2. PENDAHULUAN
Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension)
adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka
bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat
digital lainnya
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran
tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan
kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg
Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya
adalah dengan nilai angka kisaran stabil
Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah
menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau
berolahraga.
3. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan
jantung seseorang bekerja sangat keras, akhirnya
kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh
darah jantung, ginjal, otak dan mata
Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum
terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart Attack).
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent
disease Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya
mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya
Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of
disease karena dapat menyerang siapa saja dari
berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi.
4. KLASIFIKASI
Penyakit darah tinggi atau hipertensi dikenal dengan 2
tipe klasifikasi:
Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary
a) Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana
terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dari gaya
hidup seseorang dan faktor lingkungan
Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan
mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan
obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena
penyakit tekanan darah tinggi
Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan
atau kondisi stress tinggi sangat mungkin terkena
penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang
yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan
darah tinggi.
5. b) Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana
terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai
akibat seseorang menderita penyakit lainnya seperti
gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem
hormon tubuh
Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum
meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama
pada wanita yang berat badannya di atas normal atau
gemuk.
Pregnancy Induced Hypertension (PIH), ini adalah
sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita
hamil yang menderita hipertensi
Kondisi Hipertensi pada ibu hamil dapat tergolong
sedang ataupun berbahaya. Seorang ibu hamil dengan
tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia
dimasa kehamilan.
6. Preeclamsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang
mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan
seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan,
mual bahkan muntah
Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi
maka disebut eclamsia
7. ETIOLOGI
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid
(cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk
beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus
menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah
seseorang
Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan
tembakau yang berisi nikotin
Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk
salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
tekanan darah tinggi.
8. Penyebab tekanan darah yang paling sering adalah
aterosklerosis atau penebalan dinding arteri yang
membuat hilangnya elastisitas pembuluh darah
Sebab lainnya adalah faktor keturunan, bertambahnya
jumlah darah yang dipompa jantung, penyakit pada
ginjal, kelenjar adrenal, dan sistem syaraf simpatis
Pada mereka yang hamil, kelebihan berat badan, stres,
dan tekanan mental, hipertensipun kerap
menghinggapinya
Akibat dari hipertensi bisa beragam, seperti komplikasi
pembesaran jantung, penyakit jantung koroner, dan
pecahnya pembuluh darah otak
9. Pengobatan terhadap penderita hipertensi dapat
dilakukan sebagai berikut:
Pengobatan tanpa obat, antara lain dengan diet rendah
garam, kolesterol, dan lemak jenuh; peredaan stres
emosional; berhenti merokok dan alkohol; serta latihan
fisik secara teratur.
Pengobatan dengan menggunakan obat antihipertensi.
Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar
saat ini. Untuk pemilihan obat antihipertensi yang tepat,
sebaiknya langsung menghubungi dokter.
Pengobatan pada golongan khusus
10. PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA
HIPERTENSI
a) Kandungan garam (Sodium atau Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya
mengontrol diri dalam mengkonsumsi garam. Yang
dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium
yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan
yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam
dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur
tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat
menggunakan garam lain diluar natrium
11. Tujuan diet garam rendah adalah membantu
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan
tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Adapun syarat-syarat diet garam rendah
adalah :
1. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.
2. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya
retensi garam atau air dan/atau hipertensi
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan
keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat Diet
Garam Rendah
12. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites
dan/atau hipertensi berat
Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam
dapur
Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya
Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites,
dan/atau hipertensi tidak terlalu berat
Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam
Rendah I
Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½
sdt garam dapur (2 g)Dihindari bahan makanan yang
tinggi kadar natriumnya
13. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau
hipertensi ringan
Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam
Rendah I
Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1
sdt garam dapur (4 g)
14. b) Kandungan Potasium atau Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu
penurunan tekanan darah
Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-
buahan dan sayuran
Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik
untuk dikonsumsi penderita hipertensi antara lain
semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo,
labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri,
bawang dan bawang puti
Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega 3
sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan
tekanan darah (hipertensi).
15. Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi >
160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti
hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup
Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk
membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal
Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan
faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam
darah
Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang
menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan
diabetes mellitus
16. MENGATUR MENU MAKANAN
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi
penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi
makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga
penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal,
paru, minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam
natrium (biskuit, crakers, keripik dan makanan kering
yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis,
korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft
drink).
17. 4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau
buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin,
selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise,
serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol
seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit
ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat,
saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang
pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti
durian, tape.
18. Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah
dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula
merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan
bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit
garam natrium
Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat
dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang
berlebih
Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium
dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh
per hari.
19. Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 –
175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan
tekanan darah yang ringan
Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk
mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium.
Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram)
dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat
(366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) kentang
panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406
mg kalium)
Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan
mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40
mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi
kebutuhan kalsium 250 mg/hari
Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.
20. Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori,
kalsium dan natrium yang dihubungkan dengan
rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan
Namun pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang
disertai dengan bengkak dan protein urin (pre
eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi garam dapur serta meningkatkan
makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan)
21. SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN
Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan
penelitian lebih lanjut, namun saat ini banyak sekali
suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat
Sebagai tenaga medis harus berhati-hati memberikan
anjuran minuman suplemen agar tidak terjadi overdosis
22. 1. Vitamin dan Penurunan Homosistein
Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin
merupakan ko-faktor enzim yang essential untuk
metabolisme homosistein
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan
risiko penyakit arteri koroner
Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan
peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin
yang rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko
aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang
berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak
berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi
Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan
penyakit vaskuler
23. 2. Kacang Kedelai dan Isoflavon
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu
isoflavon, yang memiliki aktivitas estrogen lemah
Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan
bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan
trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL
Sehingga dianjurkan mengkonsumsi protein kedelai (20 –
50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita
dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi
Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui
proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih baik dari
kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi
oleh penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati