SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Hematosinus ec Fraktur Le
Fort II
Preceptor
Dr. Yunie Wulandarrie, Sp. THT-KL, M.Kes
Jaka Rizkha Ferdiansyah, S. Ked
20070310020
FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Bagian THT RSUD Salatiga
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. Ngat
 Umur : 45 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Alamat : Jln. Bagong, Kelurahan
Argomulyo, Kecamatan
Randuacir
 Masuk Tanggal : 10 Februari 2013
KASUS
 Allo-anamnesis pada tanggal 12 Februari 2013
 Keluhan utama : mimisan akibat wajah tertimpa batang pohon
besar
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Istri Os mengatakan bahwa pada hari Minggu, 10 Februari 2013 Os
baru pulang beraktifitas menggunakan sepeda motor. Kejadian
tersebut terjadi pada siang hari pukul 11.45 WIB. Os melaju dengan
kecepatan sedang, namun tidak mengetahui jika ada yang sedang
menebang pohon di tepi jalan. Orang sekitar sudah memperingatkan
Os namun Os tidak mendengarnya dan akhirnya Os tertimpa batang
pohon besar tepat pada wajah bagian kanan Os hingga membuat
Os terjatuh dan pingsan seketika dan dilarikan ke IGD RSUD
Salatiga. Hidung dan mulut mengeluarkan darah, muntah tidak ada,
 Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien belum pernah mengalami hal
serupa.
Riwayat asma, maag, hipertensi,
diabetes mellitus dan gangguan ginjal
disangkal.
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat penyakit jantung, ginjal
disangkal.
Riwayat asma, hipertensi, diabetes
mellitus disangkal.
Anamnesis Sistem:
 Sistem saraf pusat : nyeri kepala (+)
 Sistem kardiovaskular : nyeri dada (-
), berdebar (-) , sesak napas (-)
 Sistem respirasi : sesak napas (+/-), batuk (-)
, pilek (-)
 Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-)
, BAB (-), nyeri perut (-)
 Sistem urogenital : tidak ada gangguan BAK
 Sistem muskuloskeletal : gerakan terbatas
(+) pada wajah
 Sistem integumentum : sianosis (-), ikterik (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Generalisata
 Keadaan Umum : compos mentis, tampak tak nyaman
 Tanda Vital : HR : 88x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,9 ⁰C
 Kepala : mesocephal, discontinuitas pada palpasi infra
orbita dextra dan sinistra
 Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sclera tidak ikterik,
edema palpebra (+)/(+), hematom palpebra
(+)/(+), ekimosis (+)/(+)
 Hidung : simetris, cuping hidung (-), epistaksis (+),
deformitas (+)
 Mulut : mukosa bibir basah, sianosis (-), gusi berdarah (-),
pucat (-), lidah kotor (-), maksila dan mandibula
asimetris.
 Thorax : dbn
 Abdomen : dbn
 Ekstremitas : dbn
Status THT
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
 Laboratorium
AL : 16,3 x 103/μL (4,5 – 10,0 x 103/μL)
AE : 4,47 x 103/μL (4,5 – 5,5 x 103/μL)
Hb : 13,5 g/dl (14 – 18 g/dl)
HT : 38,2% (40 – 54%)
AT : 292 x 103/μL (150 – 450 x 103/μL)
MCV : 85,4 FL (85 – 100 FL)
MCH : 30,3 Pg (28 – 31 Pg)
MCHC : 35,5 g/dl (30 – 35 g/dl)
PTT : 14,8 (11,5 – 15,5)
APTT : 28,7 (24 – 36,2)
GDS : 132
Ureum : 33
Creatinin : 0,5
SGOT : 29
SGPT : 22
 Radiologi CT Scan
1. Massa Intra Cavum Nasi Dx/Sn yang
menimbulkan destruksi Os. Septum Nasi
2. Deviasi Septum ke kiri
3. Massa Intra Sinus Maxillaris Dx/Sn, Intra
Sinus Sphenoidalis Dx, Cenderung Ca
Sinonasal Dx/Sn
4. Tak tampak gambaran metastasis pada
parenkhim otak
Assesment
 Hematosinus
 Fraktur Le Fort II
 Dislokasi Septum Nasi
Planning
 Antibiotik
 Anti-Fibrinolitik
 Analgetik
 Reposisi Septum Nasi
 Immobilisasi
 Fiksasi inter-maksilar
TINJAUAN PUSTAKA
Fraktur Le Fort
 Fraktur Le fort merupakan tipe fraktur
tulang-tulang wajah yang merupakan hal
klasik terjadi pada trauma-trauma pada
wajah.
