SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr.,
M.Biomed
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
1
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2
 Sel melakukan adaptasi terhadap stressor dari luar dengan
melakukan respon:
 Hyprtrophy
 Hyperplasia
 Atrophy
 Metaplasia
 Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil maka dapat
menyebabkan kerusakan sel
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3
 Sel yang kerusakannya reversible → dapat berfungsi Kembali berfungsi seperti
sedia kala
 Sel yang kerusakannya irreversible → sel akan mengalami kematian sel
 Kematian sel disebabkan oleh → ischemia, infeksi, toksi, reaksi imun
 Kematian sel merupakan salah satu prose normal terjadi pada fase
embryogenesis, perkembangan organ dan pengaturan homeostasis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
5
 Pembesaran sel → mengakibatkan pembesaran organ → akibat peningkatan
jumlah struktur protein dan organel sel → tidak ada sel baru
 Terjadi secara fisiologis, patologis, atau karena stimulus dari peningkaan
hormone tertentu
 Contoh pembesaran uterus karena stimulus dari estrogen sehingga terjadi
hiperplasi dan hipertropi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
6
 Proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel, sehingga penambahan jumlah
sel membuat organ membesar
 Terjadi secara fisiologis dan patologis (ex cancer)
 Hiperplasia secara fisiologis dibagi menjadi 2:
 Hormonal hyperplasia (ex: selama masa kehamilan dan pubertas)
 Compensatory hyperplasia (ex: kematian jaringan hati)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7
 Pengecilan ukuran sel → berkurangnya ukuran organ → fungsi sel menurun tapi
bukan kematian sel
 Penyebab karena kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi, kehilangan
stimulasi endokrin, dan aging
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
8
 Perubahan reversible dari fenotip sel yang digantikan oleh sel lain akibat iritasi
kronis seperti genetic reprogramming
 Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan oleh tipe sel lain yang
lebih bisa menghadapi stressor
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
9
 Pada stadium kerusakan sel (kerusakan ringan) → kerusakan fungsi dan
morfologi dapat kembali normal jika penyebab dari kerusakan dihilangkan →
meski terjadi kerusakan sel secara signifikan, namun tidak terjadi kerusakan
baik pada membrane sel maupun inti sel
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
10
 Kerusakan yang terjadi secara terus menerus → jadi kerusakan irreversible → sel
tidak memiliki kemampuan memperbaiki kerusakan → kematian sel
 Kematian sel ada 2 macam → apoptosis dan nekrosis
 Apoptosis → mekanisme kematian sel terprogram yang penting dalam berbagai
proses biologi
 Nekrosis → bentuk kematian sel sebagai akibat sel yang terluka akut
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
11
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
12
 Kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal selama proses
perkembangan dan penuaan jaringan tubuh → mekanisme homeostasis sel dan
mekanisme pertahanan tubuh
 2 jalur → ekstrinsik (melibatkan Fas) dan intrinsic (melibatkan cytochrome C
dari mitokondria)
 Mitokondria berperan sebagai kunci dalam proses regulasi kematian sel karena
adanya sitokrom C yang berada di space membrane mitokondria yang berperan
dalam produksi ATP
 Contoh → diferensiasi jari manusia selama perkembangan embrio membutuhkan
sel-sel di antara jari-jari untuk apoptosis sehingga jari-jari dapat terpisah
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
13
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
14
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
15
 Proses apoptosis yang tidak sempurna menyebabkan timbulnya penyakit
 Terlalu banyak apoptosis menyebabkan sel mengalami kekacauan, terlalu sedikit
apoptosis juga menyebabkan proliferasi sel yang tidak terkontrol (kanker)
 Kanker → sel tumor kehilangan kemampuan untuk apoptosis sehingga proliferasi
sel meningkat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
16
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
17
 Sel yang rusak atau terinfeksi
 Sel dapat memutuskan melakukan apoptosis ketika sel rusak / terinfeksi virus
jika mekanisme apoptosis rusak, berkembang jadi kanker
 Respon terhadap stress atau kerusakan DNA
 Disebabkan senyawa toksik, paparan sinar ultraviolet, radiasi ionisasi (sinar
gamma atau X) dapat menginduksi sel untuk memulai apoptosis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
18
 Sinyal yang menginduksi apoptosis berasal dari ekstraseluler (contoh hormone
tiroksin, growth factor) dan intraseluler (contoh radiasi ionisasi, kerusakan
karena oksidasi radikal bebas, gangguan siklus sel)
 Sel lain, sel yang berhubungan dengan sel yang berdekatan juga bisa
memberikan signal untuk apoptosis
 Kedua jalur penginduksi tersebut bertemu di dalam sel tubuh berubah menjadi
famili protein pengeksekusi utama dikenal caspase
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
19
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
20
1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis)
2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis
yang berhubungan dll)
3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel dll)
4. Fagositosis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
21
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
22
 Perkembanga penyakit dapat menyebabkan kematian sel salah satunya akibat
adanya pathogen → makroba → merusak sel dan organelnya
 Sel awalnya akan memberikan respon utama → atrofi, hipertrofi, hyperplasia dan
