SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
TOKSOPLASMOSIS
Dr. Wisda Widiastuti, SpPD
Universitas Baiturrahmah
PENDAHULUAN
 Peny zoonosis  Toxoplasma gondii
 Toxoplasma gondii (1908)  binatang pengerat
(ctenodactylus gondii) di lab. Tunisia dan pada
kelinci di lab Brazil
 Thn 1973 parasit ini ditemukan pada neonatus
dengan ensefalitis  transmisi intrauterin
transplasental
 Siklus hidup seksual ditemukan pada kucing
(Hutchison)
 Ditemukan di daerah iklim panas dan lembab
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi zat anti T. gondii (+) pada manusia :
 Di Indonesia  2-63%
 Eskimo  1 %
 Elsavador dan Amerika Tengah 90%
Prevalensi zat anti T. gondii pada binatang :
 Kucing  25-73%
 Babi  11-36%
 Kambing 11-61%
 Anjing 75%
 Ternak lain 10%
 Di Amerika Serikat 3-70% org dws sehat terinfeksi,
bayi baru lahir 3500
 Pada pasien HIV (+)  45%
 Eropa barat dan Afrika (HIV +)  50-78%
 Ensenfalitis toxoplasma (HIV +) di AS  16%,
Perancis (37%)
 Keadaan ini dipengaruhi oleh :
 Kebiasaan makan makan daging kurang matang
 Banyaknya kucing peliharaan
 Tikus dan burung sebagai hospes perantara  buruan
kucing
 Vektor lipas dan lalat yang memindahkan ookista dari
tinja kucing ke makanan
Kucing mengeluarkan  10 juta ookista/hari
selama 2 minggu 
 matang 1-5 hari
 dapat hidup > 1 tahun di tanah panas dan lembab,
 Mati pada suhu 45-550C, (dikeringkan, dicampur
formalin, amonia atau lar Yodium))
ETIOLOGI
 Toxoplasma gondii adalah parasit intraselular
menginfeksi burung dan mamalia
 Hospes definitif  kucing
 Daur seksual  sel epitel usus kecil kucing
 Daur seksual (gametogoni, sporogoni)  hasilkan
ookista  tinja
 Hospes perantara  mamalia dan burung
 Ookista tertelan hospes perantara  di jaringan
terbentuk kelompok tropozoit  membelah aktif 
takizoit
 Takizoit menginfeksi dan bereplikasi di seluruh sel
manusia kecuali sel darah merah
 Kecepatan takizoit <  kista bradizoit (membelah
perlahan)
 Hospes perantara  siklus seksual (-), hanya btk
kista jaringan (stadium istirahat)
 Takizoit dieliminasi oleh respon immun penjamu
 Kista jaringan  bradizoit >> (7-10 hr stlh infeksi
sistemik takizoit)  di berbagai organ menetap tu
di SSP dan otot
 Infeksi aktif pada penjamu immunokompromais 
pembebasan spontan parasit di dlm kista 
bertransformasi cepat  takizoit di SSP
 Kucing (hospes definitif) makan hospes perantara
yang terinfeksi  terbentuk stadium seksual (sel
epitel usus kecil)  ookista (masa prapaten 3-5 hr)
 Kucing makan tikus yang mengandung takizoit
masa prapaten (5-10 hr)
 Bila ookista lsg ditelan kucing masa prapaten 20-24
hr
 Kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista jaringan dp
ookista
 Manusia dg infeksi akut  takizoit  msk ke sel
berinti
 Bentuk takizoit  bulan sabit  panjang 4-8
mikron  inti ditengah
 Takizoit  parasit obligat intraselluler
 Takizoit berkembang biak di sel secara endodiogeni
 sel penuh takizoit  sel pecah, takizoit masuk
ke sel-sel sekitar atau difagositosis oleh makrofag
 Kista jaringan dibentuk di sel hospes bila takizoit
membentuk dinding
 Kista jaringan ditemukan selamanya di otak btk
(bulat atau lonjong), otot jantung dan otot lurik
(mengikuti btk otot)
Gbr. Siklus hidup toksoplasmosis
PATOGENESIS
 Ookista atau bradizoit mengandung sporozoid 
msk dalam proses pencernaan parasit bebas
 Bradizoit resisten terhadap pepsin dan menginvasi
TGI
 Di eritrosit parasit alami transformasi marfologi 
jumlah tropozoit invasif meningkat
 Dari TGI parasit menyebar berbagai organ, tu
jaringan limfatik, otot lurik, miokardium, retina,
plasenta dan SSP  menginfeksi sel berreplikasi
dan menginvasi sel berdekatan.
 Terjadi kematian sel dan nekrosis fokal yang
dikelilingi respon inflamasi akut
Penjamu Immunokompeten
 Infeksi dikontrol oleh imunitas selluler dan
immunitas humoral
 Respon immun thd takizoit berupa  induksi
