SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Kimia Analisis
Penetapan Kadar Cr
dalam K2CrO4
Disusun oleh kelompok 2
• Aviva Khoirunissak
• Fidela Shafa Damayanti
• Muhammad Rifqi Al Fatih
• Rifkah Hasna Atzilla
Kelas X-9
Tahun pelajaran 2015/2016
TEORI
Khrom dapat diendapkan sebagai
khrom (III) hidroksida. Bila
cuplikan/sampel berupa khrom (VI),
misalnya garam khromat atau dikhromat
harus direduksi terlebih dahulu dalam
suasana asam. Sebagai pereduksi dapat
dipakai Na2SO3 , KNO2 , atau NaNO2.
Khrom (III) bersifat amfoter, karena itu
sebagai pengendap tidak dapat dipakai
basa kuat. Dengan NH4OH bila berlebih
akan membentuk senyawa kompleks
[Cr(NH3)6]3+. Bila pereduksiannya tidak
sempurna, larutan tidak akan berwarna
hijau.
DASAR
Kalium Khromat yang
berwarna kuning dengan Asam
Sulfat menjadi Kalium
Dikhromat yang berwarna
sindur. Khrom yang
bermartabat(VI) ini
direduksikan menjadi Khrom
(III) berwarna hijau. Kemudian
diendapkan dengan Ammonia
sebagai Khrom (III) Hidroksida
yang berwarna hijau kebiru-
biruan dan setelah dipijarkan
akan menjadi Khrom (III)
Oksida yang berwarna hijau.
TUJUAN
Untuk menetapkan kadar khrom dalam kalium khromat secara analisis
gravimetri dengan prosedur yang baik dan benar.
Reaksi
2K2CrO4 + H2SO4 → K2Cr2O7 +
K2SO4 + H2O
Kuning Sindur
K2Cr2O7 + H2SO4 → H2Cr2O7 + K2SO4
H2Cr2O7 → 2CrO3 + H2O
2CrO3 + 3Na2SO3 → Cr2O3 +
3Na2SO4
Cr2O3 + 3H2SO4 → Cr2(SO4)3 + 3H2O
Cr2(SO4)3 + 6NH4OH → 2Cr(OH)3 +
3(NH4)2SO4
Hijau Kebiru-biruan
2Cr(OH)3 → Cr2O3 + 3H2O
Hijau Kebiru-biruan Hijau
Alat
Piala Gelas 800 ml Oven
Piala Gelas
400 ml
Gelas Ukur
10 ml
Labu
Semprot
Kaca Arloji
Neraca Kasar
Pembakar Teklu
Neraca analitik
Meker
Segitiga Porselein
Desikator
Tutup kaca
Pengaduk
Corong
Cawan
Porselein
Kaki tiga
Kasa Asbes
Tabung reaksi
Gegep
Tanur
Neraca digital
Bahan
• Sampel Kalium Khromat
• Air suling
• H2SO4 4 N
• Hablur Na2SO3
• NH4OH 2 N
• HCl 4 N dan BaCl2 0,5 N
Bagan Kerja
Ditimbang 0,2 g
sampel K2CrO4
Dilarutkan s/d
± 25 𝑚𝑙
+ H2SO4 4N 2 ml± 1 𝑔 𝑁𝑎2 𝑆𝑂3
Dididihkan larutan
Diencerkan s/d ±100 𝑚𝑙Dididihkan kembali
Diendapkan dengan NH4OH
Disaring dan dicuci dengan air
panas
Dididihkan kembali larutan
beserta endapannya
Dikeringkan didalam oven
Didinginkan dalam desikator
Diperarang (teklu) dan
dipijarkan (meker/tanur)
Ditimbang
Diulangi hingga
didapat bobot tetap
Penga
matan
• Deskripsi Sampel : Serbuk halus berwarna kuning lemon
• Saat dilarutkan warna larutan berwarna kuning
• Saat ditambahkan H2SO4 warna larutan berubah menjadi sindur
• Saat ditambahkan Na2SO3 warna larutan berubah kembali menjadi
hjau tua
• Saat diendapkan dengan NH4OH terbentuk endapan bewarna hijau
kebiru-biruan dan warna larutan jerih tak berwarna
• Saat dipijarkan warna abu endapan berwarna hijau
Perhitungan
Kadar Cr =
𝑓𝑘 × 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
fk = factor kimia
2𝐶𝑟
𝐶𝑟2
𝑂3
Kadar teoritis =
𝐶𝑟
𝐾2
𝐶𝑟𝑂4
× 100%
Ketelitian =
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
× 100%
Kesalahan =
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘 −% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
× 100%
Pembahasan
Khrom dapat diendapkan sebagai Khrom (III) Hidroksida yang berwarna hijau
kebiruan. Pada awal prosedur, sampel Kalium Khromat cukup dilarutkan dengan ± 25 mL air