metaplasia → jika respon tidak berhasil, lanjut pada kematian sel → nekrosis
 Penyakit / cedera pada sel → kondisi ini bisa Kembali normal jika lingkungan
mendukung, tapi jika lingkungan buruk, cedera semakin parah sel tidak kembali
normal dan mengalami nekrosis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
23
 Nekrosis terjadi ketika suplai darah hilang atau terpajan toksin → ditandai
pembengkakan sel, denaturasi protein, kerusakan organel → disfungsi jaringan
 Nekrosis dapat dikenali karena sel atau jaringan menunjukkan perubahan-
perubahan tertentu baik secara makroskopis maupun mikroskopis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
24
 Terdiri kerusakan membrane, lisosom mengeluarkan enzim ke
sitoplasma dan menghancurkan sel, isi sel keluar dikarenakan
kerusakan membrane plasma dan mengakibatkan reaksi
inflamatori
 Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada kematian
sel yang diakibatkan oleh:
 Ischemia
 Keracunan
 Infeksi
 Trauma
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
25
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26
 Secara makroskopik dan dengan pemeriksaan mikroskopik dapat dikenali
beberapa bentuk nekrosis:
1. Nekrosis koagulasi
2. Nekrosis liquefaktif (mencair)
3. Nekrosis lemak
4. Nekrosis kaseosa (perkejuan)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
27
 Terjadi denaturasi protein, hambatan enzim-enzim litik sehingga sel tidak
mengalami lisis → kerangka luar sel relative utuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Infark Ginjal
Makroskopik: terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-
kuningan dan sedikit berlemak, padat.
Mikroskopik: struktur sel dan jaringan masih jelas, inti sel menghilang
28
 Larutnya jaringan akibat lisis enzimatik sel-sel yang mati → biasa terjadi di otak
 Jaringan yang mengalami liquefaksi menjadi lunak, mudah mencair, dan
tersusun oleh sel-sel yang mengalami disintegrasi dan cairan.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Infark Otak
Makroskopik: adanya benjolan berisi cairan
Mikroskopik: tampak seperti ruang kosong
29
 Lipolisi ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel lemak → pancreatitis akut
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
30
 Memiliki baik gambaran nekrosis koagulasi maupun liquefaktif
 Nekrosis terjadi di bagian tengah granuloma tuberkulosa, yang mengandung
bahan seperti keju putih atau kekuningan merupakan asal nama nekrosis tipe ini
→ tuberculosis paru
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
31
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
32
Apoptosis
1. Sel mengkerut
2. Chromatin mengumpul pada
membrane inti
3. Membran kehilangan integritasnya
4. Terpisah pisah menjadi apoptosis
bodies
5. Terjadi fragmentasi DNA sebelum sel
mati
Nekrosis
1. Luka fisik atau kimia
2. Kehilangan integritas
membrane
3. Tidak ada pembentukan
vesicular
4. Tidak perlu energy
5. Frangmentasi DNA random
6. Terjadi pada sekumpulan sel
secara bersamaan
7. Menimbulkan respon immune --
--- Inflamasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
33
 DNA dapat mengalami perubahan atau kerusakan → disebabkan oleh factor
lingkungan yaitu kerusakan DNA dan mutasi
 Kerusakan DNA merupakan abnormalitas fisik DNA, seperti patahnya untai
tunggal dan ganda
 Kerusakan DNA dapat dikenali oleh enzim dan dapat diperbaiki
 Jika sebuah sel tetap mempertahankan kerusakan DNA, transkripsi gen akan
dicegah dan translasi akan terhalang, bahkan sel akan mati
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
34
 Mutasi → perubahan urutan basa dari molekul DNA → tidak dapat dikenali oleh
enzim sehingga tidak dapat diperbaiki
 Pada tingkat sel, mutasi dapat mengakibatkan perubahan fungsi protein dan
regulasi
 Agar mutasi tidak dapat menyebabkan perubahan sifat, maka DNA perlu
diperbaiki dan direparasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
35
 Sumber kerusakan DNA dibagi menjadi 2 yaitu kerusakan endogen dan eksogen
 Kerusakan endogen disebabkan oksigen reaktif yang berasal dari hasil samping
metabolism khususnya proses deaminasi oksidatif
 Kerusakan eksogen disebabkan oleh agen eksternal misalnya radiasi UV, sinar X,
sinar gamma, gangguan hidrolisis, senyawa metagenik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
36
 Kerusakan DNA banyak terjadi pada saat replikasi DNA
 Untuk mengatasi hal ini, proses perbaikan DNA dilakukan pada akhir proses
replikasi
 Perubahan-perubahan yang disebabkan oleh kerusakan DNA dapat mengganggu
replikasi atau dapat menghasilkan produk transkripsi yang salah
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
37
 Disebabkan oleh pengaruh agen lingkungan, fisik, dan kimia sehingga dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 jenis kerusakan yaitu
1. Pengubahan basa tunggal → depurinasi merupakan hilangnya purin dasar dari
tulang punggung DNA, deaminasi sitosin menjadi urasil, alkilasi basa serta
penyisipan dan penghapusan nukleotida
2. Pengubahan dua basa → dimer timin-timin yang diinduksi oleh cahaya UV dan
hubungan silang preparate alkilasi bifungsinal
3. Pemutusan rantai → akibat radikal bebas (internal dan eksternal)
4. Hhubungan silang meliputi antara basa-basa dalam untai yang sama atau
berlawanan dan antara DNA dengan molekul protein (misal histon)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
38
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
39
 Makrofag → jenis sel darah putih dari sistem imun yang menelan dan mencerna
pathogen seperti sel kanker, mikroba, puing-puing seluler dan zat asing →
fagositosis yang beraksi untuk mempertahankan inang dari infeksi dan cedera