antibodi parasit, aktivasi makrofag dg perantara
radikal bebas, produksi interferon gamma dan
stimulasi limfosit T sitotoksik
 Limfosit spesifik antigen  bunuh parasit
ekstraselluler maupun sel target yang terinfeksi
parasit  infeksi akut (proses pembersihan takizoit)
 Infeksi menetap dengan kista yg
mengandung bradizoit  infeksi subklinis
(penjamu imunokompeten)
 Kista tidak mengalami degenerasi dan
ruptur di SSP
 Proses degeneratif dg perkembangan kista
baru  menstimulus menetapnya titer
antibodi
Penjamu Immunokompromais atau
janin
 Faktor2 imun kontrol peny. rendah 
tropozoit menetap dan penghancuran
progresif berjalan  kegagalan organ
(necrotizing encephalitis, pneumonia dan
miokarditis )
 Proses degeneratif dan perkembangan kista
baru mengandung bradizoit  sumber
infeksi pada penjamu imunokompromais
Pasien HIV/AIDS
 Defisiensi immun (kualitatif dan kuantitatif)
progresif dari subset limfosit T (T helper)
 Sel molekul CD4  reseptor sel primer thd
HIV dan menurun ke level kritis (<200/ul) 
rentan infeksi oportunistik
 Kontrol viremia plasma dan th/ ARV efektif
 meningkatkan survival walaupun CD4
tidak meningkat siknifikan
 Jadi infeksi oportunistik spt Toxoplasma
gondii terjadi bila th/ ARV tidak efektif
 Disebabkan  penurunan kadar sel CD4,
gangguan produksi IL-12, interferon
gamma, serta sel CD154 menurun
 Imunitas seluler dan imunitas humoral 
kontrol infeksi
 Substansi pertahanan tbh yg ptg 
interferon gamma dan IL 12
Rute penularan 
 Toksoplasma kongenital  In utero melalui
plasenta dari ibu terinfeksi primer wkt hamil
 Toksoplasma akuisita  mkn daging mentah atau
kurang matang (sate) bila daging mengandung
kista jaringan atau takizoit toksoplasma, ookista
dari tinja kucing tertelan (lalat/kecoa)
 Infeksi di laboratorium  jarum suntik, alat
kesehatan dan saat otopsi
 Infeksi via donor organ yg terinfeksi
 Transfusi darah
PATOLOGI
 Terjadi kerusakan sel dan nekrosis fokal
 Akibat replikasi takizoit yg menginduksi respon
inflamasi mononuklear diseluruh jaringan atau sel
yg terinfeksi  KHAS !!!
 Pewarnaan histologik rutin  takizoit (-)
 Pewarnaan immunofloresen (antibodi spesifik
antigen parasit)  organisme atau antigen (+)
 Kista matur  proses inflamasi tidak terdeteksi
 Kista menetap diotak sampai mengalami ruptur
 Organ yang terkena  KGB, Mata, SSP, Paru,
Jantung, otot lurik, pankreas, lambung dan ginjal
GAMBARAN KLINIS
Kerusakan yang terjadi pada tubuh tergantung
pada :
 Umur
 Virulensi strain toksoplasma
 Jumlah parasit
 Organ yang diserang
Untuk mempermudah penatalaksanaan dibagi 4
kategori :
 Infeksi akut pada pasien imunokompeten
 Infeksi akut pada pasien imunokompromais
 Toksoplasmosis Mata pada org dewasa
 Infeksi kongenital
INFEKSI AKUT PADA PASIEN IMUNOKOMPETEN
 Dewasa  10-20% kasus bergejala
 Manifestasi klinik tersering  limfadenopati
 di leher, mulut atau pembesaran pada 1 gugus
kelenjar,
 biasanya terpisah,
 jrg > 3 cm, tidak nyeri,
 kekenyalan bervariasi dan
 tidak bernanah
 Klinis jelas  biopsi kelenjar  tes serologis
 Adenopati kelenjar mesentrial atau retroperitoneal
dapat sebabkan nyeri abdomen
 Demam, malaise, keringat malam, nyeri otot, sakit
tenggorokan, eritema makulopapular,
hepatomegali, splenomegali
 Korioretinitis unilateral  self limiting
 Hepatits, miokarditis, polimiositis, atau FUO
INFEKSI AKUT TOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN
IMUNOKOMPROMAIS
 Risiko tinggi, berat dan fatal
 SSP  ensefalitis, meningoensepalitis, SOL
(Space occupaying lession), Miokarditis,
Pneumonitis
 Transplantasi jantung dan sumsum tulang
 Pasien HIV  CD4 < 100/ml  Ensefalitis (80%)
Mata (50%), paru2(26%), darah tepi (3%), jantung
(3%), sumsum tulang (3%) dan kandung kemih
(1%)
PASIEN HIV/AIDS
 Gejala klinis Ensefalitis Toksoplasmosis 
gangguan mental (75%), defisit neurologis (70%),
sakit kepala (50%), demam (45%), tubuh terasa
