2. Manusia diciptakan untuk terus beraktivitas dan bergerak →
melibatkan kekuatan otot, stabilitas, fleksibilitas, dan mobilitas
sendi
Pasien sering dirujuk ke poli fisioterapi karena mengalami
gangguan yang berhubungan dengan 4 poin diatas bisa disebabkan
karena cedera, penyakit, atau gangguan kesehatan yang
berpengaruh terhadap aktivitas fisik
Untuk mencapai ke 4 poin, tidak lepas dari aktivitas fisik berupa
latihan (terapi Latihan)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2
3. Terapi Latihan → mengacu pada kerja fungsi tubuh mulai dari
tingkat sel, jaringan, organ, dan fungsi gerak
Dalam praktiknya, seorang fisioterapi dapat membantu
memulihkan pasien hanya dengan menargetkan capaian adaptasi
yang ingin dicapainya.
Adaptasi adalah respon fisiologis sel dan jaringan dalam menerima
rangsangan eksternal berupa latihan untuk dapat beregenerasi dan
mencapai ambang homeostasis normal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3
4. Terapi latihan → program latihan yang disusun untuk memperbaiki
fungsi gerak, postur, aktivitas fisik dengan tujuan mencegah
impairmen, meningkatkan fungsi fisik, mencegah dan mengurangi
faktor risiko sakit
Ada 6 komponen yang berkaitan dengan fungsi gerak tubuh:
Performa otot
Daya tahan kardiopulmonal
Mobilitas/fleksibilitas
Kontrol/koordinasi neuromuscular
Titik tumpu (equilibrium) keseimbangan/postural
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4
5. Performa otot → kapasitas otot untuk memproduksi tegangan dan kerja fisik,
terdiri dari kekuatan, daya ledak (power) dan daya tahan otot
Daya tahan kardiopulmonal → kemampuan untuk mempertahankan performa
tubuh pada intensitas sedang, repetitive, dan keseluruhan gerak tubuh seperti
berjalan, jogging, bersepeda, renang dalam jangka waktu yang lama
Fleksibilitas → kemampuan untuk bergerak tanpa adanya tahanana
Mobilitas → kemampuan struktur tubuh untuk bergerak dengan ROM penuh
pada aktivitas fungsional
Keseimbangan → kemampuan tubuh melawan gravitasi untuk mempertahankan
tubuh pada titik beban bidang tumpu tanpa jatuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
5
6. Koordinasi → kerja otot dalam waktu yang tepat dan sequens
dikombinasikan dengan inisiasi, arahan, dan tingkat gerak
Kontrol neuromuscular → interaksi system sensoris dan motoris
dalam kerja sinergis, agonis, antagonis sebagai stabilisasi dalam
aktivitas proprioseptif
Kontrol postural → mempertahankan posisi tubuh pada titik
keseimbangan statis dan dinamis
Stabilisasi → kemampuan system neuromuscular bekerja sinergis
untuk mempertahankan segmen tubuh sisi proksimal dan distal
pada posisi yang tidak stabil
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
6
8. Fisiologi → dasar ilmu yang melihat kerja tubuh mulai dari
struktur hingga fungsi tubuh
Fisiologi Latihan → cabang ilmu fisiologi untuk melihat dan
mengukur respon tubuh pada tingkat aktivitas fisik
Pada dasarnya ilmu ini digunakan pada dua area, kebugaran dan
performa serta rehabilitasi
Dengan mempelajari ilmu ini, kita akan mengetahui keterkaitan
spesifik antara system fisiologi tubuh terhadap rangsangan berupa
latihan fisik baik dalam kondisi akut ataupun kronik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
8
10. Respon fisiologis tubuh terhadap latihan sangat bervariasi
tergantung kondisi lingkungan (panas, dingin, ketinggian)
Dikembangkan oleh Hipocrates (father of preventive medicine)
mengatakan “jika kita memberikan Latihan pada individu, tidak
terlalu sadikit dan banyak, kita akan mendapatkan tingkat aman
dalam Kesehatan”
