SlideShare a Scribd company logo
OVERVIEW
 Konsep dasar dan arti penting klasifikasi
industri.
 Arti penting analisis industri untuk
menyeleksi sekuritas.
 Metode yang digunakan untuk mengestimasi
tingkat keuntungan, earning per share, dan
earning multiplier industri.
 Tingkat persaingan dalam industri dan
efeknya terhadap return industri yang
diharapkan.
1/29
PENGERTIAN INDUSTRI
 Analisis industri merupakan salah satu bagian dalam
analisis fundamental. Analisis industri biasanya
dilakukan setelah kita melakukan analisis ekonomi.
 Dalam analisis industri, investor mencoba
membandingkan kinerja dari berbagai industri untuk
mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan
prospek paling menjanjikan ataupun sebaliknya.
 Masalah pengelompokan industri menjadi semakin
rumit ketika berhadapan dengan banyak perusahaan
yang mempunyai sekian banyak ragam lini bisnis.
2/29
 Sistem klasifikasi industri yang telah dikenal dan
digunakan secara luas adalah sistem Standard
Industrial Classification (SIC) yang didasarkan pada
data sensus dan pengklasifikasian perusahaan
berdasarkan produk dasar yang dihasilkan.
 Standar yang dipakai untuk mengkelompokkan
industri bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta Stock
Exchange Sectoral Industry Classfification (JASICA).
 Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi, dan
masing-masing divisi tersebut dibagi lagi menjadi
kelompok industri utama dan diberi kode dua digit.
PENGERTIAN INDUSTRI
3/29
KLASIFIKASI INDUSTRI DI
INDONESIA
4/29
SAHAM BUMN DAN SWASTA
 Saham-saham tercatat di BEI juga sering
dibedakan antara saham-saham perusahaan
swasta dan perusahaan BUMN.
 Persentase nilai kapitalisasi saham BUMN terhadap seluruh
saham tercatat BEI, per 17 Juli 2009:
5/29
PENTINGNYA ANALISIS
INDUSTRI
 Analisis industri merupakan tahap penting
yang perlu dilakukan investor baik untuk
meminimalkan risiko maupun untuk
mengidentifikasi industri yang mempunyai
prospek yang menguntungkan.
 Analisis industri perlu diikuti analisis
perusahaan agar investor dapat menentukan
saham perusahaan mana saja dalam suatu
kelompok industri yang mempunyai kombinasi
return-risiko yang terbaik.
6/29
 Beberapa penelitian yang terkait dengan
analisis industri menghasilkan kesimpulan:
 Industri yang berbeda mempunyai tingkat return
yang berbeda pula.
 Tingkat return masing-masing industri berbeda di
setiap tahunnya.
 Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu
industri yang sama, terlihat cukup beragam.
 Tingkat risiko berbagai industri juga beragam.
 Tingkat risiko suatu industri relatif stabil
sepanjang waktu.
PENTINGNYA ANALISIS
INDUSTRI
7/29
ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN
INDUSTRI
 Untuk menilai suatu industri, ada dua
langkah yang perlu dilakukan:
 Mengestimasi earning per share (EPS) yang
diharapkan dari suatu industri.
 Mengestimasi price earning ratio (P/E) yang
diharapkan atau disebut juga sebagai
expected earning multiplier industri.
8/29
 Jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka
akan kita peroleh nilai akhir yang diharapkan dari
suatu industri (expected ending value of industry).
 Tingkat return yang diharapkan dari suatu industri
ditentukan dengan membagi nilai akhir yang
diharapkan dari suatu industri ditambah dividen
yang diharapkan dari industri, dengan nilai awal
industri tersebut pada periode sebelumnya.
 Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat return
harapan dari industri terhadap tingkat return yang
disyaratkan oleh investor, investor akan dapat
menentukan industri mana saja yang layak dijadikan
pilihan investasinya.
ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN
INDUSTRI
9/29
ESTIMASI EARNING PER SHARE
INDUSTRI
 Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk
mengestimasikan tingkat penjualan suatu industri:
 Daur hidup industri (industry life cycle).
 Analisis input-output.
 Hubungan antara industri dengan ekonomi secara
keseluruhan.
 Ketiga teknik saling melengkapi sehingga investor
dapat mengkombinasikan ketiga teknik tersebut
untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai
posisi dan prospek industri dalam berbagai skenario.
10/29
DAUR HIDUP INDUSTRI
 Tahap perkembangan industri umumnya
dibagi menjadi lima yaitu:
11/29
 Tahap permulaan (introduction).
