SlideShare a Scribd company logo
1 of 77
ANALISA JALUR
(PATH ANALYSIS)
MAGISTER
Sejarah
• Diperkenalkan oleh Sewall Wright
(1921) - ahli genetika
• Dipopulerkan oleh Otis Dudley
Duncan (1966) - ahli sosiologi
• Land (1968) membahas secara
teoritis dan prosedur analisis jalur
Analisis Jalur
• Berkaitan dengan Korelasi dan Regresi
Korelasi :
– kuat hubungan antar variabel
– secara tidak langsung : dapat meramalkan apa
yang akan terjadi pada satu variabel, jika
variabel yang lain mempunyai nilai tertentu
Regresi :dapat melakukan peramalan
terhadap variabel dependen jika variabel
independen dikendalikan
Korelasi dan Regresi
• Tidak mempermasalahkan mengapa
(why) hubungan tersebut terjadi
• Tidak mempermasalahkan apakah
hubungan antar variabel disebabkan
oleh variabel itu sendiri atau mungkin
dipengaruhi oleh variabel lain
Analisis Jalur
• Mempelajari apakah hubungan yang terjadi
disebabkan oleh pengaruh langsung dan
tidak langsung dari variabel independen
terhadap variabel dependen
• Mempelajari ketergantungan sejumlah
variabel dalam suatu model (model kausal)
• Menganalisis hubungan antar variabel dari
model kausal yang telah dirumuskan oleh
peneliti atas dasar pertimbangan teoritis
Analisis Jalur
• Menguji seperangkat hipotesis kausal
dan menginterpretasikan hubungan
tersebut (langsung atau tidak langsung)
• Penting : Cara berpikir kausal !!!!
7
HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM PENELITIAN
• Korelasi dan Kausalitas
X Y
X
Y
X Y
X
Y
ANALISIS JALUR
ANALISIS PATH
ANALISIS REGRESI
9
HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM PENELITIAN
• Hubungan langsung dan tidak langsung
X
Y
Z
Hubungan langsung Z ke Y
Hubungan tidak
langsung Z ke Y
melalui X
V
Hubungan
tidak langsung
Z ke Y melalui X
dan V
Contoh hubungan Z ke Y
Contoh Analisis Jalur
Pekerjaan
Orang tua
Pendidikan
Orang tua Pendidikan
Anak
Pekerjaan
Anak
Status
Sosial
Anak
Asumsi dalam Analisis Jalur
1. Hubungan antar variabel linier
2. Sifat aditif
3. Skala pengukuran minimal interval
4. Hubungan sebab akibat (landasan
teoritis)
5. Syarat lain ~ multiple regression
Model Analisis Jalur
X1
X2
Y2
Y1
Y3
21
11
12
21
31
32
31
32
22
1
2
3
Analisis Jalur sebagai alat
penguji model
• Analisis jalur dikembangkan sebagai metode untuk
mempelajari pengaruh (efek) secara langsung dan secara
tidak langsung dari variable bebas terhadap variable
terikat. Analisis ini merupakan salah satu pilihan dalam
rangka mempelajari ketergantungan sejumlah variable di
dalam model.
• Analisis jalur digunakan untuk menelaah hubungan
antara model kausal yang telah dirumuskan peneliti atas
dasar pertimbangan teoritis dan pengetahuan tertentu.
Hubungan kausal selain didasarkan pada data, juga
didasarkan pada pengetahuan, perumusan hipotesis dan
analisis logis, sehingga dapat dikatakan analisis jalur
dapat digunakan untuk menguji seperangkat hipotesis
kausal serta untuk menafsirkan hubungan
• Model kausal dibedakan antara variabel eksogenus
dan variabel endogenus. Variabel eksogenus atau
variabel bebas adalah variabel yang keragamannya
tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam sistim.
Variabel endogenus/ tidak bebas/dependent/antara
adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh
variabel eksogenus dan variabel endogenus lainnya di
dalam model.
• Cara yang digunakan untuk menguji model adalah
menghitung semua koefisien jalur dalam model,
kemudian dilakukan penyaringan berdasar uji statistik
dengan menghitung koefisien arah β menggunakan
regresi. Jika bermakna maka koefisien jalur signifikan,
jika tidak bermakna maka koefisien tersebut
dihilangkan.
Analisis regresi bermanfaat menggambarkan
hubungan sebab akibat antara variable sehingga
diperoleh model terbaik yang menggambarkan
hubungan antara kedua jenis variable tersebut.
Beberapa macam analisis regresi: regresi
linier, ordinal, logistik, pohon regresi dll. Analisis
regresi dan analisis jalur dapat dikerjakan dengan
menggunakan SPSS.
PATH ANALYSIS
• Merupakan perluasan dr analisis regresi yg digunakan
untuk menerangkan akibat langsung dan tidak
langsung seperangkat variabel, sbg variabel penyebab
terhadap seperangkat variabel lain yg merupakan
variabel akibat.
• Bertujuan utk menguji apakah model yg diusulkan
didukung oleh data, dg cara membandingkan matriks
korelasi teoritis dan matriks korelasi empiris. Jika
kedua matriks relatif sama, maka model dikatakan
cocok.
• Pengujian dilakukan dg menggunakan koefisien
determinasi ganda (multiple determination) -
(Pedhazur, 1982).
17
JENIS-JENIS MODEL STRUKTURAL
X
Z
V
Path Analysis Models
• Hanya melibatkan variabel-variabel indikator tanpa
melibatkan analisis terhadap konstruk atau konsep
yang ingin diukur
• Ini berarti semua variabel yang dilihat adalah terukur
atau terobservasi
Y
18
JENIS-JENIS MODEL STRUKTURAL
Z1
Confirmatory factor analysis models
Z2
Z3
X1
X2
X3
Y1
Y2
• Bertujuan untuk mengevaluasi
pola-pola hubungan antara
beberapa konstruk
• Dalam model tidak diasumsikan
adanya arah hubungan antara
konstruk, tetapi hanya ada
hubungan korelatif
• Variabel konstruk merupakan
variabel yang tidak terobservasi
• Setiap konstruk dibangun oleh
beberapa indikator
19
JENIS-JENIS MODEL STRUKTURAL
Structural Equation Modeling
Z1
Z2
Z3
Z4
X1
X3
Y2
Y3
V2
V1
Y1
• Menganalisis sekaligus variabel
indikator, variabel
laten/konstruk,dan kekeliruan
pengukuran
• Menganalisis hubungan antara
indikator dengan konstruk yang
dikenal dengan nama
measurement equation
• Menganalisis hubungan antara
variabel laten satu dengan
variabel laten yang lain yang
dikenal dengan nama structural
equation
X2
• Estimasi jalur dapat dilakukan dengan regresi OLS atau
MLE (antar software bisa berbeda metode estimasi)
• Model Jalur (Path Model), mpk diagram yg mengaitkan