 Le Fort berasal dari nama seorang ahli
bedah Perancis yaitu Rene Le Fort (1869-
1951) yang mendeskripsikannya pertama
kali pada awal abad 20.
Anatomi Maksila
Anatomi Maksila
Anatomi Sinus
Anatomi Septum Nasi
Etiologi
 Traumatic fracture
◦ Perkelahian
◦ Kecelakaan
◦ Tembakan
 Pathologic fracture
◦ Penyakit tulang setempat
◦ Penyakit umum yang mengenai tulang
sehingga tulang mudah patah
Fraktur Le Fort I (horizontal)
Gejala Klinis
 Extra oral :
◦ Pembengkakan pada muka disertai vulnus laceratum.
◦ Deformitas pada muka, muka terlihat asimetris.
◦ Hematoma atau echymosis pada daerah yang terkena
fraktur, kadang-kadang terdapat infraorbital echymosis dan
subconjunctival echymosis.
◦ Penderita tidak dapat menutup mulut karena gigi posterior
rahang atas dan rahang bawah telah kontak lebih dulu.
 Intra oral :
◦ Echymosis pacta mucobucal rahang atas.
◦ Vulnus laceratum, pembengkakan gingiva, kadang-kadang
disertai goyangnya gigi dan lepasnya gigi.
◦ Perdarahan yang berasal dari gingiva yang luka atau gigi
yang luka, gigi fraktur atau lepas.
◦ Open bite maloklusi sehingga penderita sukar mengunyah.
Fraktur Le fort II (pyramidal)
Gejala Klinis
 Extra oral :
◦ Pembengkakan hebat pada muka dan hidung, pada daerah
tersebut terasa sakit.
◦ Dari samping muka terlihat rata karena adanya deformitas
hidung.
◦ Bilateral circum echymosis, subconjunctival echymosis.
◦ Perdarahan dari hidung yang disertai cairan cerebrospinal.
 Intra oral :
◦ Mulut sukar dibuka dan rahang bawah sulit digerakkan ke depan
◦ Adanya maloklusi open bite sehingga penderita sukar
mengunyah.
◦ Palatum mole sering jatuh ke belakang sehingga dorsum lidah
tertekan sehingga timbul kesukaran bernafas.
◦ Terdapatnya kelainan gigi berupa fraktur, avultio, luxatio.
◦ Pada palpasi, seluruh bagian rahang atas dapat digerak-kan,
pada bagian hidung terasa adanya step atau bagian yang tajam
dan terasa sakit.
Fraktur Le Fort III (craniofacial
dysjunction)
Gejala Klinis
 Extra oral :
◦ Pembengkakan hebat pada muka dan hidung.
◦ Perdarahan pada palatum, pharinx, sinus maxillaris, hidung dan
telinga.
◦ Terdapat bilateral circum echymosis dan subconjunctival
echymosis.
◦ Pergerakan bola mata terbatas dan terdapat kelainan N.opticus
dan saraf motoris dari mata yang menyebabkan diplopia,
kebutaan dan paralisis bola mata yang temporer.
◦ Deformitas hidung sehingga mata terlihat rata.
◦ Adanya cerebrospinal rhinorrhoea dan umumnya bercampur
darah.
◦ Paralisis N.Fasialis yang sifatnya temporer atau permanen yang
menyebabkan Bell’s Palsy.
 Intra oral :
◦ Mulut terbuka lebih lebar karena keadaan open bite yang berat.
◦ Rahang atas dapat lebih mudah digerakkan.
◦ Perdarahan pada palatum dan pharynx.
◦ Pernafasan tersumbat karena tertekan oleh dorsum lidah.
Hematosinus
Penatalaksanaan
 Jika terjadi fraktur maksila maka harus segera
dilakukan tindakan untuk mendapatkan fungsi
normal dan efek kosmetik yang baik. Tujuan
tindakan penanggulangan ini adalah untuk
mendapatkan fungsi normal pada waktu menutup
mulut atau oklusi gigi dan memperoleh kontur muka
yang baik. Harus diperhatikan juga jalan nafas serta
profilaksis kemungkinan terjadinya infeksi.
 Penanggulangan fraktur maksila (mid facial fracture)
sangat ditekankan agar rahang atas dan rahang
bawah dapat menutup. Dilakukan fiksasi
intermaksilar sehingga oklusi gigi menjadi
sempurna.
 Fiksasi yang dipakai pada fraktur maksila
ini dapat berupa :
◦ Fiksasi inter-maksilaris menggunakan kawat
besi baja untuk mengikat gigi.
◦ Fiksasi inter-maksilar menggunakan kombinasi
dari reduksi terbuka dan pemasangan kawat
baja atau mini plate.
◦ Fiksasi dengan pin.
Fiksasi Le Fort II
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan tersebut, antara lain :
