SlideShare a Scribd company logo
Kelompok 10
• Gustian Anestesia (10023166)
• Fahima Aristantia (100231xx)
• Fera Yulistin (10023184)
• Apriliana Wulandari Syafitri (10023187)
• Novita Verdiana (10023212)
• Ceria Rizki Amalia (10023220)
KASUS…
Tn. AAM, 35 tahun, setelah dirawat 5 hari di RS kemudian
didiagnosis sebagai penderita miastenia grafis. Sampai hari ini
pasien masih belum bisa bergerak dan sering mengalami kesulitan
bernafas. Akibat kesulitan bernafas wajahnya sampai pucat dan
bibirnya kebiruan. Penderita juga kesulitan mengeluarkan lendir dari
dalam mulutnya. Hasil pemeriksaan gas darah diketahui
pO2arteri=70 mmHg; pCO2arteri=55 mmHg; pH darah<7,35.
Bagaimana penanganan penderita? Apa farmakoterapinya?
Problem Klinis
 Myasthenia gravis
1.Subjektif: kesulitan bergerak, kesulitan bernafas, kesulitan
mengeluarkan lendir dari mulut
2.Objektif:
 Respiratory Asidosis
1.Subjektif: kesulitan bernafas, wajah pucat, bibir kebiruan
2.Objektif: pO2arteri=70 mmHg, pCO2arteri=55 mmHg; pH
darah <7,35
Data Pasien Kadar Normal
pO2arteri=70 mmHg 80-100 mmHg
pCO2arteri=55 mmHg 35-45mmHg
pH darah <7,35 7,35 -7,45
Myasthenia gravis???
Adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai 0leh
suatu kelemahan abnormal dan progresif pada ott
rangka yang dipergunakan secara terus menerus
dan disertai dengan kelelahan saat beraktifitas.
Istilah Myasthenia adalah bahasa Latin untuk
kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau
serius.
Myasthenia Gravis bisa juga diklasifikasikan dengan lebih
singkat dan sederhana menjadi :
Golongan I = Gejala-gejalanya hanya terdapatpada otot-otot
ocular
Golongan II A = Myasthenia Gravis umum ringan
Golongan II B = Myasthenia Gravis umum berat
Golongan III = Myasthenia Gravis akut yang berat, yang juga
mengenai otot-otot pernafasan
Golongan IV = Myasthenia Gravis kronik yang berat
Diagnosis MG
Diagnosis miastenia gravis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit
dan gambaran klinis, serta tes diagnostik yang terdiri atas:
•Test Single Fiber Electromyography (EMG)
•Tes Darah
•Tes Wartenberg
•Tes prostigmin atau neostigmin
•Test Edrophonium Chloride (Tensilon)
•Computed Tomography Scan (CT Scan) atau Magnetic
Resonance Imaging (MRI)
•Pulmory Function Test (Test Fungsi Paru-Paru)
Respiratory Asidosis
Asidosis Respiratorik (Kelebihan Asam Karbonat).
 Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH
kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri
(PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg.
Kondisi ini terjadi akibat tidak adekuatnya ekskresi CO2
dengan tidak adekuatnya ventilasi sehingga mengakibatkan
kenaikan kadar CO2 plasma.
Epidemiologi
 Miastenia grafis merupakan penyakit yang jarang ditemui dan dapat
terjadi pada berbagai usia. Biasanya penyakit ini lebih sering tampak
pada usia 20-50 tahun. Wanita lebih sering menderita penyakit ini
dibanding pria. Rasionya adalah 6:4.
Etiologi
 Gangguan imun (autoimmune)
 Induksi obat : D-penicillamine
 Transient neonatal (antibodi anti-AChR diwariskan oleh ibu)
 Sindrom myastenia bawaan
patofisiologi…
Patofisiologi Respiratori Asidosis
Tujuan Terapi MG
 Menurunkan progresivitas penyakit
 Mencegah komplikasi
 Memperbaiki status klinis pasien (dari asidosis  normal)
 Meningkatkan kualitas hidup pasien
Standar Terapi
 Anticholinesterase
upaya untuk memperkuat transmisi neuromuskuler dengan
penggunaan obat-obatan seperti bromida pyridostigmine
