Terdapat ringkuman mengenai berbagai aspek gangguan tiroid meliputi definisi, jenis gangguan berdasarkan fungsi tiroid, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan hipertiroid seperti obat antitiroid, inhibitor iodida, beta bloker, dan radioaktif iodida.
1. PRESENTASI FARMAKOTERAPI
GANGGUAN TIROID
DISUSUN OLEH :
CITRA TAMARA 1704026019
DEWI MUTIARA SARI 1704026024
DIAZ ILMAN ROZA 1704026030
DINA ASPELA 1704026031
EKO MULYA 1704026 036
EUIS PUJI LESTARI 1704026039
LINI IMANIAH 1704026073
LIYA PUSPITA SARI 1704026074
LUKMAN SUHANDI 1704026075
APOTEKER 28
SORE A
2. GANGGUAN TIROID
DEFINISI
Gangguan tiroid adalah kondisi penyakit yang
mempegaruhi produksi atau sekresi hormon tiroid
sehingga menyebabkan perubahan stabilitas metabolik.
Hipertiroid dan hipotiroid adalah sindroma klinik dan
biokimia yang muncul dari peningkatan dan penurunan
produksi hormon tiroid.
(Dipiro 2014)
3. Hipotiroid :
kumpulan manifestasi
klinis akibat berkurang
atau berhentinya
produksi hormone
tiroid
Hipertiroid :
disebut juga
tirotoksikosis,
merupakan kumpulan
menifestasi klinis akibat
kelebihan hormone
tiroid
Eutiroid :
Keadaan tiroid yang
berbentuk tidak normal
tapi fungsinya normal.
Gangguan tiroid berdasarkan
kelainan fungsinya:
4.
5. Patofisiologi Gangguan Tiroid (Dipiro 2015)
kadar T4 dan T3, keduanya yang berlebihan.
TSH-mensekresikan tumor hipofisis mengeluarkan hormon aktif secara biologis
yang tidak responsif untuk kontrol umpan balik normal.
Tumor dapat mengekskresikan prolaktin atau pertumbuhan hormon. Oleh karena
itu, pasien mengalami amenore, galaktorea, atau tanda-tanda akromegali.
Pada penyakit Graves, hipertiroidisme terjadi akibat aksi tiroid-stimulating antibodi
(TSAb) ditujukan terhadap reseptor thyrotropin pada permukaan tiroid sel.
Nodul tiroid otonom (adenoma toksik) adalah massa tiroid yang fungsinya tidak
tergantung pada kontrol hipofisis. Hipertiroidisme biasanya terjadi dengan nodul
lebih besar Berdiameter 3 cm.
6. Pada gondok multinodular, folikel dengan fungsi otonom bekerja dengan normal atau bahkan
folikel tidak berfungsi. Tirotoksikosis terjadi saat folikel otonom menghasilkan lebih banyak
hormon tiroid daripada yang dibutuhkan.
Tiroiditis subakut (granulomatosa atau de Quervain) sering terjadi karena sindrom virus,
namun jarang memiliki virus spesifik yang telah diidentifikasi pada tiroid parenkim.
Tiroiditis tanpa rasa sakit (silent, lymphocytic, atau postpartum) adalah penyebab umum
tirotoksikosis; etiologinya tidak sepenuhnya dipahami; autoimun dapat mendasari
kebanyakan kasus.
7.
8. F
A
K
T
O
R
R
E
S
I
K
O
H
I
P
E
R
T
I
R
O
I
D
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Kinetik
4. Merokok
5. Stres
6. Riwayat Penyakit
Keluarga yang
berhubungan dengan
autoimun
7. Zat Kontras yang
Mengandung Iodium
8. Obat-obatan yang
menyebabkan penyakit
tiroid
9. Lingkungan
1. Riwayat penyakit tiroid
2. Riwayat keluarga dengan
penyakit tiroid
3. Diagnosa penyakit
autoimmune
4. Riwayat radiasi leher
5. Terapi obat seperti lithium
dan amiodaron
6. Perempuan di atas usia 50
tahun
7. Pasien lanjut usia
8. Perempuan post pasrtum 6
minggu sampai 6 bulan
F
A
K
T
O
R
R
E
S
I
K
O
H
I
P
O
T
I
R
O
I
D
9. M
A
N
I
F
E
T
A
S
I
K
L
I
N
I
S
gugup, emosi labil, mudah pingsan, tidak tahan terhadap panas, turunnya berat bersamaan dengan
peningkatan nafsu makan, peningkatan frekeuensi pergerakan intestinal, palpitasi, kelemahan pada otot
proksimal, menstruasi tidak teratur
Tanda fisik tirotoksikosis bisa termasuk rasa hangat, kulit lembab, kondisi rambut yang tidak
bagus,lepasnya ujung kuku tangan (onycholysis), retraksi (tertarik) kelopak mata dan kelopak mata
atas masuk ke dalam rongga jika memandang ke bawah (lid lag), takikardi sewaktu istirahat; tekanan
pulsa yang melebar, dan murmur (suara pelan, bisikan) dari ejeksi sistolikgetaran pada lidah yang
terjulur dan tangan yang direntangkan; dan reflek tendon dalam yang hiperaktif
Pada grave berupa hipertiroid, pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal exophthalmos
( gerakan bola mata abnormal), pretibial myxedema, dan thyriod acropachy
Pada tiroiditis subakut, keluhan pasien akan sakit yang parah pada area tiroid, seringkali menyebar ke
telinga di sisi yang sama. Demam ringan umum terjadi, dan terlihat tanda sistemik serta simtom
tirotoksikosis. Kelenjar tiroid terasa padat lunak pada pemeriksaan fisik.