500 tahun kemudian, seorang dokter bernama Claudius Galenus
menjelaskan bahwa “aspek Kesehatan sangat bergantung dari
kebersihan, anatomi & fisiologi tubuh, gizi, pertumbuhan dan
Latihan”
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
10
11. Adaptasi dari latihan akan berdampak langsung pada organ,
jaringan, dan reseptor jika diberikan dengan dosis yang tepat
Hal ini tidak hanya dilihat dari aspek rangsangan Latihan, tetapi
juga aspek gizi, lingkungan, psikologi yang akan mempengaruhi
system fisiologi tubuh
Sehingga memberikan dampak pada komunikasi tingkat sel dan
terjadinya sintesis protein, ekspresi gen, dan interaksi gen secara
biomolekuler
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
11
13. Untuk mencapai adaptasi yang
optimal, perlu diketahui dasar
fisiologi Latihan mulai dari aspek
bioenergy, system kardiopulmonal,
system saraf dan otot, endokrin dan
hormone, serta termoregulator
tubuh.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
13
14. Dengan mempelajari dasar fisiologi Latihan dapat
menjadi standar acuan dalam memberikan program
Latihan baik
Sehingga kita memberikan Latihan tidak hanya pada
aspek otot saja, melainkan juga melihat respon tubuh
secara menyeluruh.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
14
15. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Contoh: Leg Extention
Tidak hanya memberikan pengaruh pada otot quadriceps saja,
melainkan juga memberikan pengaruh ke system kardiopulmonal,
saraf, hormone, yang akan berkerja sebelum, sesaat, dan setelah
Latihan.
15
17. Saat istirahat → system saraf parasimpatis dipertahankan →
mempengaruhi laju pernapasan, curah jantung, dan proses
metabolism
Saat olahraga → system saraf simpatik terstimulasi →
menimbulkan respon dari tubuh untuk mempertahankan tingkat
keseimbangan tubuh akibat adanya perubahan fisik, metabolism,
pernapasan, kardiovaskular → adaptasi
Tubuh harus bisa mengatasi adanya peningkatan jumlah
kebutuhan O2, nutrisi, membuang CO2 dan produksisa metabolism,
peningkatan suhu tubuh, ketidakseimbangan asam dan perubahan
kadar hormon
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
17
19. Saat Latihan, terjadi peningkatan aktivitas metabolism otot rangka
→ sehingga system peredaran darah harus mengontrol
pengangkutan O2 dan CO2 dengan baik
Hal ini dicapai dengan meningkatkan curah jantung (meningkatkan
heart rate dan stroke volume) dan memodulasi sirkulasi
mikrovaskular
Aksi vasodilator lokal seperti oksida nitrat dari sel endotel
membantu memastikan aliran darah yang cukup
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
19
20. Jumlah darah yang dipompa oleh
ventrikel kiri per menit dinyatakan
dalam liter/menit
Q = (HR) x stroke volume (SV)
Dengan laju kerja bertahap, curah
jantung meningkat untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan oksigen
Curah jantung diukur dengan
ekokardiografi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
20
21. VO2 adalah konsumsi oksigen dan dapat dijelaskan dengan
persamaan Fick
Persamaan ini menyatakan bahwa VO2 = (cardiac output) x
(perbedaan kadar oksigen arteri dan vena)
VO2max → kemampuan tubuh dapat menghirup oksigen secara
maksimal selama melakukan aktivitas fisik yang berat
Saat istirahat, nilai rata-rata darah sekitar 4-5 mL / 100 mL
Saat Latihan, meningkat progresif hingga 16 mL / 100 mL
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
21
23. Saat Latihan, terjadi peningkatan tekanan darah sistolik antara
160 – 220 mmHg dan ini normal sedangkan tekanan diastolic tetap
mendekati nilai istirahat.