suling. Bila cuplikan / sampel berupa garam - garam Khrom (VI) seperti garam Khromat atau
Dikhromat, maka dilakukan pereduksian dalam suasana asam dengan Natrium Sulfit
(Na2SO3), Natrium Nitrit (NaNO2), atau Kalium Nitrit (KNO2). Apabila proses pereduksian
kurang sempurna, larutan tidak akan berwarna hijau tua. Untuk 0,2 gram sampel Kalium
Khromat, diperlukan ± 1 gram Natrium Sulfit. Karena berperan sebagai reduktor, maka
Natrium Sulfit ini akan teroksidasi menjadi Natrium Sulfat. Akibatnya, endapan akan
semakin kotor oleh pengotor Sulfat. Oleh karena itu, proses pencucian endapan
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan biasanya.
Terdapat tiga kali pendidihan pada penetapan ini, pendidihan setelah ditambahkan
reduktor, sebelum diendapkan dan satu lagi setelah diendapkan. Setelah pendidihan pertama
dilakukan, larutan diencerkan hingga volume akhirnya ± 100 mL, karena ukuran 100 mL
dianggap volume yang ideal, maksudnya setelah proses pengendapan selesai akan mudah
membedakan antara endapan di dasar piala gelas dengan cairan induk diatasnya.
Larutan diendapkan dengan Ammonia (NH4OH) menjadi endapan Khrom (III)
Hidroksida yang berwarna hijau kebiru-biruan. Khrom (III) bersifat amfoter, oleh karena itu
sebagai pengendap tidak dapat digunakan basa kuat (NaOH atau KOH, d.l.l.), namun
apabila dengan NH4OH berlebih akan larut membentuk senyawa kompleks
[Cr(NH3)6](OH)3 / senyawa Heksaamin Khrom (III) Hidroksida. Oleh karena itu, penambahan
pengendap hendaknya harus berhati-hati karena apabila kekurangan maupun kelebihan
pengendap larutan akan keruh karena terbentuk koloid sehingga nantinya akan bocor bila
disaring. Endapan Khrom (III) Hidroksida merupakan endapan selai, sehingga disaring
menggunakan kertas saring Whatman no. 541 serta dicuci dengan air suling panas sehingga
bebas dari pengotor Sulfat. Setelah dipijarkan, sisa pijar ditimbang sebagai Khrom (III)
Oksida yang berwarna hijau.
Kesimpulan
Dalam penetapan kadar khrom, khrom (VI) harus direduksi terlebih
dahulu menjadi khrom (III) dengan menggunakan natrium sulfit.
Adapun endapan yang dihasilkan endapan Cr(OH)3 yang berbentuk
selai dan berwarna hijau kebiruan dan setelah dipijarkan berwarna
hijau. Dengan kadar teoritis 26,8 %.
Pertanyaan dan
Jawaban
1. Mengapa sampel dilarutkan sampai volume ± 25 ml ?
Jawab : Volume larutan yang terlalu banyak akan mengakibatkan
proses pemanasan atau pendidihan akan semakin lama, oleh karena
itu volume diatur agar proses pendidihan menjadi lebih cepat.
2. Mengapa dilakukan pereduksian pada Cr ?
Jawab : Khrom dalam metode gravimetri ditetapkan dengan
mengendapkannya sebagai hidroksidanya, dimana hanya kation saja
yang dapat dijadikan hidroksida. Khrom dalam bilangan oksidasi
tinggi (biloks + 6) akan memiliki bentuk anion sehingga tidak dapat
mengendap sebagai hidroksidanya (dengan kata lain, anion tidak
dapat bereaksi dengan sesama anion yaitu anion OH).
3. Apa tujuan dari ketiga proses pendidihan pada penetapan kadar
khrom ?
Jawab :
• Pendidihan pertama, dilakukan setelah penambahan reduktor. Hal ini
bertujuan untuk mempercepat dan menyempurnakan proses
pereduksian.
• Pendidihan kedua, dilakukan sebelum pengendapan. Ini merupakan