10. Pengukuran TSH yang ada dalam tubuh penderita
TSH rendah, kadar T4
Tinggi
TSH rendah, kadar T4
Normal
TSH Normal, Kadar
T4 tinggi
TSH dan T4 Normal
Tyrotositosis Primer
Pengecekan Ada
Penyakit Grave’s
Tidak Ada Penyakit
Tiroktositosis/Hipertir
oid
Sindrom Resistensi
Hormon Tiroid
T3 Toxicosis
Kadar T3
Sub Klinik
Hypertiroid
Pemantauan
Selama 6-12
Minggu
Tinggi Normal
Ya Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Penyakit Grave’s
Merusak Tyroiditis/
Kelebihan
Yodium/Kelebihan
Hormon Tyroid
Menyingkirkan Penyebab
Lainnya Termasuk
Stimulansia oleh Chorionic
Gonadotropin
Radionuklida Serapan
Rendah
Hypertiroid Nodular
Beracun
Gondok Multinodular/ Adenoma
Beracun
11. FUNGSI HORMON TIROID
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Normal
Menjaga
Stabilitas
Metabolisme
Membantu
Tubuh Berenergi
(Efek Kalorgenik)
DIPIRO 2014
Pada anak kecil, hormon
tiroid sangat penting untuk
pertumbuhan dan
perkembangan normal
Tiroksin meningkatkan
penggunaan O2 hampir pada
semua jaringan yang aktif dalam
metabolisme (jantung, oto rangka,
hati & ginjal). Juga berperan
penting dalam thermogenesis
(pengaturan suhu badan), yaitu
pada suhu dingin sekresi tiroksin
bertambah, pembentukan kalori
bertambah, terjadi vasodilatasi
perifer & curah jantung bertambah.
Pada orang dewasa, peran
utama hormon tiroid adalah
menjaga stabilitas
metabolik
12. Penyakit Graves adalah sindrom autoimun yang biasanya
mencakup hipertiroidisme, pembesaran tiroid difus,
exophthalmos, dan, yang kurang umum, myibedema pretibial
dan tiroid tiroid. Penyakit Graves adalah penyebab paling
umum hipertiroidisme.
Penyakit Grave manifestasinya berupa hipertiroid,
pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal
exophthalmos (= gerakan bola mata abnormal), pretibial
myxedema, dan thyriod acropachy. Kelenjar tiroid biasanya
membesar secara difus, dengan permukaan halus dan
konsistensi dari lunak sampai keras. Pada penyakit yang
parah, bisa dirasakan getaran melalui stetoskop pada kelenjar.
Pada penyakit Grave, hipertiroid muncul dari aksi thyroid-
stimulating antibodies (TSAb) terhadap reseptor tirotropin
pada permukaan sel tiroid. Antibodi Imunoglobulin G (IgG)
ini terikat ke reseptor dan mengaktifkan enzim adenilat siklase
dengan cara yang sama dengan TSH.
( Dipiro 2014 )
PENYAKIT GRAVE
13. PENYAKIT GOITER / GONDOK
Pada goiter (gondok) multinodular (penyakit
Plummer), folikel dengan fungsi otonom tinggi berada
diantara folikel normal atau bahkan folikel yang tidak
berfungsi. Tirotoksikosis terjadi ketika folikel otonom
menghasilkan hormon tiroid lebih banyak dari yang
dibutuhkan.( DIPIRO 2014 )
Penyakit Gondok adalah istilah umum untuk
pembesaran kelenjar tiroid pada tenggorokan. Kelenjar
tiroid yang membesar bisa berupa benjolan biasa yang
bersifat setempat hingga terjadi pembengkakan pada
kedua sisi kelenjar tiroid. Berat kelenjar tiroid adalah
sekitar 30 gram, berbentuk dasi kupu-kupu. Kelenjar ini
berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh,
mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan anak
kelenjarnya (paratiroid) berfungsi dalam mengontrol
kadar kalsium dalam darah.
