SlideShare a Scribd company logo
POKOK BAHASAN 1: KONSEP INVESTIGASI KLB /WABAH
Konsep Investigasi KLB /Wabah
 Definisi KLB/ wabah pada manusia dan hewan
 Kriteria kerja KLB/ wabah pada manusia dan hewan
 Tujuan investigasi KLB/ wabah
 Alasan dilakukannya Investigasi KLB/ wabah
 Penyakit yang berpotensi KLB/ wabah
DEFINISI KLB/ WABAH
WABAH
 kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
 Kejadian wabah harus ditentukan/dideklarasikan oleh
Menteri Kesehatan yang kemudian harus diikuti oleh
penanggulangan wabah sesuai dengan ketentuan yang
ada dan dilakukan secara terpadu (UU Nomor 4 Tahun
1984).
Kejadian Luar Biasa (KLB)
 Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan
yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
 Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat
menimbulkan KLB adalah penyakit tidak menular dan
keracunan serta keadaan tertentu yang rentan terjadinya KLB
yaitu keadaan bencana dan kedaruratan. (Permenkes
No.1501 Tahun 2010).
PENETAPAN KLB
 Pada sektor kesehatan manusia, penetapan KLB dilakukan oleh:
 Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes Prov, atau Menteri Kesehatan dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB.
 Kadinkes Kab/Kota atau Kadinkes Prov. menetapkan suatu daerah dalam keadaan KLB di wilayah kerjanya
masing-masing dengan menerbitkan laporan KLB.
 Dalam hal Kadinkes Kab./Kota tidak menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, Kadinkes
Prov. dapat menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.
 Dalam hal Kadinkes Prov. atau Kadinkes Kab./kota tidak menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan
KLB, Menteri menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.
WABAH PADA SEKTOR KESEHATAN HEWAN
 Pada sektor kesehatan hewan tidak mengenal istilah KLB, melainkan hanya wabah.
 Menurut Peraturan Menteri Pertanian RI No. 61/Permentan/PK.320/12/2015 tentang Pemberantasan
Penyakit Hewan, wabah adalah kejadian luar biasa yang dapat berupa timbulnya suatu penyakit hewan
menular baru di suatu wilayah atau kenaikan kasus penyakit hewan menular mendadak yang dikategorikan
sebagai bencana non-alam.
 Penetapan daerah wabah ditentukan oleh Menteri berdasarkan rekomendasi pejabat Otoritas Veteriner
nasional.
 Otoritas Veteriner setempat dapat melakukan tindakan pemberantasan meskipun bupati/walikota atau
gubernur belum melaporkan indikasi terjadinya wabah kepada Menteri untuk dinyatakan sebagai wabah.
 Jika wabah sudah dapat dikendalikan, perubahan status menjadi daerah tertular atau daerah bebas juga
dilakukan oleh Menteri berdasarkan rekomendasi dari pejabat Otoritas Veteriner nasional.
PENCABUTAN STATUS KLB
 Pencabutan status KLB dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Gubernur, Kadinkes Provinsi,
Bupati/walikota dan Kadinkes Kab/Kota apabila dalam 2 kali masa inkubasi terpanjang penyakit KLB di
wilayah tersebut tidak ditemukan lagi insiden serupa.
PENYEBAB KLB
 Menurut Huang and Manuel Bayona, 2004:
Individu yang rentan masuk ke dalam
area endemis suatu infeksi penyakit
