Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa dan kerusakan struktur tulang, menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor usia, menopause, gaya hidup, dan kondisi medis tertentu. Pencegahan meliputi asupan kalsium dan vitamin D yang memadai serta olah raga, sedangkan pengobatannya berupa obat-obatan seperti bif
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi sendi jari tangan, lutut, dan jari kaki yang terdiri dari sendi engsel dan geser, definisi gout sebagai penyakit akibat deposisi kristal asam urat, klasifikasi gout primer dan sekunder, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pengkajian, pemeriksaan diagnostik, pathway, diagnosa keperawatan,
Pasien laki-laki berusia 55 tahun mengeluh nyeri dada selama 6 bulan yang bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri. Pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi, dislipidemia, dan ayahnya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun.
Fungsi ginjal meliputi filtrasi darah, reabsorpsi selektif zat-zat terfiltrasi, dan sekresi produk metabolisme. Proses ini mempertahankan homeostasis cairan, elektrolit, dan status asam basa tubuh.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa dan kerusakan struktur tulang, menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor usia, menopause, gaya hidup, dan kondisi medis tertentu. Pencegahan meliputi asupan kalsium dan vitamin D yang memadai serta olah raga, sedangkan pengobatannya berupa obat-obatan seperti bif
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi sendi jari tangan, lutut, dan jari kaki yang terdiri dari sendi engsel dan geser, definisi gout sebagai penyakit akibat deposisi kristal asam urat, klasifikasi gout primer dan sekunder, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pengkajian, pemeriksaan diagnostik, pathway, diagnosa keperawatan,
Pasien laki-laki berusia 55 tahun mengeluh nyeri dada selama 6 bulan yang bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri. Pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi, dislipidemia, dan ayahnya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun.
Fungsi ginjal meliputi filtrasi darah, reabsorpsi selektif zat-zat terfiltrasi, dan sekresi produk metabolisme. Proses ini mempertahankan homeostasis cairan, elektrolit, dan status asam basa tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, mulai dari definisi, proses pembentukan tulang, klasifikasi, etiologi, hingga asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis. Secara ringkas, osteoporosis adalah penyakit tulang yang disebabkan penurunan massa dan kerapuhan tulang, yang dapat terjadi akibat faktor usia, hormon, atau penyakit lain.
Dokumen tersebut membahas tentang edema paru, yaitu penumpukan cairan di alveoli paru yang menyebabkan kesulitan bernapas. Edema paru dibedakan menjadi kardiogenik, yang disebabkan gagal jantung, dan non-kardiogenik, yang berkaitan dengan infeksi, cedera, atau kondisi medis lainnya. Gejala utama edema paru adalah sesak napas."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, diagnosis, perjalanan alamiah, terapi, dan pengelolaan gastritis serta gastropati yang disebabkan oleh obat-obatan seperti OAINS.
2. Gastritis dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan topografi, morfologi, dan etiologinya sesuai dengan klasifikasi Update Sydney System. Infeksi Helicobacter pylori merupakan penyebab
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa kondisi gangguan mobilitas fisik dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap imobilias, seperti gangguan muskoloskeletal, neurologis, nyeri, persepsi, kognitif, sosial dan psikologis. Kondisi tersebut dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan aktivitas sehari-hari seseorang.
Osteoartritis (OA) adalah gangguan yang ditandai dengan kerusakan sendi yang progresif dimana semua struktur sendi telah mengalami perubahan patologis. (Fauci, 2009)
Osteoarthritis merupakan kelainan sendi noninflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi (Dharmawirya, 2000).
Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun, terdiri dari definisi imunologi, sistem imun, dan imunitas. Kemudian membahas tentang fungsi sistem imun yang meliputi pertahanan terhadap agen eksojen dan endogen, homeostatis, dan pengawasan. Selanjutnya menjelaskan tentang respon imun yang terdiri dari non-spesifik dan spesifik.
Skenario menjelaskan tentang seorang perempuan 65 tahun yang mengeluh lemah separuh badan sebelah kanan dan disartria sejak satu hari sebelumnya. Perempuan tersebut menderita diabetes melitus dan hipertensi selama lima tahun terakhir.
Gout arthritis (radang asam urat) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah akibat gangguan metabolisme purin, yang menyebabkan penumpukan kristal asam urat di sendi dan jaringan sekitarnya, memicu peradangan. Gejalanya berupa nyeri hebat pada sendi kaki yang terjadi secara tiba-tiba di malam hari. Komplikasinya dapat berupa erosi sendi, hipertensi, at
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pasien dengan gangguan volume cairan ekstraseluler dan interstisial, mencakup konsep keseimbangan cairan tubuh, anatomi cairan tubuh, faktor yang mempengaruhinya, serta gangguan volume cairan seperti hipovolemia dan hipervolemia beserta penanganannya.