lemah serta gangguan nervus kranialis
 Korioretinitis  penurunan tajam penglihatan, rasa
nyeri pada mata, melihat benda berterbangan,
serta fotofobia, nekrosis multifokal atau bilateral
dan N. Optikus (10%)
 Gejala lain  panhipopituari dan diabetes
insipidus, gangguan gastrointestinal dengan nyeri
perut, asites serta diare
 Kegagalan multiorgan
Pemeriksaan Fisik
 Pembesaran KGB yg kenyal, tidak nyeri,
berkonfluens sering di leher
 Demam rgn, hepatosplenomegali dan rash pada
kulit
 Funduskopi  multple yellowish white dg batas
tidak jelas
 ET  gangguan mental, kejang, kelemahan otot
multple, ggn n. cranialis, ggn serebelum,
meningismus serta movement disorder
TOKSOPLASMOSIS MATA DEWASA
 Koriorenitis  >> akbt infeksi kongenital
 Unilateral  infeksi baru
 Bilateral  waktu lahir
 Gejala : Penglihatan kabur, skotoma, nyeri,
fotofobia dan epifora, ggn sentral bila makula
terlibat  membaik peradangan visus membaik tdk
sempurna
 Panuveitis
 DD/ tbc, sifilis, lepra atau histoplasmosis
INFEKSI KONGENITAL
 Asimtomatis
 Gejala terjadi setelah lahir
 Tergantung infeksi akut ibu
 Trimester I (15-25%), Trimester II (30-54%),
Trimester III (60-65%)
 Manifestasi klinis : strabismus, koriorenitis,
ensefalitis, mikrosefalus, retardasi psikomotor,
kejang, anemia, ikterus, hipotermia,
trombositopenia, diare dan pneumonitis
 TRIAS KARAKTERITIS  hidrosefalus, kalsifikasi
serebral dan korioretinitis
 Retardasi mental, epilepsi dan ggn penglihatan
DIAGNOSIS
 Diagnosis pasti 
 Ditemukan takizoit pada biopsi otak atau
sumsum tulang, Cairan serebrospinal
 Isolasi parasit  inokulasi pada mencit
 Isolasi jaringan  kista
 Diagnosis penunjang Tes serologi
 Tes warna Sabin Feldman
 Tes hemaglutinasi tidak langsung (IHA)
 Tes zat anti fluoresen tidak langsung (IFA)
 Tes elisa  deteksi antibodi IgG dan IgM
IgG
IgG
IgM
 IgG  infeksi lama
 IgM  infeksi dini, menurun cepat
 Limfadenopati  IgM (+)
 Anti IgE immunosorbent agglutination assay  lbh
akurat
 CT scan otak ET  cincin multiple
 MRI
 PCR
PENATALAKSANAAN
 Obat hanya membunuh btk takizoit
 Hanya memberantas infeksi akut
 Tidak menghilang  infeksi menahun  relaps
Obat2 yg digunakan :
 Kombinasi PIRIMETAMIN DAN SULFONAMID
selama 3 mgg atau sebulan
 Pirimetamin  50-75mg/hr selama 3 hari selanjutnya
25mg/hr(0,5-1mg/kgbb/hr bbrp mgg pada penyakit
berat, Asam folat 2-4 mg/hr
 Sulfonamid  50-100mg/kgbb/hrnbbrp mgg & bln
 Spiramisin  tidak menembus plasenta  100
mg/kgBB/hr selama 30-45 hr
 Diberikan pada wanita hamil dengan inf. Primer
 Profilaksis transmisi T gondii ke janin
 Klindamisin  ES : kolitis pseudomembran atau
kolitis ulseratif
 Kortikosteroid  tidak obat tunggal
 Klaritromisin
 Azitromisin
 Obat baru Hidroksinaftokuinon dikombinasi
sulfadiazin  kista jaringan
 Asimtomatik  tidak diterapi
diberikan bersama pirimetamin
PENCEGAHAN
1. Pencegahan infeksi primer
 Edukasi kesehatan
 Mkn daging belum matang (Kista tdk infektif dipnskan
dg suhu 60C atau diasap)
 Cuci tgn stlh memegang daging mentah ( tk jagal dan
tk masak)  cuci bersih dengan sabun
 Hidup bersama kucing  diberi makanan matang dan
cegah berburu tikus dan burung
 Makanan ditutup rapat
 Sayur lalap dicuci bersih
2. Pencegahan transmisi vertikal dalam penyakit
kongenital
 Imunitas maternal akibat toksoplasmosis
diturunkan sblm konsepsi
 Belum tersedia vaksin toksoplasmosis
 Skrining serologik utk deteksi inf maternal akut
 Bila terjadi inf akut maternal  terapi anti
T.gondii dan pemeriksaan lanjutan
kemungkinan infeksi janin dan aborsi
ditawarkan
3. Pencegahan penyakit pada individu yg
imunokompromais
 Profilaksis dengan kotrimoksazol
 Pemeriksaan IgG T. gondii sblm dilakukan
transplantasi organ
 Resipien yg menerima donor seropositif 
diberi terapi anti T. gondii selama 2 bulan
 Pdrt HIV dg seronegatif hrs dihindari dari
pajanan parasit
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf

More Related Content

Similar to toksoplasmosis3a-170906061115.pdf

Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.pptTORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.pptChrisCandra1
 
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.pptTORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.pptChrisCandra1
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosisdanivita
 
askephivkl1 (4).pptx
askephivkl1 (4).pptxaskephivkl1 (4).pptx
askephivkl1 (4).pptxRuthHanna1
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut whoKlasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut whoOperator Warnet Vast Raha
 
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptInfeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptnoijakarta
 
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza) ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza)   ppt - ardian s. lekyVirus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza)   ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza) ppt - ardian s. lekyARDIAN S. LEKY
 
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptxRiskiSyahputra4
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11tristyanto
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivSoroy Lardo
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxJemsOtniel1
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoidFELIXDEO
 
Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonelaWarnet Raha
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 

Similar to toksoplasmosis3a-170906061115.pdf (20)

Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
 
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.pptTORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
 
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.pptTORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
askephivkl1 (4).pptx
askephivkl1 (4).pptxaskephivkl1 (4).pptx
askephivkl1 (4).pptx
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut whoKlasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
 
torch.pdf
torch.pdftorch.pdf
torch.pdf
 
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptInfeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
 
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza) ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza)   ppt - ardian s. lekyVirus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza)   ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza) ppt - ardian s. leky
 
REFERAT TORCH
REFERAT TORCHREFERAT TORCH
REFERAT TORCH
 
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
 
Sgd hiv aids
Sgd hiv aidsSgd hiv aids
Sgd hiv aids
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 
Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonela
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2
 

