SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Penetapan Kadar Kalsium
(Ca)
dalam Kalsium Karbonat
(CaCO3)
Created by:
 AJENG OKTAVIANI
 APRIJALGHIYAS SETIAWAN
 PRASTIRAINDRIASTUTI
Kalsium (Ca)
 Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak, serta memiliki
berat atom rata-rata 40,03 g/mol.
 Kalsium melebur pada suhu 845ᵒC.
 Kalsium terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada
reaksi ini terbentuk kalsium iodida dan/atau kalsium hidroksida.
 Kalsium menghidrolisis air dengan membentuk kalsium hidroksida
dan hidrogen.
 Kalsium membentuk kation kalsium (II) yaitu Ca2+ dalam larutan-
larutan air.
 Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk
larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
 Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering digunakan
sebagai pengering.
 Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol
atau dalam campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
Bagan
Kerja
Larutan dididihkan
Larutan diencerkan
hingga volumenya
mencapai 125 ml
Dilarutkan dengan
15 ml HCl 4N
Ditambahkan 25
ml air suling
Dimasukan ke
dalam piala gelas
Indikator merah
metil ditambahkan
beberapa tetes
Sampel ditimbang
sebanyak 0,5 gram
Ditambahkan
(NH4)2C2O4 4 %
yang telah dihitung
Dinetralkan dengan
menggunakan NH4OH 2N
sampai berwarna sindur
Larutan dipanaskan
hingga mencapai
suhu 900C
Simpan diatas
penangas air
selama 1 jam.
Kemudian uji
pengendapan
sempurna
Disaring dengan kertas saring
Whatman no.42. Dan cuci
dengan larutan NH4C2O4 0,1%
hingga bebas pengotor Cl-
Kertas saring yang berisi
endapan dikeringkan didalam
oven
Cawan
dikeluarkan
dari ruang
asam.
Kemudian
dipanaskan dan
dipijarkan
Kemudian diperarang
dan diperabu. Lalu
didinginkan di udara
terbuka
Endapan dimatikan dengan
air suling. Kemudian
ditambahkan 2 ml H2SO4 4N Cawan beserta isinya diuapkan
di dalam ruang asam
Didinginkan
dalam
desikator
Timbang
Teori
1. Ion kalsium dapat diendapkan sebagai kalsium oksalat dalam
suasana sedikit basa, sebagai pengendap dapat dipakai amonium
oksalat. Untuk mengatur pH dipakai indikator yang mendekati
netral, yaitu MM dan larutan amonia.
2. Pencucian dengan larutan pengendap untuk mengurangi kelarutan.
Endapan kalsium oksalat sama seperti endapan barium sulfat, yaitu
sangat halus.
3. Pengendapan harus dalam keadaan encer dan dilakukan
pemeraman. Dengan mengatur suhu pemijaran, endapan dapat
dihitung sebagai :
CaC2O4.H2O dalam 100ᵒC - 105ᵒ
CaCO3 dalam 475ᵒC - 525ᵒC
CaO dalam 1200ᵒC
4. Abu biasanya ditimbang sebagai CaSO4 dengan menambahkan 2 ml
H2SO4 4N pada sisa pijar. Untuk mendapatkan ketiga bentuk di atas
dalam keadaan murni sangat sulit, apa lagi CaO sangat higroskopis.
Dasar
Kalsium dapat diendapkan sebagai Kalsium Oksalatnya
(CaC2O4) yang halus dan berwarna putih dengan Ammonium
Oksalat ((NH4)2C2O4). Pengendapan dilakukan dalam suasana yang
sedikit basa. Endapan Kalsium Oksalat sangatlah halus, memiliki
massa jenis yang kecil sehingga mudah merayap (creeping). Setelah
dipijarkan, sisa pijar merupakan CaO yang kurang stabil (bersifat
higroskopis, yaitu mudah mengikat air dari udara bebas) sehingga
harus ditambahkan Asam Sulfat pada tahap akhir untuk mengubah
CaO menjadi CaSO4 yang lebih stabil. Sisa pijar ditimbang sebagai