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
40
 Makrofag ditemukan pada saluran pencernaan, paru-paru, pembuluh darah hati
dan limpa tempat sel darah yang rusak didaur keluar tubuh
 Neutrofil → fagosit yang paling efisien disusul oleh makrofag dan bisa mencerna
sejumlah besar bakteri atau sel lainnya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
41
 Terdapat beberapa bentuk makrofag yang diaktifkan → M1 dan M2
 Makrofag M1 → makrofag yang diaktifkan oleh LPS dan IFN-gamma sebagai
“killer” dengan memproduksi banyak IL-12 dan sedikit IL-10
 Makrofag M1 memiliki fungsi pro-inflamasi, bakterisida, fagositik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
42
 Makrofag M2 (makrofag yang diaktifkan secara alternatif) → berfungsi dalam
proses perbaikan seperti penyembuhan luka dan perbaikan jaringan
 M2 juga menekan aktivasi system imun yang merusak dengan memproduksi
sitokin anti-inflamasi seperti IL-10
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
43
 Makrofag → fagosititosis professional dan terspesialisasi dalam menghilangkan
sel-sel mati atau sekarat dan puing-puing seluler pada kondisi peradangan kronis
 Makrofag → sebagai sel pembersih, makrofag membersihkan tubuh dari sel-sel
usang dan puing-puing lainnya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
44
KEMOTAKSIS
 Gerakan fagosit ke tempat infeksi sebagai respon terhadap berbagai factor seperti
bakteri
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
45
ADHESI
 Proses perlekatan membrane plasma fagosit dengan permukaan mikroorganisme
atau benda asing lainnya
 Makrofag bisa dengan mudah memfagosit bakteri jika mereka dilapisi terlebih
dahulu dengan protein plasma tertentu yang mendukung adhesi
 Proses pelapisan ini disebut opsonisasi dan proteinnya disebut opsonin yang
berupa beberapa komponen system komplemen dan molekul antibodi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
46
INGESTI
 Proses penelanan bakteri terjadi karena fagosit membentu tonjolan pseudopadi
pada membrane plasmanya, kemudian membentuk kantung yang menglilingi
bakteri pada saat dimakan
 Bakteri kemudian akan terkurung dalam kantung yang disebut fagosom (vakuola
fagositik)
 Dinding fagosom dengan demikian terdiri dari dinding bagian luar fagosit
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
47
DEGRANULASI
 Pada saat fagosom masuk ke sitoplasma → mengalami fusi dengan lisosom dan
membentu fagolisosom, sehingga terjadi pembunuhan mikroba oleh enzim lisosom
pada fagolisosom
 Dalam beberapa detik setelah terjadinya fusi akan berlangsung degranulasi dan
pembunuhan (killing)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
48
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
49
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
50
 Kemampuan killingnya meningkat terhadap mikroorganisme
 Makrofag teraktivasi akan memacu inflamasi dengan mengeluarkan mediator
infalamsi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
51
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
52
 Autofagi (autophagy) → proses alami tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak
dan tidak berfungsi sekaligus menggantinya dengan sel-sel baru yang sehat
 Mekanisme ini meningkatkan kemampuan sel tubuh untuk melawan racun
penyebab penyakit dan menjaga organ tubuh tetap berfungsi dengan baik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
53
 Tubuh manusia memiliki triliunan sel dengan bentuk yang bermacam-macam
 Seiring berjalannya waktu, sel tubuh dapat rusak dan mengalami penurunan
fungsi
 Pemicunya beragam, mulai dari pertambahan usia hingga adanya kondisi
Kesehatan tertentu
 Jika sel-sel yang rusak dibiarkan tumbuh dan berkembang tanpa kendali, dapat
terjadi gangguan kesehatan termasuk meningkatnya risiko terkena kanker
 Pada saat ini, peran autofagi diperlukan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
54
 Mekanisme autofagi ibarat menekan tombol reset di tubuh yang akan
meregenerasi sel-sel tubuh
 Autofagi bisa terjadi secara alami, tetapi ada sejumlah factor yang diketahui
dapat mempercepat prosesnya salah satunya puasa
 Ketika puasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama berjam-jam
dan membuat sel-sel tubuh menjadi kelaparan
 Disaat inilah, proses autofagi bekerja untuk menghancurkan sel yang sudah
rusak dan menggantinya dengan yang baru
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
55
 Saat mengaktifkan mekanisme autofagi melalui puasa dan membuat tubuh
berada pada fase ketosis
 Umumnya akan muncul beberapa gejala tertentu seperti penurunan nafsu
makan, munculnya bau keton (bau seperti buah atau bau logam), rasa Lelah dan
penunrunan BB akibat terpicunya pemecahan lemak
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
56
 Menurunakn risiko terjadinya kanker dan DMT2
 Membantu meningkatkan fungsi otak dalam mengingat, memproses informasi
dan menentukan keputusan
 Mencegah keparahan penyakit neurodegenerative seperti penyakit Alzheimer
 Membantu menurunkan berat badan
 Membantu meningkatkan Kesehatan jantung
 Meningkatkan proses pembentukan energi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
57
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
58
 Buatlah 3 kelompok belajar, dengan pembagian materi:
 Kelompok 1 → cara deteksi kelainan DNA dan sebutkan jenis kelainannya atau
penyakitnya apa saja?
 Kelompok 2 → cara deteksi kelainan RNA dan sebutkan jenis kelainannya atau
penyakitnya apa saja?
 Kelompok 3 → cara deteksi kelainan Protein dan sebutkan jenis kelainannya atau
penyakitnya apa saja?
 Dibuat dalam bentuk PPT dan dipresentasikan hari Kamis, 23 November 2023
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
59

