SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Pengertian Filsafat 
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan 
jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam 
kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa 
Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab. 
Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan 
yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua 
segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi. 
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga 
dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi 
bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah 
pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat. 
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan 
pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang 
dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang 
berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya 
Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi 
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, 
ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa 
filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang 
sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para 
ahli: 
* Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. 
* Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab 
dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas 
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. 
* Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother 
of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ) 
* Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari 
ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan 
sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan 
seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan. 
* Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak 
menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang 
sama, yang memikul sekaliannya . 
* Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi 
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat 
persoalan.
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon, artinya 
sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang 
lebih kompleks atau lebih maju. 
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia. 
Dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang telah terjadi. 
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta 
menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut: 
· Sejarah berarti silsilah atau asal usul. 
· Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa 
lampau. 
· Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau 
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. 
Beberapa pengertian sejarah yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut. 
· J.V. Bryce, Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, 
dan diperbuat oleh manusia. 
· W.H. Walsh, Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan 
penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan 
pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting 
sehingga merupakan cerita yang berarti. 
· Patrick Gardiner, Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah 
diperbuat oleh manusia. 
· Roeslan Abdulgani, Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan 
yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan 
masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian 
dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil 
penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman 
bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan. 
· Moh. Yamin, Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil 
penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan 
kenyataan. 
· Ibnu Khaldun (1332-1406), Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang 
masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada 
watak/sifat masyarakat itu. 
· Moh. Ali, dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas 
pengertian sejarah sebagai berikut: 
· jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam 
kenyataan di sekitar kita. 
· cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa 
dalam kenyataan di sekitar kita. 
· ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, 
dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. 
Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu 
ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi 
pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, 
peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
· Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang 
sepanjang masa. 
· Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah 
terulang persis sama untuk kedua kalinya. 
· Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan 
kehidupan orang banyak. 
Perkataan Sejarah (History) yang kita gunakan pada masa kini berpunca 
daripada perkataan Arab iaitu Syajaratun yang bermaksud Pohon. Dari sudut lain 
pula, istilah history merupakan terjemahan dari perkataan Yunani yakni Histories 
yang membawa makna satu penyelidikan ataupun pengkajian. 
[1] Mengikut pandangan "Bapa Sejarah" Herodotus, Sejarah ialah satu kajian untuk 
menceritakan satu kitaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan 
peradaban.[2] Mengikut definisi yang diberikan oleh Aristotle, bahawa Sejarah 
merupakan satu sistem yang mengira kejadian semulajadi dan tersusun dalam bentuk 
kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa 
masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang 
kukuh. 
Menurut R. G. Collingwood, Sejarah ialah sejenis bentuk penyelidikan atau 
suatu penyiasatan tentang perkara-perkara yang telah dilakukan oleh manusia pada 
masa lampau.[3] Manakala Shefer pula berpendapat bahawa Sejarah adalah peristiwa 
yang telah lepas dan benar-benar berlaku.[4] Sementara itu, Drs. Sidi Gazalba cuba 
menggambarkan sejarah sebagai masa lampau manusia dan persekitarannya yang 
disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan 
tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang 
berlaku.[5] Sebagai usaha susulan dalam memahami sejarah, Kamus Dewan Bahasa 
dan Pustaka telah memberikan Sejarah sebagai asal-usul, keturunan, salasilah, 
peristiwa yang benar-benar berlaku pada waktu yang lampau, kisah, riwayat, tambo, 
tawarikh dan kajian atau pengetahuan mengenai peristiwa yang telah berlaku.[6] 
Sejarah dalam erti kata lain digunakan untuk mengetahui masa lampau 
berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang sahih bagi membolehkan manusia 
memperkayakan pengetahuan supaya waktu sekarang dan akan datang menjadi lebih 
cerah. Dengan itu akan timbul sikap waspada (awareness) dalam diri semua kelompok 
masyarakat kerana melalui pembelajaran Sejarah, ia dapat membentuk sikap tersebut 
terhadap permasalahan yang dihadapi agar peristiwa-peristiwa yang berlaku pada 
masa lampau dapat dijadikan pengajaran yang berguna. Pengertian Sejarah boleh 
dilihat dari tiga dimensi iaitu epistomologi (kata akar), metodologi (kaedah sesuatu 
sejarah itu dipaparkan) dan filsafat atau pemikiran peristiwa lalu yang dianalisa 
secara teliti untuk menentukan sama ada ia benar atau tidak.[7] 
Sejarah Berulang 
Sejarah Berulang (Repeating History) boleh diertikan sebagai satu keadaan di mana 
peristiwa-peristiwa sejarah yang pernah berlak pada suatu masa dahulu boleh berlaku 
pula pada masa-masa yang berlainan, iaitu pada masa sezaman mahupun pada masa 
yang akan datang. Ini kerana sejarah itu dianggap sebagai suatu gejala yang berulang-ulang 
yakni sesuatu peristiwa itu berlaku berulang kali di dalam satu proses kitaran 
yang saling berkaitan serta silih berganti.
Proses kitaran yang dimaksudkan itu mempunyai kaitan yang rapat dengan 
kemunculan sesebuah negara yang mempunyai suatu titik kelahiran. Kemudian 
meningkat maju sehingga mencapai kejayaan dan seterusnya apabila tiba suatu 
tempoh masa ia akan mengalami kemerosotan atau keruntuhan. Maka dengan itu, 
dipercayai kitaran ini akan sentiasa berulang-ulang dari satu tempoh masa ke satu 
