SlideShare a Scribd company logo
k.wr ‘14
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR
TUJUAN PERCOBAAN
 Memahami pengertian larutan jenuh
 Menentukan harga kelarutan dan penentuan pengaruh temperature terhadap
kelarutan suatu zat
 Menghitung panas pelarutan suatu zat
LANDASAN TEORI
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai
membentuk larutan jenuh. Adapun cara menentukan kelarutan suatu zat ialah dengan
mengambil sejumlah tertentu pelarut murni, misalnya 1 liter. Kemudian memperkirakan
jumlah zat yang dapat membentuk larutan lewat jenuh, yang ditandai dengan masih
terdapatnya zat padat yang tidak larut. Setelah dikocok ataupun diaduk akan terjadi
kesetimbangan antara zat yang larut dengan zat yang tidak larut (Atkins, 1994).
Istilah kelarutan digunakan untuk mengacu pada konsentrasi sebuah larutan jenuh
dari sebuah larutan (di sini kristalin padat) dalam sebuah pelarut dalam sebuah temperature
tertentu. Factor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan zat adalah temperature, sifat
dari pelarut, dan juga kehadiran ion-ion lainnya dalam larutan tersebut (Day, 1998).
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah
maksimum. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara partikel yang melarut dan
partikel yang tidak melarut. Larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih
sedikit dibandingkan dengan kemampuan pelarutnya disebut larutan tidak jenuh, sedangkan
larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih banyak dari kemampuan
pelarutnya disebut larutan lewat jenuh (Sumardjo, 2009).
Kelarutan suatu zat akan bertambah seiring dengan meningkatnya temperatur. Pada
umumnya suatu zat mempunyai kelarutan pada pelarut tertentu dan temperatur tertentu
pula. Temperatur kelarutan dari pelarut akan mempengaruhi kelarutan zat yang dilarutkan.
Untuk kebanyakan padatan yang bisa larut dalam liquid, maka kenaikan temperatur akan
sangat berdampak pada kenaikan kelarutan (Sukardjo, 1997).
Pengaruh temperatur dalam kesetimbangan kimia ditentukan dengan o
dengan
persamaan : p = yang disebut persamaan van’t hoff. Pada reaksi endoterm
konstanta kesetimbangan akan naik seiring dengan naiknya termperatur. Pada reaksi
eksoterm konstanta kesetimbangan akan turun dengan naiknya temperature (Alberty,
1996).
Panas pelarutan suatu zat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Van’t
hoff. Pada umumnya proses pelarutan bernilai positif. Hal itu sesuai dengan persamaan
Van’t Hoff yang menyatakan semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi pula zat yang
k.wr ‘14
larut. Sedangkan pada zat yang memiliki panas pelarut yang negatif atau bersifat eksoterm
maka semakin tinggi temperatur dalam suatu reaksi menyebabkan semakin berkurangnya
zat yang dapat larut (Silbey, 1996).
Berdasarkan persamaan van’t Hoff, penggambaran kurva antara log solubility (log S)
vs 1/T dalam K akan membentuk garis lurus. Pada kurva akan membentuk persamaan
. Sisi slope ditunjukkan oleh , sedangkan intersepnya C. Sehingga, dapat
diperoleh nilai panas pelarutannya ( ) (Ahuja, 2001).
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini meliputi thermostat 0 – 50 ⁰C,
thermometer -10 – 50 ⁰C, buret 50 ml, Erlenmeyer 250 ml, gelas takar 250 ml, pipet volume
5 ml, pengaduk, dan tabung reaksi.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi larutan asam
oksalat jenuh, larutan NaOH 0,5 M, indicator PP, es batu, dan garam dapur.
PROSEDUR KERJA
150 ml larutan asam
oksalat jenuh
Tabung reaksi Termostat
air Garam dapur Pecahan es batu
Termostat diaduk agar temperatur pada larutan
mencapai 5⁰C
Diambil 5 ml asam oksalat2 tetes PP
Dititrasi dengan larutan 0,5 M NaOH
Titrasi diulangi 2 kali
Thermostat lalu diatur untuk pengamatan pada
temperature 10⁰C, 15⁰C, 20⁰C, dan 25⁰C. Sementara untuk
proses penurunan temperatur, larutan diukur pada
temperatur 25⁰C, 20⁰C, 15⁰C, dan 10⁰C.
k.wr ‘14
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
 HASIL PERCOBAAN
 Proses Kenaikan Temperatur
No Temperature
ρ air
(g/cm3
)
Vol. asam
oksalat
(ml)
Volume NaOH yang dibutuhkan
(ml)
Kelarutan (S)
(mol/1000g)
Titrasi I Titrasi II Rata-rata
1
2
3
4
5
5⁰C
10⁰C
15⁰C
20⁰C
25⁰C
0,999967
0,99924
0,99851
0,99778
0,997048
5
5
5
5
5
9,8
10,7
11,6
13,3
14,1
10,1
11,1
11,8
13,5
14,2
9,95
10,9
11,7
13,4
14,15
0,9950
1,091
1,172
1,343
1,4192
Nilai panas kelarutan ( ) = 12,654 kJ/mol.
 Proses Penurunan Temperatur
No Temperature
ρ air
(g/cm3
)
Vol. asam
oksalat
(ml)
Volume NaOH yang dibutuhkan
(ml)
Kelarutan (S)
(mol/1000g)
Titrasi I Titrasi II Rata-rata
1
2
3
4
25⁰C
20⁰C
15⁰C
10⁰C
0,997048
0,99793
0,99881
0,999703
5
5
5
5
23
19,3
15,4
13,8
23
19,3
15,5
13,7
23
19,3
15,45
13,75
2,3068
1,934
1,5468
1,3754
Nilai panas kelarutan ( ) = 24,842 kJ/mol.
 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini akan ditentukan pengaruh temperature terhadap
kelarutan suatu larutan zat, serta menghitung besarnya panas kelarutannya ( ).
Larutan yang akan diuji pada percobaan ini yakni larutan asam oksalat jenuh. Larutan
asam oksalat memiliki rumus H2C2O4.
Larutan asam oksalat dikatakan jenuh di mana pada larutan terdapat
kesetimbangan antara zat terlarut dan zat tidak terlarut. Saat telah terjadi
kesetimbangan, maka pada kesetimbangan tersebut kecepatan larutan untuk
melarut akan sama dengan kecepatan mengendap yang artinya konsentrasi zat
dalam larutan akan selalu tetap. Akan tetapi, jika kesetimbangan diganggu seperti
merubah temperatur, maka konsentrasi larutan akan berubah yang ditandai dengan
berubahnya kelarutan larutan tersebut. Sehingga, larutan asam oksalat jenuh ini
dapat digunakan pada percobaan ini karena kejenuhannya tersebut yang
menyebabkan larutan ini sensitive terhadap perubahan temperatur.
Pada percobaan ini, besarnya panas pelarutan dilakukan dalam dua kondisi,
yakni pada saat kenaikan temperatur (pada percobaan ini temperatur dari 5-25⁰C)
k.wr ‘14
dan pada penurunan temperatur (pada percobaan ini temperatur dari 25-10⁰C).
Pada proses kenaikan temperatur, temperature pada thermostat dibuat sesuai
dengan temperature yang diinginkan (misalnya 5⁰C) dengan menambahkan es batu
dan garam. Adanya garam akan membantu es semakin dingin dan tidak mudah
mencair. Hal ini dikarenakan saat es ditaburi garam maka akan terbentuk lapisan
garam dan air. Titik beku es garam lebih rendah dari pada titik beku air pada
umumnya. Hal tersebut juga dilakukan pada proses penurunan temperatur.
Thermostat pada percobaan ini berfungsi sebagai alat untuk mengatur
temperatur agar selalu tetap. Sehingga, temperatur yang telah diatur pada
thermostat akan terus dipertahankan (tidak mudah berubah). Hal ini jelas berbeda
jika digunakan baskom biasa yang dapat dengan mudah berubah dalam temperature
ruang. Hal tersebut dapat terjadi karena bahan pada thermostat telah didesain untuk
tidak mudah menyerap panas dari temperatur ruang.
Larutan asam oksalat jenuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam thermostat dan akan secara otomatis
larutan pada tabung menyesuaikan dengan temperatur pada thermostat. Selama
proses penyesuaian tersebut thermostat perlu digojog cepat dan terus menerus agar