 Tahap permulaan merupakan masa-masa awal
perkembangan sebuah industri.
 Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan sangat
kecil dan profit yang dihasilkan kemungkinan
akan menunjukkan angka negatif karena
perusahaan harus mengeluarkan dana yang
cukup besar untuk menutupi biaya promosi dan
pengembangan produk di awal-awal
pertumbuhan industri.
DAUR HIDUP INDUSTRI
12/29
 Tahap pertumbuhan (growth).
 Pada tahap pertumbuhan, penjualan tumbuh
sangat cepat.
 Permintaan semakin meningkat sedangkan
persaingan belum begitu ketat sehingga profit
pada tahap pertumbuhan akan tumbuh tinggi.
 Pertumbuhan industri pada tahap ini akan
cenderung lebih besar dari pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan.
DAUR HIDUP INDUSTRI
13/29
 Tahap kedewasaan (mature).
 Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan mulai
menurun, karena banyaknya pesaing yang mulai
masuk dan permintaan yang sudah relatif stabil.
 Oleh karena itu, profit pada tahap mature akan
mengalami pertumbuhan yang mulai menurun
dan menuju tingkat keuntungan yang normal.
 Pertumbuhan industri pada tahap ini sedikit
lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.
DAUR HIDUP INDUSTRI
14/29
 Tahap stabil.
 Tahap stabil mungkin merupakan tahap yang paling
panjang dalam daur hidup industri.
 Pertumbuhan industri akan cenderung sama dengan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau segmen
ekonomi di mana industri tersebut berada.
 Meskipun penjualan terkait erat dengan kondisi ekonomi,
tetapi besarnya pertumbuhan penjualan masing-masing
perusahaan secara individual dalam suatu industri akan
berbeda-beda satu dengan yang lain, tergantung dari
kemampuan manajerial dari masing-masing perusahaan.
DAUR HIDUP INDUSTRI
15/29
 Tahap penurunan.
 Pada tahap penurunan, tingkat penjualan dan
profit industri semakin menurun.
 Pada tahap ini ada perusahaan yang mulai keluar
dari industri dan investor pun mulai berpikir
untuk mencari alternatif industri lain yang lebih
menguntungkan.
 Pertumbuhan industri pada tahap ini akan jauh
di bawah pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.
DAUR HIDUP INDUSTRI
16/29
ANALISIS INPUT-OUTPUT
 Analisis input-output adalah suatu cara alternatif
untuk mengetahui gambaran prospek penjualan suatu
industri di masa yang akan datang dengan cara
mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen
dari suatu industri.
 Dengan melakukan analisis tersebut, kita dapat
mengestimasi permintaan konsumen di masa datang,
serta kemampuan pemasok untuk menyediakan
barang dan jasa yang diperlukan dalam suatu
industri.
 Informasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk
memperkirakan tingkat penjualan dan keuntungan
suatu industri di masa depan.
17/29
HUBUNGAN INDUSTRI DAN
EKONOMI
 Teknik analisis ini membandingkan tingkat
penjualan industri dengan kondisi
perekonomian secara keseluruhan yang
berhubungan dengan barang dan jasa yang
diproduksi oleh industri tersebut.
 Teknik ini didasari oleh asumsi bahwa kondisi
perekonomian di mana suatu industri
beroperasi akan terkait dengan penjualan dan
keuntungan suatu industri.
18/29
PERSAINGAN DAN RETURN
INDUSTRI YANG DIHARAPKAN
 Faktor penting lain yang mempengaruhi
besarnya profit yang bisa diperoleh suatu
industri adalah intensitas persaingan dalam
industri tersebut.
 Intensitas persaingan dalam suatu industri
akan menentukan kemampuan industri untuk
tetap memperoleh tingkat return di atas rata-
rata.
19/29
 Lima faktor yang menentukan intensitas persaingan
dalam suatu industri tersebut adalah:
 ancaman adanya pemain baru,
 daya tawar (bargaining power) pembeli,
 persaingan diantara pemain yang ada,
 ancaman adanya barang atau jasa substitusi,
 daya tawar (bargaining power) pemasok.
 Lima kekuatan persaingan akan menentukan
profitabilitas industri karena lima faktor tersebut
mempunyai pengaruh terhadap komponen return on
investment (ROI) dalam suatu industri.
PERSAINGAN DAN RETURN
INDUSTRI YANG DIHARAPKAN
20/29
LIMA FAKTOR PERSAINGAN
Ancaman pemain baru
Bargaining Power
Ancaman barang substitusi
Bargaining Power
21/29
 Persaingan antara perusahaan yang ada dalam
industri.
 Persaingan dalam suatu industri akan semakin meningkat jika
terdapat banyak perusahaan yang ukurannya relatif sama
bersaing dalam industri tersebut.