variabel bebas, variabel antara, dan variabel terikat.
– Panah tunggal menunjukkan hubungan antara
variabel bebas (eksogen)/variabel antara dan
variabel endogen (terikat).
– Panah ganda menunjukkan hubungan sepasang
variabel eksogen.
– Terkadang panjang panah dalam model jalur
menunjukkan proporsi besarnya koefisien jalur.
KONSEP PENTING (1)
• Causal Path, untuk suatu variabel meliputi (1) jalur
langsung yg mengarah ke variabel tsb, dan (2) korelasi
jalur (variabel endogen berkorelasi dg variabel lain yg
memiliki jalur (panah) menuju ke variabel tertentu.
• Contoh model jalur:
– Model diatas memiliki variabel eksogen A, B, dan C yg
saling berkorelasi dan variabel endogen D dan E.
– Suku error tidak dimunculkan.
– Jalur yg menyatakan variabel yg mempengaruhi D
adalah A ke D, B ke D, dan jalur yg menyatakan
pengaruh tdk langsung thd D adalah dari B ke A ke D,
dari C ke A ke D, dan dari C ke B ke D.
KONSEP PENTING (2)
A B C
D E
• Variabel eksogen dan endogen.
– Variabel eksogen = variabel yg tdk dipengaruhi variabel lain (tdk
ada panah yg mengarah ke variabel tsb).
Jika 2 variabel eksogen saling berkorelasi, hal ini diindikasikan oleh
panah 2 arah yg menghubungkan variabel tsb.
– Variabel endogen = variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain
(ada panah yg mengarah ke variabel tsb).
Variabel endogen terdiri atas variabel antara (intervening
variables) dan variabel terikat (dependent variables).
– Variabel antara memiliki panah yg mengarah dan yg
meninggalkan variabel tsb, sedangkan variabel terikat hanya
memiliki panah yg mengarah ke variabel tsb.
KONSEP PENTING (3)
• Koefisien Jalur (path coefficient), mpk koefisien regresi
yg distandarisasi (beta) yg menunjukkan pengaruh
langsung dr suatu variabel bebas thd variabel terikat
pada suatu model jalur.
Misal pada model regresi dg satu variabel bebas,
koefisien beta (koefisien b untuk data yg dibakukan)
akan sama dg koefisien korelasi, shg pada kasus model
jalur dg satu variabel terikat dan satu variabel eksogen,
koefisien jalur dlm kasus tsb merupakan koefisien
korelasi ordo nol.
KONSEP PENTING (4)
• Misal model berikut (Bryman, A. and D. Cramer, 1990):
• Model tsb dpt dituliskan sbb:
1. Mutu Pendidikan = b11kepemimpinan +b12Ikl Org+b13kinerja+e1
2. Income = b21age+b22ikl org+e2
3. Ikl Org = b31Kepemimpinan+e3
• Koefisien jalur (b) dlm persamaan tsb mpk koef. regresi parsial yg
dibakukan. Koef. jalur disebut jg koefisien p atau pembobot beta
sederhana, yg didasarkan pd kegunaan dlm model regresi berganda.
KONSEP PENTING (5)
kepemimpinan
Ikl Org
Mutu pendidikan
Kinerja
• Unsur gangguan (disturbance term). Suku sisaan/
kesalahan, disebut juga unsur gangguan,
merefleksikan keragaman yg tidak dapat dijelaskan
(pengaruh dari variabel yg tidak terukur) dan
kesalahan pengukuran.
• Besarnya pengaruh unsur gangguan untuk suatu
variabel endogen adalah (1 – R2).
• Besarnya nilai koefisien jalur adalah
KONSEP PENTING (6)
2
R
1
• Signifikansi dan goodness of fit dalam model jalur.
– Untuk menguji koefisien jalur secara individual dpt
digunakan nilai uji t atau F dari output regresi.
– Untuk menguji model jalur digunakan uji goodness
of fit.
– Uji goodness of fit dpt dilakukan dg memasukkan
model beserta data yg digunakan ke dlm program
model persamaan struktural (structural equation
modeling) spt LISREL dan AMOS.
KONSEP PENTING (7)
Asumsi-asumsi melandasi Analisis Path adalah :
a) Di dalam model analisis path hubungan antar variabel
adalah linier dan aditif,
b) Hanya model rekrusif dapat dipertimbangkan, yaitu
hanya sistem aliran kausal satu arah, sedangkan pada
model yang mengandung kausal resiprokal tidak dapat
dilakukan analisis path,
c) Variabel endongen minimal dalam skala ukuran interval,
d) Observe variabel diukur tanpa kesalahan (instrumen
pengukuran valid dan reliabel)
e) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diindentifikasi)
dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-
konsep yang relevan (Solimun, 2002).
illustrasi
29
ILUSTRASI
• Suatu penelitian berbentuk survey (observasional)
bertujuan ingin menguji model pengaruh beberapa
variabel terhadap variabel kinerja karyawan (telah
dibahas pada analisis faktor)
• Sistem hubungan sbb:
Kepuasan
Loyalitas
Kinerja
Motivasi
30
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (1)
• PERTAMA (PERANCANGAN MODEL)
– Merancang model berdasarkan konsep dan teori.
Misal, secara teoritis :
• Variabel Motivasi berpengaruh terhadap Kepuasan
dan Loyalitas.
• Loyalitas dipengaruhi oleh Kepuasan.
• Variabel Kepuasan dan Loyalitas berpengaruh
terhadap Kinerja.
– Berdasarkan hubung-hubungan antar variabel
secara teoritis tersebut, dapat dibuat model
HIPOTETIK
31
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (1)
KONSTRUKSI DIAGRAM JALUR
32
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (1)
• Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan, sehingga membentuk sistem
persamaan / sistem persamaan simultan / model
struktural.
(1) Kepuasan = 1 Motivasi + 1
(2) Loyalitas = 1 Motivasi + 2 Kepuasan + 2
(3) Kinerja = 1 Kepuasan + 2 Loyalitas + 3
KONVERSI DIAGRAM JALUR KE PERSAMAAN
33
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (1)
• Atau bilamana sudah dibakukan :
(1) ZKepuasan = 1 ZMotivasi + 1
(2) ZLoyalitas = 1 ZMotivasi + 2 ZKepuasan + 2
(3) ZKinerja = 1 ZKepuasan + 2 ZLoyalitas + 3
• Mengingat model tersebut dikembangkan untuk menjawab
permasalahan penelitian dan berbasis teori dan konsep,
maka dinamakan model hipotetik.
Bagaimana menentukan koefisien
regresi di atas
• tidak sama dengan menentukan koefisien
regresi linear biasa
• Kalau mau manual lihat rumus berikut
35
Graphical Decomposition of Effects
X
Y
ŷ a bx
 
