FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada GeriatrikNesha Mutiara
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi farmakokinetik pada pasien geriatrik. Secara singkat, farmakokinetik pada geriatrik berbeda dari dewasa karena perubahan fungsi ginjal dan hati serta status mental. Pemberian obat pada geriatrik perlu mempertimbangkan riwayat penyakit, dosis yang lebih rendah, dan risiko interaksi obat.
Geriatri merujuk pada kelompok usia lanjut di atas 60 tahun. Pemberian obat pada geriatri memerlukan pertimbangan khusus karena fungsi organ tubuh dan metabolisme obat cenderung berubah dengan bertambahnya usia. Beberapa masalah pengobatan yang sering muncul pada geriatri antara lain efek samping obat, overdosis, atau dosis yang kurang karena perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik.
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan lanjut usia dengan gangguan sistem endokrin diabetes melitus dengan intervensi pemberian rebusan daun salam selama pandemi Covid-19. Tujuannya adalah menjelaskan penanganan diabetes melitus pada lansia dengan rebusan daun salam sebagai alternatif terapi jika obat komersial tidak tersedia. Dokumen ini juga membahas konsep dasar lansia, korelasi antara lansia dan Covid-19,
1. Terdapat perubahan fisiologi, farmakokinetik, dan farmakodinamik pada lansia yang mempengaruhi penggunaan obat. Perubahan ini terjadi karena proses penuaan.
2. Perubahan farmakokinetik meliputi penurunan absorpsi, distribusi, dan metabolisme obat di tubuh. Perubahan farmakodinamik menyebabkan ketergantungan obat meningkat.
3. Penggunaan obat pada lansia perlu memperhatikan perubahan fisiolog
Pengobatan Diabetes ampuh dengan maxidoid , sudah teruji secara klinis rekomendasi dokter di seluruh dunia , Hub Tlp/ Wa 085217182585 melayani pemesana produk ke seluruh indonesia kami ada 5 kantor cabang , Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Makassar
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada GeriatrikNesha Mutiara
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi farmakokinetik pada pasien geriatrik. Secara singkat, farmakokinetik pada geriatrik berbeda dari dewasa karena perubahan fungsi ginjal dan hati serta status mental. Pemberian obat pada geriatrik perlu mempertimbangkan riwayat penyakit, dosis yang lebih rendah, dan risiko interaksi obat.
Geriatri merujuk pada kelompok usia lanjut di atas 60 tahun. Pemberian obat pada geriatri memerlukan pertimbangan khusus karena fungsi organ tubuh dan metabolisme obat cenderung berubah dengan bertambahnya usia. Beberapa masalah pengobatan yang sering muncul pada geriatri antara lain efek samping obat, overdosis, atau dosis yang kurang karena perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik.
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan lanjut usia dengan gangguan sistem endokrin diabetes melitus dengan intervensi pemberian rebusan daun salam selama pandemi Covid-19. Tujuannya adalah menjelaskan penanganan diabetes melitus pada lansia dengan rebusan daun salam sebagai alternatif terapi jika obat komersial tidak tersedia. Dokumen ini juga membahas konsep dasar lansia, korelasi antara lansia dan Covid-19,
1. Terdapat perubahan fisiologi, farmakokinetik, dan farmakodinamik pada lansia yang mempengaruhi penggunaan obat. Perubahan ini terjadi karena proses penuaan.
2. Perubahan farmakokinetik meliputi penurunan absorpsi, distribusi, dan metabolisme obat di tubuh. Perubahan farmakodinamik menyebabkan ketergantungan obat meningkat.
3. Penggunaan obat pada lansia perlu memperhatikan perubahan fisiolog
Pengobatan Diabetes ampuh dengan maxidoid , sudah teruji secara klinis rekomendasi dokter di seluruh dunia , Hub Tlp/ Wa 085217182585 melayani pemesana produk ke seluruh indonesia kami ada 5 kantor cabang , Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Makassar
1. Sistem endokrin memungkinkan bagian tubuh yang jauh untuk berkomunikasi melalui hormon.
2. Terdapat beberapa kelenjar endokrin seperti hipofisis, tiroid, dan pankreas yang memproduksi hormon.
3. Hormon berfungsi untuk reproduksi, pertumbuhan, homeostatis dan pengaturan energi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Tugas mata kuliah farmakoterapi gangguan psikotik membahas definisi, patofisiologi, diagnosis, pengobatan, obat-obatan, dan pemantauan terapi gangguan psikotik seperti skizofrenia.
