sosial ekonomi.
  • 33. GAYA HIDUP BERPENGARUH THD KESEHATAN Depkes (2002) membagi gaya hidup : Kebiasaan merokok. Pola makan Aktivitas fisik. Becker (1989) merumuskan indikator gaya hidup Pola makan Olahraga, Perilaku merokok Konsumsi minuman keras dan narkoba Durasi tidur Stress
  • 34. GENDER DAN KESEHATAN Definisi GENDER: Peran sosial dimana peran laki-laki dan peran perempuan ditentukan (Suprijadi & Siskel, 2004). Perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh budaya (Azwar, 2001). Jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin (Suryadi & Idris, 2004). Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat dari kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut waktu serta kondisi setempat (KPP, 2001; 2004).
  • 35. No Jenis Kelamin (Sex) Gender 1. -Perbedaan organ biologis khususnya bagian alat-alat reproduksi. -Konsekuensi: perempuan memiliki fungsi reproduksi seperti menstruasi, hamil, melahirkan & menyusui; sedangkan laki- laki berfungsi membuahi (spermatozoid). -Perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagai hasil kesepakatan masyarakat. -Konsekuensinya: laki-laki berperan mencari nafkah dan bekerja di sektor publik, sedang perempuan bekerja sektor domestik dan bertanggung jawab terkait masalah rumahtangga. 2. Peran reproduksi tidak dapat berubah; Menjadi perempuan dan memiliki rahim, maka selamanya menjadi perempuan; sebaliknya menjadi laki-laki dan memiliki penis, maka selamanya menjadi laki-laki Peran sosial dapat berubah: Peran istri sebagai ibu rumahtangga dapat berubah menjadi pencari nafkah, disamping juga masih menjadi seorang istri. 3. Peran reproduksi: -Tidak bisa dipertukarkan (misal: laki-laki melahirkan, perempuan membuahi). -Berlaku sepanjang masa. -Berlaku sama di mana saja -Berlaku bagi semua kelas/strata social -Ditentukan oleh Tuhan (kodrat)   Peran sosial : -Dapat dipertukarkan (suami bisa mengurus rumah tangga, sementara istri mencari nafkah). -Bergantung pada masa dan keadaan -Bergantung budaya masing-masing -Berbeda antara satu kelas/ strata sosial dengan strata lainnya. -Bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia PERBEDAAN KONSEP GENDER DENGAN JENIS KELAMIN
  • 36. PERBEDAAN PERAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN 1. Pembedaan peran dalam hal pekerjaan; laki-laki dianggap pekerja yang produktif (menghasilkan uang) dan perempuan disebut sebagai pekerja reproduktif yang menjamin pengelolaan seperti mengurusi pekerjaan rumah tangga dan biasanya tidak menghasilkan uang. 2. Pembedaan wilayah kerja; laki-laki berada di wilayah publik (luar rumah) dan perempuan berada di dalam rumah atau ruang pribadi. 3. Pembedaan status; laki-laki berperan sebagai aktor utama dan perempuan hanya sebagai pemain pelengkap. 4. Pembedaan sifat, perempuan identik dengan sifat dan atribut feminin (halus, sopan, penakut, cantik) dan laki-laki identik dengan sifat maskulin (keras, kuat, berani).
  • 37. KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER Kesetaraan & keadilan gender : kondisi dimana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki adalah setara, serasi, seimbang dan harmonis. Kondisi ini dapat terwujud bila terdapat perlakuan adil antara perempuan & laki-laki. Perwujudan dari kesetaraan dan keadilan gender :  Akses: Kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki pada sumberdaya pembangunan. Contoh: mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan.  Partisipasi: Berpartisipasi yang sama dalam proses pengambilan keputusan. Contoh: memiliki hak yang sama untuk menentukan hal terbaik bagi kesehatan.  Kontrol: Memiliki kekuasaan yang sama bagi perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya. Contoh: memiliki tanggungjawab yang sama untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki dalam pencegahan atau pengobatan penyakit.  Manfaat: Mendapat manfaat yang sama dalam pembangunan. Contoh: Program imunisasi untuk menjaga kesehatan.