proses penyesuain temperatur dapat lebih cepat. Hal ini dikarenakan saat digojog
maka aliran air di dalam thermostat akan bergerak cepat sehingga dapat
memeratakan temperatur pada setiap bagian tabung reaksi tersebut.
Saat temperatur tabung reaksi telah sesuai dengan temperature yang
diinginkan, larutan asam oksalat jenuh kemudian diambil 5 ml. Dikarenakan sifat
larutan asam oksalat yang jenuh, menyebabkan larutan ini mudah membentuk
endapan. Sehingga, saat mengambilan larutan diusahakan endapan larutan H2C2O4
ini tidak ikut terambil karena dapat menyumbat pipet ukur, sehingga larutan akan
sulit diambil. Kemudian ke dalam larutan yang telah diambil ditambahkan 2 tetes
indicator PP. Penggunaan indicator PP di sini karena larutan asam oksalat akan
dititrasi dengan NaOH. Proses titrasi yang terjadi yakni antara asam lemah (H2C2O4)
dan basa kuat (NaOH). Dikarenakan akan dilakukan titrasi asam lemah dan basa kuat,
sehingga diperkirakan larutan akan bersifat basa saat mencapai titik kesetimbangan.
Indicator PP merupakan indicator dengan rentang pH antara 8,2 – 10, di mana pada
kondisi asam berwarna bening dan pada kondisi basa berwarna merah muda.
Proses titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,5 M dilakukan untuk
mendeteksi banyaknya asam oksalat yang larut dalam air. Saat terjadi perubahan
warna (dari bening menjadi merah muda), menandakan banyaknya zat yang larut
yang dilihat dari volume NaOH 0,5 M yang dibutuhkan hingga terjadi titik ekivalen.
Reaksi yang terjadi saat larutan asam oksalat jenuh direaksikan dengan
larutan NaOH 0,5 M adalah sebagai berikut.
k.wr ‘14
Setiap percobaan titrasi dilakukan sebanyak 2 kali. Pengulangan ini bertujuan
agar diketahui hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan
untuk mencapai titik ekivalennya (lebih akurat).
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil bahwa baik pada proses
kenaikan temperatur maupun penurunan temperatur menunjukkan bahwa semakin
tinggi temperature maka volume larutan NaOH 0,5 M yang digunakan akan semakin
banyak pula. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi temperature maka tumbukan
antar partikel-partikel dalam zat tersebut semakin cepat sehingga akan
mempercepat terjadinya reaksi. Reaksi yang dimaksud yakni pelarutan zat terlarut
dalam larutan asam oksalat jenuh.
Berdasarkan nilai volume NaOH tersebut, maka dapat ditentukan nilai
kelarutannya (S). Pada proses kenaikan temperature diperoleh pada suhu 5⁰C
kelarutannya 0,9950 , pada suhu 10⁰C kelarutannya 1,091 ,
pada suhu 15⁰C kelarutannya 1,172 , pada suhu 20⁰C kelarutannya 1,343
, dan pada suhu 25⁰C kelarutannya 1,4192 . Sedangkan pada
proses penurunan suhu diperoleh pada suhu 25⁰C kelarutannya 2,3068 ,
pada suhu 20⁰C kelarutannya 1,934 , pada suhu 15⁰C kelarutannya
1,5468 , dan pada suhu 10⁰C kelarutannya 1,3754 .
Adanya nilai kelarutan (S) tersebut, maka dapat ditentukan nilai panas
pelarutan( ) pada setiap proses (kenaikan dan penurunan temperature). Dengan
menggunakan persamaan van’t Hoff yakni , penentuan nilai panas
temperature dilakukan dengan membuat grafik hubungan antara vs ln S pada
tiap proses (kenaikan dan penurunan suhu) di mana grafik yang terbentuk
merupakan garis lurus. Pada garis tersebut menunjukkan slope dan intersep C.
Pada proses kenaikan suhu, diperoleh persamaan garisnya y = -1,522 x –
5,464. Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat ditentukan nilai kenaikan
suhu diperoleh 12,654 kJ/mol. Sedangkan pada proses penurunan suhu, siperoleh
persamaan garisnya y = -2988 x + 10,85. Berdasarkan persamaan garis tersebut
dapat ditentukan nilai penurunan suhu diperoleh 24,842 kJ/mol.
KESIMPULAN
 Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah
maksimum, di mana terjadi kesetimbangan antara partikel yang terlarut dan yang
tidak melarut.
 Semakin tinggi suhu, kelarutan suatu zat akan semakin tinggi. Nilai kelarutan asam
oksalat jenuh terhadap suhu adalah sebagai berikut.
k.wr ‘14
 Proses kenaikan suhu
- Suhu 5⁰C kelarutannya 0,9950 ,
- Suhu 10⁰C kelarutannya 1,091
- Suhu 15⁰C kelarutannya 1,172
- Suhu 20⁰C kelarutannya 1,343
- Suhu 25⁰C kelarutannya 1,4192
 Proses penurunan suhu
- Suhu 25⁰C kelarutannya 2,3068
- Suhu 20⁰C kelarutannya 1,934
- Suhu 15⁰C kelarutannya 1,5468
- Suhu 10⁰C kelarutannya 1,3754
 Nilai panas pelarutan ( ) asam oksalat jenuh pada proses kenaikan suhu diperoleh
12,654 kJ/mol, sedangkan pada penurunan suhu diperoleh 24,842 kJ/mol.
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja, dkk., 2001, Handbook Of Modern Pharmaceutical Analysis, Academic Press, San
Diego.
Alberty, dkk., 1996, Physical Chemistry, Second Editon, John Wiley and Sons Inc., USA.
Atkins, P. W., 1994, Physical Chemistry, Freeman, New York.
Day, R. A. dan Underwood, A. L., 1998, Analisis Kimia Kuantitatif, (diterjemahkan oleh
Sopyan, I.), Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
Silbey, R. J., 1996, Physical Chemistry, Second Edition, John Wiley and Sons Inc., USA.
Sukardjo, P., 1997, Kimia Fisika, Rineka Cipta, Yogyakarta.
Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata I Fakultas Bioeksata, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
k.wr ‘14
GRAFIK
 Kenaikan Temperatur
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln S pada penentuan
kelarutan asam oksalat jenuh sebagai fungsi temperature, di mana semakin tinggi
temperature maka kelarutannya juga semakin besar. Berdasarkan grafik tersebut
diperoleh persamaan garis y = -1522 x + 5,464 dan R² = 0,986. Persamaan
garis tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan ,
sehingga dapat diperoleh nilai untuk kenaikan temperature yakni 12,654
kJ/mol.
 Penurunan Temperatur
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln S pada penentuan
kelarutan asam oksalat jenuh sebagai fungsi temperature, di mana semakin rendah
temperature maka kelarutannya juga semakin kecil. Berdasarkan grafik tersebut
diperoleh persamaan garis y = -2988 x + 10,85 dan R² = 0,984. Persamaan
garis tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan ,
sehingga diperoleh nilai untuk kenaikan temperature yakni 24,842 kJ/mol.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Firda Shabrina
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
qlp
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
qlp
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
aufia w
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
qlp
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Universitas Negeri Medan
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Firda Shabrina
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
Nurwidayanti1212
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Alfian Nopara Saifudin
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
Linda Rosita
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonDM12345
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
Linda Rosita
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan liganMartina Fajri
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
khurrymuamala
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
qlp
 

