SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
PRESENTASI FARMAKOTERAPI
GANGGUAN TIROID
DISUSUN OLEH :
CITRA TAMARA 1704026019
DEWI MUTIARA SARI 1704026024
DIAZ ILMAN ROZA 1704026030
DINA ASPELA 1704026031
EKO MULYA 1704026 036
EUIS PUJI LESTARI 1704026039
LINI IMANIAH 1704026073
LIYA PUSPITA SARI 1704026074
LUKMAN SUHANDI 1704026075
APOTEKER 28
SORE A
GANGGUAN TIROID
DEFINISI
Gangguan tiroid adalah kondisi penyakit yang
mempegaruhi produksi atau sekresi hormon tiroid
sehingga menyebabkan perubahan stabilitas metabolik.
Hipertiroid dan hipotiroid adalah sindroma klinik dan
biokimia yang muncul dari peningkatan dan penurunan
produksi hormon tiroid.
(Dipiro 2014)
Hipotiroid :
kumpulan manifestasi
klinis akibat berkurang
atau berhentinya
produksi hormone
tiroid
Hipertiroid :
disebut juga
tirotoksikosis,
merupakan kumpulan
menifestasi klinis akibat
kelebihan hormone
tiroid
Eutiroid :
Keadaan tiroid yang
berbentuk tidak normal
tapi fungsinya normal.
Gangguan tiroid berdasarkan
kelainan fungsinya:
Patofisiologi Gangguan Tiroid (Dipiro 2015)
 kadar T4 dan T3, keduanya yang berlebihan.
 TSH-mensekresikan tumor hipofisis mengeluarkan hormon aktif secara biologis
yang tidak responsif untuk kontrol umpan balik normal.
 Tumor dapat mengekskresikan prolaktin atau pertumbuhan hormon. Oleh karena
itu, pasien mengalami amenore, galaktorea, atau tanda-tanda akromegali.
 Pada penyakit Graves, hipertiroidisme terjadi akibat aksi tiroid-stimulating antibodi
(TSAb) ditujukan terhadap reseptor thyrotropin pada permukaan tiroid sel.
 Nodul tiroid otonom (adenoma toksik) adalah massa tiroid yang fungsinya tidak
tergantung pada kontrol hipofisis. Hipertiroidisme biasanya terjadi dengan nodul
lebih besar Berdiameter 3 cm.
 Pada gondok multinodular, folikel dengan fungsi otonom bekerja dengan normal atau bahkan
folikel tidak berfungsi. Tirotoksikosis terjadi saat folikel otonom menghasilkan lebih banyak
hormon tiroid daripada yang dibutuhkan.
 Tiroiditis subakut (granulomatosa atau de Quervain) sering terjadi karena sindrom virus,
namun jarang memiliki virus spesifik yang telah diidentifikasi pada tiroid parenkim.
 Tiroiditis tanpa rasa sakit (silent, lymphocytic, atau postpartum) adalah penyebab umum
tirotoksikosis; etiologinya tidak sepenuhnya dipahami; autoimun dapat mendasari
kebanyakan kasus.
F
A
K
T
O
R
R
E
S
I
K
O
H
I
P
E
R
T
I
R
O
I
D
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Kinetik
4. Merokok
5. Stres
6. Riwayat Penyakit
Keluarga yang
berhubungan dengan
autoimun
7. Zat Kontras yang
Mengandung Iodium
8. Obat-obatan yang
menyebabkan penyakit
tiroid
9. Lingkungan
1. Riwayat penyakit tiroid
2. Riwayat keluarga dengan
penyakit tiroid
3. Diagnosa penyakit
autoimmune
4. Riwayat radiasi leher
5. Terapi obat seperti lithium
dan amiodaron
6. Perempuan di atas usia 50
tahun
7. Pasien lanjut usia
8. Perempuan post pasrtum 6
minggu sampai 6 bulan
F
A
K
T
O
R
R
E
S
I
K
O
H
I
P
O
T
I
R
O
I
D
M
A
N
I
F
E
T
A
S
I
K
L
I
N
I
S
gugup, emosi labil, mudah pingsan, tidak tahan terhadap panas, turunnya berat bersamaan dengan
peningkatan nafsu makan, peningkatan frekeuensi pergerakan intestinal, palpitasi, kelemahan pada otot
proksimal, menstruasi tidak teratur
Tanda fisik tirotoksikosis bisa termasuk rasa hangat, kulit lembab, kondisi rambut yang tidak
bagus,lepasnya ujung kuku tangan (onycholysis), retraksi (tertarik) kelopak mata dan kelopak mata
atas masuk ke dalam rongga jika memandang ke bawah (lid lag), takikardi sewaktu istirahat; tekanan
pulsa yang melebar, dan murmur (suara pelan, bisikan) dari ejeksi sistolikgetaran pada lidah yang
terjulur dan tangan yang direntangkan; dan reflek tendon dalam yang hiperaktif
Pada grave berupa hipertiroid, pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal exophthalmos
( gerakan bola mata abnormal), pretibial myxedema, dan thyriod acropachy
Pada tiroiditis subakut, keluhan pasien akan sakit yang parah pada area tiroid, seringkali menyebar ke
telinga di sisi yang sama. Demam ringan umum terjadi, dan terlihat tanda sistemik serta simtom
tirotoksikosis. Kelenjar tiroid terasa padat lunak pada pemeriksaan fisik.
Pengukuran TSH yang ada dalam tubuh penderita
TSH rendah, kadar T4
Tinggi
TSH rendah, kadar T4
Normal
TSH Normal, Kadar
T4 tinggi
TSH dan T4 Normal
Tyrotositosis Primer
Pengecekan Ada
Penyakit Grave’s
Tidak Ada Penyakit
Tiroktositosis/Hipertir
oid
Sindrom Resistensi
Hormon Tiroid
T3 Toxicosis
Kadar T3
Sub Klinik
Hypertiroid
Pemantauan
Selama 6-12
Minggu
Tinggi Normal
Ya Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Penyakit Grave’s
Merusak Tyroiditis/
Kelebihan
Yodium/Kelebihan
Hormon Tyroid
Menyingkirkan Penyebab
Lainnya Termasuk
Stimulansia oleh Chorionic
Gonadotropin
Radionuklida Serapan
Rendah
Hypertiroid Nodular
Beracun
Gondok Multinodular/ Adenoma
Beracun
FUNGSI HORMON TIROID
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Normal
Menjaga
Stabilitas
Metabolisme
Membantu
Tubuh Berenergi
(Efek Kalorgenik)
DIPIRO 2014
Pada anak kecil, hormon
tiroid sangat penting untuk
pertumbuhan dan
perkembangan normal
Tiroksin meningkatkan
penggunaan O2 hampir pada
semua jaringan yang aktif dalam
metabolisme (jantung, oto rangka,
hati & ginjal). Juga berperan
penting dalam thermogenesis
(pengaturan suhu badan), yaitu
pada suhu dingin sekresi tiroksin
bertambah, pembentukan kalori
bertambah, terjadi vasodilatasi
perifer & curah jantung bertambah.
Pada orang dewasa, peran
utama hormon tiroid adalah
menjaga stabilitas
metabolik
Penyakit Graves adalah sindrom autoimun yang biasanya
mencakup hipertiroidisme, pembesaran tiroid difus,
exophthalmos, dan, yang kurang umum, myibedema pretibial
dan tiroid tiroid. Penyakit Graves adalah penyebab paling
umum hipertiroidisme.
Penyakit Grave manifestasinya berupa hipertiroid,
pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal
exophthalmos (= gerakan bola mata abnormal), pretibial
myxedema, dan thyriod acropachy. Kelenjar tiroid biasanya
membesar secara difus, dengan permukaan halus dan
konsistensi dari lunak sampai keras. Pada penyakit yang
parah, bisa dirasakan getaran melalui stetoskop pada kelenjar.
Pada penyakit Grave, hipertiroid muncul dari aksi thyroid-
stimulating antibodies (TSAb) terhadap reseptor tirotropin
pada permukaan sel tiroid. Antibodi Imunoglobulin G (IgG)
ini terikat ke reseptor dan mengaktifkan enzim adenilat siklase
dengan cara yang sama dengan TSH.
( Dipiro 2014 )
PENYAKIT GRAVE
PENYAKIT GOITER / GONDOK
Pada goiter (gondok) multinodular (penyakit
Plummer), folikel dengan fungsi otonom tinggi berada
diantara folikel normal atau bahkan folikel yang tidak
berfungsi. Tirotoksikosis terjadi ketika folikel otonom
menghasilkan hormon tiroid lebih banyak dari yang
dibutuhkan.( DIPIRO 2014 )
Penyakit Gondok adalah istilah umum untuk
pembesaran kelenjar tiroid pada tenggorokan. Kelenjar
tiroid yang membesar bisa berupa benjolan biasa yang
bersifat setempat hingga terjadi pembengkakan pada
kedua sisi kelenjar tiroid. Berat kelenjar tiroid adalah
sekitar 30 gram, berbentuk dasi kupu-kupu. Kelenjar ini
berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh,
mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan anak
kelenjarnya (paratiroid) berfungsi dalam mengontrol
kadar kalsium dalam darah.
PENYAKIT TIROTOKSIKOSIS
Hipertiroid adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika fungsi
kelenjar tiroid menjadi tidak normal sehingga menyebabkan
produksi dan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan
hipertiroid dapat menyebabkan thyrotoxicosis.
Thyrotoxicosis didefinisikan sebagai keadaan saat kelebihan
hormon tiroid. Meskipun demikian, thyrotoxicosis bisa saja terjadi
pada kondisi disfungsi tiroid yang tidak menyebabkan hipertiroid.
Contohnya adalah pada kondisi tiroiditis. Pada saat terjadi tiroiditis,
yang terjadi adalah bukan peningkatan produksi hormone tiroid
yang berlebihan, melainkan sel tiroid yang rusak atau mengalami
inflamasi akan melepaskan hormon tiroid berlebihan secara
langsung ke dalam pembuluh darah,
PENYAKIT HASHIMOTO’S THYROIDITIS
Tiroiditis Hashimoto adalah penyakit autoimun,