More Related Content

Similar to MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx

42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.pptDrYurizal
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.pptProdiD3Keperawatan
 
TEORI MENUA.pptx
TEORI MENUA.pptxTEORI MENUA.pptx
TEORI MENUA.pptxheri sos
 
Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisDegenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisYaner Yeverson
 
genetika molekuler pada neoplasma, genop DNA
genetika molekuler pada neoplasma, genop DNAgenetika molekuler pada neoplasma, genop DNA
genetika molekuler pada neoplasma, genop DNAHabibidr1
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptxDhevGianfranco
 
07antikanker
07antikanker07antikanker
07antikankerFaunjani
 
Tumor pskh gangguan pertumbuhan pptx pptx
Tumor pskh gangguan pertumbuhan pptx pptxTumor pskh gangguan pertumbuhan pptx pptx
Tumor pskh gangguan pertumbuhan pptx pptxandini330535
 
Kb 1 tahap kematian jaringan dan
Kb 1 tahap kematian jaringan danKb 1 tahap kematian jaringan dan
Kb 1 tahap kematian jaringan danpjj_kemenkes
 
Tahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danTahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danpjj_kemenkes
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologiWarnet Raha
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN_new.pptx
KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN_new.pptxKELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN_new.pptx
KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN_new.pptxSyaifuddinKurnianto1
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelFebry Salsinha
 

Similar to MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx (20)

42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
 
Apoptosis & nekrosis
Apoptosis & nekrosisApoptosis & nekrosis
Apoptosis & nekrosis
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
 
TEORI MENUA.pptx
TEORI MENUA.pptxTEORI MENUA.pptx
TEORI MENUA.pptx
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisDegenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan Nekrosis
 
genetika molekuler pada neoplasma, genop DNA
genetika molekuler pada neoplasma, genop DNAgenetika molekuler pada neoplasma, genop DNA
genetika molekuler pada neoplasma, genop DNA
 
Pengantar Patologi
Pengantar Patologi Pengantar Patologi
Pengantar Patologi
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
 