More from Heartbeatkost

PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptPPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptHeartbeatkost
 
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxdokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxHeartbeatkost
 
Leishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxLeishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxHeartbeatkost
 
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxAKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxHeartbeatkost
 
diabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxdiabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxHeartbeatkost
 
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptxHeartbeatkost
 
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxPENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxHeartbeatkost
 
Tugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxTugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxHeartbeatkost
 
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdfHeartbeatkost
 
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptPENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptHeartbeatkost
 

More from Heartbeatkost (15)

TRANSPORTATION.pptx
TRANSPORTATION.pptxTRANSPORTATION.pptx
TRANSPORTATION.pptx
 
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.pptPPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
PPT_KEL_6_TIROID_FIX.ppt
 
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptxdokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
dokumen.tips_6-toxoplasmosis.pptx
 
ANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.pptANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.ppt
 
Leishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptxLeishmania_pptx.pptx
Leishmania_pptx.pptx
 
GAGAL_GINJAL.pptx
GAGAL_GINJAL.pptxGAGAL_GINJAL.pptx
GAGAL_GINJAL.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptxAKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
AKSI NYATA TOPIK 5 ( SESILIA SRI.S).pptx
 
diabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptxdiabetic retinopathy - case report.pptx
diabetic retinopathy - case report.pptx
 
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
226429736-jinten-hitam-pptx.pptx
 
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptxPENYULUHAN_SCABIES.pptx
PENYULUHAN_SCABIES.pptx
 
ACS.ppt
ACS.pptACS.ppt
ACS.ppt
 
Tugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptxTugas Matematika.pptx
Tugas Matematika.pptx
 
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
364342723penyakit-jantung-koroner-141013223341-conversion-gate02.pdf
 
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.pptPENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
PENYAKIT_JANTUNG_KORONER.ppt
 
AKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdfAKSI NYATA.pdf
AKSI NYATA.pdf
 