 Persaingan juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri
dan biaya tetap, serta hambatan untuk keluar dari industri.
 Tingginya biaya tetap akan mendorong peningkatan persaingan
karena dengan tingginya biaya tetap akan mengharuskan
perusahaan untuk memproduksi dengan kapasitas penuh.
 Hal itu akan membuat penawaran di pasar akan semakin
meningkat yang kemudian akan menyebabkan harga barang
semakin menurun, sehingga persaingan akan semakin ketat.
LIMA FAKTOR PERSAINGAN
22/29
 Ancaman pemain baru.
 Meskipun sebuah industri mempunyai jumlah pesaing yang
sedikit, investor juga perlu mengidentifikasi perusahaan-
perusahaan yang potensial menjadi pemain baru dalam
industri.
 Besarnya ancaman pemain baru ini akan dipengaruhi oleh
adanya hambatan-hambatan masuk (barriers to entry)
dalam suatu industri, seperti tingginya biaya investasi,
peraturan pemerintah, dan harga barang yang relatif kecil
dibandingkan dengan biaya produksi.
 Jika hambatan masuk suatu industri relatif tinggi maka
kemungkinan adanya pemain baru yang masuk dalam
industri tersebut akan semakin kecil.
LIMA FAKTOR PERSAINGAN
23/29
 Ancaman adanya produk substitusi.
 Produk substitusi akan membatasi profit
potensial suatu industri karena barang subtitusi
akan memunculkan alternatif bagi produk
perusahaan.
 Dalam kondisi seperti ini, kemampuan
perusahaan untuk menentukan harga produk
akan semakin berkurang, karena dibatasi adanya
produk substitusi.
 Artinya, jika harga produk perusahaan terlalu
tinggi, konsumen bisa saja berpindah ke produk
substitusi yang ditawarkan di pasar.
LIMA FAKTOR PERSAINGAN
24/29
 Bargaining power pembeli.
 Daya tawar pembeli di pasar yang kuat bisa
mempengaruhi profitabilitas industri.
 Hal ini terjadi jika konsumen dapat menawar harga atau
meminta kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan
pilihan dari produk yang diberikan oleh pesaing lain.
 Bila jumlah konsumen lebih banyak dari jumlah
industrinya maka bargaining power konsumen akan
rendah.
 Sebaliknya jika jumlah industri lebih banyak dari
konsumen maka bargaining power konsumen akan besar.
LIMA FAKTOR PERSAINGAN
25/29
 Bargaining power pemasok.
 Pemasok dapat mempengaruhi return industri di
masa yang datang karena mereka mempunyai
kekuatan untuk menentukan harga dan kualitas
dari produknya.
 Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah industrinya, maka pemasok
memiliki bargaining power yang besar.
 Begitu juga sebaliknya, jika pemasok lebih
banyak dari industrinya maka bargaining power
pemasok akan berkurang.
LIMA FAKTOR PERSAINGAN
26/29
ESTIMASI EARNING MULTIPLIER
INDUSTRI
 Teknik untuk melakukan estimasi earning
multiplier industri ada dua:
 Analisis Makro.
 Investor mempelajari hubungan antara earning
multiplier industri dengan earning multiplier pasar.
 Analisis Mikro.
 Estimasi earning multiplier industri dilakukan dengan
cara mengamati variabel-variabel yang
mempengaruhi earning multiplier industri, seperti
dividend-payout ratio (DPR), tingkat return yang
disyaratkan dalam industri (k), dan tingkat
pertumbuhan earning dan dividen industri yang
diharapkan (g).
27/29
 Analisis makro mengasumsikan adanya hubungan
antara perubahan dalam k dan g untuk industri
tertentu dengan pasar keseluruhan.
 Asumsi ini sama halnya dengan hubungan antara
perubahan dalam P/E rasio industri dan P/E pasar
secara keseluruhan.
 Hubungan antara industri dan pasar tidak sama untuk
setiap industri, bahkan untuk industri tertentu
hubungan tidak signifikan.
 Oleh karena itu, sebelum menggunakan analisis
makro untuk mengestimasi earning multiplier untuk
industri, kita perlu mengevaluasi terlebih dahulu
kualitas hubungan antara rasio P/E industri yang akan
dianalisis dengan P/E pasar.
ESTIMASI EARNING MULTIPLIER
INDUSTRI
28/29
 Estimasi earning multiplier industri dengan analisis
mikro dilakukan dengan cara mengestimasi tiga
variabel yang menentukan earning multiplier
industri (dividend-payout ratio, tingkat return
yang disyaratkan dan tingkat pertumbuhan earning
dan dividen yang diharapkan) dan membandingkan
ketiga variabel tersebut dengan P/E pasar.
 Dari hasil analisis tersebut, selanjutnya dapat
diketahui apakah earning multiplier industri akan
berada di atas, di bawah, ataupun sama dengan
earning multiplier pasar.
ESTIMASI EARNING MULTIPLIER
INDUSTRI
29/29

