SlideShare a Scribd company logo
1 of 105
SEL
OTOT RANGKA
Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr.,
M.Biomed
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Otot → spesialis kontraksi pada tubuh
 Terdiri dari 3 jenis otot: otot rangka, otot polos, otot jantung
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Otot rangka → melekat pada tulang → kontraksi otot rangka
menggerakkan tulang yang dilekatinya, memungkinkan tubuh
melaksanakan berbagai aktivitas motoric
 Otot rangka → menunjang homeostasis mencakup otot-otot yang
penting dalam mendapatkan, mengunyah, menelan makanan,
pernafasan, suhu tubuh (mengigil)
 Otot rangka digunakan untuk memindahkan tubuh menjauhi
bahaya
 Kontraksi otot rangka penting untuk aktivitas non-homeostatic
seperti menari, main computer
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Otot polos → ditemukan di dinding organ dan saluran
bergongga
Kontraksi otot polos yang terkontrol mengatur
perpindahan darah melalui pembuluh darah, makanan
melalui saluran cerna, udara melalui saluran pernafasan,
dan urin ke luar tubuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Otot jantung hanya terdapat di dinding jantung, yang
kontraksinya memompa darah yang penting dalam
mempertahankan kehidupan ke seluruh tubuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek (kontraksi)
 Kontraksi otot yang terkontrol memungkinkan:
1. Gerakan sehingga tubuh dan bagian lain dapat berjalan, melambaikan tangan
2. Manipulasi benda eksternal misal menyetir, memindahkan lemari
3. Propulsi melalui organ dalam berongga misal sirkulasi darah, mengalirkan
makanan ke saluran cerna
4. Mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan eksternal (BAK, melahirkan)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Otot rangka membentuk 40% berat tubuh pria dan 32% wanita,
dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% berat lainnya
 Berdasarkan karakteristik, otot dikategorikan sebagai lurik (otot
rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos)
 Otot dapat dikelompokkkan sebagai volunteer (otot rangka) atau
involunter (otot jantung dan otot polos) tergantung dari persarafan
otot somatic atau otonom
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Otot rangka → volunteer → karena dapat dikontrol oleh kesadaran
Otot rangka → involunteer → dibawah sadar → berkaitan dengan postur
keseimbangan, gerakan stereotipe seperti berjalan
 Serat otot rangka tampak lurik karena adanya susunan internal
yang tertata
 Satu sel otot rangka dikenal → serat otot → ukuran besar,
memanjang, bentuk silindris, ukuran garis tengah 10-100
mikrometer, Panjang 750.000 mikrometer
 Otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot, terletak sejajar satu
sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Serat otot rangka mengandung banyak myofibril → struktur
intrasel berdiameter 1 pm dan memanjang ke keseluruhan Panjang
serat otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Miofibril → elemen kontraktil → setiap myofibril terdiri dari
susunan teratur mikrofilamen sitoskeleton (filamen tipis dan tebal)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Filamen tebal →bergaris tengah 12 – 18 nm, Panjang 16 nm terdiri
dari protein myosin
 Filamen tipis → bergaris tengah 5– 8 nm, Panjang 1,0 nm,
dibentuk oleh protein aktin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Dilihat dengan mikroskop electron → myofibril memperlihatkan pita gelap (pita
A) dan pita terang (pita I)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Pita pada semua myofibril tersusun sejajar satu sama lain, secara kolektif
menghasilkan gambaran lurik serat otot rangka yang terlihat di bawah
mikroskop cahaya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Search di google kata “lurik”
 Tumpukan filamen tebal dan tipis bergantian yang sedikit tumpang tindih satu
sama lain berperan menghasilkan gambaran pita A dan I
 Geometri filamen yang sangat tepat ini dipertahankan oleh beberapa protein
sitoskeleton
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Dibentuk oleh tumpukan filamen tebal dengan sebagian filamen
tipis tumpang tindih di kedua ujung filamen tebal
 Filamen tebal hanya terletak dalam pita A dan terbentang di
seluruh lebarnya yaitu kedua ujung filamen tebal di dalam suatu
tumpukan mendefinisikan batas luar suatu pita A
 Daerah lebih terang di tengah pita A, tempat yang tidak dicapai
oleh filamen tipis adalah zona H
 Protein penunjang berperan menahan filamen tebal disetiap