Penyakit infeksius baru masuk ke
dalam populasi yang rentan.
Penyakit infeksi yang sudah ada
terjadi di daerah dengan endemisitas
rendah dan menginfeksi orang yang
rentan sebagai hasil dari interaksi
sosial yang tidak biasa.
Kerentanan dan respon individu/host
dimodifikasi secara natural oleh obat
(perawatan penyakit kanker),
malnutrisi, atau penyakit, seperti
HIV/AIDS.
PERBEDAAN KLB DAN WABAH
No. Parameter KLB Wabah
1. Cakupan Suatu wilayah tertentu
(kabupaten/kota)
Terjadi pada beberapa
kabupaten/kota atau provinsi
2. Pihak yang menetapkan Bupati, Kadinkes Kab/Kota,
Guberur, Kadinkes Prov, atau Menteri
Menteri
3. Jenis penyakit Penyakit menular, penyakit tidak
menular, keracunan, bencana dan
kedaruratan
Penyakit menular
4. Sektor Kesehatan manusia Kesehatan manusia dan kesehatan
hewan
KRITERIA KERJA KLB/WABAH PADA MANUSIA DAN HEWAN
 Pada manusia  Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501 Tahun 2010:
 Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
 Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya.
 Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari
atau minggu menurut jenis penyakitnya.
 Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
 Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
 Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50%
(lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun
waktu yang sama.
 Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
KRITERIA KERJA KLB/WABAH PADA MANUSIA DAN HEWAN
 Pada sector hewan tidak ada kriteria khusus yang diatur dalam peraturan atau keputusan menteri
pertanian terkait KLB pada hewan. Prinsip yang terpenting dalam menentukan wabah pada hewan
adalah jumlah kasusnya meningkat dari bulan sebelumnya.
TUJUAN INVESTIGASI KLB/WABAH
mengidentifikasi cara penanggulangan
penularan suatu penyakit agar penyakit
tersebut tidak meluas dan menimbulkan
kematian yang lebih banyak
mengidentifikasi agen
penyebab terjadinya
KLB/wabah,
mencari sumber infeksi dan
cara penularan
berdasarkan deskripsi
orang, tempat, dan waktu,
serta
memformulasikan
rekomendasi untuk
mencegah penyebaran
KLB/wabah.
menemukan faktor risiko
Huang, 2004
ALASAN DILAKUKAN INVESTIGASI KLB/WABAH
Keresahan
masyarakat
Kepentingan
Umum dan
Ekonomi
Pertimbangan
Program
kesempatan
mengadakan
penelitian dan
pelatihan
penanggulangan
dan pencegahan
PENYAKIT YANG BERPOTENSI KLB/WABAH
 diatur masing-masing pada
Peraturan Menteri Kesehatan dan
Keputusan Menteri Pertanian.
Keduanya telah menetapkan ada
17 penyakit, berikut adalah
rinciannya:
Pada Manusia (Permenkes Nomor 1501 Tahun
2010)
Pada Hewan (Kepmentan
Nomor 4026 Tahun 2013)
Avian Influenza (H5N1) Avian Influenza (H5N1)
Rabies Rabies
Antraks Antraks
Leptospirosis Leptosporiosis
Swine Influenza (H1N1) Swine Influenza (H1N1)
Campak Salmonellosis
Polio Bovine TB
Difteri Toxoplasmosis
DBD Brucellosis (B.abortus)
Kolera Brucellosis (B.suis)
Pes Nipah
Pertusis Para TB
Hepatitis Campylobacteriosis
Meningitis Cysticercosis
Yellow Fever Q Fever
Chikungunya BSE (ditulis kepanjangan)
Malaria RVF (ditulis kepanjangan)