07antikanker
07antikanker07antikanker
07antikanker
 
Tumor pskh gangguan pertumbuhan pptx pptx
Tumor pskh gangguan pertumbuhan pptx pptxTumor pskh gangguan pertumbuhan pptx pptx
Tumor pskh gangguan pertumbuhan pptx pptx
 
Kb 1 tahap kematian jaringan dan
Kb 1 tahap kematian jaringan danKb 1 tahap kematian jaringan dan
Kb 1 tahap kematian jaringan dan
 
Tahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danTahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan dan
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN_new.pptx
KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN_new.pptxKELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN_new.pptx
KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN_new.pptx
 
proses menua
proses menuaproses menua
proses menua
 
3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
 
3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel
 

More from Julfiana Mardatillah

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxJulfiana Mardatillah
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 

More from Julfiana Mardatillah (20)

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (10)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx

  • 1. Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr., M.Biomed Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 1
  • 2. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 2
  • 3.  Sel melakukan adaptasi terhadap stressor dari luar dengan melakukan respon:  Hyprtrophy  Hyperplasia  Atrophy  Metaplasia  Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil maka dapat menyebabkan kerusakan sel Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 3
  • 4.  Sel yang kerusakannya reversible → dapat berfungsi Kembali berfungsi seperti sedia kala  Sel yang kerusakannya irreversible → sel akan mengalami kematian sel  Kematian sel disebabkan oleh → ischemia, infeksi, toksi, reaksi imun  Kematian sel merupakan salah satu prose normal terjadi pada fase embryogenesis, perkembangan organ dan pengaturan homeostasis Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 4
  • 5. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 5
  • 6.  Pembesaran sel → mengakibatkan pembesaran organ → akibat peningkatan jumlah struktur protein dan organel sel → tidak ada sel baru  Terjadi secara fisiologis, patologis, atau karena stimulus dari peningkaan hormone tertentu  Contoh pembesaran uterus karena stimulus dari estrogen sehingga terjadi hiperplasi dan hipertropi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 6
  • 7.  Proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel, sehingga penambahan jumlah sel membuat organ membesar  Terjadi secara fisiologis dan patologis (ex cancer)  Hiperplasia secara fisiologis dibagi menjadi 2:  Hormonal hyperplasia (ex: selama masa kehamilan dan pubertas)  Compensatory hyperplasia (ex: kematian jaringan hati) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 7
  • 8.  Pengecilan ukuran sel → berkurangnya ukuran organ → fungsi sel menurun tapi bukan kematian sel  Penyebab karena kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi, kehilangan stimulasi endokrin, dan aging Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 8
  • 9.  Perubahan reversible dari fenotip sel yang digantikan oleh sel lain akibat iritasi kronis seperti genetic reprogramming  Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan oleh tipe sel lain yang lebih bisa menghadapi stressor Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 9
  • 10.  Pada stadium kerusakan sel (kerusakan ringan) → kerusakan fungsi dan morfologi dapat kembali normal jika penyebab dari kerusakan dihilangkan → meski terjadi kerusakan sel secara signifikan, namun tidak terjadi kerusakan baik pada membrane sel maupun inti sel Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 10
  • 11.  Kerusakan yang terjadi secara terus menerus → jadi kerusakan irreversible → sel tidak memiliki kemampuan memperbaiki kerusakan → kematian sel  Kematian sel ada 2 macam → apoptosis dan nekrosis  Apoptosis → mekanisme kematian sel terprogram yang penting dalam berbagai proses biologi  Nekrosis → bentuk kematian sel sebagai akibat sel yang terluka akut Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 11
  • 12. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 12
  • 13.  Kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal selama proses perkembangan dan penuaan jaringan tubuh → mekanisme homeostasis sel dan mekanisme pertahanan tubuh  2 jalur → ekstrinsik (melibatkan Fas) dan intrinsic (melibatkan cytochrome C dari mitokondria)  Mitokondria berperan sebagai kunci dalam proses regulasi kematian sel karena adanya sitokrom C yang berada di space membrane mitokondria yang berperan dalam produksi ATP  Contoh → diferensiasi jari manusia selama perkembangan embrio membutuhkan sel-sel di antara jari-jari untuk apoptosis sehingga jari-jari dapat terpisah Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 13