tumpukan dapat dilihat sebagai garis M yang berjalan vertical
dibagian tengah pita A dalam bagian tengah zona H
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Terdiri dari bagian filamen tipis sisanya yang tidak menjulur ke dalam pita A
 Dibagian tengah pita I terlihat garis Z yang padat dan vertical
 Daerah antara dua garis Z disebut sarkomer → unit fungsinal otot rangka
 Unit fungsional suatu organ → komponen terkecil yang dapat melakukan semua
fungsi organ
 Jadi, sarkomer → komponen serat otot yang dapat berkontraksi
 Setiap sarkomer dalam keadaan rileksasi memiliki lebar 2 nm dan terdiri dari
satu pita A utuh dan separuh dari masing-masing dua pita I terletk di kedua sisi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Titin → untai-untai tunggal protein raksasa yang sangat elastic, berjalan di
kedua arah dari garis M di sepanjang filamen tebal ke garis Z diujung sarkomer
yang berlawanan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Titin → protein terbesar ditubuh, terbentuk dari 30.000 asam
amino, dengan peran:
1. Menstabilkan sarkomer → menstabilkan posisi filamen tebal dan
tipis
2. Sebagai pegas elastic → meningkatkan kelenturan otot
3. Ikut serta dalam transduksi sinyal → terlibat dalam pembesaran
otot sebagai respon terhadap angkat beban
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Jembatan silang halus terbentang dari masing-masing filamen tebal
menuju filamen tipis sekitar tempat filamen tebal dan tipis saling
tumpang tindih.
 Secara 3D → filamen tipis tersusun heksagonal disekitar filamen
tebal
 Jembatan silang menonjol dari masing-masing filamen tebal di
keenam arah menuju keenam filamen tipis sekitarnya
 Setiap filamen tipis, dikelilingi oleh 3 filamen tebal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Setiap filamen tebal memiliki beberapa ratus molekul myosin dikemas spesifik
 Molekul myosin → protein terdiri dari dua subunit identic, berbentuk stik golf
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Bagian ekor protein saling menjalin seperti batang-batang stik golf
yang dipilin satu sama lain, dengan dua bagian globular menonjol di
satu ujung
 Tiap subunit protein ini memiliki dua titik persendian: di ekor dan
leher atau pertautan ekor dengan kepala globular
 Kedua paruh tiap filamen tebal adalah bayangan cermin yang
dibentuk oleh molekul-molekul myosin yang terletak memanjang
dalam susunan bertumpuk teratur dengan ekor mengarah ke
bagian tengah filamen dan kepala globular menonjol keluar pada
interval teratur
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Kepala-kepala membentuk jembatan silang antara filamen tebal
dan tipis
 Setiap jembatan silang memiliki dua tempat penting yang krusial
bagi proses kontraksi:
1. Tempat untuk mengikat aktin
2. Tempat myosin ATPase (penguraian ATP)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
ATP (Adenosin Triphosphate)
 Filamen tipis terdiri dari 3 protein → aktin, tropomyosin, troponin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Molekul aktin →protein structural utama filamen tipis, bentuk bulat
 Tulang punggung filamen tipis dibentuk oleh molekul aktin yang disatukan
menjadi dua untai dan saling berpuntir seperti dua untai kalung Mutiara
 Setiap molekul aktin punya tempat pengikatan khusus untuk melekatnya
jembatan silang myosin sehingga pengikitan molekul myosin dan aktin
dijembatan silang menyebabkan kontraksi serat otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Saat serat otot rileksasi, aktin tidak dapat berikatan dengan jembatan silang
karena adanya 2 protein tropomyosin dan troponin
 Molekul tropomyosin → protein mirip-benang yang terbentang dari ujung ke
ujung di samping spiral aktin, sehingga menutupi bagian aktin yang berikatan
dengan jembatan silang, menghambat kontraksi otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Molekul troponin → kompleks protein yang terbuat dari tiga unit
polipeptida, satu berikatan dengan tropomyosin, satu berikatan
dengan aktin, dan yang ketiga berikatan dengan Ca2+
 Ketika troponin tidak terikat Ca2+, protein ini akan menstabilkan
tropomyosin dengan posisi menutupi tempat pengikatan jembatan
silang aktin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Ketika Ca2+ berikatan dengan troponin, bentuk protein berubah
sehingga tropomyosin terlepas dari posisinya yang menutupi
jembatan silang
 Karena tropomyosin tersingkir, aktin dan myosin dapat berikatan
dengan jembatan silang, menyebabkan kontraksi otot.
