SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr.,
M.Biomed
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
1
 Manusia diciptakan untuk terus beraktivitas dan bergerak →
melibatkan kekuatan otot, stabilitas, fleksibilitas, dan mobilitas
sendi
 Pasien sering dirujuk ke poli fisioterapi karena mengalami
gangguan yang berhubungan dengan 4 poin diatas bisa disebabkan
karena cedera, penyakit, atau gangguan kesehatan yang
berpengaruh terhadap aktivitas fisik
 Untuk mencapai ke 4 poin, tidak lepas dari aktivitas fisik berupa
latihan (terapi Latihan)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2
 Terapi Latihan → mengacu pada kerja fungsi tubuh mulai dari
tingkat sel, jaringan, organ, dan fungsi gerak
 Dalam praktiknya, seorang fisioterapi dapat membantu
memulihkan pasien hanya dengan menargetkan capaian adaptasi
yang ingin dicapainya.
 Adaptasi adalah respon fisiologis sel dan jaringan dalam menerima
rangsangan eksternal berupa latihan untuk dapat beregenerasi dan
mencapai ambang homeostasis normal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3
 Terapi latihan → program latihan yang disusun untuk memperbaiki
fungsi gerak, postur, aktivitas fisik dengan tujuan mencegah
impairmen, meningkatkan fungsi fisik, mencegah dan mengurangi
faktor risiko sakit
 Ada 6 komponen yang berkaitan dengan fungsi gerak tubuh:
 Performa otot
 Daya tahan kardiopulmonal
 Mobilitas/fleksibilitas
 Kontrol/koordinasi neuromuscular
 Titik tumpu (equilibrium) keseimbangan/postural
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4
 Performa otot → kapasitas otot untuk memproduksi tegangan dan kerja fisik,
terdiri dari kekuatan, daya ledak (power) dan daya tahan otot
 Daya tahan kardiopulmonal → kemampuan untuk mempertahankan performa
tubuh pada intensitas sedang, repetitive, dan keseluruhan gerak tubuh seperti
berjalan, jogging, bersepeda, renang dalam jangka waktu yang lama
 Fleksibilitas → kemampuan untuk bergerak tanpa adanya tahanana
 Mobilitas → kemampuan struktur tubuh untuk bergerak dengan ROM penuh
pada aktivitas fungsional
 Keseimbangan → kemampuan tubuh melawan gravitasi untuk mempertahankan
tubuh pada titik beban bidang tumpu tanpa jatuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
5
 Koordinasi → kerja otot dalam waktu yang tepat dan sequens
dikombinasikan dengan inisiasi, arahan, dan tingkat gerak
 Kontrol neuromuscular → interaksi system sensoris dan motoris
dalam kerja sinergis, agonis, antagonis sebagai stabilisasi dalam
aktivitas proprioseptif
 Kontrol postural → mempertahankan posisi tubuh pada titik
keseimbangan statis dan dinamis
 Stabilisasi → kemampuan system neuromuscular bekerja sinergis
untuk mempertahankan segmen tubuh sisi proksimal dan distal
pada posisi yang tidak stabil
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
6
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7
 Fisiologi → dasar ilmu yang melihat kerja tubuh mulai dari
struktur hingga fungsi tubuh
 Fisiologi Latihan → cabang ilmu fisiologi untuk melihat dan
mengukur respon tubuh pada tingkat aktivitas fisik
 Pada dasarnya ilmu ini digunakan pada dua area, kebugaran dan
performa serta rehabilitasi
 Dengan mempelajari ilmu ini, kita akan mengetahui keterkaitan
spesifik antara system fisiologi tubuh terhadap rangsangan berupa
latihan fisik baik dalam kondisi akut ataupun kronik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
8
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
9
 Respon fisiologis tubuh terhadap latihan sangat bervariasi
tergantung kondisi lingkungan (panas, dingin, ketinggian)
 Dikembangkan oleh Hipocrates (father of preventive medicine)
mengatakan “jika kita memberikan Latihan pada individu, tidak
terlalu sadikit dan banyak, kita akan mendapatkan tingkat aman
dalam Kesehatan”
 500 tahun kemudian, seorang dokter bernama Claudius Galenus
menjelaskan bahwa “aspek Kesehatan sangat bergantung dari
kebersihan, anatomi & fisiologi tubuh, gizi, pertumbuhan dan
Latihan”
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
10
 Adaptasi dari latihan akan berdampak langsung pada organ,
jaringan, dan reseptor jika diberikan dengan dosis yang tepat
 Hal ini tidak hanya dilihat dari aspek rangsangan Latihan, tetapi
juga aspek gizi, lingkungan, psikologi yang akan mempengaruhi
system fisiologi tubuh
 Sehingga memberikan dampak pada komunikasi tingkat sel dan
terjadinya sintesis protein, ekspresi gen, dan interaksi gen secara
biomolekuler
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
11
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
12
Untuk mencapai adaptasi yang
optimal, perlu diketahui dasar
fisiologi Latihan mulai dari aspek
bioenergy, system kardiopulmonal,
system saraf dan otot, endokrin dan
hormone, serta termoregulator
tubuh.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
13
Dengan mempelajari dasar fisiologi Latihan dapat
menjadi standar acuan dalam memberikan program
Latihan baik
Sehingga kita memberikan Latihan tidak hanya pada
aspek otot saja, melainkan juga melihat respon tubuh
secara menyeluruh.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
14
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Contoh: Leg Extention
Tidak hanya memberikan pengaruh pada otot quadriceps saja,
melainkan juga memberikan pengaruh ke system kardiopulmonal,
saraf, hormone, yang akan berkerja sebelum, sesaat, dan setelah