14. PENYAKIT TIROTOKSIKOSIS
Hipertiroid adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika fungsi
kelenjar tiroid menjadi tidak normal sehingga menyebabkan
produksi dan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan
hipertiroid dapat menyebabkan thyrotoxicosis.
Thyrotoxicosis didefinisikan sebagai keadaan saat kelebihan
hormon tiroid. Meskipun demikian, thyrotoxicosis bisa saja terjadi
pada kondisi disfungsi tiroid yang tidak menyebabkan hipertiroid.
Contohnya adalah pada kondisi tiroiditis. Pada saat terjadi tiroiditis,
yang terjadi adalah bukan peningkatan produksi hormone tiroid
yang berlebihan, melainkan sel tiroid yang rusak atau mengalami
inflamasi akan melepaskan hormon tiroid berlebihan secara
langsung ke dalam pembuluh darah,
15. PENYAKIT HASHIMOTO’S THYROIDITIS
Tiroiditis Hashimoto adalah penyakit autoimun,
gangguan sistem imun yang melawan jaringan tubuh
sehat itu sendiri, dan dalam hal ini, yang diserang
adalah organ tiroid (gondok). Pada orang dengan
Hashimoto, sistem imun menyerang tiroid dan akan
menyebabkan kondisi hipotiroidisme, yaitu kondisi
ketika tiroid tidak mampu memproduksi hormon
tiroksin yang cukup untuk kebutuhan tubuh.
16. HIPERTIROID
Definisi
Etiologi
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan akibat dari produksi hormon tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kadar hormon
tiroid didalam darah berlebihan ,keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah , Peningkatan kadar T4, T3, atau keduanya yang
berlebih. ( dipiro 2014 )
Nayak dan Burman, 2006
17.
18. TERAPI PENGOBATAN HIPERTIROID
( DIPIRO 2014)
Golongan Obat Mekanisme Kerja Obat dan Dosis Peringatan oat
Antitiroid Memblok sintesis hormon tiroid dengan
inhibisi sistem enzim peroksidase dari
kelenjar tiroid
-PTU ( 300-600 mg/hari, 3-4 dosis terbagi)
-MMI ( 30-60 mg/hari, 3 dosis terbagi )
Dosis harian penjagaan
( PTU 50-300mg dan MMI 5-30mg)
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari)
Efek samping Minor ( sakit pada
persendian, demam, lukopenia) reaks
antat obat terjadi 50% pada pasien
Efek samping mayor ( agranulositosis
anemia aplastik,) jika pasien telah
merasakan efek mayor, maka sebaiknya
tidak beralih ke obat lain karena reaks
sensitifitas antar obaIt
Inhibitor anion
Iodida
Menghalangi pelepasan hormon tiroid dengan
menhalangi penggunaan iodida intratiroid,
dan menurunkan ukuran & vaskularitas
kelenjar
-KI (SSKI) 38mg iodida/tetes,
-Lar.Lugol 6,3mg iodida/tetes,
Dosis awal tipikal SSKI 3-10 tetes tiap hari
(120-400mg)
Efek samping termasuk
hypersensitivitas, iodisme
pembengkakan kelenjar ludah .
Beta Blocker Mengurangi simpom tirotoksik seperti
palpitasi, cemas, tremor dan tidak tahan panas
-Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari),
dosis kondisi toksik ( 240-480mg/hari)
Beta bloker dikontraindikasikan pada
pasien dengan gagal jantung kongestif
dan pada pasien yang mengembangkan
cardiomyopati
Radioaktif Iodine Natrium Iodida adalah cairan oral yang
terkumpul di tiroid dan menganggu sintesis
hormon tiroid & tiroglobulin
Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3-
7 hari setelah RAI,
Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target
terapi menghancurkan sel tiroid yang
hiperaktif
Hipotiroid umum terjadi setelah RAI
efek samping akut, jangka pendek
termasuk pelunakan tiroidal ringan dan
dysphagia
19. : Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidazol.
Tiourasil dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama
metimazol dan karbimazol.(4) Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamazol yang
isinya sama dengan metimazol.. propylthiourasil (PTU), carbimazole, tiamazole, methimazole
Obat pilihan pertama untuk hipertiroid
Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim
tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghambat konversi T4 ke T3
Dosis awal :
PTU : 300-600mg/hari (3-4 kali sehari)
Methimazole : 30–60 mg/hari (3 kali sehari)
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari)
Dosis pemeliharaan :
PTU 50-300 mg/hari, Methimazole 5-30 mg/hari, Carbimazole 5-15mg/hari
Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.
Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi.
Jika terjadi serangan ulang à terapi alternatif dengan radioactive iodine (RAI) karena terapi lanjutan
biasanya jarang memicu remisi.
KI: pasien dg goiter besar, pasien dg gangguan ginjal dpt diberikan dosis yg sangat rendah
Efek samping: mual, sakit kepla, reaksi alergi (rash), hipotiroid, hepatotoksisitas, penekakan sumsum
tulang
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th
Antitiroid Thioureas
(Thionamides)
20. Iodium, Iodida (bekerja sangat cepat untuk tirotoksikosis dan krisis
tirotoksikosis tapi tidak dapat digunakan untuk terapi hipertiroidisme
jangka panjang karena efek anitiroidnya cenderung menghilang), Perklorat
kalium (sudah tidak digunakan lagi karena resiko anemia aplastic)
Mekanisme kerja : Menghambat sintesis hormone, Menghambat
pelepasan hormon ke aliran darah, Mengurangi ukuran dan vaskularisasi
kelenjar hiperplastik à tampak setelah 10-14 hari pengobatan (persiapan
pasien untuk tiroidektomi)
Indikasi: tirotoksikosis, persiapan sebelum operasi
Kontra Indikasi: ibu menyusui, krn dapat menyebabkan goiter pd bayinya
Dosis:
Iodine (larutan potassium iodine) :
– dosis : 3-10 tetes (120-400mg) oral tiap 6 jam
– tiap tetes mengandung 38 mg Iodida atau 6,3 mg Iodida dalam larutan
Lugol
– Diberikan 1 jam setelah pemberian obat anti-tiroid
– Diberikan selama 7-14 hari pre operasi
Efek samping : reaksi hipersensitivitas, ‘iodisme’ (rasa logam, mulut dan
tenggorokan terbakar, nyeri pada gigi dan gusi, terkadang gangguan perut
dan diare), ginekomastia
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th
Inhibitor Anion
21. Natrium Iodida adalah cairan oral yang terkumpul di tiroid
dan menganggu sintesis hormon tiroid & tiroglobulin
Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3-7 hari setelah
RAI,
Tujuan terapi: untuk menghancurkan sel –sel tiroid yang
sangat reaktif.
RAI adalah senyawa pilihan untuk penyakit Grave, nodul
autonom toksik, dan gondok multinodular toksik.
Kehamilan merupakan kontraindikasi absolut untuk
penggunaan RAI.
Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target
terapi menghancurkan sel tiroid yang
hiperaktif
Hipotiroid umum terjadi setelah RAI, efek
samping akut, jangka pendek, termasuk
pelunakan tiroidal ringan dan dysphagia
Radioaktif Iodine
22. Indikasi
Mengurangi simptom tirotoksik seperti palpitasi, cemas,
tremor dan tidak tahan panas.
Mekanisme kerja
Propanolol atau Atenolol mengurangi denyut jantung
dan secara parsial menghambat konversi T4 menjadi T3
(mengurangi gejala simpatis dari hipertiroidisme)
Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), dosis kondisi
toksik ( 240-480mg/hari)
Beta bloker dikontraindikasikan pada pasien dengan
gagal jantung kongestif, dan pada pasien yang
mengembangkan cardiomyopati
Beta Blocker
23. TERAPI TIROID
Terapi berikut sebaiknya segera dilakukan: supresi
pembentukan dan sekresi hormon tiroid, terapi
antiadrenergik, pemberian glukokortikoid, dan
perawatan komplikasi terkait.
PTU dosis besar adalah thionamide pilihan karena
mengganggu produksi hormon tiroid dan menghalangi
perubahan T4 menjadi T3 di perifer.
Iodida, yang dengan cepat menghalangi pelepasan
preformed hormon tiroid, sebaiknya diberikan setelah
terapi PTU dimulai untuk menginhibit penggunaan
iodine oleh kelenjar yang hiperaktif.
Terapi pendukung, termasuk asetaminofen sebagai
antipiretik (aspirin dan NSAID lain bisa menggantikan
hormon tiroid yang terikat), penggantian cairan dan
elektrolit, sedatif, digitalis, antiaritmia, insulin, dan
antibiotik sebaiknya diberikan sesuai indikasi.
Plasmapheresis (= pemindahan plama dari darah) dan
dialisis peritoneal telah digunakan untuk mengeluarkan
hormon berlebih pada pasie yang tidak merespon terapi
konservatif.
Pengangkatan kelenjar tiroid adalah perawatan
pilihan untuk cold nodule yang sudah ada, goiter
yang sangat besar, dan pasien yang
dikontraindikasikan untuk thionamide (yaitu, alergi
atau efek samping) dan RAI (yaitu, kehamilan).