 Tropomiosin dan troponin disebut protein regulatorik karena
berperan dalam mencegah kontraksi, atau memungkinkan
kontraksi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Ketika kontraksi, filamen tipis dikedua sisi sarkomer bergeser ke arah dalam
terhadap filamen tebal yang diam menuju ke pusat pita A
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Sewaktu bergeser ke dalam, filamen tipis menarik garis-garis Z tempat filamen
melekat saling mendekat sehingga sarkomer memendek diikuti serat otot
memendek → mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Zona H dibagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen tipis, jadi lebih
kecil karena filamen bergeser mendekat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Pita I terdiri dari filamen tipis yang tidak tumpeng tindih dengan filamen tebal,
menyempit ketika filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filamen tebal
sehingga terjadi kontraksi otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Kalsium adalah penghubung antara eksitasi dan kontraksi
 Otot rangka dirangsang untuk kontraksi karena pelepasan
asetilkolin (Ach) di NMJ sehingga menghasilkan potensial aksi yang
dihantarkan ke seluruh permukaan membrane sel otot
 2 struktur membranosa di dalam serat otot berperan penting dalam
menghubungkan eksitasi ke kontraksi → tubulus transversus dan
reticulum sarkoplasma
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Penyebaran potensial aksi menuruni tubulus transversus
 Disetiap pertemuan antar pita A dan I, membrane permukaan
masuk ke dalam serta otot untuk membentuk tubulus transversus
(tubulus T) yang berjalan tegak lurus dari membrane sel otot ke
dalam bagian tengah serat otot
 Karena membrane tubulus T bersambung dengan membran
permukaan, potensial aksi di membrane permukaan akan menyebar
turun sepanjang tubulus T, menyalurkan aktivitas listrik ke bagian
tengah
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Retikulum sarcoplasma → reticulum endoplasma termodifikasi terdiri dari
anyaman halus terbungkus membrane saling berhubungan menglilingi setiap
myofibril seperti selubung saringan
 Bagian sakus lateralis (kantong lateral) mengandung Ca2+ yang akan disebarkan
ketika menerima potensial aksi
 Perubahan potensial di tubulus T berkaitan dengan pelepasan Ca2+ melalui
reseptor dihidropiridin sebagai sensor listrik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Depolarisasi local tubulus T mengaktifkan reseptor dihidropiridin, memicu pembukaan
langsung pelepas Ca2+ (protein kaki yang dikenal reseptor rianodin) di kantong lateral
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Tempat enzimatik yang dapat mengikat pembawa energi adenosis trifosfat (ATP)
dan memecahnya jadi adenosin difosfat (ADP) dan phospate inorganic (Pi) yang
dalam prosesnya menghasilkan energi
 Penguraian ATP di jembatan silang myosin terjadi sebelum jembatan berikatan
dengan aktin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 ADP dan Pi tetap terikat ke miosin dan energi yang dihasilkan
disimpan di dalam jembatan silang untuk menghasilkan myosin
berenergi tinggi
 Ketika serat otot mengalami eksitasi, Ca2+ menarik komplek
troponin-tropomyosin menjauhi posisinya yang menyubat sehingga
jembatan silang myosin yang telah bernergi dapat berikatan dengan
molekul aktin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3. Kontak antara myosin
dan aktin menyebabkan
pelatuk tertarik, menekuk
jembatan silang sehingga
dihasilkan dorongan kuat
Jika otot tidak terangsang dan
tidak terjadi pembebasan Ca2+,
troponin dan tropomyosin tetap
berada pada posisinya yang
menghambat sehingga aktin dan
jembatan silang myosin tidak
berikatan dan tidak terjadi
kayuhan kuat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Ketika Pi dan ADP dibebaskan,
tempat ATPase myosin bebas untuk
mengikat molekul ATP lain diakhir
kayuhan kuat. Perlekatan ATP
baru mengurangi afinitas
pengikatan kepala myosin dan
aktin sehingga memungkinkan
jembatan silang terlepas (4a) dan
kembali tertekuk
 Bagaimana cara otot berelaksasi dalam keadaan normal?