Latihan.
15
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
16
 Saat istirahat → system saraf parasimpatis dipertahankan →
mempengaruhi laju pernapasan, curah jantung, dan proses
metabolism
 Saat olahraga → system saraf simpatik terstimulasi →
menimbulkan respon dari tubuh untuk mempertahankan tingkat
keseimbangan tubuh akibat adanya perubahan fisik, metabolism,
pernapasan, kardiovaskular → adaptasi
 Tubuh harus bisa mengatasi adanya peningkatan jumlah
kebutuhan O2, nutrisi, membuang CO2 dan produksisa metabolism,
peningkatan suhu tubuh, ketidakseimbangan asam dan perubahan
kadar hormon
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
17
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
18
 Saat Latihan, terjadi peningkatan aktivitas metabolism otot rangka
→ sehingga system peredaran darah harus mengontrol
pengangkutan O2 dan CO2 dengan baik
 Hal ini dicapai dengan meningkatkan curah jantung (meningkatkan
heart rate dan stroke volume) dan memodulasi sirkulasi
mikrovaskular
 Aksi vasodilator lokal seperti oksida nitrat dari sel endotel
membantu memastikan aliran darah yang cukup
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
19
 Jumlah darah yang dipompa oleh
ventrikel kiri per menit dinyatakan
dalam liter/menit
 Q = (HR) x stroke volume (SV)
 Dengan laju kerja bertahap, curah
jantung meningkat untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan oksigen
 Curah jantung diukur dengan
ekokardiografi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
20
 VO2 adalah konsumsi oksigen dan dapat dijelaskan dengan
persamaan Fick
 Persamaan ini menyatakan bahwa VO2 = (cardiac output) x
(perbedaan kadar oksigen arteri dan vena)
 VO2max → kemampuan tubuh dapat menghirup oksigen secara
maksimal selama melakukan aktivitas fisik yang berat
 Saat istirahat, nilai rata-rata darah sekitar 4-5 mL / 100 mL
 Saat Latihan, meningkat progresif hingga 16 mL / 100 mL
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
21
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
22
 Saat Latihan, terjadi peningkatan tekanan darah sistolik antara
160 – 220 mmHg dan ini normal sedangkan tekanan diastolic tetap
mendekati nilai istirahat.
 Berhentilan jika diatas 220 mmHg, karena bisa jadi risiko masalah
jantung
 Tekanan sistolik → tekanan darah pada saat jantung memompa
darah (kontraksi)
 Tekanan diastolic → tekanan darah pada saat jantung rileksasi
 Tekanan darah tinggi (hipertensi) → peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari
90 mmHg
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
23
 Dalam kondisi Latihan fisik, pembuluh darah membesar,
meningkatkan diameternya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 2 – 3 jam setelah latihan, tekanan darah turun di bawah nilai
sebelum Latihan, hal ini dikenal ”hipotensi pasca Latihan”
24
 Arteri coroner memasuk darah dan nutrisi ke miokardium
 Rata-rata satu kapiler mensuplai satu serat miokard di dinding
ventrikel dan otot papiler
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
25
 Ventilasi paru dimulai melalui pusat pernapasan di batang otak
 Sistem pernapasan bekerja Bersama dengan system kardiovaskular
 Sirkuit paru menerima hampir seluruh curah jantung
 Sebagai respon terhadap peningkatan curah jantung, perfusi
meningkat di apeks masing-masing paru sehingga meningkatkan
luas permukaan yang tersedia untuk pertukaran gas
 Tingkat ventilasi Latihan olahraga maksimum pada orang sehat
berukuran normal dapat meningkat 10x lipat, dibandingkan dengan
tingkat ventilasi saat istirahat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26
 Terdapat 3 jenis serabut otot (muscle fibers) yang punya
karakteristik berbeda
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
27
 Serabut tipe I → slow twich fibers → lambat
untuk berkontraksi tetapi lebih tahan terhadap
kelelahan
 Memiliki → mitokondria dan myoglobin
melimpah dengan suplai pembuluh darah yang
besar
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
28
 Serat-serat ini dominan pada otot postural karena memberikan
kekuatan yang rendah tetapi tidak mudah Lelah seperti serat
lainnya.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
29
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Serabut tipe IIa → fast-twitch oxidative (serat
oksidatif kedutan cepat) → relatif tahan terhadap
kelelahan
 Untuk aktivitas kekuatan yang memerlukan
upaya berkelanjutan seperti angkat beban dalam
beberapa kali repetisi
 Serat tipe IIa dianggap jenis ”middle-ground type
of fiber” antara tipe I yang lambat namun tahan
Lelah dan serat tipe IIb yang cepat namun rentan
lelah
30
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Serabut tipe IIb → fast-twitch glycolytic
fibers (serat glikolitik kedutan cepat) → cepat
lelah
 Serat-serat ini direkrut untuk latihan
intensitas tinggi dan durasi pendek seperti
sprint dengan tenaga penuh
31
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
32
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
33
 Sistem endokrin
 Kadar kortisol, epinefrin, norepinefrin, dopamine plasma meningkat saat
Latihan maksimal dan Kembali ke nilai awal setelah istirahat
 Peningkatan kadar ini konsisten dengan peningkatan aktivasi system saraf
simpatis
 Growth hormone dilepaskan oleh kelenjar pituitary untuk meningkatkan
pertumbuhan tulang dan jaringan