gangguan sistem imun yang melawan jaringan tubuh
sehat itu sendiri, dan dalam hal ini, yang diserang
adalah organ tiroid (gondok). Pada orang dengan
Hashimoto, sistem imun menyerang tiroid dan akan
menyebabkan kondisi hipotiroidisme, yaitu kondisi
ketika tiroid tidak mampu memproduksi hormon
tiroksin yang cukup untuk kebutuhan tubuh.
HIPERTIROID
Definisi
Etiologi
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan akibat dari produksi hormon tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kadar hormon
tiroid didalam darah berlebihan ,keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah , Peningkatan kadar T4, T3, atau keduanya yang
berlebih. ( dipiro 2014 )
Nayak dan Burman, 2006
TERAPI PENGOBATAN HIPERTIROID
( DIPIRO 2014)
Golongan Obat Mekanisme Kerja Obat dan Dosis Peringatan oat
Antitiroid Memblok sintesis hormon tiroid dengan
inhibisi sistem enzim peroksidase dari
kelenjar tiroid
-PTU ( 300-600 mg/hari, 3-4 dosis terbagi)
-MMI ( 30-60 mg/hari, 3 dosis terbagi )
Dosis harian penjagaan
( PTU 50-300mg dan MMI 5-30mg)
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari)
Efek samping Minor ( sakit pada
persendian, demam, lukopenia) reaks
antat obat terjadi 50% pada pasien
Efek samping mayor ( agranulositosis
anemia aplastik,) jika pasien telah
merasakan efek mayor, maka sebaiknya
tidak beralih ke obat lain karena reaks
sensitifitas antar obaIt
Inhibitor anion
Iodida
Menghalangi pelepasan hormon tiroid dengan
menhalangi penggunaan iodida intratiroid,
dan menurunkan ukuran & vaskularitas
kelenjar
-KI (SSKI) 38mg iodida/tetes,
-Lar.Lugol 6,3mg iodida/tetes,
Dosis awal tipikal SSKI 3-10 tetes tiap hari
(120-400mg)
Efek samping termasuk
hypersensitivitas, iodisme
pembengkakan kelenjar ludah .
Beta Blocker Mengurangi simpom tirotoksik seperti
palpitasi, cemas, tremor dan tidak tahan panas
-Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari),
dosis kondisi toksik ( 240-480mg/hari)
Beta bloker dikontraindikasikan pada
pasien dengan gagal jantung kongestif
dan pada pasien yang mengembangkan
cardiomyopati
Radioaktif Iodine Natrium Iodida adalah cairan oral yang
terkumpul di tiroid dan menganggu sintesis
hormon tiroid & tiroglobulin
Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3-
7 hari setelah RAI,
Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target
terapi menghancurkan sel tiroid yang
hiperaktif
Hipotiroid umum terjadi setelah RAI
efek samping akut, jangka pendek
termasuk pelunakan tiroidal ringan dan
dysphagia
: Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidazol.
Tiourasil dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama
metimazol dan karbimazol.(4) Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamazol yang
isinya sama dengan metimazol.. propylthiourasil (PTU), carbimazole, tiamazole, methimazole
Obat pilihan pertama untuk hipertiroid
Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim
tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghambat konversi T4 ke T3
Dosis awal :
PTU : 300-600mg/hari (3-4 kali sehari)
Methimazole : 30–60 mg/hari (3 kali sehari)
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari)
Dosis pemeliharaan :
PTU 50-300 mg/hari, Methimazole 5-30 mg/hari, Carbimazole 5-15mg/hari
Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.
Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi.
Jika terjadi serangan ulang à terapi alternatif dengan radioactive iodine (RAI) karena terapi lanjutan
biasanya jarang memicu remisi.
KI: pasien dg goiter besar, pasien dg gangguan ginjal dpt diberikan dosis yg sangat rendah
Efek samping: mual, sakit kepla, reaksi alergi (rash), hipotiroid, hepatotoksisitas, penekakan sumsum
tulang
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th
Antitiroid Thioureas
(Thionamides)
Iodium, Iodida (bekerja sangat cepat untuk tirotoksikosis dan krisis
tirotoksikosis tapi tidak dapat digunakan untuk terapi hipertiroidisme
jangka panjang karena efek anitiroidnya cenderung menghilang), Perklorat
kalium (sudah tidak digunakan lagi karena resiko anemia aplastic)
Mekanisme kerja : Menghambat sintesis hormone, Menghambat
pelepasan hormon ke aliran darah, Mengurangi ukuran dan vaskularisasi
kelenjar hiperplastik à tampak setelah 10-14 hari pengobatan (persiapan
pasien untuk tiroidektomi)
Indikasi: tirotoksikosis, persiapan sebelum operasi
Kontra Indikasi: ibu menyusui, krn dapat menyebabkan goiter pd bayinya
Dosis:
Iodine (larutan potassium iodine) :
– dosis : 3-10 tetes (120-400mg) oral tiap 6 jam
– tiap tetes mengandung 38 mg Iodida atau 6,3 mg Iodida dalam larutan
Lugol
– Diberikan 1 jam setelah pemberian obat anti-tiroid
– Diberikan selama 7-14 hari pre operasi
Efek samping : reaksi hipersensitivitas, ‘iodisme’ (rasa logam, mulut dan
tenggorokan terbakar, nyeri pada gigi dan gusi, terkadang gangguan perut
dan diare), ginekomastia
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th
Inhibitor Anion
Natrium Iodida adalah cairan oral yang terkumpul di tiroid
dan menganggu sintesis hormon tiroid & tiroglobulin
Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3-7 hari setelah
RAI,
Tujuan terapi: untuk menghancurkan sel –sel tiroid yang
sangat reaktif.
RAI adalah senyawa pilihan untuk penyakit Grave, nodul
autonom toksik, dan gondok multinodular toksik.
Kehamilan merupakan kontraindikasi absolut untuk
penggunaan RAI.
Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target
terapi menghancurkan sel tiroid yang
hiperaktif
Hipotiroid umum terjadi setelah RAI, efek
samping akut, jangka pendek, termasuk
pelunakan tiroidal ringan dan dysphagia
Radioaktif Iodine
Indikasi
Mengurangi simptom tirotoksik seperti palpitasi, cemas,
tremor dan tidak tahan panas.
Mekanisme kerja
Propanolol atau Atenolol mengurangi denyut jantung
dan secara parsial menghambat konversi T4 menjadi T3
(mengurangi gejala simpatis dari hipertiroidisme)
Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), dosis kondisi
toksik ( 240-480mg/hari)
Beta bloker dikontraindikasikan pada pasien dengan
gagal jantung kongestif, dan pada pasien yang
mengembangkan cardiomyopati
Beta Blocker
TERAPI TIROID
Terapi berikut sebaiknya segera dilakukan: supresi
pembentukan dan sekresi hormon tiroid, terapi
antiadrenergik, pemberian glukokortikoid, dan
perawatan komplikasi terkait.
PTU dosis besar adalah thionamide pilihan karena
mengganggu produksi hormon tiroid dan menghalangi
perubahan T4 menjadi T3 di perifer.
Iodida, yang dengan cepat menghalangi pelepasan
preformed hormon tiroid, sebaiknya diberikan setelah
terapi PTU dimulai untuk menginhibit penggunaan
iodine oleh kelenjar yang hiperaktif.
Terapi pendukung, termasuk asetaminofen sebagai
antipiretik (aspirin dan NSAID lain bisa menggantikan
hormon tiroid yang terikat), penggantian cairan dan
elektrolit, sedatif, digitalis, antiaritmia, insulin, dan
antibiotik sebaiknya diberikan sesuai indikasi.
Plasmapheresis (= pemindahan plama dari darah) dan
dialisis peritoneal telah digunakan untuk mengeluarkan
hormon berlebih pada pasie yang tidak merespon terapi
konservatif.
 Pengangkatan kelenjar tiroid adalah perawatan
pilihan untuk cold nodule yang sudah ada, goiter
yang sangat besar, dan pasien yang
dikontraindikasikan untuk thionamide (yaitu, alergi
atau efek samping) dan RAI (yaitu, kehamilan).
 Jika direncanakan tiroidektomi, PTU atau
methimazole biasanya diberikan sampai pasien
euthyroid secara biokimia (biasanya 6-8 minggu),
diikuti penambahan iodida (500 mg.hari selama 10-14
hari) sebelum operasi untuk menurunkan vaskularitas
kelenjar. Levothyroxine bisa ditambahkan untuk
menjaga kondisi euthyroid sementara thidinamide
dilanjutkan.
 Propanolol telah digunakan selama beberapa minggu
sebelum operasi dan 7-10 hari setelah operasi untuk
menjaga denyut <90 denyut per menit. Kombinasi
pretreatment dengan propanolol dan 10-40 hari
kalium iodida juga telah diajukan.
 Komplikasi termasuk serangan ulang hipertiroid atau
hipertiroid yang bertahan (0,6-0,8%), hipotiroid
(sampai 49%), hipoparatiroid (sampai 4%), dan
gangguan pita suara (sampai 5%). Serangan hipotiroid
yang sering membutuhkan terapi lanjutan.
