Dokumen tersebut membahas mengenai faktor risiko penyakit dan berbagai jenis studi risiko yang digunakan untuk meneliti hubungan antara faktor risiko dan penyakit, yaitu studi kohort, studi case control, dan studi cross sectional. Setiap jenis studi memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam mengidentifikasi hubungan antara faktor risiko dan penyakit.
2. Risiko
Risiko adalah ukuran kuantitatif yg
menunjukkan besarnya
probabilitas subjek untuk
mengalami penyakit dalam
kelompoknya.
Risiko dihitung dari jumlah
insidensi (kasus baru) penyakit dibagi
dengan populasi berisiko.
Faktor Risiko adalah hal – hal
atau variabel yg terkait
dengan peningkatan suatu
risiko penyakit tertentu atau
menentukan berapa besar
kemungkinan seorang yg sehat men
jadi sakit.
3. Contoh faktor risiko
Faktor Risiko Risiko Penyakit
Perokok Kanker paru
Kebiasaan minum alkohol Sirosis hati
Perokok, kolesterol darah tinggi, diabetes,
riwayat keluarga diabetes, gemuk, TD naik
Penyakit arterosklerosis jantung
Riwayat keluarga kanker atau penyakit payudara,
lambat hamil atau nullipara, usia haid awal,
lambat menopause, radiasi, dll
Kanker payudara
Depresi, riwayat keluarga bunuh diri Suicide (bunuh diri)
4. Hubungan Antara
Paparan dengan Penyakit
1. Masa laten yg panjang (long
latency)
2. Frekuensi paparan faktor risiko
3. Insidensi penyakit yang rendah
(low incidence of disease)
4. Risiko kecil
5. Penyakit umum
6. Penyebab multiplek dan efek -
efek
1. Menurut dapat tidaknya diubah
a. Un-changeable (umur, genetik dll)
b. Changeable (merokok, olahraga, dll)
2. Menurut kestabilan peranannya
a. Suspected : faktor – faktor yg belum
mendapat dukungan sepenuhnya
dari hasil – hasil penelitian sebagai
faktor risiko. Contoh : rokok – Ca
leher rahim.
b. Established : faktor risiko yg sudah
mendapat dukungan ilmiah
penelitian dalam peranannya
sebagai faktor yg berperan dalam
kejadian suatu penyakit. Contoh : rokok
– Ca paru.
Macam – Macam Faktor Risiko
5. Kegunaan Faktor Risiko
1. Memprediksi digunakan untuk memprediksi kejadian penyakit dimana kualitas prediksi
tergantung kesamaan orang – orang dengan dasar orang – orang yang diprediksikan.
2. Kausa suatu faktor risiko secara tidak langsung dapat merupakan tanda dari suatu luaran
penyakit .
Contoh :
3. Diagnosis Pengetahuan tentang risiko dapat digunakan dalam proses diagnosis, untuk
menaikkan sebanyak mungkin prevalensi penyakit diantara penderita yg diuji untuk
membuktikan keberadaan (nilai duga positif) dari suatu tes diagnostik.
4. Prevensi Jika suatu faktor risiko juga sebagai penyebab suatu penyakit, maka menghilangkan
faktor risiko penyakit juga akan digunakan dalam pencegahan terjadinya penyakit.
Pendidikan Ibu
• Nutrisi
• Perawatan prenatal
• Merokok, dll
BBLR
6. Kriteria Faktor Risiko (Austin Bradford Hill, 1965)
1. Kekuatan hubungan
2. Temporal
3. Respon terhadap dosis
4. Reversibilitas
5. Konsistensi
6. Kelayakan biologis
7. Spesifisitas
8. Analogi
7. Bahasan Singkat
STUDI RISIKO
Studi Kohort
Studi Case Control
Studi Cross Sectional
Retrospektif
Ganda
Prospektif
RR
OR
Tanpa Matching
Dengan Matching
8. STUDI KOHORT
Digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek. Studi kohort terbagi 3 yaitu :
1. Studi Kohort Prospektif
Pada studi ini suatu kohort individu - individu yang sehat pada awalnya, yang terpapar pada berbagai tingkat faktor risiko
yang dicurigai diikuti dalam waktu kedepan untuk menentukan insidens penyakit yang terjadi berikutnya dalam masing masing
kelompok yang dibandingkan (Soeparto dkk, 1998).