(Mestinon, Mestinon lepas lambat) dan neostigmine
(Prostigmin).
 Corticosteroid dan Immunosuppressant
Kortikosteroid (contohnya prednisone) dan immunosupresan
(contohnya imuran)
 Intravena Immunoglobulin
 Plasmapheresis (penarikan plasma)
 Thymectomy (pembedahan menghilangkan kelenjar thymus)
Terapi untuk respiratori asidosis
Pengobatan Diarahkan Untuk Memperbaiki Ventilasi Efektif
Secepatnya Dengan (non-farmakologi):
Pengubahan posisi dengan kepala tempat tidur keatas atau posisi
pasien dalam posisi semi fowler (memfasilitasi ekspansi dinding dada).
Latih untuk nafas dalam dengan ekspirasi memanjang (meningkatkan
ekshalosi CO2).
Membantu dalam ekspektorasi mucus diikuti dengan penghisapan jika
diperlukan (memperbaiki fentilasi perfusi).
Terapi farmakologi
 bronkodilator membantu menurunkan spasme bronchial, dan
antibiotic yang digunakan untuk infeksi pernafasan.
Tindakan lain..
 Tindakan hygiene pulmonary
 Hidrasi yang adekuat (2-3e/hari)
 Kadar O2 yang tinggi (750%) selama 1-2 hari
 Ventilasi mekanik,
 Pemantauan gas darah arteri secara ketat selama
perawatan
Penatalaksanaan Terapi
 pyridostigmine 60 mg p.o
 Slow-release pyridostigmine (180 mg before bedtime) bisa
sangat membantu
 prednisolone 25 mg orally, 1 x 1, increasing by 5 mg every
2 to 3 days until a dose of 1 mg/kg/day is achieved; dan atau
 azathioprine 1.5 to 2.5 mg/kg orally, daily.
Daftar pustaka
Therapeutic guidelines complete
http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/18
http://www.mgindonesia.org/myasthenia-gravis
http://www.neurology.org/content/36/5/729.short
http://www.neurology.org/content/50/6/1778.short
http://www.neurology.org/content/71/6/400.short
http://journal.publications.chestnet.org/article.aspx?
articleid=1059587&issueno=1&frame=header
Terima Kasih..
Ask?
 Fahrurrazy : faktor resiko dewasa dan anak
perbandingannya?? Dan terapi tsb apa bisa utk anak2 dn
dewasa??
 M rafi’i: hubungan antara MG dan respiratory asidosis??
answer:
 Prednisolone: Dosis awalnya harus kecil (10 mg) untuk semua usia
dan dinaikkan secara bertahap (5-10 mg/minggu) untuk menghindari
eksaserbasi sebagaimana halnya apabila obat dimulai dengan dosis
tinggi. Untuk anak-anak dilakukan penyesuaian dosis dengan
menghitung dosis mg/kgBB, sehingga tercapai dosisi 1mg/kg/hari.
Prdnisolone dibantu dengan azatioprin 1.5 to 2.5 mg/kg untuk
membantu mempercepat terapi dan mengurangi efek samping.
 Piridostigmin: untuk terapi MG Dewasa,dosis 0,30-1,32 g secara oral
dan dosis dibagi dalam satu hari, kemudian dosis harus didasarkan
pada respon individu.
 Anak-anak : 7 mg / kg bb dalam 5 atau 6 dosis terbagi.
Faktor resiko MG terhadap
respiratori asidosis
Pada miastenia gravis, konduksi
neuromuskular terganggu. Abnormalitas
dalam penyakit miastenia gravis terjadi pada
endplate motorik dan bukan pada membran
presinaps. Membran postsinaptiknya rusak
akibat reaksi imunologi. Karena kerusakan itu
maka jarak antara membran presinaps dan
postsinaps menjadi besar sehingga lebih
banyak asetilkolin dalam perjalanannya ke
arah motor endplate dapat dipecahkan oleh
kolinesterase. Selain itu jumlah asetilkolin
yang dapat ditampung oleh lipatan-lipatan
membran postsinaps motor end plate menjadi
lebih kecil. Karena dua faktor tersebut maka
kontraksi otot tidak dapat berlangsung lama.
Hal ini dapat berdampak pada otot-otot
pernapasan sehingga tidak terjadinya
respirasi yg adekuat  respiratori asidosis.

