SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Jintan Hitam
Jintan Hitam
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Traceobionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Ranuculases
Famili : Ranuculaceae
Genus : Nigella
Spesies : Nigella sativa L.
Sinonim : Nigella cretica miller,
Nigella indica Roxb
Deskripsi Tanaman
Tema setahun berbatang tegak. Batang
biasanya berusuk dan berbulu kasar, rapat
atau jarang –jarang dan disertai dengan
adanya bulu –bulu yang berkelenjar.
Bentuk daun lanset berbentuk garis,
panjang 1,5 cm sampai 2 cm, ujung
meruncing, terdapat tiga tulang daun yang
berbulu.
Ekologi dan Penyebaran
Jinten hitam dipercaya berasal dari Mediterania ( seputar
Laut Tengah ), Eropa Selatan sampai ke India. Bentuknya
kecil berserabut, ukurannya tidak lebih dari 3mm, dapat
tumbuh sampai pada ketinggian 1100mm dari permukaan
laut. Biasanya ditanam didaera pegunungan ataupun
sengaja ditanam dihalaman atau lading sebagai tumbuhan
rempah-rempah. Daerah sentra produksi Jintan di
Indonesia adalah Sumatrea dan Jawa serta diberbagai
daerah lainnya.
Bagian yang digunakan
Biji jinten hitam dipanen dari tanaman yang sudah
mengering tetapi belum kering benar, umur tanaman 110
sampai 115 hari, tanaman berwarna coklat
kekuningan. Cara panen dicabut atau dipotong pada
batangnya, dipanen pada pagi hari sebelum matahari
terbit, agar minyak atsiri dalam biji jinten hitam tidak
menguap
Makroskopik
Biji agak keras, bentuk limas ganda dengan kedua
ujungnya meruncing, limas yang satu lebih pendek
dari yang lain, bersudut 3 sampai 4, panjang 1,5 mm
sampai 2 mm, lebar lebih kurang 1 mm, permukaan
luar berwarna hitam kecoklatan, hitam kelabu sampai
hitam, berbintik-bintik, kasar, berkerut, kadang-
kadang dengan beberapa rusuk membujur atau
melintang. Pada penampang melintang biji terlihat
kulit biji berwarna coklat kehitaman sampai hitam,
endosperm berwarna kuning kemerahan, kelabu, atau
kelabu kehitaman, lembaga berwarna kuning pucat
sampai kelabu.
Mikroskopik
 Kulit biji epidermis luar : selapis sel yang termampat, bentuk
memanjang, kadang-kadang berupa papila pendek, dinding
tipis, warna coklat muda atau coklat kehijauan. Dibawah
epidermis terdapat beberapa lapis sel parenkimatik, bentuk
memanjang, termampat, tidak berwarna atau berwarna
kehijauan, pada tiap rusuk diduga terdapat berkas pembuluh,
floem dan xylem sukar dibedakan karena selnya termampat,
pada daerah ini sel parenkim dibawah epidermis tidak
termampat dan selnya besar berbentuk pilogonal, kemudian
berturut-turut terdapat selapis sel berbentuk persegi empat,
berdinding tipis, tidak berwarna atau berwarna kehijauan,
didalam sel terdapat hablur berbentuk prisma besar, kadang-
kadang hamper memenuhi ruangan sel, pada penambahan
asam klorida pekat P hablur tidak larut, selapis sel berbentuk
palisade, tinggi ± 65 ?m, tersusun sangat teratur, dinding
tangensial dalam dan dinding radial sangat tebal, warna agak
kekuningan atau tidak berlignin, lumen sangat kecil terdapat
di ujung bagian luar, berbentuk trapesium atau bundar telur,
warna coklat kekuningan, selapis sel parenkimatik, bentuk
persegi empat tidak teratur, dinding tipis, sel jernih.
 Epidermis dalam : selapis sel berbentuk persegi
empat tidak teratur, sel agak besar, lumen jernih,
dinding berwarna coklat berpenebalan jala, dinding
tangensial dalam lebih tebal. Endosperm terdiri dari
sel berbentuk polygonal, dinding tipis, tidak
berwarna, penuh berisi butir aleuron dan tetes-tetes
minyak. Embrio selnya lebih kecil dari sel
endosperm, dinding tipis, berisi butir aleuron dan
tetes-tetes minyak.
 Serbuk : warna kelabu kehitaman. Fragmen
pengenal adalah fragmen epidemis luar yang
termampat dan berpapila pendek, fragmen sel
palisade terlihat tangensial, fragmen kulit biji,
fragmen epidermis dalam, fragmen sel berhablur
terlihat tangensial, fragmen endosperm dan
fragmen sel parenkimatik di bawah lapisan sel
palisade.
Identifikasi
 Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna
coklat.
 Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P;
terjadi warna coklat.
 Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida
P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.
 Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P
5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.
 Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi
warna hijau kekuningan.
 Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan kalium idoida P 6%
b/v; terjadi warna kuning.Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes
larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.
 Kadar abu tidak lebih dari 8 %.
 Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 1,3 %.
 Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 22 %.
 Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 18 %.
 Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %.
Kandungan Jinten Hitam
Kandungan biji jintan hitam antara lain:
1. Timokuin
2. Timohidrokuinon
3. Ditimokuinon
4. Thymol
5. Carvacrol
6. Nigellicine
7. Nigellidine
8. nigellimine-N-oxide
9. Alpha-hedrin
Kegunaan
Jinten hitam berguna untuk:
Mencegah terjadinya kejang otot dan melebarkan saluran
pernafasan, anti radang dan juga anti nyeri, batuk dan
demam, melancarkan dan menghilangkan nyeri haid,
mengobati wasir, antihistamin, menghangatkan badan,
serta dapat melancarkan buang air kecil, antioksidan
stimulansia, karminatifa, diaforetika
Cara pengolahan simplisia
Pengolahan simplisia meliputi biji jinten hitam
dipanen dari tanaman yang sudah mengering tetapi
belum kering benar, umur tanaman 110 sampai 115
hari, tanaman berwarna coklat kekuningan. Cara
panen yaitu dicabut atau dipotong pada batangnya,
dipanen pada pagi hari sebelum matahari terbit, agar
minyak atsiri dalam biji jinten hitam tidak
menguap. Dapat digunakan alat perontok untuk
memisahkan biji dari tanaman, kemudian dibersihkan
dengan blower agar kotoran terpisah dari biji. Biji
dikeringkan, disimpan atau bisa langsung digunakan.
Terima kasih