More Related Content

What's hot

Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Judianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiPortofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Judianto Nugroho
 
Kontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi SahamKontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi Saham
Trisnadi Wijaya
 
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasarPortofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Judianto Nugroho
 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptAnisa Kirana
 
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-sahamPortofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Judianto Nugroho
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
anggibert
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
Trisnadi Wijaya
 
Manajemen portofolio
Manajemen portofolioManajemen portofolio
Manajemen portofolio
gdengurah
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
Lia Ivvana
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Amrul Rizal
 
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomiPortofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Judianto Nugroho
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-sahamPortofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Judianto Nugroho
 
Analisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioAnalisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioandinipredita
 
Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)
Eka Wahyuliana
 
risk and return
risk and returnrisk and return
risk and return
Fariz Mido
 
Portofolio investasi-bab-20-investasi-international
Portofolio investasi-bab-20-investasi-internationalPortofolio investasi-bab-20-investasi-international
Portofolio investasi-bab-20-investasi-international
Judianto Nugroho
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Fox Broadcasting
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenfikrifm
 

What's hot (20)

Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiPortofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
 
Kontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi SahamKontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi Saham
 
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasarPortofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal ppt
 
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-sahamPortofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Manajemen portofolio
Manajemen portofolioManajemen portofolio
Manajemen portofolio
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
 
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomiPortofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-sahamPortofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
 
Analisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioAnalisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolio
 
Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)
 
risk and return
risk and returnrisk and return
risk and return
 
Portofolio investasi-bab-20-investasi-international
Portofolio investasi-bab-20-investasi-internationalPortofolio investasi-bab-20-investasi-international
Portofolio investasi-bab-20-investasi-international
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 

Similar to Portofolio investasi-bab-14-analisis-industri

14-analisis-industri.ppt
14-analisis-industri.ppt14-analisis-industri.ppt
14-analisis-industri.ppt
AristaKurniawan2
 
Chapter 5 riset bisnis
Chapter 5   riset bisnisChapter 5   riset bisnis
Chapter 5 riset bisnis
tellstptrisakti
 