  • 38. ISU GENDER DI BIDANG KESEHATAN Isu gender terkait ketimpangan status kesehatan antara perempuan dan laki-laki yang saat ini menjadi prioritas penanganan adalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), pemberantasan penyakit Tuberculosis Paru, Malaria, HIV/AIDS, masalah gizi masyarakat dan lingkungan yang tidak sehat. Beberapa contoh adanya kesenjangan yang berdampak pada penduduk laki-laki dan perempuan, antara lain : Program KIA, Program Lingkungan Sehat, Program Pemberantasan penyakit malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Gizi Masyarakat,
  • 39. GIZI DAN PENGARUHNYA PADA SIKLUS KEHIDUPAN Daur (siklus) hidup Tahapan daur atau siklus kehidupan terdiri dari masa kehamilan, masa menyusui, masa bayi, masa balita, masa usia sekolah, masa remaja, masa usia dewasa dan masa usia lanjut. Pada usia tertentu terjadi puncak pertumbuhan di mana pembentukan sel lebih banyak daripada pemecahan sel. Setelah puncak pertumbuhan tersebut tercapai jumlah pemecahan sel lebih banyak dari pembentukan sel, pada saat ini proses penuaan atau aging dapat mulai terjadi. Proses Pertumbuhan dan Penuaan Manusia
  • 40. PENGERTIAN GIZI DAN STATUS GIZI Defenisi Gizi (KBBI) : zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan. Status gizi : keadaan tubuh yang dihasilkan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan dan efek metabolisme (Mc. Laren, 1981, dalam Jelliffe, 1989). Almatsier (2002) Status gizi : keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
  • 41. PENILAIAN STATUS GIZI (PSG)  Perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang erat kaitannya dengan asupan gizi.  Pada awalnya dikembangkan untuk membantu negara-negara berkembang dalam menentukan status gizi penduduk serta mengidentifikasi masalah gizi dan mencari cara penanggulangannya.  PSG : upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan, biokimia dan klinik.  Informasi ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan perorangan atau kelompok penduduk yang dipengaruhi oleh konsumsi dan utilisasi zat-zat gizi (WHO).
  • 42. PENILAIAN STATUS GIZI (PSG) Penilaian Status Gizi Pengukuran langsung Pengukuran tidak langsung •Antropometri •Biokimia •Klinis •Biofisik •Survei konsumsi •Statistik vital •Faktor ekologi
  • 43. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN  Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan di sepanjang daur kehidupannya.  Pertumbuhan melalui penambahan dan pembesaran sel, sedangkan perkembangan adalah proses meningkatnya fungsi sel, jaringan, dan organ tubuh dalam bentuk yang sangat kompleks.  Kedua proses ini terjadi secara bersamaan, membentuk suatu kesatuan di semua aspek tumbuh-kembang dalam daur kehidupan.  Hal inilah yang mempengaruhi luas dan mutu perubahan-perubahan yang terjadi sejak dibentuknya sel-sel embrio melalui penambahan dan diferensiasi sel, pola kecepatan tumbuh-kembang janin menjadi bayi-baru-lahir dalam bentuk lengkap dan utuh, yang kemudian berkembang menjadi manusia dewasa yang utuh dan mandiri.
  • 44. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Masa Kehamilan Pada masa dalam kandungan, janin sepenuhnya bergantung pada ibu untuk keperluan zat-zat gizinya. Masa kehamilan merupakan masa yang sangat penting untuk kesehatan janin dan juga kesehatan ibunya. Jika ibu hamil kurang mendapatkan asupan gizi yang cukup, maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya.