Majalah ini membahas berbagai topik terkait penyakit ginjal dan hipertensi. Beberapa artikel membahas tentang pentingnya diet protein rendah dalam menunda perburukan fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal kronik. Artikel lain membahas tentang nefropati IgA, pengobatan dosis tunggal infeksi saluran kemih, hipertensi pada diabetes dan kehamilan, serta nefropati akibat penyakit tropis. Majalah ini bertuju
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
Skipsi dengan tema pasien penderita Hipertensi terhadap minum obat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri) ketika jantung kita berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring) darah dipompa menuju dan melalui arteri.tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, ini disebut tekanan sistolik. Kepatuhan mengkonsumsi obat penderita hipertensi di Indonesia yang telah mengalami penderita hipertensi selama 1-5 tahun cenderung lebih mematuhi proses mengkonsumsi obat, sedangkan pasien yang telah mengalami hipertensi 6-10 tahun cenderung memiliki kepatuhan mengkonsumsi obat yang lebih buruk karena faktor lama menerita, pekerjaan, jenuh minum obat, kurang dukungan dari keluarga. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan minum obat antara lain pengalaman pengguna obat terhadap efek samping dan kenyamanan obat, terhadap kemanjuran obat atau tingkat kesembuhan yang telah dicapai, komunikasi antara pasien dengan dokter atau apoteker, memberikan sikap yang positif atau negatif bagi pengguna obat, faktor ekonomi, kepercayaan atau persepsi pasien terhadap penyakit dan pengobatannya, faktor kebosanan dalam menggunakan obat terus- menerus akibat lamanya pasien menderita penyakit hipertensi.
Kuliah ini membahas peranan farmasis dalam memberikan pelayanan informasi obat dan konseling pasien, khususnya untuk penyakit kronis. Farmasis perlu memiliki keahlian komunikasi yang baik, kemampuan memecahkan masalah, dan evaluasi literatur medis untuk membantu pasien mengelola penyakitnya dengan benar. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi obat.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bertujuan untuk mencegah penyakit tidak menular seperti obesitas, gangguan pencernaan, stroke dan kanker paru-paru dengan mengajak masyarakat untuk mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup yang sehat melalui aktivitas fisik rutin, pola makan seimbang, dan menjaga lingkungan bersih. GERMAS dilaksanakan oleh individu, keluarga
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang penyakit tidak berjangkit di Malaysia. Penyakit tidak berjangkit seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi merupakan punca utama kematian, dengan jumlah kes yang tidak diketahui oleh pesakit mencapai 42.1%. Dokumen ini juga menyarankan gaya hidup sihat seperti senaman, makanan sihat, dan tidak merokok sebagai strategi untuk mencegah penyakit tidak berjangkit.
Dokumen tersebut membahas pengaruh status gizi terhadap pengobatan. Status gizi yang baik diperlukan untuk absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat agar terapi obat berjalan efektif. Malnutrisi dapat mempengaruhi proses tersebut sehingga dosis obat perlu disesuaikan. Beberapa obat seperti antituberkulosis dan antibiotik rentan terhadap pengaruh status gizi.
Lansia pria di skenario mengalami inkontinensia urin tipe overflow yang disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia (BPH). Berbagai kondisi medis yang dialaminya seperti osteoarthritis, hipertensi, diabetes melitus, dan stroke dapat memperparah gejala inkontinensia urinnya. Pengobatan yang tepat adalah menangani BPH dan inkontinensia urinnya serta membatasi obat-obatan lainnya.
Laporan ini membahas tata laksana diet pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan diagnosis ulkus diabetikum pada jari kaki kanan. Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan selama seminggu terakhir. Diet yang diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, membantu penyembuhan luka, meningkatkan Hb, dan mengontrol kadar gula darah dengan menyediakan energi, protein, lemak, karbohidrat
M E N G U B A H C A R A P A N D A N G M A S Y A R A K A TBebaskita Ginting
Dokumen tersebut membahas mengenai promosi kesehatan reproduksi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Secara khusus membahas tentang faktor risiko kesehatan reproduksi wanita seperti gizi, aktivitas fisik, merokok, alkohol, dan stres serta dampaknya terhadap kehamilan dan kanker. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan perubahan perilaku dan desain kegiatan promosi kesehatan yang sesuai dengan setiap tah
Proses penuaan manusia ditandai dengan penurunan fungsi hampir seluruh sistem tubuh, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, dan menyebabkan perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Proses ini berimplikasi pada berbagai masalah kesehatan seperti penyakit degeneratif dan gangguan fungsional yang memerlukan pendekatan klinis khusus untuk pasien lanjut usia.
Laporan ini berisi ringkasan akhir studi kasus seorang pasien hipertensi selama masa praktik klinik keperawatan. Laporan ini mendiskusikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien tersebut berdasarkan diagnosis dan perencanaan keperawatan.
