SlideShare a Scribd company logo
ITP ( Idiopatik
Trombositopenia Purpura)
Kelompok 1 :
- Muftiawati
- Risnawati
- Siti Toyibatul K
- Siti Elsah
- Stephania Oldalia
- Intan Arafah
- Ismi Kusumadewi
-Cicih Ayu Yulianti
-Rizka Ayu Pratiwi
- Fatiyah Makiyah
- Lufiana Nurul U
- Yumatul Hindyah
Definisi ITP (Idiopatik Trombositopenia
Purpura
 ITP adalah singkatan dari Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti
tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic
berarti darah yang tidak cukup memiliki keping
darah (trombosit). Purpura berarti seseorang
memiliki luka memar yang banyak (berlebihan).
Istilah ITP ini juga merupakan singkatan dari
Immune Thrombocytopenic Purpura. (Family
Doctor, 2006).
 Idiophatic (Autoimmune) Trobocytopenic Purpura
(ITP/ATP) merupakan kelainan autoimun dimana
autoanti body Ig G dibentuk untuk mengikat
trombosit. Tidak jelas apakah antigen pada
permukaan trombosit dibentuk. Meskipun antibodi
antitrombosit dapat mengikat komplemen,
trombosit tidak rusak oleh lisis langsung
Etiologi..
 Penyebab dari ITP tidak diketahui secara
pasti, mekanisme yang terjadi melalui
pembentukan antibodi yang menyerang sel
trombosit, sehingga sel trombosit
mati.(Imran, 2008).
 Penyakit ini diduga melibatkan reaksi
autoimun, dimana tubuh menghasilkan
antibodi yang menyerang trombositnya
sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah
respons tubuh yang sehat terhadap bakteri
atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi
untuk penderita ITP, antibodinya bahkan
menyerang sel-sel keping darah tubuhnya
sendiri. (Family Doctor, 2006).
Patofisiologi
 Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi
Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup
trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan –
gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia,
palling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit
dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP, yang
memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan
trombosit hospes.
 Meskipun terikat pada permukaan trombosit, antibodi ini tidak
menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit
dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung
molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan
oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk IgG
dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan
trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae.
PATHWAY..
ITP penyebab pasti belum diketahui
(idiopatik) tetapi kemungkinan akibat dari:
 Hipersplenisme,
 Infeksi virus,
 Intoksikasi makanan/obat (asetosal para
amino salisilat (PAS). Fenil butazon,
diamokkina, sedormid).
 Bahan kimia,
 Pengaruh fisi (radiasi, panas),
 Kekurangan factor pematangan (malnutrisi),
 Koagulasi intra vascular diseminata CKID,
 Autoimnue.
Klasifikasi ITP
Akut
 Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
 Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah
diagnosis (remisi spontan).
 Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
Kronik
 Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah
diagnosis.
 Awitan tersembunyi dan berbahaya.
 Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.
 Bentuk ini terutama pada orang dewasa.
Kambuhan
 Mula-mula terjadi trombositopenia.
 Relaps berulang.
 Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh
Manifestasi Klinis
 Ada banyak sekali yang menjadi gejala
dan tanda dari penyakit ITP,di antaranya:
◦ Perdarahan gusi
◦ Mudah memar
◦ Epistaksis (perdarahan dari hidung/mimisan)
◦ Purpura (perdarahan kecil di dalam kulit)
◦ Petekia (bintik merah kecil)
◦ Perdarahan saluran pencernaan
◦ Menometrorrhagia dan atau menoragia
(perdarahan dari uterus yang
berlebihan/siklus menstrulasi yang abnormal)
◦ Akibat kurangnya jumlah trombosit darah
tidak dapat dibekukan dan lain2
Komplikasi ITP
Yang menjadi komplikasi dari penyakit ITP
ini antara lain :
 Perdarahan intrakranial (pada kepala).
Ini penyebab utama kematian penderita