More Related Content

What's hot

Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
dr.Ade Adra
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
Kampus-Sakinah
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Syscha Lumempouw
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
Yunita Manurung
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
DwiKartikaRukmi
 
Laporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fixLaporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fix
beequeen_30
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
Letitia Kale
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
peternugraha
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
Aulia Amani
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
dian dian
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
Phil Adit R
 
Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019
azzahrashinta2
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Novita S
 
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resep
nisha althaf
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
SofiaNofianti
 

What's hot (20)

Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
Laporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fixLaporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fix
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
 
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resep
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 

Viewers also liked

Kelompok 1 (miastenia gravis)
Kelompok 1 (miastenia gravis)Kelompok 1 (miastenia gravis)
Kelompok 1 (miastenia gravis)Yuni Wulandari
 
Mysthenia Gravis.ppt
Mysthenia Gravis.pptMysthenia Gravis.ppt
Mysthenia Gravis.pptShama
 
Power of Produk WOOTEKH
Power of Produk WOOTEKHPower of Produk WOOTEKH
Power of Produk WOOTEKH
Syamsu WOOTEKH
 
Persentasi refarat andy miestenia gravis
Persentasi refarat andy miestenia gravisPersentasi refarat andy miestenia gravis
Persentasi refarat andy miestenia gravis
Andy purnama
 
Miastenia Gravis
Miastenia GravisMiastenia Gravis
Myasthenia gravis
Myasthenia gravisMyasthenia gravis
Myasthenia gravis
OPTOM FASLU MUHAMMED
 
Myastenia gravis-ppt
Myastenia gravis-pptMyastenia gravis-ppt
Myastenia gravis-ppt
syehabudin
 
IB Chemistry on Acid Base Buffers
IB Chemistry on Acid Base BuffersIB Chemistry on Acid Base Buffers
IB Chemistry on Acid Base Buffers
Lawrence kok
 
IB Chemistry on Acid Base Indicators and Salt Hydrolysis
IB Chemistry on Acid Base Indicators and Salt HydrolysisIB Chemistry on Acid Base Indicators and Salt Hydrolysis
IB Chemistry on Acid Base Indicators and Salt Hydrolysis
Lawrence kok
 

Viewers also liked (11)

Miastenia Gravis
Miastenia GravisMiastenia Gravis
Miastenia Gravis
 
Kelompok 1 (miastenia gravis)
Kelompok 1 (miastenia gravis)Kelompok 1 (miastenia gravis)
Kelompok 1 (miastenia gravis)
 
Mysthenia Gravis.ppt
Mysthenia Gravis.pptMysthenia Gravis.ppt
Mysthenia Gravis.ppt
 
Myasthenia gravis
Myasthenia gravisMyasthenia gravis
Myasthenia gravis
 
Power of Produk WOOTEKH
Power of Produk WOOTEKHPower of Produk WOOTEKH
Power of Produk WOOTEKH
 
Persentasi refarat andy miestenia gravis
Persentasi refarat andy miestenia gravisPersentasi refarat andy miestenia gravis
Persentasi refarat andy miestenia gravis
 
Miastenia Gravis
Miastenia GravisMiastenia Gravis
Miastenia Gravis
 
Myasthenia gravis
Myasthenia gravisMyasthenia gravis
Myasthenia gravis
 
Myastenia gravis-ppt
Myastenia gravis-pptMyastenia gravis-ppt
Myastenia gravis-ppt
 
IB Chemistry on Acid Base Buffers
IB Chemistry on Acid Base BuffersIB Chemistry on Acid Base Buffers
IB Chemistry on Acid Base Buffers
 
IB Chemistry on Acid Base Indicators and Salt Hydrolysis
IB Chemistry on Acid Base Indicators and Salt HydrolysisIB Chemistry on Acid Base Indicators and Salt Hydrolysis
IB Chemistry on Acid Base Indicators and Salt Hydrolysis
 

Similar to Myastinea

Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
AlexFabrigaz Apt
 
Modul farmakologi 2 kb 2.-
Modul farmakologi 2 kb 2.-Modul farmakologi 2 kb 2.-
Modul farmakologi 2 kb 2.-
pjj_kemenkes
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
pjj_kemenkes
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Nesha Mutiara
 