X
Y
i
Y
 ˆ
i i
y y error
 
ŷ y regression effect
 


i
y y T
otal E
ffect
 
Decomposition of Effects
36
Decomposition of the sum of squares
ˆ ˆ
( )
ˆ ˆ
ˆ ˆ
( ) ( ) ( )
ˆ ˆ
( ) ( ) ( )
i i i i
i i i i
n n n
i i i i
i i i
Y Y Y Y Y Y
total effect error effects regression model effect
Y Y Y Y Y Y per case i
Y Y Y Y Y Y per case i
Y Y Y Y Y Y for data set
  
    
 
    
    
    
  
2 2 2
2 2 2
1 1 1
37
Decomposition of the sum of squares
• Total SS = model SS + error SS
and if we divide by df
• This yields the Variance Decomposition: We have the total
variance= model variance + error variance
ˆ ˆ
( ) ( ) ( )
n n n
i i i i
i i i
Y Y Y Y Y Y
n n k k
  
  
 
  
  
2 2 2
1 1 1
1 1
38
F test for significance and R2 for magnitude
of effect
• R2 = Model var/total var
( , )
k n k
R
k
F
R
n k
  

 
2
1 2
1
1
ˆ
( )
ˆ
( )
n
i
i
n
i i
i
Y Y
k
R
Y Y
n k





 


2
1
2
2
1
1
•F test for model significance = Model Var/Error Var
39
The Multiple Regression Equation
• We proceed to the derivation of its components:
– The intercept: a
– The regression parameters, b1 and b2
i i
Y a b x b x e
   
1 1 2 2
40
Derivation of the Intercept
n n n
i i i
i i i
n n n n
i i i i
i i i i
n
i
i
n n n
i i i
i i i
a y b x
n n
i i
i i
y a bx e
e y a bx
e y a b x
Because by definition e
y a b x
na y b x
a y bx
  
   

  
 
 
  
  
  

  
  
 
 
   

  
 
1 1 1
1 1 1 1
1
1 1 1
1 1
0
0
41
Derivation of the Regression Coefficient
:
( )
( )
( )
( )
i i i
i i i
n n
i i i
i i
n n
i i i
i i
n
i n n
i
i i i i
i i
n n
i i i i
i i
n
i i
i
n
i
i
Given y a b x e
e y a b x
e y a b x
e y a b x
e
x y b x x
b
x y b x x
x y
b
x
 
 

 
 


  
  
  
  

 

 

 
 

 
 


1 1
2 2
1 1
2
1
1 1
1 1
1
2
1
2 2
0 2 2
42
   
n
i i
i 1
n n
2 2
i i
i 1 i 1
i
i
x y
r
x y
where
x x x
y y y

 

 
 

 
n
i i
i 1
j n
2
i 1
x y
b
x





* y
j
x
sd
b r
sd

Kalau disederhanakan ya seperti ini
Coba rumuskan model struktural dari
kasus berikut ini
•
Model Analisis Jalur
X1
X2
Y2
Y1
Z
21
11
12
21
31
32
31
32
22
1
2
3
Persamaan Struktural
Y1 = 11 X1 + 12 X2 + 1
Y2 = 21 X1 + 22 X2 + 2
Z = 31 X1 + 32 X2 + 31Y1 + 32Y2 + 3
contoh real
Kontribusi Koordinasi dan Motivasi
kerja pegawai terhadap pelayanan
Resp X1 X2 Y
1 36 55 64
2 46 45 55
3 47 60 72
4 25 35 50
5 68 64 79
6 69 44 77
7 57 64 78
8 49 65 72
9 58 63 66
10 67 74 82
11 79 84 87
12 52 73 82
PERTAMA-TAMA RUMUSKAN HIPOTESIS
Hipotesis :
Kemampuan pegawai dalam berkoordinasi dan motivasi
kerja pegawai berkontribusi secara simultan dan
signifikan terhadap produktivitas kerja
Hitung koefisien regresi
Diagram jalurnya adalah
Diagram jalurnya adalah
X1
X2
Y
r12
yx1
yx2
y
r12 = 0.645
Bandingkan dengan F tabel, atau cukup lihat nilai sig
=0.831
yx1= 0.510
yx2= 0.495
Nilai t hitung untuk individual ini dibandingkan
dengan nilai t tabel atau cukup lihat nilai signya
Hipotesa simultan
H0 : yx1 = yx2 0
Kemampuan pegawai dan motivasi kerja berkontribusi
secara simultan dan signifikan terhadap produktivitas
kerja
Lihat tabel anova, berarti hipotesa diterima
Hipotesa Individual
H0 = yx1 > 0
Kemampuan pegawai berkontribusi secara signifikan
terhadap Produktivitas kerja
Hipotesa Individual
H0 = yx2 > 0
Motivasi kerja berkontribusi secara signifikan terhadap
Produktivitas kerja
Lihat tabel koefisien, sig < 0.05 maka hipotesa diterima
Lihat tabel koefisien, sig < 0.05 maka hipotesa ditolak
Rangkuman
Maka hubungan Kausal emperis antara X1 , X2 dan Y adalah
Yang diagram jalurnya adalah
Diagram jalurnya adalah
X1
X2
Y
r12 =0.645
yx1=0.510
yx2=0.495
y=0.169
=0.831
Silakan diberi interpretasi/makna dari hasil yang dipreoleh
58
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (2)
• KEDUA (ASUMSI)
– Asumsi yang melandasi analisis path adalah :
• Di dalam model analisis path, hubungan antar
variabel adalah linier dan aditif
• Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu
hanya sistem aliran causal ke satu arah. Sedangkan
pada model yang mengandung causal bolak-balik
tidak dapat dilakukan analisis path.
• Data variabel endogen minimal dalam skala interval
• Observed variables diukur tanpa kesalahan
(instrumen pengukuran valid dan reliabel).
• Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi)
dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-
konsep yang relevan.
59
Pendugaan Parameter (Perhitungan Koefisien Jalur)
• Metode perhitungan koefisien jalur terdapat tiga cara:
– Pendekatan matriks korelasi; bila model tidak berjenjang (p
= Rx
-1 Ry)
– Koefisien regresi dilanjutkan dengan suatu perhitungan
matematik { pi = bi (Sxi / Sy)}
– Koefisien regresi standardize
• Pada tulisan ini dipilih metode yang terakhir, yaitu regresi
standardize, hal ini mengingat metode ini yang dipandang
paling sederhana.
• Di samping itu, perhitungan goodness of fit berupa
Koefisien Determinasi Total dapat dilakukan secara
sederhana, dan pelaksanaan Theory Triming dapat
dilakukan dengan mudah.
KETIGA
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS
PATH (3)
60
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (3)
• KETIGA
– Pendugaan parameter: Koefisien regresi standardize
• Untuk anak panah bolak-balik , koefisiennya
merupakan koefisien korelasi, r dihitung seperti
biasanya)
• Untuk anak panah satu arah  digunakan perhitungan
regresi data standardize, secara parsiil pada masing-
masing persamaan.
• Metode yang digunakan adalah OLS, yaitu metode
kuadrat terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan
mengingat modelnya rekursif.
61
PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG (3)
 Koefisien pi dinamakan koefisien path pengaruh langsung
 Sedangkan pengaruh tidak langsung dan pengaruh total
dihitung dengan cara :
 Pengaruh langsung Motivasi ke Kepuasan = p1
 Pengaruh tidak langsung Motivasi ke Kinerja melalui
Kepuasan = p1 x p4
 Pengaruh tidak langsung Kepuasan ke Kinerja melalui
Loyalitas = p3 x p5
 Pengaruh total adalah penjumlahan dari pengaruh
langsung dan seluruh pengaruh tidak langsung. Pengaruh
total Kepuasan ke kinerja = p4 + (p3 x p5)
= Pengaruh langsung + Pengaruh tidak langsung
62
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
• Pendugaan parameter dengan Metode OLS,
dimana di dalam software SPSS dihitung
melalui analisis regresi, yaitu dilakukan
pada masing-masing persamaan secara
sendiri-sendiri.
• Pertama, Regresi untuk persamaan :
Kepuasan = 0 + 1 Motivasi + 1
• Atau bilamana sudah dibakukan :
ZKepuasan = 0 + 1 ZMotivasi + 1
63
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
64
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
• Dengan demikian diperoleh model sebagai
berikut.
Kepuasan = -0.00097 + 0.547 Motivasi
• Atau bilamana sudah dibakukan :
ZKepuasan = 0.512 ZMotivasi
• Kedua, Regresi untuk persamaan :
Loyalitas = 0 + 1 Motivasi + 2 Kepuasan +
2
• Atau bilamana sudah dibakukan :
ZLoyalitas = 0 + 1 ZMotivasi + 2 ZKepuasan + 2
65
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
66
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
• Dengan demikian diperoleh model sebagai
berikut.
Loyalitas = -0.305 + 0.517 Motivasi + 0.136
Kepuasan
• Atau bilamana sudah dibakukan :
ZLoyalitas = 0.546 ZMotivasi + 0.154 ZKepuasan
• Ketiga, Regresi untuk persamaan :
Kinerja = 0 + 1 Kepuasan + 2 Loyalitas +
3
• Atau bilamana sudah dibakukan :
ZKinerja = 0 + 1 ZKepuasan + 2 ZLoyalitas + 3
67
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
68
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
• Dengan demikian, diperoleh model sebagai berikut.
Kinerja = -0.353 + 0.212 Kepuasan + 0.383 Loyalitas + 3
• Atau bilamana sudah dibakukan :
ZKinerja = 0.181 ZKepuasan + 0.313 ZLoyalitas + 3
• Berdasarkan model-model pengaruh tersebut, dapat disusun model lintasan
pengaruh sebagai berikut. Model lintasan ini disebut dengan analisis path,
dimana pengruh error ditentukan sebagai berikut :
69
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
70
ANALISIS PATH -
Pendugaan Parameter (3)
• Analisis path dalam bentuk persamaan
disajikan sebagai berikut.
ZKepuasan = 0.512 ZMotivasi
ZLoyalitas = 0.546 ZMotivasi + 0.154 ZKepuasan
ZKinerja = 0.181 ZKepuasan + 0.313 ZLoyalitas + 3
71
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (4)
• KEEMPAT (VALIDITAS MODEL)
Koefisien Determinasi Total
• Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model di ukur
dengan :
• interpretasiya, mirip dengan interpretasi koefisien determinasi
(R2) pada analisis regresi.
• Untuk data ilustrasi diperoleh:
koefisien determinasi total = 1 – (0.859)2 (0.769)2 (0.942)2
= 0.6128
• keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah
sebesar 61.28 %
• model hasil analisis dapat menjelaskan sebesar 61.28 % thdp
fenomena yg dikaji, sedangkan sisanya 38.72 % dijelaskan oleh
variabel lain (yang belum terdapat di dalam model) dan error.
2
ep
2
2
e
2
1
e
2
m P
.
.
.
P
P
1
R 