tempoh masa yang lain mengikut perkembangan politik sesuatu negara.[8] 
Namun demikian, persoalan yang dibangkitkan sekarang adalah, benarkah 
sejarah itu memang berulang secara keseluruhannya? Bagi menyelesaikan persoalan 
ini, perlulah kita meneliti beberapa contoh yang berkaitan dengan Sejarah berulang. 
Salah satu contoh yang kukuh adalah kebangkitan dan seterusnya keruntuhan 
kerajaan Marxist Rusia. Sebelum tahun 1870, Rusia memang berada dalam era 
keruntuhan. Keruntuhan itu berpunca dari ketidakseimbangan dalam politik Rusia dan 
juga ketandusan pemimpin yang cekap. Namun demikian Rusia adalah sebuah 
negara yang terbesar di dunia (dengan keluasan lebih kurang 22402000 km/persegi = 
8649000 batu/persegi).[9] Walau bagaimanapun Rusia mula muncul sebagai sebuah 
kerajaan Marxist yang berwibawa selepas revolusi tahun 1917. Dengan usaha 
pemimpin-pemimpin mereka seperti Lenin (1870-1924) dan Stalin (1879-1953), 
Rusia telah berupaya menjadi kuasa besar selepas Perang Dunia Kedua (1945). Taraf 
seperti ini dapat dikekalnya sehingga bahagian pertama dekad 1980-an. Mulai 
pertengahan dekad tersebut, Rusia nampaknya tidak dapat bertahan lagi. Ia mula 
menghadapi krisis ekonomi yang sangat meruncing. Pemimpinnya pada ketika itu, 
iaitu Mikhail Gorbachov memperkenalkan satu dasar yang dikenali sebagai Glasnost, 
yang bertujuan memperbaiki keadaan ekonomi melalui beberapa pembaharuan dasar 
ekonomi. Namun gerakan itu tidak menghasilkan kejayaan. Sementara itu, gerakan 
politik dan ekonomi yang bertujuan menghancurkan struktur dan ideologi Marxist di 
negara itu, yang pada mulanya tidaklah menonjol, telah menapakkan kecergasannya 
menjelang hujung dekad tersebut. Akhirnya, pada tahun 1990, bubarlah atau 
hancurlah secara rasmi Kesatuan Republik Soviet Rusia. Selepas itu yang tinggal 
ialah Rusia dan gabungan beberapa republik merdeka yang dahulunya merupakan 
sebahagian daripada kesatuan tersebut. Kini Rusia sedang berusaha untuk hidup dan 
mengamalkan sistem demokrasi Barat serta unsru-unsurnya yang berkaitan. Dalam 
pada itu, kejayaan pihak demokrasi itu belumlah betul-betul kukuh kerana menjelang 
pertengahan dekat 1990-an ini pihak komunis telah menampakkan pula kebangkitan 
semula mereka. 
Melihat kepada contoh tersebut, jelaslah kepada kita bahawa proses kitaran 
yang silih berganti memang wujud dalam negara Rusia di mana terdapatnya titik 
kelahiran, perkembangan dan keruntuhan di dalam pimpinan negara tersebut. 
Walhalnya adakah sejarah itu berulang? Memang tidak, ini kerana daripada contoh 
tersebut, kita dapati sejarah hanya berulang dari segi falsafah ataupun, fenomena 
sahaja, tetapi tidak berulang secara khusus pada zaman, waktu, tempat, pemimpin 
atau or ang yang sama. Malah pernyataan ini juga disokong oleh sejarahwan, 
misalnya Leopold Von Ranke sendiri mengakui bahawa setiap peristiwa sejarah itu 
adalah unik dalam erti kata lain sejarah hanya berlaku sekali sahaja pada suatu waktu 
yang tertentu dan dengan hal yang demikian tidaklah ada satu peristiwa sejarah pun 
mempunyai persamaan yang tepat dengan satu peristiwa sejarah yang lain walaupun 
nampak seakan-akan sama.[10] 
Satu lagi contoh yang boleh membuktikan bahawa sejarah itu tidak berulang 
dapat dikaji di dalam Malaysia sendiri iaitu Sejarah Perkembangan Pasukan
Bolasepak Malaysia di dalam Kejohanan Pesta Bola Merdeka yang berlangsung di 
Stadium Merdeka. (Analisa dilakukan dari tahun 1986 hingga 1994). 
Menjelang tahun 1986, prestasi pasukan bolasepak Malaysia mula 
menampakkan peningkatan seolah-olah pasukan negara berada di ambang kejayaan. 
Kenyataan ini diperkukuhkan lagi apabila pasukan negara di bawah pengurusan 
Dato’ Harun Idris telah berjaya menjadi juara Pesta Bola Merdeka yang diadakan di 
Stadium Merdeka dari 18 hingga 25 Oktober, 1986 dengan menewaskan pasukan 
Czechoslovakia (3 berbalas 0). Kejayaan tersebut membolehkan pasukan negara 
mendapat “lampu hijau” untuk mengambil bahagian dalam Sukan Asia di Seoul tidak 
lama kemudian.[11] Pada masa yang sama, kejayaan tersebut benar-benar 
membanggakan seluruh rakyat rakyat Malaysia dan menjadi sejarah bagi negara. 
Walau bagaimanapun, selepas tahun 1986, pencapaian pasukan negara mula 
menampakkan kemerosotan, terutamanya di dalam kejohanan Pesta Bola Merdeka, 
sehinggakan pasukan negara terkeluar di pusingan awal lagi di dalam kejohanan-kejohanan 
seterusnya dan pada tahun 1988, pasukan Malaysia telah kecundang di 
tangan Korea Selatan (0-1) di dalam perlawanan pembukaan. Senario ini telah 
menyebabkan pasukan Malaysia di kritik dan di cemuh habis-habisan oleh pihak 
media mahupun rakyat Malaysia sendiri. Boleh dikatakan selepas tahun 1989 
bolasepak Malaysia mengalami detik hitam dan seolah-olah mula mengalami 
keruntuhan. 
Melibatkan keadaan ini, pihak Persatuan Bolasepak Malaysia (FAM) telah 
berjaya merombak kembali pimpinan persatuan tersebut. Pimpinan baru tersebut 
telah berjaya mengatur program-program bolasepak yang baru, kem-kem bolasepak 
yang lebih baik serta kempen-kempen bolasepak yang berkualiti bagi mencungkil 
bakat-bakat baru dalam arena bolasepak negara. Selain itu (FAM) juga berjaya 
membawa masuk pakar-pakar bolasepak barat termasuk jurulatih, psikologi, teknikal 
dan sebagainya bagi meningkatkan kembali imej bolasepak negara. Oleh itu, 
menjelang tahun 1992, bolasepak negara berada di ambang kelahiran. Justeru itu, 
dalam mengembalikan imej serta maruah bolasepak, pada tahun 1993, pasukan 
Malaysia sekali lagi menyertai kejohanan Pesta Bola Merdeka yang berlangsung di 
Stadium Merdeka dari 7 hingga 14 Jun 1993, di bawah pengurusan Tan Sri Elyas 
Omar. Hasilnya, pasukan negara yang dibarisi pemain-pemain baru itu telah berjaya 
menjulang kembali kejuaraan Pesta Bola Merdeka dengan menewaskan pasukan 
Korea Selatan dalam perlawanan akhir dengan jaringan 3 berbalas 1. Kejayaan ini 
telah membukti bahawa bolasepak negara mula berada di ambang kejayaan selepas 
kebangkitan mereka sejak dari tahun 1992. Walau bagaimanapun, selepas tahun 1994, 
bolasepak negara mengalami keruntuhan semula. 
Kejayaan bolasepak negara pada tahun 1986 dan 1993 merupakan satu 
sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh rakyat Malaysia sehingga hari ini. Di sini kita 
dapati sejarah itu seolah-olah berulang kembali, iaitu kejayaan Malaysia pada tahun 
1986 telah diulang kembali pada tahun 1993. Adakah dengan itu kita boleh 
mengatakan sejarah berulang sepenuhnya. 
Jawapannya, memang terbukti tidak, sejarah tidak berulang sepenuhnya 
walaupun kejayaan 1986 diulang kembali pada tahun 1993. Kalau dilihat secara 
tajam, waktu penganjuran pertandingan, pengurusan serta pemain pasukan dan jumlah 
jaringan pertandingan akhir yang membawa kejayaan kepada pasukan negara pada 
tahun 1993 memang berbeza dengan waktu penganjuran pertandingan, pengurusan 
serta pemain pasukan dan jumlah jaringan pada perlawanan akhir pada tahun 1986.
Tetapi satu perkara yang lebih jelas kepada kita ialah, dalam tempoh masa 7 tahun 
tersebut, berlaku proses kitaran yang silih berganti dalam bolasepak negara iaitu 
berlaku pengulangan proses umum ataupun keadaan umum seperti kelahiran ataupun 
kewujudan, perkembangan serta kejayaan dan akhirnya keruntuhan. Proses kitaran ini 
juga menunjukkan bahawa hidup bolasepak Malaysia sentiasa beredar di dalam satu 
pusingan yang tidak putus-putus di mana ia bermula, berkembang maju dan 
kemudian runtuh dan selepas itu bermula semula dengan satu sistem pimpinan yang 
baru. Namun apa yang jelas adalah proses kitaran itu akan sentiasa berterusan. 
Kepentingan Sejarah Berulang Mengikut 
Pandangan Masyarakat Yunani 
Masyarakat Yunani mempercayai bahawa sesuatu peristiwa yang berlaku pada suatu 
masa dahulu boleh berlaku kembali dalam tempoh masa berlainan dan ianya sukar 
diagak. Walau bagaimanapun peristiwa-peristiwa yang berlaku dianggap oleh mereka 
mampu memberikan pengajaran kepada mereka untuk berwaspada pada masa-masa 
yang akan datang serta untuk mencari langkah untuk mengelak sesuatu peristiwa 
yang tidak diingini. Selain itu sejarah juga dianggap oleh mereka sebagai satu 