Recently uploaded

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

toksoplasmosis3a-170906061115.pdf

  • 1. TOKSOPLASMOSIS Dr. Wisda Widiastuti, SpPD Universitas Baiturrahmah
  • 2. PENDAHULUAN  Peny zoonosis  Toxoplasma gondii  Toxoplasma gondii (1908)  binatang pengerat (ctenodactylus gondii) di lab. Tunisia dan pada kelinci di lab Brazil  Thn 1973 parasit ini ditemukan pada neonatus dengan ensefalitis  transmisi intrauterin transplasental  Siklus hidup seksual ditemukan pada kucing (Hutchison)  Ditemukan di daerah iklim panas dan lembab
  • 3. EPIDEMIOLOGI Prevalensi zat anti T. gondii (+) pada manusia :  Di Indonesia  2-63%  Eskimo  1 %  Elsavador dan Amerika Tengah 90% Prevalensi zat anti T. gondii pada binatang :  Kucing  25-73%  Babi  11-36%  Kambing 11-61%  Anjing 75%  Ternak lain 10%
  • 4.  Di Amerika Serikat 3-70% org dws sehat terinfeksi, bayi baru lahir 3500  Pada pasien HIV (+)  45%  Eropa barat dan Afrika (HIV +)  50-78%  Ensenfalitis toxoplasma (HIV +) di AS  16%, Perancis (37%)  Keadaan ini dipengaruhi oleh :  Kebiasaan makan makan daging kurang matang  Banyaknya kucing peliharaan  Tikus dan burung sebagai hospes perantara  buruan kucing  Vektor lipas dan lalat yang memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan
  • 5. Kucing mengeluarkan  10 juta ookista/hari selama 2 minggu   matang 1-5 hari  dapat hidup > 1 tahun di tanah panas dan lembab,  Mati pada suhu 45-550C, (dikeringkan, dicampur formalin, amonia atau lar Yodium))
  • 6. ETIOLOGI  Toxoplasma gondii adalah parasit intraselular menginfeksi burung dan mamalia  Hospes definitif  kucing  Daur seksual  sel epitel usus kecil kucing  Daur seksual (gametogoni, sporogoni)  hasilkan ookista  tinja  Hospes perantara  mamalia dan burung
  • 7.  Ookista tertelan hospes perantara  di jaringan terbentuk kelompok tropozoit  membelah aktif  takizoit  Takizoit menginfeksi dan bereplikasi di seluruh sel manusia kecuali sel darah merah  Kecepatan takizoit <  kista bradizoit (membelah perlahan)  Hospes perantara  siklus seksual (-), hanya btk kista jaringan (stadium istirahat)  Takizoit dieliminasi oleh respon immun penjamu
  • 8.  Kista jaringan  bradizoit >> (7-10 hr stlh infeksi sistemik takizoit)  di berbagai organ menetap tu di SSP dan otot  Infeksi aktif pada penjamu immunokompromais  pembebasan spontan parasit di dlm kista  bertransformasi cepat  takizoit di SSP  Kucing (hospes definitif) makan hospes perantara yang terinfeksi  terbentuk stadium seksual (sel epitel usus kecil)  ookista (masa prapaten 3-5 hr)  Kucing makan tikus yang mengandung takizoit masa prapaten (5-10 hr)
  • 9.  Bila ookista lsg ditelan kucing masa prapaten 20-24 hr  Kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista jaringan dp ookista  Manusia dg infeksi akut  takizoit  msk ke sel berinti  Bentuk takizoit  bulan sabit  panjang 4-8 mikron  inti ditengah  Takizoit  parasit obligat intraselluler
  • 10.  Takizoit berkembang biak di sel secara endodiogeni  sel penuh takizoit  sel pecah, takizoit masuk ke sel-sel sekitar atau difagositosis oleh makrofag  Kista jaringan dibentuk di sel hospes bila takizoit membentuk dinding  Kista jaringan ditemukan selamanya di otak btk (bulat atau lonjong), otot jantung dan otot lurik (mengikuti btk otot)
  • 11. Gbr. Siklus hidup toksoplasmosis
  • 12. PATOGENESIS  Ookista atau bradizoit mengandung sporozoid  msk dalam proses pencernaan parasit bebas  Bradizoit resisten terhadap pepsin dan menginvasi TGI  Di eritrosit parasit alami transformasi marfologi  jumlah tropozoit invasif meningkat  Dari TGI parasit menyebar berbagai organ, tu jaringan limfatik, otot lurik, miokardium, retina, plasenta dan SSP  menginfeksi sel berreplikasi dan menginvasi sel berdekatan.  Terjadi kematian sel dan nekrosis fokal yang dikelilingi respon inflamasi akut
