SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Akuntansi Positif dan Akuntansi Normatif
BAB I
PENDAHULUAN
Latarbelakang
Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai
riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan objektif.
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang logis, saling
terkait, yang membentuk kerangka umum,dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai dan
mengembangkan praktik akuntansi
Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt &
Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnya
hipotesis pasar efisien dan teori agensi.
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan
kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi
yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif
pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi praktik-praktik akuntansi.
Sedangkan teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga
tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori
yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya
bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif
Dalam makalah ini akan dijelasan lebih rinci tentang akuntansi positif dan juga akuntansi
normatif, baik itu sejarah awal mula, perkembangannya perbedaan ataupun perbandingan antara
keduannya serta hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi positif maupun normatif.
Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang Akuntansi
positif dan akuntansi normatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sifat Teori Akuntansi
Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai
riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan objektif.
Teori akan berguna apabila rumusan teori tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk
memprediksi sesuatu yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Teori akuntansi dapat
dirumuskan sebagai suatu susunan konsep, defenisi, dan dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaran fenomena akuntansi, serta menjelaskan hubungan antar variabel dalam struktur
akuntansi, dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul (fenomena sosial
dan ekonomi).
Fungsi teori akuntansi adalah:
1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi,
2. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar
resminya,
3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan,
4. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan, dan
5. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi.
Menurut Vernon Kam (1986), teori adalah suatu sistem yang menyeluruh, dimana
meliputi asumsi dasar, defenisi, tujuan, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode. Oleh
sebab itu, teori adalah penjelasan, tetapi tidak semua penjelasan dapat dikategorikan sebagai
teori. Teori akuntansi memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Reductionism
Teori di mulai dari asumsi-asumsi, di mana tidak langsung merujuk ke objek yang diobservasi,
dan bukan merupakan pernyataan yang dapat diuji kebenarannya. Tetapi teori merupakan bahan
rujukan untuk mengamati fenomena.
2. Instrumentalism
Teori merupakan alat yang dapat digunakan untuk menilai pernyataan tentang hasil dari suatu
observasi. Di sini, teori berperan untuk menjelaskan untuk memprediksi.
3. Realism
Teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan pernyataan kebenaran atau
ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena, atau suatu objek.
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang logis,
saling terkait, yang membentuk kerangka umum,dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai
dan mengembangkan praktik akuntansi.
Periodisasi Teori Akuntansi
Periodisasi teori akuntansi dapat digolongkan menjadi:
1. Pre-Theory Period (1492-1800)
Dalam periode ini belum ada teori akuntansi yang dirumuskan, melainkan hanya sebatas
pada saran-saran atau pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dianggap sebagai teori.
2. General Scientific Period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengembangan teori, namun hanya berupa penjelasan
terhadap praktik akuntansi. Di sini, juga sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan
mengembangkan prakti akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yang
menekankan pada hasil observasi atas peristiwa yang terjadi sehari-hari (realitas), bukan
berdasarkan pada logika.
3. Normative Period (1956-1970)
Dalam periode ini, perumusan teori mulai mendefenisikan norma-norma atau praktik
akuntansi yang baik, dan pengembangan teori akuntansi lebih menekankan pada “apa yang
seharusnya”. Akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti. Di sini, mulai
muncul berbagai kritikan terhadap konsep biaya historis (historical cost). Informasi yang
disajikan berdasarkan nilai pasar wajar ternyata lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan
dibandingkan dengan biaya historis. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar, menyediakan
gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban perusahaan serta menyediakan
dasar lainnya untuk menilai prospek arus kas di masa mendatang.
4. Spesific Scientific Period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga sebagai era positif, di mana teori akuntansi tidak cukup hanya
dengan berdasarkan pada normatif saja (“apa yang seharusnya”), tetapi juga harus dapat diuji
kebenarannya. Perumusan atau pendefenisian norma yang terjadi dalam periode sebelumnya
dianggap terlalu subjektif, sehingga harus dapat di uji terlebih dahulu keabsahannya secara
positif. Pendekatan normatif telah banyak mendatangkan kritikan karena teori normatif ini tidak
melibatkan pengujian hipotesa, melainkan hanya berdasarkan peda pertimbanga subjektif
semata. Ditahun 1970-an, data empiris sudah mulai tersedia, demikian juga hal nya dengan
teknik-teknik statistik yang memungkinkan untuk dilakukannya pengujian.
B. Defenisi Teori Akuntansi positif
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan
kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi
yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif
pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelasakan dan
memprediksi praktik-praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut darii teori
akuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan fenomena praktik yang terjadi
secara nyata. Teori akuntansi positif mempunyai peranan dangat penting dalam perkembangan
teori akuntansi. Teori akuntansi positif dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan
akuntansi dalam menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif
berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi
yang ada dalam masyarakat sedangkan akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik akuntansi
yang seharusnya berlaku.
Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik akuntansi dan/atau teori akuntansi
berkembang sebagaimana adanya dengan tujuan untuk menjelaskan dan/atau meramalkan
peristiwa akuntansi. Karenanya, pendekatan positif berusaha untuk menentukan berbagai faktor
yang mungkin memengaruhi faktor rasional dalam bidang akuntansi. Pada dasarnya ia berusaha
untuk menentukan suatu teori yang menjelaskan fenomena yang diamati.
Teori yang dikemukakan Friedman (1953) ini merupakan sekumpulan proposisi
(penjelasan sifat dan realita) yang terdiri dari konstruk yang didifinisikan secara luas dan
menghubungkan berbagai unsur yang terdapat dalam proposisi tersebut. Teori ekonomi positif,
menurut Friedman (1953), pada`hakekatnya terbebas dari ikatan pelbagai aspek etika—
sebagaimana dikemukakan Keynes. Dia lebih mengacu ke istilah “apa adanya” (what it is)