Jika direncanakan tiroidektomi, PTU atau
methimazole biasanya diberikan sampai pasien
euthyroid secara biokimia (biasanya 6-8 minggu),
diikuti penambahan iodida (500 mg.hari selama 10-14
hari) sebelum operasi untuk menurunkan vaskularitas
kelenjar. Levothyroxine bisa ditambahkan untuk
menjaga kondisi euthyroid sementara thidinamide
dilanjutkan.
Propanolol telah digunakan selama beberapa minggu
sebelum operasi dan 7-10 hari setelah operasi untuk
menjaga denyut <90 denyut per menit. Kombinasi
pretreatment dengan propanolol dan 10-40 hari
kalium iodida juga telah diajukan.
Komplikasi termasuk serangan ulang hipertiroid atau
hipertiroid yang bertahan (0,6-0,8%), hipotiroid
(sampai 49%), hipoparatiroid (sampai 4%), dan
gangguan pita suara (sampai 5%). Serangan hipotiroid
yang sering membutuhkan terapi lanjutan.
OPERASI
25. Hipotiroid
Anak-anak atau remaja
Berdasarkan berat badan
pasien
Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel
3
≥50 sampai 60 tahun?
tidak
Jika terindikasi jantung iskemik?
iya
tidak
tidak
tidak
iya
iya
iya
Levothyroxine 25 – 50
mcg perhari
Levothyroxine 25 – 50 mcg
perhari
Ibu hamil, dosis levothyroxine
sebelumnya stabil?
Dinaikkan dosis 25 mcg setiap 3
sampai 4 minggu, sampai nilai TSH
normal
Dinaikkan dosis levothyroxine
sembilan dosis perminggu
cek ke spesialis endokrin pingsan, perubahan kondisi
mental, hipotermia?
Kemungkinan koma myxedema,
memerlukan perawatan intensif dari
spesialis endokrin
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per
hari
Ulangi pengujian TSH pada 6-8
minggu
TSH dalam keadaan normal
Cek kadar TSH setiap tahun
TSH > 5 mlU per liter Kadar TSH < 0,35 mlU per liter
Cek kepatuhan pasien.
(lihat tabel 5)
Pasien patuh : dosis dinaikkan dari 12,5-25 mcg perhari
Jika tidak ada perubahan setelah 2-3 kali
kenaikan dosis, periksa ke spesialis
endokrin
Turunkan dosisnya menjadi 25mcg
perhari
Hipotiroid
Anak-anak atau remaja
Berdasarkan berat badan
pasien
Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel
3
≥50 sampai 60 tahun?
Jika terindikasi jantung iskemik?
Levothyroxine 25 – 50
mcg perhari
Levothyroxine 25 – 50 mcg
perhari
Ibu hamil, dosis levothyroxine
sebelumnya stabil?
Dinaikkan dosis 25 mcg setiap 3
sampai 4 minggu, sampai nilai TSH
normal
Dinaikkan dosis levothyroxine
sembilan dosis perminggu
cek ke spesialis endokrin pingsan, perubahan kondisi
mental, hipotermia?
Kemungkinan koma myxedema,
memerlukan perawatan intensif dari
spesialis endokrin
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per hari
Ulangi pengujian TSH pada 6-8
minggu
TSH dalam keadaan normal
Cek kadar TSH setiap tahun
ALOGARITMA
HIPOTIROID
26. OBAT MEKANISME KERJA DOSIS EFEK SAMPING
Levotiroksin Pengganti hormon tiroid yang di produksi
oleh tubuh
Dewasa Awal 50-100 mcg/hari, lalu ditambah
50 mcg dengan interval 3-4 minggu, sampai
diperoleh metabolisme normal. Bila perlu
dosis dapat ditingkatkan sampai dengan 100-
200 mcg/hari.
Takikardi, aritmia, palpitasi, nyeri angina,
kram otot rangka, kelemahan otot,
berkeringat, sakit kepala, gugup, eksitabilitas,
insomnia, sensasi panas & kemerahan pada
wajah, diare, penurunan berat badan secara
berlebihan.
Liotironin Menggantikan T3 (Triidtironin) 100% diabsorpsi, awitan kerja cepat, waktu
paruh = beberapa jam.
Catatan :
Karena waktu paruh pendek, kadar serum
berbeda-beda sesuai pemberian dosis
Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian.
Over dosis menyebabkan efek hipertiroid.
Tiroksin (T4) Menggantikan kadar serum normal T4 dan
T3 (T4 dikonversi menjadi T3 oleh deyoinasi
di perifer).
Dosis oral 0,2 – 0,4 mg/hari, setelah dimulai
dengan dosis rendah 0,05 – 0,1 mg/hari yg
berangsur-angsur dinaikkan; ada kalanya
dicampur dengan 25% liotironin untuk
meniru efek serbuk tiroid. Dosis ekuivalen
0,1 mg tiroksin=50 mg serbuk tiroid=0,02 mg
liotironin
Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian.