petunjuk dalam mengharungi kehidupan yang penuh dengan dugaan, cabaran dan 
halangan. Pada masa yang sama, sejarah itu juga merupakan satu falsafah yang 
memberikan pengajaran melalui contoh-contoh. Sebenarnya peristiwa yang berulang-ulang 
itu menunjukkan kepada mereka tentang tingkah laku serta pembuatan mereka 
pada masa yang telah lalu dan juga perbuatan orang-orang yang terdahulu daripada 
mereka. 
Kesimpulan 
Keseluruhannya, jelaslah bahawa sejarah itu tidak berulang walaupun sesetengah 
golongan berpendapat bahawa sejarah itu berulang. Ini kerana sejarah itu memiliki 
fakta yang lengkap dengan masa dan tarikh sesuatu peristiwa itu terjadi. Walaupun 
proses kitaran yang silih berganti itu wujud (kelahiran, perkembangan atau kejayaan 
dan keruntuhan) namun agak sukar bagi kita untuk melihat sesuatu fakta yang sama 
muncul pada zaman akan datang di mana tarikh, objek dan tempatnya adalah sama. 
Oleh itu, sekali lagi saya tekankan di sini bahawa sejarah hanya berulang dari segi 
falsafah atau fenomena yang mampu memberikan pengajaran, tunjuk ajar serta 
pengetahuan kepada masyarakat tetapi tidak berulang secara khusus pada zaman, 
waktu, tempat, pemimpin ataupun orang yang sama. 
Definisi Sejarah Dan Keterangannya 
Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang 
benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang 
memerintah). 
Umumnya sejarah atau ilmu sejarah diartikan sebagai informasi mengenai kejadian 
yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti 
mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh 
orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi:
pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara 
berpikir secara historis. 
Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari Ilmu 
budaya (Humaniora). Akan tetapi, di saat sekarang ini, Sejarah lebih sering 
dikategorikan sebagai Ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara 
kronologis. 
Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan 
di masa lalu. Sejarah dibagi ke dalam beberapa sub dan bagian khusus lainnya seperti 
kronologi, historiograf, genealogi, paleografi, dan kliometrik. Orang yang 
mengkhususkan diri mempelajari sejarah disebut sejarawan. 
Ilmu sejarah juga disebut sebagai Ilmu tarikh atau Ilmu babad. 
Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan 
penelitian. Bila beberapa penulis, seperti H. G. Wells, Will dan Ariel Durant, menulis 
sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan ahli sejarah memiliki keahlian dan 
spesialisasi masing-masing. 
Ada banyak cara untuk memilah informasi sejarah, misalnya: 
Berdasarkan kurun waktu (kronologis) 
Berdasarkan wilayah (geografis) 
Berdasarkan negara (nasional) 
Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis) 
Berdasarkan topik/pokok bahasan (topikal) 
Banyak orang yang mengkritik Ilmu Sejarah. Menurut mereka sejarah sering kali 
terlalu terpaku pada kejadian-kejadian politik, konflik bersenjata, dan orang-orang 
terkenal. Sejarah, menurut mereka, kurang memperhatikan perubahan penting dalam 
hal pemikiran manusia, teknologi, serta kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat — 
hal-hal yang sangat penting untuk diketahui pula. Akan tetapi, perkembangan Ilmu 
Sejarah sekarang ini semakin berusaha untuk memperbaikinya. 
Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, 
seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, 
bangunan dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai “sejarah 
penceritaan”, atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah moderen, 
sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: 
film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat 
digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang hendak 
diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau cara 
pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya. 
Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, 
termasuk: alasan administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan catatan 
perdagangan), alasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, 
politikus, atau orang-orang penting), alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah 
raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi 
(misalnya surat-menyurat), dan hiburan. 
Dulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau 
sejarah yang diceritakan. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah akademik
profesional serta pembentukan cabang ilmu pengetahuan yang baru sekitar abad ke-19 
dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang 
ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan 
teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak ahli sejarah yang bertanya: apakah 
cabang-cabang ilmu pengetahuan ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian 
yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu 
prasejarah, dikemukakan. Istilah “pra-sejarah” digunakan untuk mengelompokkan 
cabang ilmu pengetahuan yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan 
sejarah tertulis. 
Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah mempersulit penelitian. 
Ahli sejarah waktu itu mencoba meneliti lebih dar sekadar narasi sejarah politik yang 
biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, 
seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan 
bermacam-macam sumber. Di samping itu, ahli pra-sejarah seperti Vere Gordon 
Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting 
di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan pra-sejarah 
murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa 
peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum 
kedatangan Columbus. 
Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan 
antara sejarah dan prasejarah sebagian besar telah dihilangkan. 
Sekarang, tidak ada yang tahu pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah 
diketahui sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang diketahui tentang masa lalu 
umat manusia (walau sudah hampir tidak ada pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah, 
ada bidang ilmu pengetahuan baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini 
sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang sesuatu 
yang terjadi di masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan 
lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan ahli sejarah. 
Kata “sejarah” secara harafiah berasal dari kata Arab ( شجرة : šajaratun) yang artinya 
pohon. Dalam bahasa Arab sendiri sejarah disebut تاريخ (tarikh). Kata “tarikh” dalam 
bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah “waktu”. 
Historiografi adalah adalah ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah 
berdasarkan sistem kepercayaan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias 
(pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah 
satu yang paling besar di antaranya adalah subjektivitas nasional), sejarah dapat 
dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. 
Ada pula satu bentuk pengandaian sejarah (spekulasi mengenai sejarah) yang dikenal 
dengan sebutan “sejarah virtual” atau “sejarah kontra-faktual” (yaitu: cerita sejarah 
yang berlawanan — atau kontra — dengan fakta yang ada). Ada beberapa ahli sejarah 
yang menggunakan cara ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan 
yang ada apabila suatu kejadian tidak berlangsung atau malah 
sebaliknya berlangsung. Hal ini mirip dengan jenis cerita fiksi sejarah alternatif. 
Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan metode kajian sejarah 
antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. 
M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai 
meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih 
menggunakan narasi kronologis yang lebih realistik.
Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini 
menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang 
dalam sejarah. 
Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami zaman gerakan hak asasi 
dan sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, 