What's hot (20)

Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan keton
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan ligan
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 

Viewers also liked

Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Dwi Karyani
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
qlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
qlp
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
TermokimiaTillapia
 
Adsorbsi
AdsorbsiAdsorbsi
this is material
this is materialthis is material
this is material
lathifnurul
 
laporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutanlaporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutanPutri Yusril
 
Ikatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionikIkatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionikhendryaniflusia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
Agung Anggoro
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
uus17F
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
qlp
 
Jurnal contoh titik didih
Jurnal contoh titik didihJurnal contoh titik didih
Jurnal contoh titik didihchichi_fauziyah
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
qlp
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaAnggastya Andita HP
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
qlp
 
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
Rizki Basuki
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
Abulkhair Abdullah
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
qlp
 

Viewers also liked (20)

Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
liburankimia
liburankimialiburankimia
liburankimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Adsorbsi
AdsorbsiAdsorbsi
Adsorbsi
 
this is material
this is materialthis is material
this is material
 
laporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutanlaporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutan
 
Ikatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionikIkatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionik
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Jurnal contoh titik didih
Jurnal contoh titik didihJurnal contoh titik didih
Jurnal contoh titik didih
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 

Similar to laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur

Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
PT. SASA
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
Emmy Nurul
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
PT. SASA
 
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan MolalitasLaporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
21 Memento
 
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatLaporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatMaRis Aini
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
yendri59
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
21 Memento
 
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxSIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
danny110359
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Ernalia Rosita
 
Pembelajaran elektronik lks
Pembelajaran elektronik lksPembelajaran elektronik lks
Pembelajaran elektronik lksmayawahyunarti
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
Abulkhair Abdullah
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
ssuser8cafc5
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksi
Putri Yusril
 
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutanLaporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
Nita Mardiana
 
laprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docxlaprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docx
Cahya Mutiara
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
catatantutor
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
anggundiantriana
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didihworodyah
 
Praktikum kalorimetri
Praktikum kalorimetriPraktikum kalorimetri
Praktikum kalorimetri
Idha Nurhayati
 

Similar to laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur (20)

Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan MolalitasLaporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
 
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatLaporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxSIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
Pembelajaran elektronik lks
Pembelajaran elektronik lksPembelajaran elektronik lks
Pembelajaran elektronik lks
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksi
 
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutanLaporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
 
laprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docxlaprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docx
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
 
Praktikum kalorimetri
Praktikum kalorimetriPraktikum kalorimetri
Praktikum kalorimetri
 

More from qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
qlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
qlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
qlp
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
qlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
qlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
qlp
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
qlp
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
qlp
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
qlp
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
qlp
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
qlp
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
qlp
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekul
qlp
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
qlp
 

More from qlp (18)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekul
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
 

Recently uploaded

Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 

Recently uploaded (20)

Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 

laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur

  • 1. k.wr ‘14 KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR TUJUAN PERCOBAAN  Memahami pengertian larutan jenuh  Menentukan harga kelarutan dan penentuan pengaruh temperature terhadap kelarutan suatu zat  Menghitung panas pelarutan suatu zat LANDASAN TEORI Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Adapun cara menentukan kelarutan suatu zat ialah dengan mengambil sejumlah tertentu pelarut murni, misalnya 1 liter. Kemudian memperkirakan jumlah zat yang dapat membentuk larutan lewat jenuh, yang ditandai dengan masih terdapatnya zat padat yang tidak larut. Setelah dikocok ataupun diaduk akan terjadi kesetimbangan antara zat yang larut dengan zat yang tidak larut (Atkins, 1994). Istilah kelarutan digunakan untuk mengacu pada konsentrasi sebuah larutan jenuh dari sebuah larutan (di sini kristalin padat) dalam sebuah pelarut dalam sebuah temperature tertentu. Factor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan zat adalah temperature, sifat dari pelarut, dan juga kehadiran ion-ion lainnya dalam larutan tersebut (Day, 1998). Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah maksimum. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara partikel yang melarut dan partikel yang tidak melarut. Larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan kemampuan pelarutnya disebut larutan tidak jenuh, sedangkan larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih banyak dari kemampuan pelarutnya disebut larutan lewat jenuh (Sumardjo, 2009). Kelarutan suatu zat akan bertambah seiring dengan meningkatnya temperatur. Pada umumnya suatu zat mempunyai kelarutan pada pelarut tertentu dan temperatur tertentu pula. Temperatur kelarutan dari pelarut akan mempengaruhi kelarutan zat yang dilarutkan. Untuk kebanyakan padatan yang bisa larut dalam liquid, maka kenaikan temperatur akan sangat berdampak pada kenaikan kelarutan (Sukardjo, 1997). Pengaruh temperatur dalam kesetimbangan kimia ditentukan dengan o dengan persamaan : p = yang disebut persamaan van’t hoff. Pada reaksi endoterm konstanta kesetimbangan akan naik seiring dengan naiknya termperatur. Pada reaksi eksoterm konstanta kesetimbangan akan turun dengan naiknya temperature (Alberty, 1996). Panas pelarutan suatu zat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Van’t hoff. Pada umumnya proses pelarutan bernilai positif. Hal itu sesuai dengan persamaan Van’t Hoff yang menyatakan semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi pula zat yang
  • 2. k.wr ‘14 larut. Sedangkan pada zat yang memiliki panas pelarut yang negatif atau bersifat eksoterm maka semakin tinggi temperatur dalam suatu reaksi menyebabkan semakin berkurangnya zat yang dapat larut (Silbey, 1996). Berdasarkan persamaan van’t Hoff, penggambaran kurva antara log solubility (log S) vs 1/T dalam K akan membentuk garis lurus. Pada kurva akan membentuk persamaan . Sisi slope ditunjukkan oleh , sedangkan intersepnya C. Sehingga, dapat diperoleh nilai panas pelarutannya ( ) (Ahuja, 2001). ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini meliputi thermostat 0 – 50 ⁰C, thermometer -10 – 50 ⁰C, buret 50 ml, Erlenmeyer 250 ml, gelas takar 250 ml, pipet volume 5 ml, pengaduk, dan tabung reaksi. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi larutan asam oksalat jenuh, larutan NaOH 0,5 M, indicator PP, es batu, dan garam dapur. PROSEDUR KERJA 150 ml larutan asam oksalat jenuh Tabung reaksi Termostat air Garam dapur Pecahan es batu Termostat diaduk agar temperatur pada larutan mencapai 5⁰C Diambil 5 ml asam oksalat2 tetes PP Dititrasi dengan larutan 0,5 M NaOH Titrasi diulangi 2 kali Thermostat lalu diatur untuk pengamatan pada temperature 10⁰C, 15⁰C, 20⁰C, dan 25⁰C. Sementara untuk proses penurunan temperatur, larutan diukur pada temperatur 25⁰C, 20⁰C, 15⁰C, dan 10⁰C.
