Skema evaluasi PBM menggunakan desain pre-post test digunakan untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah proses belajar mengajar, dan memberikan umpan balik secara dini untuk perbaikan proses pembelajaran.
1. 1. Definisi Konsep
Di bawah ini terdapat sejumlah konsep seperti yang telah anda pelajari dalam Modul 3 Unit 3.
Buatlah Definisi atau penjelasan dengan kata- kata anda sendiri secara singkat, padat, dan tepat
( concise) pada tempat yang telah disediakan.
1. Yang dimaksud dengan strategi dalam konteks belajar- mengajar ialah…
Jawab:
Suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
2. Ultimate goal adalah….
Jawab:
Tujuan akhir dari proses belajar mengajar.
3. Peran TIK dalam strategi belajar- mengajar ialah…
Jawab:
Yaitu menjadi pedoman bagi keseluruhan kegiatan belajar- mengajar (mengorganisasikan
pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar- mengajar, mengevaluasi hasil dan proses
belajar).
4. Entering behavior…
Jawab:
Suatu penetapan spesifikasi dan kualifikasi perubahan profil perilaku dan pribadi siswa
dalam arti yang luas.
5. Stimulus response learning ialah…
Jawab:
Proses belajar bahasa pada kanak- kanak yang diperlukan proses pembelajaran, kondisi yang
diperlukan untuk dapat berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor reinforcement.
6. Concept learning atau belajar konsep ialah…
Jawab:
Proses belajarnya yaitu terkuasainya kemahiran diskriminasi dan proses kognitif
fundamental sebelumnya.
7. Rule learning ialah...
Jawab:
Proses belajar mengajar dengan mengadakan kombinasi dari berbagai konsep (pengertian)
dengan mengoprasikan kaidah- kaidah logika formal. Sehingga dapat membuat konklusi
(kesimpulan).
2. 8. Problem solving ialah…
Jawab:
Belajar memecahkan suatu masalah atau merumuskan dan memecahkan masalah dengan
menggunakan berbagai roule yang telah dikuasainya.
9. Enquiry- discovery approach ialah…
Jawab:
Sistem belajar-mengajar guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya yang
final.
10. Expository approach ialah…
Jawab:
Sistem belajar – mengajar guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan
secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya
secara teratur dan tertib.
11. Mastery learning atau prinsip belajar tuntas ialah…
Jawab:
Maksudnya adalah waktu yang di perlukan oleh siswa untuk mencapai taraf penguasaan
bahan secara memadai seperti yang ditetapkan (norma; criterion).
12. Humanistic education ialah…
Jawab:
Suatu gerakan teori belajar yang menitikberatkan pada upaya membantu siswa agar ia
sanggup mencapai perwujudan dirinya (self- realization) sesuai dengan kemampuan dasar
dan keunikan (uniqueness) yang dimilikinya.
13. Tutorial system ialah…
Jawab:
Proses sistem belajar siswa secara lebih intesif.
14. Individu study ialah…
Jawab:
Proses belajar mengajar yang mungkin dilakuakan oleh seorang siswa yang bekerja sendiri
(individual) saja.
15. Classroom teaching yaitu…
Jawab:
Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam ruangan (kelas) yang mungkin ±(20- 30) siswa
dan cara pengajarannya pun bervareasi sesuai dengan kesenangan dan kemampuan guru
untuk mengelolanya.
3. 16. Lecture method ( metode ceramah) yaitu…
Jawab:
Suatu cara belajar- mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monologue (sologuy)
sehingga pembicaraan lebih bersifat terarah (one way communication).
17. Program instruction ( pengajaran berprogram ) ialah…
Jawab:
Bentuk metode belajar- mengajar yang fundamental. Yang paling esensial dari metide
ini,ialah siswa belajar diarahkan dengan tugas (assignment) atau pertanyaan (question)
dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan atau uraian singkat.