 Sensitivitas insulin meningkat setelah olahraga jangka Panjang
 Kadar testosterone juga meningkat sehingga meningkatkan pertumbuhan,
libido, suasanan hati
 Katekolamin adalah bagian dari adaptasi pelatihan kardiovaskular dan
pernapasan serta dalam mobilisasi dan pemanfaatan bahan bakar
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
34
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
35
 Latihan moderat meningkatkan beberapa komponen system
kekebalan tubuh dan dengan demikian mengurangi kerentanan
terhadap infeksi
 Sebaliknya penurunan fungsi sel kekebalan terjadi setelah Latihan
berlebihan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
36
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
37
Slow-twitch fibres
 Luas penampang serat kedutan lambat (merah) sedikit
meningkat sebagai respon terhadap kerja aerobik
Fast-twitch fibres
 Serat ini mengembangkan kapasitas oksigen lebih tinggi
Capillary bed density
 Otot yang terlatih memiliki kepadatan kapiler yang lebih tinggi
dibandingkan otot yang tidak terlatih sehingga memungkinkan
aliran darah lebih besar dengan peningkatan pengiriman nutrisi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
38
Latihan ketahanan menyebabkan peningkatan ukuran
otot (hipertrofi) melalui peningkatan ukuran myofibril
dan jumlah serat yang bergerak cepat dan lambat
Dengan demikian, resistance exercise mengarah pada
pengembangan kekuatan yang lebih besar pada otot-otot
yang terlatih
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
39
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
40
 Terdapat peningkatan luas penampang (cross-sectional) ligament
dan tendon sebagai respon terhadap Latihan yang berkepanjangan
karena tempat penyisipan antara ligament dan tulang serta tendon
dan tulang menjadi lebih kuat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
41
Endurance training
 Meningkatkan ukuran dan jumlah mitokondria pada otot yang
terlatih
 Kandungan myoglobin terkadang meningkat, sehingga kapasitas
penyimpanan oksigen meningkat
 Otot yang terlatih meningkatkan kapasitas penyimpanan
glikogen dan kemampuan meggunakan lemak sebagai sumber
energi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
42
Ketika individu sehat berpartisipasi dalam program
Latihan aerobic jangka Panjang, mereka mengalami
adaptasi jantung yang positif
 Peningkatan pengisian diastolic dini dan peningkatan kekuatan
kontraktil
 Adaptasi jantung menyebabkan peningkatan curah jantung saat
berolahraga dan VO2max yang lebih tinggi setelah olahraga
 Denyut jantung pasca Latihan menurun saat istirahat dan saat
Latihan submaksimal
 Volume sekuncup (volume darah yang dipompa oleh setiap
ventrikel per detik) meningkat melalui pelatihan ketahanan
jangka panjang
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
43
Aliran darah di bagian atas paru-paru meningkat setelah
Latihan ketahanan yang berkepanjangan dan laju
pernapasan meningkat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
44
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
45
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Metode pengukuran gas expired.
A. Metode Douglas bag berevolusi tidak hanya untuk mengukur pengeluaran energi, tetapi juga untuk
menentukan kebugaran aerobik atau potensi daya tahan.
B. Teknologi yang lebih modern dapat mengukur variabel-variable secara real-time di lab
C. Menggunakan penganalisis metabolik portabel
46
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
47
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
48
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Tidak hanya memberikan pengaruh pada otot quadriceps saja,
melainkan juga memberikan pengaruh ke system
kardiopulmonal, saraf, hormone, yang akan berkerja sebelum,
sesaat, dan setelah Latihan.
49
Mari kita lihat perbedaan
selama melakukan Latihan
dengan durasi cepat, intensitas
cepat dan durasi lama,
intensitas panjang
Bagaimana kondisi detak
jantung? denyut nadi?
pernapasan? saturasi oksigen?
otot? VO2max?
Muscle fibers tipe berapa?
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
50
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
51
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
52
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
53
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
54
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
55
- Pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai
- Px berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome
berfrekuensi 120x/menit
- Detakan 1, px menaikkan kaki kanan ke atas bangku
- Detakan 2, px menaikkan kaki kiri ke atas bangku
- Detakan 3, px menurunkan kaki kanan ke lantai
- Detakan 4, px menurunkan kaki kiri ke lantai
- Ulangi siklus ini sampai px tidak kuat lagi tapi durasi test hanya 5 menit
- Catat berapa lama px bertahan
Contoh:
Nama : Kevin
TB : 168 cm
BB : 60 kg
Denyut nadi awal : 72
Lama naik turun bangku : 1 menit 45 detik
Rumus pendek =
105 𝑥 100
5,5 𝑥 80
=
10.500
440
= 23,9
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
56
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
57
1. Menentukan denyut nadi / detak jantung per menit saat istirahat → HRrest
2. Menentukan denyut nadi / detak jatung maksimal → HRmax
3. Menghitung VO2 max
58
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
59
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
60