Gangguan endokrin.pptx
Gangguan endokrin.pptxGangguan endokrin.pptx
Gangguan endokrin.pptx
YANIMULYANI18
 
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxDx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
InriMoniung
 
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokardKb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
pjj_kemenkes
 
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxGuideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
DONNYARDIKANOVANANDA
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
ssuser337279
 
Hipertiroid konsensus.pdf
Hipertiroid konsensus.pdfHipertiroid konsensus.pdf
Hipertiroid konsensus.pdf
ssuser6a1ea8
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Dyah Ervy
 
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxPPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
sriwahyuni994883
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
SuciMayvera1
 
journal dermatology
journal dermatology journal dermatology
journal dermatology
Della Amanda Putri Putri
 
Peran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalPeran konseling g izi final
Peran konseling g izi final
Rulli Rosandi
 
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Nesha Mutiara
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ArifinHidayat11
 
5_6145326102895134492.pptx
5_6145326102895134492.pptx5_6145326102895134492.pptx
5_6145326102895134492.pptx
hrnw
 

Similar to Myastinea (20)

Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
 
Modul farmakologi 2 kb 2.-
Modul farmakologi 2 kb 2.-Modul farmakologi 2 kb 2.-
Modul farmakologi 2 kb 2.-
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
 
Gangguan endokrin.pptx
Gangguan endokrin.pptxGangguan endokrin.pptx
Gangguan endokrin.pptx
 
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxDx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
 
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokardKb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
 
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxGuideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
Hipertiroid konsensus.pdf
Hipertiroid konsensus.pdfHipertiroid konsensus.pdf
Hipertiroid konsensus.pdf
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
 
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxPPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
journal dermatology
journal dermatology journal dermatology
journal dermatology
 
Peran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalPeran konseling g izi final
Peran konseling g izi final
 
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
 
Ebcr
EbcrEbcr
Ebcr
 
Ebcr
EbcrEbcr
Ebcr
 
5_6145326102895134492.pptx
5_6145326102895134492.pptx5_6145326102895134492.pptx
5_6145326102895134492.pptx
 

More from husnul khotimah (20)

Terapi iii kel 1 pak akrom
Terapi iii kel 1 pak akromTerapi iii kel 1 pak akrom
Terapi iii kel 1 pak akrom
 
Paget's desease
Paget's deseasePaget's desease
Paget's desease
 
Nikah siri
Nikah siriNikah siri
Nikah siri
 
Kelompok 12
Kelompok 12Kelompok 12
Kelompok 12
 
Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)
 
Implementasi nilai ekonomi dalam program muhammadiyah
Implementasi nilai ekonomi dalam program muhammadiyahImplementasi nilai ekonomi dalam program muhammadiyah
Implementasi nilai ekonomi dalam program muhammadiyah
 
Drp interaksi obat [autosaved]
Drp interaksi obat [autosaved]Drp interaksi obat [autosaved]
Drp interaksi obat [autosaved]
 
Aomk antiperspiran bubuk
Aomk antiperspiran bubukAomk antiperspiran bubuk
Aomk antiperspiran bubuk
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
 
Pengantar mfi
Pengantar mfiPengantar mfi
Pengantar mfi
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
Uu kesehatan
Uu kesehatanUu kesehatan
Uu kesehatan
 
Und kes pert i
Und kes pert iUnd kes pert i
Und kes pert i
 
Sumpah dan etika per 2
Sumpah dan etika per 2Sumpah dan etika per 2
Sumpah dan etika per 2
 
Pp51kuliah pert i dan ii
Pp51kuliah pert i dan iiPp51kuliah pert i dan ii
Pp51kuliah pert i dan ii
 
Uu no.35 tahun 2009 narkotika
Uu no.35 tahun 2009 narkotikaUu no.35 tahun 2009 narkotika
Uu no.35 tahun 2009 narkotika
 
Pertemuan ke ii
Pertemuan ke iiPertemuan ke ii
Pertemuan ke ii
 
Pertemuan iv dan v
Pertemuan iv dan vPertemuan iv dan v
Pertemuan iv dan v
 
Pert iii
Pert iiiPert iii
Pert iii
 
Pertemuan vi uu narpsi
Pertemuan vi uu narpsiPertemuan vi uu narpsi
Pertemuan vi uu narpsi
 