More Related Content

What's hot

Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
Tri Kusniati
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
lasnisiregar
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &Ira Masykura
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
Basid Baidowi Fisio
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
NajMah Usman
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
rafi rafiuddin rasyids ya'ban
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Muh Saleh
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
Tini Wartini
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
Gabriella Cereira Angelina
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
NajMah Usman
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
I Putu Cahya Legawa
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
HMRojali
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Sukistinah
 
Pencatatan&pelaporan
Pencatatan&pelaporanPencatatan&pelaporan
Pencatatan&pelaporanFahlevi Qalbi
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
NajMah Usman
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
Lutfi Imansari
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
Anggita Dewi
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansraysa hasdi
 

What's hot (20)

Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Pencatatan&pelaporan
Pencatatan&pelaporanPencatatan&pelaporan
Pencatatan&pelaporan
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 

Similar to Konsep investigasi klb wabah

Modul inti 2
Modul inti 2Modul inti 2
Modul inti 2
rickygunawan84
 
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfKP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
andrekesuma1
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
liapurnm
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Fitriasryngsh26
 
Data KLB Wabah Prov SumSel 2015
Data KLB Wabah Prov SumSel 2015Data KLB Wabah Prov SumSel 2015
Data KLB Wabah Prov SumSel 2015
Ajrinaaputri
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
resna adtya
 
data klb provinsi sumatera selatan 2015
data klb provinsi sumatera selatan 2015data klb provinsi sumatera selatan 2015
data klb provinsi sumatera selatan 2015
resna adtya
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
liapurnm
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
nandang1404
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
rarafiah
 
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Ajrinaaputri
 
TUGAS PENYAJIAN DATA
TUGAS PENYAJIAN DATATUGAS PENYAJIAN DATA
TUGAS PENYAJIAN DATA
resna adtya
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Fitriasryngsh26
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
liapurnm
 
Makalah nandang
Makalah nandangMakalah nandang
Makalah nandang
apriliantonandang14
 
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
Resna Adtya
 
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
Resna Adtya
 
Investigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptxInvestigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptx
Risha69
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
HMRojali
 
Surveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahSurveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabah
HMRojali
 

Similar to Konsep investigasi klb wabah (20)

Modul inti 2
Modul inti 2Modul inti 2
Modul inti 2
 
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfKP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Data KLB Wabah Prov SumSel 2015
Data KLB Wabah Prov SumSel 2015Data KLB Wabah Prov SumSel 2015
Data KLB Wabah Prov SumSel 2015
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
data klb provinsi sumatera selatan 2015
data klb provinsi sumatera selatan 2015data klb provinsi sumatera selatan 2015
data klb provinsi sumatera selatan 2015
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
 
TUGAS PENYAJIAN DATA
TUGAS PENYAJIAN DATATUGAS PENYAJIAN DATA
TUGAS PENYAJIAN DATA
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Makalah nandang
Makalah nandangMakalah nandang
Makalah nandang
 
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
 
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
 
Investigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptxInvestigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptx
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Surveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahSurveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabah
 

More from rickygunawan84

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
rickygunawan84
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
rickygunawan84
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
rickygunawan84
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
rickygunawan84
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
rickygunawan84
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
rickygunawan84
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
rickygunawan84
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
rickygunawan84
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
rickygunawan84
 
Review pb2 supervisi
Review   pb2 supervisiReview   pb2 supervisi
Review pb2 supervisi
rickygunawan84
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
rickygunawan84
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
rickygunawan84
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
rickygunawan84
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
rickygunawan84
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
rickygunawan84
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
rickygunawan84
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
rickygunawan84
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
rickygunawan84
 

More from rickygunawan84 (20)

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
 
Review pb2 supervisi
Review   pb2 supervisiReview   pb2 supervisi
Review pb2 supervisi
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
 

