Mekanisme adaptasi sel meliputi organisasi sel, modalitas cidera sel, sel yang diserang, perubahan morfologis pada sel yang cedera subletal, dan kalsifikasi patologik. Sel bereaksi terhadap stimulus merusak dengan beradaptasi, cidera reversible, atau kematian. Bentuk adaptasi meliputi atrofi, hipertrofi, hiperplasi, dan metaplasia.
2. • MEKANISME ADAPTASI SEL :
a. Organisasi sel
b. Modalitas cedera sel
c. Sel yang diserang
d. Perubahan morfologis pada sel yang cedera sub letal
e. Kalsifikasi patologik
MEKANISME ADAPTASI SEL
a. Organisasi Sel
Yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil yang
menunjukan bermacam-macam fenomena yang berhubungan
dengan hidup.
4. • KHARAKTERISTIK MAHLUK HIDUP :
- Bereproduksi
- Tumbuh
- Melakukan metabolisme
- Beradaptasi terhdp perubahan internal dan eksternal
• AKTIVITAS SEL : sesuai dgn proses kehidupan,
meliputi :
a. Ingesti d. Mengekskresikan sisa metabolisme
b. Asimilasi e. Bernafas
c. Mencerna f. Mensintesis
d. Bergerak g. Bersespon
5. • Ingesti = Menelan merupakan proses masuknya
makanan dan cairan dari lingkungan ke dalam tubuh sel.
• Asimilasi artinya pembauran, perombakan, atau
mereduksi sehingga menghasilkan sesuatu.
6. STRUKTUR SEL
- Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yang
dinamakan organel.
- Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma
keduanya dipisahkan oleh membrane inti. Sitoplasma
dipisahkan dgn cairan sekitarnya oleh membran sel .
7. • Berbagai zat yg membentuk sel secara keseluruhan disebut
protoplasma
1. Membran Sel, merupakan struktur elastis yg sangat tipis,
penyaring selektif zat- zat tertentu.
2. Membran inti, merupakan dua membrane yang saling
mengelilingi, merupakan tempat yang permiabel sehingga
hampir semua zat yg larut dapat bergerak antara cairan inti
dan sitoplasma.
3. Retikulum endoplasma, tdd
a RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg
terutama mengandung RNA yg berfungsi dalam mensintesa
protein.
b RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa
lipid dan enzimatik sel.
8. 4. Komplek golgi.
Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yg
ditransfer RE kemudian disekresikan.
5. Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung
struktur organel sel..
6. Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi
energi dalam sel. Di sini dioksidasi berbagai zat
makanan katabolisme / pernafasan sel
7. Lisosom, adalah bungkusan enzim pencernaan yg terikat
membrane dan merupakan organ pencernaan sel.
9. 8. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan
penting pada pembelahan sel.
9. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel.
Mengandung DNA yg disebut gen.
10. Ribosom adalah adalah salah satu organel yang
berukuran kecil dan padat dalam sel yang berfungsi
sebagai tempat sintesis protein.
11. Vakuola adalah penyimpanan cadangan makanan
seperti amilum dan glukosa, mengatur tirgiditas sel
(tekanan osmotik sel)
11. B. SYSTEM FUNGSIONAL SEL.
1. Penelanan dan pencernaan oleh sel.
Zat-zat dpat melewati membrane dengan cara :
- Difusi
- Transfor aktif melalui membrane
- endositosis , yaitu mekanisme membrane menelan cairan
ekstra sel dan isinya. Tdd : fagositosis dan pinositosis.
Fagositosis-penelanan partikel besar oleh sel seperti
bakteri, partikel2 degenatif jaringan.
Pinositosis-menelan sedikit cairan ekstra sel dan senyawa
yg larut dalam bentuk vesikel kecil.
12. 2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria)
zat gizi masuk dalam -dioksidasi oleh Oksigen
menghasilkan energi yg digunakan untuk membentuk
ATP. 1 ATP menghasilkan 8000 kalori.
13. B. MODALITAS CIDERA SEL
Sel selalu terpajan terhadap kondisi yang selalu berubah dan
potensial terhadap rangsangan yang merusak -sel akan
bereaksi :
- Beradaptasi,
- Jejas / cidera reversible
- Kematian
14. Sebab-sebab Jejas, Kematian dan Adaptasi sel :
1. Hipoksia, akibat dari :
- hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah
serta gangguan kardiorespirasi
- Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. :
anemia dan keracunan.
Respon sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat
keparahan hipoksia: sel-sel dapat menyesuaikan , terkena
jejas, kematian.
15. • Contoh :
hipoksia pada arteri femoralis - otot-otot skelet akan atropi. -
Penyempitan Atropi ini mencapai keseimbangan antara
kebutuhan metabolic dan perbekalan oksigen yg tersedia.
Hipoksia yg lebih berat tjd jejas atau kematian sel.
2. Bahan kimia (termasuk obat-obatan)
Bahan kimia menyebabkan perubahan pd beberapa fungsi sel :
permiabelitas selaput, homeostatis osmosa, keutuhan enzim
atau kofaktor.