  • 14. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 14
  • 15. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 15
  • 16.  Proses apoptosis yang tidak sempurna menyebabkan timbulnya penyakit  Terlalu banyak apoptosis menyebabkan sel mengalami kekacauan, terlalu sedikit apoptosis juga menyebabkan proliferasi sel yang tidak terkontrol (kanker)  Kanker → sel tumor kehilangan kemampuan untuk apoptosis sehingga proliferasi sel meningkat Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 16
  • 17. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 17
  • 18.  Sel yang rusak atau terinfeksi  Sel dapat memutuskan melakukan apoptosis ketika sel rusak / terinfeksi virus jika mekanisme apoptosis rusak, berkembang jadi kanker  Respon terhadap stress atau kerusakan DNA  Disebabkan senyawa toksik, paparan sinar ultraviolet, radiasi ionisasi (sinar gamma atau X) dapat menginduksi sel untuk memulai apoptosis Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 18
  • 19.  Sinyal yang menginduksi apoptosis berasal dari ekstraseluler (contoh hormone tiroksin, growth factor) dan intraseluler (contoh radiasi ionisasi, kerusakan karena oksidasi radikal bebas, gangguan siklus sel)  Sel lain, sel yang berhubungan dengan sel yang berdekatan juga bisa memberikan signal untuk apoptosis  Kedua jalur penginduksi tersebut bertemu di dalam sel tubuh berubah menjadi famili protein pengeksekusi utama dikenal caspase Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 19
  • 20. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 20
  • 21. 1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis) 2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis yang berhubungan dll) 3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel dll) 4. Fagositosis Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 21
  • 22. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 22
  • 23.  Perkembanga penyakit dapat menyebabkan kematian sel salah satunya akibat adanya pathogen → makroba → merusak sel dan organelnya  Sel awalnya akan memberikan respon utama → atrofi, hipertrofi, hyperplasia dan metaplasia → jika respon tidak berhasil, lanjut pada kematian sel → nekrosis  Penyakit / cedera pada sel → kondisi ini bisa Kembali normal jika lingkungan mendukung, tapi jika lingkungan buruk, cedera semakin parah sel tidak kembali normal dan mengalami nekrosis Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 23
  • 24.  Nekrosis terjadi ketika suplai darah hilang atau terpajan toksin → ditandai pembengkakan sel, denaturasi protein, kerusakan organel → disfungsi jaringan  Nekrosis dapat dikenali karena sel atau jaringan menunjukkan perubahan- perubahan tertentu baik secara makroskopis maupun mikroskopis Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 24
  • 25.  Terdiri kerusakan membrane, lisosom mengeluarkan enzim ke sitoplasma dan menghancurkan sel, isi sel keluar dikarenakan kerusakan membrane plasma dan mengakibatkan reaksi inflamatori  Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada kematian sel yang diakibatkan oleh:  Ischemia  Keracunan  Infeksi  Trauma Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 25
  • 26. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 26
  • 27.  Secara makroskopik dan dengan pemeriksaan mikroskopik dapat dikenali beberapa bentuk nekrosis: 1. Nekrosis koagulasi 2. Nekrosis liquefaktif (mencair) 3. Nekrosis lemak 4. Nekrosis kaseosa (perkejuan) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 27
  • 28.  Terjadi denaturasi protein, hambatan enzim-enzim litik sehingga sel tidak mengalami lisis → kerangka luar sel relative utuh Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Infark Ginjal Makroskopik: terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning- kuningan dan sedikit berlemak, padat. Mikroskopik: struktur sel dan jaringan masih jelas, inti sel menghilang 28
  • 29.  Larutnya jaringan akibat lisis enzimatik sel-sel yang mati → biasa terjadi di otak  Jaringan yang mengalami liquefaksi menjadi lunak, mudah mencair, dan tersusun oleh sel-sel yang mengalami disintegrasi dan cairan. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Infark Otak Makroskopik: adanya benjolan berisi cairan Mikroskopik: tampak seperti ruang kosong 29
  • 30.  Lipolisi ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel lemak → pancreatitis akut Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 30
  • 31.  Memiliki baik gambaran nekrosis koagulasi maupun liquefaktif  Nekrosis terjadi di bagian tengah granuloma tuberkulosa, yang mengandung bahan seperti keju putih atau kekuningan merupakan asal nama nekrosis tipe ini → tuberculosis paru Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 31