  • 3. k.wr ‘14 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN  Proses Kenaikan Temperatur No Temperature ρ air (g/cm3 ) Vol. asam oksalat (ml) Volume NaOH yang dibutuhkan (ml) Kelarutan (S) (mol/1000g) Titrasi I Titrasi II Rata-rata 1 2 3 4 5 5⁰C 10⁰C 15⁰C 20⁰C 25⁰C 0,999967 0,99924 0,99851 0,99778 0,997048 5 5 5 5 5 9,8 10,7 11,6 13,3 14,1 10,1 11,1 11,8 13,5 14,2 9,95 10,9 11,7 13,4 14,15 0,9950 1,091 1,172 1,343 1,4192 Nilai panas kelarutan ( ) = 12,654 kJ/mol.  Proses Penurunan Temperatur No Temperature ρ air (g/cm3 ) Vol. asam oksalat (ml) Volume NaOH yang dibutuhkan (ml) Kelarutan (S) (mol/1000g) Titrasi I Titrasi II Rata-rata 1 2 3 4 25⁰C 20⁰C 15⁰C 10⁰C 0,997048 0,99793 0,99881 0,999703 5 5 5 5 23 19,3 15,4 13,8 23 19,3 15,5 13,7 23 19,3 15,45 13,75 2,3068 1,934 1,5468 1,3754 Nilai panas kelarutan ( ) = 24,842 kJ/mol.  PEMBAHASAN Pada percobaan ini akan ditentukan pengaruh temperature terhadap kelarutan suatu larutan zat, serta menghitung besarnya panas kelarutannya ( ). Larutan yang akan diuji pada percobaan ini yakni larutan asam oksalat jenuh. Larutan asam oksalat memiliki rumus H2C2O4. Larutan asam oksalat dikatakan jenuh di mana pada larutan terdapat kesetimbangan antara zat terlarut dan zat tidak terlarut. Saat telah terjadi kesetimbangan, maka pada kesetimbangan tersebut kecepatan larutan untuk melarut akan sama dengan kecepatan mengendap yang artinya konsentrasi zat dalam larutan akan selalu tetap. Akan tetapi, jika kesetimbangan diganggu seperti merubah temperatur, maka konsentrasi larutan akan berubah yang ditandai dengan berubahnya kelarutan larutan tersebut. Sehingga, larutan asam oksalat jenuh ini dapat digunakan pada percobaan ini karena kejenuhannya tersebut yang menyebabkan larutan ini sensitive terhadap perubahan temperatur. Pada percobaan ini, besarnya panas pelarutan dilakukan dalam dua kondisi, yakni pada saat kenaikan temperatur (pada percobaan ini temperatur dari 5-25⁰C)
  • 4. k.wr ‘14 dan pada penurunan temperatur (pada percobaan ini temperatur dari 25-10⁰C). Pada proses kenaikan temperatur, temperature pada thermostat dibuat sesuai dengan temperature yang diinginkan (misalnya 5⁰C) dengan menambahkan es batu dan garam. Adanya garam akan membantu es semakin dingin dan tidak mudah mencair. Hal ini dikarenakan saat es ditaburi garam maka akan terbentuk lapisan garam dan air. Titik beku es garam lebih rendah dari pada titik beku air pada umumnya. Hal tersebut juga dilakukan pada proses penurunan temperatur. Thermostat pada percobaan ini berfungsi sebagai alat untuk mengatur temperatur agar selalu tetap. Sehingga, temperatur yang telah diatur pada thermostat akan terus dipertahankan (tidak mudah berubah). Hal ini jelas berbeda jika digunakan baskom biasa yang dapat dengan mudah berubah dalam temperature ruang. Hal tersebut dapat terjadi karena bahan pada thermostat telah didesain untuk tidak mudah menyerap panas dari temperatur ruang. Larutan asam oksalat jenuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung tersebut kemudian dimasukkan ke dalam thermostat dan akan secara otomatis larutan pada tabung menyesuaikan dengan temperatur pada thermostat. Selama proses penyesuaian tersebut thermostat perlu digojog cepat dan terus menerus agar proses penyesuain temperatur dapat lebih cepat. Hal ini dikarenakan saat digojog maka aliran air di dalam thermostat akan bergerak cepat sehingga dapat memeratakan temperatur pada setiap bagian tabung reaksi tersebut. Saat temperatur tabung reaksi telah sesuai dengan temperature yang diinginkan, larutan asam oksalat jenuh kemudian diambil 5 ml. Dikarenakan sifat larutan asam oksalat yang jenuh, menyebabkan larutan ini mudah membentuk endapan. Sehingga, saat mengambilan larutan diusahakan endapan larutan H2C2O4 ini tidak ikut terambil karena dapat menyumbat pipet ukur, sehingga larutan akan sulit diambil. Kemudian ke dalam larutan yang telah diambil ditambahkan 2 tetes indicator PP. Penggunaan indicator PP di sini karena larutan asam oksalat akan dititrasi dengan NaOH. Proses titrasi yang terjadi yakni antara asam lemah (H2C2O4) dan basa kuat (NaOH). Dikarenakan akan dilakukan titrasi asam lemah dan basa kuat, sehingga diperkirakan larutan akan bersifat basa saat mencapai titik kesetimbangan. Indicator PP merupakan indicator dengan rentang pH antara 8,2 – 10, di mana pada kondisi asam berwarna bening dan pada kondisi basa berwarna merah muda. Proses titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,5 M dilakukan untuk mendeteksi banyaknya asam oksalat yang larut dalam air. Saat terjadi perubahan warna (dari bening menjadi merah muda), menandakan banyaknya zat yang larut yang dilihat dari volume NaOH 0,5 M yang dibutuhkan hingga terjadi titik ekivalen. Reaksi yang terjadi saat larutan asam oksalat jenuh direaksikan dengan larutan NaOH 0,5 M adalah sebagai berikut.
