3. GEJALA KLINIS1
Gejala Motorik
Tremor (bahkan saat istirahat)
Rigiditas otot
Bradikinesia
Instabilitas postural
Kesulitan berjalan
Perubahan suara
• Gangguan pada indera
penciuman
• Gangguan tidur
• Cemas dan depresi
• Fatigue
• Gangguan Fungsi mental
• Penurunan berat badan
• Gangguan pada sistem
gastrointestinal (ex: konstipasi)
• Lightheadedness
• Kelainan berkemih (urinary
frequency and urgenty)
• Masalah seksual
• Berkeringat
• Melanoma
Gejala Motorik
Gejala Non-Motorik
4. PATOFISIOLOGI1
Terjadi kehilangan neuron pada area sangat spesifik di otak yang
disebut substansia nigra pars compacta (Area ini menghasilkan
neurotransmiter dopamine). Penurunan dopamine akan
menyebabkan peningkatan inhibisi thalamus dan aktifitas di
korteks.
Terdapat badan Lewy (badan inklusi intrasel yang mengandung α
sinuklein) di substansia nigra, namun kontribusinya terhadap
penyakit Parkinson belum diketahui pasti
9. ETIOLOGI1
Umumnya penyebab tidak diketahui
Genetik (<10%), antara lain: mutasi pada gen LRRK2,
gen α-synuclein di 4q21, gen UCHL1, gen parkin (6q25.2-q27)
Faktor Lingkungan, antara lain: paparan pestisida, logam berat,
kerusakan, trauma kepala berulang
Faktor resiko lain seperti usia (> 50 tahun) dan jenis kelamin laki-
laki
12. LEVODOPA
Levodopa merupakan precursor metabolic dopamin.
Levodopa diangkut ke dalam otak melalui transporter asam-L amino (LAT)
dan diubah menjadi dopamin oleh enzim DOPA Dekarboksilase
Farmakokinetik
⁻ Absorpsi: cepat di usus halus
⁻ Distribusi: puncak konsentrasi plasma 1-2 jam, waktu paruh 1-3 jam. 1-
3% levodopa masuk ke otak tanpa berubah, sisanya dimetabolisme di luar
otak menjadi dopamine sehingga tidak bisa masuk ke dalam otak perlu
dosis besar atau dikombinasi dengan inhibitor dopa dekarboksilase.
⁻ Metabolisme: menghasilkan metabolit utama asam-metoksi-4
hidroksifenilasetat dan asam dihidroksifenilasetat.
⁻ Eksresi: ginjal dalam bentuk metabolit dalam 8 jam setelah dosis oral
Penggunaan Klinis: Penyakit Parkinson
Toksisitas: gangguan sauran cerna, aritmia, dyskinesia, fenomena on-off
dan wearing off, gangguan perilaku
13. KARBIDOPA
Mekanisme Kerja:
Karbidopa menghambat metabolisme levodopa oleh DOPA
Dekarboksilase menjadi dopamine dijaringan perifer sehingga
meningkatkan ketersediaan levodopa di SSP
Durasi kerja 6-12 jam dan tidak masuk ke SSP
Penggunaan Klinis: terapi Parkinson dalam kombinasi dengan
Levodopa
15. INHIBITOR
MONOAMINOKSIDASE (MAO)
Seleginin
Menghambat penguraian
dopamin Inhibitor Selektif
irreversible MAO B pada dosis
normal (dosis tinggi obat ini
juga menghambat MAO A)
sehingga kadar dopamin di
neuron meningkat
Penggunaan klinis: sebagai
adjuvant pasien dengan respon
menurun atau fluktuatif
terhadap levodopa (efek terapi
minor pada Parkinson jika
digunakan sendiri)
Rasagilin
MAO B inhibitor yang lebih poten
dibandingkan seleginin
Kemungkinan memiliki efek
neuroprotektif
Penggunaan klinis: pengobatan
simtomatik dini Parkinson, terapi
adjuvant dengan levodopa untuk
memperlama efek levodopa-
karbidopa pada pasien stadium
lanjut
16. INHIBITOR CATECHOL-O-
METHYLTRANSFERASE
(COMT)
Obat: Tolcapon dan Entacapon
Mekanisme Kerja: menghambat COMT secara selektif di perifer
sehingga dapat mempepanjang aksi levodopa.