 Relaksasi terjadi ketika Ca2+ dikembalikan ke kantong lateral saat aktivitas
listrik local berhenti
 Pontensial aksi serat otot berhenti ketika enzim asetilkolinesterase
menghilangkan Ach dari NMJ sehingga tidak ada hal yang memuci tubulus T
melepaskan Ca2+
 Hilangnya Ca2+ memungkinkan troponin dan tropomyosin bergeser Kembali
menghambat, sehingga aktin dan myosin tidak berikatan di jembatan silang
 Serat otot Kembali rileksasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Setiap orang memiliki sekitar 600 otot rangka
 Setiap otot diselubungi jaringan ikat yang menembus dari
permukaan ke dalam otot membungkus serat otot dan membagi otot
menjadi kolom
 Jaringan ikta meluas melewati ujung-ujung otot membentuk tendon
kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ke tulang
 Contoh → Sebagian dari otot yang berperan dalam pergerakan jari
tangan terletak di lengan bawah, dan tendon-tendon Panjang
menjulur turun untuk melekat ke tulang jari tangan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Tegangan diproduksi internal dalam sarkomer yang dianggap
sebagai komponen kontraktil otot akibat aktivitas jembatan silang
dan pergeseran filamen
 Tapi sarkomer tidak melekat langsung ke otot
 Tegangan yang dihasilkan oleh elemen kontraktil harus disalurkan
ke tulang melalui jaringan ikat dan tendon sebelum dapat
digerakkan
 Tendon memiliki elastisitas pasif dengan derajat tertentu
 Jaringan non kontraktil elastis ini berada dalam susunan seri
dengan komponen kontraktil dan disebut komponen seri-elastic otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Komponen seri-elastik berlaku seperti pegas
yang dapat diregangkan dan diletakkan antara
elemen internal penghasil tegangan dan tulang
yang akan digerakkan melawan suatu beban
eksternal
 Memendeknya sarkomer meregangkan tendon
 Tegangan otot disalurkan ke tulang melalui
pengencangan tendon
 Gaya ini dikenakan ke tulang menggerakkan
tulang melawan beban
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Otot biasanya melekat paling sedikit ke dua tulang berbeda, melewati sendi melalui tendon
yang berjalan dari keduaujung otot. Ketika otot memendek (kontraksi), posisi sendi berubah
karena satu tulang bergerak relative terhadap tulang lain.
Contoh fleksi elbow oleh kontraksi biceps dan ekstensi elbow oleh kontraksi triceps. Ujung otot
yang melekat ke bagian tulang yang lebih stationer disebut origo dan ujung yang melekat ke
bagian tulang yang bergerak disebut insertio
 Kontraksi isotonic → tegangan otot tidak berubah sementara
panjang otot berubah
 Kontraksi isokinetic → laju pemendekan tetap konstan sementara
Panjang otot berubah
 Kontraksi isometric → otot tidak dapat memendek sehingga
terbentuk tegangan dengan Panjang otot tetap
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Latihan isotonic → Latihan dinamis melibatkan pemberian beban atau tegangan
pada otot sehingga menggerakkan sendi → pemberian tegangan konstan
 Contoh Latihan isotonic → squat, push up, pull up, bench press, deadlift
 Isotonik digolongkan menjadi konsentrik dan eksentrik
 Konsentrik → Gerakan dimana otot akan memendek sebagai respon terhadap
beban besar yang diberikan → biceps curl
 Eksentrik → Gerakan dimana otot akan memanjang seiring menahan gaya yang
akan diberikan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Kontraksi otot untuk mengangkat atau mendorong beban yang
tidak bergerak dengan atau tanpa Gerakan tubuh, dan Panjang otot
tidak berubah
 Lamanya Latihan kira-kira 10 detik, 3x repetisi, istirahat 20– 30
detik
 Untuk mendapatkan hasil yang baik, Latihan dilakukan dalam
frekuensi Latihan 3 hari/minggu dengan durasi Latihan 4-6 minggu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Kontraksi ini menyebabkan otot mendapat tahanan yang sama
melalui seluruh ruang geraknya sehingga otot bekerja maksimal
pada setiap sudut ROM
 Latihan menggunakan alat khusus misal Cybex Isokinetic Exerciser
 Latihan ini memakai prinsip (1) frekuensi antara 2-4 hari/minggu,
(2) lama Latihan paling sedikit 6 minggu atau lebih, (3) harus
menggunakan protocol olahraga yang benar dan (4) maksimal
pengulangan 8 – 15 kali
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Coracobrachialis
Fleksi dan adduksi os.