18. Summative evaluation ( evaluasi sumatif ) ialah…
Jawab:
Model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah berakhirnya kegiatan belajar- mengajar,
atau sering juga kita kenal dengan istilah lain, yaitu post test.
19. Criterion referenced evaluation ialah…
Jawab:
Cara mempertimbangkan taraf keberhasilansiswa dengan memperbandingkan prestasi yang
dicapainya siswa dengan criteria yang telah ditetapkan lebih dahulu(presstablished
criterion)
20. Standard deviation ( simpangan buku ) ialah…
Jawab:
Evaluasi belajar- mengajar maka guru akan dapat mengevaluasi taraf keberhasilan, baik hasil
(produk) maupun proses belajar- mengajar yang dilakukannya beserta siswa- siswanya,
dengan menetapkan angka batas lulus yang berada di daerah misalnya antara +0,25 dan -
0,25 dengan asumsi bahwa mean (rata- rata) berada pada titik 0 (nihil).
2. Aplikasi konsep
Sejumlah konsep dibahah ini pun telah kita pelajari dalam unit 3 Modul 3 ini. Carilah pasangan
dari setiap konsep itu yang anda pandang tapat dari pernyataan- pertanyaan yang tersedia,
dengan jelas menuliskan kode ( huruf A, B, C, dan seterusnya ) dari konsep tersebut di depan
nomor pernyataan yang sesuai pada tempat yang disediakan.
Konsep
A. Feedback ( umpan balik ) L. Verification
B. Learningexperience M. metode diskusi
C. Objective in mind N. Metode ceramah
D. Entering behavior O. Pengajaran berprograma
E. Learing readiness P. evaluasi formatif
4. F. Verbal association learning Q. norm reference evaluation
G. Discriminating learning R. passing grade
H. Generalization S. Multy method
I. Resitasi T. belajar mandiri
J. Sistem pengajaran modul U. Evluasi refleksi
K. Self actualization ( realization)
Pernyataan
K
1. Sebelum mengajar, Pak Ain selalu memikirkan jenis- jenis kegiatan apa kiranya yang
seyogianya dilakukan siswanya nanti. Sumber- sumber apa yang di pergunakan serta
bagaimana kiranya kegiatan apa yang dipergunakan serta bagaimana kiranya
kegiatan itu dilakukan dan bahan serta sumber itu diorganisasikan sehingga
menunjang terhadap sumber tujuan belajar- mengajar.
B
2. Guru yang sudah berpengalaman seperti Pak Iyeng itu, tidak selamanya membuat
rumusan- rumusan tujuan instrusional secara terperinci setiap kali hendak mengajar,
namun hal itu tidaklah berarti bahwa proses kegiatan belajar- mengajar yang
diselenggarakan itu tanpa tujuan tertentu.
S
3. Pak Rahmat mengetahui bahwa ada sebagian siswa yang suka menjawab secara
terka-terkaan saja terhadap soal- soal yang disusun dalam bentuk Salah- benar.
Untuk mendapatkan nilai bersih (net score) dari terkaan itu, maka ia menetapkan
bahwa jumlah butir soal yang dijawab benar harus dikurangi dengan jumlah butir
soal yang dijawab salah.
F
4. Dengan berulang kali berlatih, Diah terampil sekali menghubungkan kata- kata yang
di baca atau didengarnya sehingga merupakan kalimat- kalimat yang mengandung
arti tertentu.
V
5. Setelah terkumpul semua angka- angka nilai pekerjaan siswa dalam pelajaran
matematika yang baru saja diajarkannya, kemudian pak Abin menghitung angka nilai
rata- rata kelasnya yang ternyata hanya mencapai angka 5,25. Padahal, ia
mengharapkan nilai minimal 6.00. atas dasar hasil evaluasi tersebut, ia akan telaah
kembali kemungkinan faktor yang menyebabkan kelemahan, baik pada tujuan,
bahan, maupun metode.