More Related Content

Similar to 226429736-jinten-hitam-pptx.pptx

Tanaman obat
Tanaman obatTanaman obat
Tanaman obatVJ Asenk
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
 
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptxHerbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptxtazaathifah
 
Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67
Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67
Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67Akbar Jaya
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidSapan Nada
 
Kliping keanekaragaman hayati 8
Kliping keanekaragaman hayati 8Kliping keanekaragaman hayati 8
Kliping keanekaragaman hayati 8rafi sariadi
 
Eubacteria Gram Positif
Eubacteria Gram PositifEubacteria Gram Positif
Eubacteria Gram Positifnana
 
Hama dan Penyakit Alpukat.pdf
Hama dan Penyakit Alpukat.pdfHama dan Penyakit Alpukat.pdf
Hama dan Penyakit Alpukat.pdfAsikin3
 
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetiksat rahayuwati
 
Rubus moluccanus ppt
Rubus moluccanus pptRubus moluccanus ppt
Rubus moluccanus pptBayu Setiawan
 
Klasifikasi Makhluk Hidup di Sekolah Ku ( Hafsoh U F ) SMP N 3 Madiun
Klasifikasi Makhluk Hidup di Sekolah Ku ( Hafsoh U F ) SMP N 3 Madiun Klasifikasi Makhluk Hidup di Sekolah Ku ( Hafsoh U F ) SMP N 3 Madiun
Klasifikasi Makhluk Hidup di Sekolah Ku ( Hafsoh U F ) SMP N 3 Madiun Hafsoh Ulfiana Fauziah
 
PPT (LAMUN).pptx
PPT  (LAMUN).pptxPPT  (LAMUN).pptx
PPT (LAMUN).pptxALLKuliah
 

Similar to 226429736-jinten-hitam-pptx.pptx (20)

Tanaman obat
Tanaman obatTanaman obat
Tanaman obat
 
Minyak jinten
Minyak jintenMinyak jinten
Minyak jinten
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
 
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptxHerbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
 
Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67
Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67
Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
 
Pertanian
PertanianPertanian
Pertanian
 
Peranan Plantae
Peranan PlantaePeranan Plantae
Peranan Plantae
 
Biologi - 3 Tumbuhan
Biologi - 3 TumbuhanBiologi - 3 Tumbuhan
Biologi - 3 Tumbuhan
 
Kliping keanekaragaman hayati 8
Kliping keanekaragaman hayati 8Kliping keanekaragaman hayati 8
Kliping keanekaragaman hayati 8
 