ITP.
 Kehilangan darah yang luar biasa.
 Efek samping dari kortikosteroid.
 Infeksi pneumococcal. Infeksi ini
biasanya didapat setelah pasien
mendapat terapi splenektomi. Si
penderita juga umumnya akan mengalami
demam sekitar 38,8 C.
Penatalaksanaan Medis
ITP Akut
 Ringan : observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
 Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit
belum naik, maka berikan kortikosteroid.
 Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin per IV.
 Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi
trombosit.
ITP Menahun
 Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
Misalnya : prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak
berespon terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin
(IV).
 Imunosupressan : 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari
peroral.
 Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
 Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral.
 Splenektomi.
Lanjutan…
Indikasi :
 Resisten terhadap pemberian kortikosteroid
dan imunosupresif selama 2 – 3 bulan.
 Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6
bulan pemberian kortikosteroid saja dengan
gambaran klinis sedang sampai berat.
 Penderita yang menunjukkan respon terhadap
kortikosteroid namun perlu dosis tinggi untuk
mempertahankan klinis yang baik tanpa
perdarahan.
Kontra indikasi :
 Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa
terhadap infeksi belum dapat diambil alih
oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar
getah bening dan thymus)
Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan darah lengkap. Pada
pemeriksaan ini ditemukan bahwa :
◦ Hb sedikit berkurang, eritrosit normositer,
bila anemi berat hypochrome mycrosyter.
◦ Lekosit meninggi pada fase perdarahan
dengan dominasi PMN.
◦ Pada fase perdarahan, jumlah trombosit
rendah dan bentuknya abnormal. (trombosit
di bawah 20 ribu / mm3).
◦ Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada
anak
◦ Pemeriksaan darah tepi.
◦ Hematokrit normal atau sedikit berkurang
 Aspirasi sumsum tulang
◦ Jumlah megakaryosit normal atau
bertambah, kadang mudah sekali
morfologi megakaryosit abnormal (ukuran
sangat besar, inti nonboluted, sitoplasma
sedikit atau tanpa granula).
◦ Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan
evaluasi hapusan darah tepi merupakan
pemeriksaan laboratorium pertama yang
terpentong. Karena dengan cara ini dapat
ditentukan dengan cepat adanya
trombositopenia dan kadang-kadang dapat
ditentukan penyebabnya.
Asuhan Keperawatan
◦ Pengkajian
 Identitas Klien : nama, umur, jenis kelamin, no.
Registrasi
 Anamnesa
 Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun
di bawah 20.000.
 Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.
 Tanda-tanda perdarahan.
 Petekie terjadi spontan.
 Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.
 Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran
pernafasan.
 Menoragie.
 Hematuria.
 Perdarahan gastrointestinal.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IDIOPATIK
TROMBOSITOPENIA PURPURA (ITP)
 Aktivitas / istirahat.
 Gejala :Keletihan, kelemahan, malaise umum. Toleransi
terhadap latihan rendah.
 Tanda : Takikardia / takipnea, dispnea pada
beraktivitas/istirahat. Kelemahan otot dan penurunan
kekuatan.
 Sirkulasi.
 Gejala :Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya
perdarahan GI kronis, menstruasi berat. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
 Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
 Integritas ego.
 Gejala :Keyakinan agama / budaya mempengaruhi
pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah.
 Tanda : Depresi.
 Eliminasi
 Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare,
konstipasi.
 Tanda :Distensi abdomen.
 Makanan / cairan.
 Gejala : Penurunan masukan diet. Mual dan muntah.
 Tanda : Turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.
 Neurosensori.
 Gejala : Sakit kepala, pusing. Kelemahan, penurunan penglihatan.