  • 45. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Masa menyusui Kepmenkes no. 450/Menkes/SK/IV/2004 dikeluarkan untuk mendukung pelaksanaanya pemberian ASI Eksklusif hingga bagi 6 bulan. Sesudah itu pemberian ASI tetap diberikan hingga bayi berumur 2 tahun sesuai dengan ketersediaan ASI; disamping itu diberikan makanan/minuman pendamping ASI (MP ASI) sesuai kebutuhan bayi. Kemampuan ibu menyediakan ASI yang bermutu dalam jumlah cukup bergantung pada jumlah & mutu makanan yang dikonsumsi ibu. Sangat penting untuk menambah asupan makanan dengan gizi yang lebih baik saat Ibu menyusui
  • 46. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Masa Bayi (0-1 tahun)  Bayi mengalami banyak perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangan, berupa pertumbuhan fisik, pematangan struktur dan fungsi mulut, perkembangan kemampuan motorik, serta pembentukan hubungan emosional dengan ibu dan lingkungan.  Makanan bergizi sudah harus dikenalkan sedini mungkin, sesudah berumur 6 bulan. Penerimaan bayi terhadap makanan dan minuman yang diberikan bergantung pada kematangan sel saraf gerak (neuromotor) bayi dan hubungan bayi dengan orangtuanya.  Kebutuhan zat gizi pada bayi sangat penting karena masa bayi adalah masa pertumbuhan emas bagi seorang manusia.  Kebutuhan gizi makro dan mikronutrient bayi per kilogram BB perhari lebih besar dibanding usia lain.  Kebutuhan energi masa bayi lebih besar dari masa dewasa, Kebutuhan Basal Metabolisme Rate hampir 2 kali kebutuhan dewasa. Kondisi ini berkaitan dengan proses tumbuh kembangnya yang berjalan sangat pesat.
  • 47. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Masa Anak Pra-Sekolah Laju pertumbuhan anak pra-sekolah (1-6 tahun) menurun bila dibandingkan dengan masa bayi. Perkembangan kemampuan motorik memungkinkan mereka belajar makan sendiri. Pada usia ini mereka juga belajar bermain yang sering menghilangkan keinginannya untuk makan. Pada saat itulah orangtua harus dapat mengarahkan anak untuk mengenal berbagai jenis makanan yang kelak berpengaruh terhadap kebiasaan makan selanjutnya.
  • 48. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Masa Anak Usia Sekolah Usia anak sekolah adalah antar 7-12 tahun. Pada usia ini anak tumbuh secara perlahan dan menunjukkan pematangan keterampilan motorik kasar dan halus. Kepribadiannya berkembang dan tingkat kemandiriannya menigkat. Hal-hal ini berpengaruh terhadap jumlah dan jenis makanan yang dimakan dan cara memakannya. Pada saat ini terbentuk sikap suka dan tidak suka terhadap makanan tertentu, yang sering merupakan dasar dari bagi kebiasaan makan selanjutnya.
  • 49. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Masa remaja Remaja berupaya untuk memegang tanggung jawab lebih besar dalam menjalankan kehidupan, termasuk dalam mengkonsumsi makanan. Hal-hal yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan remaja antara lain adalah: kebiasaan makan keluarga, pengaruh teman, nafsu makan, media, dan ketersediaan pangan. Bentuk tubuh yang diinginkan, misalnya ingin langsing dan cantik, sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan remaja. Hal ini sering menyebabkan konsumsi makanan remaja tidak seimbang.
  • 50. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Masa dewasa (usia 19-64 tahun). Selama usia dewasa pertumbuhan dan perkembangan praktis tidak terjadi. Zat-zat gizi terutama diperlukan untuk pemeliharaan tubuh, yaitu untuk mengganti sel-sel yang rusak. Kebutuhan gizi selama usia dewasa tidak banyak berubah. Dalam masa ini keadaan keluarga & gaya hidup mungkin banyak mengalami perubahan, seperti status perkawinan, lingkungan hidup, pekerjaan & tanggung jawab yang berkaitan dengan itu, serta keadaan finansial.