More Related Content

Similar to SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx

Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasiReview jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
IMAMHARISUTOMO
 
makalah_kebugaran_jasmani_docx.docx
makalah_kebugaran_jasmani_docx.docxmakalah_kebugaran_jasmani_docx.docx
makalah_kebugaran_jasmani_docx.docx
bagusotnaimar
 
Ceramah kesihatan gaya hidup sihat
Ceramah kesihatan gaya hidup sihatCeramah kesihatan gaya hidup sihat
Ceramah kesihatan gaya hidup sihat
Safiah Sulaiman
 
Latihan kondisi fisik
Latihan kondisi fisikLatihan kondisi fisik
Latihan kondisi fisik
syahrul81
 
Kecergasan fizikal
Kecergasan fizikalKecergasan fizikal
Kecergasan fizikal
Lim Phaiknee
 
Kecergasan fizikal
Kecergasan fizikalKecergasan fizikal
Kecergasan fizikal
Chem Mil
 

Similar to SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx (20)

Sains sukan Tingkatan 4 Bab 1 - Bidang bidang ilmu sains sukan
Sains sukan Tingkatan 4 Bab 1  - Bidang bidang ilmu sains sukanSains sukan Tingkatan 4 Bab 1  - Bidang bidang ilmu sains sukan
Sains sukan Tingkatan 4 Bab 1 - Bidang bidang ilmu sains sukan
 
SENAM.pptx
SENAM.pptxSENAM.pptx
SENAM.pptx
 
kecergasan fizikal
kecergasan fizikalkecergasan fizikal
kecergasan fizikal
 
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasiReview jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
 
Healthy Life Style
Healthy Life StyleHealthy Life Style
Healthy Life Style
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
 
Bugar di bulan ramadhan.pptx
Bugar di bulan ramadhan.pptxBugar di bulan ramadhan.pptx
Bugar di bulan ramadhan.pptx
 
makalah_kebugaran_jasmani_docx.docx
makalah_kebugaran_jasmani_docx.docxmakalah_kebugaran_jasmani_docx.docx
makalah_kebugaran_jasmani_docx.docx
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
 
Ceramah kesihatan gaya hidup sihat
Ceramah kesihatan gaya hidup sihatCeramah kesihatan gaya hidup sihat
Ceramah kesihatan gaya hidup sihat
 
Latihan kondisi fisik
Latihan kondisi fisikLatihan kondisi fisik
Latihan kondisi fisik
 
Smk hj
Smk hjSmk hj
Smk hj
 
Smk
SmkSmk
Smk
 
Kecergasan fizikal
Kecergasan fizikalKecergasan fizikal
Kecergasan fizikal
 
Kecergasan fizikal
Kecergasan fizikalKecergasan fizikal
Kecergasan fizikal
 
Senaman
SenamanSenaman
Senaman
 
Bahan Ajar.pptx
Bahan Ajar.pptxBahan Ajar.pptx
Bahan Ajar.pptx
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaRiviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
 

More from Julfiana Mardatillah

FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
Julfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
Julfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
Julfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
Julfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
Julfiana Mardatillah
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
Julfiana Mardatillah
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
Julfiana Mardatillah
 

More from Julfiana Mardatillah (20)

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 

Recently uploaded

Recently uploaded (9)

Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 

SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx

  • 1. Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr., M.Biomed Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 1
  • 2.  Manusia diciptakan untuk terus beraktivitas dan bergerak → melibatkan kekuatan otot, stabilitas, fleksibilitas, dan mobilitas sendi  Pasien sering dirujuk ke poli fisioterapi karena mengalami gangguan yang berhubungan dengan 4 poin diatas bisa disebabkan karena cedera, penyakit, atau gangguan kesehatan yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik  Untuk mencapai ke 4 poin, tidak lepas dari aktivitas fisik berupa latihan (terapi Latihan) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 2
  • 3.  Terapi Latihan → mengacu pada kerja fungsi tubuh mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, dan fungsi gerak  Dalam praktiknya, seorang fisioterapi dapat membantu memulihkan pasien hanya dengan menargetkan capaian adaptasi yang ingin dicapainya.  Adaptasi adalah respon fisiologis sel dan jaringan dalam menerima rangsangan eksternal berupa latihan untuk dapat beregenerasi dan mencapai ambang homeostasis normal Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 3
  • 4.  Terapi latihan → program latihan yang disusun untuk memperbaiki fungsi gerak, postur, aktivitas fisik dengan tujuan mencegah impairmen, meningkatkan fungsi fisik, mencegah dan mengurangi faktor risiko sakit  Ada 6 komponen yang berkaitan dengan fungsi gerak tubuh:  Performa otot  Daya tahan kardiopulmonal  Mobilitas/fleksibilitas  Kontrol/koordinasi neuromuscular  Titik tumpu (equilibrium) keseimbangan/postural Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 4
  • 5.  Performa otot → kapasitas otot untuk memproduksi tegangan dan kerja fisik, terdiri dari kekuatan, daya ledak (power) dan daya tahan otot  Daya tahan kardiopulmonal → kemampuan untuk mempertahankan performa tubuh pada intensitas sedang, repetitive, dan keseluruhan gerak tubuh seperti berjalan, jogging, bersepeda, renang dalam jangka waktu yang lama  Fleksibilitas → kemampuan untuk bergerak tanpa adanya tahanana  Mobilitas → kemampuan struktur tubuh untuk bergerak dengan ROM penuh pada aktivitas fungsional  Keseimbangan → kemampuan tubuh melawan gravitasi untuk mempertahankan tubuh pada titik beban bidang tumpu tanpa jatuh Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 5
  • 6.  Koordinasi → kerja otot dalam waktu yang tepat dan sequens dikombinasikan dengan inisiasi, arahan, dan tingkat gerak  Kontrol neuromuscular → interaksi system sensoris dan motoris dalam kerja sinergis, agonis, antagonis sebagai stabilisasi dalam aktivitas proprioseptif  Kontrol postural → mempertahankan posisi tubuh pada titik keseimbangan statis dan dinamis  Stabilisasi → kemampuan system neuromuscular bekerja sinergis untuk mempertahankan segmen tubuh sisi proksimal dan distal pada posisi yang tidak stabil Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 6
  • 7. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 7
  • 8.  Fisiologi → dasar ilmu yang melihat kerja tubuh mulai dari struktur hingga fungsi tubuh  Fisiologi Latihan → cabang ilmu fisiologi untuk melihat dan mengukur respon tubuh pada tingkat aktivitas fisik  Pada dasarnya ilmu ini digunakan pada dua area, kebugaran dan performa serta rehabilitasi  Dengan mempelajari ilmu ini, kita akan mengetahui keterkaitan spesifik antara system fisiologi tubuh terhadap rangsangan berupa latihan fisik baik dalam kondisi akut ataupun kronik Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 8
  • 9. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 9
  • 10.  Respon fisiologis tubuh terhadap latihan sangat bervariasi tergantung kondisi lingkungan (panas, dingin, ketinggian)  Dikembangkan oleh Hipocrates (father of preventive medicine) mengatakan “jika kita memberikan Latihan pada individu, tidak terlalu sadikit dan banyak, kita akan mendapatkan tingkat aman dalam Kesehatan”  500 tahun kemudian, seorang dokter bernama Claudius Galenus menjelaskan bahwa “aspek Kesehatan sangat bergantung dari kebersihan, anatomi & fisiologi tubuh, gizi, pertumbuhan dan Latihan” Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 10
  • 11.  Adaptasi dari latihan akan berdampak langsung pada organ, jaringan, dan reseptor jika diberikan dengan dosis yang tepat  Hal ini tidak hanya dilihat dari aspek rangsangan Latihan, tetapi juga aspek gizi, lingkungan, psikologi yang akan mempengaruhi system fisiologi tubuh  Sehingga memberikan dampak pada komunikasi tingkat sel dan terjadinya sintesis protein, ekspresi gen, dan interaksi gen secara biomolekuler Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 11
  • 12. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 12
  • 13. Untuk mencapai adaptasi yang optimal, perlu diketahui dasar fisiologi Latihan mulai dari aspek bioenergy, system kardiopulmonal, system saraf dan otot, endokrin dan hormone, serta termoregulator tubuh. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 13
  • 14. Dengan mempelajari dasar fisiologi Latihan dapat menjadi standar acuan dalam memberikan program Latihan baik Sehingga kita memberikan Latihan tidak hanya pada aspek otot saja, melainkan juga melihat respon tubuh secara menyeluruh. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 14
  • 15. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Contoh: Leg Extention Tidak hanya memberikan pengaruh pada otot quadriceps saja, melainkan juga memberikan pengaruh ke system kardiopulmonal, saraf, hormone, yang akan berkerja sebelum, sesaat, dan setelah Latihan. 15