 Tanda : Epistaksis.
 Mental : Tak mampu berespons (lambat dan dangkal).
 Nyeri / kenyamanan.
 Gejala :Nyeri abdomen, sakit kepala.
 Tanda :Takipnea, dispnea.
 Pernafasan.
 Gejala : Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.
 Tanda : Takipnea, dispnea.
Keamanan
 Gejala :Penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah
sebelumnya.
 Tanda :Petekie, ekimosis.
Analisa Data
 Data yang sudah terkumpul dikelompokkan
dan dianalisis untuk menentukan masalah
klien. Untuk mengelompokkan data ini dilihat
dari jenis data yang meliputi data subyek dan
dan data obyek. Data subyek adalah data
yang diambil dari ungkapan klien atau
keluarga klien sedangkan data obyek adalah
data yang didapat dari suatu pengamatan atau
pendapat yang digunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan. Data tersebut juga
bisa diperoleh dari keadaan klien yang tidak
sesuai dengan standart kriteria yang sudah
ada.
Diagnosa Keperawatan
◦ Kekurangan volume cairan b.d
perdarahan.
◦ Perubahan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen dan nutrisi
ke sel.
◦ Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria
Hasil
Intervensi dan Rasional
1. Kekurangan
volume cairan
elektrolit b.d
perdarahan.
Menghent
ikan
perdarah
an dan
Memenuh
i
kebutuha
n Cairan .
Kriteria hasil:
Perdarahan
dapat
teratasi
Cairan
pasien dapat
diatasi
Berikan nutrisi yang adekuat secara
kualitas maupun kuantitas.
Rasional : mencukupi kebutuhan
kalori setiap hari.
Berikan makanan dalam porsi kecil
tapi sering.
Rasional : porsi lebih kecil dapat
meningkatkan masukan yang sesuai
dengan kalori.
Pantau pemasukan makanan dan
timbang berat badan setiap hari.
Rasional : anoreksia dan kelemahan
dapat mengakibatkan penurunan
berat badan dan malnutrisi yang
serius.
Lakukan konsultasi dengan ahli diet.
Rasional : sangat bermanfaat dalam
perhitungan dan penyesuaian diet
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
Libatkan keluarga pasien dalam
perencanaan makan sesuai dengan
indikasi.
Rasional : meningkatkan rasa
keterlibatannya, memberikan
informasi pada keluarga untuk
memahami kebutuhan nutrisi pasien.
2. Perubahan
perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
penurunan
kosentrasi Hb
dan darah;
suplai oksigen
berkurang.
Tekanan
darah
normal.
Pangisia
n kapiler
baik.
Menunjuka
n
perbaikan
perfusi
yang
dibuktikan
dengan
TTV stabil.
Awasi TTV, kaji pengisian
kapiler.
Rasional : memberikan
informasi tentang derajat/
keadekuatan perfusi
jaringan dan membantu
menentukan kebutuhan
intervensi.
Tinggikan kepala tempat
tidur sesuai toleransi.
Rasional : meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi
untuk kebutuhan seluler.
Kaji untuk respon verbal
melambat, mudah
terangasang.
Rasional : dapat
mengindikasikan gangguan
fungsi serebral karena
hipoksia.
Awasi upaya parnaf`asan,
auskultasi bunyi nafas.
Rasional : dispne karena
regangan jantung lama /
peningkatan kompensasi
curah jantung.
3. Intoleransi
aktivitas
berhubunga
n dengan
kelemahan.
Meningkat
kan
partisipasi
dalam
aktivitas.
Menunjukk
an
peningkata
n toleransi
aktivitas.
Kaji kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas
normal, catat laporan
kelemahan, keletihan.
Rasional : mempengaruhi
pilihan intervensi.
Awasi TD, nadi, pernafasan.
Rasional : manifestasi
kardiopulmonal dari upaya
jantung dan paru untuk
emmbawa jumlah oksigen ke
jaringan.
Berikan lingkungan tenang.
Rasional : meningkatkan
istirahat untuk menurunkan
kebutuhan oksigen tubuh.
Ubah posisi pasien dengan
perlahan dan pantau terhadap
pusing.
Rasional : hipotensi postural /
hipoksin serebral
menyebabkan pusing,
berdenyut dan peningkatan
resiko cedera.
Implementasi
 Implementasi sesuai dengan ITP
dengan intervensi yang sudah
ditetapkan (sesuai dengan literature).
Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
• Pasien akan menunjukkan
pola
• pernapasan yang efektif
• Pasien akan menunjukkan
tingkat kenyamanan
• Pasien akan menunjukkan
penghematan energy
• Pasien akan menunjukkan
termoregulasi.