OPERASI
Nilai Normal
• fT4 : 0,7-1,9 ng/dL
• TSH : 0,4-4 μU/mL
• RAIU: 5%-35%
Hipotiroid
Anak-anak atau remaja
Berdasarkan berat badan
pasien
Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel
3
≥50 sampai 60 tahun?
tidak
Jika terindikasi jantung iskemik?
iya
tidak
tidak
tidak
iya
iya
iya
Levothyroxine 25 – 50
mcg perhari
Levothyroxine 25 – 50 mcg
perhari
Ibu hamil, dosis levothyroxine
sebelumnya stabil?
Dinaikkan dosis 25 mcg setiap 3
sampai 4 minggu, sampai nilai TSH
normal
Dinaikkan dosis levothyroxine
sembilan dosis perminggu
cek ke spesialis endokrin pingsan, perubahan kondisi
mental, hipotermia?
Kemungkinan koma myxedema,
memerlukan perawatan intensif dari
spesialis endokrin
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per
hari
Ulangi pengujian TSH pada 6-8
minggu
TSH dalam keadaan normal
Cek kadar TSH setiap tahun
TSH > 5 mlU per liter Kadar TSH < 0,35 mlU per liter
Cek kepatuhan pasien.
(lihat tabel 5)
Pasien patuh : dosis dinaikkan dari 12,5-25 mcg perhari
Jika tidak ada perubahan setelah 2-3 kali
kenaikan dosis, periksa ke spesialis
endokrin
Turunkan dosisnya menjadi 25mcg
perhari
Hipotiroid
Anak-anak atau remaja
Berdasarkan berat badan
pasien
Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel
3
≥50 sampai 60 tahun?
Jika terindikasi jantung iskemik?
Levothyroxine 25 – 50
mcg perhari
Levothyroxine 25 – 50 mcg
perhari
Ibu hamil, dosis levothyroxine
sebelumnya stabil?
Dinaikkan dosis 25 mcg setiap 3
sampai 4 minggu, sampai nilai TSH
normal
Dinaikkan dosis levothyroxine
sembilan dosis perminggu
cek ke spesialis endokrin pingsan, perubahan kondisi
mental, hipotermia?
Kemungkinan koma myxedema,
memerlukan perawatan intensif dari
spesialis endokrin
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per hari
Ulangi pengujian TSH pada 6-8
minggu
TSH dalam keadaan normal
Cek kadar TSH setiap tahun
ALOGARITMA
HIPOTIROID
OBAT MEKANISME KERJA DOSIS EFEK SAMPING
Levotiroksin Pengganti hormon tiroid yang di produksi
oleh tubuh
Dewasa Awal 50-100 mcg/hari, lalu ditambah
50 mcg dengan interval 3-4 minggu, sampai
diperoleh metabolisme normal. Bila perlu
dosis dapat ditingkatkan sampai dengan 100-
200 mcg/hari.
Takikardi, aritmia, palpitasi, nyeri angina,
kram otot rangka, kelemahan otot,
berkeringat, sakit kepala, gugup, eksitabilitas,
insomnia, sensasi panas & kemerahan pada
wajah, diare, penurunan berat badan secara
berlebihan.
Liotironin Menggantikan T3 (Triidtironin) 100% diabsorpsi, awitan kerja cepat, waktu
paruh = beberapa jam.
Catatan :
Karena waktu paruh pendek, kadar serum
berbeda-beda sesuai pemberian dosis
Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian.
Over dosis menyebabkan efek hipertiroid.
Tiroksin (T4) Menggantikan kadar serum normal T4 dan
T3 (T4 dikonversi menjadi T3 oleh deyoinasi
di perifer).
Dosis oral 0,2 – 0,4 mg/hari, setelah dimulai
dengan dosis rendah 0,05 – 0,1 mg/hari yg
berangsur-angsur dinaikkan; ada kalanya
dicampur dengan 25% liotironin untuk
meniru efek serbuk tiroid. Dosis ekuivalen
0,1 mg tiroksin=50 mg serbuk tiroid=0,02 mg
liotironin
Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian.
Over dosis menyebabkan efek hipertiroid.
Serbuk tiroid
(thyranon)
Serbuk organ diperoleh dari tiroid binatang
menyusui, lasimnya domba, karena kadar
hormonnya tinggi, yang telah dibebaskan
dari lemak dan jaringan-jaringan pengikatnya
dan kemudian dikeringkan. Serbuk ini
mengandung T3 dan T4 dalam perbandingan
tak tertentu, yang aktivitasnya berhubungan
erat dengan kadar-iod dari serbuk
Selama resorpsi dari usus yang berlangsung perlahan, T3 & T4 dibebaskan dengan jalan
enzimatis. Berhubung adanya masa latensi, maka efeknya baru nyata setelah 3 – 7 hari.
Biasanya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan hingga tercapai efek
sampingan seperti takikardi dan kegelisahan, kemudian dosis ini dikurangi dengan 25 mg dan
digunakan untuk pemeliharaan. Dosis oral pemula 12,5 – 50 mg, perlahan-lahan dinaikkan
sampai 150 mg/hari. Dosis dapat diberikan sebagai single dosis pada pagi hari, tablet harus di
kunyah atau dilarutkan dalam air
TERAPI PENGOBATAN HIPOTIROID
GEJALA KLINIS HIPOTIROID
Tenggorokan kering. Detak jantung melambat.
Wajah membengkak. Nyeri, kaku, dan
pembengkakan pada sendi.
Kulit kering. Lemah otot.
Berat badan meningkat tanpa
penyebab yang jelas.
Kadar kolesterol dalam darah
meningkat.
Lelah dan letih. Rambut rontok.
Lebih sensitif terhadap cuaca
dingin.
Kesemutan dan gejala saraf
terjepit.
Gangguan ingatan. Penglihatan kabur.
Depresi. Pendengaran berkurang.
GEJALA KLINIS HIPERTIROID
Berat badan turun tanpa alasan yang
jelas.
Pada penderita diabetes,
hipertiroidisme bisa menyebabkan
rasa haus dan sangat lelah.
Hiperaktif. Penderita menjadi tidak
akan bisa diam dan dipenuhi perasaan
cemas.
Pembesaran kelenjar tiroid yang
menyebabkan terjadinya
pembengkakan pada leher.
Mudah marah dan emosional. Palpitasi atau denyut jantung yang
cepat dan/atau tidak beraturan.
Insomnia atau kesulitan untuk tidur
pada malam hari.
Kulit yang hangat dan lembap.
Konsentrasi menurun. Kedutan otot.
Berkeringat secara berlebihan dan
sensitif terhadap suhu panas.
Tremor atau gemetaran.
Libido menurun. Munculnya biduran (urtikaria) atau
ruam.
Otot terasa lemas. Rambut rontok secara tidak merata.
Diare. Telapak tangan berwarna kemerahan.
Kemandulan. Struktur kuku melonggar.
iklus menstruasi menjadi tidak
teratur, jarang, atau berhenti
sekaligus.
PERBEDAAN GEJALA KLINIS HIPOTYROID DENGAN HIPERTIROID
STUDI KASUS
GANGUAN TIROID
Nn C (27 tahun) datang ke RS dengan keluhan sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya
untuk menaiki tangga. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium : TD
180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit, hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar.
Dari hasil pemeriksaan darah yaitu pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.
a. Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan diagnosa grave (gejala,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah)
b. Jelaskan Apa pilihan terapi obat pada pasien diatas
c. Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut
d. Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk aturan pakainya
bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
e. Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini? Jelaskan
Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan
diagnosa grave (gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah)
DIAGNOSA KASUS
1. GEJALA
Dari keluhan Nn C dirasakan sejak 2 bulan yang lalu yaitu sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya untuk menaiki
tangga terjadi kelemahan pada otot proksimal merupakan gejala penyakit Graves tirotoksik
2. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
TD 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit ( TAKIKARDI ) hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar
menunjukan gejala penyakit Graves tirotoksik
3. Dari hasil pemeriksaan darah
Pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.
Hasil tes laboratorium pada penyakit Graves tirotoksik mencakup peningkatan tingkat produksi hormon secara keseluruhan dengan
peningkatan T3 yang tidak proporsional terhadap T4
LITERATUR DIPIRO 2014
pemeriksaan kadar TSH serum, T3 bebas, T4 bebas, dan iodine
radioaktif seperti pada gambar
Diagnosis
(Ghandour, 2011)
Ukur kadar T3 dan T4 bebas. Jika tinggi
rujuk pemeriksaan kelenjar tiroid
dengan MRI untuk memeriksa adanya
tumor
Ukur TSH serum, kadar dibawah
normal (<0,5 mIU/L) ?
Ukur T3 dan T4 bebas, Terjadi
peningkatan ?
Jika kadar TSH didalam rentang
normal, pertimbangan penyebab
lain dari gejala klinik
Apakah kadar TSH diatas normal
(>5 mIU/L ?)
Jika pola uptake menyebar
(diffuse), curigai Grave Desease.
Jika pola uptake nodular, curigai
Multinodular Goiter
Lakukan pemeriksaan RAI, apakah
uptake RAI tinggi ?
Jika kadar T3 dan T4 normal,
curigai Hypertiriodisme subklinik
Jika uptake RAI rendah atau
normal, ukur tiroglobulin. Terjadi
penigkatan ?
Curigai tiroiditis subklinis
Jika kadar tiroglobulin rendah,