Populasi
Penelitian mulai disini
…..
Apakah terjadi efek ?
Faktor Risiko (+)
Faktor Risiko (-)
Keadaan Sekarang Yang Akan Datang
Sampel
Penyakit (+)
Penyakit (+)
Penyakit
(-)
Penyakit
(-)
Gambar. Kohort Prospektif (Hulley SB,1988)
9. Kekuatan asosiasi antara faktor risiko dan penyakit dapat dinyatakan sebagai risiko relatif (RR) atau sebagai
rasio odds (OR) (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).
A. Risiko Relatif (RR)
Membandingkan risiko terjadinya penya
kit yg terpapar faktor risiko dengan yg tidak terp
apar.
𝑅𝑅 =
𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟
𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟
RR=
𝑎/(𝑎+𝑏)
𝑐/(𝑐+𝑑)
B. Rasio Odds (OR)
Membandingkan odds dari orang – orang
yg terpapar dan tidak terpapar untuk menjadi sa
kit.
𝑅𝑂 =
𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
RO=
𝑎 𝑥 𝑑
𝑏 𝑥 𝑐
10. 2. Studi Kohort Restrospektif
Kohort dari subjek – subjek terpapar dan tidak terpapar dikumpulkan melalui catatan – catatan yg lampau dan diikuti
kedepan sepanjang waktu untuk menentukan insidens penyakit pada saat sekarang (Soeparto dkk, 1998).
Penelitian dilakukan
disini
Faktor Risiko (+)
Faktor Risiko (-)
Yang lampau Saat sekarang
Sampel
Populasi
Penyakit
(+)
Penyakit
(+)
Penyakit
(-)
Penyakit
(-)
Gambar. Studi Kohort Retrospektif
Diikuti ‘retrospektif’
11. 3. Studi kohort Ganda
Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan cara prospektif maupun retrospektif. Meski memakai dua kelompok
subyek yang berbeda, studi kohort berganda tidak sama dengan studi kasus kontrol. Pada studi kohort tolak
penelitian adalah perbedaan ada atau tidaknya faktor risiko, sedangkan pada studi kasus kontrol pemilahan
kelompok subyek berdasarkan pada ada atau tidaknya efek (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).
Penelitian dilakukan
disini
Apakah terjadi efek ?
Kohort I :
Faktor Risiko (+)
Kohort II :
Faktor Risiko (-)
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Gambar Studi Kohort Ganda
Diikuti ‘retrospektif’
12. STUDI CASE CONTROL
Digunakan untuk menilai berapa besarkah peran faktor risiko dalam kejadian penyakit, seperti hubungan antara kejadian
kanker serviks dengan perilaku seksual, dll (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011). Pada studi ini, subyek - subyek diklasifikasi sebagai
sakit (kasus) dan tidak sakit (kelola, kontrol) kemudian dilakukan penelusuran dimasa lampau untuk menentukan adanya pemaparan
terhadap faktor risiko yang dihipotesakan, dan pada umumnya bersifat retrospektif (Soeparto dkk, 1998).
Adakah faktor risiko ? Ditelusuri Retrospektif Penelitian
mulai disini
Faktor Risiko
(+)
Faktor Risiko
(-)
Faktor Risiko
(+)
Faktor Risiko
(-)
Kasus (Kelompok
subjek dengan efek)
Kontrol (Kelompok
subjek tanpa efek)
Gambar Studi Case Control
13. Penentuan rasio odds pada studi case control dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
A. Studi Case Control Tanpa Matching
Rasio odds (OR) pada studi case control
dapat diartikan sama dengan risiko relatif (RR) pa
da studi kohort.
Rumus :
Harus dilakukan analisa dengan menja
dikan kasus dan kontrol sebagai pasangan pas
angan.