More Related Content

What's hot

Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
gustians
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
Nathania Longkutoy
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
SofiaNofianti
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
fikri asyura
 
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisikGangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisik
RandyYusuf DLipz
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul Demam
Aulia Amani
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Rindang Abas
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
Juni Royntan Tampubolon
 
Gastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagGastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maag
Meironi Waimir
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
fikri asyura
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Yabniel Lit Jingga
 
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi) Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Ginanjar Puspanegara
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Aulia Amani
 
Gout arthritis mine
Gout arthritis mineGout arthritis mine
Gout arthritis mine
Pharmacy
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan (hati)
Anatomi fisiologi sistem pencernaan (hati)Anatomi fisiologi sistem pencernaan (hati)
Anatomi fisiologi sistem pencernaan (hati)
Ariandita Atias
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
AKPER PEMDA INDRAMAYU
 
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuhManajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Wayan Sutresna Yasa
 
Hormon kelenjar adrenalin
Hormon kelenjar adrenalinHormon kelenjar adrenalin
Hormon kelenjar adrenalin
Rolly Scavengers
 

What's hot (20)

Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisikGangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisik
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul Demam
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
Gastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagGastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maag
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Penyakit alzheimer
Penyakit alzheimerPenyakit alzheimer
Penyakit alzheimer
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi) Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
 
Gout arthritis mine
Gout arthritis mineGout arthritis mine
Gout arthritis mine
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan (hati)
Anatomi fisiologi sistem pencernaan (hati)Anatomi fisiologi sistem pencernaan (hati)
Anatomi fisiologi sistem pencernaan (hati)
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuhManajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
Manajemen pasien dengan gangguan cairan t ubuh
 
Hormon kelenjar adrenalin
Hormon kelenjar adrenalinHormon kelenjar adrenalin
Hormon kelenjar adrenalin
 

Similar to ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx

ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
Ariandita Atias
 
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpuraAskep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
Brothers Hen's
 
ppt ITP.pptx
ppt ITP.pptxppt ITP.pptx
ppt ITP.pptx
NadelaAfif
 
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura TrombocytopenicRefrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Kharima SD
 
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sriTuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
martaagustinasirait
 
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgAsuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
rena rasyidah
 
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
AhmadFahrozi7
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
dodyprasetia2
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
dodyprasetia2
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
dodyprasetia2
 
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptxPPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
Siti Jazirotul Jannah
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7b
Ai Coryde
 
188549557 penyakit-graves-1-k(1)
188549557 penyakit-graves-1-k(1)188549557 penyakit-graves-1-k(1)
188549557 penyakit-graves-1-k(1)
Herani Pratiwi
 
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptKP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
ssuser0c40b4
 
153075631 case-sn
153075631 case-sn153075631 case-sn
153075631 case-sn
homeworkping4
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Chintyapsari
 
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIKGANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
Muhammad Nasrullah
 
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptxNEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
FadlyMuchtar2
 

Similar to ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx (20)

ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
 
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpuraAskep idiopathic thrombocytopenic purpura
Askep idiopathic thrombocytopenic purpura
 
ppt ITP.pptx
ppt ITP.pptxppt ITP.pptx
ppt ITP.pptx
 
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura TrombocytopenicRefrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
Refrat Idiopathic Purpura Trombocytopenic
 
Anak itp
Anak   itpAnak   itp
Anak itp
 
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sriTuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
Tuberkulosis milier (milliary tb) dosen pkk ibu sri
 
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
 
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgAsuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
 
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptxPPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7b
 
188549557 penyakit-graves-1-k(1)
188549557 penyakit-graves-1-k(1)188549557 penyakit-graves-1-k(1)
188549557 penyakit-graves-1-k(1)
 
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptKP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
 
153075631 case-sn
153075631 case-sn153075631 case-sn
153075631 case-sn
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
 
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIKGANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
 
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptxNEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
 