curigai hipertiroidisme eksogen
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Kadar normal TSH adalah 0,5 – 4,5 mg/dL.
Dikatakan hiperitiroid bila kadar TSH kurang dari 0,01 mg/dL.
B. PILIHAN PENGOBATAN
Pilihan pengobatan pada pasien Nn C dilihat dari keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah yait
pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.
1.Penggunaan OAT Obat pilihan pertama untuk hipertiroid Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon
tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghamba
konversi T4 ke T3
2.Pada kasus ini perlu diberikan obat golongan beta blocker untuk menurkan tekanan darah Nn C karen
dari pemeriksaan Tekanan Darah diperoleh hasil yang tinggi 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut
menit menunjukan denyut jantung takikardi.
PENATALAKSANAAN PENYAKIT GRAVES
1.Konservatif
a.Obat anti tiroid
• Thioamide
• Methimazole dosis awal 20-30 mg/hari
• Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300-600 mg/hari, maks 200 mg/hari
b. Beta- adrenergic reseptor antagonis
Contoh : Propanolol
2. Surgical
 Radioaktif iodine
 Tirodektomi
B. PILIHAN PENGOBATAN
Penatalaksanaan Penggunaan OAT :
• golongan tionamid, yaitu tiourasil (PTU) : dimulai dengan 3×100-200 mg/hari
• imidazol (metimazol & karbimazol) dimulai dengan 20-40 mg/hari dosis terbagi
untuk 3-6 minggu pertama.
• Diberikan selama 18-24 bulan.
• Dosis tergantung beratnya tampilan klinis.
• Obat Beta bloker yaitu Propranolol Hidroklorida untuk mengendalikan manifestasi
klinis hyperadrenergic state (palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui
blokadenya pada reseptor adrenergik). Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80
mg/hari
Indikasi tiroidektomi subtotal pada penyakit Graves : bila struma besar
hingga menyebabkan pendesakan, respons terhadap OAT kurang
memadai, atau terdapat efek samping obat.
• Terapi Iodium radioaktif = terapi pilihan pada pasien yang mengalami
kekambuhan setelah terapi OAT jangka panjang dengan problem
cardiac, atau pasien Graves berat karena diperkirakan akan sulit
mencapai remisi dengan OAT
• Pada oftalmopati berat : Glukokortikoid (Prednison 40- 80 mg/hari,
dosis diturunkan bertahap, paling tidak selama 3 bulan)
B. PILIHAN PENGOBATAN(2)
 Propylthiouracil (PTU) mem-block sintesis hormon tiroid dengan inhibisi sistem enzim peroksidase
dari kelenjar tiroid, sehingga mencegah oksidasi iodida dan berkutnya penyertaan membentuk
iodotirosin dan akhirnya iodotironin (‘organifikasi’), dan dengan inhibisi penggabungan MIT dan DIT
membentuk T4 dan T3. PTU juga meng-inhibit perubahan perifer dari T4 menjadi T3.
 DOSIS PTU (Propylthiouracil ) 300-600 mg sehari (biasanya dalam tiga sampai empat dosis terbagi)
obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal.
 Perbaikan pada simtom dan abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu,
sewaktu dosis bisa diturunkan menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap
bulan karena T4 endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian
adalah PTU 50-300 mg.
 Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.
 Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi. Jika terjadi serangan ulang, terapi alternatif
dengan radioactive iodine (RAI) disukai sebagai rangkaian obat antitiroid kedua, karena terapi
lanjutan biasanya jarang memicu remisi. ( DIPIRO 2014 )
C. Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut
D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk
aturan pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
 Untuk penggunaan methimazole harus diwaspadai karena pasien adalah wanita maka
perlu ditanyakan apakah hamil / tidak , karena penggunaan methimazole
dikontraindikasikan untuk ibu hamil
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa kedua
obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan abnormalitas
laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan
menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T4
endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah
MMI 5-30 mg. (dipiro 2014 )
D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk
aturan pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
Boleh diberikan methimazole dalam single dose
Berdasrakan jurnal penelitian menunjukkan keefektifan metimazol yang diberikan dalam
dosis harian tunggal. Penggunaan single dose metimazole dapat mengendalikan
hipertiroidisme pada 77 persen dari 44 pasien.
(Donald J , 1980 journal of medicine , single daily dose methimazole treatment of
hyperthyroidism
Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa obat
methimazole bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan
abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan
menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T4 endogen
akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah MMI 5-30 mg.
(dipiro 2014 )
E. Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini?
Jelaskan
Pada kasus ini perlu diberikan propranolol untuk menurkan tekanan darah Nn C karena dari pemeriksaan Tekanan Darah diperoleh hasil yang tinggi
180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit menunjukan denyut jantung takikardi . Propanolol berkhasiat :
1. Pengurangan produksi keringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
2. Pengurangan tremor
3. Penurunan denyut jantung permenit,
4. Penurunan cardiac output sehingga jantung tidak berdebar-debar ( takikardi )
 β blocker telah digunakan secara luas untuk mengurangi tirotoksik seperti palpitasi, cemas, tremor, dan tidak tahan panas. Agen ini tidak
mempunyai efek pada tirotoksikosis perifer dan metabolisme protein dan tidak mengurangi TSAb atau mencegah tiroid. Propanolol secara parsial
menghalangi perubahan T4 menjadi T3, tapi kontribusinya kecil terhadap terapi keseluruhan. Β blocker biasanya digunakan sebagai terapi tambahan
dengan obat antitiroid, RAI, atau idodida dalam penanganan penyakit Grave , β blocker adalah terapi primer hanya untuk tiroiditis dan hipertiroid
yang diinduksi iodin.
 Dosis propanolol yang dibutuhkan untuk mengurangi simtom adrenergik bervariasi, tapi dosis awal 20-40 mg empat kali sehari efektif untuk
kebanyakan pasien (denyut jantun <90 denyutan per menit). Pasien lebih muda atau dalam kondisi lebih toksik bisa membutuhkan sampai 240-480
mg/hari). β blocker dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, kecuali kelainan itu hanya karena takikardi (curah tinggi), dan
pada pasien yang mengembangkan cardiomyopati dan gagal jantung. Efek samping lain termasuk mual, muntah, cemas, insomnia, lightheadedness,
bradikardi, dan gangguan hematologi. ( dipiro 2014 )
Thank you
Ukur kadar T3 dan T4 bebas. Jika
tinggi rujuk pemeriksaan kelenjar
tiroid dengan MRI untuk memeriksa
adanya tumor
Ukur TSH serum, kadar dibawah
normal (<0,5 mIU/L) ?
Ukur T3 dan T4 bebas, Terjadi
peningkatan ?
Jika kadar TSH didalam rentang
normal, pertimbangan penyebab
lain dari gejala klinik
Apakah kadar TSH diatas normal
(>5 mIU/L ?)
Jika pola uptake menyebar
(diffuse), curigai Grave Desease.
Jika pola uptake nodular,
curigai Multinodular Goiter
Lakukan pemeriksaan RAI,
apakah uptake RAI tinggi ?
Jika kadar T3 dan T4 normal,
curigai Hypertiriodisme subklinik
Jika uptake RAI rendah atau
normal, ukur tiroglobulin. Terjadi
penigkatan ?
Curigai tiroiditis subklinis
Jika kadar tiroglobulin rendah,
curigai hipertiroidisme eksogen
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Hipertiroid
Obat Anti Tiroid
4 Minggu
Uji T4 dan TSH
TSH <0,5 μU/ml
T4 normal
TSH <0,5 μU/ml
T4 rendah
TSH <0,5 μU/ml
T4 tinggi
Lanjutkan pengobatan atau
tingkatkan dosis
4-8 minggu
Turunkan dosis atau
tambahan T4
Monitoring selama 1-2 bulan
Turunkan dosis secara bertahap jika kadar TSH dan T4 normal
Hentikan pengobatan setelah 12-18 bulan
Pantau 3-6 dan 9-12 bulan, kemudian setiap tahun
TSH >0,5 μU/ml
T4 normal atau rendah
Tanda keringanan
Turunkan dosis setelah 6-12
bulan
Ringan :
PTU 50 mg 8J
MMI 8 mg 12J
Parah :
PTU 100-150 mg
MMI 20-30 mg
Nilai Normal :
•T4 : 0,7-1,9 mg/dl
TSH : 0,4-4 5 μU/ml
RAIU : 5-35%