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
lia_auriga
 
P2_SWOT ANALYSIS.pptx
P2_SWOT ANALYSIS.pptxP2_SWOT ANALYSIS.pptx
P2_SWOT ANALYSIS.pptx
NorsaridaAryani
 
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
Adrianto Dasoeki
 
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptxpresentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
rahmiiryanti1
 
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_12314006522. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065Josh Marcell Munthe
 
Strategic management12
Strategic management12Strategic management12
Strategic management12
Nurul ihsani
 
economic manegerial
economic manegerialeconomic manegerial
economic manegerial
namakuguten
 
Pertemuan 12 p.indonesia
Pertemuan 12 p.indonesiaPertemuan 12 p.indonesia
Pertemuan 12 p.indonesia
olerafif
 
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
Dian Mardiana
 
Pengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi.pptx
Pengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi.pptxPengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi.pptx
Pengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi.pptx
FahrizalTaufiqqurrac
 
The Five Competitive Forces That Shape Strategy
The Five Competitive Forces That Shape StrategyThe Five Competitive Forces That Shape Strategy
The Five Competitive Forces That Shape Strategy
fnukezx
 
C5 s1 5 model kekuatan persaingan
C5 s1   5 model kekuatan persainganC5 s1   5 model kekuatan persaingan
C5 s1 5 model kekuatan persaingan
tellstptrisakti
 
Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2matiolestari
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persaingan
Septian Muna Barakati
 
Man invest
Man investMan invest
Man invest
ratnaadiningrum
 
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
MaharaniGustianingty
 
Pasaran persaingan sempurna dan analisis pasaran
Pasaran persaingan sempurna dan analisis pasaranPasaran persaingan sempurna dan analisis pasaran
Pasaran persaingan sempurna dan analisis pasaran
kim rae KI
 
Bab 7 persaingan sempurna
Bab 7 persaingan sempurnaBab 7 persaingan sempurna
Bab 7 persaingan sempurnaTossan Ihsan
 

Similar to Portofolio investasi-bab-14-analisis-industri (20)

14-analisis-industri.ppt
14-analisis-industri.ppt14-analisis-industri.ppt
14-analisis-industri.ppt
 
Chapter 5 riset bisnis
Chapter 5   riset bisnisChapter 5   riset bisnis
Chapter 5 riset bisnis
 
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
 
P2_SWOT ANALYSIS.pptx
P2_SWOT ANALYSIS.pptxP2_SWOT ANALYSIS.pptx
P2_SWOT ANALYSIS.pptx
 
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
 
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptxpresentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
 
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_12314006522. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
 
Strategic management12
Strategic management12Strategic management12
Strategic management12
 
economic manegerial
economic manegerialeconomic manegerial
economic manegerial
 
Pertemuan 12 p.indonesia
Pertemuan 12 p.indonesiaPertemuan 12 p.indonesia
Pertemuan 12 p.indonesia
 
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
 
Pengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi.pptx
Pengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi.pptxPengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi.pptx
Pengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi.pptx
 
The Five Competitive Forces That Shape Strategy
The Five Competitive Forces That Shape StrategyThe Five Competitive Forces That Shape Strategy
The Five Competitive Forces That Shape Strategy
 
C5 s1 5 model kekuatan persaingan
C5 s1   5 model kekuatan persainganC5 s1   5 model kekuatan persaingan
C5 s1 5 model kekuatan persaingan
 
Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persaingan
 
Man invest
Man investMan invest
Man invest
 
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
 
Pasaran persaingan sempurna dan analisis pasaran
Pasaran persaingan sempurna dan analisis pasaranPasaran persaingan sempurna dan analisis pasaran
Pasaran persaingan sempurna dan analisis pasaran
 
Bab 7 persaingan sempurna
Bab 7 persaingan sempurnaBab 7 persaingan sempurna
Bab 7 persaingan sempurna
 

More from Judianto Nugroho

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
Judianto Nugroho
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
Judianto Nugroho
 