upaya untuk membentuk endapan selai yang baik, dengan mengatur
suhu sebelum pengendapan.
• Pendidihan ketiga, dilakukan setelah proses pengendapan. Proses
pendidihan ini bertujuan untuk menghilangkan kelebihan Ammonia
yang digunakan untuk mengendapkan ion Cr3+ (karena Ammonia
mudah mengurai jika suhunya cukup tinggi). Selain itu, proses ini juga
berfungsi untuk menyempurnakan proses pengendapan yaitu
memperbesar molekul endapan (pemeraman / aging).
4. Mengapa khrom (III) yag bersifat amfoter tidak bisa menggunakan
pengendap basa kuat ?
Jawab : Karena apabila pengedapan menggunakan basa kuat, khrom
hidroksida akan membentuk asam yang larut.
Cr(SO4)3 + 6NaOH → 2Cr(OH)3 + 3Na2SO4
Pada pH >8 Cr(OH)3 → H3CrO3
H3CrO3 + 3NaOH → 3Na3CrO3 + 3H2O
5. Mengapa larutan K2CrO4 yang sebagai khrom (VI) harus direduksi
menjadi khrom (III) ?
Jawab : Karena khrom valensi 6 berlaku sebagai sisa asam (Cr2O7
2-)
untuk dapat diperoleh endapan khrom , maka khrom (VI) harus
direduksi menjadi khrom (III), karena khrom (III) berlaku sebagai
logam bukan sisa asam sehingga dapat diperoleh endapan Cr(OH)3
6. Kenapa saat pengendapan harus sampai tercium bau amoniak
padahal selanjutnya akan dididihkan untuk menghilangkan kelebihan
amoniak ?
Jawab : Karena pada penegndapan khrom tidak terdapat indicator
yang dapat benar-benar dapat membantu untuk mengetahui apakah
pengendapan tersebut sudah sempurna atau belum. Dan
penghilangan amoniak bertujuan agar pada saat pencucian, bau dari
amoniak tersebut tidak menyengat dan merusak pernafasan.
7. Apa fungsi larutan H2SO4 4N padahal selanjutnya akan menggunakan
Na2SO3 ?
Jawab : Larutan H2SO4 4N berfungsi untuk pengasam lingkungan
mempercepat reduksi, mendapat larutan sempurna, mencegah
mengendapnya analat-analat lain selain Cr(OH)3
8. Mengapa menggunakan kertas saring no.41 ?
Jawab : karena sesuai dengan endapan yang berbentuk selai
9. Mengapa menggunakan natrium sulfit sebagai pereduksinya ?
Jawab : Karena khrom dapat direduksi dalam suasan asam sehingga
digunakan pereduksi sulfit atau nitrit. Dan menggunakan natrium
sufit karena didalam laboratorium pereduksi itu yang tersedia
10. Mengapa dicuci dengan air suling panas ?
Jawab : Karena lebih mudah dan cepat untuk menghilangkan
pengotor sulfat
11. Mengapa diencerkan hingga 100 ml ?
Jawab : Karena volume 100 ml merupakan volume yang ideal untuk
bisa membedakan fase larutan dengan endapan
12. Mengapa semua komposisi pada penetapam khrom harus sesuai ?
Jawab : karena khrom bersifat amfoter sehingga tidak sesuai
dengan hasil yang diinginkan
Masih adakah
yang ingin
ditanyakan ?
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/Ervan55/kls-111-alfakel5penetapan-kadar-
cr-secara-gravimetri-7861690?next_slideshow=1
http://www.slideshare.net/RidwanAdalahIwan/penetapan-kadar-cr-
dalam-kalium-khromat
http://noerarifinyusuf.blogspot.com/2014/07/penetapan-kadar-
khrom-dalam-kalium.html
Iskandar, Drs. Inowyatye; Hendrawati, Dra. Nenny; Hendrakusumah, R.
Rudi; 2013, Analisis Gravimetri, Bogor : SMK – SMAK Bogor.
Iskandar, Drs. Inowyatye; Hendrawati, Dra. Nenny; Hendrakusumah, R.
Rudi; 2014, Analisis Gravimetri, Bogor : SMK – SMAK Bogor.
Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor

More Related Content

What's hot

Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Nidya Denaya
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Lestari Putri
 
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
DeviPurnama
 
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
Danang Setiawan
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
Kustian Permana
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Dila Adila
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Anshori Suhendro
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
UNIMUS
 

What's hot (20)

Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatPenetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
 
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
 
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
Penetapan Kadar Fosfat (PO4) Dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) SMK-SM...
 
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
 
Pemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.ivPemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.iv
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetriTitrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
 

Similar to Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor

Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetriKls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Ervan Maulana
 
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetriKls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Ervan Maulana
 
Tugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standarTugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standar
Tak Seorang Pun
 
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Jacob Msang
 
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxData Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
anis305582
 
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregarMateri ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Siregar Sri Handayani
 
Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557
Indriati Dewi
 

Similar to Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor (20)

Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
 
Makalah kaf iv
Makalah kaf ivMakalah kaf iv
Makalah kaf iv
 
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetriKls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
 
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetriKls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
Kls 11.1 alfa-kel.5-penetapan kadar cr secara gravimetri
 
Ppt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanorPpt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanor
 
Tugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standarTugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standar
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
 
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)
Praktikum kimia sma kelas x (redoks I)
 
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
 
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxData Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
 
PENGENALAN BEBERAPA UNSUR
PENGENALAN BEBERAPA UNSURPENGENALAN BEBERAPA UNSUR
PENGENALAN BEBERAPA UNSUR
 
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregarMateri ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
 
Zat organik
Zat organikZat organik
Zat organik
 
Bahan Hidrolisis Garam
Bahan Hidrolisis GaramBahan Hidrolisis Garam
Bahan Hidrolisis Garam
 
Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557
 
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
 
PPT_hidrolisis.ppt
PPT_hidrolisis.pptPPT_hidrolisis.ppt
PPT_hidrolisis.ppt
 

More from DeviPurnama (13)

Kromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK BogorKromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
 
Latihan Soal Trigonometri Kelas XI
Latihan Soal Trigonometri Kelas XILatihan Soal Trigonometri Kelas XI
Latihan Soal Trigonometri Kelas XI
 
Bab6 dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar marthen
Bab6 dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar marthenBab6 dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar marthen
Bab6 dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar marthen
 
Jawaban fisika uji kompetensi 2 Buku Marthen Kelas X
Jawaban fisika uji kompetensi 2 Buku Marthen Kelas XJawaban fisika uji kompetensi 2 Buku Marthen Kelas X
Jawaban fisika uji kompetensi 2 Buku Marthen Kelas X
 
Energi dan usaha Fisika SMK-SMAK Bogor
Energi dan usaha Fisika SMK-SMAK BogorEnergi dan usaha Fisika SMK-SMAK Bogor
Energi dan usaha Fisika SMK-SMAK Bogor
 
Perpindahan kalor SMK-SMAK Bogor FISIKA
Perpindahan kalor SMK-SMAK Bogor FISIKAPerpindahan kalor SMK-SMAK Bogor FISIKA
Perpindahan kalor SMK-SMAK Bogor FISIKA
 
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK BogorUnsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
 
Reaksi penggaraman iv SMK-SMAK Bogor
Reaksi penggaraman iv SMK-SMAK BogorReaksi penggaraman iv SMK-SMAK Bogor
Reaksi penggaraman iv SMK-SMAK Bogor
 
Reaksi penggaraman 3 KD 2 SMK-SMAK Bogor
Reaksi penggaraman 3 KD 2 SMK-SMAK BogorReaksi penggaraman 3 KD 2 SMK-SMAK Bogor
Reaksi penggaraman 3 KD 2 SMK-SMAK Bogor
 
Kd2 reaksi penggaraman iii ppt kelompok32 SMK-SMAK bogor
Kd2  reaksi penggaraman iii ppt kelompok32 SMK-SMAK bogorKd2  reaksi penggaraman iii ppt kelompok32 SMK-SMAK bogor
Kd2 reaksi penggaraman iii ppt kelompok32 SMK-SMAK bogor
 
Kd 2 persentasi garam + basa (4) SMK-SMAK Bogor
Kd 2 persentasi garam + basa (4) SMK-SMAK BogorKd 2 persentasi garam + basa (4) SMK-SMAK Bogor
Kd 2 persentasi garam + basa (4) SMK-SMAK Bogor
 