Over dosis menyebabkan efek hipertiroid.
Serbuk tiroid
(thyranon)
Serbuk organ diperoleh dari tiroid binatang
menyusui, lasimnya domba, karena kadar
hormonnya tinggi, yang telah dibebaskan
dari lemak dan jaringan-jaringan pengikatnya
dan kemudian dikeringkan. Serbuk ini
mengandung T3 dan T4 dalam perbandingan
tak tertentu, yang aktivitasnya berhubungan
erat dengan kadar-iod dari serbuk
Selama resorpsi dari usus yang berlangsung perlahan, T3 & T4 dibebaskan dengan jalan
enzimatis. Berhubung adanya masa latensi, maka efeknya baru nyata setelah 3 – 7 hari.
Biasanya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan hingga tercapai efek
sampingan seperti takikardi dan kegelisahan, kemudian dosis ini dikurangi dengan 25 mg dan
digunakan untuk pemeliharaan. Dosis oral pemula 12,5 – 50 mg, perlahan-lahan dinaikkan
sampai 150 mg/hari. Dosis dapat diberikan sebagai single dosis pada pagi hari, tablet harus di
kunyah atau dilarutkan dalam air
TERAPI PENGOBATAN HIPOTIROID
27. GEJALA KLINIS HIPOTIROID
Tenggorokan kering. Detak jantung melambat.
Wajah membengkak. Nyeri, kaku, dan
pembengkakan pada sendi.
Kulit kering. Lemah otot.
Berat badan meningkat tanpa
penyebab yang jelas.
Kadar kolesterol dalam darah
meningkat.
Lelah dan letih. Rambut rontok.
Lebih sensitif terhadap cuaca
dingin.
Kesemutan dan gejala saraf
terjepit.
Gangguan ingatan. Penglihatan kabur.
Depresi. Pendengaran berkurang.
GEJALA KLINIS HIPERTIROID
Berat badan turun tanpa alasan yang
jelas.
Pada penderita diabetes,
hipertiroidisme bisa menyebabkan
rasa haus dan sangat lelah.
Hiperaktif. Penderita menjadi tidak
akan bisa diam dan dipenuhi perasaan
cemas.
Pembesaran kelenjar tiroid yang
menyebabkan terjadinya
pembengkakan pada leher.
Mudah marah dan emosional. Palpitasi atau denyut jantung yang
cepat dan/atau tidak beraturan.
Insomnia atau kesulitan untuk tidur
pada malam hari.
Kulit yang hangat dan lembap.
Konsentrasi menurun. Kedutan otot.
Berkeringat secara berlebihan dan
sensitif terhadap suhu panas.
Tremor atau gemetaran.
Libido menurun. Munculnya biduran (urtikaria) atau
ruam.
Otot terasa lemas. Rambut rontok secara tidak merata.
Diare. Telapak tangan berwarna kemerahan.
Kemandulan. Struktur kuku melonggar.
iklus menstruasi menjadi tidak
teratur, jarang, atau berhenti
sekaligus.
PERBEDAAN GEJALA KLINIS HIPOTYROID DENGAN HIPERTIROID
29. Nn C (27 tahun) datang ke RS dengan keluhan sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya
untuk menaiki tangga. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium : TD
180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit, hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar.
Dari hasil pemeriksaan darah yaitu pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.
a. Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan diagnosa grave (gejala,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah)
b. Jelaskan Apa pilihan terapi obat pada pasien diatas
c. Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut
d. Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk aturan pakainya
bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
e. Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini? Jelaskan
30. Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan
diagnosa grave (gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah)
DIAGNOSA KASUS
1. GEJALA
Dari keluhan Nn C dirasakan sejak 2 bulan yang lalu yaitu sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya untuk menaiki
tangga terjadi kelemahan pada otot proksimal merupakan gejala penyakit Graves tirotoksik
2. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
TD 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit ( TAKIKARDI ) hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar
menunjukan gejala penyakit Graves tirotoksik
3. Dari hasil pemeriksaan darah
Pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.
Hasil tes laboratorium pada penyakit Graves tirotoksik mencakup peningkatan tingkat produksi hormon secara keseluruhan dengan
peningkatan T3 yang tidak proporsional terhadap T4
LITERATUR DIPIRO 2014
31. pemeriksaan kadar TSH serum, T3 bebas, T4 bebas, dan iodine
radioaktif seperti pada gambar
Diagnosis
(Ghandour, 2011)
Ukur kadar T3 dan T4 bebas. Jika tinggi
rujuk pemeriksaan kelenjar tiroid
dengan MRI untuk memeriksa adanya
tumor
Ukur TSH serum, kadar dibawah
normal (<0,5 mIU/L) ?