ras, serta kelompok sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya. 
Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras 
mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut 
mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber 
sejarah yang ada. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: 
Pembelaan akan Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor bidang sejarah moderen 
dari Univeritas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk 
masyarakat. 
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah 
juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: keberhasilan dan 
kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk 
pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia 
sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi 
kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat 
mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta 
sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman. 
Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar 
mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. 
Katanya: “Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk 
mengulanginya.” 
Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam 
pemikirannya tentang sejarah: “Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: 
bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau 
prinsip-prinsip yang didapat darinya.” Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan 
dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: “Satu-satunya hal yang kita pelajari 
dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.” 
Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang 
berpengaruh, pernah pula berkata “Sejarah akan baik padaku, karena aku akan 
menulisnya.” Tetapi sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, 
tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yang terkenal: 
“Sejarah ditulis oleh sang pemenang.” Maksudnya, seringkali pemenang sebuah 
konflik kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya. Oleh karena itu, ia 
lebih mampu untuk meninggalkan jejak sejarah — dan pemelesetan fakta sejarah — 
sesuai dengan apa yang mereka rasa benar. 
Pandangan yang lain lagi menyatakan bahwa kekuatan sejarah sangatlah besar 
sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin 
ada yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya 
terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara 
keseluruhan. 
Masih ada pandangan lain lagi yang menyatakan bahwa sejarah tidak pernah 
berulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik. Dalam hal ini, ada banyak faktor 
yang menyebabkan berlangsungnya suatu kejadian sejarah; tidak mungkin seluruh 
faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, pengetahuan yang telah dimiliki mengenai 
suatu kejadian di masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk kejadian
di masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak 
sepenuhnya benar, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap 
kejadian sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil 
dari kejadian ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. 
Misalnya: kinerja respon darurat bencana alam dapat terus dan harus ditingkatkan; 
walaupun setiap kejadian bencana alam memang, dengan sendirinya, unik. 
I. FILOSOFIS PENDIDIKAN 
1. PENGERTIAN FILSAFAT 
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar 
mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang 
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi 
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. 
Ciri-ciri berfikir filosfi : 
· Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi. 
· Berfikir secara sistematis. 
· Menyusun suatu skema konsepsi, dan 
· Menyeluruh. 
Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah : 
· Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika 
· Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi. 
· Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat. 
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah: 
· Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta 
badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki 
dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis. 
· Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya 
rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif. 
· Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan 
hakitat yang asli dan abadi. 
· Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) 
tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia. 
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah : 
· Sebagai dasar dalam bertindak.
· Sebagai dasar dalam mengambil keputusan. 
· Untuk mengurangi salah paham dan konflik. 
· Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah. 
2. FILSAFAT PENDIDIKAN 
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi 
fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi 
dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan 
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna 
mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi 
mengenai masalah-masalah pendidikan. 
Beberapa aliran filsafat pendidikan; 
· Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme. 
· Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan 
· Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme. 
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme 
bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta 
pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman 
baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi 
untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah 
kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan 
kebutuhan. 
3. ESENSIALISME DAN PERENIALISME 
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia 
beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang 
mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada. 
Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu 
pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. 
Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apadan bagaimana keadaannya, 
apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut. 
Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila 
orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu 
yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa 
pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, 
pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. 
Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil 
dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai-nilai 
yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa. 
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, 
jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. 
perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme
berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah 
pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik. 
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan: 
· Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan 
akal (Plato) 
· Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat 
untuk mencapainya ( Aristoteles) 
· Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif 
atau nyata. (Thomas Aquinas) 
Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan 
dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama. 
4. PENDIDIKAN NASIONAL 
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang 
berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada 
bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya. 
Pendidikan nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan 
pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa 
Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar 
mencapai cita-cita nasional Indonesia. 
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori 
dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup 
bangsa "Pancasila"yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha 
merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