  • 5. k.wr ‘14 Setiap percobaan titrasi dilakukan sebanyak 2 kali. Pengulangan ini bertujuan agar diketahui hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalennya (lebih akurat). Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil bahwa baik pada proses kenaikan temperatur maupun penurunan temperatur menunjukkan bahwa semakin tinggi temperature maka volume larutan NaOH 0,5 M yang digunakan akan semakin banyak pula. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi temperature maka tumbukan antar partikel-partikel dalam zat tersebut semakin cepat sehingga akan mempercepat terjadinya reaksi. Reaksi yang dimaksud yakni pelarutan zat terlarut dalam larutan asam oksalat jenuh. Berdasarkan nilai volume NaOH tersebut, maka dapat ditentukan nilai kelarutannya (S). Pada proses kenaikan temperature diperoleh pada suhu 5⁰C kelarutannya 0,9950 , pada suhu 10⁰C kelarutannya 1,091 , pada suhu 15⁰C kelarutannya 1,172 , pada suhu 20⁰C kelarutannya 1,343 , dan pada suhu 25⁰C kelarutannya 1,4192 . Sedangkan pada proses penurunan suhu diperoleh pada suhu 25⁰C kelarutannya 2,3068 , pada suhu 20⁰C kelarutannya 1,934 , pada suhu 15⁰C kelarutannya 1,5468 , dan pada suhu 10⁰C kelarutannya 1,3754 . Adanya nilai kelarutan (S) tersebut, maka dapat ditentukan nilai panas pelarutan( ) pada setiap proses (kenaikan dan penurunan temperature). Dengan menggunakan persamaan van’t Hoff yakni , penentuan nilai panas temperature dilakukan dengan membuat grafik hubungan antara vs ln S pada tiap proses (kenaikan dan penurunan suhu) di mana grafik yang terbentuk merupakan garis lurus. Pada garis tersebut menunjukkan slope dan intersep C. Pada proses kenaikan suhu, diperoleh persamaan garisnya y = -1,522 x – 5,464. Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat ditentukan nilai kenaikan suhu diperoleh 12,654 kJ/mol. Sedangkan pada proses penurunan suhu, siperoleh persamaan garisnya y = -2988 x + 10,85. Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat ditentukan nilai penurunan suhu diperoleh 24,842 kJ/mol. KESIMPULAN  Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah maksimum, di mana terjadi kesetimbangan antara partikel yang terlarut dan yang tidak melarut.  Semakin tinggi suhu, kelarutan suatu zat akan semakin tinggi. Nilai kelarutan asam oksalat jenuh terhadap suhu adalah sebagai berikut.
  • 6. k.wr ‘14  Proses kenaikan suhu - Suhu 5⁰C kelarutannya 0,9950 , - Suhu 10⁰C kelarutannya 1,091 - Suhu 15⁰C kelarutannya 1,172 - Suhu 20⁰C kelarutannya 1,343 - Suhu 25⁰C kelarutannya 1,4192  Proses penurunan suhu - Suhu 25⁰C kelarutannya 2,3068 - Suhu 20⁰C kelarutannya 1,934 - Suhu 15⁰C kelarutannya 1,5468 - Suhu 10⁰C kelarutannya 1,3754  Nilai panas pelarutan ( ) asam oksalat jenuh pada proses kenaikan suhu diperoleh 12,654 kJ/mol, sedangkan pada penurunan suhu diperoleh 24,842 kJ/mol. DAFTAR PUSTAKA Ahuja, dkk., 2001, Handbook Of Modern Pharmaceutical Analysis, Academic Press, San Diego. Alberty, dkk., 1996, Physical Chemistry, Second Editon, John Wiley and Sons Inc., USA. Atkins, P. W., 1994, Physical Chemistry, Freeman, New York. Day, R. A. dan Underwood, A. L., 1998, Analisis Kimia Kuantitatif, (diterjemahkan oleh Sopyan, I.), Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta. Silbey, R. J., 1996, Physical Chemistry, Second Edition, John Wiley and Sons Inc., USA. Sukardjo, P., 1997, Kimia Fisika, Rineka Cipta, Yogyakarta. Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
  • 7. k.wr ‘14 GRAFIK  Kenaikan Temperatur Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln S pada penentuan kelarutan asam oksalat jenuh sebagai fungsi temperature, di mana semakin tinggi temperature maka kelarutannya juga semakin besar. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis y = -1522 x + 5,464 dan R² = 0,986. Persamaan garis tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan , sehingga dapat diperoleh nilai untuk kenaikan temperature yakni 12,654 kJ/mol.  Penurunan Temperatur Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln S pada penentuan kelarutan asam oksalat jenuh sebagai fungsi temperature, di mana semakin rendah temperature maka kelarutannya juga semakin kecil. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis y = -2988 x + 10,85 dan R² = 0,984. Persamaan garis tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan , sehingga diperoleh nilai untuk kenaikan temperature yakni 24,842 kJ/mol.