◦ Umur
◦ Keadaan Umum
◦ Bentuk Fraktur
◦ Jarak antara kedua fragmen tulang
◦ Vaskularisasi dari kedua fragmen
◦ Infeksi
◦ Perawatan
Komplikasi
 Komplikasi Awal
◦ Perdarahan
◦ Sumbatan jalan nafas
◦ Infeksi
 Komplikasi Lambat
◦ Malunion
◦ Obstruksi nasal
◦ Sinusitis kronik
◦ Maloklusi
◦ Deformitas
PEMBAHASAN
Pembahasan
 Berdasarkan anamnesis, pasien mengalami trauma wajah
akibat tertimpa batang pohon. Lokasi trauma pada
daerah maksila, nasal, dan periorbita dextra. Akibat
trauma tersebut pasien tak sadarkan diri dan epistaksis.
 Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan hematom
periorbita bilateral disertai sedikit oedem pada maksila
dextra. Didapatkan discontinuitas dan nyeri tekan pada
periorbita dextra (daerah pipi) kemungkinan adanya
fraktur infraorbita dan hematosinus maksila dextra.
 Sinus maksilaris terdapat ostium maksila yang
terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga
untuk drainage normalnya mengandalkan gerak
silia yang membawanya ke infundibulum pada
sinus ethmoid.
 Jadi jika ada fraktur atau luka jaringan sekitar
sinus maksila maka darah akan dibawa keluar
menjadi epistaksis dan sisanya yg tak dapat
keluar berada di dasar sinus sehingga menjadi
hematosinus.
 Selain keluar dari ostium sinus maksila, epistaksis
juga berasal dari fraktur Os. Nasal dan dislokasi
septum nasi yang dialami pasien. Hasil ini
didapatkan dari pemeriksaan fisik yang ditemukan
adanya discontinuitas pada hidung pasien dan dari
CT Scan yang menunjukkan adanya fraktur os
maksila, Os. Nasal dan dislokasi septum nasi
akibat trauma.
 Hematom periorbita yang dialami pasien ini
adalah akibat dari benturan batang pohon yang
menimpa wajah pasien. Edema dan perdarahan
ke dalam jaringan ikat longgar dari kelopak
mata ke daerah periorbital adalah tanda umum
dari fraktur tepi orbita. Mata dapat terhalang
pandangannya akibat bengkak pada kelopak
mata.
 Pasien ini dapat dicurigai adanya fraktur sinus
maksilaris dan fraktur periorbita, besar pada
dextra dan kecil pada sinistra.
 Dari gambaran CT Scan pasien
disimpulkan :
◦ Fraktur os maksila dextra dan sinistra
◦ Dislokasi septum Nasi
Kesan : Fraktur Le Fort II
Dislokasi Septum Nasi
Decision Making
 Pada pasien ini didapatkan fraktur maksila,
fraktur infra-orbita bilateral, fraktur nasal,
dislokasi septum nasi, hematoma orbita,
ekimosis ringan ODS, dan dari hasil
pemeriksaan radiologi yang mendukung maka
dapat ditentukan bahwa pasien menderita :
◦ Hematosinus
◦ Fraktur Le Fort II
◦ Dislokasi Septum Nasi
Documentation
Documentation
Kesimpulan
 Fraktur Maksila ada 4 macam, yaitu Dento-alveolar
fracture, Le Fort I, Le Fort II, dan Le Fort III.
 Pada pasien ini, setelah dikaji dapat ditegakkan
diagnosis sebagai fraktur Le Fort II dimana garis
fraktur meliputi tulang maxillaris, nasalis,
lacrimalis, ethmoid, sphenoid dan sering tulang
vomer dan septum nasalis terkena juga.
 Penanganan pasien ini yaitu dengan fiksasi
intermaksiler.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotishomeworkping3
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblemuhammad ikhlas yakin
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaanAzis Aimaduddin
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Raddr_kelana
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)dr. Bobby Ahmad
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur editzxrickyjack
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut wayan sugiritama
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Hydrocele hidrokel anak optek aai
Hydrocele hidrokel  anak optek aaiHydrocele hidrokel  anak optek aai
Hydrocele hidrokel anak optek aaiAzis Aimaduddin
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 