More from Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Recently uploaded

AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 

Portofolio investasi-bab-14-analisis-industri

  • 1.
  • 2. OVERVIEW  Konsep dasar dan arti penting klasifikasi industri.  Arti penting analisis industri untuk menyeleksi sekuritas.  Metode yang digunakan untuk mengestimasi tingkat keuntungan, earning per share, dan earning multiplier industri.  Tingkat persaingan dalam industri dan efeknya terhadap return industri yang diharapkan. 1/29
  • 3. PENGERTIAN INDUSTRI  Analisis industri merupakan salah satu bagian dalam analisis fundamental. Analisis industri biasanya dilakukan setelah kita melakukan analisis ekonomi.  Dalam analisis industri, investor mencoba membandingkan kinerja dari berbagai industri untuk mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling menjanjikan ataupun sebaliknya.  Masalah pengelompokan industri menjadi semakin rumit ketika berhadapan dengan banyak perusahaan yang mempunyai sekian banyak ragam lini bisnis. 2/29
  • 4.  Sistem klasifikasi industri yang telah dikenal dan digunakan secara luas adalah sistem Standard Industrial Classification (SIC) yang didasarkan pada data sensus dan pengklasifikasian perusahaan berdasarkan produk dasar yang dihasilkan.  Standar yang dipakai untuk mengkelompokkan industri bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classfification (JASICA).  Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi, dan masing-masing divisi tersebut dibagi lagi menjadi kelompok industri utama dan diberi kode dua digit. PENGERTIAN INDUSTRI 3/29
  • 6. SAHAM BUMN DAN SWASTA  Saham-saham tercatat di BEI juga sering dibedakan antara saham-saham perusahaan swasta dan perusahaan BUMN.  Persentase nilai kapitalisasi saham BUMN terhadap seluruh saham tercatat BEI, per 17 Juli 2009: 5/29
  • 7. PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI  Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor baik untuk meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang menguntungkan.  Analisis industri perlu diikuti analisis perusahaan agar investor dapat menentukan saham perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai kombinasi return-risiko yang terbaik. 6/29
  • 8.  Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis industri menghasilkan kesimpulan:  Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda pula.  Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya.  Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat cukup beragam.  Tingkat risiko berbagai industri juga beragam.  Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu. PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI 7/29
  • 9. ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI  Untuk menilai suatu industri, ada dua langkah yang perlu dilakukan:  Mengestimasi earning per share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri.  Mengestimasi price earning ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebagai expected earning multiplier industri. 8/29
  • 10.  Jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka akan kita peroleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry).  Tingkat return yang diharapkan dari suatu industri ditentukan dengan membagi nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah dividen yang diharapkan dari industri, dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya.  Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat return harapan dari industri terhadap tingkat return yang disyaratkan oleh investor, investor akan dapat menentukan industri mana saja yang layak dijadikan pilihan investasinya. ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI 9/29
  • 11. ESTIMASI EARNING PER SHARE INDUSTRI  Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan suatu industri:  Daur hidup industri (industry life cycle).  Analisis input-output.  Hubungan antara industri dengan ekonomi secara keseluruhan.  Ketiga teknik saling melengkapi sehingga investor dapat mengkombinasikan ketiga teknik tersebut untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai posisi dan prospek industri dalam berbagai skenario. 10/29
  • 12. DAUR HIDUP INDUSTRI  Tahap perkembangan industri umumnya dibagi menjadi lima yaitu: 11/29