daripada ke istilah “seharusnya demikian” (it should be). Dengan demIkian, fungsinya harus
dinilai berdasarkan ketepatan (precision), bidang kajian (scope), dan kesesuaian peramalan
berdasarkan pada pengalaman. Ringkasnya, ekonomi positif adalah, atau dapat dikategorikan
sebagai ilmu pengetahuan yang objektif (objective science), seperti halnya ilmu fisika.
C. Teori Akuntansi Normatif vs Teori Akuntansi Positif
Teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak
dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang
kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya
bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif.
Teori akuntansi positif memiliki ciri pemecahan masalah yang disesuaikan dengan realitas
praktek akuntansi. Pendekatan yang digunakan dalam teori akuntansi positif adalah pendekatan
ekonomi dan prilaku.
Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi praktik akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif adalah
hipotesa mengenai program pemberian bonus. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen
yang remunerasinya didasarkan pada bonus, akan berusaha memaksimalisasi bonusnya melalui
penggunaan metode akuntansi yang dapat menaikkan laba dan pada akhirnya memperbesar
bonus. Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam hal
program pemberian bonus.
Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan tekhnologi
akan menghsilkan teori akuntansi normative. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda-
beda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi.
Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan atau perbuatan)
seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris.
Penjelasan positif diarahkan untuk memberikan jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar
atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normativ berisi pernyataan dan penalaran untuk
menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan
kebijakan ekonomi atau sosial tertentu. Penjelasan normativ diarahkan untuk mendukung atau
menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.
Dengan pemikiran diatas Blaug (1992) menjelaskan bahwa teori positif berkepentingan
dengan masalah fakta sedangkan teori normative berkepentingan dengan masalah nilai .
Aspek Sasaran Teori
Unsur pembeda masalah fakta masalah nilai
Sasaran pemaparan positif normative
Bentuk pernyataan is ought/should
Bahan pertimbangan facts values
Dasar penyimpulan objective subjective
Nada pernyataan descriptif prescriptif
Metode pengujian validasi science art
Kriteria penerimaan teori true/false good/bad
Atas dasar perbedaan aspek diatas, sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkan
penjelasan tentang apa nyatanya terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai.
Teori akuntansi positif mengajukan proposisi atau hipotesis bahwa perusahaan manufakturan
FIFO sedangkan perusahaan perdagangan cendrung memilih LIFO. Teori akuntansi positif
berusaha menentukan apakah hipotesis tersebut benar atau salah dengan menggunakan metode
ilmiah atas dasar pengamatan data yang nyatanya terjadi. Bila hipotesis terbukti, penjelasan
dijelaskan dalam bentuk pernyataan misalnya bahwa perusahaan yang memilih FIFO adalah
perusahaan manufakturan. Karena tujuan teori positif adalah untuk mendeskripsi (membuat
pertimbangan nilai) apakah metode FIFO lebih baik atau lebih bermanfaat dari metode LIFO.
Dilain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menjelaskan penjelasan atau
penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik tau lebih efektif dari pada perlakuan
akuntansi alternative karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Hasil akhir teori akuntansi
normative adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan tindakan tertentu.
Misalnya, teori akuntansi akan menghasilkan pernyataan yang berbunyi bahwa asset tetap harus
dinilai dan dicantumkan dalam neraca atas dasar kos historis. Teori akuntansi positif dan
normative timbul karena perbedaan sasaran teori dan bidang masalah yang menjadi perhatian
masing-masing teori. Bila dikaitkan dengan dikotomi sains dan tekhnologi, teori akuntansi
positif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains sedangkan teori akuntansi normative
lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai tekhnologi.
D. Politik Biaya
Konsisten dengan karya awal Watt dan Zimmerman (1978) telah berpendapat bahwa
untuk mengurangi kemungkinan perhatian politik yang merugikan dan biaya yang terkait
perhatian ini (Misalnya, biaya yang terkait dengan pajak meningkat, peningkatan jumlah upah,
atau boikot produk), perusahaan politik yang sensitif (biasanya perusahaan besar) harus
mengadopsi metode akuntansi yang mengarah pada pengurangan keuntungan. Bagaimana
melaporkan, pandangan bahwa yang lebih rendah melaporkan laba akan mengakibatkan
menurunkan pengawasan politik (dan akhirnya untuk transfer kekayaan yang lebih rendah dari
perusahaan) mengasumsikan bahwa pihak yang terlibat dalam proses politik tidak dapat atau
tidak siap untuk "mengungkap" implikasi dari pilihan manajer. Akuntansi manajer adalah entah
bagaimana bisa menipu mereka yang terlibat dalam proses politik dengan hanya mengadopsi satu
metode akuntansi (penurunan pendapatan) dalam preferensi untuk yang lain. Tapi, mengapa ini
menjadi kasus ketika di tempat lain telah diasumsikan (konsisten dengan EMH) bahwa individu
dalam pasar lainnya seperti pasar modal, seperti pasar modal, efisien dapat mengungkap pilihan
manajemen metode akuntansi.
Dari perspektif ekonomi ada pandangan bahwa di pasar politik yang terbatas diharapkan
"membayar - off".. yang dapat hasil dari tindakan individu (Downs, 1957) misalnya, jika seorang
individu berusaha untuk mengetahui alasan sebenarnya mengapa pemerintah terpilih untuk
mengadopsi tindakan tertentu dari antara tindakan yang mungkin banyak, maka pertemuan
informasi tersebut akan mahal. Namun bahwa suara individu akan memiliki kemungkinan sangat
sedikit mempengaruhi keberadaan pemerintah. Hence, individu akan memilih untuk tetap
rasional kurang informasi. Namun, harus membentuk kelompok kepentingan tertentu, maka
biaya informasi tersebut dapat dibagi dan kemampuan untuk menyelidiki tindakan pemerintah
dapat meningkat. Sebuah perspektif yang sama diambil dengan kelompok lain dari pemerintah,
misalnya, perwakilan serikat buruh, lembaga konsumen dan sebagainya. Pejabat badan-badan
respresent berbagai kelompok orang, dengan konstituen secara individu lagi memiliki insentif
yang terbatas untuk diberi informasi yang lengkap tentang kegiatan kantor - pembawa.
Karena PAT mengasumsikan bahwa semua tindakan oleh semua orang (termasuk pejabat
dari kelompok kepentingan, politisi, dan sebagainya) didorong oleh kepentingan pribadi,
perwakilan kelompok kepentingan ditautkan untuk mengadopsi strategi yang memaksimalkan
kesejahteraan mereka sendiri dalam pengetahuan bahwa konstituen mereka akan memiliki
motivasi terbatas untuk diberi informasi yang lengkap tentang kegiatan mereka.
Dengan argumen di atas dalam pikiran, kita dapat mempertimbangkan tindakan politisi,
politisi karena tahu bahwa perusahaan-perusahaan yang sangat menguntungkan bisa menjadi
tidak populer dengan sejumlah besar konstituen mereka, politisi bisa "menang" suara dengan
mengambil tindakan terhadap perusahaan tersebut. Namun, watt dan Zimmerman (1979)
berpendapat bahwa politisi akan mengklaim bahwa tindakan mereka telah mengambil berada di
"kepentingan umum" sebagai jelas mereka harus menyembunyikan fakta bahwa tindakan