Eubacteria Gram Positif
Eubacteria Gram PositifEubacteria Gram Positif
Eubacteria Gram Positif
 
Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
Pdf.pdf
Pdf.pdfPdf.pdf
Pdf.pdf
 
Hama dan Penyakit Alpukat.pdf
Hama dan Penyakit Alpukat.pdfHama dan Penyakit Alpukat.pdf
Hama dan Penyakit Alpukat.pdf
 
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
 
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
 
Kersen
KersenKersen
Kersen
 
Rubus moluccanus ppt
Rubus moluccanus pptRubus moluccanus ppt
Rubus moluccanus ppt
 
Klasifikasi Makhluk Hidup di Sekolah Ku ( Hafsoh U F ) SMP N 3 Madiun
Klasifikasi Makhluk Hidup di Sekolah Ku ( Hafsoh U F ) SMP N 3 Madiun Klasifikasi Makhluk Hidup di Sekolah Ku ( Hafsoh U F ) SMP N 3 Madiun
Klasifikasi Makhluk Hidup di Sekolah Ku ( Hafsoh U F ) SMP N 3 Madiun
 
PPT (LAMUN).pptx
PPT  (LAMUN).pptxPPT  (LAMUN).pptx
PPT (LAMUN).pptx
 

More from Heartbeatkost

PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptPPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptHeartbeatkost
 
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxdokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxHeartbeatkost
 
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdftoksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdfHeartbeatkost
 
Leishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxLeishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxHeartbeatkost
 
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxAKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxHeartbeatkost
 
diabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxdiabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxHeartbeatkost
 
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxPENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxHeartbeatkost
 
Tugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxTugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxHeartbeatkost
 
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdfHeartbeatkost
 
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptPENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptHeartbeatkost
 

More from Heartbeatkost (15)

TRANSPORTATION.pptx
TRANSPORTATION.pptxTRANSPORTATION.pptx
TRANSPORTATION.pptx
 
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptPPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
 
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxdokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
 
ANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.pptANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.ppt
 
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdftoksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
 
Leishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxLeishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptx
 
GAGAL_GINJAL.pptx
GAGAL_GINJAL.pptxGAGAL_GINJAL.pptx
GAGAL_GINJAL.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxAKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
 
diabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxdiabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptx
 
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxPENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
 
ACS.ppt
ACS.pptACS.ppt
ACS.ppt
 
Tugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxTugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptx
 
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
 
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptPENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
 
AKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdfAKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdf
 

Recently uploaded

468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAStarkoko
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxALHIDAYAHRMALLORONG2
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).pptnurifat
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 

Recently uploaded (17)