𝑅𝑂 =
𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠
𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
RO=
𝑎𝑑
𝑏𝑐
B. Studi Case Control Dgn Matching
Kontrol
Risiko (+) Risiko (-)
Kasus
Risiko (+) A B
Risiko (-) C D
Ratio odds dihitung dengan rumus :
RO=
𝑏
𝑐
14. STUDI CROSS SECTIONAL
Dilakukan dengan mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel
tergantung (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat (Soeparto dkk, 1998). Untuk desain ini
biasanya dihitung adalah rasio prevalence, yakni perbandingan antara prevalens suatu penyakit
atau efek pada subyek kelompok yang mempunyai faktor risiko, dengan prevalens penyakit atau
efek pada subyek yang tidak mempunyai faktor risiko. Rasio prevalens menunjukkan peran faktor
risiko dalam terjadinya efek pada studi Cross Sectional (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).
15. STUDI CROSS SECTIONAL
Dilakukan dengan mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel
tergantung (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat (Soeparto dkk, 1998). Untuk desain ini
biasanya dihitung adalah rasio prevalence, yakni perbandingan antara prevalens suatu penyakit
atau efek pada subyek kelompok yang mempunyai faktor risiko, dengan prevalens penyakit atau
efek pada subyek yang tidak mempunyai faktor risiko. Rasio prevalens menunjukkan peran faktor
risiko dalam terjadinya efek pada studi Cross Sectional (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).
16. Langkah – Langkah Dalam Menyusun
Studi Kohort Studi Case Control Studi Cross Sectional
1. Merumuskan pertanyaan
dan hipotesis yg sesuai
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompok
kontrol
4. Mengidentifikasi variabel
penelitian
5. Mengambil timbulnya
efek
6. Menganalisis hasil
1. Merumuskan pertanyaan
dan hipotesis yg sesuai
2. Mendeskripsikan variabel
penelitian
3. Menentukan populasi
terjangkau dan sampel
(kasus kontrol) dan cara
untuk pemilihan subyek
penelitian
4. Menetapkan besar sampel
5. Melakukan pengukuran
variabel efek dan faktor
risiko
6. Menganalisis data
1. Merumuskan pertanyaan
dan hipotesis
2. Mengidentifikasi variabel
penelitian
3. Menetapkan subjek
penelitian
4. Melaksanakan pengukuran
5. Menganalisis data
17. Keuntungan dan Kerugian Studi Risiko
Studi Keuntungan Kerugian
Kohort • Memastikan adanya urutan
kejadian
• Menghindari bias pada
pengukuran predictor
menghindari bias kesintasan
• Dapat mempelajari beberapa
keluaran
• Menghasilkan insidens, risiko
relative
• Sering membutuhkan
sampel besar
• Tidak baik untuk keluaran
yg jarang
Kohort Prospektif • Selektif dari subjek dan
pengukuran – pengukuran
dapat lebih dipantau
• Lebih mahal dan memakan
waktu panjang
Kohort Retrospektif • Lebih murah dan lebih pendek • Kurang pemantauan
terhadap selektif subjek dan
pengukuran
18. Keuntungan dan Kerugian Studi Risiko
Studi Keuntungan Kerugian
Kohort Ganda • Berguna apabila kohort yg
berbeda mempunyai paparan
yg berbeda dan jarang
• Adanya bias potensial
dari pengambilan
sampel dua populasi
Cross Sectional • Dapat meneliti beberapa
keluaran
• Dapat memantau seleksi dari
subjek
• Relatif pendek
• Langkah yg baik dan pertama
bagi suatu studi kohort
• Menghasilkan prevalens,
prevalens relatif
• Tidak menentukan
urutan kejadian
• Terdapatnya bias
potensial dalam
mengukur prediktor dan
kesintasan (survival)
• Tidak baik untuk
keadaan yg jarang
terjadi
• Tidak dapat menghasil
kan insiden atau risiko
relatif murni
19. Keuntungan dan Kerugian Studi Risiko
Studi Keuntungan Kerugian
Case Control • Berguna bagi penelitian
keadaan yg jarang terjadi
• Relatif murah dan
membutuhkan jumlah yg kecil
• Menghasilkan rasio odds
• Adanya bias potensial
• Tidak dapat menentukan
urutan kejadian
• Bias potensial dalam
pengukuran predictor dan
survival
• Terbatas pada satu
variabel keluaran
• Tidak menghasilkan
prevalens, insidens.