More Related Content

What's hot

Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromGabriella Jermia
 
Ppt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurPpt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurMelda RD
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)Jonathan London
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitusSofiaNofianti
 
Fitoterapi antiinflamasi
Fitoterapi antiinflamasiFitoterapi antiinflamasi
Fitoterapi antiinflamasiSofiaNofianti
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamurfikri asyura
 
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnyatuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnyaFitry Fitros
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentTaofik Rusdiana
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Anatomy sistem pada antebrachii-palmar
Anatomy sistem pada antebrachii-palmarAnatomy sistem pada antebrachii-palmar
Anatomy sistem pada antebrachii-palmarAisyah NurHasanah
 

What's hot (20)

Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
 
Ppt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurPpt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femur
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Fitoterapi antiinflamasi
Fitoterapi antiinflamasiFitoterapi antiinflamasi
Fitoterapi antiinflamasi
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnyatuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Antiemetika
AntiemetikaAntiemetika
Antiemetika
 
Anatomy sistem pada antebrachii-palmar
Anatomy sistem pada antebrachii-palmarAnatomy sistem pada antebrachii-palmar
Anatomy sistem pada antebrachii-palmar
 

Similar to Gangguan Tiroid (20)

Hipertiroidism pigm
Hipertiroidism pigmHipertiroidism pigm
Hipertiroidism pigm
 
4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme
 
Endokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroidEndokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroid
 
Endokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroidEndokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroid
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidisme
 
Askep klien hipertiroidisme
Askep klien hipertiroidisme Askep klien hipertiroidisme
Askep klien hipertiroidisme
 
4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme
 
DASTER KASUS.pptx
DASTER KASUS.pptxDASTER KASUS.pptx
DASTER KASUS.pptx
 
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
 
PPT KELOMPOK 1A.pptx
PPT KELOMPOK 1A.pptxPPT KELOMPOK 1A.pptx
PPT KELOMPOK 1A.pptx
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
 
Asuhan keperawatan tiroiditis
Asuhan keperawatan tiroiditisAsuhan keperawatan tiroiditis
Asuhan keperawatan tiroiditis
 
Asuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroidAsuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroid
 
Askep goiter
Askep goiterAskep goiter
Askep goiter
 
Askep goiter
Askep goiterAskep goiter
Askep goiter
 
struma
strumastruma
struma
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAAsuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Heartbeatkost

dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxdokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxHeartbeatkost
 
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdftoksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdfHeartbeatkost
 
Leishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxLeishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxHeartbeatkost
 
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxAKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxHeartbeatkost
 
diabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxdiabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxHeartbeatkost
 
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptxHeartbeatkost
 
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxPENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxHeartbeatkost
 
Tugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxTugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxHeartbeatkost
 
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdfHeartbeatkost
 
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptPENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptHeartbeatkost
 

More from Heartbeatkost (15)

TRANSPORTATION.pptx
TRANSPORTATION.pptxTRANSPORTATION.pptx
TRANSPORTATION.pptx
 
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxdokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
 
ANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.pptANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.ppt
 
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdftoksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
 
Leishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxLeishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptx
 
GAGAL_GINJAL.pptx
GAGAL_GINJAL.pptxGAGAL_GINJAL.pptx
GAGAL_GINJAL.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxAKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
 
diabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxdiabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptx
 
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
 
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxPENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
 
ACS.ppt
ACS.pptACS.ppt
ACS.ppt
 
Tugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxTugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptx
 
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
 
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptPENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
 
AKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdfAKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdf
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Gangguan Tiroid