E
6. Semalam Tintin berulang kali berpidato kepada benda- benda yang ada dikamarnya
sendiri. Waktu ditanya ibunya, ia menyatakn bahwa besok ditugaskan untuk
menceritakan kembali di depan kelas kepada teman- temannya tentang
kepahlawanan Walter Monginsidi, Yang garus dibaca lebih dahuku dari salah satu
buku sejarah Indonesia.
I
7. Dari berbagai kepustakaan, Taufik mendapat informasi yang oleh orang- orang telah
dipandang sebagai salah satu hokum atau dalil dalam fisika, yaitu barang logam kalu
5. dipanaskan akan memuai. Untuk mendapatkan kepastian, maka diambilnya
beberapa logam kemudian dipanaskannya. Berdasarkan percobaan itu barulah ia
meyakini kebenaran informasi tadi.
R
8. Kalau Pak Rohman sudah menetapkan bahwa hanya siswa yang dapat mencapai nilai
6 yang dinyatakan lulus dalam mata pelajaran matematika yang diajarkannya, dapat
dipahami apabila banyak siswa yang tidak lulus karena pada umumnya mereka hanya
mendapat prestasi sekitar angaka 5.
M
9. Untuk memberikan kesempatan pada siswa belajar memecahkan masalh Pak Surya
tidak biasanya menceramahkan tentang bagaimana caranya memecahkan suatu
masalah, tetapi menampilkan secara singkat contoh sebuah masalah, kemudian
siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan ditugaskan merumuskan dan
mencari alternative pemecahannya. Pak Surya hanya bertindak sebagai orang
sumber atau pengarah, kalau diperlukan.
G
10. Dengan diberikan sejumlah bola- bola mainan yang berwarna- warni, dadan yang
sudah masuk TK sangat asyik memilih, memisahkan, kemudian mengumpulkan bola-
bola tersebut menurut jenis- jenis warnanya yang serupa atau mirip satu sama
lainnya.
Q
11. Untuk keperluan diagnostic, ada baiknya kita membandingkan prestasi belajar
individual siswa dengan temannya satu sama lain. Sebagai ukuran perbandingan
yang lebih tepat untuk keperluan ini ialah angak nilai rata- rata prestasi kelompok
siswa yang bersangkutan.
D
12. Kalau dengan proses belajar kita harapankan pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan siswa bertambah dari apa yang telah mereka miliki, alangkah tepatnya
guru mendekati disposisi perilaku sisiwa, sebelum mereka menjalani proses belajar
dengan program dan bahan yang baru.
P
13. Sudah menjadi kebiasaan bagi Pak udi memberikan pertanyaan- pertanyaan kepada
siswanya pada setiap selesai menjelaskan bagian demi bagian dari keseluruhan
uraiannya, dengan maksud untuk menilai sejauh mana uraian itu dipahami atau
tidaknya oleh para siswa.
H
14. Banyak siswa yang terjebak masuk ke dalam kelas seenak- enkanya, karena mengira
tidak ada guru di dalamnya: Mereka tertarik oleh siswa- siswa lain yang sedang asyik
mendiskusikan kemungkinan- kemungkinan cara mengatasi banjir yang sering
melanda nusantara ini. Padahal pak Umar, Guru Geografi, juga duduk berdampingan
dengan para siswanya. Ia hanya berbicara sewaktu- waktu saja sebagai penasihat
atau orang sumber. Pak Umar mengharapkan para siswanya dapat mengembangkan
kreativitasnya dan merealisasikan dirinya seoptimal mungkin.
T
15. Pak Nana menyadari bahwa prestasi belajar antara lain dipengaruhi oleh perbedaan-
perbedaan individual di pihak para siswa sendiri. Oleh karena itu, ia menyusun bahan
pelajarn ke dalam satua-satuan kecil yang bermakna. Kemudian ditulisnya lembaran
tugas serta lembaran kerjanya untuk setiap satuan bahan tadi dan di berikan kepada
6. siswa secara individual, sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuan dan kecepatannya masing- masing.
