2. PENGERTIAN
Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit
degeneratif otak yang progresif, dimana sel-sel otak
rusak dan mati sehingga mengakibatkan gangguan
mental berupa kepikunan (demensia) yaitu
terganggunya fungsi-fungsi memori (daya ingat),
berbahasa, berpikir dan berperilaku. Sebagian besar
demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer
(60%). Demensia adalah suatu penyakit yang dapat
ditatalaksana, dan demensia bukan merupakan
bagian normal dari proses penuaan.
3. ETIOLOGI
Usia dan riwayat keluarga adalah faktor resiko
yang sudah terbukti untuk penyakit Alzheimer.
Bila anggota keluarga ada yang menderita
penyakit ini, maka diklasifikasikan sebagai
familiar. Komponen familiar yang non spesifik
meliputi pencetus lingkungan dan determinan
genetik. Penyakit Alzheimer yang timbul tanpa
diketahui ada riwayat familiarnya disebut
sporadik.
4. MENIFESTASI KLINIS
Tahap awal
• Tidak ingat akan kejadian yang belum lama terjadi
• Tidak dapat mengenali sesuatu/benda yang sebenarnya
sudah pernah tahu
• Hilang ingatan
• Gangguan emosi seperti depresi, ketakutan
• Lesu, tidak acuh pada aktivitas sekitarnya.
Tahap akhir
• Tidak dapat mengenali saudaranya sendiri
• Berangan-angan
• Sukar berjalan, lama kelamaan berjalan dengan
menyeretkan kaki
• Mengalami serangan tiba-tiba (seizures) pada beberapa
penderita.
5. PROSES KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
1. Biodata/Identitas klien dan penanggung
jawab.
2. Pemeriksaan Heat To Toe
3. Pengkajian fisik didasarkan pada pengkajian
neurologis menunjukkan kemunduran yang
progesif dari kondisi fisik dan mental.
4. Pengkajian fisik didasarkan pada pengkajian
neurologis menunjukkan kemunduran yang
progesif dari kondisi fisik dan mental
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Antara Lain :
1. Resiako terhadap trauma berhubungan
denganKetidakmampuanmengenali/mengidentifikasi
bahaya dalam lingkungan.
2. Perubahan proses piker berhubungan dengan
degenerasi neuron irreversible.
3. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
transmisi dan atau integrasi sensori.
4. Perubahan pola tidur berhubungan dengan
perubahan pada sensori.
5. Koping keluarga tidak efektif berhubungen dengan
Tingkah laku pasien yang tidak menentu/terganggu
7. INTERVENSI KEPERAWATAN
• Dx. I
Kaji derajat gangguan kemampuan
kompetensi munculnya tingkah laku yang
impulsive dan penurunan persepsi visual.
Bantu orang terdekat untuk mengidentifikasi
resiko terjadinya bahaya yang mungkin timbul.
Hilangkan/minimalkan sumber bahaya dalam
lingkungan.
8. NexT...
• Dx. II
Kaji tingkat gangguan kognitif seperti
perubahan orientasiterhadap orang, tempat
dan waktu, rentang, perhatian, kemampuan
berpikir. Bicarakan dengan orang terdekat
mengenai perubahan tingkah laku yang biasa
/lamanya masalah yang telah ada
9. NexT...
• Dx. III
Kaji derajat sensori atau gangguan persepsi
dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi
individu yang termasuk didalamnya adalah
penurunan penglihatan/pendengaran
10. NexT...
• Dx. IV
Berikan makanan kecil pada sore Karena
aktivitas fisik dan mental yang lama
mengakibatkan kelelahan yang dapat
meningkatkan kebingungan, aktifitas yang
terprogram tanpa stimulus yang berlebihan
dapat meningkatkan waktu tidur.
11. NexT...
• Dx. V
Libatkan semua orang terdekat dalam
pendidikan dan perencanaan perawatan
pasien dirumah.
Diskusikan kemungkinan adanya isolasi.
Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang
menjadi keluhan kecemasannya.