tersebut baik dilayani para politisi sendiri interests. Watt dan Zimmerman (1979 ) berpendapat:
Dalam beberapa tahun terakhir ekonom mempertanyakan apakah asumsi kepentingan
umum konsisten dengan penomena yang diamati .mereka telah mengusulkan asumsi bahwa
individu-alternatif yang terlibat dalam tindakan proses politik di sendiri kepentingan diri mereka
(asumsi egoisme). Asumsi ini menghasilkan implikasi yang lebih konsisten dengan fenomena
yang diamati daripada yang didasarkan pada asumsi kepentingan umum.
Untuk membenarkan tindakan mereka sendiri, politisi mungkin hanya mengandalkan
keuntungan dilaporkan perusahaan untuk memberikan alasan atas tindakan mereka, mengetahui
bahwa konstituen secara individu tidak mungkin menghadapi biaya menyelidiki motif politisi,
atau biaya menyelidiki bagaimana keuntungan korporasi adalah ditentukan (yaitu apakah laba
yang dihasilkan karena metode akuntansi tertentu digunakan dalam kurang dari secara objektif).
Untuk mengurangi alasan politisi, perusahaan berpotensi politik yang sensitif
diperkirakan untuk mengantisipasi tindakan politisi dan karena itu manajemen perusahaan politik
rentan memiliki insentif untuk mengurangi watt melaporkan keuntungan mereka. Watts dan
Zimmerman (1979, p.281) menyatakan:
Komisi pemerintah sering menggunakan isi dari laporan keuangan dalam proses
pengawasan (tingkat pengaturan, anti-trust, dll.) lebih lanjut, kongres sering mendasarkan
tindakan legislatif statements.This ini, pada gilirannya, menyediakan manajemen dengan insentif
untuk memilih prosedur akuntansi yang baik mengurangi biaya mereka menanggung atau
meningkatkan manfaat yang mereka terima sebagai hasil dari tindakan regulator pemerintah
dan anggota legislatif.
Menariknya, ketika media melaporkan profitabilitas perusahaan jarang memberi
perhatian pada metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung keuntungan. Dalam arti,
keuntungan yang mengulurkan karena beberapa dari dari ukuran yang objektif kinerja organisasi
(seperti pemerintah mungkin mengandalkan keuntungan untuk mendukung tindakan tertentu).
laporan media dari profitabilitas perusahaan tinggi berpotensi memicu biaya politik untuk
perusahaan. Dalam pembahasan di atas kita membahas bagaimana wakil-wakil dari kelompok
kepentingan mungkin menggunakan keuntungan sebagai pembenaran atas tindakan tertentu.
E. Tinjauan Kritis Teori Akuntansi Positif
Peneliti Topik Kritikan
Ball dan Foster (1982) Review atas penelitian
akuntansi secara
Empiris
a.ukuran perusahaan dan
perencanaan
bonus dapat sebagai proksi
untuk
melupakan variabel —
variabel lainnya.
b.kelemahan teori yang
mendukung
konstruksi pondasi untuk
besaran biaya
politik
c.Sampel yang digunakan
tidak dapat
dipertahankan
Tinker et.al. 1982 Teori Positif vs teori
normatif
a.Teori positif merupakan
nilai muatan
dan pelindung untuk
mencegah adanya
bias.
b.Mengabaikan penekanan
kelas yang
diperebutan
Christenson (1983) Metodologi dari teori
positif
a .Logikal positif
menggunakan
metodologi yang sudah
usang.
b.Pendekatan dalarn ''
Sosiologi
Akuntansi "di dalam teori
akuntansi.
c.Mengenalkan standar
pengujian suatu
argumentasi tentang
perkecualian
pembatalan pada teori.
d.Tidak layaknya metode
yang digunakan
untuk menjelaskan
konstruksi teori.
Holthausen & Leftwich (1983) Review konsekuensi
literatur ekonomi.
a.Keterbatasan interpretasi
yang
dihasilkan, disebabkan
oleh :
b.Tidak lengkapnya teori
politik dan
kontrak.
c.Problem khusus dalam
dependen dan
independen variabel.
Lowe et.al (1983) W & Z (1979) a.Kerangka ekonomi tidak
bisa
dijustifikasi.
b.Pendekatan positif
membuka suatu
perselisihan.
c.Kesepakatan alami
bukan merupakan
suatu ilmu pengetahuan.
d.Adanya perbedaan bukti
yang disajikan.
McKee et.al (1984) Replicasi dari W &.Z
(1978)
a.Hasilnya tidak dapat
diterapkan pada
sampel yang bani.
b.Diluar sampel itu tidak
dapat digunakan.
c.Pengetahuan kedepan
dari proporsi
sampel bias pada estimasi
parameter.
Whittington (1987) Review W & Z (1986) a.Antara argumentasi dan
bukti yang
disajikan tidak seimbang.
b.Metodologinya ekstrim
c.Teori positif berrnuatan
nilai.
d.Pendekatan " sosiologi
akuntansi
didalam teori akuntansi.
Hines (1988) Christenson (1983) dan
metodologi
Kelayakan evaluasi yang
ditunjukkan
tidak dapat dipraktekkan
dalam penelitian
akuntansi empiris.
F. Kontrak Antara Pemilik Dan Manager
Jika manajer yang dimiliki perusahaan, maka manajer yang akan menanggung biaya yang
berkaitan dengan konsumsi penghasilan tambahan milik mereka. konsumsi penghasilan
tambahan bisa mencakup konsumsi sumber daya perusahaan untuk kepentingan pribadi
(misalnya, manajer dapat memperoleh perawatan perusahaan terlalu mahal, memperoleh kantor
terlalu mewah, tinggal di akomodasi hotel terlalu mahal) atau generasi yang berlebihan dan
digunakan waktu siaga. sebagai persentase kepemilikan dipegang oleh manajer menurun,
manajer yang mulai menanggung kurang dari biaya / nya konsumsi penghasilan tambahannya
sendiri. biaya mulai diserap oleh pemilik perusahaan.
seperti disebutkan sebelumnya, PAT mengadopsi sebagai asumsi sentral bahwa semua tindakan
oleh individu didorong oleh kepentingan diri, dan bahwa kepentingan utama dari individu adalah
memaksimalkan kekayaan mereka sendiri. asumsi ini sering disebut sebagai seorang ekonomi
rasional asumsi. jika semua individu diasumsikan untuk bertindak sendiri kepentingan diri
mereka, maka pemilik akan mengharapkan manajer (agen) untuk melakukan kegiatan yang
mungkin tidak selalu berada dalam kepentingan pemilik (prinsipal). lebih jauh, karena posisi
mereka dalam perusahaan, para manajer akan memiliki akses ke informasi tidak tersedia bagi
kepala sekolah (masalah ini sering disebut sebagai information asimetri) dan ini dapat makin
meningkatkan kemampuan manajer untuk melakukan tindakan bermanfaat bagi diri mereka di
biaya pemilik. biaya dari perilaku yang berbeda yang timbul sebagai akibat dari agen biaya
(Jensen dan Meckling, 1976)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori positif berkembang karena ketidakpuasan terhadap teori normatif :
1. Ketidakmampuan normatif untuk menguji secara empiris,
2. Normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individu dari pada
kemakmuran secara luas,
3. Normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi
secara optimal di pasar modal.
Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt &
Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnya
hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Hipotesa yang digunakan oleh Watt & Zimmerman
ada 3, yaitu :
1. Perencanaan bonus,
2. Perjanjian hutang
3. Biaya proses politik.
Teori positif lebih mengacu pada penelitian empiris yang memaksimalkan keuntungan
(baik investor, manajer maupun masyarakat luas) dalam memilih metode akuntansi yang ada.
Teori Positif dikritik oleh beberapa peneliti yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok,
yaitu :
1. Kritik terhadap filosofi, positif menganut bahwa peneliti berada di luar area penelitian serta
memakasimalkan utilitynya. Hal ini tidak mungkin terjadi karena peneliti selalu berada pada area
yang ditelitinya dan maksimalitas utility tidak mungkin dicapai hanya sebatas pada kepuasan
(Hebert Simons).
2. Kritik terhadap metodologi, teori positif menganut pendekatan bahwa maksimalisasi
keuntungan dapat diperoleh melalui harga keseimbangan pasar. Hal ini tidak mungkin karena
penelitian dengan harga keseimbangan pasar sangat sedikit pengaruhnya terhadap kontribusi
penelitian akuntansi.
3. Kritik terhadap penelitian dengan pendekatan ekonomi, yaitu pemaksimalisasi individu yang
tidak mungkin atau tidak mudah untuk menghitungnya.