Recently uploaded

farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 

Recently uploaded (20)

farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 

ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx

  • 1. ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura) Kelompok 1 : - Muftiawati - Risnawati - Siti Toyibatul K - Siti Elsah - Stephania Oldalia - Intan Arafah - Ismi Kusumadewi -Cicih Ayu Yulianti -Rizka Ayu Pratiwi - Fatiyah Makiyah - Lufiana Nurul U - Yumatul Hindyah
  • 2. Definisi ITP (Idiopatik Trombositopenia Purpura  ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini juga merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura. (Family Doctor, 2006).  Idiophatic (Autoimmune) Trobocytopenic Purpura (ITP/ATP) merupakan kelainan autoimun dimana autoanti body Ig G dibentuk untuk mengikat trombosit. Tidak jelas apakah antigen pada permukaan trombosit dibentuk. Meskipun antibodi antitrombosit dapat mengikat komplemen, trombosit tidak rusak oleh lisis langsung
  • 3. Etiologi..  Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel trombosit mati.(Imran, 2008).  Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri. (Family Doctor, 2006).
  • 4. Patofisiologi  Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan – gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, palling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes.  Meskipun terikat pada permukaan trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae.
  • 6. ITP penyebab pasti belum diketahui (idiopatik) tetapi kemungkinan akibat dari:  Hipersplenisme,  Infeksi virus,  Intoksikasi makanan/obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon, diamokkina, sedormid).  Bahan kimia,  Pengaruh fisi (radiasi, panas),  Kekurangan factor pematangan (malnutrisi),  Koagulasi intra vascular diseminata CKID,  Autoimnue.
  • 7. Klasifikasi ITP Akut  Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.  Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi spontan).  Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya. Kronik  Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.  Awitan tersembunyi dan berbahaya.  Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.  Bentuk ini terutama pada orang dewasa. Kambuhan  Mula-mula terjadi trombositopenia.  Relaps berulang.  Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh
  • 8. Manifestasi Klinis  Ada banyak sekali yang menjadi gejala dan tanda dari penyakit ITP,di antaranya: ◦ Perdarahan gusi ◦ Mudah memar ◦ Epistaksis (perdarahan dari hidung/mimisan) ◦ Purpura (perdarahan kecil di dalam kulit) ◦ Petekia (bintik merah kecil) ◦ Perdarahan saluran pencernaan ◦ Menometrorrhagia dan atau menoragia (perdarahan dari uterus yang berlebihan/siklus menstrulasi yang abnormal) ◦ Akibat kurangnya jumlah trombosit darah tidak dapat dibekukan dan lain2
  • 9. Komplikasi ITP Yang menjadi komplikasi dari penyakit ITP ini antara lain :  Perdarahan intrakranial (pada kepala). Ini penyebab utama kematian penderita ITP.  Kehilangan darah yang luar biasa.  Efek samping dari kortikosteroid.  Infeksi pneumococcal. Infeksi ini biasanya didapat setelah pasien mendapat terapi splenektomi. Si penderita juga umumnya akan mengalami demam sekitar 38,8 C.
  • 10. Penatalaksanaan Medis ITP Akut  Ringan : observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.  Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka berikan kortikosteroid.  Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IV.  Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. ITP Menahun  Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misalnya : prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV).  Imunosupressan : 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral.  Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.  Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral.  Splenektomi.
  • 11. Lanjutan… Indikasi :  Resisten terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2 – 3 bulan.  Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat.  Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu dosis tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan. Kontra indikasi :  Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)
  • 12. Pemeriksaan Diagnostik Pada pemeriksaan darah lengkap. Pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa : ◦ Hb sedikit berkurang, eritrosit normositer, bila anemi berat hypochrome mycrosyter. ◦ Lekosit meninggi pada fase perdarahan dengan dominasi PMN. ◦ Pada fase perdarahan, jumlah trombosit rendah dan bentuknya abnormal. (trombosit di bawah 20 ribu / mm3). ◦ Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada anak ◦ Pemeriksaan darah tepi. ◦ Hematokrit normal atau sedikit berkurang
  • 13.  Aspirasi sumsum tulang ◦ Jumlah megakaryosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali morfologi megakaryosit abnormal (ukuran sangat besar, inti nonboluted, sitoplasma sedikit atau tanpa granula). ◦ Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi hapusan darah tepi merupakan pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong. Karena dengan cara ini dapat ditentukan dengan cepat adanya trombositopenia dan kadang-kadang dapat ditentukan penyebabnya.