Hujan asam KD2 SMK-SMAK Bogor
Hujan asam KD2 SMK-SMAK BogorHujan asam KD2 SMK-SMAK Bogor
Hujan asam KD2 SMK-SMAK Bogor
 
Garam + asam Kimia Dasar 2 SMK-SMAK Bogor
Garam + asam Kimia Dasar 2 SMK-SMAK BogorGaram + asam Kimia Dasar 2 SMK-SMAK Bogor
Garam + asam Kimia Dasar 2 SMK-SMAK Bogor
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 

Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor

  • 1. Kimia Analisis Penetapan Kadar Cr dalam K2CrO4 Disusun oleh kelompok 2 • Aviva Khoirunissak • Fidela Shafa Damayanti • Muhammad Rifqi Al Fatih • Rifkah Hasna Atzilla Kelas X-9 Tahun pelajaran 2015/2016
  • 2. TEORI Khrom dapat diendapkan sebagai khrom (III) hidroksida. Bila cuplikan/sampel berupa khrom (VI), misalnya garam khromat atau dikhromat harus direduksi terlebih dahulu dalam suasana asam. Sebagai pereduksi dapat dipakai Na2SO3 , KNO2 , atau NaNO2. Khrom (III) bersifat amfoter, karena itu sebagai pengendap tidak dapat dipakai basa kuat. Dengan NH4OH bila berlebih akan membentuk senyawa kompleks [Cr(NH3)6]3+. Bila pereduksiannya tidak sempurna, larutan tidak akan berwarna hijau.
  • 3. DASAR Kalium Khromat yang berwarna kuning dengan Asam Sulfat menjadi Kalium Dikhromat yang berwarna sindur. Khrom yang bermartabat(VI) ini direduksikan menjadi Khrom (III) berwarna hijau. Kemudian diendapkan dengan Ammonia sebagai Khrom (III) Hidroksida yang berwarna hijau kebiru- biruan dan setelah dipijarkan akan menjadi Khrom (III) Oksida yang berwarna hijau.
  • 4. TUJUAN Untuk menetapkan kadar khrom dalam kalium khromat secara analisis gravimetri dengan prosedur yang baik dan benar.
  • 5. Reaksi 2K2CrO4 + H2SO4 → K2Cr2O7 + K2SO4 + H2O Kuning Sindur K2Cr2O7 + H2SO4 → H2Cr2O7 + K2SO4 H2Cr2O7 → 2CrO3 + H2O 2CrO3 + 3Na2SO3 → Cr2O3 + 3Na2SO4 Cr2O3 + 3H2SO4 → Cr2(SO4)3 + 3H2O Cr2(SO4)3 + 6NH4OH → 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4 Hijau Kebiru-biruan 2Cr(OH)3 → Cr2O3 + 3H2O Hijau Kebiru-biruan Hijau
  • 7. Piala Gelas 400 ml Gelas Ukur 10 ml Labu Semprot
  • 14.
  • 15. Bahan • Sampel Kalium Khromat • Air suling • H2SO4 4 N • Hablur Na2SO3 • NH4OH 2 N • HCl 4 N dan BaCl2 0,5 N
  • 16. Bagan Kerja Ditimbang 0,2 g sampel K2CrO4 Dilarutkan s/d ± 25 𝑚𝑙
  • 17. + H2SO4 4N 2 ml± 1 𝑔 𝑁𝑎2 𝑆𝑂3 Dididihkan larutan
  • 18. Diencerkan s/d ±100 𝑚𝑙Dididihkan kembali Diendapkan dengan NH4OH
  • 19. Disaring dan dicuci dengan air panas Dididihkan kembali larutan beserta endapannya Dikeringkan didalam oven
  • 20. Didinginkan dalam desikator Diperarang (teklu) dan dipijarkan (meker/tanur) Ditimbang Diulangi hingga didapat bobot tetap
  • 21. Penga matan • Deskripsi Sampel : Serbuk halus berwarna kuning lemon • Saat dilarutkan warna larutan berwarna kuning • Saat ditambahkan H2SO4 warna larutan berubah menjadi sindur • Saat ditambahkan Na2SO3 warna larutan berubah kembali menjadi hjau tua • Saat diendapkan dengan NH4OH terbentuk endapan bewarna hijau kebiru-biruan dan warna larutan jerih tak berwarna • Saat dipijarkan warna abu endapan berwarna hijau
  • 22. Perhitungan Kadar Cr = 𝑓𝑘 × 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100% fk = factor kimia 2𝐶𝑟 𝐶𝑟2 𝑂3 Kadar teoritis = 𝐶𝑟 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 × 100% Ketelitian = % 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘 % 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 × 100% Kesalahan = % 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘 −% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 % 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 × 100%