1. Sistem endokrin memungkinkan bagian tubuh yang jauh untuk berkomunikasi melalui hormon.
2. Terdapat beberapa kelenjar endokrin seperti hipofisis, tiroid, dan pankreas yang memproduksi hormon.
3. Hormon berfungsi untuk reproduksi, pertumbuhan, homeostatis dan pengaturan energi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Tugas mata kuliah farmakoterapi gangguan psikotik membahas definisi, patofisiologi, diagnosis, pengobatan, obat-obatan, dan pemantauan terapi gangguan psikotik seperti skizofrenia.
Majalah ini membahas berbagai topik terkait penyakit ginjal dan hipertensi. Beberapa artikel membahas tentang pentingnya diet protein rendah dalam menunda perburukan fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal kronik. Artikel lain membahas tentang nefropati IgA, pengobatan dosis tunggal infeksi saluran kemih, hipertensi pada diabetes dan kehamilan, serta nefropati akibat penyakit tropis. Majalah ini bertuju
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
Skipsi dengan tema pasien penderita Hipertensi terhadap minum obat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri) ketika jantung kita berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring) darah dipompa menuju dan melalui arteri.tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, ini disebut tekanan sistolik. Kepatuhan mengkonsumsi obat penderita hipertensi di Indonesia yang telah mengalami penderita hipertensi selama 1-5 tahun cenderung lebih mematuhi proses mengkonsumsi obat, sedangkan pasien yang telah mengalami hipertensi 6-10 tahun cenderung memiliki kepatuhan mengkonsumsi obat yang lebih buruk karena faktor lama menerita, pekerjaan, jenuh minum obat, kurang dukungan dari keluarga. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan minum obat antara lain pengalaman pengguna obat terhadap efek samping dan kenyamanan obat, terhadap kemanjuran obat atau tingkat kesembuhan yang telah dicapai, komunikasi antara pasien dengan dokter atau apoteker, memberikan sikap yang positif atau negatif bagi pengguna obat, faktor ekonomi, kepercayaan atau persepsi pasien terhadap penyakit dan pengobatannya, faktor kebosanan dalam menggunakan obat terus- menerus akibat lamanya pasien menderita penyakit hipertensi.
Kuliah ini membahas peranan farmasis dalam memberikan pelayanan informasi obat dan konseling pasien, khususnya untuk penyakit kronis. Farmasis perlu memiliki keahlian komunikasi yang baik, kemampuan memecahkan masalah, dan evaluasi literatur medis untuk membantu pasien mengelola penyakitnya dengan benar. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi obat.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bertujuan untuk mencegah penyakit tidak menular seperti obesitas, gangguan pencernaan, stroke dan kanker paru-paru dengan mengajak masyarakat untuk mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup yang sehat melalui aktivitas fisik rutin, pola makan seimbang, dan menjaga lingkungan bersih. GERMAS dilaksanakan oleh individu, keluarga
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang penyakit tidak berjangkit di Malaysia. Penyakit tidak berjangkit seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi merupakan punca utama kematian, dengan jumlah kes yang tidak diketahui oleh pesakit mencapai 42.1%. Dokumen ini juga menyarankan gaya hidup sihat seperti senaman, makanan sihat, dan tidak merokok sebagai strategi untuk mencegah penyakit tidak berjangkit.
Dokumen tersebut membahas pengaruh status gizi terhadap pengobatan. Status gizi yang baik diperlukan untuk absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat agar terapi obat berjalan efektif. Malnutrisi dapat mempengaruhi proses tersebut sehingga dosis obat perlu disesuaikan. Beberapa obat seperti antituberkulosis dan antibiotik rentan terhadap pengaruh status gizi.
Lansia pria di skenario mengalami inkontinensia urin tipe overflow yang disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia (BPH). Berbagai kondisi medis yang dialaminya seperti osteoarthritis, hipertensi, diabetes melitus, dan stroke dapat memperparah gejala inkontinensia urinnya. Pengobatan yang tepat adalah menangani BPH dan inkontinensia urinnya serta membatasi obat-obatan lainnya.
Laporan ini membahas tata laksana diet pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan diagnosis ulkus diabetikum pada jari kaki kanan. Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan selama seminggu terakhir. Diet yang diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, membantu penyembuhan luka, meningkatkan Hb, dan mengontrol kadar gula darah dengan menyediakan energi, protein, lemak, karbohidrat
M E N G U B A H C A R A P A N D A N G M A S Y A R A K A TBebaskita Ginting
Dokumen tersebut membahas mengenai promosi kesehatan reproduksi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Secara khusus membahas tentang faktor risiko kesehatan reproduksi wanita seperti gizi, aktivitas fisik, merokok, alkohol, dan stres serta dampaknya terhadap kehamilan dan kanker. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan perubahan perilaku dan desain kegiatan promosi kesehatan yang sesuai dengan setiap tah
Proses penuaan manusia ditandai dengan penurunan fungsi hampir seluruh sistem tubuh, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, dan menyebabkan perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Proses ini berimplikasi pada berbagai masalah kesehatan seperti penyakit degeneratif dan gangguan fungsional yang memerlukan pendekatan klinis khusus untuk pasien lanjut usia.
Laporan ini berisi ringkasan akhir studi kasus seorang pasien hipertensi selama masa praktik klinik keperawatan. Laporan ini mendiskusikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien tersebut berdasarkan diagnosis dan perencanaan keperawatan.
2. PENDAHULUAN
• Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas.
• Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit
dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara
terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin
(Permenkes RI No. 79 T
ahun 2014)
LANSIA
PASIEN
GERIATRI
3. Populasi lansia di negara
berkembang menjadi
bagian yang lebih besar
daripada sebelumnya.
Pada tahun 2017
diperkirakan 962 juta orang
Lansia di dunia, meliputi
13% dari populasi global
(WHO, 2019)
Tahun 2020 11,34%
lebih dari 30,64 juta jiwa
penduduk Indonesia adalah
Lansia (BPS RI, 2021)
PENDAHULUAN
5. KARAKTERISTIK PASIEN GERIATRI
BERKAITAN DENGAN TERAPI OBAT
• Farmakokinetika dan Farmakodinamika pada pasien geriatri akan
berbeda dari pasien muda akibat perubahan komposisi tubuh, perubahan
faal hati terkait metabolisme obat, perubahan faal ginjal terkait ekskresi obat
serta kondisi multipatologi.
• Perubahan status mental dan kognitif berperan dalam pencapaian
hasil pengobatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa aspek psikososial juga akan
mempengaruhi penerimaan pasien dalam terapi medikamentosa.
7. Efek Penuaan terhadap Absorpsi
↓ permukaan absorptif & ↓ aliran darah splanchnic ⇢ Memperlambat absorpsi obat
↓ sekresi HCl dan sekret gastrointestinal lainnya ⇢ ↑ pH lambung ⇢ Mempengaruhi laju
absorpsi obat melalui efeknya pada derajat ionisasi obat asam atau basa lemah
Perubahan motilitas gastrointestinal
↓ kecepatan pengosongan lambung
8. Efek Penuaan terhadap Distribusi
↓ jumlah kandungan air total dalam tubuh, massa otot, dan kadar
albumin serum atau protein transporter lainnya (alfa-glikoprotein)
• Obat-obat polar ⇢ Vd lebih kecil ⇢ konsentrasi dalam plasma lebih besar (Contoh:
gentamisin, digoksin, teofilin, simetidin)
• Obat-obat nonpolar ⇢ Vd lebih besar ⇢ konsentrasi dalam plasma lebih kecil (Contoh:
diazepam, tiopental)
↑ massa lemak ⇢ akumulasi obat larut lemak (vitamin A,D,E,K) dalam
jaringan.
9. Efek Penuaan terhadap Metabolisme
Sangat kompleks dan sulit untuk diperkirakan ⇢ bergantung pada jalur metabolisme dan
beberapa faktor lain (genetik, lingkungan, usia, kebiasaan pasien, dsb)
Dari penelitian ⇢ fase awal metabolisme mengalami penurunan seiring bertambahnya usia,
namun pada fase lanjutan tidak terpengaruh pertambahan usia.
Selain itu, kemampuan faktor lingkungan untuk menginduksi enzim metabolisme ⇢
mengalami penurunan.
Efek-efek tersebut belum sepenuhnya dapat diprediksi secara tepat ⇢ pasien geriatri dengan
hasil tes fungsi liver baik ⇢ metabolismenya belum tentu sama dengan individu yang lebih
muda.
10. Efek Penuaan terhadap Ekskresi
↓ Fungsi ginjal
↓ Ekskresi obat-obat yang dieliminasi melalui ginjal
Perpanjangan waktu paruh dan durasi aksi
Kecenderungan terjadi akumulasi menuju konsentrasi
yang berpotensi toksik.
11. PERUBAHAN FARMAKODINAMIKA
Farmakodinamika: efek obat terhadap tubuh.
Drug (D) + Receptor (R) ⇢ DR ⇢ memberikan efek terapi.