L
16. Meskipun jumlah siswa SLTA itu 20 orang, hanya untuk minggu pertama dan terkhir
selama satu semester itu kegiatan belajar berjalan. Kegiatan dalam minggu- minggu
lainnya setiap siswa berkonsultasi secara perseorangan saja tatkala menerima tugas
dan menyerahkan pekerjaan kepada gurunya, Pak Sulaiman, yang selalu siap setiap
hari ditemui di ruang kerjanya.
J
17. Pak Cece selalu memberitahu kepada siswanya tentang bahan- bahan yang harus
disiapkan dan harus dipelajari menjelang pelajaran minggu yang akan dating. Dengan
cara demikian, siswa dating di kelas sudah mengetahui tujuannya, bahannya dan
kegiatan yang akan dilakukannya disertai motivasi dan kesiapan mental untuk
belajar.
N
18. Dalam menghadapi siswa sebanyak 300 orang di aula sekolahnya utuk menguraikan
tentang makna Hari Sumpah Pemuda, Pak Udin, guru PMP, sangat tepat menyiapkan
bahanya secara tertulis dan sistematis, disertai beberapa ilustrasi singkat dan
konkret dan sewaktu- waktu digunakan juga gambar- gambar sebagai alat
bentuknya.
O
19. Pak Ametembuh mencoba menggunakan teknik penulisan baru untuk membantu
para mahasiswanya mempelajari administrasi pendidikan secara mandiri.
Pembacanya dihadapkan pada tugas atau pertanyaan yang dengan cara tertentu
akan segera mengetahui jaawabannya itu kurang, ia harus mengerjakan tuagas
lainnya sampai diperoleh jawaban yang tepat.
C
20. Di dalam praktik jarang sekali suatu bahan pelajaran dapat di ajarkan hanya dengan
menggunakan metode mengajar tunggal. Oleh karena itu, dalam mengajar PMP, Pa
Nu’man kadang- kadang berceramah, berdiskusi atau memberikan tugas resitasi
kepada para siswa di kelasnya yang berjumlah 30 orang.
7. 3. Gambar, Ulasan, dan Analisis kritis terhadap beberapa konsep Utama
1. Coba anda gambarkan secara skematik suatu evaluasi PBM yang menggunakan pre- post- test
design! Jelaskan untuk tujuan- tujuan evaluasi yang bagaimanakah desain itu tepat dipergunakan?
Jawab:
Evaluasi sumatif (post test) digunakan dilakuakn apabial kita hanya bermaksud
mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau
penguasaan belajar (mastery learning) yang telah tercapai oleh siswa.
Evaluasi Formatif digunakan apabila kita menghendaki umpan-balik secara
(immediate feedback), kelemahan- kelemahan dari proses belajar itu dapat segera
diperbaiki sebelum terlanjur dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin akan lebih
merugikan baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri.
Evaluasi Reflektif (pre-test) digunakan untuk mendapatkan indicator atau informasi
awal tentang kesiapan (readiness) siswa dan disposisi (keadaan taraf penguasaan)
bahan atau pola-pola perilaku siswa sebagai dasar penyusunan persiapan rencana
kegiatan belajar- mengajar dan peramalan tingkat keberhasialan.
Evaluasi teknik kombinasi bertujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini
apabila kita ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar- mengajar yang
bersangkutan.
Evaluasi PBM
Evaluasi formatif Evaluasi reflektifEvaluasi sumatif
Evaluasi teknik kombinasi;
reflektif dan sumatif atau
model pre-post test design
8. 2. Coba anda gambarkan pula secara skematik kategori belajar menurut Gagne itu secara hierarki?
Berikan ulasan anda dari segi dan penggunaannya di dalam praktik!
