Dokumen tersebut membahas anatomi tulang yang membentuk orbita mata dan beberapa kelainan yang dapat terjadi pada orbita, seperti peradangan, tumor, dan trauma. Secara khusus dijelaskan anatomi tulang-tulang yang membentuk dinding orbita, komplikasi yang dapat timbul dari berbagai kelainan orbita, serta pencitraan yang dapat digunakan untuk diagnosis.
2. • Orbita Ruang piramid
• Os Frontalis
• Os Sphenoid ala mayor dan ala minor
• Os Zygomatikum.
• Os Maxilla
• Os Lakrimalis
• Os Ethmoid
Anatomi Tulang
4. • Dinding inferior atau lantai terdiri atas :
– Orbital plate Os Maxilla
– Os Zygomatikum pada anterolateral.
– Orbital plate Os palatine pada posterior
• Fissura orbitalis inferior merupakan jalan bagi
– Nervus Cranialis V pars maksilaris.
– A. Infraorbital.
– Cabang ganglion sphenopalatina.
– Cabang vena Ophtalmika inferior untuk pleksus
pterygoid.
Anatomi Tulang
6. Anatomi Tulang
• Dinding lateral dibentuk oleh Proc
Frontalis Os Zygoma dan ala mayor Os
sphenoid lateral dari for Optikum.
• Whitnall,s tuberkulum dan perlekatan
ligamnetm kantalis lateral.
• Fissura orbitalis superior membatasi dari
atap orbital.
8. Anatomi Tulang
• Dinding superior dibentuk oleh orbital plate os
Frontalis dan sebagian kecil dari ala minor os
Sphenoid
9. Anatomi Tulang
• Dinding medial terdri atas
– Proc frontal Os Maxilla
– Os Lakrimalis.
– Ala minor os Sphenoid.
• Diposterior foramen Optikum dihubungkan
dengan air sel ethmoid bagian posterior
20. Pertimbangan pemilihan pencitraan
sangat tergantung pada:
•Ada tidaknya sarana (terbatas/mudah di dapat).
•Cost (canggih – mahal).
•Area dan jenis jaringan yang akan diperiksa.
•SDM.
•Keterbatasan kemampuan sarana pencitraan
diperlukan > 1 pencitraan.
21. PENDAHULUAN
Keluhan yang lazim: eksoftalmus, edem
periorbital, nyeri, ggn vissus,
ophthalmoplegi.
Kelainan bisa dijumpai pada: bulbus okuli,
jaringan lunak dan dinding orbita.
Selain tumor dan peradangan, trauma juga
sering dijumpai.
24. Selulitis orbita
CT:
Area hiperdens.
Pembengkakan jaringan orbita
anterior.
Obliterasi lemak.
Perubahan tulang.
Abses subperiosteal.
25.
26. Graves’s disease
• Proptosis bilateral, simetris.
• >>> wanita (4 : 1).
• Sel sel inflamasi membengkak.
- 70 % bilateral, m. ekstraokuler
membengkak simetris (belly of
muscle)
terutama m. rektus media dan inferior.
- infiltrasi lemak lemak retrobulber.
27.
28.
29.
30. Lesi Okular
– Tumor intraokuler maligna yang sering
dijumpai pada anak
anak , dengan kalsifikasi didalam tumor.
– Metastasis :
• Penyebaran langsung : N. II
• Hematogen.
• Limfatik.
– Timbul pada dua tahun awal kehidupan.
– Hanya 10 % kasus yang diturunkan dari
keterkaitan dengan autosom dominan,
hasil akhir dari mutasi sporadis
kromosom 13.
Retinoblastoma
31. – 30 % bersifat bilateral.
– Pada CT ;
• tampak sebagai daerah hiperdens yang timbul
pada retina.
• Kalsifikasi.
• Ruptur retina sering tampak, dan cairan
subretina dapat didentifikasi pada MRI.
36. Glioma Optikum
• Tumor primer pada N. II / pembungkus N. II.
– Meliputi apparatus optikus anterior :
• N. II , ciasma optikum , traktus optikus.
– Pembesaran fusiform dan kerusakan struktur.
• Tumor :
– Anak , usia 2 – 6 tahun .
– Jinak , pertumbuhan lambat , tidak agresif .
– dihubungkan dengan Neurofibromatosis (NF) tipe
1.
– Tanpa kasifikasi
37. • CT :
– Menilai kondisi tulang.
– Mendeteksi perluasan ke kanalis optikus.
Glioma Optikum
39. Optic nerve sheath meningiomas
• Umumnya pada usia pertengahan pada wanita.
• Tampak pembesaran pembungkus N II dan kompleks
secara keseluruhan.
– Biasanya mempunyai gambaran bentuk tubular
– Penyangatan meningioma lebih dibandingkan dengan glioma
– mempunyai ciri gambaran “ railroad track “.
– Kalsifikasi dalam lesi sering pada meningioma.
– Hiperostosis disekeliling kanalis optikus
– Bertumbuh keluar dari pembungkus saraf menipiskan
lapisan CSF antara pembungkus dan saraf.
40. • CT
– Melihat kalsifikasi.
Optic nerve sheath meningiomas
Orbita merupakan ruang bentuk piramid, dengan basis pada “ orbital rim “.
7 tulang yg membentuk ruang piramid.
The orbital process of the frontal bone and the lesser wing of the sphenoid form the orbital roof.
The orbital plate of the maxilla joins the orbital plate of the zygoma and the orbital plate of the palatine bones to form the floor.