  • 1. PRESENTASI FARMAKOTERAPI GANGGUAN TIROID DISUSUN OLEH : CITRA TAMARA 1704026019 DEWI MUTIARA SARI 1704026024 DIAZ ILMAN ROZA 1704026030 DINA ASPELA 1704026031 EKO MULYA 1704026 036 EUIS PUJI LESTARI 1704026039 LINI IMANIAH 1704026073 LIYA PUSPITA SARI 1704026074 LUKMAN SUHANDI 1704026075 APOTEKER 28 SORE A
  • 2. GANGGUAN TIROID DEFINISI Gangguan tiroid adalah kondisi penyakit yang mempegaruhi produksi atau sekresi hormon tiroid sehingga menyebabkan perubahan stabilitas metabolik. Hipertiroid dan hipotiroid adalah sindroma klinik dan biokimia yang muncul dari peningkatan dan penurunan produksi hormon tiroid. (Dipiro 2014)
  • 3. Hipotiroid : kumpulan manifestasi klinis akibat berkurang atau berhentinya produksi hormone tiroid Hipertiroid : disebut juga tirotoksikosis, merupakan kumpulan menifestasi klinis akibat kelebihan hormone tiroid Eutiroid : Keadaan tiroid yang berbentuk tidak normal tapi fungsinya normal. Gangguan tiroid berdasarkan kelainan fungsinya:
  • 4.
  • 5. Patofisiologi Gangguan Tiroid (Dipiro 2015)  kadar T4 dan T3, keduanya yang berlebihan.  TSH-mensekresikan tumor hipofisis mengeluarkan hormon aktif secara biologis yang tidak responsif untuk kontrol umpan balik normal.  Tumor dapat mengekskresikan prolaktin atau pertumbuhan hormon. Oleh karena itu, pasien mengalami amenore, galaktorea, atau tanda-tanda akromegali.  Pada penyakit Graves, hipertiroidisme terjadi akibat aksi tiroid-stimulating antibodi (TSAb) ditujukan terhadap reseptor thyrotropin pada permukaan tiroid sel.  Nodul tiroid otonom (adenoma toksik) adalah massa tiroid yang fungsinya tidak tergantung pada kontrol hipofisis. Hipertiroidisme biasanya terjadi dengan nodul lebih besar Berdiameter 3 cm.
  • 6.  Pada gondok multinodular, folikel dengan fungsi otonom bekerja dengan normal atau bahkan folikel tidak berfungsi. Tirotoksikosis terjadi saat folikel otonom menghasilkan lebih banyak hormon tiroid daripada yang dibutuhkan.  Tiroiditis subakut (granulomatosa atau de Quervain) sering terjadi karena sindrom virus, namun jarang memiliki virus spesifik yang telah diidentifikasi pada tiroid parenkim.  Tiroiditis tanpa rasa sakit (silent, lymphocytic, atau postpartum) adalah penyebab umum tirotoksikosis; etiologinya tidak sepenuhnya dipahami; autoimun dapat mendasari kebanyakan kasus.
  • 7.
  • 8. F A K T O R R E S I K O H I P E R T I R O I D 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Kinetik 4. Merokok 5. Stres 6. Riwayat Penyakit Keluarga yang berhubungan dengan autoimun 7. Zat Kontras yang Mengandung Iodium 8. Obat-obatan yang menyebabkan penyakit tiroid 9. Lingkungan 1. Riwayat penyakit tiroid 2. Riwayat keluarga dengan penyakit tiroid 3. Diagnosa penyakit autoimmune 4. Riwayat radiasi leher 5. Terapi obat seperti lithium dan amiodaron 6. Perempuan di atas usia 50 tahun 7. Pasien lanjut usia 8. Perempuan post pasrtum 6 minggu sampai 6 bulan F A K T O R R E S I K O H I P O T I R O I D
  • 9. M A N I F E T A S I K L I N I S gugup, emosi labil, mudah pingsan, tidak tahan terhadap panas, turunnya berat bersamaan dengan peningkatan nafsu makan, peningkatan frekeuensi pergerakan intestinal, palpitasi, kelemahan pada otot proksimal, menstruasi tidak teratur Tanda fisik tirotoksikosis bisa termasuk rasa hangat, kulit lembab, kondisi rambut yang tidak bagus,lepasnya ujung kuku tangan (onycholysis), retraksi (tertarik) kelopak mata dan kelopak mata atas masuk ke dalam rongga jika memandang ke bawah (lid lag), takikardi sewaktu istirahat; tekanan pulsa yang melebar, dan murmur (suara pelan, bisikan) dari ejeksi sistolikgetaran pada lidah yang terjulur dan tangan yang direntangkan; dan reflek tendon dalam yang hiperaktif Pada grave berupa hipertiroid, pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal exophthalmos ( gerakan bola mata abnormal), pretibial myxedema, dan thyriod acropachy Pada tiroiditis subakut, keluhan pasien akan sakit yang parah pada area tiroid, seringkali menyebar ke telinga di sisi yang sama. Demam ringan umum terjadi, dan terlihat tanda sistemik serta simtom tirotoksikosis. Kelenjar tiroid terasa padat lunak pada pemeriksaan fisik.
  • 10. Pengukuran TSH yang ada dalam tubuh penderita TSH rendah, kadar T4 Tinggi TSH rendah, kadar T4 Normal TSH Normal, Kadar T4 tinggi TSH dan T4 Normal Tyrotositosis Primer Pengecekan Ada Penyakit Grave’s Tidak Ada Penyakit Tiroktositosis/Hipertir oid Sindrom Resistensi Hormon Tiroid T3 Toxicosis Kadar T3 Sub Klinik Hypertiroid Pemantauan Selama 6-12 Minggu Tinggi Normal Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Penyakit Grave’s Merusak Tyroiditis/ Kelebihan Yodium/Kelebihan Hormon Tyroid Menyingkirkan Penyebab Lainnya Termasuk Stimulansia oleh Chorionic Gonadotropin Radionuklida Serapan Rendah Hypertiroid Nodular Beracun Gondok Multinodular/ Adenoma Beracun
  • 11. FUNGSI HORMON TIROID Pertumbuhan dan Perkembangan Normal Menjaga Stabilitas Metabolisme Membantu Tubuh Berenergi (Efek Kalorgenik) DIPIRO 2014 Pada anak kecil, hormon tiroid sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal Tiroksin meningkatkan penggunaan O2 hampir pada semua jaringan yang aktif dalam metabolisme (jantung, oto rangka, hati & ginjal). Juga berperan penting dalam thermogenesis (pengaturan suhu badan), yaitu pada suhu dingin sekresi tiroksin bertambah, pembentukan kalori bertambah, terjadi vasodilatasi perifer & curah jantung bertambah. Pada orang dewasa, peran utama hormon tiroid adalah menjaga stabilitas metabolik
  • 12. Penyakit Graves adalah sindrom autoimun yang biasanya mencakup hipertiroidisme, pembesaran tiroid difus, exophthalmos, dan, yang kurang umum, myibedema pretibial dan tiroid tiroid. Penyakit Graves adalah penyebab paling umum hipertiroidisme. Penyakit Grave manifestasinya berupa hipertiroid, pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal exophthalmos (= gerakan bola mata abnormal), pretibial myxedema, dan thyriod acropachy. Kelenjar tiroid biasanya membesar secara difus, dengan permukaan halus dan konsistensi dari lunak sampai keras. Pada penyakit yang parah, bisa dirasakan getaran melalui stetoskop pada kelenjar. Pada penyakit Grave, hipertiroid muncul dari aksi thyroid- stimulating antibodies (TSAb) terhadap reseptor tirotropin pada permukaan sel tiroid. Antibodi Imunoglobulin G (IgG) ini terikat ke reseptor dan mengaktifkan enzim adenilat siklase dengan cara yang sama dengan TSH. ( Dipiro 2014 ) PENYAKIT GRAVE
  • 13. PENYAKIT GOITER / GONDOK Pada goiter (gondok) multinodular (penyakit Plummer), folikel dengan fungsi otonom tinggi berada diantara folikel normal atau bahkan folikel yang tidak berfungsi. Tirotoksikosis terjadi ketika folikel otonom menghasilkan hormon tiroid lebih banyak dari yang dibutuhkan.( DIPIRO 2014 ) Penyakit Gondok adalah istilah umum untuk pembesaran kelenjar tiroid pada tenggorokan. Kelenjar tiroid yang membesar bisa berupa benjolan biasa yang bersifat setempat hingga terjadi pembengkakan pada kedua sisi kelenjar tiroid. Berat kelenjar tiroid adalah sekitar 30 gram, berbentuk dasi kupu-kupu. Kelenjar ini berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh, mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan anak kelenjarnya (paratiroid) berfungsi dalam mengontrol kadar kalsium dalam darah.
  • 14. PENYAKIT TIROTOKSIKOSIS Hipertiroid adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika fungsi kelenjar tiroid menjadi tidak normal sehingga menyebabkan produksi dan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan hipertiroid dapat menyebabkan thyrotoxicosis. Thyrotoxicosis didefinisikan sebagai keadaan saat kelebihan hormon tiroid. Meskipun demikian, thyrotoxicosis bisa saja terjadi pada kondisi disfungsi tiroid yang tidak menyebabkan hipertiroid. Contohnya adalah pada kondisi tiroiditis. Pada saat terjadi tiroiditis, yang terjadi adalah bukan peningkatan produksi hormone tiroid yang berlebihan, melainkan sel tiroid yang rusak atau mengalami inflamasi akan melepaskan hormon tiroid berlebihan secara langsung ke dalam pembuluh darah,
  • 15. PENYAKIT HASHIMOTO’S THYROIDITIS Tiroiditis Hashimoto adalah penyakit autoimun, gangguan sistem imun yang melawan jaringan tubuh sehat itu sendiri, dan dalam hal ini, yang diserang adalah organ tiroid (gondok). Pada orang dengan Hashimoto, sistem imun menyerang tiroid dan akan menyebabkan kondisi hipotiroidisme, yaitu kondisi ketika tiroid tidak mampu memproduksi hormon tiroksin yang cukup untuk kebutuhan tubuh.
  • 16. HIPERTIROID Definisi Etiologi Hipertiroidisme adalah suatu keadaan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kadar hormon tiroid didalam darah berlebihan ,keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah , Peningkatan kadar T4, T3, atau keduanya yang berlebih. ( dipiro 2014 ) Nayak dan Burman, 2006
  • 17.
  • 18. TERAPI PENGOBATAN HIPERTIROID ( DIPIRO 2014) Golongan Obat Mekanisme Kerja Obat dan Dosis Peringatan oat Antitiroid Memblok sintesis hormon tiroid dengan inhibisi sistem enzim peroksidase dari kelenjar tiroid -PTU ( 300-600 mg/hari, 3-4 dosis terbagi) -MMI ( 30-60 mg/hari, 3 dosis terbagi ) Dosis harian penjagaan ( PTU 50-300mg dan MMI 5-30mg) Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari) Efek samping Minor ( sakit pada persendian, demam, lukopenia) reaks antat obat terjadi 50% pada pasien Efek samping mayor ( agranulositosis anemia aplastik,) jika pasien telah merasakan efek mayor, maka sebaiknya tidak beralih ke obat lain karena reaks sensitifitas antar obaIt Inhibitor anion Iodida Menghalangi pelepasan hormon tiroid dengan menhalangi penggunaan iodida intratiroid, dan menurunkan ukuran & vaskularitas kelenjar -KI (SSKI) 38mg iodida/tetes, -Lar.Lugol 6,3mg iodida/tetes, Dosis awal tipikal SSKI 3-10 tetes tiap hari (120-400mg) Efek samping termasuk hypersensitivitas, iodisme pembengkakan kelenjar ludah . Beta Blocker Mengurangi simpom tirotoksik seperti palpitasi, cemas, tremor dan tidak tahan panas -Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), dosis kondisi toksik ( 240-480mg/hari) Beta bloker dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif dan pada pasien yang mengembangkan cardiomyopati Radioaktif Iodine Natrium Iodida adalah cairan oral yang terkumpul di tiroid dan menganggu sintesis hormon tiroid & tiroglobulin Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3- 7 hari setelah RAI, Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target terapi menghancurkan sel tiroid yang hiperaktif Hipotiroid umum terjadi setelah RAI efek samping akut, jangka pendek termasuk pelunakan tiroidal ringan dan dysphagia