Mekanisme yang mendasari perubahan farmakodinamika:
• Jumlah reseptor
• Afinitas reseptor
• Second messenger
• Respon selular dan nuklear
13. PERUBAHAN FARMAKODINAMIKA
↑ Usia
↑ Sensitivitas otak terhadap efek beberapa obat
(benzodiazepin – diazepam; opiat – fentanil; obat-obat
anastesi)
Butuh dosis lebih rendah dari dewasa muda untuk dapat
memberikan efek terapeutik.
14. POLIFARMASI
Polifarmasi: saat pasien menerima obat 5 macam atau lebih ⇢ multi
penyakit/gangguan organ.
Penyebab:
• Penyakit yang diderita banyak dan kronis
• Obat diresepkan oleh beberapa dokter
• Kurangnya koordinasi dalam pengelolaan pengobatan pasien
• Gejala yang dirasakan tidak jelas
• Pasien meminta resep
• Penambahan obat untuk menghilangkan efek samping obat
17. INTERAKSI OBAT
Interaksi obat tidak hanya terjadi pada polifarmasi saja (interaksi
obat – obat), melainkan:
• Obat – makanan
• Obat – zat lain yang masuk dari lingkungan
Berdasarkan efeknya, interaksi dapat dibedakan menjadi 2:
• Menguntungkan: probenesid hambat ekskresi penisilin di tubulus ginjal ⇢ peningkatan
kadar penisilin dalam darah
• Merugikan: Warfarin – NSAID, sulfonilurea ⇢ bleeding
19. Kondisi mental dan
kognitif geriatri
Depresi, demensia,
pikun
Tidak akuratnya
penerimaan
informasi terkait
obat yang
dikonsumsi
Kecenderungan
polifarmasi dan
interaksi obat
Memengaruhi
kepatuhan minum
obat
Efek optimal yang
diharapkan dapat
tidak tercapai.
Butuh kehadiran
pendamping
(keluarga / pelaku
rawat)
Menjembatani
antara minimnya
informasi dengan
keperluan data
lengkap ⇢ ↑
kepatuhan pasien
untuk minum obat.
PENGARUH KONDISI MENTAL & KOGNITIF
20. • Pasien memerlukan dukungan, bukan disalahkan.
• Konsekuensi dari ketidakpatuhan terhadap terapi jangka panjang ⇢ tidak tercapainya tujuan terapi
dan meningkatnya biaya pelayanan kesehatan
• Peningkatan kepatuhan pasien ⇢ dapat meningkatkan keamanan penggunaan obat
• Kepatuhan merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam mencapai efektivitas suatu sistem
kesehatan
• Memperbaiki kepatuhan dapat merupakan intervensi terbaik dalam penanganan secara efektif
suatu penyakit kronis (jangka panjang)
• Sistem kesehatan harus terus berkembang agar selalu dapat menghadapi berbagai tantangan baru
• Diperlukan pendekatan secara multidisiplin dalam menyelesaikan masalah ketidakpatuhan.
HAL-HAL YANG PERLU DIPAHAMI DALAM
MENINGKATKAN KEPATUHAN PASIEN
21. CAR
Menggunakan kotak
pengingat minum
obat, terutama
untuk obat-obatan
yang diminum dalam
jangka panjang dan
kontinu
Memasang jam
alarm atau pengingat
(reminder) pada
telepon genggam
Membuat poster
kecil yang diletakkan
di tempat yang selalu
didatangi pasien
setiap hari, contoh:
kaca wastafel, di
sudut tempat tidur,
atau di meja kantor
Membuat catatan
pengobatan
CARA MENINGKATKAN KEPATUHAN PASIEN
22. OBAT-OBAT YANG SERING DIRESEPKAN PADA
PASIEN GERIATRI
• Obat- obat SSP : hipnotik sedative ataksia
analgetik narkotika
anti depresan ES >>
• Obat-obat Kardiovaskuler : anti hipertensi Prioritaskan terapi
non farmakologi untuk hipertensi ringan
23. OBAT-OBAT YANG SERING DIRESEPKAN PADA
PASIEN GERIATRI
• Anti aritmia
• Glikosida jantung
• Anti mikroba Perhatian khusus pada golongan aminoglikosida
• Obat AINS 20 % mengalami efek samping
• Laksansia Habituasi, menurunkan motilitas usus
25. KESIMPULAN
Pasien Geriatri Kelompok Khusus dalam Farmakoterapi Memiliki
karakteristik khusus secara farmakokinetika, farmakodinamika, perubahan status
mental dan kognitif.
Polifarmasi dan Kepatuhan Pasien Geriatri Menjadi masalah yang sering
muncul Perlu pengawasan khusus dalam pemberian terapi obat.