  • 14. Asuhan Keperawatan ◦ Pengkajian  Identitas Klien : nama, umur, jenis kelamin, no. Registrasi  Anamnesa  Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.  Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.  Tanda-tanda perdarahan.  Petekie terjadi spontan.  Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.  Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.  Menoragie.  Hematuria.  Perdarahan gastrointestinal.
  • 15. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA (ITP)
  • 16.  Aktivitas / istirahat.  Gejala :Keletihan, kelemahan, malaise umum. Toleransi terhadap latihan rendah.  Tanda : Takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas/istirahat. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.  Sirkulasi.  Gejala :Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat. Palpitasi (takikardia kompensasi).  Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.  Integritas ego.  Gejala :Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah.  Tanda : Depresi.
  • 17.  Eliminasi  Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi.  Tanda :Distensi abdomen.  Makanan / cairan.  Gejala : Penurunan masukan diet. Mual dan muntah.  Tanda : Turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.  Neurosensori.  Gejala : Sakit kepala, pusing. Kelemahan, penurunan penglihatan.  Tanda : Epistaksis.  Mental : Tak mampu berespons (lambat dan dangkal).  Nyeri / kenyamanan.  Gejala :Nyeri abdomen, sakit kepala.  Tanda :Takipnea, dispnea.  Pernafasan.  Gejala : Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.  Tanda : Takipnea, dispnea. Keamanan  Gejala :Penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya.  Tanda :Petekie, ekimosis.
  • 18. Analisa Data  Data yang sudah terkumpul dikelompokkan dan dianalisis untuk menentukan masalah klien. Untuk mengelompokkan data ini dilihat dari jenis data yang meliputi data subyek dan dan data obyek. Data subyek adalah data yang diambil dari ungkapan klien atau keluarga klien sedangkan data obyek adalah data yang didapat dari suatu pengamatan atau pendapat yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan. Data tersebut juga bisa diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standart kriteria yang sudah ada.
  • 19. Diagnosa Keperawatan ◦ Kekurangan volume cairan b.d perdarahan. ◦ Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel. ◦ Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
  • 20. Intervensi Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional 1. Kekurangan volume cairan elektrolit b.d perdarahan. Menghent ikan perdarah an dan Memenuh i kebutuha n Cairan . Kriteria hasil: Perdarahan dapat teratasi Cairan pasien dapat diatasi Berikan nutrisi yang adekuat secara kualitas maupun kuantitas. Rasional : mencukupi kebutuhan kalori setiap hari. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan yang sesuai dengan kalori. Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari. Rasional : anoreksia dan kelemahan dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan malnutrisi yang serius. Lakukan konsultasi dengan ahli diet. Rasional : sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan sesuai dengan indikasi. Rasional : meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.
  • 21. 2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kosentrasi Hb dan darah; suplai oksigen berkurang. Tekanan darah normal. Pangisia n kapiler baik. Menunjuka n perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil. Awasi TTV, kaji pengisian kapiler. Rasional : memberikan informasi tentang derajat/ keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangasang. Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia. Awasi upaya parnaf`asan, auskultasi bunyi nafas. Rasional : dispne karena regangan jantung lama / peningkatan kompensasi curah jantung.
  • 22. 3. Intoleransi aktivitas berhubunga n dengan kelemahan. Meningkat kan partisipasi dalam aktivitas. Menunjukk an peningkata n toleransi aktivitas. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelemahan, keletihan. Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi. Awasi TD, nadi, pernafasan. Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk emmbawa jumlah oksigen ke jaringan. Berikan lingkungan tenang. Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing. Rasional : hipotensi postural / hipoksin serebral menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera.
  • 23. Implementasi  Implementasi sesuai dengan ITP dengan intervensi yang sudah ditetapkan (sesuai dengan literature).
  • 24. Evaluasi Hasil yang diharapkan : • Pasien akan menunjukkan pola • pernapasan yang efektif • Pasien akan menunjukkan tingkat kenyamanan • Pasien akan menunjukkan penghematan energy • Pasien akan menunjukkan termoregulasi.