  • 19. : Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidazol. Tiourasil dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama metimazol dan karbimazol.(4) Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamazol yang isinya sama dengan metimazol.. propylthiourasil (PTU), carbimazole, tiamazole, methimazole Obat pilihan pertama untuk hipertiroid Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghambat konversi T4 ke T3 Dosis awal : PTU : 300-600mg/hari (3-4 kali sehari) Methimazole : 30–60 mg/hari (3 kali sehari) Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari) Dosis pemeliharaan : PTU 50-300 mg/hari, Methimazole 5-30 mg/hari, Carbimazole 5-15mg/hari Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang. Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi. Jika terjadi serangan ulang à terapi alternatif dengan radioactive iodine (RAI) karena terapi lanjutan biasanya jarang memicu remisi. KI: pasien dg goiter besar, pasien dg gangguan ginjal dpt diberikan dosis yg sangat rendah Efek samping: mual, sakit kepla, reaksi alergi (rash), hipotiroid, hepatotoksisitas, penekakan sumsum tulang Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th Antitiroid Thioureas (Thionamides)
  • 20. Iodium, Iodida (bekerja sangat cepat untuk tirotoksikosis dan krisis tirotoksikosis tapi tidak dapat digunakan untuk terapi hipertiroidisme jangka panjang karena efek anitiroidnya cenderung menghilang), Perklorat kalium (sudah tidak digunakan lagi karena resiko anemia aplastic) Mekanisme kerja : Menghambat sintesis hormone, Menghambat pelepasan hormon ke aliran darah, Mengurangi ukuran dan vaskularisasi kelenjar hiperplastik à tampak setelah 10-14 hari pengobatan (persiapan pasien untuk tiroidektomi) Indikasi: tirotoksikosis, persiapan sebelum operasi Kontra Indikasi: ibu menyusui, krn dapat menyebabkan goiter pd bayinya Dosis: Iodine (larutan potassium iodine) : – dosis : 3-10 tetes (120-400mg) oral tiap 6 jam – tiap tetes mengandung 38 mg Iodida atau 6,3 mg Iodida dalam larutan Lugol – Diberikan 1 jam setelah pemberian obat anti-tiroid – Diberikan selama 7-14 hari pre operasi Efek samping : reaksi hipersensitivitas, ‘iodisme’ (rasa logam, mulut dan tenggorokan terbakar, nyeri pada gigi dan gusi, terkadang gangguan perut dan diare), ginekomastia Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th Inhibitor Anion
  • 21. Natrium Iodida adalah cairan oral yang terkumpul di tiroid dan menganggu sintesis hormon tiroid & tiroglobulin Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3-7 hari setelah RAI, Tujuan terapi: untuk menghancurkan sel –sel tiroid yang sangat reaktif. RAI adalah senyawa pilihan untuk penyakit Grave, nodul autonom toksik, dan gondok multinodular toksik. Kehamilan merupakan kontraindikasi absolut untuk penggunaan RAI. Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target terapi menghancurkan sel tiroid yang hiperaktif Hipotiroid umum terjadi setelah RAI, efek samping akut, jangka pendek, termasuk pelunakan tiroidal ringan dan dysphagia Radioaktif Iodine
  • 22. Indikasi Mengurangi simptom tirotoksik seperti palpitasi, cemas, tremor dan tidak tahan panas. Mekanisme kerja Propanolol atau Atenolol mengurangi denyut jantung dan secara parsial menghambat konversi T4 menjadi T3 (mengurangi gejala simpatis dari hipertiroidisme) Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), dosis kondisi toksik ( 240-480mg/hari) Beta bloker dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, dan pada pasien yang mengembangkan cardiomyopati Beta Blocker
  • 23. TERAPI TIROID Terapi berikut sebaiknya segera dilakukan: supresi pembentukan dan sekresi hormon tiroid, terapi antiadrenergik, pemberian glukokortikoid, dan perawatan komplikasi terkait. PTU dosis besar adalah thionamide pilihan karena mengganggu produksi hormon tiroid dan menghalangi perubahan T4 menjadi T3 di perifer. Iodida, yang dengan cepat menghalangi pelepasan preformed hormon tiroid, sebaiknya diberikan setelah terapi PTU dimulai untuk menginhibit penggunaan iodine oleh kelenjar yang hiperaktif. Terapi pendukung, termasuk asetaminofen sebagai antipiretik (aspirin dan NSAID lain bisa menggantikan hormon tiroid yang terikat), penggantian cairan dan elektrolit, sedatif, digitalis, antiaritmia, insulin, dan antibiotik sebaiknya diberikan sesuai indikasi. Plasmapheresis (= pemindahan plama dari darah) dan dialisis peritoneal telah digunakan untuk mengeluarkan hormon berlebih pada pasie yang tidak merespon terapi konservatif.  Pengangkatan kelenjar tiroid adalah perawatan pilihan untuk cold nodule yang sudah ada, goiter yang sangat besar, dan pasien yang dikontraindikasikan untuk thionamide (yaitu, alergi atau efek samping) dan RAI (yaitu, kehamilan).  Jika direncanakan tiroidektomi, PTU atau methimazole biasanya diberikan sampai pasien euthyroid secara biokimia (biasanya 6-8 minggu), diikuti penambahan iodida (500 mg.hari selama 10-14 hari) sebelum operasi untuk menurunkan vaskularitas kelenjar. Levothyroxine bisa ditambahkan untuk menjaga kondisi euthyroid sementara thidinamide dilanjutkan.  Propanolol telah digunakan selama beberapa minggu sebelum operasi dan 7-10 hari setelah operasi untuk menjaga denyut <90 denyut per menit. Kombinasi pretreatment dengan propanolol dan 10-40 hari kalium iodida juga telah diajukan.  Komplikasi termasuk serangan ulang hipertiroid atau hipertiroid yang bertahan (0,6-0,8%), hipotiroid (sampai 49%), hipoparatiroid (sampai 4%), dan gangguan pita suara (sampai 5%). Serangan hipotiroid yang sering membutuhkan terapi lanjutan. OPERASI
  • 24. Nilai Normal • fT4 : 0,7-1,9 ng/dL • TSH : 0,4-4 μU/mL • RAIU: 5%-35%
  • 25. Hipotiroid Anak-anak atau remaja Berdasarkan berat badan pasien Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel 3 ≥50 sampai 60 tahun? tidak Jika terindikasi jantung iskemik? iya tidak tidak tidak iya iya iya Levothyroxine 25 – 50 mcg perhari Levothyroxine 25 – 50 mcg perhari Ibu hamil, dosis levothyroxine sebelumnya stabil? Dinaikkan dosis 25 mcg setiap 3 sampai 4 minggu, sampai nilai TSH normal Dinaikkan dosis levothyroxine sembilan dosis perminggu cek ke spesialis endokrin pingsan, perubahan kondisi mental, hipotermia? Kemungkinan koma myxedema, memerlukan perawatan intensif dari spesialis endokrin Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per hari Ulangi pengujian TSH pada 6-8 minggu TSH dalam keadaan normal Cek kadar TSH setiap tahun TSH > 5 mlU per liter Kadar TSH < 0,35 mlU per liter Cek kepatuhan pasien. (lihat tabel 5) Pasien patuh : dosis dinaikkan dari 12,5-25 mcg perhari Jika tidak ada perubahan setelah 2-3 kali kenaikan dosis, periksa ke spesialis endokrin Turunkan dosisnya menjadi 25mcg perhari Hipotiroid Anak-anak atau remaja Berdasarkan berat badan pasien Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel 3 ≥50 sampai 60 tahun? Jika terindikasi jantung iskemik? Levothyroxine 25 – 50 mcg perhari Levothyroxine 25 – 50 mcg perhari Ibu hamil, dosis levothyroxine sebelumnya stabil? Dinaikkan dosis 25 mcg setiap 3 sampai 4 minggu, sampai nilai TSH normal Dinaikkan dosis levothyroxine sembilan dosis perminggu cek ke spesialis endokrin pingsan, perubahan kondisi mental, hipotermia? Kemungkinan koma myxedema, memerlukan perawatan intensif dari spesialis endokrin Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per hari Ulangi pengujian TSH pada 6-8 minggu TSH dalam keadaan normal Cek kadar TSH setiap tahun ALOGARITMA HIPOTIROID
  • 26. OBAT MEKANISME KERJA DOSIS EFEK SAMPING Levotiroksin Pengganti hormon tiroid yang di produksi oleh tubuh Dewasa Awal 50-100 mcg/hari, lalu ditambah 50 mcg dengan interval 3-4 minggu, sampai diperoleh metabolisme normal. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan sampai dengan 100- 200 mcg/hari. Takikardi, aritmia, palpitasi, nyeri angina, kram otot rangka, kelemahan otot, berkeringat, sakit kepala, gugup, eksitabilitas, insomnia, sensasi panas & kemerahan pada wajah, diare, penurunan berat badan secara berlebihan. Liotironin Menggantikan T3 (Triidtironin) 100% diabsorpsi, awitan kerja cepat, waktu paruh = beberapa jam. Catatan : Karena waktu paruh pendek, kadar serum berbeda-beda sesuai pemberian dosis Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian. Over dosis menyebabkan efek hipertiroid. Tiroksin (T4) Menggantikan kadar serum normal T4 dan T3 (T4 dikonversi menjadi T3 oleh deyoinasi di perifer). Dosis oral 0,2 – 0,4 mg/hari, setelah dimulai dengan dosis rendah 0,05 – 0,1 mg/hari yg berangsur-angsur dinaikkan; ada kalanya dicampur dengan 25% liotironin untuk meniru efek serbuk tiroid. Dosis ekuivalen 0,1 mg tiroksin=50 mg serbuk tiroid=0,02 mg liotironin Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian. Over dosis menyebabkan efek hipertiroid. Serbuk tiroid (thyranon) Serbuk organ diperoleh dari tiroid binatang menyusui, lasimnya domba, karena kadar hormonnya tinggi, yang telah dibebaskan dari lemak dan jaringan-jaringan pengikatnya dan kemudian dikeringkan. Serbuk ini mengandung T3 dan T4 dalam perbandingan tak tertentu, yang aktivitasnya berhubungan erat dengan kadar-iod dari serbuk Selama resorpsi dari usus yang berlangsung perlahan, T3 & T4 dibebaskan dengan jalan enzimatis. Berhubung adanya masa latensi, maka efeknya baru nyata setelah 3 – 7 hari. Biasanya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan hingga tercapai efek sampingan seperti takikardi dan kegelisahan, kemudian dosis ini dikurangi dengan 25 mg dan digunakan untuk pemeliharaan. Dosis oral pemula 12,5 – 50 mg, perlahan-lahan dinaikkan sampai 150 mg/hari. Dosis dapat diberikan sebagai single dosis pada pagi hari, tablet harus di kunyah atau dilarutkan dalam air TERAPI PENGOBATAN HIPOTIROID
  • 27. GEJALA KLINIS HIPOTIROID Tenggorokan kering. Detak jantung melambat. Wajah membengkak. Nyeri, kaku, dan pembengkakan pada sendi. Kulit kering. Lemah otot. Berat badan meningkat tanpa penyebab yang jelas. Kadar kolesterol dalam darah meningkat. Lelah dan letih. Rambut rontok. Lebih sensitif terhadap cuaca dingin. Kesemutan dan gejala saraf terjepit. Gangguan ingatan. Penglihatan kabur. Depresi. Pendengaran berkurang. GEJALA KLINIS HIPERTIROID Berat badan turun tanpa alasan yang jelas. Pada penderita diabetes, hipertiroidisme bisa menyebabkan rasa haus dan sangat lelah. Hiperaktif. Penderita menjadi tidak akan bisa diam dan dipenuhi perasaan cemas. Pembesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada leher. Mudah marah dan emosional. Palpitasi atau denyut jantung yang cepat dan/atau tidak beraturan. Insomnia atau kesulitan untuk tidur pada malam hari. Kulit yang hangat dan lembap. Konsentrasi menurun. Kedutan otot. Berkeringat secara berlebihan dan sensitif terhadap suhu panas. Tremor atau gemetaran. Libido menurun. Munculnya biduran (urtikaria) atau ruam. Otot terasa lemas. Rambut rontok secara tidak merata. Diare. Telapak tangan berwarna kemerahan. Kemandulan. Struktur kuku melonggar. iklus menstruasi menjadi tidak teratur, jarang, atau berhenti sekaligus. PERBEDAAN GEJALA KLINIS HIPOTYROID DENGAN HIPERTIROID