Berhentilan jika diatas 220 mmHg, karena bisa jadi risiko masalah
jantung
Tekanan sistolik → tekanan darah pada saat jantung memompa
darah (kontraksi)
Tekanan diastolic → tekanan darah pada saat jantung rileksasi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) → peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari
90 mmHg
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
23
24. Dalam kondisi Latihan fisik, pembuluh darah membesar,
meningkatkan diameternya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2 – 3 jam setelah latihan, tekanan darah turun di bawah nilai
sebelum Latihan, hal ini dikenal ”hipotensi pasca Latihan”
24
25. Arteri coroner memasuk darah dan nutrisi ke miokardium
Rata-rata satu kapiler mensuplai satu serat miokard di dinding
ventrikel dan otot papiler
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
25
26. Ventilasi paru dimulai melalui pusat pernapasan di batang otak
Sistem pernapasan bekerja Bersama dengan system kardiovaskular
Sirkuit paru menerima hampir seluruh curah jantung
Sebagai respon terhadap peningkatan curah jantung, perfusi
meningkat di apeks masing-masing paru sehingga meningkatkan
luas permukaan yang tersedia untuk pertukaran gas
Tingkat ventilasi Latihan olahraga maksimum pada orang sehat
berukuran normal dapat meningkat 10x lipat, dibandingkan dengan
tingkat ventilasi saat istirahat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26
27. Terdapat 3 jenis serabut otot (muscle fibers) yang punya
karakteristik berbeda
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
27
28. Serabut tipe I → slow twich fibers → lambat
untuk berkontraksi tetapi lebih tahan terhadap
kelelahan
Memiliki → mitokondria dan myoglobin
melimpah dengan suplai pembuluh darah yang
besar
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
28
29. Serat-serat ini dominan pada otot postural karena memberikan
kekuatan yang rendah tetapi tidak mudah Lelah seperti serat
lainnya.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
29
30. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Serabut tipe IIa → fast-twitch oxidative (serat
oksidatif kedutan cepat) → relatif tahan terhadap
kelelahan
Untuk aktivitas kekuatan yang memerlukan
upaya berkelanjutan seperti angkat beban dalam
beberapa kali repetisi
Serat tipe IIa dianggap jenis ”middle-ground type
of fiber” antara tipe I yang lambat namun tahan
Lelah dan serat tipe IIb yang cepat namun rentan
lelah
30
31. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Serabut tipe IIb → fast-twitch glycolytic
fibers (serat glikolitik kedutan cepat) → cepat
lelah
Serat-serat ini direkrut untuk latihan
intensitas tinggi dan durasi pendek seperti
sprint dengan tenaga penuh
31
34. Sistem endokrin
Kadar kortisol, epinefrin, norepinefrin, dopamine plasma meningkat saat
Latihan maksimal dan Kembali ke nilai awal setelah istirahat
Peningkatan kadar ini konsisten dengan peningkatan aktivasi system saraf
simpatis
Growth hormone dilepaskan oleh kelenjar pituitary untuk meningkatkan
pertumbuhan tulang dan jaringan
Sensitivitas insulin meningkat setelah olahraga jangka Panjang
Kadar testosterone juga meningkat sehingga meningkatkan pertumbuhan,
libido, suasanan hati
Katekolamin adalah bagian dari adaptasi pelatihan kardiovaskular dan
pernapasan serta dalam mobilisasi dan pemanfaatan bahan bakar
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
34
36. Latihan moderat meningkatkan beberapa komponen system
kekebalan tubuh dan dengan demikian mengurangi kerentanan
terhadap infeksi
Sebaliknya penurunan fungsi sel kekebalan terjadi setelah Latihan
berlebihan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
36
38. Slow-twitch fibres
Luas penampang serat kedutan lambat (merah) sedikit
meningkat sebagai respon terhadap kerja aerobik
Fast-twitch fibres
Serat ini mengembangkan kapasitas oksigen lebih tinggi
Capillary bed density
Otot yang terlatih memiliki kepadatan kapiler yang lebih tinggi
dibandingkan otot yang tidak terlatih sehingga memungkinkan
aliran darah lebih besar dengan peningkatan pengiriman nutrisi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