  • 16. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 16
  • 17.  Saat istirahat → system saraf parasimpatis dipertahankan → mempengaruhi laju pernapasan, curah jantung, dan proses metabolism  Saat olahraga → system saraf simpatik terstimulasi → menimbulkan respon dari tubuh untuk mempertahankan tingkat keseimbangan tubuh akibat adanya perubahan fisik, metabolism, pernapasan, kardiovaskular → adaptasi  Tubuh harus bisa mengatasi adanya peningkatan jumlah kebutuhan O2, nutrisi, membuang CO2 dan produksisa metabolism, peningkatan suhu tubuh, ketidakseimbangan asam dan perubahan kadar hormon Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 17
  • 18. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 18
  • 19.  Saat Latihan, terjadi peningkatan aktivitas metabolism otot rangka → sehingga system peredaran darah harus mengontrol pengangkutan O2 dan CO2 dengan baik  Hal ini dicapai dengan meningkatkan curah jantung (meningkatkan heart rate dan stroke volume) dan memodulasi sirkulasi mikrovaskular  Aksi vasodilator lokal seperti oksida nitrat dari sel endotel membantu memastikan aliran darah yang cukup Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 19
  • 20.  Jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel kiri per menit dinyatakan dalam liter/menit  Q = (HR) x stroke volume (SV)  Dengan laju kerja bertahap, curah jantung meningkat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen  Curah jantung diukur dengan ekokardiografi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 20
  • 21.  VO2 adalah konsumsi oksigen dan dapat dijelaskan dengan persamaan Fick  Persamaan ini menyatakan bahwa VO2 = (cardiac output) x (perbedaan kadar oksigen arteri dan vena)  VO2max → kemampuan tubuh dapat menghirup oksigen secara maksimal selama melakukan aktivitas fisik yang berat  Saat istirahat, nilai rata-rata darah sekitar 4-5 mL / 100 mL  Saat Latihan, meningkat progresif hingga 16 mL / 100 mL Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 21
  • 22. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 22
  • 23.  Saat Latihan, terjadi peningkatan tekanan darah sistolik antara 160 – 220 mmHg dan ini normal sedangkan tekanan diastolic tetap mendekati nilai istirahat.  Berhentilan jika diatas 220 mmHg, karena bisa jadi risiko masalah jantung  Tekanan sistolik → tekanan darah pada saat jantung memompa darah (kontraksi)  Tekanan diastolic → tekanan darah pada saat jantung rileksasi  Tekanan darah tinggi (hipertensi) → peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 23
  • 24.  Dalam kondisi Latihan fisik, pembuluh darah membesar, meningkatkan diameternya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin  2 – 3 jam setelah latihan, tekanan darah turun di bawah nilai sebelum Latihan, hal ini dikenal ”hipotensi pasca Latihan” 24
  • 25.  Arteri coroner memasuk darah dan nutrisi ke miokardium  Rata-rata satu kapiler mensuplai satu serat miokard di dinding ventrikel dan otot papiler Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 25
  • 26.  Ventilasi paru dimulai melalui pusat pernapasan di batang otak  Sistem pernapasan bekerja Bersama dengan system kardiovaskular  Sirkuit paru menerima hampir seluruh curah jantung  Sebagai respon terhadap peningkatan curah jantung, perfusi meningkat di apeks masing-masing paru sehingga meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk pertukaran gas  Tingkat ventilasi Latihan olahraga maksimum pada orang sehat berukuran normal dapat meningkat 10x lipat, dibandingkan dengan tingkat ventilasi saat istirahat Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 26
  • 27.  Terdapat 3 jenis serabut otot (muscle fibers) yang punya karakteristik berbeda Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 27
  • 28.  Serabut tipe I → slow twich fibers → lambat untuk berkontraksi tetapi lebih tahan terhadap kelelahan  Memiliki → mitokondria dan myoglobin melimpah dengan suplai pembuluh darah yang besar Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 28
  • 29.  Serat-serat ini dominan pada otot postural karena memberikan kekuatan yang rendah tetapi tidak mudah Lelah seperti serat lainnya. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 29
  • 30. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin  Serabut tipe IIa → fast-twitch oxidative (serat oksidatif kedutan cepat) → relatif tahan terhadap kelelahan  Untuk aktivitas kekuatan yang memerlukan upaya berkelanjutan seperti angkat beban dalam beberapa kali repetisi  Serat tipe IIa dianggap jenis ”middle-ground type of fiber” antara tipe I yang lambat namun tahan Lelah dan serat tipe IIb yang cepat namun rentan lelah 30
  • 31. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin  Serabut tipe IIb → fast-twitch glycolytic fibers (serat glikolitik kedutan cepat) → cepat lelah  Serat-serat ini direkrut untuk latihan intensitas tinggi dan durasi pendek seperti sprint dengan tenaga penuh 31
  • 32. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 32
  • 33. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 33
  • 34.  Sistem endokrin  Kadar kortisol, epinefrin, norepinefrin, dopamine plasma meningkat saat Latihan maksimal dan Kembali ke nilai awal setelah istirahat  Peningkatan kadar ini konsisten dengan peningkatan aktivasi system saraf simpatis  Growth hormone dilepaskan oleh kelenjar pituitary untuk meningkatkan pertumbuhan tulang dan jaringan  Sensitivitas insulin meningkat setelah olahraga jangka Panjang  Kadar testosterone juga meningkat sehingga meningkatkan pertumbuhan, libido, suasanan hati  Katekolamin adalah bagian dari adaptasi pelatihan kardiovaskular dan pernapasan serta dalam mobilisasi dan pemanfaatan bahan bakar Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 34