  • 29. Nn C (27 tahun) datang ke RS dengan keluhan sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas), tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya untuk menaiki tangga. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium : TD 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit, hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar. Dari hasil pemeriksaan darah yaitu pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave. a. Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan diagnosa grave (gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah) b. Jelaskan Apa pilihan terapi obat pada pasien diatas c. Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut d. Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk aturan pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ? e. Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini? Jelaskan
  • 30. Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan diagnosa grave (gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah) DIAGNOSA KASUS 1. GEJALA Dari keluhan Nn C dirasakan sejak 2 bulan yang lalu yaitu sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas), tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya untuk menaiki tangga terjadi kelemahan pada otot proksimal merupakan gejala penyakit Graves tirotoksik 2. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium TD 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit ( TAKIKARDI ) hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar menunjukan gejala penyakit Graves tirotoksik 3. Dari hasil pemeriksaan darah Pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave. Hasil tes laboratorium pada penyakit Graves tirotoksik mencakup peningkatan tingkat produksi hormon secara keseluruhan dengan peningkatan T3 yang tidak proporsional terhadap T4 LITERATUR DIPIRO 2014
  • 31. pemeriksaan kadar TSH serum, T3 bebas, T4 bebas, dan iodine radioaktif seperti pada gambar Diagnosis (Ghandour, 2011) Ukur kadar T3 dan T4 bebas. Jika tinggi rujuk pemeriksaan kelenjar tiroid dengan MRI untuk memeriksa adanya tumor Ukur TSH serum, kadar dibawah normal (<0,5 mIU/L) ? Ukur T3 dan T4 bebas, Terjadi peningkatan ? Jika kadar TSH didalam rentang normal, pertimbangan penyebab lain dari gejala klinik Apakah kadar TSH diatas normal (>5 mIU/L ?) Jika pola uptake menyebar (diffuse), curigai Grave Desease. Jika pola uptake nodular, curigai Multinodular Goiter Lakukan pemeriksaan RAI, apakah uptake RAI tinggi ? Jika kadar T3 dan T4 normal, curigai Hypertiriodisme subklinik Jika uptake RAI rendah atau normal, ukur tiroglobulin. Terjadi penigkatan ? Curigai tiroiditis subklinis Jika kadar tiroglobulin rendah, curigai hipertiroidisme eksogen Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Kadar normal TSH adalah 0,5 – 4,5 mg/dL. Dikatakan hiperitiroid bila kadar TSH kurang dari 0,01 mg/dL.
  • 32. B. PILIHAN PENGOBATAN Pilihan pengobatan pada pasien Nn C dilihat dari keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah yait pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave. 1.Penggunaan OAT Obat pilihan pertama untuk hipertiroid Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghamba konversi T4 ke T3 2.Pada kasus ini perlu diberikan obat golongan beta blocker untuk menurkan tekanan darah Nn C karen dari pemeriksaan Tekanan Darah diperoleh hasil yang tinggi 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut menit menunjukan denyut jantung takikardi.
  • 33. PENATALAKSANAAN PENYAKIT GRAVES 1.Konservatif a.Obat anti tiroid • Thioamide • Methimazole dosis awal 20-30 mg/hari • Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300-600 mg/hari, maks 200 mg/hari b. Beta- adrenergic reseptor antagonis Contoh : Propanolol 2. Surgical  Radioaktif iodine  Tirodektomi
  • 34. B. PILIHAN PENGOBATAN Penatalaksanaan Penggunaan OAT : • golongan tionamid, yaitu tiourasil (PTU) : dimulai dengan 3×100-200 mg/hari • imidazol (metimazol & karbimazol) dimulai dengan 20-40 mg/hari dosis terbagi untuk 3-6 minggu pertama. • Diberikan selama 18-24 bulan. • Dosis tergantung beratnya tampilan klinis. • Obat Beta bloker yaitu Propranolol Hidroklorida untuk mengendalikan manifestasi klinis hyperadrenergic state (palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui blokadenya pada reseptor adrenergik). Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80 mg/hari
  • 35. Indikasi tiroidektomi subtotal pada penyakit Graves : bila struma besar hingga menyebabkan pendesakan, respons terhadap OAT kurang memadai, atau terdapat efek samping obat. • Terapi Iodium radioaktif = terapi pilihan pada pasien yang mengalami kekambuhan setelah terapi OAT jangka panjang dengan problem cardiac, atau pasien Graves berat karena diperkirakan akan sulit mencapai remisi dengan OAT • Pada oftalmopati berat : Glukokortikoid (Prednison 40- 80 mg/hari, dosis diturunkan bertahap, paling tidak selama 3 bulan) B. PILIHAN PENGOBATAN(2)
  • 36.  Propylthiouracil (PTU) mem-block sintesis hormon tiroid dengan inhibisi sistem enzim peroksidase dari kelenjar tiroid, sehingga mencegah oksidasi iodida dan berkutnya penyertaan membentuk iodotirosin dan akhirnya iodotironin (‘organifikasi’), dan dengan inhibisi penggabungan MIT dan DIT membentuk T4 dan T3. PTU juga meng-inhibit perubahan perifer dari T4 menjadi T3.  DOSIS PTU (Propylthiouracil ) 300-600 mg sehari (biasanya dalam tiga sampai empat dosis terbagi) obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal.  Perbaikan pada simtom dan abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T4 endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah PTU 50-300 mg.  Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.  Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi. Jika terjadi serangan ulang, terapi alternatif dengan radioactive iodine (RAI) disukai sebagai rangkaian obat antitiroid kedua, karena terapi lanjutan biasanya jarang memicu remisi. ( DIPIRO 2014 ) C. Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut
  • 37. D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk aturan pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?  Untuk penggunaan methimazole harus diwaspadai karena pasien adalah wanita maka perlu ditanyakan apakah hamil / tidak , karena penggunaan methimazole dikontraindikasikan untuk ibu hamil Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil. Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa kedua obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T4 endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah MMI 5-30 mg. (dipiro 2014 )
  • 38. D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk aturan pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ? Boleh diberikan methimazole dalam single dose Berdasrakan jurnal penelitian menunjukkan keefektifan metimazol yang diberikan dalam dosis harian tunggal. Penggunaan single dose metimazole dapat mengendalikan hipertiroidisme pada 77 persen dari 44 pasien. (Donald J , 1980 journal of medicine , single daily dose methimazole treatment of hyperthyroidism Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa obat methimazole bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T4 endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah MMI 5-30 mg. (dipiro 2014 )
  • 39. E. Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini? Jelaskan Pada kasus ini perlu diberikan propranolol untuk menurkan tekanan darah Nn C karena dari pemeriksaan Tekanan Darah diperoleh hasil yang tinggi 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit menunjukan denyut jantung takikardi . Propanolol berkhasiat : 1. Pengurangan produksi keringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas), 2. Pengurangan tremor 3. Penurunan denyut jantung permenit, 4. Penurunan cardiac output sehingga jantung tidak berdebar-debar ( takikardi )  β blocker telah digunakan secara luas untuk mengurangi tirotoksik seperti palpitasi, cemas, tremor, dan tidak tahan panas. Agen ini tidak mempunyai efek pada tirotoksikosis perifer dan metabolisme protein dan tidak mengurangi TSAb atau mencegah tiroid. Propanolol secara parsial menghalangi perubahan T4 menjadi T3, tapi kontribusinya kecil terhadap terapi keseluruhan. Β blocker biasanya digunakan sebagai terapi tambahan dengan obat antitiroid, RAI, atau idodida dalam penanganan penyakit Grave , β blocker adalah terapi primer hanya untuk tiroiditis dan hipertiroid yang diinduksi iodin.  Dosis propanolol yang dibutuhkan untuk mengurangi simtom adrenergik bervariasi, tapi dosis awal 20-40 mg empat kali sehari efektif untuk kebanyakan pasien (denyut jantun <90 denyutan per menit). Pasien lebih muda atau dalam kondisi lebih toksik bisa membutuhkan sampai 240-480 mg/hari). β blocker dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, kecuali kelainan itu hanya karena takikardi (curah tinggi), dan pada pasien yang mengembangkan cardiomyopati dan gagal jantung. Efek samping lain termasuk mual, muntah, cemas, insomnia, lightheadedness, bradikardi, dan gangguan hematologi. ( dipiro 2014 )
  • 41.
  • 42.
  • 43. Ukur kadar T3 dan T4 bebas. Jika tinggi rujuk pemeriksaan kelenjar tiroid dengan MRI untuk memeriksa adanya tumor Ukur TSH serum, kadar dibawah normal (<0,5 mIU/L) ? Ukur T3 dan T4 bebas, Terjadi peningkatan ? Jika kadar TSH didalam rentang normal, pertimbangan penyebab lain dari gejala klinik Apakah kadar TSH diatas normal (>5 mIU/L ?) Jika pola uptake menyebar (diffuse), curigai Grave Desease. Jika pola uptake nodular, curigai Multinodular Goiter Lakukan pemeriksaan RAI, apakah uptake RAI tinggi ? Jika kadar T3 dan T4 normal, curigai Hypertiriodisme subklinik Jika uptake RAI rendah atau normal, ukur tiroglobulin. Terjadi penigkatan ? Curigai tiroiditis subklinis Jika kadar tiroglobulin rendah, curigai hipertiroidisme eksogen Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Ya Ya
  • 44. Hipertiroid Obat Anti Tiroid 4 Minggu Uji T4 dan TSH TSH <0,5 μU/ml T4 normal TSH <0,5 μU/ml T4 rendah TSH <0,5 μU/ml T4 tinggi Lanjutkan pengobatan atau tingkatkan dosis 4-8 minggu Turunkan dosis atau tambahan T4 Monitoring selama 1-2 bulan Turunkan dosis secara bertahap jika kadar TSH dan T4 normal Hentikan pengobatan setelah 12-18 bulan Pantau 3-6 dan 9-12 bulan, kemudian setiap tahun TSH >0,5 μU/ml T4 normal atau rendah Tanda keringanan Turunkan dosis setelah 6-12 bulan Ringan : PTU 50 mg 8J MMI 8 mg 12J Parah : PTU 100-150 mg MMI 20-30 mg Nilai Normal : •T4 : 0,7-1,9 mg/dl TSH : 0,4-4 5 μU/ml RAIU : 5-35%