What's hot (20)

144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis144455091 case-tumor-parotis
144455091 case-tumor-parotis
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
 
Cleft Lip and/or Palate
Cleft Lip and/or PalateCleft Lip and/or Palate
Cleft Lip and/or Palate
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
Rbd ileus fix
Rbd ileus fix Rbd ileus fix
Rbd ileus fix
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
 
Hydrocele hidrokel anak optek aai
Hydrocele hidrokel  anak optek aaiHydrocele hidrokel  anak optek aai
Hydrocele hidrokel anak optek aai
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 

Viewers also liked

Cedera maksilofasial
Cedera maksilofasialCedera maksilofasial
Cedera maksilofasialFebrian Septa
 
Kelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & traumaKelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & traumadadadony
 
Anatomy of Temporal dt
Anatomy of  Temporal dtAnatomy of  Temporal dt
Anatomy of Temporal dtddert
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileusrakkas
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanBrenda Panjaitan
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klSry Surniaty
 
Orchitis & epididymitis
Orchitis & epididymitisOrchitis & epididymitis
Orchitis & epididymitisKaey Shins
 
Growth & development of maxilla and mandible
Growth & development of maxilla and mandibleGrowth & development of maxilla and mandible
Growth & development of maxilla and mandibleRajesh Bariker
 

Viewers also liked (10)

Cedera maksilofasial
Cedera maksilofasialCedera maksilofasial
Cedera maksilofasial
 
Kelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & traumaKelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & trauma
 
Anatomy of Temporal dt
Anatomy of  Temporal dtAnatomy of  Temporal dt
Anatomy of Temporal dt
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
 
Orchitis & epididymitis
Orchitis & epididymitisOrchitis & epididymitis
Orchitis & epididymitis
 
Scrotal swellings 2- Torsion Testis
Scrotal swellings 2- Torsion TestisScrotal swellings 2- Torsion Testis
Scrotal swellings 2- Torsion Testis
 
Growth & development of maxilla and mandible
Growth & development of maxilla and mandibleGrowth & development of maxilla and mandible
Growth & development of maxilla and mandible
 
Hidrokel
HidrokelHidrokel
Hidrokel
 

Similar to Presentasi jaka le fort ii

mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Septum deviasi.pptx
Septum deviasi.pptxSeptum deviasi.pptx
Septum deviasi.pptxssuser0bf1fb
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
THT referat hubungan deviasi septum nasi dengan faktor resiko rinosinusitis
THT referat hubungan deviasi septum nasi dengan faktor resiko rinosinusitisTHT referat hubungan deviasi septum nasi dengan faktor resiko rinosinusitis
THT referat hubungan deviasi septum nasi dengan faktor resiko rinosinusitisssuser1723a4
 