  • 35. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 35
  • 36.  Latihan moderat meningkatkan beberapa komponen system kekebalan tubuh dan dengan demikian mengurangi kerentanan terhadap infeksi  Sebaliknya penurunan fungsi sel kekebalan terjadi setelah Latihan berlebihan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 36
  • 37. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 37
  • 38. Slow-twitch fibres  Luas penampang serat kedutan lambat (merah) sedikit meningkat sebagai respon terhadap kerja aerobik Fast-twitch fibres  Serat ini mengembangkan kapasitas oksigen lebih tinggi Capillary bed density  Otot yang terlatih memiliki kepadatan kapiler yang lebih tinggi dibandingkan otot yang tidak terlatih sehingga memungkinkan aliran darah lebih besar dengan peningkatan pengiriman nutrisi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 38
  • 39. Latihan ketahanan menyebabkan peningkatan ukuran otot (hipertrofi) melalui peningkatan ukuran myofibril dan jumlah serat yang bergerak cepat dan lambat Dengan demikian, resistance exercise mengarah pada pengembangan kekuatan yang lebih besar pada otot-otot yang terlatih Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 39
  • 40. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 40
  • 41.  Terdapat peningkatan luas penampang (cross-sectional) ligament dan tendon sebagai respon terhadap Latihan yang berkepanjangan karena tempat penyisipan antara ligament dan tulang serta tendon dan tulang menjadi lebih kuat Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 41
  • 42. Endurance training  Meningkatkan ukuran dan jumlah mitokondria pada otot yang terlatih  Kandungan myoglobin terkadang meningkat, sehingga kapasitas penyimpanan oksigen meningkat  Otot yang terlatih meningkatkan kapasitas penyimpanan glikogen dan kemampuan meggunakan lemak sebagai sumber energi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 42
  • 43. Ketika individu sehat berpartisipasi dalam program Latihan aerobic jangka Panjang, mereka mengalami adaptasi jantung yang positif  Peningkatan pengisian diastolic dini dan peningkatan kekuatan kontraktil  Adaptasi jantung menyebabkan peningkatan curah jantung saat berolahraga dan VO2max yang lebih tinggi setelah olahraga  Denyut jantung pasca Latihan menurun saat istirahat dan saat Latihan submaksimal  Volume sekuncup (volume darah yang dipompa oleh setiap ventrikel per detik) meningkat melalui pelatihan ketahanan jangka panjang Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 43
  • 44. Aliran darah di bagian atas paru-paru meningkat setelah Latihan ketahanan yang berkepanjangan dan laju pernapasan meningkat Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 44
  • 45. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 45
  • 46. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Metode pengukuran gas expired. A. Metode Douglas bag berevolusi tidak hanya untuk mengukur pengeluaran energi, tetapi juga untuk menentukan kebugaran aerobik atau potensi daya tahan. B. Teknologi yang lebih modern dapat mengukur variabel-variable secara real-time di lab C. Menggunakan penganalisis metabolik portabel 46
  • 47. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 47
  • 48. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 48
  • 49. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Tidak hanya memberikan pengaruh pada otot quadriceps saja, melainkan juga memberikan pengaruh ke system kardiopulmonal, saraf, hormone, yang akan berkerja sebelum, sesaat, dan setelah Latihan. 49
  • 50. Mari kita lihat perbedaan selama melakukan Latihan dengan durasi cepat, intensitas cepat dan durasi lama, intensitas panjang Bagaimana kondisi detak jantung? denyut nadi? pernapasan? saturasi oksigen? otot? VO2max? Muscle fibers tipe berapa? Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 50
  • 51. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 51
  • 52. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 52
  • 53. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 53
  • 54. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 54
  • 55. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 55 - Pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai - Px berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome berfrekuensi 120x/menit - Detakan 1, px menaikkan kaki kanan ke atas bangku - Detakan 2, px menaikkan kaki kiri ke atas bangku - Detakan 3, px menurunkan kaki kanan ke lantai - Detakan 4, px menurunkan kaki kiri ke lantai - Ulangi siklus ini sampai px tidak kuat lagi tapi durasi test hanya 5 menit - Catat berapa lama px bertahan
  • 56. Contoh: Nama : Kevin TB : 168 cm BB : 60 kg Denyut nadi awal : 72 Lama naik turun bangku : 1 menit 45 detik Rumus pendek = 105 𝑥 100 5,5 𝑥 80 = 10.500 440 = 23,9 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 56
  • 57. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 57
  • 58. 1. Menentukan denyut nadi / detak jantung per menit saat istirahat → HRrest 2. Menentukan denyut nadi / detak jatung maksimal → HRmax 3. Menghitung VO2 max 58
  • 59. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 59
  • 60. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 60