72
VALIDITAS MODEL (4)
• Theory Triming
– Uji validasi koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh
langsung adalah sama dengan pada regresi, menggunakan nilai p
dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel dibakukan
secara parsiil.
– Berdasarkan theory triming, maka jalur-jalur yang nonsignifikan
dabuang, sehingga diperoleh model yang didukung (konfirmasi)
oleh data empirik.
– Motivasi berpengaruh ke Kinerja bersifat tidak langsung (indirect)
yaitu melalui Loyalitas, dengan koefisien path pengaruh tidak
langsung = 0.546 x 0.313 = 0.171.
73
Theory Triming (4)
74
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (5)
• KELIMA (INTERPRETASI)
– Langkah terakhir di dalam analisis path adalah
melakukan interpretasi hasil analisis.
– Pertama dengan memperhatikan hasil validitas
model. Untuk data ilustrasi, diperoleh
informasi sebagai berikut :
• Berdasarkan koefisien determinasi total, diperoleh
bahwa model dapat menjelaskan informasi yang
terkandung di dalam data, sebesar 61.28%. Angka
ini cukup besar, sehingga layak dilakukan
interpretasi lebih lanjut.
• Lintasan pengaruh yang signifikan adalah dari
Motivasi ke Kinerja melalui Loyalitas.
75
INTERPRETASI (4)
• Kedua, hitung pengaruh total dari setiap variabel yang
mempunyai pengaruh kausal ke variabel endogen. Di dalam
ilustrasi, seandainya seluruh lintasan signifikan, maka harus
dihitung pengaruh total dari Motivasi, Kepuasan dan Loyalitas
terhadap Kinerja. Variabel dengan pengaruh total terbesar
adalah yang memiliki pengaruh terkuat.
• Untuk data ILUSTRASI dapat dihasilkan informasi bahwa upaya
meningkatkan kinerja karyawan harus dilakukan dengan cara
meningkatkan Motivasi dan diikuti dengan upaya agar karyawan
lebih bersifat Loyal.
• Pada keadaan demikian variabel Loyalitas berfungsi sebagai
variabel intervening atau mediating.
• Pengaruh tidak langsung Motivasi ke Kinerja melalui Loyalitas =
0.546 x 0.313 = 0.171
76
MANFAAT ANALISIS PATH
• Bilamana analisis path telah dilakukan
(berdasarkan sampel), maka dapat
dimanfaatkan untuk :
– Penjelasan (explanation) terhadap fenomena
yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.
– Prediksi nilai variabel tergantung berdasarkan
nilai variabel bebas, yang mana prediksi
dengan analisis path ini bersifat kualitatif.
77
MANFAAT ANALISIS PATH
– Faktor determinan, yaitu penentuan variabel
bebas mana yang berpengaruh dominan terhadap
variabel tergantung. Dan juga dapat digunakan
untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur)
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
tergantung.
– Pengujian model, menggunakan theory triming,
baik untuk uji keajegan konsep yang sudah ada
ataupun uji pengembangan konsep baru.