182575503 case-report-docx
182575503 case-report-docx182575503 case-report-docx
182575503 case-report-docxhomeworkping10
 
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxLaporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxVignarossaP
 
Seminar orto fix
Seminar orto fixSeminar orto fix
Seminar orto fixAnsila Dwi
 
363920948-PPT-Laporan-Kasus-Trauma-Maksilofacial (1).pptx
363920948-PPT-Laporan-Kasus-Trauma-Maksilofacial (1).pptx363920948-PPT-Laporan-Kasus-Trauma-Maksilofacial (1).pptx
363920948-PPT-Laporan-Kasus-Trauma-Maksilofacial (1).pptxJoko Joko
 
Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Radius pada Anak
Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Radius pada AnakFraktur Inkomplit 1/3 Distal Radius pada Anak
Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Radius pada AnakNadyaShafa3
 
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaAnatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaNova Mandasari
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaNabilah Kusuma
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
Anatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
Anatomi dan Fisiologi GIGI.pptAnatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
Anatomi dan Fisiologi GIGI.pptMuhammadAldyan
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyRindang Abas
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulousMira Khairunnisa
 
PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxNSIAk2
 

Similar to Presentasi jaka le fort ii (20)

FRAKTUR NASAL.pptx
FRAKTUR NASAL.pptxFRAKTUR NASAL.pptx
FRAKTUR NASAL.pptx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Septum deviasi.pptx
Septum deviasi.pptxSeptum deviasi.pptx
Septum deviasi.pptx
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
ppt
pptppt
ppt
 
THT referat hubungan deviasi septum nasi dengan faktor resiko rinosinusitis
THT referat hubungan deviasi septum nasi dengan faktor resiko rinosinusitisTHT referat hubungan deviasi septum nasi dengan faktor resiko rinosinusitis
THT referat hubungan deviasi septum nasi dengan faktor resiko rinosinusitis
 
REFERAT.ppt
REFERAT.pptREFERAT.ppt
REFERAT.ppt
 
182575503 case-report-docx
182575503 case-report-docx182575503 case-report-docx
182575503 case-report-docx
 
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxLaporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
 
Seminar orto fix
Seminar orto fixSeminar orto fix
Seminar orto fix
 
363920948-PPT-Laporan-Kasus-Trauma-Maksilofacial (1).pptx
363920948-PPT-Laporan-Kasus-Trauma-Maksilofacial (1).pptx363920948-PPT-Laporan-Kasus-Trauma-Maksilofacial (1).pptx
363920948-PPT-Laporan-Kasus-Trauma-Maksilofacial (1).pptx
 
Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Radius pada Anak
Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Radius pada AnakFraktur Inkomplit 1/3 Distal Radius pada Anak
Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Radius pada Anak
 
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaAnatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
 
Belajar THT.pdf
Belajar THT.pdfBelajar THT.pdf
Belajar THT.pdf
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Anatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
Anatomi dan Fisiologi GIGI.pptAnatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
Anatomi dan Fisiologi GIGI.ppt
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
 