ITP adalah gangguan autoimun yang ditandai dengan penurunan jumlah trombosit akibat adanya autoantibodi yang menghancurkan trombosit. ITP dibedakan menjadi akut dan kronis, dan menyebabkan berbagai gejala perdarahan. Pengobatannya meliputi kortikosteroid, imunosupresan, dan splenektomi untuk kasus yang resisten.
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, mulai dari definisi, proses pembentukan tulang, klasifikasi, etiologi, hingga asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis. Secara ringkas, osteoporosis adalah penyakit tulang yang disebabkan penurunan massa dan kerapuhan tulang, yang dapat terjadi akibat faktor usia, hormon, atau penyakit lain.
Dokumen tersebut membahas tentang edema paru, yaitu penumpukan cairan di alveoli paru yang menyebabkan kesulitan bernapas. Edema paru dibedakan menjadi kardiogenik, yang disebabkan gagal jantung, dan non-kardiogenik, yang berkaitan dengan infeksi, cedera, atau kondisi medis lainnya. Gejala utama edema paru adalah sesak napas."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, diagnosis, perjalanan alamiah, terapi, dan pengelolaan gastritis serta gastropati yang disebabkan oleh obat-obatan seperti OAINS.
2. Gastritis dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan topografi, morfologi, dan etiologinya sesuai dengan klasifikasi Update Sydney System. Infeksi Helicobacter pylori merupakan penyebab
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa kondisi gangguan mobilitas fisik dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap imobilias, seperti gangguan muskoloskeletal, neurologis, nyeri, persepsi, kognitif, sosial dan psikologis. Kondisi tersebut dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan aktivitas sehari-hari seseorang.
Osteoartritis (OA) adalah gangguan yang ditandai dengan kerusakan sendi yang progresif dimana semua struktur sendi telah mengalami perubahan patologis. (Fauci, 2009)
Osteoarthritis merupakan kelainan sendi noninflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi (Dharmawirya, 2000).
Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun, terdiri dari definisi imunologi, sistem imun, dan imunitas. Kemudian membahas tentang fungsi sistem imun yang meliputi pertahanan terhadap agen eksojen dan endogen, homeostatis, dan pengawasan. Selanjutnya menjelaskan tentang respon imun yang terdiri dari non-spesifik dan spesifik.
Skenario menjelaskan tentang seorang perempuan 65 tahun yang mengeluh lemah separuh badan sebelah kanan dan disartria sejak satu hari sebelumnya. Perempuan tersebut menderita diabetes melitus dan hipertensi selama lima tahun terakhir.
Gout arthritis (radang asam urat) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah akibat gangguan metabolisme purin, yang menyebabkan penumpukan kristal asam urat di sendi dan jaringan sekitarnya, memicu peradangan. Gejalanya berupa nyeri hebat pada sendi kaki yang terjadi secara tiba-tiba di malam hari. Komplikasinya dapat berupa erosi sendi, hipertensi, at
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pasien dengan gangguan volume cairan ekstraseluler dan interstisial, mencakup konsep keseimbangan cairan tubuh, anatomi cairan tubuh, faktor yang mempengaruhinya, serta gangguan volume cairan seperti hipovolemia dan hipervolemia beserta penanganannya.
ITP adalah gangguan autoimun yang ditandai dengan penurunan jumlah trombosit akibat adanya autoantibodi yang menghancurkan trombosit. ITP dibedakan menjadi akut dan kronis, dan menyebabkan berbagai gejala perdarahan. Pengobatannya meliputi kortikosteroid, imunosupresan, dan splenektomi untuk kasus yang resisten.
- Idiopathic trombositopenic purpura (ITP) adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan trombositopenia akibat antibodi yang menghancurkan trombosit. Gejalanya berupa perdarahan kulit dan mukosa. Diagnosis didasarkan pada hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan penurunan jumlah trombosit. Pengobatannya meliputi tindakan suportif, kortikosteroid, imunoglobulin intravena, dan transfusi trombosit. Pro
Dokumen tersebut membahas kasus seorang dokter internship yang mengalami demam dan menggigil selama 7 hari. Pada pemeriksaan darah ditemukan makrogametosit berbentuk seperti pisang. Dokter tersebut bertugas di daerah endemik malaria tanpa melakukan kemoprofilaksis. Dokumen ini berisi analisis gejala, hasil laboratorium, penatalaksanaan, dan pencegahan kasus malaria.