  • 13. Penjamu Immunokompeten  Infeksi dikontrol oleh imunitas selluler dan immunitas humoral  Respon immun thd takizoit berupa  induksi antibodi parasit, aktivasi makrofag dg perantara radikal bebas, produksi interferon gamma dan stimulasi limfosit T sitotoksik  Limfosit spesifik antigen  bunuh parasit ekstraselluler maupun sel target yang terinfeksi parasit  infeksi akut (proses pembersihan takizoit)
  • 14.  Infeksi menetap dengan kista yg mengandung bradizoit  infeksi subklinis (penjamu imunokompeten)  Kista tidak mengalami degenerasi dan ruptur di SSP  Proses degeneratif dg perkembangan kista baru  menstimulus menetapnya titer antibodi
  • 15. Penjamu Immunokompromais atau janin  Faktor2 imun kontrol peny. rendah  tropozoit menetap dan penghancuran progresif berjalan  kegagalan organ (necrotizing encephalitis, pneumonia dan miokarditis )  Proses degeneratif dan perkembangan kista baru mengandung bradizoit  sumber infeksi pada penjamu imunokompromais
  • 16. Pasien HIV/AIDS  Defisiensi immun (kualitatif dan kuantitatif) progresif dari subset limfosit T (T helper)  Sel molekul CD4  reseptor sel primer thd HIV dan menurun ke level kritis (<200/ul)  rentan infeksi oportunistik  Kontrol viremia plasma dan th/ ARV efektif  meningkatkan survival walaupun CD4 tidak meningkat siknifikan
  • 17.  Jadi infeksi oportunistik spt Toxoplasma gondii terjadi bila th/ ARV tidak efektif  Disebabkan  penurunan kadar sel CD4, gangguan produksi IL-12, interferon gamma, serta sel CD154 menurun  Imunitas seluler dan imunitas humoral  kontrol infeksi  Substansi pertahanan tbh yg ptg  interferon gamma dan IL 12
  • 18. Rute penularan   Toksoplasma kongenital  In utero melalui plasenta dari ibu terinfeksi primer wkt hamil  Toksoplasma akuisita  mkn daging mentah atau kurang matang (sate) bila daging mengandung kista jaringan atau takizoit toksoplasma, ookista dari tinja kucing tertelan (lalat/kecoa)  Infeksi di laboratorium  jarum suntik, alat kesehatan dan saat otopsi  Infeksi via donor organ yg terinfeksi  Transfusi darah
  • 19. PATOLOGI  Terjadi kerusakan sel dan nekrosis fokal  Akibat replikasi takizoit yg menginduksi respon inflamasi mononuklear diseluruh jaringan atau sel yg terinfeksi  KHAS !!!  Pewarnaan histologik rutin  takizoit (-)  Pewarnaan immunofloresen (antibodi spesifik antigen parasit)  organisme atau antigen (+)  Kista matur  proses inflamasi tidak terdeteksi  Kista menetap diotak sampai mengalami ruptur  Organ yang terkena  KGB, Mata, SSP, Paru, Jantung, otot lurik, pankreas, lambung dan ginjal
  • 20. GAMBARAN KLINIS Kerusakan yang terjadi pada tubuh tergantung pada :  Umur  Virulensi strain toksoplasma  Jumlah parasit  Organ yang diserang Untuk mempermudah penatalaksanaan dibagi 4 kategori :  Infeksi akut pada pasien imunokompeten  Infeksi akut pada pasien imunokompromais  Toksoplasmosis Mata pada org dewasa  Infeksi kongenital
  • 21. INFEKSI AKUT PADA PASIEN IMUNOKOMPETEN  Dewasa  10-20% kasus bergejala  Manifestasi klinik tersering  limfadenopati  di leher, mulut atau pembesaran pada 1 gugus kelenjar,  biasanya terpisah,  jrg > 3 cm, tidak nyeri,  kekenyalan bervariasi dan  tidak bernanah  Klinis jelas  biopsi kelenjar  tes serologis
  • 22.  Adenopati kelenjar mesentrial atau retroperitoneal dapat sebabkan nyeri abdomen  Demam, malaise, keringat malam, nyeri otot, sakit tenggorokan, eritema makulopapular, hepatomegali, splenomegali  Korioretinitis unilateral  self limiting  Hepatits, miokarditis, polimiositis, atau FUO
  • 23. INFEKSI AKUT TOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN IMUNOKOMPROMAIS  Risiko tinggi, berat dan fatal  SSP  ensefalitis, meningoensepalitis, SOL (Space occupaying lession), Miokarditis, Pneumonitis  Transplantasi jantung dan sumsum tulang  Pasien HIV  CD4 < 100/ml  Ensefalitis (80%) Mata (50%), paru2(26%), darah tepi (3%), jantung (3%), sumsum tulang (3%) dan kandung kemih (1%)