CaSO4, namun dengan bobot sisa pijar yang akan lebih besar
dibandingkan bobot sampelnya.
Reaksi
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
CaCl2 + (NH4)2C2O4 + H2O → CaC2O4.H2O + NH4Cl
CaC2O4.H2O → CaC2O4 + H2O
CaC2O4 → CaCO3 + CO
CaCO3 → CaO + CO2
CaO + H2SO4 → CaSO4 + H2O
CaraKerja
1. Sampel CaCO3 ditimbang sebanyak ± 0,5 gram.
2. Sample yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam piala gelas
400 ml, dan dibubuhi ± 25 mL air suling.
3. Dilarutkan dengan 15 mL HCL 4 N, kemudian dipanaskan sampai
larut sempurna.
4. Larutan diencerkan dengan air suling, sampai volume mencapai ±
125 ml.
5. Larutan dipanaskan hingga suhu larutan 90°C (Dengan bantuan
termometer).
6. Ditambahkan beberapa tetes indikator MM dengan perbandingan
1 tetes untuk 20 ml.
7. Ditambahkan (NH4)2C2O4 4% (Dihitung terlebih dahulu jumlah
yang diperlukan).
8. Larutan dinetralkan dalam piala gelas dengan menambahkan
NH4OH 2N.
10. Piala gelas yang berisi larutan disimpan di atas penangas air mendidih ±
1 jam.
11. Diuji pengendapan sempurna (Cairan jernih yang berada di atas endapan
ditetesi pereaksi pengendap).
12. Endapan disaring dengan kertas saring barit (blue ribbon / Whatman
542).
13. Endapan dicuci dengan (NH4)2C2O4 0,1 % sampai bebas pengotor
klorida (Cl-).
14. Endapan dikeringkan di dalam oven, diabukan sampai karbon kertas
saring habis.
15. Didinginkan (Di udara terbuka), endapan CaO dimatikan dengan
beberapa tetes air suling.
16. Ditambahkan H2SO4 4 N ± 2 ml, di dalam ruang asam.
17. Cawan beserta isinya diuapkan di ruang asam (Dengan bantuan api
teklu kecil) sampai asap putih yang keluar habis.
18. Cawan dan isinya dikeluarkan dari ruang asam, dipanaskan, dipijarkan,
didinginkan dalam desikator, dan terakhir ditimbang.
19. Dilakukan beberapa kali pemanasan, pemijaran, pendinginan dan
penimbangan sampai bobot tetap (CaSO4).
Pembahasan
1. Kalsium Carbonat (CaCO3) tidak larut dalam air, maka ditambahkan 15
ml HCl 4N untuk membantu melarutan. Dipakai HCl ini karena, HCl
merupakan asam yang baik dan merupakan asam dari golongan
Halogen.
2. Pemanasan dilakukan sampai suhu 900C. Apabila pemanasan kurang
dari 90°C dikhawatirkan sampel tidak mengendap semua/sempurna,
pemanasan sampai suhu 90°C untuk membentuk endapan yang
sempurna saat di tambahkan pereaksi yang sempurna.
3. Kalsium di endapkan menggunakan (NH4)2C2O4 4% yang terlebih
dahulu di hitung jumlah keperluannya.
4. Karena kalsium diendapkan pada pH sedikit basa, maka untuk
mengatur pH digunakan indikator MM. Indikator ini menginformasikan
kepada kita, sejauh mana penambahan NH4OH harus dilakukan untuk
membuat larutan menjadi netral atau sedikit basa.
Warna larutan:
Larutan Basa lemah  kuning
Larutan Asam  merah
Larutan Netral/sedikit basa  sindur
5. Penambahkan NH4OH bertujuan agar kelarutan endapan
CaC2O4 menjadi lebih kecil. Jika tidak dinetralkan, dikhawatirkan
kelarutan endapan akan menjadi lebih besar karena di dalam larutan
mengandung HCl yang asam. Kelarutan CaC2O4 dipengaruhi oleh
keasaman larutan, karena oksalat merupakan anion dari asam lemah.
6. Pemeraman digunakan untuk menyempurnakan proses pengendapan
yaitu memperbesar molekul endapan, serta memurnikan endapan karena
mengurangi pengotor yang terbawa.
7. Uji pengendapan sempurna dilakukan dengan meneteskan pereaksi