  • 23. Pembahasan Khrom dapat diendapkan sebagai Khrom (III) Hidroksida yang berwarna hijau kebiruan. Pada awal prosedur, sampel Kalium Khromat cukup dilarutkan dengan ± 25 mL air suling. Bila cuplikan / sampel berupa garam - garam Khrom (VI) seperti garam Khromat atau Dikhromat, maka dilakukan pereduksian dalam suasana asam dengan Natrium Sulfit (Na2SO3), Natrium Nitrit (NaNO2), atau Kalium Nitrit (KNO2). Apabila proses pereduksian kurang sempurna, larutan tidak akan berwarna hijau tua. Untuk 0,2 gram sampel Kalium Khromat, diperlukan ± 1 gram Natrium Sulfit. Karena berperan sebagai reduktor, maka Natrium Sulfit ini akan teroksidasi menjadi Natrium Sulfat. Akibatnya, endapan akan semakin kotor oleh pengotor Sulfat. Oleh karena itu, proses pencucian endapan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan biasanya.
  • 24. Terdapat tiga kali pendidihan pada penetapan ini, pendidihan setelah ditambahkan reduktor, sebelum diendapkan dan satu lagi setelah diendapkan. Setelah pendidihan pertama dilakukan, larutan diencerkan hingga volume akhirnya ± 100 mL, karena ukuran 100 mL dianggap volume yang ideal, maksudnya setelah proses pengendapan selesai akan mudah membedakan antara endapan di dasar piala gelas dengan cairan induk diatasnya. Larutan diendapkan dengan Ammonia (NH4OH) menjadi endapan Khrom (III) Hidroksida yang berwarna hijau kebiru-biruan. Khrom (III) bersifat amfoter, oleh karena itu sebagai pengendap tidak dapat digunakan basa kuat (NaOH atau KOH, d.l.l.), namun apabila dengan NH4OH berlebih akan larut membentuk senyawa kompleks [Cr(NH3)6](OH)3 / senyawa Heksaamin Khrom (III) Hidroksida. Oleh karena itu, penambahan pengendap hendaknya harus berhati-hati karena apabila kekurangan maupun kelebihan pengendap larutan akan keruh karena terbentuk koloid sehingga nantinya akan bocor bila disaring. Endapan Khrom (III) Hidroksida merupakan endapan selai, sehingga disaring menggunakan kertas saring Whatman no. 541 serta dicuci dengan air suling panas sehingga bebas dari pengotor Sulfat. Setelah dipijarkan, sisa pijar ditimbang sebagai Khrom (III) Oksida yang berwarna hijau.
  • 25. Kesimpulan Dalam penetapan kadar khrom, khrom (VI) harus direduksi terlebih dahulu menjadi khrom (III) dengan menggunakan natrium sulfit. Adapun endapan yang dihasilkan endapan Cr(OH)3 yang berbentuk selai dan berwarna hijau kebiruan dan setelah dipijarkan berwarna hijau. Dengan kadar teoritis 26,8 %.
  • 26. Pertanyaan dan Jawaban 1. Mengapa sampel dilarutkan sampai volume ± 25 ml ? Jawab : Volume larutan yang terlalu banyak akan mengakibatkan proses pemanasan atau pendidihan akan semakin lama, oleh karena itu volume diatur agar proses pendidihan menjadi lebih cepat. 2. Mengapa dilakukan pereduksian pada Cr ? Jawab : Khrom dalam metode gravimetri ditetapkan dengan mengendapkannya sebagai hidroksidanya, dimana hanya kation saja yang dapat dijadikan hidroksida. Khrom dalam bilangan oksidasi tinggi (biloks + 6) akan memiliki bentuk anion sehingga tidak dapat mengendap sebagai hidroksidanya (dengan kata lain, anion tidak dapat bereaksi dengan sesama anion yaitu anion OH).
