Penyakit Parkinson merupakan gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan dopamine dari substansia nigra. Tanda dan gejalanya antara lain tremor, kekakuan, dan kesulitan bergerak. Penyebabnya belum jelas namun diduga berkaitan dengan usia, genetik, dan lingkungan.
2. LATAR BELAKANG
Penyakit Parkinson pertama kali
diuraikan dalam sebuah monograf oleh
James Parkinson seorang dokter di
London, Inggris, pada tahun 1817. Di
dalam tulisannya, James Parkinson
mengatakan bahwa penyakit (yang
akhirnya dinamakan sesuai dengan
namanya) tersebut memiliki karakteristik
yang khas yakni tremor, kekakuan dan
gangguan dalam cara berjalan (gait
difficulty).
3. devinisi
Penyakit Parkinson (paralysis agitans)
atau sindrom Parkinson
(Parkinsonismus) merupakan suatu
penyakit/sindrom karena gangguan
pada ganglia basalis akibat penurunan
atau tidak adanya pengiriman dopamine
dari substansia nigra ke globus palidus/
neostriatum (striatal dopamine
deficiency).
4.
penyakit Parkinson adalah penyakit
neurodegeneretif progresif yang berkaitan erat
dengan usia. Penyakit ini mepunyai karakteristik
terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pas
subtansi nigra pars kompakta, di tambah dengan
adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari protein
yang disebut dengan Lewy Bodies, Neurodegeneratif
pada parkinson juga terjadi pasa daerah otak lain
termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus
basalis Meynert, hipotahalamus, korteks cerebri,
motor nukleus dari saraf kranial, sistem saraf otonom
5. ETIOLOGI
Etiologi Parkinson primer belum diketahui, masih
belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, di
antaranya ialah infeksi oleh virus yang nonkonvensional (belum diketahui), reaksi abnormal
terhadap virus yang sudah umum, pemaparan
terhadap zat toksik yang belum di ketahui, terjadinya
penuaan yang prematur atau dipercepat.
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel
otak, tepatnya di substansi nigara. suatu kelompok
sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak
dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak
bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak
disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu
belum jelas benar.
6. Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan
parkinson adalah sebagai berikut:
USIA
Geografi
Periode
Genetik
Faktor Lingkungan
7. PATOFISIOLOGI
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang di sebut
genglia basalis. Jika otak merintahkan suatu
aktifitas (misalya mengakat lengan) maka sel-sel
saraf didalam ganglia basalis akan membantu
menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur
perubahan sikap tubuh. ganglia basalis mengelolah
sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang
menyampaikan informasi yang telah di olah kembali
ke korteks oatak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut di antarkan oleh bahan
kimia neurotrasmiter sebagi implus listrik di
sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf.
Neurotrasmiter yang utama pada ganglia basalis
adalah dopamin.
8. Tanda Dan Gejala
4 Tanda-tanda dan gejala utama Penyakit
Parkinson:
1.
2.
3.
4.
Menggeletar (pada jari, tangan, kaki, rahang
dan / atau muka)
Kaku pada anggota badan (tangan, kaki dan /
atau tubuh badan – Rigidity)
Pergerakan badan yang perlahan
(Bradykinesia)
Masalah ketidakseimbangan postur dan
koordinasi badan yang dapat mengakibatkan
jatuh.
10. Data Penunjang
Neuropatologi
Pemeriksaan neuropsikologik
CT Scan dan MRI
EEG
PET (Positron Emission Tomography)
SPECT (Single Photon Emission
Computed Tomography)
11. ASUHAN KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien
dengan gangguan system persarafan meliputi
anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan
fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian
psikososial.
Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan
fungsi motorik.
Observasi gaya berjalan dan saat melakukan
aktivitas.
Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi
tubuh.
Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
Kaji tanda depresi.
12. Pemeriksaan Fisik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengkaji skelet tubuh
Mengkaji tulang belakang
Mengkaji system persendian
Mengkaji system otot
Mengkaji cara berjalan
Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Mengkaji fungsional klien
13. Intervensi
Dx.1 Tujuan : meningkatkan mobilitas
Kriteria Hasil:
1. Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda,
berenang, atau berkebun.
2. Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai petunjuk
terapis.
3. Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu
relaksasi otot.
4. Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan dan
frustasi.
5. Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk
mengurangi kekakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.
6. Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.
7. Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat
berjalan, menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah
memanjang.
8. Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaiki
sensorik.
14. Dx.2 Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.
Kriteria Hasil:
1. Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan
gigi bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di
atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan
menelan sambil mengangkat kepala ke belakang.
2. Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan,
menggunakan kedua dinding mulut.
3. Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar
dengan memegang kepala dan menelan secara periodik.
4. Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan
menggunakan peralatan.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan
selingan (snack).
6. Monitor berat badan.
15. Dx.3 Tujuan: memaksimalkan kemampuan
berkomunikasi.
Kriteria Hasil:
1. Jaga komplikasi pengobatan.
2. Rujuk ke terapi wicara.
3. Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan
metoda bernafas untuk memperbaiki kata-kata,
volume, dan intonasi.
4. Nafas dalam sebelum berbicara untuk
meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam
kalimat setiap bernafas.
5. Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca
keras di depan kaca atau ke dalam perekam suara
(tape recorder) untuk memonitor kemajuan.
16. 3.5 Evaluasi
Ø Klien mengikuti sesi terapi fisik,
melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali
sehari.
Ø Klien dapat makan 3 kali dalam porsi
kecil dan dua kali snack, tidak ada
penurunan berat badan.
Ø Tidak adanya kesulitan dalam
berbicara, kata-kata dapat dipahami
17. KESIMPULAN
Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom
Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu
penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia
basalis akibat penurunan atau tidak adanya
pengiriman dopamine dari substansia nigra ke
globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine
deficiency Belakang Masalah.
Tanda dan gejala yang timbul biasanya adalah
tremor,kekakuan, melemahnya
gerakan,akinesia/bradikinesia,ketidakseimbangan.P
enyeba penyakit ini adalah
usia,ras,genetic,toksin,cedera kranio
serebral.Penatalaksanaan medis yaitu Antikolinergik
,Levodopa,Bromokiptin,Amantidi.