More Related Content

What's hot

Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
ImaaELF
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
Buyung Iskandar
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Nick V
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
setyawatiDK
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
geriya
 

What's hot (20)

Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Pengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikanPengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikan
 
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Ppt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialismePpt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialisme
 
filsafat umum phytagoras
filsafat umum phytagorasfilsafat umum phytagoras
filsafat umum phytagoras
 
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanPpt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKANETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
 
Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
 
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanMakalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
 
ALIRAN PENDIDIKAN DAN ALIRAN ALIRAN POKOK PENDIDIKAN MENURUT AHLI
ALIRAN PENDIDIKAN DAN ALIRAN ALIRAN POKOK PENDIDIKAN MENURUT AHLIALIRAN PENDIDIKAN DAN ALIRAN ALIRAN POKOK PENDIDIKAN MENURUT AHLI
ALIRAN PENDIDIKAN DAN ALIRAN ALIRAN POKOK PENDIDIKAN MENURUT AHLI
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 

Similar to Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikan

Pengertian sejarah
Pengertian sejarahPengertian sejarah
Pengertian sejarah
VJ Asenk
 
ILMU SEJARAH (PENGANTAR ILMU SOSIAL)
ILMU SEJARAH (PENGANTAR ILMU SOSIAL)ILMU SEJARAH (PENGANTAR ILMU SOSIAL)
ILMU SEJARAH (PENGANTAR ILMU SOSIAL)
Asri Yunita
 
Pengertian sejarah a5
Pengertian sejarah a5Pengertian sejarah a5
Pengertian sejarah a5
Rahman Klu
 
Sumber, bukti, dan fakta sejarah
Sumber, bukti, dan fakta sejarahSumber, bukti, dan fakta sejarah
Sumber, bukti, dan fakta sejarah
Yusuf Arifin
 

Similar to Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikan (20)

Pengertian sejarah
Pengertian sejarahPengertian sejarah
Pengertian sejarah
 
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
 
ILMU SEJARAH (PENGANTAR ILMU SOSIAL)
ILMU SEJARAH (PENGANTAR ILMU SOSIAL)ILMU SEJARAH (PENGANTAR ILMU SOSIAL)
ILMU SEJARAH (PENGANTAR ILMU SOSIAL)
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
Hakekat Sejarah
Hakekat SejarahHakekat Sejarah
Hakekat Sejarah
 
Memahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarahMemahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarah
 
Tugas Akhir Filsafat_Kelompok 4.pptx
Tugas Akhir Filsafat_Kelompok 4.pptxTugas Akhir Filsafat_Kelompok 4.pptx
Tugas Akhir Filsafat_Kelompok 4.pptx
 
Konsep berpikir diakronis
Konsep berpikir diakronisKonsep berpikir diakronis
Konsep berpikir diakronis
 
Pengertian sejarah a5
Pengertian sejarah a5Pengertian sejarah a5
Pengertian sejarah a5
 
Bab 1 hakikat ilmu sejarah
Bab 1 hakikat ilmu sejarahBab 1 hakikat ilmu sejarah
Bab 1 hakikat ilmu sejarah
 
Modul Sejarah Indonesia
Modul Sejarah IndonesiaModul Sejarah Indonesia
Modul Sejarah Indonesia
 
Sumber, bukti, dan fakta sejarah
Sumber, bukti, dan fakta sejarahSumber, bukti, dan fakta sejarah
Sumber, bukti, dan fakta sejarah
 
Sejarah bersifat kajian
Sejarah bersifat kajianSejarah bersifat kajian
Sejarah bersifat kajian
 
Bagaimana sejarah dalam pandangan para tokoh
Bagaimana sejarah dalam pandangan para tokohBagaimana sejarah dalam pandangan para tokoh
Bagaimana sejarah dalam pandangan para tokoh
 
sejarah wajib kelas X. pengertian,kronologi,ruang lingkup dll sejarah
sejarah wajib kelas X. pengertian,kronologi,ruang lingkup dll sejarahsejarah wajib kelas X. pengertian,kronologi,ruang lingkup dll sejarah
sejarah wajib kelas X. pengertian,kronologi,ruang lingkup dll sejarah
 
Prinsip dasar ilmu sejarah
Prinsip dasar ilmu sejarahPrinsip dasar ilmu sejarah
Prinsip dasar ilmu sejarah
 
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptxBab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
 
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
 
Kuliah 1 pitos 101
Kuliah 1 pitos 101Kuliah 1 pitos 101
Kuliah 1 pitos 101
 
Kuliah 1 pitos 101
Kuliah 1 pitos 101Kuliah 1 pitos 101
Kuliah 1 pitos 101
 

More from istana walet

More from istana walet (20)

Permendikbud tahun 2016 nomor 020
Permendikbud tahun 2016 nomor 020Permendikbud tahun 2016 nomor 020
Permendikbud tahun 2016 nomor 020
 
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisi
 
Uts psikologi upi pjkr fpok
Uts psikologi upi pjkr fpokUts psikologi upi pjkr fpok
Uts psikologi upi pjkr fpok
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4Perkembangan peserta didik modul 3 unit4
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3Perkembangan peserta didik modul 3 unit3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baru
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baruPerkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baru
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baru
 
Perkembangan peserta didik mdl 3 unt 1 arizal
Perkembangan peserta didik  mdl 3 unt 1 arizalPerkembangan peserta didik  mdl 3 unt 1 arizal
Perkembangan peserta didik mdl 3 unt 1 arizal
 
Perkembangan peserta didik 5
Perkembangan peserta didik 5Perkembangan peserta didik 5
Perkembangan peserta didik 5
 
Perkembangan peserta didik 4
Perkembangan peserta didik 4Perkembangan peserta didik 4
Perkembangan peserta didik 4
 
Perkembangan peserta didik 2
Perkembangan peserta didik 2Perkembangan peserta didik 2
Perkembangan peserta didik 2
 
Perkembangan peserta didik 1
Perkembangan peserta didik 1Perkembangan peserta didik 1
Perkembangan peserta didik 1
 
Perkembangan peserta didik (modul)
Perkembangan peserta didik (modul)Perkembangan peserta didik (modul)
Perkembangan peserta didik (modul)
 
Cover perkembangan peserta didik
Cover perkembangan peserta didikCover perkembangan peserta didik
Cover perkembangan peserta didik
 
Coper perkembangan peserta didik
Coper perkembangan peserta didikCoper perkembangan peserta didik
Coper perkembangan peserta didik
 
Tabel perkembangan peserta didik
Tabel perkembangan peserta didikTabel perkembangan peserta didik
Tabel perkembangan peserta didik
 
Rangkuman penjas adaptif
Rangkuman penjas adaptifRangkuman penjas adaptif
Rangkuman penjas adaptif
 
Perubahan media pembelajaran
Perubahan media pembelajaranPerubahan media pembelajaran
Perubahan media pembelajaran
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 

Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikan

  • 1. Pengertian Filsafat Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab. Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi. Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat. Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli: * Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. * Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. * Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ) * Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan. * Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya . * Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
  • 2. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon, artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau lebih maju. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang telah terjadi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut: · Sejarah berarti silsilah atau asal usul. · Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. · Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Beberapa pengertian sejarah yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut. · J.V. Bryce, Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia. · W.H. Walsh, Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti. · Patrick Gardiner, Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia. · Roeslan Abdulgani, Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan. · Moh. Yamin, Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. · Ibnu Khaldun (1332-1406), Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu. · Moh. Ali, dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut: · jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. · cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. · ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
  • 3. · Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. · Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya. · Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak. Perkataan Sejarah (History) yang kita gunakan pada masa kini berpunca daripada perkataan Arab iaitu Syajaratun yang bermaksud Pohon. Dari sudut lain pula, istilah history merupakan terjemahan dari perkataan Yunani yakni Histories yang membawa makna satu penyelidikan ataupun pengkajian. [1] Mengikut pandangan "Bapa Sejarah" Herodotus, Sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan satu kitaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban.[2] Mengikut definisi yang diberikan oleh Aristotle, bahawa Sejarah merupakan satu sistem yang mengira kejadian semulajadi dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang kukuh. Menurut R. G. Collingwood, Sejarah ialah sejenis bentuk penyelidikan atau suatu penyiasatan tentang perkara-perkara yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau.[3] Manakala Shefer pula berpendapat bahawa Sejarah adalah peristiwa yang telah lepas dan benar-benar berlaku.[4] Sementara itu, Drs. Sidi Gazalba cuba menggambarkan sejarah sebagai masa lampau manusia dan persekitarannya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku.[5] Sebagai usaha susulan dalam memahami sejarah, Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka telah memberikan Sejarah sebagai asal-usul, keturunan, salasilah, peristiwa yang benar-benar berlaku pada waktu yang lampau, kisah, riwayat, tambo, tawarikh dan kajian atau pengetahuan mengenai peristiwa yang telah berlaku.[6] Sejarah dalam erti kata lain digunakan untuk mengetahui masa lampau berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang sahih bagi membolehkan manusia memperkayakan pengetahuan supaya waktu sekarang dan akan datang menjadi lebih cerah. Dengan itu akan timbul sikap waspada (awareness) dalam diri semua kelompok masyarakat kerana melalui pembelajaran Sejarah, ia dapat membentuk sikap tersebut terhadap permasalahan yang dihadapi agar peristiwa-peristiwa yang berlaku pada masa lampau dapat dijadikan pengajaran yang berguna. Pengertian Sejarah boleh dilihat dari tiga dimensi iaitu epistomologi (kata akar), metodologi (kaedah sesuatu sejarah itu dipaparkan) dan filsafat atau pemikiran peristiwa lalu yang dianalisa secara teliti untuk menentukan sama ada ia benar atau tidak.[7] Sejarah Berulang Sejarah Berulang (Repeating History) boleh diertikan sebagai satu keadaan di mana peristiwa-peristiwa sejarah yang pernah berlak pada suatu masa dahulu boleh berlaku pula pada masa-masa yang berlainan, iaitu pada masa sezaman mahupun pada masa yang akan datang. Ini kerana sejarah itu dianggap sebagai suatu gejala yang berulang-ulang yakni sesuatu peristiwa itu berlaku berulang kali di dalam satu proses kitaran yang saling berkaitan serta silih berganti.
  • 4. Proses kitaran yang dimaksudkan itu mempunyai kaitan yang rapat dengan kemunculan sesebuah negara yang mempunyai suatu titik kelahiran. Kemudian meningkat maju sehingga mencapai kejayaan dan seterusnya apabila tiba suatu tempoh masa ia akan mengalami kemerosotan atau keruntuhan. Maka dengan itu, dipercayai kitaran ini akan sentiasa berulang-ulang dari satu tempoh masa ke satu tempoh masa yang lain mengikut perkembangan politik sesuatu negara.[8] Namun demikian, persoalan yang dibangkitkan sekarang adalah, benarkah sejarah itu memang berulang secara keseluruhannya? Bagi menyelesaikan persoalan ini, perlulah kita meneliti beberapa contoh yang berkaitan dengan Sejarah berulang. Salah satu contoh yang kukuh adalah kebangkitan dan seterusnya keruntuhan kerajaan Marxist Rusia. Sebelum tahun 1870, Rusia memang berada dalam era keruntuhan. Keruntuhan itu berpunca dari ketidakseimbangan dalam politik Rusia dan juga ketandusan pemimpin yang cekap. Namun demikian Rusia adalah sebuah negara yang terbesar di dunia (dengan keluasan lebih kurang 22402000 km/persegi = 8649000 batu/persegi).[9] Walau bagaimanapun Rusia mula muncul sebagai sebuah kerajaan Marxist yang berwibawa selepas revolusi tahun 1917. Dengan usaha pemimpin-pemimpin mereka seperti Lenin (1870-1924) dan Stalin (1879-1953), Rusia telah berupaya menjadi kuasa besar selepas Perang Dunia Kedua (1945). Taraf seperti ini dapat dikekalnya sehingga bahagian pertama dekad 1980-an. Mulai pertengahan dekad tersebut, Rusia nampaknya tidak dapat bertahan lagi. Ia mula menghadapi krisis ekonomi yang sangat meruncing. Pemimpinnya pada ketika itu, iaitu Mikhail Gorbachov memperkenalkan satu dasar yang dikenali sebagai Glasnost, yang bertujuan memperbaiki keadaan ekonomi melalui beberapa pembaharuan dasar ekonomi. Namun gerakan itu tidak menghasilkan kejayaan. Sementara itu, gerakan politik dan ekonomi yang bertujuan menghancurkan struktur dan ideologi Marxist di negara itu, yang pada mulanya tidaklah menonjol, telah menapakkan kecergasannya menjelang hujung dekad tersebut. Akhirnya, pada tahun 1990, bubarlah atau hancurlah secara rasmi Kesatuan Republik Soviet Rusia. Selepas itu yang tinggal ialah Rusia dan gabungan beberapa republik merdeka yang dahulunya merupakan sebahagian daripada kesatuan tersebut. Kini Rusia sedang berusaha untuk hidup dan mengamalkan sistem demokrasi Barat serta unsru-unsurnya yang berkaitan. Dalam pada itu, kejayaan pihak demokrasi itu belumlah betul-betul kukuh kerana menjelang pertengahan dekat 1990-an ini pihak komunis telah menampakkan pula kebangkitan semula mereka. Melihat kepada contoh tersebut, jelaslah kepada kita bahawa proses kitaran yang silih berganti memang wujud dalam negara Rusia di mana terdapatnya titik kelahiran, perkembangan dan keruntuhan di dalam pimpinan negara tersebut. Walhalnya adakah sejarah itu berulang? Memang tidak, ini kerana daripada contoh tersebut, kita dapati sejarah hanya berulang dari segi falsafah ataupun, fenomena sahaja, tetapi tidak berulang secara khusus pada zaman, waktu, tempat, pemimpin atau or ang yang sama. Malah pernyataan ini juga disokong oleh sejarahwan, misalnya Leopold Von Ranke sendiri mengakui bahawa setiap peristiwa sejarah itu adalah unik dalam erti kata lain sejarah hanya berlaku sekali sahaja pada suatu waktu yang tertentu dan dengan hal yang demikian tidaklah ada satu peristiwa sejarah pun mempunyai persamaan yang tepat dengan satu peristiwa sejarah yang lain walaupun nampak seakan-akan sama.[10] Satu lagi contoh yang boleh membuktikan bahawa sejarah itu tidak berulang dapat dikaji di dalam Malaysia sendiri iaitu Sejarah Perkembangan Pasukan