38
39. Latihan ketahanan menyebabkan peningkatan ukuran
otot (hipertrofi) melalui peningkatan ukuran myofibril
dan jumlah serat yang bergerak cepat dan lambat
Dengan demikian, resistance exercise mengarah pada
pengembangan kekuatan yang lebih besar pada otot-otot
yang terlatih
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
39
41. Terdapat peningkatan luas penampang (cross-sectional) ligament
dan tendon sebagai respon terhadap Latihan yang berkepanjangan
karena tempat penyisipan antara ligament dan tulang serta tendon
dan tulang menjadi lebih kuat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
41
42. Endurance training
Meningkatkan ukuran dan jumlah mitokondria pada otot yang
terlatih
Kandungan myoglobin terkadang meningkat, sehingga kapasitas
penyimpanan oksigen meningkat
Otot yang terlatih meningkatkan kapasitas penyimpanan
glikogen dan kemampuan meggunakan lemak sebagai sumber
energi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
42
43. Ketika individu sehat berpartisipasi dalam program
Latihan aerobic jangka Panjang, mereka mengalami
adaptasi jantung yang positif
Peningkatan pengisian diastolic dini dan peningkatan kekuatan
kontraktil
Adaptasi jantung menyebabkan peningkatan curah jantung saat
berolahraga dan VO2max yang lebih tinggi setelah olahraga
Denyut jantung pasca Latihan menurun saat istirahat dan saat
Latihan submaksimal
Volume sekuncup (volume darah yang dipompa oleh setiap
ventrikel per detik) meningkat melalui pelatihan ketahanan
jangka panjang
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
43
44. Aliran darah di bagian atas paru-paru meningkat setelah
Latihan ketahanan yang berkepanjangan dan laju
pernapasan meningkat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
44
46. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Metode pengukuran gas expired.
A. Metode Douglas bag berevolusi tidak hanya untuk mengukur pengeluaran energi, tetapi juga untuk
menentukan kebugaran aerobik atau potensi daya tahan.
B. Teknologi yang lebih modern dapat mengukur variabel-variable secara real-time di lab
C. Menggunakan penganalisis metabolik portabel
46
49. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Tidak hanya memberikan pengaruh pada otot quadriceps saja,
melainkan juga memberikan pengaruh ke system
kardiopulmonal, saraf, hormone, yang akan berkerja sebelum,
sesaat, dan setelah Latihan.
49
50. Mari kita lihat perbedaan
selama melakukan Latihan
dengan durasi cepat, intensitas
cepat dan durasi lama,
intensitas panjang
Bagaimana kondisi detak
jantung? denyut nadi?
pernapasan? saturasi oksigen?
otot? VO2max?
Muscle fibers tipe berapa?
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
50
55. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
55
- Pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai
- Px berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome
berfrekuensi 120x/menit
- Detakan 1, px menaikkan kaki kanan ke atas bangku
- Detakan 2, px menaikkan kaki kiri ke atas bangku
- Detakan 3, px menurunkan kaki kanan ke lantai
- Detakan 4, px menurunkan kaki kiri ke lantai
- Ulangi siklus ini sampai px tidak kuat lagi tapi durasi test hanya 5 menit
- Catat berapa lama px bertahan
56. Contoh:
Nama : Kevin
TB : 168 cm
BB : 60 kg
Denyut nadi awal : 72
Lama naik turun bangku : 1 menit 45 detik
Rumus pendek =
105 𝑥 100
5,5 𝑥 80
=
10.500
440
= 23,9
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
56
Kapiler melewati sel otot
Di sini kita memiliki sisi arteriol keluar kapiler tanpa sel darah merah melewatinya
Dan di sini kita memiliki sisi vena, dan saya gambarkan lingkaran besar ini sebagai jaringan yang mengekstraksi oksigen.
Jadi saat istirahat di sisi arteri terdapat sekitar 20 ml oksigen per 100 mililiter darah.
Saat sel darah merah melewati kapiler, oksigen akan dilepaskan. Jadi pada saat sel darah merah tiba di sisi vena, terdapat sekitar 15 ml oksigen per 100 ml darah.
Jadi selisih a-v o2, selisih antara sisi arteri dan vena, adalah 5 dan ini menunjukkan berapa banyak oksigen yang diekstraksi dari jaringan.