  • 27. 3. Apa tujuan dari ketiga proses pendidihan pada penetapan kadar khrom ? Jawab : • Pendidihan pertama, dilakukan setelah penambahan reduktor. Hal ini bertujuan untuk mempercepat dan menyempurnakan proses pereduksian. • Pendidihan kedua, dilakukan sebelum pengendapan. Ini merupakan upaya untuk membentuk endapan selai yang baik, dengan mengatur suhu sebelum pengendapan. • Pendidihan ketiga, dilakukan setelah proses pengendapan. Proses pendidihan ini bertujuan untuk menghilangkan kelebihan Ammonia yang digunakan untuk mengendapkan ion Cr3+ (karena Ammonia mudah mengurai jika suhunya cukup tinggi). Selain itu, proses ini juga berfungsi untuk menyempurnakan proses pengendapan yaitu memperbesar molekul endapan (pemeraman / aging).
  • 28. 4. Mengapa khrom (III) yag bersifat amfoter tidak bisa menggunakan pengendap basa kuat ? Jawab : Karena apabila pengedapan menggunakan basa kuat, khrom hidroksida akan membentuk asam yang larut. Cr(SO4)3 + 6NaOH → 2Cr(OH)3 + 3Na2SO4 Pada pH >8 Cr(OH)3 → H3CrO3 H3CrO3 + 3NaOH → 3Na3CrO3 + 3H2O 5. Mengapa larutan K2CrO4 yang sebagai khrom (VI) harus direduksi menjadi khrom (III) ? Jawab : Karena khrom valensi 6 berlaku sebagai sisa asam (Cr2O7 2-) untuk dapat diperoleh endapan khrom , maka khrom (VI) harus direduksi menjadi khrom (III), karena khrom (III) berlaku sebagai logam bukan sisa asam sehingga dapat diperoleh endapan Cr(OH)3
  • 29. 6. Kenapa saat pengendapan harus sampai tercium bau amoniak padahal selanjutnya akan dididihkan untuk menghilangkan kelebihan amoniak ? Jawab : Karena pada penegndapan khrom tidak terdapat indicator yang dapat benar-benar dapat membantu untuk mengetahui apakah pengendapan tersebut sudah sempurna atau belum. Dan penghilangan amoniak bertujuan agar pada saat pencucian, bau dari amoniak tersebut tidak menyengat dan merusak pernafasan. 7. Apa fungsi larutan H2SO4 4N padahal selanjutnya akan menggunakan Na2SO3 ? Jawab : Larutan H2SO4 4N berfungsi untuk pengasam lingkungan mempercepat reduksi, mendapat larutan sempurna, mencegah mengendapnya analat-analat lain selain Cr(OH)3
  • 30. 8. Mengapa menggunakan kertas saring no.41 ? Jawab : karena sesuai dengan endapan yang berbentuk selai 9. Mengapa menggunakan natrium sulfit sebagai pereduksinya ? Jawab : Karena khrom dapat direduksi dalam suasan asam sehingga digunakan pereduksi sulfit atau nitrit. Dan menggunakan natrium sufit karena didalam laboratorium pereduksi itu yang tersedia 10. Mengapa dicuci dengan air suling panas ? Jawab : Karena lebih mudah dan cepat untuk menghilangkan pengotor sulfat 11. Mengapa diencerkan hingga 100 ml ? Jawab : Karena volume 100 ml merupakan volume yang ideal untuk bisa membedakan fase larutan dengan endapan 12. Mengapa semua komposisi pada penetapam khrom harus sesuai ? Jawab : karena khrom bersifat amfoter sehingga tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan
  • 32. DAFTAR PUSTAKA http://www.slideshare.net/Ervan55/kls-111-alfakel5penetapan-kadar- cr-secara-gravimetri-7861690?next_slideshow=1 http://www.slideshare.net/RidwanAdalahIwan/penetapan-kadar-cr- dalam-kalium-khromat http://noerarifinyusuf.blogspot.com/2014/07/penetapan-kadar- khrom-dalam-kalium.html Iskandar, Drs. Inowyatye; Hendrawati, Dra. Nenny; Hendrakusumah, R. Rudi; 2013, Analisis Gravimetri, Bogor : SMK – SMAK Bogor. Iskandar, Drs. Inowyatye; Hendrawati, Dra. Nenny; Hendrakusumah, R. Rudi; 2014, Analisis Gravimetri, Bogor : SMK – SMAK Bogor.