pengendap ke larutan jernih yang terdapat di bagian atas endapan.
Apabila belum sempurna (masih terbentuk endapan), larutan
ditambahkan kembali beberapa ml pereaksi pengendap.
8. Endapan Kalsium Oksalat sangat halus seperti halnya BaSO4,
sehingga harus disaring dengan kertas saring Whatman no.542.
9. Untuk memperkecil kelarutan, endapan dicuci dengan Ammonium
Oksalat konsentrasi encer (digunakan (NH4)2C2O4 0,1%).
10. Sisa pijar CaO merupakan senyawa yang bersifat higroskopis,
maksudnya senyawa tersebut mudah mengikat air dari udara bebas
sehingga sulit untuk mendapatkannya dalam bentuk murni.
Akibatnya apabila ditimbang, hasil bobot penimbangan yang didapat
bukan hanya bobot CaO melainkan terdapat juga bobot air yang
tidak diketahui besarnya. Oleh karena itu, pada tahap akhir sisa pijar
CaO ditambahkan H2SO4 4N sebanyak ± 2 mL dan diuapkan di
ruang asam untuk mengubah CaO menjadi CaSO4 yang lebih stabil.
Perlu diingat bahwa pada proses penguapan di ruang asam akan
dihasilkan gas SO2 yang sangat beracun, oleh karena itu hendaknya
berhati-hati.
Perhitungan
Pertanyaan
1. Kenapa abu CaO tidak langsung dimasukan kedalam desikator?
Jawab:
Abu CaO tidak langsung dimasukan ke dalam desikator, selain
karena belum saatnya untuk ditimbang karena akan ditambahkan 2
ml H2SO4 4N. Juga untuk menghindari penyerapan air yang lebih
banyak, karena CaO ini biasanya dijadikan bahan pengering pada
desikator dengan kemampuannya dalam mengikat molekul air.
2. Jelaskan fungsi indikator MM?
Jawab:
Sebelum penambahan Amonium Oksalat, larutan terlebih dahulu
ditambahkan beberapa tetes indikator MM. Indikator MM ini
berfungsi sebagai pemberi informasi ketika larutan CaC2O4 yang
bersifat asam akan dinetralkan dengan Amonia menjadi larutan yang
berpH netral/sedikit basa. Dengan ciri-ciri perubahan warna larutan,
dari larutan yang berwarna merah (asam) menjadi larutan yang
berwarna sindur (netral/sedikit basa).
3. Kenapa endapan CaC2O4 tidak terbentuk dalam larutan berpH asam?
Jawab:
Pada saat larutan ditambahkan pereaksi pengendap yaitu
(NH4)2C2O4, endapan tidak akan terbentuk. Karena, endapan
CaC2O4 memiliki kelarutan yang besar di dalam larutan yang bersifat
asam. Kelarutan CaC2O4 dipengaruhi oleh keasaman larutan, karena
oksalat merupakan anion dari asam lemah. Oleh karena itu larutan
perlu dinetralkan dengan menambahkan NH4OH.
4. Bagaimana cara mengetahui kesempurnaan pengendapan ion Ca2+?
Jawab:
Kesempurnaan endapan diuji dengan menambahkan beberapa tetes
amonium oksalat. Endapan telah sempurna bila saat diteteskan
amonium oksalat tidak lagi terbentuk endapan yang baru. Jika saat
diteteskan amonium oksalat masih terbentuk endapan berarti larutan
amonium oksalat harus ditambahkan lagi hingga semua
Ca2+ terendapkan sebagai CaC2O4.
5. Faktor yang mempengaruhi lamanya proses pencucian pada
penetapan kadar Ca?
Jawab:
Faktot-faktor yang mempengaruhi lamanya proses pencucian pada
penetapan kadar Ca:
a. Karena endapan CaC2O4 yang berbentuk halus, jadi penyaringan
harus menggunakan kertas saring yang memiliki pori-pori kecil
dan halus. Sehingga membuat larutan yang disaring sangat lama
untuk turun.
b. Penambahan HCl yang berlebih, yang mengakibatkan
banyaknya pengotor berupa ion Cl-.
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3