Presentasi jaka le fort ii

  • 1. Hematosinus ec Fraktur Le Fort II Preceptor Dr. Yunie Wulandarrie, Sp. THT-KL, M.Kes Jaka Rizkha Ferdiansyah, S. Ked 20070310020 FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bagian THT RSUD Salatiga
  • 2. IDENTITAS PASIEN  Nama : Tn. Ngat  Umur : 45 tahun  Jenis Kelamin : Laki-Laki  Alamat : Jln. Bagong, Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Randuacir  Masuk Tanggal : 10 Februari 2013
  • 3. KASUS  Allo-anamnesis pada tanggal 12 Februari 2013  Keluhan utama : mimisan akibat wajah tertimpa batang pohon besar  Riwayat Penyakit Sekarang : Istri Os mengatakan bahwa pada hari Minggu, 10 Februari 2013 Os baru pulang beraktifitas menggunakan sepeda motor. Kejadian tersebut terjadi pada siang hari pukul 11.45 WIB. Os melaju dengan kecepatan sedang, namun tidak mengetahui jika ada yang sedang menebang pohon di tepi jalan. Orang sekitar sudah memperingatkan Os namun Os tidak mendengarnya dan akhirnya Os tertimpa batang pohon besar tepat pada wajah bagian kanan Os hingga membuat Os terjatuh dan pingsan seketika dan dilarikan ke IGD RSUD Salatiga. Hidung dan mulut mengeluarkan darah, muntah tidak ada,
  • 4.  Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien belum pernah mengalami hal serupa. Riwayat asma, maag, hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan ginjal disangkal.  Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat penyakit jantung, ginjal disangkal. Riwayat asma, hipertensi, diabetes mellitus disangkal.
  • 5. Anamnesis Sistem:  Sistem saraf pusat : nyeri kepala (+)  Sistem kardiovaskular : nyeri dada (- ), berdebar (-) , sesak napas (-)  Sistem respirasi : sesak napas (+/-), batuk (-) , pilek (-)  Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-) , BAB (-), nyeri perut (-)  Sistem urogenital : tidak ada gangguan BAK  Sistem muskuloskeletal : gerakan terbatas (+) pada wajah  Sistem integumentum : sianosis (-), ikterik (-)
  • 6. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Generalisata  Keadaan Umum : compos mentis, tampak tak nyaman  Tanda Vital : HR : 88x/menit RR : 20x/menit Suhu : 36,9 ⁰C  Kepala : mesocephal, discontinuitas pada palpasi infra orbita dextra dan sinistra  Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sclera tidak ikterik, edema palpebra (+)/(+), hematom palpebra (+)/(+), ekimosis (+)/(+)  Hidung : simetris, cuping hidung (-), epistaksis (+), deformitas (+)  Mulut : mukosa bibir basah, sianosis (-), gusi berdarah (-), pucat (-), lidah kotor (-), maksila dan mandibula asimetris.
  • 7.  Thorax : dbn  Abdomen : dbn  Ekstremitas : dbn
  • 9. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Laboratorium AL : 16,3 x 103/μL (4,5 – 10,0 x 103/μL) AE : 4,47 x 103/μL (4,5 – 5,5 x 103/μL) Hb : 13,5 g/dl (14 – 18 g/dl) HT : 38,2% (40 – 54%) AT : 292 x 103/μL (150 – 450 x 103/μL) MCV : 85,4 FL (85 – 100 FL) MCH : 30,3 Pg (28 – 31 Pg) MCHC : 35,5 g/dl (30 – 35 g/dl) PTT : 14,8 (11,5 – 15,5) APTT : 28,7 (24 – 36,2) GDS : 132 Ureum : 33 Creatinin : 0,5 SGOT : 29 SGPT : 22
  • 10.  Radiologi CT Scan 1. Massa Intra Cavum Nasi Dx/Sn yang menimbulkan destruksi Os. Septum Nasi 2. Deviasi Septum ke kiri 3. Massa Intra Sinus Maxillaris Dx/Sn, Intra Sinus Sphenoidalis Dx, Cenderung Ca Sinonasal Dx/Sn 4. Tak tampak gambaran metastasis pada parenkhim otak
  • 11. Assesment  Hematosinus  Fraktur Le Fort II  Dislokasi Septum Nasi