Recently uploaded

Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 

Recently uploaded (19)

Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 

Myastinea

  • 1. Kelompok 10 • Gustian Anestesia (10023166) • Fahima Aristantia (100231xx) • Fera Yulistin (10023184) • Apriliana Wulandari Syafitri (10023187) • Novita Verdiana (10023212) • Ceria Rizki Amalia (10023220)
  • 2. KASUS… Tn. AAM, 35 tahun, setelah dirawat 5 hari di RS kemudian didiagnosis sebagai penderita miastenia grafis. Sampai hari ini pasien masih belum bisa bergerak dan sering mengalami kesulitan bernafas. Akibat kesulitan bernafas wajahnya sampai pucat dan bibirnya kebiruan. Penderita juga kesulitan mengeluarkan lendir dari dalam mulutnya. Hasil pemeriksaan gas darah diketahui pO2arteri=70 mmHg; pCO2arteri=55 mmHg; pH darah<7,35. Bagaimana penanganan penderita? Apa farmakoterapinya?
  • 3. Problem Klinis  Myasthenia gravis 1.Subjektif: kesulitan bergerak, kesulitan bernafas, kesulitan mengeluarkan lendir dari mulut 2.Objektif:  Respiratory Asidosis 1.Subjektif: kesulitan bernafas, wajah pucat, bibir kebiruan 2.Objektif: pO2arteri=70 mmHg, pCO2arteri=55 mmHg; pH darah <7,35
  • 4. Data Pasien Kadar Normal pO2arteri=70 mmHg 80-100 mmHg pCO2arteri=55 mmHg 35-45mmHg pH darah <7,35 7,35 -7,45
  • 5. Myasthenia gravis??? Adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai 0leh suatu kelemahan abnormal dan progresif pada ott rangka yang dipergunakan secara terus menerus dan disertai dengan kelelahan saat beraktifitas. Istilah Myasthenia adalah bahasa Latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau serius.
  • 6. Myasthenia Gravis bisa juga diklasifikasikan dengan lebih singkat dan sederhana menjadi : Golongan I = Gejala-gejalanya hanya terdapatpada otot-otot ocular Golongan II A = Myasthenia Gravis umum ringan Golongan II B = Myasthenia Gravis umum berat Golongan III = Myasthenia Gravis akut yang berat, yang juga mengenai otot-otot pernafasan Golongan IV = Myasthenia Gravis kronik yang berat
  • 7. Diagnosis MG Diagnosis miastenia gravis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan gambaran klinis, serta tes diagnostik yang terdiri atas: •Test Single Fiber Electromyography (EMG) •Tes Darah •Tes Wartenberg •Tes prostigmin atau neostigmin •Test Edrophonium Chloride (Tensilon) •Computed Tomography Scan (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) •Pulmory Function Test (Test Fungsi Paru-Paru)
  • 8. Respiratory Asidosis Asidosis Respiratorik (Kelebihan Asam Karbonat).  Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg. Kondisi ini terjadi akibat tidak adekuatnya ekskresi CO2 dengan tidak adekuatnya ventilasi sehingga mengakibatkan kenaikan kadar CO2 plasma.
  • 9. Epidemiologi  Miastenia grafis merupakan penyakit yang jarang ditemui dan dapat terjadi pada berbagai usia. Biasanya penyakit ini lebih sering tampak pada usia 20-50 tahun. Wanita lebih sering menderita penyakit ini dibanding pria. Rasionya adalah 6:4.
  • 10. Etiologi  Gangguan imun (autoimmune)  Induksi obat : D-penicillamine  Transient neonatal (antibodi anti-AChR diwariskan oleh ibu)  Sindrom myastenia bawaan
  • 13. Tujuan Terapi MG  Menurunkan progresivitas penyakit  Mencegah komplikasi  Memperbaiki status klinis pasien (dari asidosis  normal)  Meningkatkan kualitas hidup pasien