  • 51. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN Masa Usia Lanjut (>=65 tahun). Pada usia ini aktivitas fisik banyak berkurang sehingga kebutuhan energi berkurang. Kerusakan sel-sel tubuh semakin banyak, sehingga kebutuhan protein, mineral, dan vitamin tidak berubah. Hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan gizi pada usia lanjut : rasa kesepian, depresi, perubahan atau kehilangan indra perasa, kerusakan alat mengunyah, kemunduran daya ingat dan penyakit kronis yang kesemuanya dapat menyebabkan gangguan nafsu makan.
  • 53. LAYANAN KESEHATAN DAN PENGARUHNYA PADA KESEHATAN Pengertian pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan : kumpulan sistem perawatan kesehatan dan tindakan yang diambil untuk meningkatkan kesehatan atau kesejahteraan (Campbell, Roland, & Buetow, 2000). Pelayanan kesehatan : segala upaya dan kegiatan meliputi pencegahan dan pengobatan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan yang dilakukan oleh pranata sosial atau pranata politik terhadap seluruh masyarakat (Azwar, 2010).
  • 54. SYARAT PELAYANAN KESEHATAN Syarat pokok Pelayanan kesehatan yang baik : 1.Tersedia dan berkesinambungan 2.Dapat diterima dan wajar 3.Mudah dicapai 4.Mudah dijangkau 5.Bermutu
  • 55. JENIS PELAYANAN (UU NO. 36/2009) 1. Pelayanan kesehatan perorangan, yaitu pelayanan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. 2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat, yaitu pelayanan yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
  • 56. STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Pelayanan yang diperlukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat 2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua Pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang diperlukan oleh pasien atau kelompok masyarakat yang memerlukan rawat inap (in patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. 3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga Pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh pasien atau kelompok masyarakat yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga superspesialis atau pelayanan kesehatan rujukan bersifat unggulan.
  • 57. PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP STATUS KESEHATAN Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi status atau derajat kesmas melalui pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan secara komprehensif meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Peningkatan upaya pelayanan kesehatan meliputi peningkatan akses, mutu & cakupan layanan berdampak kepada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yang secara umum juga mengalami peningkatan, sbb : a.Menurunnya trend Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup tahun 1997 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dan 25.5 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2016) b.Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami fluktuasi dari 318 per 100.000 kelahiran hidup tahun 1997 turun menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007), namun kembali naik menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2015). c.Meningkatnya umur harapan hidup (UHH) dari 68,6 tahun (2004), 70.5 (2007) dan 71.06 tahun (SDKI 2017). d.Menurunnya prevalensi kurang gizi balita dari 29,5% tahun 1997, 18,4% (Riskesdas 2007), 17,9% (Riskesdas 2010), dan 15,5% (Riskesdas, 2013).
  • 58. LINGKUNGAN DAN KESEHATAN  Lingkungan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam mempengaruhi kondisi kesehatan manusia sehingga kondisi sehat berkembang menjadi kondisi sakit.  Dalam hubungannya antara lingkungan dengan kesehatan, dikenal konsep atau teori John Gordon dan Hendrik L. Bloom.  Konsep Gordon menjelaskan hubungan antara manusia sebagai individu yang berperan sebagai pejamu (host), penyebab penyakit (agent) dan lingkungan (environment), dalam suatu bentuk interaksi (saling mempengaruhi). Interaksi tersebut diumpamakan sebagai timbangan dengan tuas bertumpu pada lingkungan sebagai tuas atau titik tumpu. Seseorang yang dikatakan dalam kondisi sehat dapat digambarkan dengan keadaan hubungan yang seimbang antara host (H), agent (A) dan environment (E).  Kejadian DBD dengan lingkungan, kejadian TB paru dengan lingkungan, kejadian diare dengan lingkungan
  • 59. LINGKUNGAN DAN KESEHATAN  Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan.  Lingkungan sangat bervariasi, digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial.  Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, iklim, perumahan, dsb.  Lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dsb.  Lingkungan ditinjau dari kondisi fisik, lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.
  • 60. HUBUNGAN HOST AGENT DAN ENVIRONMENTAL