  • 12. Planning  Antibiotik  Anti-Fibrinolitik  Analgetik  Reposisi Septum Nasi  Immobilisasi  Fiksasi inter-maksilar
  • 14. Fraktur Le Fort  Fraktur Le fort merupakan tipe fraktur tulang-tulang wajah yang merupakan hal klasik terjadi pada trauma-trauma pada wajah.  Le Fort berasal dari nama seorang ahli bedah Perancis yaitu Rene Le Fort (1869- 1951) yang mendeskripsikannya pertama kali pada awal abad 20.
  • 19. Etiologi  Traumatic fracture ◦ Perkelahian ◦ Kecelakaan ◦ Tembakan  Pathologic fracture ◦ Penyakit tulang setempat ◦ Penyakit umum yang mengenai tulang sehingga tulang mudah patah
  • 20. Fraktur Le Fort I (horizontal)
  • 21. Gejala Klinis  Extra oral : ◦ Pembengkakan pada muka disertai vulnus laceratum. ◦ Deformitas pada muka, muka terlihat asimetris. ◦ Hematoma atau echymosis pada daerah yang terkena fraktur, kadang-kadang terdapat infraorbital echymosis dan subconjunctival echymosis. ◦ Penderita tidak dapat menutup mulut karena gigi posterior rahang atas dan rahang bawah telah kontak lebih dulu.  Intra oral : ◦ Echymosis pacta mucobucal rahang atas. ◦ Vulnus laceratum, pembengkakan gingiva, kadang-kadang disertai goyangnya gigi dan lepasnya gigi. ◦ Perdarahan yang berasal dari gingiva yang luka atau gigi yang luka, gigi fraktur atau lepas. ◦ Open bite maloklusi sehingga penderita sukar mengunyah.
  • 22. Fraktur Le fort II (pyramidal)
  • 23. Gejala Klinis  Extra oral : ◦ Pembengkakan hebat pada muka dan hidung, pada daerah tersebut terasa sakit. ◦ Dari samping muka terlihat rata karena adanya deformitas hidung. ◦ Bilateral circum echymosis, subconjunctival echymosis. ◦ Perdarahan dari hidung yang disertai cairan cerebrospinal.  Intra oral : ◦ Mulut sukar dibuka dan rahang bawah sulit digerakkan ke depan ◦ Adanya maloklusi open bite sehingga penderita sukar mengunyah. ◦ Palatum mole sering jatuh ke belakang sehingga dorsum lidah tertekan sehingga timbul kesukaran bernafas. ◦ Terdapatnya kelainan gigi berupa fraktur, avultio, luxatio. ◦ Pada palpasi, seluruh bagian rahang atas dapat digerak-kan, pada bagian hidung terasa adanya step atau bagian yang tajam dan terasa sakit.
  • 24. Fraktur Le Fort III (craniofacial dysjunction)
  • 25. Gejala Klinis  Extra oral : ◦ Pembengkakan hebat pada muka dan hidung. ◦ Perdarahan pada palatum, pharinx, sinus maxillaris, hidung dan telinga. ◦ Terdapat bilateral circum echymosis dan subconjunctival echymosis. ◦ Pergerakan bola mata terbatas dan terdapat kelainan N.opticus dan saraf motoris dari mata yang menyebabkan diplopia, kebutaan dan paralisis bola mata yang temporer. ◦ Deformitas hidung sehingga mata terlihat rata. ◦ Adanya cerebrospinal rhinorrhoea dan umumnya bercampur darah. ◦ Paralisis N.Fasialis yang sifatnya temporer atau permanen yang menyebabkan Bell’s Palsy.  Intra oral : ◦ Mulut terbuka lebih lebar karena keadaan open bite yang berat. ◦ Rahang atas dapat lebih mudah digerakkan. ◦ Perdarahan pada palatum dan pharynx. ◦ Pernafasan tersumbat karena tertekan oleh dorsum lidah.
  • 27. Penatalaksanaan  Jika terjadi fraktur maksila maka harus segera dilakukan tindakan untuk mendapatkan fungsi normal dan efek kosmetik yang baik. Tujuan tindakan penanggulangan ini adalah untuk mendapatkan fungsi normal pada waktu menutup mulut atau oklusi gigi dan memperoleh kontur muka yang baik. Harus diperhatikan juga jalan nafas serta profilaksis kemungkinan terjadinya infeksi.  Penanggulangan fraktur maksila (mid facial fracture) sangat ditekankan agar rahang atas dan rahang bawah dapat menutup. Dilakukan fiksasi intermaksilar sehingga oklusi gigi menjadi sempurna.