  • 14. Standar Terapi  Anticholinesterase upaya untuk memperkuat transmisi neuromuskuler dengan penggunaan obat-obatan seperti bromida pyridostigmine (Mestinon, Mestinon lepas lambat) dan neostigmine (Prostigmin).  Corticosteroid dan Immunosuppressant Kortikosteroid (contohnya prednisone) dan immunosupresan (contohnya imuran)  Intravena Immunoglobulin  Plasmapheresis (penarikan plasma)  Thymectomy (pembedahan menghilangkan kelenjar thymus)
  • 15. Terapi untuk respiratori asidosis Pengobatan Diarahkan Untuk Memperbaiki Ventilasi Efektif Secepatnya Dengan (non-farmakologi): Pengubahan posisi dengan kepala tempat tidur keatas atau posisi pasien dalam posisi semi fowler (memfasilitasi ekspansi dinding dada). Latih untuk nafas dalam dengan ekspirasi memanjang (meningkatkan ekshalosi CO2). Membantu dalam ekspektorasi mucus diikuti dengan penghisapan jika diperlukan (memperbaiki fentilasi perfusi).
  • 16. Terapi farmakologi  bronkodilator membantu menurunkan spasme bronchial, dan antibiotic yang digunakan untuk infeksi pernafasan.
  • 17. Tindakan lain..  Tindakan hygiene pulmonary  Hidrasi yang adekuat (2-3e/hari)  Kadar O2 yang tinggi (750%) selama 1-2 hari  Ventilasi mekanik,  Pemantauan gas darah arteri secara ketat selama perawatan
  • 18. Penatalaksanaan Terapi  pyridostigmine 60 mg p.o  Slow-release pyridostigmine (180 mg before bedtime) bisa sangat membantu  prednisolone 25 mg orally, 1 x 1, increasing by 5 mg every 2 to 3 days until a dose of 1 mg/kg/day is achieved; dan atau  azathioprine 1.5 to 2.5 mg/kg orally, daily.
  • 19. Daftar pustaka Therapeutic guidelines complete http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/18 http://www.mgindonesia.org/myasthenia-gravis http://www.neurology.org/content/36/5/729.short http://www.neurology.org/content/50/6/1778.short http://www.neurology.org/content/71/6/400.short http://journal.publications.chestnet.org/article.aspx? articleid=1059587&issueno=1&frame=header
  • 21. Ask?  Fahrurrazy : faktor resiko dewasa dan anak perbandingannya?? Dan terapi tsb apa bisa utk anak2 dn dewasa??  M rafi’i: hubungan antara MG dan respiratory asidosis??
  • 22. answer:  Prednisolone: Dosis awalnya harus kecil (10 mg) untuk semua usia dan dinaikkan secara bertahap (5-10 mg/minggu) untuk menghindari eksaserbasi sebagaimana halnya apabila obat dimulai dengan dosis tinggi. Untuk anak-anak dilakukan penyesuaian dosis dengan menghitung dosis mg/kgBB, sehingga tercapai dosisi 1mg/kg/hari. Prdnisolone dibantu dengan azatioprin 1.5 to 2.5 mg/kg untuk membantu mempercepat terapi dan mengurangi efek samping.  Piridostigmin: untuk terapi MG Dewasa,dosis 0,30-1,32 g secara oral dan dosis dibagi dalam satu hari, kemudian dosis harus didasarkan pada respon individu.  Anak-anak : 7 mg / kg bb dalam 5 atau 6 dosis terbagi.
  • 23. Faktor resiko MG terhadap respiratori asidosis Pada miastenia gravis, konduksi neuromuskular terganggu. Abnormalitas dalam penyakit miastenia gravis terjadi pada endplate motorik dan bukan pada membran presinaps. Membran postsinaptiknya rusak akibat reaksi imunologi. Karena kerusakan itu maka jarak antara membran presinaps dan postsinaps menjadi besar sehingga lebih banyak asetilkolin dalam perjalanannya ke arah motor endplate dapat dipecahkan oleh kolinesterase. Selain itu jumlah asetilkolin yang dapat ditampung oleh lipatan-lipatan membran postsinaps motor end plate menjadi lebih kecil. Karena dua faktor tersebut maka kontraksi otot tidak dapat berlangsung lama. Hal ini dapat berdampak pada otot-otot pernapasan sehingga tidak terjadinya respirasi yg adekuat  respiratori asidosis.