More Related Content

What's hot

Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatPenetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungPenetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Nidya Denaya
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OLestari Putri
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat
Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium HidrogenfosfatPenetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat
Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium HidrogenfosfatRidwan Ajipradana
 
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa Hidrat
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa HidratPembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa Hidrat
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa HidratNaufa Nur
 
Titrasi asam basa kelompok 1
Titrasi asam basa kelompok 1Titrasi asam basa kelompok 1
Titrasi asam basa kelompok 1yulinda14
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
 
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatPenetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatRidwan Ajipradana
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatRidwan Ajipradana
 
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)Avivah Nasution
 
Kelompok 4 bst yodo-yodi
Kelompok 4 bst yodo-yodiKelompok 4 bst yodo-yodi
Kelompok 4 bst yodo-yodiNur Latifah
 

What's hot (20)

Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatPenetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
 
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungPenetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat
Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium HidrogenfosfatPenetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat
Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat
 
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa Hidrat
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa HidratPembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa Hidrat
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa Hidrat
 
Titrasi asam basa kelompok 1
Titrasi asam basa kelompok 1Titrasi asam basa kelompok 1
Titrasi asam basa kelompok 1
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatPenetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
 
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
 
Kelompok 4 bst yodo-yodi
Kelompok 4 bst yodo-yodiKelompok 4 bst yodo-yodi
Kelompok 4 bst yodo-yodi
 
Lapres percobaan avogadro
Lapres percobaan avogadroLapres percobaan avogadro
Lapres percobaan avogadro
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 

Similar to Penetapan kadar Ca dalam CaCO3

Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregarMateri ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregarSiregar Sri Handayani
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatRidwan Ajipradana
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
Bahan Hidrolisis Garam
Bahan Hidrolisis GaramBahan Hidrolisis Garam
Bahan Hidrolisis GaramIrmi Mimiqi
 
Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Eunfie
 
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNYBahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNYIsmi Fawaid
 
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)Mutiara Nanda
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2Oaprijal_99
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaEmirSyarif
 
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxData Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxanis305582
 
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIATITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIAIntanPurnamasari93
 
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptxBAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptxiqbalSholeh2
 

Similar to Penetapan kadar Ca dalam CaCO3 (20)

Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
PPT_hidrolisis.ppt
PPT_hidrolisis.pptPPT_hidrolisis.ppt
PPT_hidrolisis.ppt
 
Zat organik
Zat organikZat organik
Zat organik
 
hidrolisis Garam
hidrolisis Garamhidrolisis Garam
hidrolisis Garam
 
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregarMateri ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Bahan Hidrolisis Garam
Bahan Hidrolisis GaramBahan Hidrolisis Garam
Bahan Hidrolisis Garam
 
Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)
 
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNYBahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
Bahan reaktif terhadap asam FMIPA UNY
 
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
 
Sifat Fisik dan Kimia Kalium
Sifat Fisik dan Kimia KaliumSifat Fisik dan Kimia Kalium
Sifat Fisik dan Kimia Kalium
 
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxData Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptx
 
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIATITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
 
Hidrolisis garam
Hidrolisis garamHidrolisis garam
Hidrolisis garam
 
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptxBAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
 
zat organik
zat organikzat organik
zat organik
 

More from aprijal_99

Reaksi penggaraman III
Reaksi penggaraman IIIReaksi penggaraman III
Reaksi penggaraman IIIaprijal_99
 
Reaksi penggaraman IV
Reaksi penggaraman IVReaksi penggaraman IV
Reaksi penggaraman IVaprijal_99
 
Reaksi penggaraman II
Reaksi penggaraman IIReaksi penggaraman II
Reaksi penggaraman IIaprijal_99
 
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)aprijal_99
 
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2Oaprijal_99
 
Reaksi penggaraman I
Reaksi penggaraman IReaksi penggaraman I
Reaksi penggaraman Iaprijal_99
 

More from aprijal_99 (7)

Reaksi penggaraman III
Reaksi penggaraman IIIReaksi penggaraman III
Reaksi penggaraman III
 