More Related Content

Similar to ANALISA-JALUR-1.ppt

Metode_penelitian_kuantitatif
Metode_penelitian_kuantitatifMetode_penelitian_kuantitatif
Metode_penelitian_kuantitatifmingazevaulitsa
 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modelingFahrul Usman
 
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptxPertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptxHamkaSuryaNugraha1
 
1118-1-2169-1-10-20150205.pdf
1118-1-2169-1-10-20150205.pdf1118-1-2169-1-10-20150205.pdf
1118-1-2169-1-10-20150205.pdfPerlin1
 
Analisis regresi berganda
Analisis regresi berganda Analisis regresi berganda
Analisis regresi berganda Agung Handoko
 
Materi 7 persamaan simultan.pptx
Materi 7 persamaan simultan.pptxMateri 7 persamaan simultan.pptx
Materi 7 persamaan simultan.pptxdwitrifebriana1
 
Metode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatifMetode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatifpanjihendrarso
 
Multivariate Analysis
Multivariate AnalysisMultivariate Analysis
Multivariate Analysisdyahanindita
 
regresi &korelasi
regresi &korelasiregresi &korelasi
regresi &korelasiRatu Bilqis
 
metodologi persentasi.pptx
metodologi persentasi.pptxmetodologi persentasi.pptx
metodologi persentasi.pptxRahmat Mulyana
 
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfMultiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfCHRISTIANTO6
 

Similar to ANALISA-JALUR-1.ppt (20)

Analisis+jalur
Analisis+jalurAnalisis+jalur
Analisis+jalur
 
Modul linear-ganda
Modul linear-gandaModul linear-ganda
Modul linear-ganda
 
Metode_penelitian_kuantitatif
Metode_penelitian_kuantitatifMetode_penelitian_kuantitatif
Metode_penelitian_kuantitatif
 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modeling
 
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptxPertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
 
1118-1-2169-1-10-20150205.pdf
1118-1-2169-1-10-20150205.pdf1118-1-2169-1-10-20150205.pdf
1118-1-2169-1-10-20150205.pdf
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Analisis regresi berganda
Analisis regresi berganda Analisis regresi berganda
Analisis regresi berganda
 
Materi 7 persamaan simultan.pptx
Materi 7 persamaan simultan.pptxMateri 7 persamaan simultan.pptx
Materi 7 persamaan simultan.pptx
 
Metode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatifMetode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
Multivariate
MultivariateMultivariate
Multivariate
 
Multivariate Analysis
Multivariate AnalysisMultivariate Analysis
Multivariate Analysis
 
regresi &korelasi
regresi &korelasiregresi &korelasi
regresi &korelasi
 
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi KlasikUji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik
 
regresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdfregresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdf
 
Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1
 
metodologi persentasi.pptx
metodologi persentasi.pptxmetodologi persentasi.pptx
metodologi persentasi.pptx
 
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfMultiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
 
Tugas ppt
Tugas pptTugas ppt
Tugas ppt
 

More from Heartbeatkost

PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptPPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptHeartbeatkost
 
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxdokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxHeartbeatkost
 
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdftoksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdfHeartbeatkost
 
Leishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxLeishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxHeartbeatkost
 
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxAKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxHeartbeatkost
 
diabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxdiabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxHeartbeatkost
 
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptxHeartbeatkost
 
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxPENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxHeartbeatkost
 
Tugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxTugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxHeartbeatkost
 
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdfHeartbeatkost
 
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptPENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptHeartbeatkost
 

More from Heartbeatkost (15)

TRANSPORTATION.pptx
TRANSPORTATION.pptxTRANSPORTATION.pptx
TRANSPORTATION.pptx
 
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptPPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
 
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxdokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
 
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdftoksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
 
Leishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxLeishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptx
 
GAGAL_GINJAL.pptx
GAGAL_GINJAL.pptxGAGAL_GINJAL.pptx
GAGAL_GINJAL.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxAKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
 
diabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxdiabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptx
 
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
 
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxPENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
 
ACS.ppt
ACS.pptACS.ppt
ACS.ppt
 
Tugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxTugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptx
 
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
 
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptPENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
 
AKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdfAKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdf
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