  • 32. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 32 Apoptosis 1. Sel mengkerut 2. Chromatin mengumpul pada membrane inti 3. Membran kehilangan integritasnya 4. Terpisah pisah menjadi apoptosis bodies 5. Terjadi fragmentasi DNA sebelum sel mati Nekrosis 1. Luka fisik atau kimia 2. Kehilangan integritas membrane 3. Tidak ada pembentukan vesicular 4. Tidak perlu energy 5. Frangmentasi DNA random 6. Terjadi pada sekumpulan sel secara bersamaan 7. Menimbulkan respon immune -- --- Inflamasi
  • 33. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 33
  • 34.  DNA dapat mengalami perubahan atau kerusakan → disebabkan oleh factor lingkungan yaitu kerusakan DNA dan mutasi  Kerusakan DNA merupakan abnormalitas fisik DNA, seperti patahnya untai tunggal dan ganda  Kerusakan DNA dapat dikenali oleh enzim dan dapat diperbaiki  Jika sebuah sel tetap mempertahankan kerusakan DNA, transkripsi gen akan dicegah dan translasi akan terhalang, bahkan sel akan mati Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 34
  • 35.  Mutasi → perubahan urutan basa dari molekul DNA → tidak dapat dikenali oleh enzim sehingga tidak dapat diperbaiki  Pada tingkat sel, mutasi dapat mengakibatkan perubahan fungsi protein dan regulasi  Agar mutasi tidak dapat menyebabkan perubahan sifat, maka DNA perlu diperbaiki dan direparasi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 35
  • 36.  Sumber kerusakan DNA dibagi menjadi 2 yaitu kerusakan endogen dan eksogen  Kerusakan endogen disebabkan oksigen reaktif yang berasal dari hasil samping metabolism khususnya proses deaminasi oksidatif  Kerusakan eksogen disebabkan oleh agen eksternal misalnya radiasi UV, sinar X, sinar gamma, gangguan hidrolisis, senyawa metagenik Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 36
  • 37.  Kerusakan DNA banyak terjadi pada saat replikasi DNA  Untuk mengatasi hal ini, proses perbaikan DNA dilakukan pada akhir proses replikasi  Perubahan-perubahan yang disebabkan oleh kerusakan DNA dapat mengganggu replikasi atau dapat menghasilkan produk transkripsi yang salah Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 37
  • 38.  Disebabkan oleh pengaruh agen lingkungan, fisik, dan kimia sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam 4 jenis kerusakan yaitu 1. Pengubahan basa tunggal → depurinasi merupakan hilangnya purin dasar dari tulang punggung DNA, deaminasi sitosin menjadi urasil, alkilasi basa serta penyisipan dan penghapusan nukleotida 2. Pengubahan dua basa → dimer timin-timin yang diinduksi oleh cahaya UV dan hubungan silang preparate alkilasi bifungsinal 3. Pemutusan rantai → akibat radikal bebas (internal dan eksternal) 4. Hhubungan silang meliputi antara basa-basa dalam untai yang sama atau berlawanan dan antara DNA dengan molekul protein (misal histon) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 38
  • 39. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 39
  • 40.  Makrofag → jenis sel darah putih dari sistem imun yang menelan dan mencerna pathogen seperti sel kanker, mikroba, puing-puing seluler dan zat asing → fagositosis yang beraksi untuk mempertahankan inang dari infeksi dan cedera Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 40
  • 41.  Makrofag ditemukan pada saluran pencernaan, paru-paru, pembuluh darah hati dan limpa tempat sel darah yang rusak didaur keluar tubuh  Neutrofil → fagosit yang paling efisien disusul oleh makrofag dan bisa mencerna sejumlah besar bakteri atau sel lainnya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 41
  • 42.  Terdapat beberapa bentuk makrofag yang diaktifkan → M1 dan M2  Makrofag M1 → makrofag yang diaktifkan oleh LPS dan IFN-gamma sebagai “killer” dengan memproduksi banyak IL-12 dan sedikit IL-10  Makrofag M1 memiliki fungsi pro-inflamasi, bakterisida, fagositik Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 42
  • 43.  Makrofag M2 (makrofag yang diaktifkan secara alternatif) → berfungsi dalam proses perbaikan seperti penyembuhan luka dan perbaikan jaringan  M2 juga menekan aktivasi system imun yang merusak dengan memproduksi sitokin anti-inflamasi seperti IL-10 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 43
  • 44.  Makrofag → fagosititosis professional dan terspesialisasi dalam menghilangkan sel-sel mati atau sekarat dan puing-puing seluler pada kondisi peradangan kronis  Makrofag → sebagai sel pembersih, makrofag membersihkan tubuh dari sel-sel usang dan puing-puing lainnya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 44
  • 45. KEMOTAKSIS  Gerakan fagosit ke tempat infeksi sebagai respon terhadap berbagai factor seperti bakteri Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 45
  • 46. ADHESI  Proses perlekatan membrane plasma fagosit dengan permukaan mikroorganisme atau benda asing lainnya  Makrofag bisa dengan mudah memfagosit bakteri jika mereka dilapisi terlebih dahulu dengan protein plasma tertentu yang mendukung adhesi  Proses pelapisan ini disebut opsonisasi dan proteinnya disebut opsonin yang berupa beberapa komponen system komplemen dan molekul antibodi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 46