  • 24. PASIEN HIV/AIDS  Gejala klinis Ensefalitis Toksoplasmosis  gangguan mental (75%), defisit neurologis (70%), sakit kepala (50%), demam (45%), tubuh terasa lemah serta gangguan nervus kranialis  Korioretinitis  penurunan tajam penglihatan, rasa nyeri pada mata, melihat benda berterbangan, serta fotofobia, nekrosis multifokal atau bilateral dan N. Optikus (10%)  Gejala lain  panhipopituari dan diabetes insipidus, gangguan gastrointestinal dengan nyeri perut, asites serta diare  Kegagalan multiorgan
  • 25. Pemeriksaan Fisik  Pembesaran KGB yg kenyal, tidak nyeri, berkonfluens sering di leher  Demam rgn, hepatosplenomegali dan rash pada kulit  Funduskopi  multple yellowish white dg batas tidak jelas  ET  gangguan mental, kejang, kelemahan otot multple, ggn n. cranialis, ggn serebelum, meningismus serta movement disorder
  • 26. TOKSOPLASMOSIS MATA DEWASA  Koriorenitis  >> akbt infeksi kongenital  Unilateral  infeksi baru  Bilateral  waktu lahir  Gejala : Penglihatan kabur, skotoma, nyeri, fotofobia dan epifora, ggn sentral bila makula terlibat  membaik peradangan visus membaik tdk sempurna  Panuveitis  DD/ tbc, sifilis, lepra atau histoplasmosis
  • 27. INFEKSI KONGENITAL  Asimtomatis  Gejala terjadi setelah lahir  Tergantung infeksi akut ibu  Trimester I (15-25%), Trimester II (30-54%), Trimester III (60-65%)  Manifestasi klinis : strabismus, koriorenitis, ensefalitis, mikrosefalus, retardasi psikomotor, kejang, anemia, ikterus, hipotermia, trombositopenia, diare dan pneumonitis  TRIAS KARAKTERITIS  hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis  Retardasi mental, epilepsi dan ggn penglihatan
  • 28. DIAGNOSIS  Diagnosis pasti   Ditemukan takizoit pada biopsi otak atau sumsum tulang, Cairan serebrospinal  Isolasi parasit  inokulasi pada mencit  Isolasi jaringan  kista  Diagnosis penunjang Tes serologi  Tes warna Sabin Feldman  Tes hemaglutinasi tidak langsung (IHA)  Tes zat anti fluoresen tidak langsung (IFA)  Tes elisa  deteksi antibodi IgG dan IgM IgG IgG IgM
  • 29.  IgG  infeksi lama  IgM  infeksi dini, menurun cepat  Limfadenopati  IgM (+)  Anti IgE immunosorbent agglutination assay  lbh akurat  CT scan otak ET  cincin multiple  MRI  PCR
  • 30. PENATALAKSANAAN  Obat hanya membunuh btk takizoit  Hanya memberantas infeksi akut  Tidak menghilang  infeksi menahun  relaps Obat2 yg digunakan :  Kombinasi PIRIMETAMIN DAN SULFONAMID selama 3 mgg atau sebulan  Pirimetamin  50-75mg/hr selama 3 hari selanjutnya 25mg/hr(0,5-1mg/kgbb/hr bbrp mgg pada penyakit berat, Asam folat 2-4 mg/hr  Sulfonamid  50-100mg/kgbb/hrnbbrp mgg & bln
  • 31.  Spiramisin  tidak menembus plasenta  100 mg/kgBB/hr selama 30-45 hr  Diberikan pada wanita hamil dengan inf. Primer  Profilaksis transmisi T gondii ke janin  Klindamisin  ES : kolitis pseudomembran atau kolitis ulseratif  Kortikosteroid  tidak obat tunggal  Klaritromisin  Azitromisin  Obat baru Hidroksinaftokuinon dikombinasi sulfadiazin  kista jaringan  Asimtomatik  tidak diterapi diberikan bersama pirimetamin
  • 32. PENCEGAHAN 1. Pencegahan infeksi primer  Edukasi kesehatan  Mkn daging belum matang (Kista tdk infektif dipnskan dg suhu 60C atau diasap)  Cuci tgn stlh memegang daging mentah ( tk jagal dan tk masak)  cuci bersih dengan sabun  Hidup bersama kucing  diberi makanan matang dan cegah berburu tikus dan burung  Makanan ditutup rapat  Sayur lalap dicuci bersih
  • 33. 2. Pencegahan transmisi vertikal dalam penyakit kongenital  Imunitas maternal akibat toksoplasmosis diturunkan sblm konsepsi  Belum tersedia vaksin toksoplasmosis  Skrining serologik utk deteksi inf maternal akut  Bila terjadi inf akut maternal  terapi anti T.gondii dan pemeriksaan lanjutan kemungkinan infeksi janin dan aborsi ditawarkan
  • 34. 3. Pencegahan penyakit pada individu yg imunokompromais  Profilaksis dengan kotrimoksazol  Pemeriksaan IgG T. gondii sblm dilakukan transplantasi organ  Resipien yg menerima donor seropositif  diberi terapi anti T. gondii selama 2 bulan  Pdrt HIV dg seronegatif hrs dihindari dari pajanan parasit