Reaksi penggaraman IV
Reaksi penggaraman IVReaksi penggaraman IV
Reaksi penggaraman IV
 
Reaksi penggaraman II
Reaksi penggaraman IIReaksi penggaraman II
Reaksi penggaraman II
 
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
 
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O
 
Reaksi penggaraman I
Reaksi penggaraman IReaksi penggaraman I
Reaksi penggaraman I
 
Fisika vektor
Fisika vektorFisika vektor
Fisika vektor
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

Penetapan kadar Ca dalam CaCO3

  • 1. Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalsium Karbonat (CaCO3)
  • 2. Created by:  AJENG OKTAVIANI  APRIJALGHIYAS SETIAWAN  PRASTIRAINDRIASTUTI
  • 3. Kalsium (Ca)  Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak, serta memiliki berat atom rata-rata 40,03 g/mol.  Kalsium melebur pada suhu 845ᵒC.  Kalsium terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium iodida dan/atau kalsium hidroksida.  Kalsium menghidrolisis air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.  Kalsium membentuk kation kalsium (II) yaitu Ca2+ dalam larutan- larutan air.  Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.  Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering digunakan sebagai pengering.  Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
  • 4. Bagan Kerja Larutan dididihkan Larutan diencerkan hingga volumenya mencapai 125 ml Dilarutkan dengan 15 ml HCl 4N Ditambahkan 25 ml air suling Dimasukan ke dalam piala gelas Indikator merah metil ditambahkan beberapa tetes Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram Ditambahkan (NH4)2C2O4 4 % yang telah dihitung Dinetralkan dengan menggunakan NH4OH 2N sampai berwarna sindur Larutan dipanaskan hingga mencapai suhu 900C Simpan diatas penangas air selama 1 jam. Kemudian uji pengendapan sempurna
  • 5. Disaring dengan kertas saring Whatman no.42. Dan cuci dengan larutan NH4C2O4 0,1% hingga bebas pengotor Cl- Kertas saring yang berisi endapan dikeringkan didalam oven Cawan dikeluarkan dari ruang asam. Kemudian dipanaskan dan dipijarkan Kemudian diperarang dan diperabu. Lalu didinginkan di udara terbuka Endapan dimatikan dengan air suling. Kemudian ditambahkan 2 ml H2SO4 4N Cawan beserta isinya diuapkan di dalam ruang asam Didinginkan dalam desikator Timbang
  • 6. Teori 1. Ion kalsium dapat diendapkan sebagai kalsium oksalat dalam suasana sedikit basa, sebagai pengendap dapat dipakai amonium oksalat. Untuk mengatur pH dipakai indikator yang mendekati netral, yaitu MM dan larutan amonia. 2. Pencucian dengan larutan pengendap untuk mengurangi kelarutan. Endapan kalsium oksalat sama seperti endapan barium sulfat, yaitu sangat halus. 3. Pengendapan harus dalam keadaan encer dan dilakukan pemeraman. Dengan mengatur suhu pemijaran, endapan dapat dihitung sebagai : CaC2O4.H2O dalam 100ᵒC - 105ᵒ CaCO3 dalam 475ᵒC - 525ᵒC CaO dalam 1200ᵒC 4. Abu biasanya ditimbang sebagai CaSO4 dengan menambahkan 2 ml H2SO4 4N pada sisa pijar. Untuk mendapatkan ketiga bentuk di atas dalam keadaan murni sangat sulit, apa lagi CaO sangat higroskopis.
