2. PENGERTIAN
Adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya
gejala – gejala yang datang dalam serangan –
serangan, berulang – ulang yang disebabkan lepas
muatan listrik abnormal sel – sel saraf otak. Yang
bersifat reversibel dengan berbagai etiologi.
Serangan ialah suatu gejala yang timbulnya tiba –
tiba dan menghilang secara tiba – tiba.
6. Dengan gejala atau tanda gangguan saraf otonom
Dengan gejala psikis
Disfasia
Dismnesia
Kognitif
Afektif
Ilusi
Halusinasi kompleks (terstruktur)
7. Sawan parsial kompleks
Serangan parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran
Dengan gejala parsial sederhana
Dengan automatisme
Dengan penurunan kesadaran sejak serangan
Hanya dengan penurunan kesadaran
Dengan automatisme
Sawan parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum
(tonik-klonik, tonik, klonik)
Sawan parsial sederhana yang berkembang menjadi bangkitan
umum
Sawan parsial kompleks yang berkembang menjadi bangkitan umum
Sawan parsial sederhana yang menjadi bangkitan parsial kompleks
lalu berkembang menjadi bangkitan umum.
8. Sawan Umum (konvulsi atau nonkonvulsi)
1.A. Sawan Lena (Absance)
Biasanya berlangsung selama ¼ - ½ menit
Pada sawan ini kegiatan yang sedang dikerjakan
terhenti, muka tampak membengong, bola mata
dapat memutar ke atas, tidak ada reaksi bila diajak
bicara.
1.B. Lena tak Khas (atypical ansence)
Dapat disertai ;
Gangguan tonus yang lebih jelas, permulaan dan
bangkitan tidak mendadak
9. 2. Sawan Mioklonik
terjadi kontraksi mendadak, sebentar, dapat lemah
atau kuat
3. Sawan klonik
kejang kelojotan
4. Sawan tonik
otot – otot hanya menjadi kaku
5. Sawan Tonik Klonik
6. Sawan Atonik
otot – otot seluruh badan mendadak lemas sehingga
pasien terjatuh
10. Sawan tak tergolongkan
Pada bayi berupa gerakan bola mata
Mengunyah – ngunyah
Gerakan seperti berenang
Menggigil
Pernafasan mendadak berhenti sementara
13. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi tidak efektif jalan nafas, pola nafas
b/d kerusakan persepsi
2. Resiko injury b/d aktivitas kejang
3. Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan
penyakit dan stigma buruk penyakit epilepsi
dalam masyarakat
14. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1: resiko tinggi tidak efektif jalan nafas, pola nafas b/d kerusakan
persepsi
Intervensi:
Anjurkan pasien untuk mengosongkan mulut dari benda/zat
tertentu/gigi palsu atau alat yang lain jika fase aura terjadi dan untuk
menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa ditandai gejala
awal.
Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala
selama serangan kejang.
Tanggalkan pakaian pada daerah leher/abdomen.
Masukkan spatel lidah atau gulugan benda lunak sesuai dengan
indiksi.
Lakukan penghisapan sesuai indikasi.
15. dx.2.Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan).
Identivikasi factor lingkungan yang memungkinkan resiko terjadinya cedera
•Jauhkan benda- benda yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera pada pasien saat terjadi
kejang
•Mengurangi terjadinya cedera seperti akibat aktivitas kejang yang tidak terkontrol
Pasang penghalang tempat tidur pasien Penjagaan untuk keamanan, untuk mencegah cidera
atau jatuh
•Letakkan pasien di tempat yang rendah dan datar Area yang rendah dan datar dapat mencegah
terjadinya cedera pada pasien
•Tinggal bersama pasien dalam waktu beberapa lama setelah kejang memberi penjagaan untuk
keamanan pasien untuk kemungkinan terjadi kejang kembali
•Menyiapkan kain lunak untuk mencegah terjadinya tergigitnya lidah saat terjadi kejang lidah
berpotensi tergigit saat kejang karena menjulur keluar
•Tanyakan pasien bila ada perasaan yang tidak biasa yang dialami beberapa saat sebelum
kejang Untuk mengidentifikasi manifestasi awal sebelum terjadinya kejang pada pasien
Kolaborasi:
•Berikan obat anti konvulsan sesuai advice dokter
•Mengurangi aktivitas kejang yang berkepanjangan, yang dapat mengurangi suplai oksigen ke
otak
Edukasi:
•Anjurkan pasien untuk memberi tahu jika merasa ada sesuatu yang tidak nyaman, atau
mengalami sesuatu yang tidak biasa sebagai permulaan terjadinya kejang.
•Berikan informasi pada keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan selama pasien kejang
Melibatkan keluarga untuk mengurangi resiko cedera