  • 5. Bolasepak Malaysia di dalam Kejohanan Pesta Bola Merdeka yang berlangsung di Stadium Merdeka. (Analisa dilakukan dari tahun 1986 hingga 1994). Menjelang tahun 1986, prestasi pasukan bolasepak Malaysia mula menampakkan peningkatan seolah-olah pasukan negara berada di ambang kejayaan. Kenyataan ini diperkukuhkan lagi apabila pasukan negara di bawah pengurusan Dato’ Harun Idris telah berjaya menjadi juara Pesta Bola Merdeka yang diadakan di Stadium Merdeka dari 18 hingga 25 Oktober, 1986 dengan menewaskan pasukan Czechoslovakia (3 berbalas 0). Kejayaan tersebut membolehkan pasukan negara mendapat “lampu hijau” untuk mengambil bahagian dalam Sukan Asia di Seoul tidak lama kemudian.[11] Pada masa yang sama, kejayaan tersebut benar-benar membanggakan seluruh rakyat rakyat Malaysia dan menjadi sejarah bagi negara. Walau bagaimanapun, selepas tahun 1986, pencapaian pasukan negara mula menampakkan kemerosotan, terutamanya di dalam kejohanan Pesta Bola Merdeka, sehinggakan pasukan negara terkeluar di pusingan awal lagi di dalam kejohanan-kejohanan seterusnya dan pada tahun 1988, pasukan Malaysia telah kecundang di tangan Korea Selatan (0-1) di dalam perlawanan pembukaan. Senario ini telah menyebabkan pasukan Malaysia di kritik dan di cemuh habis-habisan oleh pihak media mahupun rakyat Malaysia sendiri. Boleh dikatakan selepas tahun 1989 bolasepak Malaysia mengalami detik hitam dan seolah-olah mula mengalami keruntuhan. Melibatkan keadaan ini, pihak Persatuan Bolasepak Malaysia (FAM) telah berjaya merombak kembali pimpinan persatuan tersebut. Pimpinan baru tersebut telah berjaya mengatur program-program bolasepak yang baru, kem-kem bolasepak yang lebih baik serta kempen-kempen bolasepak yang berkualiti bagi mencungkil bakat-bakat baru dalam arena bolasepak negara. Selain itu (FAM) juga berjaya membawa masuk pakar-pakar bolasepak barat termasuk jurulatih, psikologi, teknikal dan sebagainya bagi meningkatkan kembali imej bolasepak negara. Oleh itu, menjelang tahun 1992, bolasepak negara berada di ambang kelahiran. Justeru itu, dalam mengembalikan imej serta maruah bolasepak, pada tahun 1993, pasukan Malaysia sekali lagi menyertai kejohanan Pesta Bola Merdeka yang berlangsung di Stadium Merdeka dari 7 hingga 14 Jun 1993, di bawah pengurusan Tan Sri Elyas Omar. Hasilnya, pasukan negara yang dibarisi pemain-pemain baru itu telah berjaya menjulang kembali kejuaraan Pesta Bola Merdeka dengan menewaskan pasukan Korea Selatan dalam perlawanan akhir dengan jaringan 3 berbalas 1. Kejayaan ini telah membukti bahawa bolasepak negara mula berada di ambang kejayaan selepas kebangkitan mereka sejak dari tahun 1992. Walau bagaimanapun, selepas tahun 1994, bolasepak negara mengalami keruntuhan semula. Kejayaan bolasepak negara pada tahun 1986 dan 1993 merupakan satu sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh rakyat Malaysia sehingga hari ini. Di sini kita dapati sejarah itu seolah-olah berulang kembali, iaitu kejayaan Malaysia pada tahun 1986 telah diulang kembali pada tahun 1993. Adakah dengan itu kita boleh mengatakan sejarah berulang sepenuhnya. Jawapannya, memang terbukti tidak, sejarah tidak berulang sepenuhnya walaupun kejayaan 1986 diulang kembali pada tahun 1993. Kalau dilihat secara tajam, waktu penganjuran pertandingan, pengurusan serta pemain pasukan dan jumlah jaringan pertandingan akhir yang membawa kejayaan kepada pasukan negara pada tahun 1993 memang berbeza dengan waktu penganjuran pertandingan, pengurusan serta pemain pasukan dan jumlah jaringan pada perlawanan akhir pada tahun 1986.
  • 6. Tetapi satu perkara yang lebih jelas kepada kita ialah, dalam tempoh masa 7 tahun tersebut, berlaku proses kitaran yang silih berganti dalam bolasepak negara iaitu berlaku pengulangan proses umum ataupun keadaan umum seperti kelahiran ataupun kewujudan, perkembangan serta kejayaan dan akhirnya keruntuhan. Proses kitaran ini juga menunjukkan bahawa hidup bolasepak Malaysia sentiasa beredar di dalam satu pusingan yang tidak putus-putus di mana ia bermula, berkembang maju dan kemudian runtuh dan selepas itu bermula semula dengan satu sistem pimpinan yang baru. Namun apa yang jelas adalah proses kitaran itu akan sentiasa berterusan. Kepentingan Sejarah Berulang Mengikut Pandangan Masyarakat Yunani Masyarakat Yunani mempercayai bahawa sesuatu peristiwa yang berlaku pada suatu masa dahulu boleh berlaku kembali dalam tempoh masa berlainan dan ianya sukar diagak. Walau bagaimanapun peristiwa-peristiwa yang berlaku dianggap oleh mereka mampu memberikan pengajaran kepada mereka untuk berwaspada pada masa-masa yang akan datang serta untuk mencari langkah untuk mengelak sesuatu peristiwa yang tidak diingini. Selain itu sejarah juga dianggap oleh mereka sebagai satu petunjuk dalam mengharungi kehidupan yang penuh dengan dugaan, cabaran dan halangan. Pada masa yang sama, sejarah itu juga merupakan satu falsafah yang memberikan pengajaran melalui contoh-contoh. Sebenarnya peristiwa yang berulang-ulang itu menunjukkan kepada mereka tentang tingkah laku serta pembuatan mereka pada masa yang telah lalu dan juga perbuatan orang-orang yang terdahulu daripada mereka. Kesimpulan Keseluruhannya, jelaslah bahawa sejarah itu tidak berulang walaupun sesetengah golongan berpendapat bahawa sejarah itu berulang. Ini kerana sejarah itu memiliki fakta yang lengkap dengan masa dan tarikh sesuatu peristiwa itu terjadi. Walaupun proses kitaran yang silih berganti itu wujud (kelahiran, perkembangan atau kejayaan dan keruntuhan) namun agak sukar bagi kita untuk melihat sesuatu fakta yang sama muncul pada zaman akan datang di mana tarikh, objek dan tempatnya adalah sama. Oleh itu, sekali lagi saya tekankan di sini bahawa sejarah hanya berulang dari segi falsafah atau fenomena yang mampu memberikan pengajaran, tunjuk ajar serta pengetahuan kepada masyarakat tetapi tidak berulang secara khusus pada zaman, waktu, tempat, pemimpin ataupun orang yang sama. Definisi Sejarah Dan Keterangannya Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang memerintah). Umumnya sejarah atau ilmu sejarah diartikan sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi:
  • 7. pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari Ilmu budaya (Humaniora). Akan tetapi, di saat sekarang ini, Sejarah lebih sering dikategorikan sebagai Ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa lalu. Sejarah dibagi ke dalam beberapa sub dan bagian khusus lainnya seperti kronologi, historiograf, genealogi, paleografi, dan kliometrik. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah disebut sejarawan. Ilmu sejarah juga disebut sebagai Ilmu tarikh atau Ilmu babad. Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis, seperti H. G. Wells, Will dan Ariel Durant, menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan ahli sejarah memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing. Ada banyak cara untuk memilah informasi sejarah, misalnya: Berdasarkan kurun waktu (kronologis) Berdasarkan wilayah (geografis) Berdasarkan negara (nasional) Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis) Berdasarkan topik/pokok bahasan (topikal) Banyak orang yang mengkritik Ilmu Sejarah. Menurut mereka sejarah sering kali terlalu terpaku pada kejadian-kejadian politik, konflik bersenjata, dan orang-orang terkenal. Sejarah, menurut mereka, kurang memperhatikan perubahan penting dalam hal pemikiran manusia, teknologi, serta kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat — hal-hal yang sangat penting untuk diketahui pula. Akan tetapi, perkembangan Ilmu Sejarah sekarang ini semakin berusaha untuk memperbaikinya. Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai “sejarah penceritaan”, atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah moderen, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau cara pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan. Dulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah akademik