Racun menyebabkan kerusakan hebat pd sel dan kematian
individu.
16.
17. 3. Agen fisik
- Trauma mekanik, yg dapat menyebabkan pergeseran
organisasi organel intra sel-dpt merusak sel .
- Suhu rendah.
Suhu rendah - vasokontriksi - ggn suplai darah.
18. -Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia
yg ada di dalam sel atau karena ionisasi sel yg menghasilkan
radikal “panas” yg secara sekunder bereaksi dgn komponen
intra sel
- Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan :
luka bakar. Serta ggn jalur konduksi saraf-aritmi jantung
19. 4. Agen mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia ,
jamur dan protozoa.
Bateri- mengeluarkan eksotoksin -merusak sel-sel penjamu.
atau mengeluarkan endotoksin-merangsang respon peradangan.
Timbul reaksi hipersensitivitas tehadap agen-reaksi
immunologi yg merusak sel.
Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau streptococcus,
gonore, sifilis, kolera dll.
Setelah berada dalam DNA virus menyatu dgn DNA sel -Virus
mewariskan gen-gen pada sel- virus akan mengambil alih
fungsi sel. RNA virus-sel baru akan mengontrol fungsi sel.
20. Contoh penyakit : ensefalitis, , campak jerman, rubella,
poliomyelitis, hepatitis , dll
5. Mekanisme Imun
Reaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan
penyakit pada sel.
Antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen.
Antigen endogen ( missal antigen sel) menyebabkan penyakit
autoimun.
21. 6. Gangguan genetik
-Mutasi, dapat menyebabkan: mengurangi suatu
enzim kelangsugan hidup sel tidak sesuai, atau tanpa
dampak yg diketahui.
7. Ketidakseimbangan Nutrisi
- defisiensi protein-kalori
- avitaminosis
- kelebihan kaloriaterosklerosis, ibesitas
8. Penuaan
22. C. ADAPTASI SEL
Betuk reaksi sel jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :
1. retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/
kembali kearah yang kurang kompleks).
2. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih
buruk untuk penyakit)
3. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi,
metaplasi Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan mikronya.
23. 1. Atropi
o Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah
berkembang sempurna dengan ukuran normal.
o Merupakan bentuk reaksi adaptasi. Bila jumlah sel yg
terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh berkurang
atau mengalami atropi.
o Sifat :
- fisiologik misalnya aging proses-seluruh bagian tubuh
tampak mengecil secara bertahap.
24. - Patologik (pasca peradangan), misal keadaan kurus
kering akibat marasmus dan kwashiorkor, emasiasi /
inanisi (menderita penyakit berat), melemahnya
fungsi pencernaan atau hilangnya nafsu makan
- Umum atau local.penurunan aktivitas endokrin dan
pengaruhnya atas target sel dan target organ.
- Penyebab atropi :
a. berkurangnya beban kerja
b. hilangnya persarafan
c. berkuranhnya perbekalan darah
d. hilangnya rangsangan hormone
25. 2. Hipertropi
- Yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini
meningkatkan ukuran alat tubuh
- Ukuran sel jaringan atau organ yg menjadi lebih
besar dari ukuran normalnya.
- Bersifat fisiologik dan patologik, umum atau lokal
26. 3. Hiperplasia
- Dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau keadaan
kekurangan secret atau produksi sel terkait.
- Hanya dapat tetrjadi pada populasi sel labil ( dalam
kehidupan ada (siklus sel periodic, sel epidermis, sel darah) .
atau sel stabil (dalam keadaan tertentu masih mampu
berproliferasi, misalnya : sel hati, sel epitel kelenjar.
- Tidak terjadi pada sel permanent (sel otot rangka, saraf dan
jantung).
27. 4. Metaplasia
Ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis
tertentu menjadi sel matur jenis lain :
Misalnya sel epitel torak endoservik daerah perbatasan dgn
epitel skuamosa, sel epitel bronchus perokok.
28. 5. Displasia
• Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa mereda
dapat melngalami ganguan polarisasi pertumbuhan sel
reserve, sehingga timbul keadaan yg disebut displasia.
• Ada 3 tahapan : ringan, sedang dan berat
• Jika jejas atau iritan dpt diatasi -seluruh bentuk adaptasi dan
displasia dapat normal kembali.
• Tetapi jika keadaan displasia berat dan tdk ditanggulangi
keganasan intra epithelial/insitu
29. 6. Degenarasi
o Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler
yang disertai perubahan morfologik, akibat jejas nin fatal
pada sel.
o Dalam sel jaringan terjadi :
Storage (penimbunan)- akumulasi cairan atau zat dalam organel
sel o perubahan morfologik terurama dlm sitoplasma-sel
mengembung/bengkak.
o Sitoplasma keruh atau granuler kasardisebut degenerasi
bengkak keruh (claude swelling).
- Ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan filament
mitokondria
30. - Terbentuk fragmen-partikel yg mengandung unsur lipid dan
protein (albumin)- peningkatan tekanan osmosis -edema
intrasel, disebut degenerasi albumin.
- Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi pembengkakan vesikel
, akan disebut degenarasi vakuoler-tampak vakaula intra sel
kemunduran ini atau hidrofik
o Kedua proses degenerasi tersebut masih reversible.
o Reaksi sel terhadap jejas yang masih reversible disebut
degenerasi
31. o Reaksi sel terhadap jejas yang ireversible menuju
kematian disebut nekrosis
32.
33.
34.
35.
36. D. KALSIFIKASI PATOLOGIK
- Kalsifikasi : proses diletakannya (pengendapan) kalsium
dalam jaringan
- Kalsifikasi fisiologi-pembentukan tulang
Kalsifikasi patologi merupakan proses yg serimg, juga
menyatakan pengendapan abnormal garam-garam kalsium,
disertai sedikit besi, magnesium dan garam-garam mineral
lainnya dalam jaringan.
37. E. SEL YANG DISERANG
Pengaruh stimulus yang menyebabkan cidera sel pada sel :
1. Kerusakan biokimia, terjadi perubahan kimia dari salah satu
reaksi metabolisme atau lebih di dalam sel
2. Kelainan fungsi, ( missal kegagalan kontraksi, sekresi sel
atau lainnya)
kerusakan biokimia pada sel menyebabkan Cidera /kelainan
fungsi. Tetapi tidak semua, jika sel banyak cidera tetapi
memiliki cadangan yg cukup maka sel tidak akan
mengalami gangguan fungsi yg berarti.
38. 3. Perubahan morfologis sel yg menyertai kelainan biokimia
dan kelainan fungsi. Tetapi saat ini masih ditemukan sel
secara fungsional terganggu namun secara morfologis tidak
memberikan petunjuk adanya kerusakan.
4. Pengurangan jaringan atau organ disebut atropi.lebih kecil
dari normal. massa atau penyusutan Pengurangan ukuran sel
39. Trombosis
• Proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem
kardiovaskuler selama manusia masih hidup, disebut
trombosis. Koagulum darah dinamakan trombus. Terdapat tiga
keadaan dasar dimana bekuan terbentuk secara tidak normal,
yaitu :
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh
b. Kelainan aliran darah
c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri
40. Embolisme
Embolisme adalah transportasi massa fisik yang terbawa dalam
aliran darah dari satu tempat ke tempat lain dan tersangkut di
tempat baru. Massa fisik itu sendiri dinamakan emboli. Emboli
berasal dari :
Emboli pada manusia yang paling sering dijumpai berasal dari
trombus dan dinamakan tromboemboli.
Pecahan jaringan dapat menjadi emboli bila memasuki sistem
pembuluh darah, biasanya dapat terjadi pada trauma.
Sel-sel kanker dapat menjadi emboli, cara penyebaran penyakit
yang sangat tidak diharapkan.
41. • Benda asing yang disuntikkan ke dalam sistem kardiovaskular.
• Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi akibat dari
berbagai keadaan atau yang masuk ke dalam sirkulasi melalui
suntikan dapat menjadi emboli.
• Gelembung gas juga dapat menjadi emboli.
• Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena,
paling sering pada vena profunda di tungkai atau di panggul.
Karena keadaan anatomis, emboli yang berasal dari trombus
vena biasanya berakhir sebagai emboli arteri pulmonalis.
Akibat dari emboli :
42. Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli maka
sebagian besar suplai arteri pulmonalis dapat tersumbat dengan
mendadak. Hal ini dapat menimbulkan kematian mendadak.
Sebaliknya, emboli arteri pulmonalis yang lebih kecil dapat
tanpa gejala, mengakibatkan perdarahan paru-paru sekunder
karena kerusakan vaskular atau dapat mengakibatkan nekrosis
sebagian dari paru-paru.
43. Iskemia
• Iskemia adalah suplai darah yang tidak memadai ke suatu
daerah/jaringan. Jika jaringan dibuat iskemik, jaringan tersebut
akan menderita karena tidak mendapat suplai oksigen dan zat-
zat makanan yang dibutuhkan. Setiap hal yang mempengaruhi
aliran darah dapat menimbulkan iskemia jaringan. Sebab yang
paling jelas adalah obstruksi lokal arteri.
Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas
iskemianya, kecepatan timbulnya, dan kebutuhan metabolik
pada jaringan itu.
44. Kepustakaan :
1. Pringgoutomu, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi I (umum), Edisi
1. Jakarta. Sagung Seto.
2. Robbins, 1995 Buku Ajar Patologi I, Edisi 4. Jakarta. EGC
3. Price SA dan Wilson LM, 1995 Patofisiologi, Konsep Klinik
Proses- Proses Penyakit, Jakarta. EGC
4. Ramali A, 1990. Kamus kedokteran, Jakarta
5. Ganong,W.F, 2002. Patofisiologi Penyakit, EGC, Jakarta