Ukur T3 dan T4 bebas, Terjadi
peningkatan ?
Jika kadar TSH didalam rentang
normal, pertimbangan penyebab
lain dari gejala klinik
Apakah kadar TSH diatas normal
(>5 mIU/L ?)
Jika pola uptake menyebar
(diffuse), curigai Grave Desease.
Jika pola uptake nodular, curigai
Multinodular Goiter
Lakukan pemeriksaan RAI, apakah
uptake RAI tinggi ?
Jika kadar T3 dan T4 normal,
curigai Hypertiriodisme subklinik
Jika uptake RAI rendah atau
normal, ukur tiroglobulin. Terjadi
penigkatan ?
Curigai tiroiditis subklinis
Jika kadar tiroglobulin rendah,
curigai hipertiroidisme eksogen
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Kadar normal TSH adalah 0,5 – 4,5 mg/dL.
Dikatakan hiperitiroid bila kadar TSH kurang dari 0,01 mg/dL.
32. B. PILIHAN PENGOBATAN
Pilihan pengobatan pada pasien Nn C dilihat dari keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah yait
pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.
1.Penggunaan OAT Obat pilihan pertama untuk hipertiroid Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon
tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghamba
konversi T4 ke T3
2.Pada kasus ini perlu diberikan obat golongan beta blocker untuk menurkan tekanan darah Nn C karen
dari pemeriksaan Tekanan Darah diperoleh hasil yang tinggi 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut
menit menunjukan denyut jantung takikardi.
33. PENATALAKSANAAN PENYAKIT GRAVES
1.Konservatif
a.Obat anti tiroid
• Thioamide
• Methimazole dosis awal 20-30 mg/hari
• Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300-600 mg/hari, maks 200 mg/hari
b. Beta- adrenergic reseptor antagonis
Contoh : Propanolol
2. Surgical
Radioaktif iodine
Tirodektomi
34. B. PILIHAN PENGOBATAN
Penatalaksanaan Penggunaan OAT :
• golongan tionamid, yaitu tiourasil (PTU) : dimulai dengan 3×100-200 mg/hari
• imidazol (metimazol & karbimazol) dimulai dengan 20-40 mg/hari dosis terbagi
untuk 3-6 minggu pertama.
• Diberikan selama 18-24 bulan.
• Dosis tergantung beratnya tampilan klinis.
• Obat Beta bloker yaitu Propranolol Hidroklorida untuk mengendalikan manifestasi
klinis hyperadrenergic state (palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui
blokadenya pada reseptor adrenergik). Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80
mg/hari
35. Indikasi tiroidektomi subtotal pada penyakit Graves : bila struma besar
hingga menyebabkan pendesakan, respons terhadap OAT kurang
memadai, atau terdapat efek samping obat.
• Terapi Iodium radioaktif = terapi pilihan pada pasien yang mengalami
kekambuhan setelah terapi OAT jangka panjang dengan problem
cardiac, atau pasien Graves berat karena diperkirakan akan sulit
mencapai remisi dengan OAT
• Pada oftalmopati berat : Glukokortikoid (Prednison 40- 80 mg/hari,
dosis diturunkan bertahap, paling tidak selama 3 bulan)
B. PILIHAN PENGOBATAN(2)
36. Propylthiouracil (PTU) mem-block sintesis hormon tiroid dengan inhibisi sistem enzim peroksidase
dari kelenjar tiroid, sehingga mencegah oksidasi iodida dan berkutnya penyertaan membentuk
iodotirosin dan akhirnya iodotironin (‘organifikasi’), dan dengan inhibisi penggabungan MIT dan DIT
membentuk T4 dan T3. PTU juga meng-inhibit perubahan perifer dari T4 menjadi T3.
DOSIS PTU (Propylthiouracil ) 300-600 mg sehari (biasanya dalam tiga sampai empat dosis terbagi)
obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal.
Perbaikan pada simtom dan abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu,
sewaktu dosis bisa diturunkan menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap
bulan karena T4 endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian
adalah PTU 50-300 mg.
Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.
Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi. Jika terjadi serangan ulang, terapi alternatif
dengan radioactive iodine (RAI) disukai sebagai rangkaian obat antitiroid kedua, karena terapi
lanjutan biasanya jarang memicu remisi. ( DIPIRO 2014 )
C. Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut
37. D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk
aturan pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
Untuk penggunaan methimazole harus diwaspadai karena pasien adalah wanita maka
perlu ditanyakan apakah hamil / tidak , karena penggunaan methimazole
dikontraindikasikan untuk ibu hamil
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa kedua
obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan abnormalitas
laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan
menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T4
endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah
MMI 5-30 mg. (dipiro 2014 )
38. D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk
aturan pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
Boleh diberikan methimazole dalam single dose
Berdasrakan jurnal penelitian menunjukkan keefektifan metimazol yang diberikan dalam
dosis harian tunggal. Penggunaan single dose metimazole dapat mengendalikan
hipertiroidisme pada 77 persen dari 44 pasien.