  • 7. Dasar Kalsium dapat diendapkan sebagai Kalsium Oksalatnya (CaC2O4) yang halus dan berwarna putih dengan Ammonium Oksalat ((NH4)2C2O4). Pengendapan dilakukan dalam suasana yang sedikit basa. Endapan Kalsium Oksalat sangatlah halus, memiliki massa jenis yang kecil sehingga mudah merayap (creeping). Setelah dipijarkan, sisa pijar merupakan CaO yang kurang stabil (bersifat higroskopis, yaitu mudah mengikat air dari udara bebas) sehingga harus ditambahkan Asam Sulfat pada tahap akhir untuk mengubah CaO menjadi CaSO4 yang lebih stabil. Sisa pijar ditimbang sebagai CaSO4, namun dengan bobot sisa pijar yang akan lebih besar dibandingkan bobot sampelnya.
  • 8. Reaksi CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2 CaCl2 + (NH4)2C2O4 + H2O → CaC2O4.H2O + NH4Cl CaC2O4.H2O → CaC2O4 + H2O CaC2O4 → CaCO3 + CO CaCO3 → CaO + CO2 CaO + H2SO4 → CaSO4 + H2O
  • 9. CaraKerja 1. Sampel CaCO3 ditimbang sebanyak ± 0,5 gram. 2. Sample yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam piala gelas 400 ml, dan dibubuhi ± 25 mL air suling. 3. Dilarutkan dengan 15 mL HCL 4 N, kemudian dipanaskan sampai larut sempurna. 4. Larutan diencerkan dengan air suling, sampai volume mencapai ± 125 ml. 5. Larutan dipanaskan hingga suhu larutan 90°C (Dengan bantuan termometer). 6. Ditambahkan beberapa tetes indikator MM dengan perbandingan 1 tetes untuk 20 ml. 7. Ditambahkan (NH4)2C2O4 4% (Dihitung terlebih dahulu jumlah yang diperlukan). 8. Larutan dinetralkan dalam piala gelas dengan menambahkan NH4OH 2N.
  • 10. 10. Piala gelas yang berisi larutan disimpan di atas penangas air mendidih ± 1 jam. 11. Diuji pengendapan sempurna (Cairan jernih yang berada di atas endapan ditetesi pereaksi pengendap). 12. Endapan disaring dengan kertas saring barit (blue ribbon / Whatman 542). 13. Endapan dicuci dengan (NH4)2C2O4 0,1 % sampai bebas pengotor klorida (Cl-). 14. Endapan dikeringkan di dalam oven, diabukan sampai karbon kertas saring habis. 15. Didinginkan (Di udara terbuka), endapan CaO dimatikan dengan beberapa tetes air suling. 16. Ditambahkan H2SO4 4 N ± 2 ml, di dalam ruang asam. 17. Cawan beserta isinya diuapkan di ruang asam (Dengan bantuan api teklu kecil) sampai asap putih yang keluar habis. 18. Cawan dan isinya dikeluarkan dari ruang asam, dipanaskan, dipijarkan, didinginkan dalam desikator, dan terakhir ditimbang. 19. Dilakukan beberapa kali pemanasan, pemijaran, pendinginan dan penimbangan sampai bobot tetap (CaSO4).
  • 11. Pembahasan 1. Kalsium Carbonat (CaCO3) tidak larut dalam air, maka ditambahkan 15 ml HCl 4N untuk membantu melarutan. Dipakai HCl ini karena, HCl merupakan asam yang baik dan merupakan asam dari golongan Halogen. 2. Pemanasan dilakukan sampai suhu 900C. Apabila pemanasan kurang dari 90°C dikhawatirkan sampel tidak mengendap semua/sempurna, pemanasan sampai suhu 90°C untuk membentuk endapan yang sempurna saat di tambahkan pereaksi yang sempurna. 3. Kalsium di endapkan menggunakan (NH4)2C2O4 4% yang terlebih dahulu di hitung jumlah keperluannya. 4. Karena kalsium diendapkan pada pH sedikit basa, maka untuk mengatur pH digunakan indikator MM. Indikator ini menginformasikan kepada kita, sejauh mana penambahan NH4OH harus dilakukan untuk membuat larutan menjadi netral atau sedikit basa.
  • 12. Warna larutan: Larutan Basa lemah  kuning Larutan Asam  merah Larutan Netral/sedikit basa  sindur 5. Penambahkan NH4OH bertujuan agar kelarutan endapan CaC2O4 menjadi lebih kecil. Jika tidak dinetralkan, dikhawatirkan kelarutan endapan akan menjadi lebih besar karena di dalam larutan mengandung HCl yang asam. Kelarutan CaC2O4 dipengaruhi oleh keasaman larutan, karena oksalat merupakan anion dari asam lemah. 6. Pemeraman digunakan untuk menyempurnakan proses pengendapan yaitu memperbesar molekul endapan, serta memurnikan endapan karena mengurangi pengotor yang terbawa. 7. Uji pengendapan sempurna dilakukan dengan meneteskan pereaksi pengendap ke larutan jernih yang terdapat di bagian atas endapan. Apabila belum sempurna (masih terbentuk endapan), larutan ditambahkan kembali beberapa ml pereaksi pengendap.
