Parkinson's disease is a progressive neurodegenerative disorder characterized by tremors, rigidity, bradykinesia, and impaired balance. It is caused by the loss of dopamine-producing neurons in the substantia nigra. The disease mostly affects older adults and its prevalence increases with age. While the exact cause is unknown, potential risk factors include genetics, environmental toxins, and brain injuries. There is no cure for Parkinson's, but treatment aims to improve symptoms through medication and physical therapy.
3. PENDAHULUAN
Tahun 1817 Dr. James Parkinson
mempublikasikan kasus pasien yang
mengalami “Shaking Palsy” (shake= gemetar,
palsy = kelumpuhan)
Sejak saat itu muncul istilah parkinsonism yaitu
menggambarkan gejala klinik yang ditandai
dengan gemetar, kekakuan, bradikenisia, dan
instabilitas postural
Pada tahun 1921, Charles Foix berhasil
mengungkapkan kelainan secara tepat dibatang
otak, yaitu di subtansia nigra mesensefalon
sebagi substrat penyakit parkinson
4.
5. Definisi
• Penyakit gangguan syaraf kronis dan
progreresif yang ditandai dengan:
• T : Tremor (gemetar)
• R : Rigiditas (kekakuan otot)
• A : Akinesia/ Bradikenisia
(berkurangnya kecepatan gerakan)
• P : Postural Disability (misalnya:
postur tubuh membungkuk, gaya
berjalan yang kecil-kecil, kepala
sedikit menunduk)
Penyakit Parkinson
8. Prevalensi
•Penyakit Parkison paling banyak dialami pada usia lanjut dan jarang ditemukan
pada umur dibawah 30 tahun. Sebagian besar kasus ditemukan pada usia 40-70
tahun, rata-rata pada usia 58-62 tahun dan kirakira 5% muncul pada usia
dibawah 40 tahun. (PERDOSSI, 2008).
•Angka prevalensi penyakit Parkinson di Amerika Utara diperkirakan sebesar 160
per 100.000 populasi dengan angka kejadian sekitar 20 per 100.000 populasi.
Prevalensi dan insidensi penyakit Parkinson semakin meningkat seiring
bertambahnya usia. Prevalensi berkisar antara 0,5-1% pada usia 65-69 tahun.
Pada umur 70 tahun prevalensi dapat mencapai 120 dan angka kejadian 55
kasus per 100.000 populasi pertahun. Prevalensi meningkat sampai 1-3% pada
usia 80 tahun atau lebih.
•Di Indonesia belum ada data prevalensi penyakit Parkinson yang pasti, namun
diperkirakan terdapat sekitar 400.000 penderita penyakit Parkinson. Penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada pria dari pada wanita dengan angka perbandingan
3:2 (Joesoef, 2007).
Indonesia
9. Etiologi
• Faktor resiko tidak diketahui, tetapi terdapat
hipotesis, diantaranya; infeksi oleh virus yang non
konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal
terhadap virus yang sudah umum, pemaparan
terhadap zat toksik yang belum di ketahui,
terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.
• Selain itu, beberapa hal yang dapat menyebabkan
gejala parkinson, antara lain:
– Obat, seperti : fenotiazin, benzamid, metildopa,
dan reserpin, metoklopramid, SSRI, Amiodarone,
Diltiazem, Asam Valproat
– Keracunan logam berat (Mn)
– Anoksia (keracunan Co)
– Pasca trauma, dll.
10. Patofisiologi
• Abnormalitas patologis yang utama : degenerasi sel
dengan hilangnya neuron dopaminergik yang
terpigmentasi di pars compacta subtansia nigra di
otak dan ketidakseimbangan sirkuit motor
ekstrapiramidal (pengatur gerakan di otak)
• Pada orang normal, dopamine berkurang 5%
perdekade
• Pada penderita parkinson, dopamine berkurang 45%
selama dekade pertama setelah diagnosis
• Biasanya gejala baru muncul ketika dopamine di
striatal sudah berkurang sampai 80%
• Degenerasi saraf dopamine pada nigrostriatal
menyebabkan peningkatan aktivitas kolinergik
striatal -> efek tremor
11. Patofisiologi
• Pada tahun 1921, Charles Foix berhasil mengungkapkan
secara tepat kelainan di batang otak, yaitu di subtansia
nigra mesensefalon sebagai substrat penyakit parkinson.
Pemeriksaan makroskopis memperlihatkan daerah yang
pucat (depigmentasi) pada pars kompakta subtansia
nigra yang dengan jelas menunjukkan lenyap atau
berkurangnya jumlah sel-sel neuromelanin yang
menghasilkan dopamin pada penyakit parkinso.
Sedangkan pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
adanya badan-badan Lewy yang merupakan inclusion
body dan mendesak granula-granula neuromelanin yang
tersisa ke tepi. Juga terlihat destruksi sel dengan
fagositosis sisa sel dan pigmen, serta sel-sel yang masih
ada akan menciut dan bervakuola.
14. Gejala dan tanda
Tandautama
Tremor, pada saat istirahat
keparahan relatif stabil
Kekakuan, gerakan putar siku
dan pergelangan tangan
berkurang, ekspresi wajah kaku
Melemahnya gerakan, langkah
pendek-pendek, lambaian
tangan berkurang
Ketidak seimbangan tubuh,
sering jatuh
16. Diagnosis
• Kemungkinan diagnosis tepat jika pasien menunjukkan
bradikinesia, tremor, kekakuan
• Perlu dilihat ada info sejarah penggunaan obat (drug
induced parkinsonism)
• Dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan yang
seksama, umumnya diagnosis parkinson sudah dapat
ditegakkan. Hanya sedikit saja pemeriksaan penunjang
lain dibutuhkan setelah evaluasi klinik yang lengkap.
Pada tiap kunjungan perlu diproleh:
– Tekanan darah yang diukur dalam keadaan berbaring
dan berdiri untuk mendeteksi hipotensi ortostatik,
yang dapat pula diperberat oleh medikasi
– Menilai respon terhadap stress
– Mencatat dan menilai kemampuan fungsional
– Pemeriksaan penunjang
• Sekali diagnosis, dapat dievaluasi perkembnagan
penyakitnya dengan skala Hoehn dan Yahr
17. Skala Hoehn dan Yahr
Stage 0 Tidak ada tanda-tanda penyakit
Stage 1 Tanda-tanda unilateral
Stage 1,5 Tanda-tanda unilateral dan bilateral
Stage 2 Tanda-tanda bulateral tanpa
gangguan keseimbangan
Stage 2,5 Penyakit bilateral ringan
Stage 3 Penyakit bilateral ringan-sedang,
terjadi ketidak seimbangan tubuh,
secara fisik masih mandiri
Stage 4 Penyakit parah, tidak mampu hidup
sendiri
Stage 5 Tidak bisa berjalan atau berdiri
tanpa bantuan
18. Tujuan terapi
• Meminimalkan kecacatan (disability) dan
efek samping, serta meningkatkan kualitas
hidup semaksimal mungkin