(Donald J , 1980 journal of medicine , single daily dose methimazole treatment of
hyperthyroidism
Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa obat
methimazole bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan
abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan
menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T4 endogen
akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah MMI 5-30 mg.
(dipiro 2014 )
39. E. Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini?
Jelaskan
Pada kasus ini perlu diberikan propranolol untuk menurkan tekanan darah Nn C karena dari pemeriksaan Tekanan Darah diperoleh hasil yang tinggi
180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit menunjukan denyut jantung takikardi . Propanolol berkhasiat :
1. Pengurangan produksi keringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
2. Pengurangan tremor
3. Penurunan denyut jantung permenit,
4. Penurunan cardiac output sehingga jantung tidak berdebar-debar ( takikardi )
β blocker telah digunakan secara luas untuk mengurangi tirotoksik seperti palpitasi, cemas, tremor, dan tidak tahan panas. Agen ini tidak
mempunyai efek pada tirotoksikosis perifer dan metabolisme protein dan tidak mengurangi TSAb atau mencegah tiroid. Propanolol secara parsial
menghalangi perubahan T4 menjadi T3, tapi kontribusinya kecil terhadap terapi keseluruhan. Β blocker biasanya digunakan sebagai terapi tambahan
dengan obat antitiroid, RAI, atau idodida dalam penanganan penyakit Grave , β blocker adalah terapi primer hanya untuk tiroiditis dan hipertiroid
yang diinduksi iodin.
Dosis propanolol yang dibutuhkan untuk mengurangi simtom adrenergik bervariasi, tapi dosis awal 20-40 mg empat kali sehari efektif untuk
kebanyakan pasien (denyut jantun <90 denyutan per menit). Pasien lebih muda atau dalam kondisi lebih toksik bisa membutuhkan sampai 240-480
mg/hari). β blocker dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, kecuali kelainan itu hanya karena takikardi (curah tinggi), dan
pada pasien yang mengembangkan cardiomyopati dan gagal jantung. Efek samping lain termasuk mual, muntah, cemas, insomnia, lightheadedness,
bradikardi, dan gangguan hematologi. ( dipiro 2014 )
43. Ukur kadar T3 dan T4 bebas. Jika
tinggi rujuk pemeriksaan kelenjar
tiroid dengan MRI untuk memeriksa
adanya tumor
Ukur TSH serum, kadar dibawah
normal (<0,5 mIU/L) ?
Ukur T3 dan T4 bebas, Terjadi
peningkatan ?
Jika kadar TSH didalam rentang
normal, pertimbangan penyebab
lain dari gejala klinik
Apakah kadar TSH diatas normal
(>5 mIU/L ?)
Jika pola uptake menyebar
(diffuse), curigai Grave Desease.
Jika pola uptake nodular,
curigai Multinodular Goiter
Lakukan pemeriksaan RAI,
apakah uptake RAI tinggi ?
Jika kadar T3 dan T4 normal,
curigai Hypertiriodisme subklinik
Jika uptake RAI rendah atau
normal, ukur tiroglobulin. Terjadi
penigkatan ?
Curigai tiroiditis subklinis
Jika kadar tiroglobulin rendah,
curigai hipertiroidisme eksogen
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
44. Hipertiroid
Obat Anti Tiroid
4 Minggu
Uji T4 dan TSH
TSH <0,5 μU/ml
T4 normal
TSH <0,5 μU/ml
T4 rendah
TSH <0,5 μU/ml
T4 tinggi
Lanjutkan pengobatan atau
tingkatkan dosis
4-8 minggu
Turunkan dosis atau
tambahan T4
Monitoring selama 1-2 bulan
Turunkan dosis secara bertahap jika kadar TSH dan T4 normal
Hentikan pengobatan setelah 12-18 bulan
Pantau 3-6 dan 9-12 bulan, kemudian setiap tahun
TSH >0,5 μU/ml
T4 normal atau rendah
Tanda keringanan
Turunkan dosis setelah 6-12
bulan
Ringan :
PTU 50 mg 8J
MMI 8 mg 12J
Parah :
PTU 100-150 mg
MMI 20-30 mg
Nilai Normal :
•T4 : 0,7-1,9 mg/dl
TSH : 0,4-4 5 μU/ml
RAIU : 5-35%