ANALISA-JALUR-1.ppt

  • 2. Sejarah • Diperkenalkan oleh Sewall Wright (1921) - ahli genetika • Dipopulerkan oleh Otis Dudley Duncan (1966) - ahli sosiologi • Land (1968) membahas secara teoritis dan prosedur analisis jalur
  • 3. Analisis Jalur • Berkaitan dengan Korelasi dan Regresi Korelasi : – kuat hubungan antar variabel – secara tidak langsung : dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada satu variabel, jika variabel yang lain mempunyai nilai tertentu Regresi :dapat melakukan peramalan terhadap variabel dependen jika variabel independen dikendalikan
  • 4. Korelasi dan Regresi • Tidak mempermasalahkan mengapa (why) hubungan tersebut terjadi • Tidak mempermasalahkan apakah hubungan antar variabel disebabkan oleh variabel itu sendiri atau mungkin dipengaruhi oleh variabel lain
  • 5. Analisis Jalur • Mempelajari apakah hubungan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel independen terhadap variabel dependen • Mempelajari ketergantungan sejumlah variabel dalam suatu model (model kausal) • Menganalisis hubungan antar variabel dari model kausal yang telah dirumuskan oleh peneliti atas dasar pertimbangan teoritis
  • 6. Analisis Jalur • Menguji seperangkat hipotesis kausal dan menginterpretasikan hubungan tersebut (langsung atau tidak langsung) • Penting : Cara berpikir kausal !!!!
  • 7. 7 HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM PENELITIAN • Korelasi dan Kausalitas X Y X Y X Y X Y
  • 9. 9 HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM PENELITIAN • Hubungan langsung dan tidak langsung X Y Z Hubungan langsung Z ke Y Hubungan tidak langsung Z ke Y melalui X V Hubungan tidak langsung Z ke Y melalui X dan V Contoh hubungan Z ke Y
  • 10. Contoh Analisis Jalur Pekerjaan Orang tua Pendidikan Orang tua Pendidikan Anak Pekerjaan Anak Status Sosial Anak
  • 11. Asumsi dalam Analisis Jalur 1. Hubungan antar variabel linier 2. Sifat aditif 3. Skala pengukuran minimal interval 4. Hubungan sebab akibat (landasan teoritis) 5. Syarat lain ~ multiple regression
  • 13. Analisis Jalur sebagai alat penguji model • Analisis jalur dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari pengaruh (efek) secara langsung dan secara tidak langsung dari variable bebas terhadap variable terikat. Analisis ini merupakan salah satu pilihan dalam rangka mempelajari ketergantungan sejumlah variable di dalam model. • Analisis jalur digunakan untuk menelaah hubungan antara model kausal yang telah dirumuskan peneliti atas dasar pertimbangan teoritis dan pengetahuan tertentu. Hubungan kausal selain didasarkan pada data, juga didasarkan pada pengetahuan, perumusan hipotesis dan analisis logis, sehingga dapat dikatakan analisis jalur dapat digunakan untuk menguji seperangkat hipotesis kausal serta untuk menafsirkan hubungan
  • 14. • Model kausal dibedakan antara variabel eksogenus dan variabel endogenus. Variabel eksogenus atau variabel bebas adalah variabel yang keragamannya tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam sistim. Variabel endogenus/ tidak bebas/dependent/antara adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh variabel eksogenus dan variabel endogenus lainnya di dalam model. • Cara yang digunakan untuk menguji model adalah menghitung semua koefisien jalur dalam model, kemudian dilakukan penyaringan berdasar uji statistik dengan menghitung koefisien arah β menggunakan regresi. Jika bermakna maka koefisien jalur signifikan, jika tidak bermakna maka koefisien tersebut dihilangkan.
  • 15. Analisis regresi bermanfaat menggambarkan hubungan sebab akibat antara variable sehingga diperoleh model terbaik yang menggambarkan hubungan antara kedua jenis variable tersebut. Beberapa macam analisis regresi: regresi linier, ordinal, logistik, pohon regresi dll. Analisis regresi dan analisis jalur dapat dikerjakan dengan menggunakan SPSS.
  • 16. PATH ANALYSIS • Merupakan perluasan dr analisis regresi yg digunakan untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sbg variabel penyebab terhadap seperangkat variabel lain yg merupakan variabel akibat. • Bertujuan utk menguji apakah model yg diusulkan didukung oleh data, dg cara membandingkan matriks korelasi teoritis dan matriks korelasi empiris. Jika kedua matriks relatif sama, maka model dikatakan cocok. • Pengujian dilakukan dg menggunakan koefisien determinasi ganda (multiple determination) - (Pedhazur, 1982).
  • 17. 17 JENIS-JENIS MODEL STRUKTURAL X Z V Path Analysis Models • Hanya melibatkan variabel-variabel indikator tanpa melibatkan analisis terhadap konstruk atau konsep yang ingin diukur • Ini berarti semua variabel yang dilihat adalah terukur atau terobservasi Y
  • 18. 18 JENIS-JENIS MODEL STRUKTURAL Z1 Confirmatory factor analysis models Z2 Z3 X1 X2 X3 Y1 Y2 • Bertujuan untuk mengevaluasi pola-pola hubungan antara beberapa konstruk • Dalam model tidak diasumsikan adanya arah hubungan antara konstruk, tetapi hanya ada hubungan korelatif • Variabel konstruk merupakan variabel yang tidak terobservasi • Setiap konstruk dibangun oleh beberapa indikator
  • 19. 19 JENIS-JENIS MODEL STRUKTURAL Structural Equation Modeling Z1 Z2 Z3 Z4 X1 X3 Y2 Y3 V2 V1 Y1 • Menganalisis sekaligus variabel indikator, variabel laten/konstruk,dan kekeliruan pengukuran • Menganalisis hubungan antara indikator dengan konstruk yang dikenal dengan nama measurement equation • Menganalisis hubungan antara variabel laten satu dengan variabel laten yang lain yang dikenal dengan nama structural equation X2
  • 20. • Estimasi jalur dapat dilakukan dengan regresi OLS atau MLE (antar software bisa berbeda metode estimasi) • Model Jalur (Path Model), mpk diagram yg mengaitkan variabel bebas, variabel antara, dan variabel terikat. – Panah tunggal menunjukkan hubungan antara variabel bebas (eksogen)/variabel antara dan variabel endogen (terikat). – Panah ganda menunjukkan hubungan sepasang variabel eksogen. – Terkadang panjang panah dalam model jalur menunjukkan proporsi besarnya koefisien jalur. KONSEP PENTING (1)
  • 21. • Causal Path, untuk suatu variabel meliputi (1) jalur langsung yg mengarah ke variabel tsb, dan (2) korelasi jalur (variabel endogen berkorelasi dg variabel lain yg memiliki jalur (panah) menuju ke variabel tertentu. • Contoh model jalur: – Model diatas memiliki variabel eksogen A, B, dan C yg saling berkorelasi dan variabel endogen D dan E. – Suku error tidak dimunculkan. – Jalur yg menyatakan variabel yg mempengaruhi D adalah A ke D, B ke D, dan jalur yg menyatakan pengaruh tdk langsung thd D adalah dari B ke A ke D, dari C ke A ke D, dan dari C ke B ke D. KONSEP PENTING (2) A B C D E
  • 22. • Variabel eksogen dan endogen. – Variabel eksogen = variabel yg tdk dipengaruhi variabel lain (tdk ada panah yg mengarah ke variabel tsb). Jika 2 variabel eksogen saling berkorelasi, hal ini diindikasikan oleh panah 2 arah yg menghubungkan variabel tsb. – Variabel endogen = variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (ada panah yg mengarah ke variabel tsb). Variabel endogen terdiri atas variabel antara (intervening variables) dan variabel terikat (dependent variables). – Variabel antara memiliki panah yg mengarah dan yg meninggalkan variabel tsb, sedangkan variabel terikat hanya memiliki panah yg mengarah ke variabel tsb. KONSEP PENTING (3)