  • 8. profesional serta pembentukan cabang ilmu pengetahuan yang baru sekitar abad ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak ahli sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu pengetahuan ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu prasejarah, dikemukakan. Istilah “pra-sejarah” digunakan untuk mengelompokkan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis. Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah mempersulit penelitian. Ahli sejarah waktu itu mencoba meneliti lebih dar sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, ahli pra-sejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan pra-sejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus. Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan antara sejarah dan prasejarah sebagian besar telah dihilangkan. Sekarang, tidak ada yang tahu pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah diketahui sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang diketahui tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak ada pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah, ada bidang ilmu pengetahuan baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi di masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan ahli sejarah. Kata “sejarah” secara harafiah berasal dari kata Arab ( شجرة : šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri sejarah disebut تاريخ (tarikh). Kata “tarikh” dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah “waktu”. Historiografi adalah adalah ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem kepercayaan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling besar di antaranya adalah subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. Ada pula satu bentuk pengandaian sejarah (spekulasi mengenai sejarah) yang dikenal dengan sebutan “sejarah virtual” atau “sejarah kontra-faktual” (yaitu: cerita sejarah yang berlawanan — atau kontra — dengan fakta yang ada). Ada beberapa ahli sejarah yang menggunakan cara ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang ada apabila suatu kejadian tidak berlangsung atau malah sebaliknya berlangsung. Hal ini mirip dengan jenis cerita fiksi sejarah alternatif. Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan metode kajian sejarah antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang lebih realistik.
  • 9. Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami zaman gerakan hak asasi dan sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kelompok sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang ada. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan akan Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor bidang sejarah moderen dari Univeritas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk masyarakat. Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman. Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: “Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya.” Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: “Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya.” Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: “Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.” Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula berkata “Sejarah akan baik padaku, karena aku akan menulisnya.” Tetapi sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yang terkenal: “Sejarah ditulis oleh sang pemenang.” Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya. Oleh karena itu, ia lebih mampu untuk meninggalkan jejak sejarah — dan pemelesetan fakta sejarah — sesuai dengan apa yang mereka rasa benar. Pandangan yang lain lagi menyatakan bahwa kekuatan sejarah sangatlah besar sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin ada yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara keseluruhan. Masih ada pandangan lain lagi yang menyatakan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik. Dalam hal ini, ada banyak faktor yang menyebabkan berlangsungnya suatu kejadian sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, pengetahuan yang telah dimiliki mengenai suatu kejadian di masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk kejadian
  • 10. di masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya benar, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap kejadian sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari kejadian ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana alam dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap kejadian bencana alam memang, dengan sendirinya, unik. I. FILOSOFIS PENDIDIKAN 1. PENGERTIAN FILSAFAT Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Ciri-ciri berfikir filosfi : · Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi. · Berfikir secara sistematis. · Menyusun suatu skema konsepsi, dan · Menyeluruh. Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah : · Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika · Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi. · Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat. Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah: · Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis. · Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif. · Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi. · Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia. Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah : · Sebagai dasar dalam bertindak.
  • 11. · Sebagai dasar dalam mengambil keputusan. · Untuk mengurangi salah paham dan konflik. · Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah. 2. FILSAFAT PENDIDIKAN Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Beberapa aliran filsafat pendidikan; · Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme. · Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan · Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme. Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 3. ESENSIALISME DAN PERENIALISME Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada. Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apadan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut. Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai-nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa. Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme
  • 12. berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik. Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan: · Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato) · Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles) · Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas) Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama. 4. PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya. Pendidikan nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia. Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila"yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.