468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 

226429736-jinten-hitam-pptx.pptx

  • 2. Jintan Hitam Kingdom : Plantae Subkingdom : Traceobionta Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Magnoliidae Ordo : Ranuculases Famili : Ranuculaceae Genus : Nigella Spesies : Nigella sativa L. Sinonim : Nigella cretica miller, Nigella indica Roxb
  • 3. Deskripsi Tanaman Tema setahun berbatang tegak. Batang biasanya berusuk dan berbulu kasar, rapat atau jarang –jarang dan disertai dengan adanya bulu –bulu yang berkelenjar. Bentuk daun lanset berbentuk garis, panjang 1,5 cm sampai 2 cm, ujung meruncing, terdapat tiga tulang daun yang berbulu.
  • 4. Ekologi dan Penyebaran Jinten hitam dipercaya berasal dari Mediterania ( seputar Laut Tengah ), Eropa Selatan sampai ke India. Bentuknya kecil berserabut, ukurannya tidak lebih dari 3mm, dapat tumbuh sampai pada ketinggian 1100mm dari permukaan laut. Biasanya ditanam didaera pegunungan ataupun sengaja ditanam dihalaman atau lading sebagai tumbuhan rempah-rempah. Daerah sentra produksi Jintan di Indonesia adalah Sumatrea dan Jawa serta diberbagai daerah lainnya.
  • 5. Bagian yang digunakan Biji jinten hitam dipanen dari tanaman yang sudah mengering tetapi belum kering benar, umur tanaman 110 sampai 115 hari, tanaman berwarna coklat kekuningan. Cara panen dicabut atau dipotong pada batangnya, dipanen pada pagi hari sebelum matahari terbit, agar minyak atsiri dalam biji jinten hitam tidak menguap
  • 6. Makroskopik Biji agak keras, bentuk limas ganda dengan kedua ujungnya meruncing, limas yang satu lebih pendek dari yang lain, bersudut 3 sampai 4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih kurang 1 mm, permukaan luar berwarna hitam kecoklatan, hitam kelabu sampai hitam, berbintik-bintik, kasar, berkerut, kadang- kadang dengan beberapa rusuk membujur atau melintang. Pada penampang melintang biji terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman sampai hitam, endosperm berwarna kuning kemerahan, kelabu, atau kelabu kehitaman, lembaga berwarna kuning pucat sampai kelabu.
  • 7. Mikroskopik  Kulit biji epidermis luar : selapis sel yang termampat, bentuk memanjang, kadang-kadang berupa papila pendek, dinding tipis, warna coklat muda atau coklat kehijauan. Dibawah epidermis terdapat beberapa lapis sel parenkimatik, bentuk memanjang, termampat, tidak berwarna atau berwarna kehijauan, pada tiap rusuk diduga terdapat berkas pembuluh, floem dan xylem sukar dibedakan karena selnya termampat, pada daerah ini sel parenkim dibawah epidermis tidak termampat dan selnya besar berbentuk pilogonal, kemudian berturut-turut terdapat selapis sel berbentuk persegi empat, berdinding tipis, tidak berwarna atau berwarna kehijauan, didalam sel terdapat hablur berbentuk prisma besar, kadang- kadang hamper memenuhi ruangan sel, pada penambahan asam klorida pekat P hablur tidak larut, selapis sel berbentuk palisade, tinggi ± 65 ?m, tersusun sangat teratur, dinding tangensial dalam dan dinding radial sangat tebal, warna agak kekuningan atau tidak berlignin, lumen sangat kecil terdapat di ujung bagian luar, berbentuk trapesium atau bundar telur, warna coklat kekuningan, selapis sel parenkimatik, bentuk persegi empat tidak teratur, dinding tipis, sel jernih.
  • 8.  Epidermis dalam : selapis sel berbentuk persegi empat tidak teratur, sel agak besar, lumen jernih, dinding berwarna coklat berpenebalan jala, dinding tangensial dalam lebih tebal. Endosperm terdiri dari sel berbentuk polygonal, dinding tipis, tidak berwarna, penuh berisi butir aleuron dan tetes-tetes minyak. Embrio selnya lebih kecil dari sel endosperm, dinding tipis, berisi butir aleuron dan tetes-tetes minyak.  Serbuk : warna kelabu kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen epidemis luar yang termampat dan berpapila pendek, fragmen sel palisade terlihat tangensial, fragmen kulit biji, fragmen epidermis dalam, fragmen sel berhablur terlihat tangensial, fragmen endosperm dan fragmen sel parenkimatik di bawah lapisan sel palisade.
  • 9.
  • 10. Identifikasi  Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat.  Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.  Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.  Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.  Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna hijau kekuningan.  Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan kalium idoida P 6% b/v; terjadi warna kuning.Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.  Kadar abu tidak lebih dari 8 %.  Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 1,3 %.  Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 22 %.  Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 18 %.  Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %.
  • 11. Kandungan Jinten Hitam Kandungan biji jintan hitam antara lain: 1. Timokuin 2. Timohidrokuinon 3. Ditimokuinon 4. Thymol 5. Carvacrol 6. Nigellicine 7. Nigellidine 8. nigellimine-N-oxide 9. Alpha-hedrin
  • 12. Kegunaan Jinten hitam berguna untuk: Mencegah terjadinya kejang otot dan melebarkan saluran pernafasan, anti radang dan juga anti nyeri, batuk dan demam, melancarkan dan menghilangkan nyeri haid, mengobati wasir, antihistamin, menghangatkan badan, serta dapat melancarkan buang air kecil, antioksidan stimulansia, karminatifa, diaforetika
  • 13. Cara pengolahan simplisia Pengolahan simplisia meliputi biji jinten hitam dipanen dari tanaman yang sudah mengering tetapi belum kering benar, umur tanaman 110 sampai 115 hari, tanaman berwarna coklat kekuningan. Cara panen yaitu dicabut atau dipotong pada batangnya, dipanen pada pagi hari sebelum matahari terbit, agar minyak atsiri dalam biji jinten hitam tidak menguap. Dapat digunakan alat perontok untuk memisahkan biji dari tanaman, kemudian dibersihkan dengan blower agar kotoran terpisah dari biji. Biji dikeringkan, disimpan atau bisa langsung digunakan.