  • 23. • Koefisien Jalur (path coefficient), mpk koefisien regresi yg distandarisasi (beta) yg menunjukkan pengaruh langsung dr suatu variabel bebas thd variabel terikat pada suatu model jalur. Misal pada model regresi dg satu variabel bebas, koefisien beta (koefisien b untuk data yg dibakukan) akan sama dg koefisien korelasi, shg pada kasus model jalur dg satu variabel terikat dan satu variabel eksogen, koefisien jalur dlm kasus tsb merupakan koefisien korelasi ordo nol. KONSEP PENTING (4)
  • 24. • Misal model berikut (Bryman, A. and D. Cramer, 1990): • Model tsb dpt dituliskan sbb: 1. Mutu Pendidikan = b11kepemimpinan +b12Ikl Org+b13kinerja+e1 2. Income = b21age+b22ikl org+e2 3. Ikl Org = b31Kepemimpinan+e3 • Koefisien jalur (b) dlm persamaan tsb mpk koef. regresi parsial yg dibakukan. Koef. jalur disebut jg koefisien p atau pembobot beta sederhana, yg didasarkan pd kegunaan dlm model regresi berganda. KONSEP PENTING (5) kepemimpinan Ikl Org Mutu pendidikan Kinerja
  • 25. • Unsur gangguan (disturbance term). Suku sisaan/ kesalahan, disebut juga unsur gangguan, merefleksikan keragaman yg tidak dapat dijelaskan (pengaruh dari variabel yg tidak terukur) dan kesalahan pengukuran. • Besarnya pengaruh unsur gangguan untuk suatu variabel endogen adalah (1 – R2). • Besarnya nilai koefisien jalur adalah KONSEP PENTING (6) 2 R 1
  • 26. • Signifikansi dan goodness of fit dalam model jalur. – Untuk menguji koefisien jalur secara individual dpt digunakan nilai uji t atau F dari output regresi. – Untuk menguji model jalur digunakan uji goodness of fit. – Uji goodness of fit dpt dilakukan dg memasukkan model beserta data yg digunakan ke dlm program model persamaan struktural (structural equation modeling) spt LISREL dan AMOS. KONSEP PENTING (7)
  • 27. Asumsi-asumsi melandasi Analisis Path adalah : a) Di dalam model analisis path hubungan antar variabel adalah linier dan aditif, b) Hanya model rekrusif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal resiprokal tidak dapat dilakukan analisis path, c) Variabel endongen minimal dalam skala ukuran interval, d) Observe variabel diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel) e) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diindentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep- konsep yang relevan (Solimun, 2002).
  • 29. 29 ILUSTRASI • Suatu penelitian berbentuk survey (observasional) bertujuan ingin menguji model pengaruh beberapa variabel terhadap variabel kinerja karyawan (telah dibahas pada analisis faktor) • Sistem hubungan sbb: Kepuasan Loyalitas Kinerja Motivasi
  • 30. 30 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (1) • PERTAMA (PERANCANGAN MODEL) – Merancang model berdasarkan konsep dan teori. Misal, secara teoritis : • Variabel Motivasi berpengaruh terhadap Kepuasan dan Loyalitas. • Loyalitas dipengaruhi oleh Kepuasan. • Variabel Kepuasan dan Loyalitas berpengaruh terhadap Kinerja. – Berdasarkan hubung-hubungan antar variabel secara teoritis tersebut, dapat dibuat model HIPOTETIK
  • 31. 31 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (1) KONSTRUKSI DIAGRAM JALUR
  • 32. 32 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (1) • Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, sehingga membentuk sistem persamaan / sistem persamaan simultan / model struktural. (1) Kepuasan = 1 Motivasi + 1 (2) Loyalitas = 1 Motivasi + 2 Kepuasan + 2 (3) Kinerja = 1 Kepuasan + 2 Loyalitas + 3 KONVERSI DIAGRAM JALUR KE PERSAMAAN
  • 33. 33 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (1) • Atau bilamana sudah dibakukan : (1) ZKepuasan = 1 ZMotivasi + 1 (2) ZLoyalitas = 1 ZMotivasi + 2 ZKepuasan + 2 (3) ZKinerja = 1 ZKepuasan + 2 ZLoyalitas + 3 • Mengingat model tersebut dikembangkan untuk menjawab permasalahan penelitian dan berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model hipotetik.
  • 34. Bagaimana menentukan koefisien regresi di atas • tidak sama dengan menentukan koefisien regresi linear biasa • Kalau mau manual lihat rumus berikut
  • 35. 35 Graphical Decomposition of Effects X Y ŷ a bx   X Y i Y  ˆ i i y y error   ŷ y regression effect     i y y T otal E ffect   Decomposition of Effects
  • 36. 36 Decomposition of the sum of squares ˆ ˆ ( ) ˆ ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) ( ) ˆ ˆ ( ) ( ) ( ) i i i i i i i i n n n i i i i i i i Y Y Y Y Y Y total effect error effects regression model effect Y Y Y Y Y Y per case i Y Y Y Y Y Y per case i Y Y Y Y Y Y for data set                             2 2 2 2 2 2 1 1 1
  • 37. 37 Decomposition of the sum of squares • Total SS = model SS + error SS and if we divide by df • This yields the Variance Decomposition: We have the total variance= model variance + error variance ˆ ˆ ( ) ( ) ( ) n n n i i i i i i i Y Y Y Y Y Y n n k k               2 2 2 1 1 1 1 1
  • 38. 38 F test for significance and R2 for magnitude of effect • R2 = Model var/total var ( , ) k n k R k F R n k       2 1 2 1 1 ˆ ( ) ˆ ( ) n i i n i i i Y Y k R Y Y n k          2 1 2 2 1 1 •F test for model significance = Model Var/Error Var
  • 39. 39 The Multiple Regression Equation • We proceed to the derivation of its components: – The intercept: a – The regression parameters, b1 and b2 i i Y a b x b x e     1 1 2 2
  • 40. 40 Derivation of the Intercept n n n i i i i i i n n n n i i i i i i i i n i i n n n i i i i i i a y b x n n i i i i y a bx e e y a bx e y a b x Because by definition e y a b x na y b x a y bx                                              1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
  • 41. 41 Derivation of the Regression Coefficient : ( ) ( ) ( ) ( ) i i i i i i n n i i i i i n n i i i i i n i n n i i i i i i i n n i i i i i i n i i i n i i Given y a b x e e y a b x e y a b x e y a b x e x y b x x b x y b x x x y b x                                          1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 0 2 2
  • 42. 42     n i i i 1 n n 2 2 i i i 1 i 1 i i x y r x y where x x x y y y            n i i i 1 j n 2 i 1 x y b x     
  • 43. * y j x sd b r sd  Kalau disederhanakan ya seperti ini
  • 44. Coba rumuskan model struktural dari kasus berikut ini •
  • 46. Persamaan Struktural Y1 = 11 X1 + 12 X2 + 1 Y2 = 21 X1 + 22 X2 + 2 Z = 31 X1 + 32 X2 + 31Y1 + 32Y2 + 3
  • 47. contoh real Kontribusi Koordinasi dan Motivasi kerja pegawai terhadap pelayanan Resp X1 X2 Y 1 36 55 64 2 46 45 55 3 47 60 72 4 25 35 50 5 68 64 79 6 69 44 77 7 57 64 78 8 49 65 72 9 58 63 66 10 67 74 82 11 79 84 87 12 52 73 82
  • 48. PERTAMA-TAMA RUMUSKAN HIPOTESIS Hipotesis : Kemampuan pegawai dalam berkoordinasi dan motivasi kerja pegawai berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap produktivitas kerja Hitung koefisien regresi Diagram jalurnya adalah
  • 51. Bandingkan dengan F tabel, atau cukup lihat nilai sig =0.831
  • 52. yx1= 0.510 yx2= 0.495 Nilai t hitung untuk individual ini dibandingkan dengan nilai t tabel atau cukup lihat nilai signya
  • 53. Hipotesa simultan H0 : yx1 = yx2 0 Kemampuan pegawai dan motivasi kerja berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap produktivitas kerja Lihat tabel anova, berarti hipotesa diterima
  • 54. Hipotesa Individual H0 = yx1 > 0 Kemampuan pegawai berkontribusi secara signifikan terhadap Produktivitas kerja Hipotesa Individual H0 = yx2 > 0 Motivasi kerja berkontribusi secara signifikan terhadap Produktivitas kerja Lihat tabel koefisien, sig < 0.05 maka hipotesa diterima Lihat tabel koefisien, sig < 0.05 maka hipotesa ditolak
  • 55. Rangkuman Maka hubungan Kausal emperis antara X1 , X2 dan Y adalah Yang diagram jalurnya adalah
  • 56. Diagram jalurnya adalah X1 X2 Y r12 =0.645 yx1=0.510 yx2=0.495 y=0.169 =0.831 Silakan diberi interpretasi/makna dari hasil yang dipreoleh