  • 13.  Tahap permulaan (introduction).  Tahap permulaan merupakan masa-masa awal perkembangan sebuah industri.  Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan sangat kecil dan profit yang dihasilkan kemungkinan akan menunjukkan angka negatif karena perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menutupi biaya promosi dan pengembangan produk di awal-awal pertumbuhan industri. DAUR HIDUP INDUSTRI 12/29
  • 14.  Tahap pertumbuhan (growth).  Pada tahap pertumbuhan, penjualan tumbuh sangat cepat.  Permintaan semakin meningkat sedangkan persaingan belum begitu ketat sehingga profit pada tahap pertumbuhan akan tumbuh tinggi.  Pertumbuhan industri pada tahap ini akan cenderung lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. DAUR HIDUP INDUSTRI 13/29
  • 15.  Tahap kedewasaan (mature).  Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan mulai menurun, karena banyaknya pesaing yang mulai masuk dan permintaan yang sudah relatif stabil.  Oleh karena itu, profit pada tahap mature akan mengalami pertumbuhan yang mulai menurun dan menuju tingkat keuntungan yang normal.  Pertumbuhan industri pada tahap ini sedikit lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. DAUR HIDUP INDUSTRI 14/29
  • 16.  Tahap stabil.  Tahap stabil mungkin merupakan tahap yang paling panjang dalam daur hidup industri.  Pertumbuhan industri akan cenderung sama dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau segmen ekonomi di mana industri tersebut berada.  Meskipun penjualan terkait erat dengan kondisi ekonomi, tetapi besarnya pertumbuhan penjualan masing-masing perusahaan secara individual dalam suatu industri akan berbeda-beda satu dengan yang lain, tergantung dari kemampuan manajerial dari masing-masing perusahaan. DAUR HIDUP INDUSTRI 15/29
  • 17.  Tahap penurunan.  Pada tahap penurunan, tingkat penjualan dan profit industri semakin menurun.  Pada tahap ini ada perusahaan yang mulai keluar dari industri dan investor pun mulai berpikir untuk mencari alternatif industri lain yang lebih menguntungkan.  Pertumbuhan industri pada tahap ini akan jauh di bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. DAUR HIDUP INDUSTRI 16/29
  • 18. ANALISIS INPUT-OUTPUT  Analisis input-output adalah suatu cara alternatif untuk mengetahui gambaran prospek penjualan suatu industri di masa yang akan datang dengan cara mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen dari suatu industri.  Dengan melakukan analisis tersebut, kita dapat mengestimasi permintaan konsumen di masa datang, serta kemampuan pemasok untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan dalam suatu industri.  Informasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat penjualan dan keuntungan suatu industri di masa depan. 17/29
  • 19. HUBUNGAN INDUSTRI DAN EKONOMI  Teknik analisis ini membandingkan tingkat penjualan industri dengan kondisi perekonomian secara keseluruhan yang berhubungan dengan barang dan jasa yang diproduksi oleh industri tersebut.  Teknik ini didasari oleh asumsi bahwa kondisi perekonomian di mana suatu industri beroperasi akan terkait dengan penjualan dan keuntungan suatu industri. 18/29
  • 20. PERSAINGAN DAN RETURN INDUSTRI YANG DIHARAPKAN  Faktor penting lain yang mempengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh suatu industri adalah intensitas persaingan dalam industri tersebut.  Intensitas persaingan dalam suatu industri akan menentukan kemampuan industri untuk tetap memperoleh tingkat return di atas rata- rata. 19/29
  • 21.  Lima faktor yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri tersebut adalah:  ancaman adanya pemain baru,  daya tawar (bargaining power) pembeli,  persaingan diantara pemain yang ada,  ancaman adanya barang atau jasa substitusi,  daya tawar (bargaining power) pemasok.  Lima kekuatan persaingan akan menentukan profitabilitas industri karena lima faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap komponen return on investment (ROI) dalam suatu industri. PERSAINGAN DAN RETURN INDUSTRI YANG DIHARAPKAN 20/29
  • 22. LIMA FAKTOR PERSAINGAN Ancaman pemain baru Bargaining Power Ancaman barang substitusi Bargaining Power 21/29