  • 47. INGESTI  Proses penelanan bakteri terjadi karena fagosit membentu tonjolan pseudopadi pada membrane plasmanya, kemudian membentuk kantung yang menglilingi bakteri pada saat dimakan  Bakteri kemudian akan terkurung dalam kantung yang disebut fagosom (vakuola fagositik)  Dinding fagosom dengan demikian terdiri dari dinding bagian luar fagosit Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 47
  • 48. DEGRANULASI  Pada saat fagosom masuk ke sitoplasma → mengalami fusi dengan lisosom dan membentu fagolisosom, sehingga terjadi pembunuhan mikroba oleh enzim lisosom pada fagolisosom  Dalam beberapa detik setelah terjadinya fusi akan berlangsung degranulasi dan pembunuhan (killing) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 48
  • 49. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 49
  • 50. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 50
  • 51.  Kemampuan killingnya meningkat terhadap mikroorganisme  Makrofag teraktivasi akan memacu inflamasi dengan mengeluarkan mediator infalamsi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 51
  • 52. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 52
  • 53.  Autofagi (autophagy) → proses alami tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak dan tidak berfungsi sekaligus menggantinya dengan sel-sel baru yang sehat  Mekanisme ini meningkatkan kemampuan sel tubuh untuk melawan racun penyebab penyakit dan menjaga organ tubuh tetap berfungsi dengan baik Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 53
  • 54.  Tubuh manusia memiliki triliunan sel dengan bentuk yang bermacam-macam  Seiring berjalannya waktu, sel tubuh dapat rusak dan mengalami penurunan fungsi  Pemicunya beragam, mulai dari pertambahan usia hingga adanya kondisi Kesehatan tertentu  Jika sel-sel yang rusak dibiarkan tumbuh dan berkembang tanpa kendali, dapat terjadi gangguan kesehatan termasuk meningkatnya risiko terkena kanker  Pada saat ini, peran autofagi diperlukan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 54
  • 55.  Mekanisme autofagi ibarat menekan tombol reset di tubuh yang akan meregenerasi sel-sel tubuh  Autofagi bisa terjadi secara alami, tetapi ada sejumlah factor yang diketahui dapat mempercepat prosesnya salah satunya puasa  Ketika puasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama berjam-jam dan membuat sel-sel tubuh menjadi kelaparan  Disaat inilah, proses autofagi bekerja untuk menghancurkan sel yang sudah rusak dan menggantinya dengan yang baru Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 55
  • 56.  Saat mengaktifkan mekanisme autofagi melalui puasa dan membuat tubuh berada pada fase ketosis  Umumnya akan muncul beberapa gejala tertentu seperti penurunan nafsu makan, munculnya bau keton (bau seperti buah atau bau logam), rasa Lelah dan penunrunan BB akibat terpicunya pemecahan lemak Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 56
  • 57.  Menurunakn risiko terjadinya kanker dan DMT2  Membantu meningkatkan fungsi otak dalam mengingat, memproses informasi dan menentukan keputusan  Mencegah keparahan penyakit neurodegenerative seperti penyakit Alzheimer  Membantu menurunkan berat badan  Membantu meningkatkan Kesehatan jantung  Meningkatkan proses pembentukan energi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 57
  • 58. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 58
  • 59.  Buatlah 3 kelompok belajar, dengan pembagian materi:  Kelompok 1 → cara deteksi kelainan DNA dan sebutkan jenis kelainannya atau penyakitnya apa saja?  Kelompok 2 → cara deteksi kelainan RNA dan sebutkan jenis kelainannya atau penyakitnya apa saja?  Kelompok 3 → cara deteksi kelainan Protein dan sebutkan jenis kelainannya atau penyakitnya apa saja?  Dibuat dalam bentuk PPT dan dipresentasikan hari Kamis, 23 November 2023 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 59

Editor's Notes

  1. Signal kematian dihubungkan dengan pelaksanaan apoptosis oleh tahap inisiasi atau pengaturan Pada tahap ini terdapat molekul regulator positif atau negative yang dapat menghambat, memacu, mencegah apoptosis sehingga menentukan apakah sel tetap hidup atau mengalami apoptosis
  2. Internal: metabolism, Latihan keras, kerja berlebihan, kelelahan, stress kronis, penuaan, kecanduan alcohol, merokok Eksternal: polusi lingkungan (udara, air, tanah), makanan (bahan tambahan, pestisida, pemasakan dan penyimpanan yang kurang baik), bahan kimia (insektisida, detergen, limbah industri, zat-zat racun), radiasi (sinar UV, radiasielektromagnetis, obat-obatan & medis serta virus)
  3. Hipoklorit merupakan zat antimikroba yang kuat yang merusak mikroba dengan halogenasi atau dengan oksidasi protein dan lipid peroksidase