More Related Content

What's hot

Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBmas ijup
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureContoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureWahyu Hidayat
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditCecylia Preketeg
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 

What's hot (20)

Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureContoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
Bab. 13 Keputusan Investasi Modal
Bab. 13 Keputusan Investasi ModalBab. 13 Keputusan Investasi Modal
Bab. 13 Keputusan Investasi Modal
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 

Viewers also liked

Makalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Makalah Teori Akuntansi: Teori PositifMakalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Makalah Teori Akuntansi: Teori Positifghiyats dewantara
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
pembentukan teori akuntansi
pembentukan teori akuntansipembentukan teori akuntansi
pembentukan teori akuntansiNadia Amelia
 
Teori akuntansi positif
Teori akuntansi positifTeori akuntansi positif
Teori akuntansi positifAditya Rizky
 
Nis positive accounting theory
Nis positive accounting theoryNis positive accounting theory
Nis positive accounting theoryNispa Nis
 
Bab 1 konsep akuntansi syariah
Bab 1 konsep akuntansi syariahBab 1 konsep akuntansi syariah
Bab 1 konsep akuntansi syariahTajus Yamani
 
Teori dan Penelitian Akuntansi
Teori dan Penelitian AkuntansiTeori dan Penelitian Akuntansi
Teori dan Penelitian Akuntansiasrini0607
 
Jawaban soal ta mid 00
Jawaban soal ta mid 00Jawaban soal ta mid 00
Jawaban soal ta mid 00Nadia Amelia
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
Sistem Informasi Akuntasi
Sistem Informasi AkuntasiSistem Informasi Akuntasi
Sistem Informasi AkuntasiAdhikara Asmoro
 
Kualitas laba studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manaje...
Kualitas laba studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manaje...Kualitas laba studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manaje...
Kualitas laba studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manaje...Ratzman III
 
1. pengertian teori akuntansi
1. pengertian teori akuntansi1. pengertian teori akuntansi
1. pengertian teori akuntansiIsmuadi Sniper
 
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Poetra Chebhungsu
 
Sistem informasi akuntansi - Teknik Dokumentasi dan penyususnan Sistem
Sistem informasi akuntansi - Teknik Dokumentasi dan penyususnan SistemSistem informasi akuntansi - Teknik Dokumentasi dan penyususnan Sistem
Sistem informasi akuntansi - Teknik Dokumentasi dan penyususnan SistemAdora Aline A.
 