  • 13. 8. Endapan Kalsium Oksalat sangat halus seperti halnya BaSO4, sehingga harus disaring dengan kertas saring Whatman no.542. 9. Untuk memperkecil kelarutan, endapan dicuci dengan Ammonium Oksalat konsentrasi encer (digunakan (NH4)2C2O4 0,1%). 10. Sisa pijar CaO merupakan senyawa yang bersifat higroskopis, maksudnya senyawa tersebut mudah mengikat air dari udara bebas sehingga sulit untuk mendapatkannya dalam bentuk murni. Akibatnya apabila ditimbang, hasil bobot penimbangan yang didapat bukan hanya bobot CaO melainkan terdapat juga bobot air yang tidak diketahui besarnya. Oleh karena itu, pada tahap akhir sisa pijar CaO ditambahkan H2SO4 4N sebanyak ± 2 mL dan diuapkan di ruang asam untuk mengubah CaO menjadi CaSO4 yang lebih stabil. Perlu diingat bahwa pada proses penguapan di ruang asam akan dihasilkan gas SO2 yang sangat beracun, oleh karena itu hendaknya berhati-hati.
  • 15. Pertanyaan 1. Kenapa abu CaO tidak langsung dimasukan kedalam desikator? Jawab: Abu CaO tidak langsung dimasukan ke dalam desikator, selain karena belum saatnya untuk ditimbang karena akan ditambahkan 2 ml H2SO4 4N. Juga untuk menghindari penyerapan air yang lebih banyak, karena CaO ini biasanya dijadikan bahan pengering pada desikator dengan kemampuannya dalam mengikat molekul air. 2. Jelaskan fungsi indikator MM? Jawab: Sebelum penambahan Amonium Oksalat, larutan terlebih dahulu ditambahkan beberapa tetes indikator MM. Indikator MM ini berfungsi sebagai pemberi informasi ketika larutan CaC2O4 yang bersifat asam akan dinetralkan dengan Amonia menjadi larutan yang berpH netral/sedikit basa. Dengan ciri-ciri perubahan warna larutan, dari larutan yang berwarna merah (asam) menjadi larutan yang berwarna sindur (netral/sedikit basa).
  • 16. 3. Kenapa endapan CaC2O4 tidak terbentuk dalam larutan berpH asam? Jawab: Pada saat larutan ditambahkan pereaksi pengendap yaitu (NH4)2C2O4, endapan tidak akan terbentuk. Karena, endapan CaC2O4 memiliki kelarutan yang besar di dalam larutan yang bersifat asam. Kelarutan CaC2O4 dipengaruhi oleh keasaman larutan, karena oksalat merupakan anion dari asam lemah. Oleh karena itu larutan perlu dinetralkan dengan menambahkan NH4OH. 4. Bagaimana cara mengetahui kesempurnaan pengendapan ion Ca2+? Jawab: Kesempurnaan endapan diuji dengan menambahkan beberapa tetes amonium oksalat. Endapan telah sempurna bila saat diteteskan amonium oksalat tidak lagi terbentuk endapan yang baru. Jika saat diteteskan amonium oksalat masih terbentuk endapan berarti larutan amonium oksalat harus ditambahkan lagi hingga semua Ca2+ terendapkan sebagai CaC2O4.
  • 17. 5. Faktor yang mempengaruhi lamanya proses pencucian pada penetapan kadar Ca? Jawab: Faktot-faktor yang mempengaruhi lamanya proses pencucian pada penetapan kadar Ca: a. Karena endapan CaC2O4 yang berbentuk halus, jadi penyaringan harus menggunakan kertas saring yang memiliki pori-pori kecil dan halus. Sehingga membuat larutan yang disaring sangat lama untuk turun. b. Penambahan HCl yang berlebih, yang mengakibatkan banyaknya pengotor berupa ion Cl-.