1. Seorang wanita paruh baya datang dengan keluhan bintik-bintik pada lengan dan darah dari hidung. Tidak ada riwayat penyakit lain.
2. Pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda perdarahan seperti peteki dan epistaksis. Diagnosis banding meliputi ITP, defisiensi vitamin K, von Willebrand disease, dan trombositosis esensial.
3. Langkah diagnosis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan labor
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Graves, termasuk etiologi, patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, dan penatalaksanaannya. Penyakit ini disebabkan oleh autoimunitas terhadap antigen pada kelenjar tiroid dan menyebabkan hipertiroidisme. Terapi utama meliputi obat anti-tiroid, yodium radioaktif, atau bedah tiroid. Komplikasi seperti krisis tiroid dapat ditangani secara agres
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptssuser0c40b4
Miastenia gravis adalah gangguan pada neuromuscular junction yang ditandai dengan kelemahan otot yang fluktuatif. Terjadi akibat adanya antibodi terhadap reseptor asetilkolin yang menghambat pelepasan neurotransmitter. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium seperti tes antibodi dan elektrodiagnostik. Penatalaksanaan meliputi obat anti-kolinesterase dan imunosupresi.
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom nefrotik, yaitu manifestasi klinik glomerulonefritis yang ditandai dengan proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema. Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh glomerulonefritis primer maupun sekunder yang dipengaruhi berbagai faktor seperti infeksi, penyakit sistemik, atau obat-obatan. Gejala umum sindrom nefrotik antara lain proteinuria, hipoalbuminemia,
Gangguan pembekuan darah atau koagulasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan faktor koagulasi, trombosit, atau aktivitas fibrinolitik. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Terapi meliputi faktor pengganti, desmopresin, asam traneksamat, dan imunoglobulin."
1. Talasemia adalah penyakit keturunan yang membabitkan sel darah merah akibat gangguan sintesis globin hemoglobin.
2. Ia mempunyai dua klasifikasi utama iaitu talasemia minor dan talasemia major, dengan talasemia major memerlukan rawatan seperti pemindahan darah.
3. Manifestasi klinikalnya termasuk anemia, hepatosplenomegaly, dan kegagalan pertumbuhan.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. Definisi ITP (Idiopatik Trombositopenia
Purpura
ITP adalah singkatan dari Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti
tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic
berarti darah yang tidak cukup memiliki keping
darah (trombosit). Purpura berarti seseorang
memiliki luka memar yang banyak (berlebihan).
Istilah ITP ini juga merupakan singkatan dari
Immune Thrombocytopenic Purpura. (Family
Doctor, 2006).
Idiophatic (Autoimmune) Trobocytopenic Purpura
(ITP/ATP) merupakan kelainan autoimun dimana
autoanti body Ig G dibentuk untuk mengikat
trombosit. Tidak jelas apakah antigen pada
permukaan trombosit dibentuk. Meskipun antibodi
antitrombosit dapat mengikat komplemen,
trombosit tidak rusak oleh lisis langsung
3. Etiologi..
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara
pasti, mekanisme yang terjadi melalui
pembentukan antibodi yang menyerang sel
trombosit, sehingga sel trombosit
mati.(Imran, 2008).
Penyakit ini diduga melibatkan reaksi
autoimun, dimana tubuh menghasilkan
antibodi yang menyerang trombositnya
sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah
respons tubuh yang sehat terhadap bakteri
atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi
untuk penderita ITP, antibodinya bahkan
menyerang sel-sel keping darah tubuhnya
sendiri. (Family Doctor, 2006).
4. Patofisiologi
Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi
Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup
trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan –
gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia,
palling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit
dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP, yang
memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan
trombosit hospes.
Meskipun terikat pada permukaan trombosit, antibodi ini tidak
menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit
dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung
molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan
oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk IgG
dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan
trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae.
6. ITP penyebab pasti belum diketahui
(idiopatik) tetapi kemungkinan akibat dari:
Hipersplenisme,
Infeksi virus,
Intoksikasi makanan/obat (asetosal para
amino salisilat (PAS). Fenil butazon,
diamokkina, sedormid).
Bahan kimia,
Pengaruh fisi (radiasi, panas),
Kekurangan factor pematangan (malnutrisi),
Koagulasi intra vascular diseminata CKID,
Autoimnue.
7. Klasifikasi ITP
Akut
Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah
diagnosis (remisi spontan).
Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
Kronik
Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah
diagnosis.
Awitan tersembunyi dan berbahaya.
Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.
Bentuk ini terutama pada orang dewasa.
Kambuhan
Mula-mula terjadi trombositopenia.
Relaps berulang.
Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh
8. Manifestasi Klinis
Ada banyak sekali yang menjadi gejala
dan tanda dari penyakit ITP,di antaranya:
◦ Perdarahan gusi
◦ Mudah memar
◦ Epistaksis (perdarahan dari hidung/mimisan)
◦ Purpura (perdarahan kecil di dalam kulit)
◦ Petekia (bintik merah kecil)
◦ Perdarahan saluran pencernaan
◦ Menometrorrhagia dan atau menoragia
(perdarahan dari uterus yang
berlebihan/siklus menstrulasi yang abnormal)
◦ Akibat kurangnya jumlah trombosit darah
tidak dapat dibekukan dan lain2
9. Komplikasi ITP
Yang menjadi komplikasi dari penyakit ITP
ini antara lain :
Perdarahan intrakranial (pada kepala).
Ini penyebab utama kematian penderita
ITP.
Kehilangan darah yang luar biasa.
Efek samping dari kortikosteroid.
Infeksi pneumococcal. Infeksi ini
biasanya didapat setelah pasien
mendapat terapi splenektomi. Si
penderita juga umumnya akan mengalami
demam sekitar 38,8 C.
10. Penatalaksanaan Medis
ITP Akut
Ringan : observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit
belum naik, maka berikan kortikosteroid.
Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin per IV.
Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi
trombosit.
ITP Menahun
Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
Misalnya : prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak
berespon terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin
(IV).
Imunosupressan : 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari
peroral.
Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral.
Splenektomi.
11. Lanjutan…
Indikasi :
Resisten terhadap pemberian kortikosteroid
dan imunosupresif selama 2 – 3 bulan.
Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6
bulan pemberian kortikosteroid saja dengan
gambaran klinis sedang sampai berat.
Penderita yang menunjukkan respon terhadap
kortikosteroid namun perlu dosis tinggi untuk
mempertahankan klinis yang baik tanpa
perdarahan.
Kontra indikasi :
Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa
terhadap infeksi belum dapat diambil alih
oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar
getah bening dan thymus)
12. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan darah lengkap. Pada
pemeriksaan ini ditemukan bahwa :
◦ Hb sedikit berkurang, eritrosit normositer,
bila anemi berat hypochrome mycrosyter.
◦ Lekosit meninggi pada fase perdarahan
dengan dominasi PMN.
◦ Pada fase perdarahan, jumlah trombosit
rendah dan bentuknya abnormal. (trombosit
di bawah 20 ribu / mm3).
◦ Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada
anak
◦ Pemeriksaan darah tepi.
◦ Hematokrit normal atau sedikit berkurang
13. Aspirasi sumsum tulang
◦ Jumlah megakaryosit normal atau
bertambah, kadang mudah sekali
morfologi megakaryosit abnormal (ukuran
sangat besar, inti nonboluted, sitoplasma
sedikit atau tanpa granula).
◦ Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan
evaluasi hapusan darah tepi merupakan
pemeriksaan laboratorium pertama yang
terpentong. Karena dengan cara ini dapat
ditentukan dengan cepat adanya
trombositopenia dan kadang-kadang dapat
ditentukan penyebabnya.
14. Asuhan Keperawatan
◦ Pengkajian
Identitas Klien : nama, umur, jenis kelamin, no.
Registrasi
Anamnesa
Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun
di bawah 20.000.
Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.
Tanda-tanda perdarahan.
Petekie terjadi spontan.
Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.
Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran
pernafasan.
Menoragie.
Hematuria.
Perdarahan gastrointestinal.
16. Aktivitas / istirahat.
Gejala :Keletihan, kelemahan, malaise umum. Toleransi
terhadap latihan rendah.
Tanda : Takikardia / takipnea, dispnea pada
beraktivitas/istirahat. Kelemahan otot dan penurunan
kekuatan.
Sirkulasi.
Gejala :Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya
perdarahan GI kronis, menstruasi berat. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
Integritas ego.
Gejala :Keyakinan agama / budaya mempengaruhi
pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah.
Tanda : Depresi.
17. Eliminasi
Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare,
konstipasi.
Tanda :Distensi abdomen.
Makanan / cairan.
Gejala : Penurunan masukan diet. Mual dan muntah.
Tanda : Turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.
Neurosensori.