Jadi 5 ml oksigen per 100 ml darah telah disalurkan ke jaringan
Saat kita meningkatkan intensitas olahraga. Misalnya saat berolahraga maksimal, kita akan menggunakan lebih banyak oksigen.
Oleh karena itu, lebih banyak oksigen perlu dikeluarkan. Bagi kebanyakan orang, kita masih memiliki sekitar 20 ml oksigen per 100 ml darah, meskipun hal ini sangat bergantung pada status latihan Anda, dan oksigen tersebut akan berkurang.
Namun lebih banyak oksigen akan berdifusi ke dalam sel otot
Sehingga semakin sedikit oksigen yang keluar, maka semakin sedikit oksigen yang tersedia di sisi vena, yaitu sekitar 5 ml oksigen per 100 ml darah selama latihan maksimal dan hal ini akan menghasilkan perbedaan a-v O2 yang jauh lebih tinggi.
Jadi di sini kita mempunyai perbedaan a-v O2 sekitar 15 ml oksigen per 100 ml darah yang telah diekstraksi oleh jaringan.
Dalam contoh singkat tersebut saya menunjukkan kepada Anda bahwa perbedaan a-v O2 meningkat seiring dengan olahraga
Jenis otot ini paling lambat untuk berkontraksi, tetapi lebih tahan terhadap kelelahan otot.
aktivitas ATPase myosin rendah, oksidatif tinggi, kapasitas glikolitik rendah
Jenis otot ini paling lambat untuk berkontraksi, tetapi lebih tahan terhadap kelelahan otot.
Memiliki → aktivitas myosin ATPase tinggi, oksidatif rendah, aktivitas glikolitik tinggi
Jenis Latihan fisik yang dilakukan menentukan jenis serat otot yang dominan
Endurance training → meningkatkan jumlah mitokondria dan kapasitas pertukaran gas dari myofibril yang terlatih
Pada pelari marathon, serabut kedutan lambat mendominasi otot kaki yang terlatih (sementara pelari cepat memiliki serabut kedutan cepat yang dominan)
Memiliki potensi untuk mengubah sifat metaboslime otot rangka ke arah oksidatif
Dengan menganalisis dan evaluasi kondisi pasien bisa kita tahu kondisi fungsi kv, otot, metabolisme px sehingga dapat merancang rencana Latihan yang akan memenuhi tujuan pasien
Pernapasan normal 12 – 20 kali per menit
Denyut nadi/detak jantung normal 60-100 kali per menit dan saat berolahraga pada orang dewasa berusia 20 - 35 tahun adalah 95 - 170 kali per menit
SpO2 88-92%
Pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai
Px berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome berfrekuensi 120x/menit
Detakan 1, px menaikkan kaki kanan ke atas bangku
Detakan 2, px menaikkan kaki kiri ke atas bangku
Detakan 3, px menurunkan kaki kanan ke lantai
Detakan 4, px menurunkan kaki kiri ke lantai
Ulangi siklus ini sampai px tidak kuat lagi tapi durasi test hanya 5 menit
Catat berapa lama px bertahan
Pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai
Px berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome berfrekuensi 120x/menit
Detakan 1, px menaikkan kaki kanan ke atas bangku
Detakan 2, px menaikkan kaki kiri ke atas bangku
Detakan 3, px menurunkan kaki kanan ke lantai
Detakan 4, px menurunkan kaki kiri ke lantai
Ulangi siklus ini sampai px tidak kuat lagi tapi durasi test hanya 5 menit
Catat berapa lama px bertahan
Harvard Step Test → tes ketahanan (endurance) terhadap kinerja jantung dan paru
Tes ini dapat menghitung kemampuan daya tahan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa Lelah.
Tujuan tes ini untuk menganalisa tingkat kebugaran jantung-paru
Ketika sedang berolahraga, otot-otot tubuh akan menjadi panas karena mengerahkan tenaga. Alhasil, tubuh akan memberi respons alami dengan memproduksi keringat. Cairan keringat yang dikeluarkan adalah proses mendinginkan suhu tubuh yang menjadi tinggi karena berolahraga..