Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
kita akan mempelajari tentang Studi design dalam epidemiologi. Studi disain epidemiologi yang akan kita pelajari yaitu Eksperimental studi yaitu studi intervensi kemudian observasional studi yaitu studi disain kohort, kasus kontrol dan crossectional studi.
Secara garis besar, desain penelitian dalam epidemiologi terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu penelitian eksperimental dan penelitian observasi.Tujuan dari penelitian eksperimen/ uji klinis adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y terhadap kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Sedangkan penelitian observasional tidak melakukan intervensi apapun, peneliti hanya mengobservasi kejadian atau fenomena yang terjadi di suatu masyarakat untuk menjawab pertanyaan penelitian.Misalnya, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi anak terhadap status gizi anak. Peneliti tidak melakukan intervensi berupa penyuluhan atau pelatihan seputar gizi anak kepada target penelitian terlebih dahulu. Peneliti hanya menyelidiki apakah salah satu yang mempengaruhi status gizi anak itu adalah pengetahuan ibu yang telah mereka miliki sebelumnya tentang gizi anak, mungkin dari media atau penyuluhan rutin oleh tenaga kesehatan di lokasi setempat.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitSonny Irawan
Sharing knowledge untuk mengetahui apa dan bagaimana implementasi maupu peran manajemen risiko di dalam pencapaian target kinerja rumah sakit. Identifikasi masalah sampai dengan mitigasi risiko yang dapat dilakukan atas penyimpangan seluruh target kerja di semua lini rumah sakit. Semoga bermanfaat untuk info lebih lanjut bisa menghubungi Saya seorang Asisten Manager Manajemen Risiko di salah satu korporasi kesehatan terbesar yang memiliki lebih dari 20 cabang unit usaha rumah sakit di Indonesia yang sudah bekerja lebih dari 15 tahun di kesehatan ... Salam Sony Irawan
2. Definisi
Studi Observasional yang menilai
hubungan paparan – penyakit dengan
cara menentukan sekelompok orang
berpenyakit (kasus) dan sekelompok
orang yang tidak berpenyakit (kontrol),
kemudian membandingkan frekuensi
paparan pada kedua kelompok tersebut.Kata Lain = Case Referent Study
Case Cohort Study
Retrospective study
7. Tahap – tahap Penelitian
Kasus Kontrol
(f a k t o r r e s i k o d a n
e f e k ).
2. M e n e t a p k a n s u b j e k
p e n e l i t i a n (p o p u l a s i
d a n s a m p e l ).
3. I d e n t i f i k a s i k a s u s .
4. P e m i l i h a n s u b j e k
s e b a g a i k o n t r o l .
5. M e l a k u k a n p e n g u k u r a n
“r e t r o s p e k t i f ”
(m e l i h a t k e b e l a k a n g )
u n t u k m e l i h a t f a k t o r
r e s i k o .
6. M e l a k u k a n a n a l i s i s
d e n g a n m e m b a n d i n g k a n
p r o p o r s i a n t a r a
9. Identifikasi variabel-variabel
penelitian (faktor resiko dan efek).
1. V a r i a b e l
D e p e n d e n (e f e k ) :
O s t e o a r t r i t i s
L u t u t
2. V a r i a b e l
I n d e p e n d e n
(f a k t o r r i s i k o ) :
J K ,K e b i a s a a n
m e r o k o k ,
k e b i a s a a n
k o n s u m s i
m a k a n a n
m e n g a n d u n g
v i t a m i n D ,
R i w a y a t t r a u m a
10. 2. Menetapkan
Subjek penelitian
(Populasi
danSampel )
Subjek penelitian adalah
pasien di Rumah Sakit Dokter
Kariadi Semarang yang
menderita osteoartritis lutut
dan sebagai kontrol adalah
pasien di rumah sakit yang
sama dan tidak menderita
osteoartritis lutut.
3. Identifikasi
Kasus
Yang dimaksud sebagai
Kasus yaitu Pasien yang
berobat di Rumah Sakit
Kariadi Semarang yang
dinyatakan menderita OA
Lutut sesuai dengan
kriteria klinis yang
telah di tetapkan.
Contoh : Pasien yang
dijadikan sebagai kasus
yaitu pasien yang
mengalami kaku di pagi
hari < 30 menit .
4. Pemilihan
Subjek
sebagai
Kontrol
Kontrol merupakan
pasien yang berobat di
Rumah Sakit Dokter
Kariadi Semarang
dengan jenis kelamin
dan umur yang sesuai
kasus, dimana tidak
menderita OA lutut
sesuai kriteria klinis
11. 5. Melakukan pengukuran “retrospektif” (melihat ke
belakang) untuk melihat faktor resiko.
Maksudnya, pasien yang menderita OA Lutut
(kasus) di ukur atau di wawancarai dengan
menggunakan metode “recall” mengenai
perilaku atau kebiasaan yang bisa menjadi
faktor resiko OA lutut.
6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara
variabel-variabel subjek penelitian (kasus) dengan variabel-
variabel kontrol
Analisis data dilakukan dengan membandingkan
proporsi kejadian faktor resiko pada kasus dan
kontrol. Yaitu seberapa besar frekuensi faktor
resiko pada kasus dan pada kontrol.
13. 1. Relatif murah dan mudah
2. Sesuai untuk penelitian yang mempunyai periode
latent yang panjang
3. Sesuai untuk meneliti penyakit yang langka
4. Peneliti leluasa menentukan rasio ukuran sample
kasus dan kontrol yang optimal
5. Dapat meneliti sejumlah paparan terhadap suatu
penyakit
6. Sesuai untuk menguji hipotesis hubungan paparan
dan penyakit
7. Tepat untuk mengeksplorasi kemungkinan sejumlah
paparan dan penyakit yang belum jelas hubungannya
14. 1. Penggunaan logika yang berbeda dengan
paradigma eksperimen klasik sehingga rawan bias
( Bias seleksi dan Informasi )
2. Tidak effisien untuk mengevaluasi paparan langka,
kecuali jika persentase attributable risk tinggi
3. Tidak dapat untuk menghitung Laju Insidens
(Insidens rate) penyakit secara langsung pada
kelompok terpapar dan tidak terpapar.
4. Kadang-kadang sulit memastikan hubungan
temporal antara paparan dan penyakit
5. Per definisi hanya meneliti sebuah penyakit
6. Kesulitan memilih kontrol yang tepat
16. 1. Kriteria Diagnosis
2. Populasi Sumber kasus
Terdiri dari :
a. Hospital Base
b. Population Base
3. Jenis data penyakit
Terdiri dari :
a. Prevalensi
b. Insidensi
18. 1. Karakteristik populasi sumber
kasus
2. Keserupaan antara kontrol dan
kasus
3. Pertimbangan praktis dan ekonomis
Penting ! Kontrol harus dipilih dari populasi individu-individu yang
memiliki karakteristik serupa dengan populasi asal kasus