  • 23.  Persaingan antara perusahaan yang ada dalam industri.  Persaingan dalam suatu industri akan semakin meningkat jika terdapat banyak perusahaan yang ukurannya relatif sama bersaing dalam industri tersebut.  Persaingan juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan biaya tetap, serta hambatan untuk keluar dari industri.  Tingginya biaya tetap akan mendorong peningkatan persaingan karena dengan tingginya biaya tetap akan mengharuskan perusahaan untuk memproduksi dengan kapasitas penuh.  Hal itu akan membuat penawaran di pasar akan semakin meningkat yang kemudian akan menyebabkan harga barang semakin menurun, sehingga persaingan akan semakin ketat. LIMA FAKTOR PERSAINGAN 22/29
  • 24.  Ancaman pemain baru.  Meskipun sebuah industri mempunyai jumlah pesaing yang sedikit, investor juga perlu mengidentifikasi perusahaan- perusahaan yang potensial menjadi pemain baru dalam industri.  Besarnya ancaman pemain baru ini akan dipengaruhi oleh adanya hambatan-hambatan masuk (barriers to entry) dalam suatu industri, seperti tingginya biaya investasi, peraturan pemerintah, dan harga barang yang relatif kecil dibandingkan dengan biaya produksi.  Jika hambatan masuk suatu industri relatif tinggi maka kemungkinan adanya pemain baru yang masuk dalam industri tersebut akan semakin kecil. LIMA FAKTOR PERSAINGAN 23/29
  • 25.  Ancaman adanya produk substitusi.  Produk substitusi akan membatasi profit potensial suatu industri karena barang subtitusi akan memunculkan alternatif bagi produk perusahaan.  Dalam kondisi seperti ini, kemampuan perusahaan untuk menentukan harga produk akan semakin berkurang, karena dibatasi adanya produk substitusi.  Artinya, jika harga produk perusahaan terlalu tinggi, konsumen bisa saja berpindah ke produk substitusi yang ditawarkan di pasar. LIMA FAKTOR PERSAINGAN 24/29
  • 26.  Bargaining power pembeli.  Daya tawar pembeli di pasar yang kuat bisa mempengaruhi profitabilitas industri.  Hal ini terjadi jika konsumen dapat menawar harga atau meminta kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan pilihan dari produk yang diberikan oleh pesaing lain.  Bila jumlah konsumen lebih banyak dari jumlah industrinya maka bargaining power konsumen akan rendah.  Sebaliknya jika jumlah industri lebih banyak dari konsumen maka bargaining power konsumen akan besar. LIMA FAKTOR PERSAINGAN 25/29
  • 27.  Bargaining power pemasok.  Pemasok dapat mempengaruhi return industri di masa yang datang karena mereka mempunyai kekuatan untuk menentukan harga dan kualitas dari produknya.  Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah industrinya, maka pemasok memiliki bargaining power yang besar.  Begitu juga sebaliknya, jika pemasok lebih banyak dari industrinya maka bargaining power pemasok akan berkurang. LIMA FAKTOR PERSAINGAN 26/29
  • 28. ESTIMASI EARNING MULTIPLIER INDUSTRI  Teknik untuk melakukan estimasi earning multiplier industri ada dua:  Analisis Makro.  Investor mempelajari hubungan antara earning multiplier industri dengan earning multiplier pasar.  Analisis Mikro.  Estimasi earning multiplier industri dilakukan dengan cara mengamati variabel-variabel yang mempengaruhi earning multiplier industri, seperti dividend-payout ratio (DPR), tingkat return yang disyaratkan dalam industri (k), dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen industri yang diharapkan (g). 27/29
  • 29.  Analisis makro mengasumsikan adanya hubungan antara perubahan dalam k dan g untuk industri tertentu dengan pasar keseluruhan.  Asumsi ini sama halnya dengan hubungan antara perubahan dalam P/E rasio industri dan P/E pasar secara keseluruhan.  Hubungan antara industri dan pasar tidak sama untuk setiap industri, bahkan untuk industri tertentu hubungan tidak signifikan.  Oleh karena itu, sebelum menggunakan analisis makro untuk mengestimasi earning multiplier untuk industri, kita perlu mengevaluasi terlebih dahulu kualitas hubungan antara rasio P/E industri yang akan dianalisis dengan P/E pasar. ESTIMASI EARNING MULTIPLIER INDUSTRI 28/29
  • 30.  Estimasi earning multiplier industri dengan analisis mikro dilakukan dengan cara mengestimasi tiga variabel yang menentukan earning multiplier industri (dividend-payout ratio, tingkat return yang disyaratkan dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen yang diharapkan) dan membandingkan ketiga variabel tersebut dengan P/E pasar.  Dari hasil analisis tersebut, selanjutnya dapat diketahui apakah earning multiplier industri akan berada di atas, di bawah, ataupun sama dengan earning multiplier pasar. ESTIMASI EARNING MULTIPLIER INDUSTRI 29/29