  • 57.
  • 58. 58 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (2) • KEDUA (ASUMSI) – Asumsi yang melandasi analisis path adalah : • Di dalam model analisis path, hubungan antar variabel adalah linier dan aditif • Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran causal ke satu arah. Sedangkan pada model yang mengandung causal bolak-balik tidak dapat dilakukan analisis path. • Data variabel endogen minimal dalam skala interval • Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel). • Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep- konsep yang relevan.
  • 59. 59 Pendugaan Parameter (Perhitungan Koefisien Jalur) • Metode perhitungan koefisien jalur terdapat tiga cara: – Pendekatan matriks korelasi; bila model tidak berjenjang (p = Rx -1 Ry) – Koefisien regresi dilanjutkan dengan suatu perhitungan matematik { pi = bi (Sxi / Sy)} – Koefisien regresi standardize • Pada tulisan ini dipilih metode yang terakhir, yaitu regresi standardize, hal ini mengingat metode ini yang dipandang paling sederhana. • Di samping itu, perhitungan goodness of fit berupa Koefisien Determinasi Total dapat dilakukan secara sederhana, dan pelaksanaan Theory Triming dapat dilakukan dengan mudah. KETIGA LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (3)
  • 60. 60 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (3) • KETIGA – Pendugaan parameter: Koefisien regresi standardize • Untuk anak panah bolak-balik , koefisiennya merupakan koefisien korelasi, r dihitung seperti biasanya) • Untuk anak panah satu arah  digunakan perhitungan regresi data standardize, secara parsiil pada masing- masing persamaan. • Metode yang digunakan adalah OLS, yaitu metode kuadrat terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif.
  • 61. 61 PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG (3)  Koefisien pi dinamakan koefisien path pengaruh langsung  Sedangkan pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dihitung dengan cara :  Pengaruh langsung Motivasi ke Kepuasan = p1  Pengaruh tidak langsung Motivasi ke Kinerja melalui Kepuasan = p1 x p4  Pengaruh tidak langsung Kepuasan ke Kinerja melalui Loyalitas = p3 x p5  Pengaruh total adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dan seluruh pengaruh tidak langsung. Pengaruh total Kepuasan ke kinerja = p4 + (p3 x p5) = Pengaruh langsung + Pengaruh tidak langsung
  • 62. 62 ANALISIS PATH - Pendugaan Parameter (3) • Pendugaan parameter dengan Metode OLS, dimana di dalam software SPSS dihitung melalui analisis regresi, yaitu dilakukan pada masing-masing persamaan secara sendiri-sendiri. • Pertama, Regresi untuk persamaan : Kepuasan = 0 + 1 Motivasi + 1 • Atau bilamana sudah dibakukan : ZKepuasan = 0 + 1 ZMotivasi + 1
  • 64. 64 ANALISIS PATH - Pendugaan Parameter (3) • Dengan demikian diperoleh model sebagai berikut. Kepuasan = -0.00097 + 0.547 Motivasi • Atau bilamana sudah dibakukan : ZKepuasan = 0.512 ZMotivasi • Kedua, Regresi untuk persamaan : Loyalitas = 0 + 1 Motivasi + 2 Kepuasan + 2 • Atau bilamana sudah dibakukan : ZLoyalitas = 0 + 1 ZMotivasi + 2 ZKepuasan + 2
  • 66. 66 ANALISIS PATH - Pendugaan Parameter (3) • Dengan demikian diperoleh model sebagai berikut. Loyalitas = -0.305 + 0.517 Motivasi + 0.136 Kepuasan • Atau bilamana sudah dibakukan : ZLoyalitas = 0.546 ZMotivasi + 0.154 ZKepuasan • Ketiga, Regresi untuk persamaan : Kinerja = 0 + 1 Kepuasan + 2 Loyalitas + 3 • Atau bilamana sudah dibakukan : ZKinerja = 0 + 1 ZKepuasan + 2 ZLoyalitas + 3
  • 68. 68 ANALISIS PATH - Pendugaan Parameter (3) • Dengan demikian, diperoleh model sebagai berikut. Kinerja = -0.353 + 0.212 Kepuasan + 0.383 Loyalitas + 3 • Atau bilamana sudah dibakukan : ZKinerja = 0.181 ZKepuasan + 0.313 ZLoyalitas + 3 • Berdasarkan model-model pengaruh tersebut, dapat disusun model lintasan pengaruh sebagai berikut. Model lintasan ini disebut dengan analisis path, dimana pengruh error ditentukan sebagai berikut :
  • 70. 70 ANALISIS PATH - Pendugaan Parameter (3) • Analisis path dalam bentuk persamaan disajikan sebagai berikut. ZKepuasan = 0.512 ZMotivasi ZLoyalitas = 0.546 ZMotivasi + 0.154 ZKepuasan ZKinerja = 0.181 ZKepuasan + 0.313 ZLoyalitas + 3
  • 71. 71 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (4) • KEEMPAT (VALIDITAS MODEL) Koefisien Determinasi Total • Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model di ukur dengan : • interpretasiya, mirip dengan interpretasi koefisien determinasi (R2) pada analisis regresi. • Untuk data ilustrasi diperoleh: koefisien determinasi total = 1 – (0.859)2 (0.769)2 (0.942)2 = 0.6128 • keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar 61.28 % • model hasil analisis dapat menjelaskan sebesar 61.28 % thdp fenomena yg dikaji, sedangkan sisanya 38.72 % dijelaskan oleh variabel lain (yang belum terdapat di dalam model) dan error. 2 ep 2 2 e 2 1 e 2 m P . . . P P 1 R  
  • 72. 72 VALIDITAS MODEL (4) • Theory Triming – Uji validasi koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan pada regresi, menggunakan nilai p dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel dibakukan secara parsiil. – Berdasarkan theory triming, maka jalur-jalur yang nonsignifikan dabuang, sehingga diperoleh model yang didukung (konfirmasi) oleh data empirik. – Motivasi berpengaruh ke Kinerja bersifat tidak langsung (indirect) yaitu melalui Loyalitas, dengan koefisien path pengaruh tidak langsung = 0.546 x 0.313 = 0.171.
  • 74. 74 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH (5) • KELIMA (INTERPRETASI) – Langkah terakhir di dalam analisis path adalah melakukan interpretasi hasil analisis. – Pertama dengan memperhatikan hasil validitas model. Untuk data ilustrasi, diperoleh informasi sebagai berikut : • Berdasarkan koefisien determinasi total, diperoleh bahwa model dapat menjelaskan informasi yang terkandung di dalam data, sebesar 61.28%. Angka ini cukup besar, sehingga layak dilakukan interpretasi lebih lanjut. • Lintasan pengaruh yang signifikan adalah dari Motivasi ke Kinerja melalui Loyalitas.
  • 75. 75 INTERPRETASI (4) • Kedua, hitung pengaruh total dari setiap variabel yang mempunyai pengaruh kausal ke variabel endogen. Di dalam ilustrasi, seandainya seluruh lintasan signifikan, maka harus dihitung pengaruh total dari Motivasi, Kepuasan dan Loyalitas terhadap Kinerja. Variabel dengan pengaruh total terbesar adalah yang memiliki pengaruh terkuat. • Untuk data ILUSTRASI dapat dihasilkan informasi bahwa upaya meningkatkan kinerja karyawan harus dilakukan dengan cara meningkatkan Motivasi dan diikuti dengan upaya agar karyawan lebih bersifat Loyal. • Pada keadaan demikian variabel Loyalitas berfungsi sebagai variabel intervening atau mediating. • Pengaruh tidak langsung Motivasi ke Kinerja melalui Loyalitas = 0.546 x 0.313 = 0.171
  • 76. 76 MANFAAT ANALISIS PATH • Bilamana analisis path telah dilakukan (berdasarkan sampel), maka dapat dimanfaatkan untuk : – Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti. – Prediksi nilai variabel tergantung berdasarkan nilai variabel bebas, yang mana prediksi dengan analisis path ini bersifat kualitatif.
  • 77. 77 MANFAAT ANALISIS PATH – Faktor determinan, yaitu penentuan variabel bebas mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel tergantung. Dan juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. – Pengujian model, menggunakan theory triming, baik untuk uji keajegan konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.