Gejala : Sakit kepala, pusing. Kelemahan, penurunan penglihatan.
Tanda : Epistaksis.
Mental : Tak mampu berespons (lambat dan dangkal).
Nyeri / kenyamanan.
Gejala :Nyeri abdomen, sakit kepala.
Tanda :Takipnea, dispnea.
Pernafasan.
Gejala : Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : Takipnea, dispnea.
Keamanan
Gejala :Penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah
sebelumnya.
Tanda :Petekie, ekimosis.
18. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul dikelompokkan
dan dianalisis untuk menentukan masalah
klien. Untuk mengelompokkan data ini dilihat
dari jenis data yang meliputi data subyek dan
dan data obyek. Data subyek adalah data
yang diambil dari ungkapan klien atau
keluarga klien sedangkan data obyek adalah
data yang didapat dari suatu pengamatan atau
pendapat yang digunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan. Data tersebut juga
bisa diperoleh dari keadaan klien yang tidak
sesuai dengan standart kriteria yang sudah
ada.
19. Diagnosa Keperawatan
◦ Kekurangan volume cairan b.d
perdarahan.
◦ Perubahan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen dan nutrisi
ke sel.
◦ Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan.
20. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria
Hasil
Intervensi dan Rasional
1. Kekurangan
volume cairan
elektrolit b.d
perdarahan.
Menghent
ikan
perdarah
an dan
Memenuh
i
kebutuha
n Cairan .
Kriteria hasil:
Perdarahan
dapat
teratasi
Cairan
pasien dapat
diatasi
Berikan nutrisi yang adekuat secara
kualitas maupun kuantitas.
Rasional : mencukupi kebutuhan
kalori setiap hari.
Berikan makanan dalam porsi kecil
tapi sering.
Rasional : porsi lebih kecil dapat
meningkatkan masukan yang sesuai
dengan kalori.
Pantau pemasukan makanan dan
timbang berat badan setiap hari.
Rasional : anoreksia dan kelemahan
dapat mengakibatkan penurunan
berat badan dan malnutrisi yang
serius.
Lakukan konsultasi dengan ahli diet.
Rasional : sangat bermanfaat dalam
perhitungan dan penyesuaian diet
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
Libatkan keluarga pasien dalam
perencanaan makan sesuai dengan
indikasi.
Rasional : meningkatkan rasa
keterlibatannya, memberikan
informasi pada keluarga untuk
memahami kebutuhan nutrisi pasien.
21. 2. Perubahan
perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
penurunan
kosentrasi Hb
dan darah;
suplai oksigen
berkurang.
Tekanan
darah
normal.
Pangisia
n kapiler
baik.
Menunjuka
n
perbaikan
perfusi
yang
dibuktikan
dengan
TTV stabil.
Awasi TTV, kaji pengisian
kapiler.
Rasional : memberikan
informasi tentang derajat/
keadekuatan perfusi
jaringan dan membantu
menentukan kebutuhan
intervensi.
Tinggikan kepala tempat
tidur sesuai toleransi.
Rasional : meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi
untuk kebutuhan seluler.
Kaji untuk respon verbal
melambat, mudah
terangasang.
Rasional : dapat
mengindikasikan gangguan
fungsi serebral karena
hipoksia.
Awasi upaya parnaf`asan,
auskultasi bunyi nafas.
Rasional : dispne karena
regangan jantung lama /
peningkatan kompensasi
curah jantung.
22. 3. Intoleransi
aktivitas
berhubunga
n dengan
kelemahan.
Meningkat
kan
partisipasi
dalam
aktivitas.
Menunjukk
an
peningkata
n toleransi
aktivitas.
Kaji kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas
normal, catat laporan
kelemahan, keletihan.
Rasional : mempengaruhi
pilihan intervensi.
Awasi TD, nadi, pernafasan.
Rasional : manifestasi
kardiopulmonal dari upaya
jantung dan paru untuk
emmbawa jumlah oksigen ke
jaringan.
Berikan lingkungan tenang.
Rasional : meningkatkan
istirahat untuk menurunkan
kebutuhan oksigen tubuh.
Ubah posisi pasien dengan
perlahan dan pantau terhadap
pusing.
Rasional : hipotensi postural /
hipoksin serebral
menyebabkan pusing,
berdenyut dan peningkatan
resiko cedera.
24. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
• Pasien akan menunjukkan
pola
• pernapasan yang efektif
• Pasien akan menunjukkan
tingkat kenyamanan
• Pasien akan menunjukkan
penghematan energy
• Pasien akan menunjukkan
termoregulasi.