Jawab:
Ulasan dari skematik tersebut adalah:
Tipe I signal learning (belajar signal atau tanda, isyarat) yaitu signal learning dapat di definisikan sebagai
proses penguasaan pola dasar perilaku yang bersifat involunter (involuntary) (tidak disengaja dan
didasari tujuannya).
Tipe II Stimulus- Respouns Learning (belajar stimulus- respouns, sambut rangsang) yaitu proses belajar
bahasa pada kanak-kanak.
Kategori
belajar
Tipe I: Signal Learning (belajar
signal atau tanda, isyarat)
Tipe II: Stimulus- Respons learning
(belajar stimulus- respons, sambut
rangsangan)
Tipe III: Chaining (mempertautkan )
dan tipe IV: verbal Association
(asosiasi verbal)
Tipe V: Discrimination learning
(belajar mengadakan perbedaan)
Tipe VI: Concept Learning (belajar
konsep dan pengertian )
Tipe VII: Rule Learning ( belajar
membuat generalisasi, hukum-
hukum)
Tipe VIII: Problem solving ( belajar
memecahkan masalah )
9. Tipe III Chaining (mempertahankan) dan tipe IV: Verbal Association (asosiasi verbal) yaitu dalam proses
III berkenaan dengan aspek-aspek perilaku psikomotorik. Sedangkan tipe IV berkenaan degan aspek-
aspek belajar verbal,secara internal pada diri siswa harus sudah terkuasai sejumlah satuan- satuan pola
S-R, baik psikomotorik maupun verbal.
Tipe V Discrimination learning (belajar mengadakan perbedaan) yaitu prosesnya siswa telah mempunyai
kemahiran melakukan chaining dan association serta memilikim kekayaan pengalaman (pola- pola
satuan S-R)
Tipe VI Concept Learning (belajar konsep, pengertian) yaitu proses belajar mengindentifikasikan
persamaan- persamaan karakteristik dari sejumlah pola- pola S-R itu.
Tipe VII Rule Learning (belajar membuat generalisasi , hukum-hukum) yaitu proses belajar yang
mengadakan kombinasi dari berbagai konsep (pengertian) dengan mengoperasikan kaidah- kaidah
logika formal (induktif, deduktif, analisis, sintesis, diferensiasi, komparasi, dan kausalitas).
Tipe VIII problem Solving (belajar memecahkan masalah) yaitu pada tingkat ini siswa belajar mermuskan
dan memecahkan masalah (memberikan respouns terhadap rangsangan yang menggambarkan atau
membangkitkan situasi problematik)
3. Bandingkan pendekatan PBM berdasarkan teori inquiry- discovery approach dengan teori
expository? Bagaimana komentar anda meninjaunya dari segi keperluan praktik penggunaannya?
Jawab:
Perbedaaannya yaitu secara garis besar produsernya teori inquiry- discovery approach mempunyai 6
tahap sedangkan expository mempunyai 4 tahap, dan menurut saya cara penyajian bahan dalam
inquiry- discovery approach penyajian bahan pelajarannya tidak dalam bentuknya yang final.
Siswalah yang diberikan kesempatan untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Sedangkan Expository menggunakan
penyajian bahan dalam bentuk yang telah di persiapkan secara rapi, sistematika, dan lengkap
sehingga siswa tinggal menyimak dan mencerna secara teratur dan tertib.
4. Menurut pendapat anda adakah hubungan antara teori Mastery learning dengan Sistem pengajar
modul ( SPM ) atau system mengajar berprogram?
Coba jelaskan lebih lanjut, seandainya dalam pandangan anda memang ada kaitannya?
Jawab:
Mastery learning (belajar tuntas),waktu yang diperlukan oleh siswa untuk mencapai taraf
penguasaan bahan secara memadai seperti yang ditetapkan (norma; criterion).
Tujuannya sama yaitu untuk mencapainya tingkat penguasaan hasil pelajaran yang tinggi, maka akan
menunjukkan sikap mental yang sehat pada siswa yang bersangkutan.