Viewers also liked (20)

Makalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Makalah Teori Akuntansi: Teori PositifMakalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Makalah Teori Akuntansi: Teori Positif
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Teori Akuntansi
Teori Akuntansi Teori Akuntansi
Teori Akuntansi
 
Makalah teori akuntansi
Makalah teori akuntansiMakalah teori akuntansi
Makalah teori akuntansi
 
pembentukan teori akuntansi
pembentukan teori akuntansipembentukan teori akuntansi
pembentukan teori akuntansi
 
Teori akuntansi positif
Teori akuntansi positifTeori akuntansi positif
Teori akuntansi positif
 
Nis positive accounting theory
Nis positive accounting theoryNis positive accounting theory
Nis positive accounting theory
 
Bab 1 konsep akuntansi syariah
Bab 1 konsep akuntansi syariahBab 1 konsep akuntansi syariah
Bab 1 konsep akuntansi syariah
 
Teori dan Penelitian Akuntansi
Teori dan Penelitian AkuntansiTeori dan Penelitian Akuntansi
Teori dan Penelitian Akuntansi
 
Jawaban soal ta mid 00
Jawaban soal ta mid 00Jawaban soal ta mid 00
Jawaban soal ta mid 00
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Sistem Informasi Akuntasi
Sistem Informasi AkuntasiSistem Informasi Akuntasi
Sistem Informasi Akuntasi
 
Kualitas laba studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manaje...
Kualitas laba studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manaje...Kualitas laba studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manaje...
Kualitas laba studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manaje...
 
makalah teori akuntansi
makalah teori akuntansimakalah teori akuntansi
makalah teori akuntansi
 
1. pengertian teori akuntansi
1. pengertian teori akuntansi1. pengertian teori akuntansi
1. pengertian teori akuntansi
 
Ringkasan jurnal kelompok 2
Ringkasan jurnal kelompok 2Ringkasan jurnal kelompok 2
Ringkasan jurnal kelompok 2
 
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
 
Positive Theory
Positive TheoryPositive Theory
Positive Theory
 
Sistem informasi akuntansi - Teknik Dokumentasi dan penyususnan Sistem
Sistem informasi akuntansi - Teknik Dokumentasi dan penyususnan SistemSistem informasi akuntansi - Teknik Dokumentasi dan penyususnan Sistem
Sistem informasi akuntansi - Teknik Dokumentasi dan penyususnan Sistem
 
Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
 

Similar to Akuntansi positif dan akuntansi normatif

Capital Market Research
Capital Market ResearchCapital Market Research
Capital Market ResearchErlinda Putri
 
Bahan presentasi
Bahan presentasiBahan presentasi
Bahan presentasiNinathaa
 
Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Memy Memy
 
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptxAndi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptxandichadijah1
 
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplit
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplitRingkasan materi teori_akuntansi_komplit
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplitekosukabumi
 
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansiSri Apriyanti Husain
 
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansiSri Apriyanti Husain
 
Positivisme - Novendi.pdf
Positivisme - Novendi.pdfPositivisme - Novendi.pdf
Positivisme - Novendi.pdfNovendiDede
 
pendahuluan Teori akuntansi
pendahuluan Teori akuntansipendahuluan Teori akuntansi
pendahuluan Teori akuntansiMelisaXu
 
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiAbdi Az
 
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdfDIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdfDIAHPUTRIMAWARSARI
 
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptxPPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptxfrengky22
 
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxMAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxNiluhEkaMurniati1
 
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020Ramadaniaja
 
Pengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiPengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiEkal Kurniawan
 

Similar to Akuntansi positif dan akuntansi normatif (20)

Capital Market Research
Capital Market ResearchCapital Market Research
Capital Market Research
 
Bahan presentasi
Bahan presentasiBahan presentasi
Bahan presentasi
 
Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4
 
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptxAndi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
 
Teori Akuntansi
Teori AkuntansiTeori Akuntansi
Teori Akuntansi
 
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplit
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplitRingkasan materi teori_akuntansi_komplit
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplit
 
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
 
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
 
TEORI AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSITEORI AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSI
 
Positivisme - Novendi.pdf
Positivisme - Novendi.pdfPositivisme - Novendi.pdf
Positivisme - Novendi.pdf
 
KELOMPOK 1 (TEORI AKUNTANSI).pptx
KELOMPOK 1 (TEORI AKUNTANSI).pptxKELOMPOK 1 (TEORI AKUNTANSI).pptx
KELOMPOK 1 (TEORI AKUNTANSI).pptx
 
pendahuluan Teori akuntansi
pendahuluan Teori akuntansipendahuluan Teori akuntansi
pendahuluan Teori akuntansi
 
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdfDIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
 
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptxPPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
 
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxMAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
 
Homefgngn
HomefgngnHomefgngn
Homefgngn
 
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
 
Pengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiPengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori Akuntansi
 

Akuntansi positif dan akuntansi normatif

  • 1. Akuntansi Positif dan Akuntansi Normatif BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan objektif. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait, yang membentuk kerangka umum,dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai dan mengembangkan praktik akuntansi Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt & Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Sedangkan teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif Dalam makalah ini akan dijelasan lebih rinci tentang akuntansi positif dan juga akuntansi normatif, baik itu sejarah awal mula, perkembangannya perbedaan ataupun perbandingan antara keduannya serta hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi positif maupun normatif. Tujuan Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang Akuntansi positif dan akuntansi normatif
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Sifat Teori Akuntansi Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan objektif. Teori akan berguna apabila rumusan teori tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk memprediksi sesuatu yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Teori akuntansi dapat dirumuskan sebagai suatu susunan konsep, defenisi, dan dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi, serta menjelaskan hubungan antar variabel dalam struktur akuntansi, dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul (fenomena sosial dan ekonomi). Fungsi teori akuntansi adalah: 1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi, 2. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resminya, 3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, 4. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan, dan 5. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi. Menurut Vernon Kam (1986), teori adalah suatu sistem yang menyeluruh, dimana meliputi asumsi dasar, defenisi, tujuan, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode. Oleh sebab itu, teori adalah penjelasan, tetapi tidak semua penjelasan dapat dikategorikan sebagai teori. Teori akuntansi memiliki tiga dimensi, yaitu: 1. Reductionism Teori di mulai dari asumsi-asumsi, di mana tidak langsung merujuk ke objek yang diobservasi, dan bukan merupakan pernyataan yang dapat diuji kebenarannya. Tetapi teori merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena. 2. Instrumentalism Teori merupakan alat yang dapat digunakan untuk menilai pernyataan tentang hasil dari suatu observasi. Di sini, teori berperan untuk menjelaskan untuk memprediksi.
  • 3. 3. Realism Teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan pernyataan kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena, atau suatu objek. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait, yang membentuk kerangka umum,dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai dan mengembangkan praktik akuntansi. Periodisasi Teori Akuntansi Periodisasi teori akuntansi dapat digolongkan menjadi: 1. Pre-Theory Period (1492-1800) Dalam periode ini belum ada teori akuntansi yang dirumuskan, melainkan hanya sebatas pada saran-saran atau pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dianggap sebagai teori. 2. General Scientific Period (1800-1955) Dalam periode ini sudah ada pengembangan teori, namun hanya berupa penjelasan terhadap praktik akuntansi. Di sini, juga sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan prakti akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yang menekankan pada hasil observasi atas peristiwa yang terjadi sehari-hari (realitas), bukan berdasarkan pada logika. 3. Normative Period (1956-1970) Dalam periode ini, perumusan teori mulai mendefenisikan norma-norma atau praktik akuntansi yang baik, dan pengembangan teori akuntansi lebih menekankan pada “apa yang seharusnya”. Akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti. Di sini, mulai muncul berbagai kritikan terhadap konsep biaya historis (historical cost). Informasi yang disajikan berdasarkan nilai pasar wajar ternyata lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan biaya historis. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar, menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban perusahaan serta menyediakan dasar lainnya untuk menilai prospek arus kas di masa mendatang. 4. Spesific Scientific Period (1970-sekarang) Periode ini disebut juga sebagai era positif, di mana teori akuntansi tidak cukup hanya dengan berdasarkan pada normatif saja (“apa yang seharusnya”), tetapi juga harus dapat diuji kebenarannya. Perumusan atau pendefenisian norma yang terjadi dalam periode sebelumnya dianggap terlalu subjektif, sehingga harus dapat di uji terlebih dahulu keabsahannya secara
  • 4. positif. Pendekatan normatif telah banyak mendatangkan kritikan karena teori normatif ini tidak melibatkan pengujian hipotesa, melainkan hanya berdasarkan peda pertimbanga subjektif semata. Ditahun 1970-an, data empiris sudah mulai tersedia, demikian juga hal nya dengan teknik-teknik statistik yang memungkinkan untuk dilakukannya pengujian. B. Defenisi Teori Akuntansi positif Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelasakan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut darii teori akuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif mempunyai peranan dangat penting dalam perkembangan teori akuntansi. Teori akuntansi positif dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat sedangkan akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik akuntansi yang seharusnya berlaku. Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik akuntansi dan/atau teori akuntansi berkembang sebagaimana adanya dengan tujuan untuk menjelaskan dan/atau meramalkan peristiwa akuntansi. Karenanya, pendekatan positif berusaha untuk menentukan berbagai faktor yang mungkin memengaruhi faktor rasional dalam bidang akuntansi. Pada dasarnya ia berusaha untuk menentukan suatu teori yang menjelaskan fenomena yang diamati. Teori yang dikemukakan Friedman (1953) ini merupakan sekumpulan proposisi (penjelasan sifat dan realita) yang terdiri dari konstruk yang didifinisikan secara luas dan menghubungkan berbagai unsur yang terdapat dalam proposisi tersebut. Teori ekonomi positif, menurut Friedman (1953), pada`hakekatnya terbebas dari ikatan pelbagai aspek etika— sebagaimana dikemukakan Keynes. Dia lebih mengacu ke istilah “apa adanya” (what it is) daripada ke istilah “seharusnya demikian” (it should be). Dengan demIkian, fungsinya harus dinilai berdasarkan ketepatan (precision), bidang kajian (scope), dan kesesuaian peramalan
  • 5. berdasarkan pada pengalaman. Ringkasnya, ekonomi positif adalah, atau dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan yang objektif (objective science), seperti halnya ilmu fisika. C. Teori Akuntansi Normatif vs Teori Akuntansi Positif Teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif. Teori akuntansi positif memiliki ciri pemecahan masalah yang disesuaikan dengan realitas praktek akuntansi. Pendekatan yang digunakan dalam teori akuntansi positif adalah pendekatan ekonomi dan prilaku. Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif adalah hipotesa mengenai program pemberian bonus. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus, akan berusaha memaksimalisasi bonusnya melalui penggunaan metode akuntansi yang dapat menaikkan laba dan pada akhirnya memperbesar bonus. Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam hal program pemberian bonus. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan tekhnologi akan menghsilkan teori akuntansi normative. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda- beda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi. Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan atau perbuatan) seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberikan jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normativ berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomi atau sosial tertentu. Penjelasan normativ diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan. Dengan pemikiran diatas Blaug (1992) menjelaskan bahwa teori positif berkepentingan dengan masalah fakta sedangkan teori normative berkepentingan dengan masalah nilai . Aspek Sasaran Teori
  • 6. Unsur pembeda masalah fakta masalah nilai Sasaran pemaparan positif normative Bentuk pernyataan is ought/should Bahan pertimbangan facts values Dasar penyimpulan objective subjective Nada pernyataan descriptif prescriptif Metode pengujian validasi science art Kriteria penerimaan teori true/false good/bad Atas dasar perbedaan aspek diatas, sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan tentang apa nyatanya terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai. Teori akuntansi positif mengajukan proposisi atau hipotesis bahwa perusahaan manufakturan FIFO sedangkan perusahaan perdagangan cendrung memilih LIFO. Teori akuntansi positif berusaha menentukan apakah hipotesis tersebut benar atau salah dengan menggunakan metode ilmiah atas dasar pengamatan data yang nyatanya terjadi. Bila hipotesis terbukti, penjelasan dijelaskan dalam bentuk pernyataan misalnya bahwa perusahaan yang memilih FIFO adalah perusahaan manufakturan. Karena tujuan teori positif adalah untuk mendeskripsi (membuat pertimbangan nilai) apakah metode FIFO lebih baik atau lebih bermanfaat dari metode LIFO. Dilain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menjelaskan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik tau lebih efektif dari pada perlakuan akuntansi alternative karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Hasil akhir teori akuntansi normative adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan tindakan tertentu. Misalnya, teori akuntansi akan menghasilkan pernyataan yang berbunyi bahwa asset tetap harus dinilai dan dicantumkan dalam neraca atas dasar kos historis. Teori akuntansi positif dan normative timbul karena perbedaan sasaran teori dan bidang masalah yang menjadi perhatian masing-masing teori. Bila dikaitkan dengan dikotomi sains dan tekhnologi, teori akuntansi positif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains sedangkan teori akuntansi normative lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai tekhnologi. D. Politik Biaya Konsisten dengan karya awal Watt dan Zimmerman (1978) telah berpendapat bahwa untuk mengurangi kemungkinan perhatian politik yang merugikan dan biaya yang terkait
  • 7. perhatian ini (Misalnya, biaya yang terkait dengan pajak meningkat, peningkatan jumlah upah, atau boikot produk), perusahaan politik yang sensitif (biasanya perusahaan besar) harus mengadopsi metode akuntansi yang mengarah pada pengurangan keuntungan. Bagaimana melaporkan, pandangan bahwa yang lebih rendah melaporkan laba akan mengakibatkan menurunkan pengawasan politik (dan akhirnya untuk transfer kekayaan yang lebih rendah dari perusahaan) mengasumsikan bahwa pihak yang terlibat dalam proses politik tidak dapat atau tidak siap untuk "mengungkap" implikasi dari pilihan manajer. Akuntansi manajer adalah entah bagaimana bisa menipu mereka yang terlibat dalam proses politik dengan hanya mengadopsi satu metode akuntansi (penurunan pendapatan) dalam preferensi untuk yang lain. Tapi, mengapa ini menjadi kasus ketika di tempat lain telah diasumsikan (konsisten dengan EMH) bahwa individu dalam pasar lainnya seperti pasar modal, seperti pasar modal, efisien dapat mengungkap pilihan manajemen metode akuntansi. Dari perspektif ekonomi ada pandangan bahwa di pasar politik yang terbatas diharapkan "membayar - off".. yang dapat hasil dari tindakan individu (Downs, 1957) misalnya, jika seorang individu berusaha untuk mengetahui alasan sebenarnya mengapa pemerintah terpilih untuk mengadopsi tindakan tertentu dari antara tindakan yang mungkin banyak, maka pertemuan informasi tersebut akan mahal. Namun bahwa suara individu akan memiliki kemungkinan sangat sedikit mempengaruhi keberadaan pemerintah. Hence, individu akan memilih untuk tetap rasional kurang informasi. Namun, harus membentuk kelompok kepentingan tertentu, maka biaya informasi tersebut dapat dibagi dan kemampuan untuk menyelidiki tindakan pemerintah dapat meningkat. Sebuah perspektif yang sama diambil dengan kelompok lain dari pemerintah, misalnya, perwakilan serikat buruh, lembaga konsumen dan sebagainya. Pejabat badan-badan respresent berbagai kelompok orang, dengan konstituen secara individu lagi memiliki insentif yang terbatas untuk diberi informasi yang lengkap tentang kegiatan kantor - pembawa. Karena PAT mengasumsikan bahwa semua tindakan oleh semua orang (termasuk pejabat dari kelompok kepentingan, politisi, dan sebagainya) didorong oleh kepentingan pribadi, perwakilan kelompok kepentingan ditautkan untuk mengadopsi strategi yang memaksimalkan kesejahteraan mereka sendiri dalam pengetahuan bahwa konstituen mereka akan memiliki motivasi terbatas untuk diberi informasi yang lengkap tentang kegiatan mereka. Dengan argumen di atas dalam pikiran, kita dapat mempertimbangkan tindakan politisi, politisi karena tahu bahwa perusahaan-perusahaan yang sangat menguntungkan bisa menjadi