Recently uploaded

Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 

Konsep investigasi klb wabah

  • 1. POKOK BAHASAN 1: KONSEP INVESTIGASI KLB /WABAH Konsep Investigasi KLB /Wabah  Definisi KLB/ wabah pada manusia dan hewan  Kriteria kerja KLB/ wabah pada manusia dan hewan  Tujuan investigasi KLB/ wabah  Alasan dilakukannya Investigasi KLB/ wabah  Penyakit yang berpotensi KLB/ wabah
  • 2. DEFINISI KLB/ WABAH WABAH  kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.  Kejadian wabah harus ditentukan/dideklarasikan oleh Menteri Kesehatan yang kemudian harus diikuti oleh penanggulangan wabah sesuai dengan ketentuan yang ada dan dilakukan secara terpadu (UU Nomor 4 Tahun 1984). Kejadian Luar Biasa (KLB)  Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.  Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat menimbulkan KLB adalah penyakit tidak menular dan keracunan serta keadaan tertentu yang rentan terjadinya KLB yaitu keadaan bencana dan kedaruratan. (Permenkes No.1501 Tahun 2010).
  • 3. PENETAPAN KLB  Pada sektor kesehatan manusia, penetapan KLB dilakukan oleh:  Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes Prov, atau Menteri Kesehatan dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB.  Kadinkes Kab/Kota atau Kadinkes Prov. menetapkan suatu daerah dalam keadaan KLB di wilayah kerjanya masing-masing dengan menerbitkan laporan KLB.  Dalam hal Kadinkes Kab./Kota tidak menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, Kadinkes Prov. dapat menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.  Dalam hal Kadinkes Prov. atau Kadinkes Kab./kota tidak menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, Menteri menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.
  • 4. WABAH PADA SEKTOR KESEHATAN HEWAN  Pada sektor kesehatan hewan tidak mengenal istilah KLB, melainkan hanya wabah.  Menurut Peraturan Menteri Pertanian RI No. 61/Permentan/PK.320/12/2015 tentang Pemberantasan Penyakit Hewan, wabah adalah kejadian luar biasa yang dapat berupa timbulnya suatu penyakit hewan menular baru di suatu wilayah atau kenaikan kasus penyakit hewan menular mendadak yang dikategorikan sebagai bencana non-alam.  Penetapan daerah wabah ditentukan oleh Menteri berdasarkan rekomendasi pejabat Otoritas Veteriner nasional.  Otoritas Veteriner setempat dapat melakukan tindakan pemberantasan meskipun bupati/walikota atau gubernur belum melaporkan indikasi terjadinya wabah kepada Menteri untuk dinyatakan sebagai wabah.  Jika wabah sudah dapat dikendalikan, perubahan status menjadi daerah tertular atau daerah bebas juga dilakukan oleh Menteri berdasarkan rekomendasi dari pejabat Otoritas Veteriner nasional.
  • 5. PENCABUTAN STATUS KLB  Pencabutan status KLB dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Gubernur, Kadinkes Provinsi, Bupati/walikota dan Kadinkes Kab/Kota apabila dalam 2 kali masa inkubasi terpanjang penyakit KLB di wilayah tersebut tidak ditemukan lagi insiden serupa.
  • 6. PENYEBAB KLB  Menurut Huang and Manuel Bayona, 2004: Individu yang rentan masuk ke dalam area endemis suatu infeksi penyakit Penyakit infeksius baru masuk ke dalam populasi yang rentan. Penyakit infeksi yang sudah ada terjadi di daerah dengan endemisitas rendah dan menginfeksi orang yang rentan sebagai hasil dari interaksi sosial yang tidak biasa. Kerentanan dan respon individu/host dimodifikasi secara natural oleh obat (perawatan penyakit kanker), malnutrisi, atau penyakit, seperti HIV/AIDS.
  • 7. PERBEDAAN KLB DAN WABAH No. Parameter KLB Wabah 1. Cakupan Suatu wilayah tertentu (kabupaten/kota) Terjadi pada beberapa kabupaten/kota atau provinsi 2. Pihak yang menetapkan Bupati, Kadinkes Kab/Kota, Guberur, Kadinkes Prov, atau Menteri Menteri 3. Jenis penyakit Penyakit menular, penyakit tidak menular, keracunan, bencana dan kedaruratan Penyakit menular 4. Sektor Kesehatan manusia Kesehatan manusia dan kesehatan hewan
  • 8. KRITERIA KERJA KLB/WABAH PADA MANUSIA DAN HEWAN  Pada manusia  Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501 Tahun 2010:  Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.  Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.  Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.  Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.  Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.  Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.  Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
  • 9. KRITERIA KERJA KLB/WABAH PADA MANUSIA DAN HEWAN  Pada sector hewan tidak ada kriteria khusus yang diatur dalam peraturan atau keputusan menteri pertanian terkait KLB pada hewan. Prinsip yang terpenting dalam menentukan wabah pada hewan adalah jumlah kasusnya meningkat dari bulan sebelumnya.
  • 10. TUJUAN INVESTIGASI KLB/WABAH mengidentifikasi cara penanggulangan penularan suatu penyakit agar penyakit tersebut tidak meluas dan menimbulkan kematian yang lebih banyak mengidentifikasi agen penyebab terjadinya KLB/wabah, mencari sumber infeksi dan cara penularan berdasarkan deskripsi orang, tempat, dan waktu, serta memformulasikan rekomendasi untuk mencegah penyebaran KLB/wabah. menemukan faktor risiko Huang, 2004
  • 11. ALASAN DILAKUKAN INVESTIGASI KLB/WABAH Keresahan masyarakat Kepentingan Umum dan Ekonomi Pertimbangan Program kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan penanggulangan dan pencegahan
  • 12. PENYAKIT YANG BERPOTENSI KLB/WABAH  diatur masing-masing pada Peraturan Menteri Kesehatan dan Keputusan Menteri Pertanian. Keduanya telah menetapkan ada 17 penyakit, berikut adalah rinciannya: Pada Manusia (Permenkes Nomor 1501 Tahun 2010) Pada Hewan (Kepmentan Nomor 4026 Tahun 2013) Avian Influenza (H5N1) Avian Influenza (H5N1) Rabies Rabies Antraks Antraks Leptospirosis Leptosporiosis Swine Influenza (H1N1) Swine Influenza (H1N1) Campak Salmonellosis Polio Bovine TB Difteri Toxoplasmosis DBD Brucellosis (B.abortus) Kolera Brucellosis (B.suis) Pes Nipah Pertusis Para TB Hepatitis Campylobacteriosis Meningitis Cysticercosis Yellow Fever Q Fever Chikungunya BSE (ditulis kepanjangan) Malaria RVF (ditulis kepanjangan)