Farmakokinetik
Penyerapan cepat, terikat protein dan dimetabolisme sebelum eksresi
Entecapon tidak masuk SSP, sedangkan Tolcapon dapat masuk ke SSP
Durasi aksi Entacapon sekitar 2 jam, sedangkan Tolcapon lebih lama
Penggunaan klinis: pasien Parkinson dengan respon menurun atau
fluktuatif terhadap levodopa
Efek samping: dyskinesia, mual, pusing, diare, nyeri perut,
hipotensi ortostatik, gangguan tidur, hepatotoksik (Tolcapon)
17. AMANTADIN
Antivirus yang dilaporkan memiliki efek antiparkinson.
Mekanisme kerja: kemungkinan memperkuat fungsi dopaminergik
dengan mempengaruhi sintesis, pelepasan atau reuptake dopamine
serta diduga mengantagonis adenosine pada reseptor adenosine A2A
dimana reseptor ini dapat menghambat fungsi reseptor Dopamin2
Farmakokinetik:
Konsentrasi plasma puncak dicapai 1-4 jam
Waktu paru 2-4 jam
Eksresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin
Penggunaan Klinis : Pasien parkinson (kurang efektif dibandingkan
levodova dan manfaat singkat)
Efek Samping kegelisahan, depresi, iritabilitas, insomnia, agitasi,
kegairahan, halusinasi, kekacauan pikiran
18. AGONIS RESEPTOR DOPAMIN
Bromokriptin dan Pergolid
Derivat ergot
Mekanisme Kerja:
Bromokitin: Agonis reseptor
D2
Pergolid: Agonis reseptor D1
dan reseptor D2
Penggunaan klinis: Parkinson
(karena ES maka lebih dipilih
agonis dopamine yang baru)
Rotigotin
Nonergot
Mekanisme kerja: Agonsi non
selektifreseptor D1 D2 D3
Bentuk sediaan Patch (ditarik
tahun 2008 karena
pembentukan Kristal di patch
sehingga mempengaruhi
bioavailibilitas dan efikasi obat)
19. AGONIS RESEPTOR DOPAMIN
Pramipexol
Nonergot
Agonis reseptor D3
Farmakokinetik
Absorpsi cepat
Konsentrasi plasma puncak 2 jam
Eksresi dalam bentuk tidak berubah
melalui urin
Penggunaan klinis: efektif sebagai
monoterapi untuk terapi Parkinson
ringan dan pasien dengan Parkinson
berat yang sedang menjalani terapi
levodopa
Ropinirol
Nonergot
Agonis reseptor D2
Metabolisme oleh CYP1A2
Penggunaan klinis: efektif
sebagai monoterapi untuk
terapi Parkinson ringan dan
Parkinson berat yang sedang
menjalani terapi levodopa
21. APOMORFIN
Apomorfin merupakan agonis dopamine yang poten
Farmakokinetik:
Masuk cepat kedalam darah dan ke otak
Efe klinis mulai 10 menit setlah penyuntikan dan bertahan sampai
2 jam
Efek Samping: mual, muntah, dyskinesia, nyeri dada, berkeringat,
hipotensi, perubahan warna pada tempat penyuntikan
Penggunaan klinis: pasien Parkinson dengan fluktuasi respon
terhadap levodopa yang parah
22. ANTIKOLINERGIK
Degenerasi dopamine menyebabkan pningkatan aktivitas kolinergik striatum (efek
eksitatorik) gejala termor
Mekanisme Kerja antikolinergik : Antagonis reseptor muskarinik di basal ganglia
menurunkan kejadian tremor dan rigiditas, efek ringan terhadap bradikinesia
Beberapa obat yang digunakan pada pasien Parkinson:
Penggunaan klinis: Penyakit Parkinson, dimulai dengan dosis rendah dan
ditingkatkan secara bertahap sampai tercapai efek yang diharapkan atau sampai
dibatasi oleh efek samping
Efek Samping: dyskinesia, supuratif parotitis akut, mulut kering
24. REFERENSI
1. Standaert, D., Saint-Hilaire, M., Thomas, C., Joan & Collard, R.
2016. Parkinson’s Disease Handbook. New York: American
Parkinson Disease Association
2. Aminoff, J., M. 2012. Pharmacologic Management of Parkinsons &
other Meovement Disorder, Dalam Katzung, et al. Basic & Clinical
Pharmacology 12th Edition. New York
3. Goodman & Gilman’s. 2006. the Pharmalogical basic of
therapeutics 11th Ed. Texas