Editor's Notes

  1. Kapiler melewati sel otot Di sini kita memiliki sisi arteriol keluar kapiler tanpa sel darah merah melewatinya Dan di sini kita memiliki sisi vena, dan saya gambarkan lingkaran besar ini sebagai jaringan yang mengekstraksi oksigen. Jadi saat istirahat di sisi arteri terdapat sekitar 20 ml oksigen per 100 mililiter darah. Saat sel darah merah melewati kapiler, oksigen akan dilepaskan. Jadi pada saat sel darah merah tiba di sisi vena, terdapat sekitar 15 ml oksigen per 100 ml darah. Jadi selisih a-v o2, selisih antara sisi arteri dan vena, adalah 5 dan ini menunjukkan berapa banyak oksigen yang diekstraksi dari jaringan. Jadi 5 ml oksigen per 100 ml darah telah disalurkan ke jaringan Saat kita meningkatkan intensitas olahraga. Misalnya saat berolahraga maksimal, kita akan menggunakan lebih banyak oksigen. Oleh karena itu, lebih banyak oksigen perlu dikeluarkan. Bagi kebanyakan orang, kita masih memiliki sekitar 20 ml oksigen per 100 ml darah, meskipun hal ini sangat bergantung pada status latihan Anda, dan oksigen tersebut akan berkurang. Namun lebih banyak oksigen akan berdifusi ke dalam sel otot Sehingga semakin sedikit oksigen yang keluar, maka semakin sedikit oksigen yang tersedia di sisi vena, yaitu sekitar 5 ml oksigen per 100 ml darah selama latihan maksimal dan hal ini akan menghasilkan perbedaan a-v O2 yang jauh lebih tinggi. Jadi di sini kita mempunyai perbedaan a-v O2 sekitar 15 ml oksigen per 100 ml darah yang telah diekstraksi oleh jaringan. Dalam contoh singkat tersebut saya menunjukkan kepada Anda bahwa perbedaan a-v O2 meningkat seiring dengan olahraga
  2. Jenis otot ini paling lambat untuk berkontraksi, tetapi lebih tahan terhadap kelelahan otot. aktivitas ATPase myosin rendah, oksidatif tinggi, kapasitas glikolitik rendah
  3. Jenis otot ini paling lambat untuk berkontraksi, tetapi lebih tahan terhadap kelelahan otot.
  4. Memiliki → aktivitas myosin ATPase tinggi, oksidatif tinggi, kapasitas glikolitik tingi
  5. Memiliki → aktivitas myosin ATPase tinggi, oksidatif rendah, aktivitas glikolitik tinggi
  6. Jenis Latihan fisik yang dilakukan menentukan jenis serat otot yang dominan Endurance training → meningkatkan jumlah mitokondria dan kapasitas pertukaran gas dari myofibril yang terlatih Pada pelari marathon, serabut kedutan lambat mendominasi otot kaki yang terlatih (sementara pelari cepat memiliki serabut kedutan cepat yang dominan) Memiliki potensi untuk mengubah sifat metaboslime otot rangka ke arah oksidatif
  7. Dengan menganalisis dan evaluasi kondisi pasien bisa kita tahu kondisi fungsi kv, otot, metabolisme px sehingga dapat merancang rencana Latihan yang akan memenuhi tujuan pasien
  8. Pernapasan normal 12 – 20 kali per menit Denyut nadi/detak jantung normal 60-100 kali per menit dan saat berolahraga pada orang dewasa berusia 20 - 35 tahun adalah 95 - 170 kali per menit SpO2 88-92%
  9. Pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai Px berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome berfrekuensi 120x/menit Detakan 1, px menaikkan kaki kanan ke atas bangku Detakan 2, px menaikkan kaki kiri ke atas bangku Detakan 3, px menurunkan kaki kanan ke lantai Detakan 4, px menurunkan kaki kiri ke lantai Ulangi siklus ini sampai px tidak kuat lagi tapi durasi test hanya 5 menit Catat berapa lama px bertahan
  10. Pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai Px berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome berfrekuensi 120x/menit Detakan 1, px menaikkan kaki kanan ke atas bangku Detakan 2, px menaikkan kaki kiri ke atas bangku Detakan 3, px menurunkan kaki kanan ke lantai Detakan 4, px menurunkan kaki kiri ke lantai Ulangi siklus ini sampai px tidak kuat lagi tapi durasi test hanya 5 menit Catat berapa lama px bertahan
  11. Harvard Step Test → tes ketahanan (endurance) terhadap kinerja jantung dan paru Tes ini dapat menghitung kemampuan daya tahan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa Lelah. Tujuan tes ini untuk menganalisa tingkat kebugaran jantung-paru
  12. Ketika sedang berolahraga, otot-otot tubuh akan menjadi panas karena mengerahkan tenaga. Alhasil, tubuh akan memberi respons alami dengan memproduksi keringat. Cairan keringat yang dikeluarkan adalah proses mendinginkan suhu tubuh yang menjadi tinggi karena berolahraga..