  • 8. tidak populer dengan sejumlah besar konstituen mereka, politisi bisa "menang" suara dengan mengambil tindakan terhadap perusahaan tersebut. Namun, watt dan Zimmerman (1979) berpendapat bahwa politisi akan mengklaim bahwa tindakan mereka telah mengambil berada di "kepentingan umum" sebagai jelas mereka harus menyembunyikan fakta bahwa tindakan tersebut baik dilayani para politisi sendiri interests. Watt dan Zimmerman (1979 ) berpendapat: Dalam beberapa tahun terakhir ekonom mempertanyakan apakah asumsi kepentingan umum konsisten dengan penomena yang diamati .mereka telah mengusulkan asumsi bahwa individu-alternatif yang terlibat dalam tindakan proses politik di sendiri kepentingan diri mereka (asumsi egoisme). Asumsi ini menghasilkan implikasi yang lebih konsisten dengan fenomena yang diamati daripada yang didasarkan pada asumsi kepentingan umum. Untuk membenarkan tindakan mereka sendiri, politisi mungkin hanya mengandalkan keuntungan dilaporkan perusahaan untuk memberikan alasan atas tindakan mereka, mengetahui bahwa konstituen secara individu tidak mungkin menghadapi biaya menyelidiki motif politisi, atau biaya menyelidiki bagaimana keuntungan korporasi adalah ditentukan (yaitu apakah laba yang dihasilkan karena metode akuntansi tertentu digunakan dalam kurang dari secara objektif). Untuk mengurangi alasan politisi, perusahaan berpotensi politik yang sensitif diperkirakan untuk mengantisipasi tindakan politisi dan karena itu manajemen perusahaan politik rentan memiliki insentif untuk mengurangi watt melaporkan keuntungan mereka. Watts dan Zimmerman (1979, p.281) menyatakan: Komisi pemerintah sering menggunakan isi dari laporan keuangan dalam proses pengawasan (tingkat pengaturan, anti-trust, dll.) lebih lanjut, kongres sering mendasarkan tindakan legislatif statements.This ini, pada gilirannya, menyediakan manajemen dengan insentif untuk memilih prosedur akuntansi yang baik mengurangi biaya mereka menanggung atau meningkatkan manfaat yang mereka terima sebagai hasil dari tindakan regulator pemerintah dan anggota legislatif. Menariknya, ketika media melaporkan profitabilitas perusahaan jarang memberi perhatian pada metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung keuntungan. Dalam arti, keuntungan yang mengulurkan karena beberapa dari dari ukuran yang objektif kinerja organisasi (seperti pemerintah mungkin mengandalkan keuntungan untuk mendukung tindakan tertentu). laporan media dari profitabilitas perusahaan tinggi berpotensi memicu biaya politik untuk
  • 9. perusahaan. Dalam pembahasan di atas kita membahas bagaimana wakil-wakil dari kelompok kepentingan mungkin menggunakan keuntungan sebagai pembenaran atas tindakan tertentu. E. Tinjauan Kritis Teori Akuntansi Positif Peneliti Topik Kritikan Ball dan Foster (1982) Review atas penelitian akuntansi secara Empiris a.ukuran perusahaan dan perencanaan bonus dapat sebagai proksi untuk melupakan variabel — variabel lainnya. b.kelemahan teori yang mendukung konstruksi pondasi untuk besaran biaya politik c.Sampel yang digunakan tidak dapat dipertahankan Tinker et.al. 1982 Teori Positif vs teori normatif a.Teori positif merupakan nilai muatan dan pelindung untuk mencegah adanya bias. b.Mengabaikan penekanan kelas yang diperebutan
  • 10. Christenson (1983) Metodologi dari teori positif a .Logikal positif menggunakan metodologi yang sudah usang. b.Pendekatan dalarn '' Sosiologi Akuntansi "di dalam teori akuntansi. c.Mengenalkan standar pengujian suatu argumentasi tentang perkecualian pembatalan pada teori. d.Tidak layaknya metode yang digunakan untuk menjelaskan konstruksi teori. Holthausen & Leftwich (1983) Review konsekuensi literatur ekonomi. a.Keterbatasan interpretasi yang dihasilkan, disebabkan oleh : b.Tidak lengkapnya teori politik dan kontrak. c.Problem khusus dalam dependen dan independen variabel. Lowe et.al (1983) W & Z (1979) a.Kerangka ekonomi tidak bisa dijustifikasi. b.Pendekatan positif
  • 11. membuka suatu perselisihan. c.Kesepakatan alami bukan merupakan suatu ilmu pengetahuan. d.Adanya perbedaan bukti yang disajikan. McKee et.al (1984) Replicasi dari W &.Z (1978) a.Hasilnya tidak dapat diterapkan pada sampel yang bani. b.Diluar sampel itu tidak dapat digunakan. c.Pengetahuan kedepan dari proporsi sampel bias pada estimasi parameter. Whittington (1987) Review W & Z (1986) a.Antara argumentasi dan bukti yang disajikan tidak seimbang. b.Metodologinya ekstrim c.Teori positif berrnuatan nilai. d.Pendekatan " sosiologi akuntansi didalam teori akuntansi. Hines (1988) Christenson (1983) dan metodologi Kelayakan evaluasi yang ditunjukkan tidak dapat dipraktekkan dalam penelitian akuntansi empiris.
  • 12. F. Kontrak Antara Pemilik Dan Manager Jika manajer yang dimiliki perusahaan, maka manajer yang akan menanggung biaya yang berkaitan dengan konsumsi penghasilan tambahan milik mereka. konsumsi penghasilan tambahan bisa mencakup konsumsi sumber daya perusahaan untuk kepentingan pribadi (misalnya, manajer dapat memperoleh perawatan perusahaan terlalu mahal, memperoleh kantor terlalu mewah, tinggal di akomodasi hotel terlalu mahal) atau generasi yang berlebihan dan digunakan waktu siaga. sebagai persentase kepemilikan dipegang oleh manajer menurun, manajer yang mulai menanggung kurang dari biaya / nya konsumsi penghasilan tambahannya sendiri. biaya mulai diserap oleh pemilik perusahaan. seperti disebutkan sebelumnya, PAT mengadopsi sebagai asumsi sentral bahwa semua tindakan oleh individu didorong oleh kepentingan diri, dan bahwa kepentingan utama dari individu adalah memaksimalkan kekayaan mereka sendiri. asumsi ini sering disebut sebagai seorang ekonomi rasional asumsi. jika semua individu diasumsikan untuk bertindak sendiri kepentingan diri mereka, maka pemilik akan mengharapkan manajer (agen) untuk melakukan kegiatan yang mungkin tidak selalu berada dalam kepentingan pemilik (prinsipal). lebih jauh, karena posisi mereka dalam perusahaan, para manajer akan memiliki akses ke informasi tidak tersedia bagi kepala sekolah (masalah ini sering disebut sebagai information asimetri) dan ini dapat makin meningkatkan kemampuan manajer untuk melakukan tindakan bermanfaat bagi diri mereka di biaya pemilik. biaya dari perilaku yang berbeda yang timbul sebagai akibat dari agen biaya (Jensen dan Meckling, 1976)
  • 13. BAB III PENUTUP Kesimpulan Teori positif berkembang karena ketidakpuasan terhadap teori normatif : 1. Ketidakmampuan normatif untuk menguji secara empiris, 2. Normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individu dari pada kemakmuran secara luas, 3. Normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt & Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Hipotesa yang digunakan oleh Watt & Zimmerman ada 3, yaitu : 1. Perencanaan bonus,
  • 14. 2. Perjanjian hutang 3. Biaya proses politik. Teori positif lebih mengacu pada penelitian empiris yang memaksimalkan keuntungan (baik investor, manajer maupun masyarakat luas) dalam memilih metode akuntansi yang ada. Teori Positif dikritik oleh beberapa peneliti yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Kritik terhadap filosofi, positif menganut bahwa peneliti berada di luar area penelitian serta memakasimalkan utilitynya. Hal ini tidak mungkin terjadi karena peneliti selalu berada pada area yang ditelitinya dan maksimalitas utility tidak mungkin dicapai hanya sebatas pada kepuasan (Hebert Simons). 2. Kritik terhadap metodologi, teori positif menganut pendekatan bahwa maksimalisasi keuntungan dapat diperoleh melalui harga keseimbangan pasar. Hal ini tidak mungkin karena penelitian dengan harga keseimbangan pasar sangat sedikit pengaruhnya terhadap kontribusi penelitian akuntansi. 3. Kritik terhadap penelitian dengan pendekatan ekonomi, yaitu pemaksimalisasi individu yang tidak mungkin atau tidak mudah untuk menghitungnya.