Editor's Notes

  1. Penyakit infeksius baru masuk ke dalam populasi yang rentan. Contohnya adalah kontaminasi makanan oleh bakteri, virus, atau bahan beracun. Penyakit infeksi yang sudah ada terjadi di daerah dengan endemisitas rendah dan menginfeksi orang yang rentan sebagai hasil dari interaksi sosial yang tidak biasa. Contohnya adalah saat pengungsi berimigrasi ke suatu tempat. Kerentanan dan respon individu/host dimodifikasi secara natural oleh obat (perawatan penyakit kanker), malnutrisi, atau penyakit, seperti HIV/AIDS.
  2. Untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan Alasan utama pengendalian KLB/wabah adalah untuk mencegah penyebaran dan terjadinya kasus tambahan.   Adanya kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan Beberapa penyakit infeksi pertama kali ditemukan melalui investigasi KLB/wabah. Hal ini juga dapat dilakukan untuk mengetahui sifat agen demi mencegah KLB/wabah dengan sumber yang mirip. Selain itu, investigasi KLB/wabah juga dapat menjadi sarana yang tepat untuk melatih kemampuan staf kesehatan untuk menganalisis situasi. Melakukan investigasi KLB/wabah dengan skala kecil dapat membantu staf kesehatan memperoleh pengalaman dan kepercayaan diri untuk menangani kasus dengan skala besar.   Pertimbangan Program Dengan melakukan investigasi KLB/wabah, informasi yang diperoleh dapat memberikan kewaspadaan dini terhadap mekanisme transmisi penyakit. Hal ini dapat memberikan pertimbangan terhadap program untuk mencegah tersebarnya infeksi.   Kepentingan Umum dan Ekonomi Investigasi KLB/wabah yang dilakukan segera akan memberikan keuntungan secara ekonomi dengan menekan biaya perawatan dan fasilitas kesehatan untuk pasien yang terkena infeksi. Selain itu, penurunan angka kesakitan dan kematian hewan juga berkaitan dengan ekonomi suatu daerah tertentu.   Keresahan masyarakat Suatu penyakit yang meresahkan masyarakat, terutama penyakit-penyakit baru yang belum dikenal masyarakat