  • 28.  Fiksasi yang dipakai pada fraktur maksila ini dapat berupa : ◦ Fiksasi inter-maksilaris menggunakan kawat besi baja untuk mengikat gigi. ◦ Fiksasi inter-maksilar menggunakan kombinasi dari reduksi terbuka dan pemasangan kawat baja atau mini plate. ◦ Fiksasi dengan pin.
  • 30.  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan tersebut, antara lain : ◦ Umur ◦ Keadaan Umum ◦ Bentuk Fraktur ◦ Jarak antara kedua fragmen tulang ◦ Vaskularisasi dari kedua fragmen ◦ Infeksi ◦ Perawatan
  • 31. Komplikasi  Komplikasi Awal ◦ Perdarahan ◦ Sumbatan jalan nafas ◦ Infeksi  Komplikasi Lambat ◦ Malunion ◦ Obstruksi nasal ◦ Sinusitis kronik ◦ Maloklusi ◦ Deformitas
  • 33. Pembahasan  Berdasarkan anamnesis, pasien mengalami trauma wajah akibat tertimpa batang pohon. Lokasi trauma pada daerah maksila, nasal, dan periorbita dextra. Akibat trauma tersebut pasien tak sadarkan diri dan epistaksis.  Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan hematom periorbita bilateral disertai sedikit oedem pada maksila dextra. Didapatkan discontinuitas dan nyeri tekan pada periorbita dextra (daerah pipi) kemungkinan adanya fraktur infraorbita dan hematosinus maksila dextra.
  • 34.  Sinus maksilaris terdapat ostium maksila yang terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga untuk drainage normalnya mengandalkan gerak silia yang membawanya ke infundibulum pada sinus ethmoid.  Jadi jika ada fraktur atau luka jaringan sekitar sinus maksila maka darah akan dibawa keluar menjadi epistaksis dan sisanya yg tak dapat keluar berada di dasar sinus sehingga menjadi hematosinus.
  • 35.  Selain keluar dari ostium sinus maksila, epistaksis juga berasal dari fraktur Os. Nasal dan dislokasi septum nasi yang dialami pasien. Hasil ini didapatkan dari pemeriksaan fisik yang ditemukan adanya discontinuitas pada hidung pasien dan dari CT Scan yang menunjukkan adanya fraktur os maksila, Os. Nasal dan dislokasi septum nasi akibat trauma.
  • 36.  Hematom periorbita yang dialami pasien ini adalah akibat dari benturan batang pohon yang menimpa wajah pasien. Edema dan perdarahan ke dalam jaringan ikat longgar dari kelopak mata ke daerah periorbital adalah tanda umum dari fraktur tepi orbita. Mata dapat terhalang pandangannya akibat bengkak pada kelopak mata.  Pasien ini dapat dicurigai adanya fraktur sinus maksilaris dan fraktur periorbita, besar pada dextra dan kecil pada sinistra.
  • 37.  Dari gambaran CT Scan pasien disimpulkan : ◦ Fraktur os maksila dextra dan sinistra ◦ Dislokasi septum Nasi Kesan : Fraktur Le Fort II Dislokasi Septum Nasi
  • 38. Decision Making  Pada pasien ini didapatkan fraktur maksila, fraktur infra-orbita bilateral, fraktur nasal, dislokasi septum nasi, hematoma orbita, ekimosis ringan ODS, dan dari hasil pemeriksaan radiologi yang mendukung maka dapat ditentukan bahwa pasien menderita : ◦ Hematosinus ◦ Fraktur Le Fort II ◦ Dislokasi Septum Nasi
  • 41. Kesimpulan  Fraktur Maksila ada 4 macam, yaitu Dento-alveolar fracture, Le Fort I, Le Fort II, dan Le Fort III.  Pada pasien ini, setelah dikaji dapat ditegakkan diagnosis sebagai fraktur Le Fort II dimana garis fraktur meliputi tulang maxillaris, nasalis, lacrimalis, ethmoid, sphenoid dan sering tulang vomer dan septum nasalis terkena juga.  Penanganan pasien ini yaitu dengan fiksasi intermaksiler.