Humerus
M. Pectoralis major
Fleksi dan rotasi internal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Deltoideus Anterior
Fleksi dan rotasi medial
M. Deltoideus Medial
Abduksi
M. Deltoideus Posterior
Ekstensi dan rotasi lateral
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Supraspinatus
Stabilitas sendi shoulder
M. Subscapularis
Rotasi medial
M. Infraspinatus
Stabilitas sendi shoulder
dan rotasi lateral
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Teres Major
Ekstensi, rotasi medial,
adduksi
M. Teres Minor
Rotasi lateral
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Latissimus Dorsi
Ekstensi
Adduksi
Rotasi medial
Depresi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Biceps Brachii
(caput longum dan caput brevis)
Fleksi elbow
Supinasi
Sedikit fleksi shoulder
M. Brachialis
Fleksi elbow
M. Brachioradialis
Fleksi elbow
Gerakan fleksi & ekstensi elbow cepat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Triceps Brachii (Caput Lateral)
Ekstensi elbow
M. Triceps Brachii (Caput Longum)
Ekstensi elbow
Adduksi shoulder
M. Triceps Brachii (Caput Medial)
Ekstensi elbow
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Anconeus
Abduksi ulna saat pronasi
Extensi shoulder
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Flexor Carpi Radialis
Flexi wrist
Adduksi wrist
M. Flexor Carpi Ulnaris
Flexi wrist
Adduksi wrist
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Flexor Digitorum Superficialis
Flexi wrist dan phalang bagian tengah jadi
2 - 5
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Palmaris Longus
Flexi wrist
Flexi elbow
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Pronator Teres
Pronasi elbow
Flexi elbow
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Flexor Digitorum Profundus
Flexi wrist dan interphalang jari 2-5
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Flexor Pollicis Longus
Flexi thumb (ibu jari)
M. Pronator Quadratus
Pronasi wrist
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Piriformis
Rotasi eksternal hip
M. Superior Gamellus
Rotasi lateral hip
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Obturator Internus
Abduksi dan rotasi external hip saat
berjalan
M. Inferior Gamellus
Rotasi lateral hip
M. Quadratus Femoris
Rotasi lateral dan adduksi hip
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Gluteus Maximus
Rotasi eksternal hip
Ekstensi hip
Ekstensi knee
Abduksi hip
M. Gluteus Medius
Abduksi hip
Rotasi medial hip
Mencegah adduksi hip
M. Gluteus Minimus
Abduksi hip
Rotasi medial hip
Mencegah adduksi hip
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Rectus Femoris
Fleksi hip
Ekstensi Knee
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Vastus Intermedius
M. Vastus Lateralis
M. Vastus Medialis
Ekstensi Knee
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Sartorius
Fleksi, Abduksi, External rotasi Hip
Fleksi dan internal rotasi knee
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Tensor Fascia Latae
Fleksi dan abduksi hip
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Biceps Femoris
Fleksi Knee
Ekstensi Hip
M. Semimembranosus
Fleksi Knee
Rotasi hip ke medial (endorotasi)
M. Semitendinosus
Fleksi Knee
Rotasi hip ke medial (endorotasi)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Iliacus
Fleksi dan rotasi lateral hip
M. Psoas Major
Fleksi dan rotasi lateral hip
M. Psoas Minor
Fleksi trunk
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Extensor Digitorum Longus
Ekstensi digits 2 – 1
Dorso fleksi ankle
M. Extensor Hallucis Longus
Ekstensi digit 1, inversi dan dorsofleksi
ankle
M. Fibularis (Peroneus)
Plantar fleksi dan eversi ankle
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Tibialis Anterior
Dorsofleksi dan inversi kaki
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Gastrocnemius
Plantar fleksi ankle
Fleksi knee
M. Plantaris
Plantar fleksi ankle
Fleksi knee
M. Popliteus
Fleksi knee
M. Soleus
Plantar fleksi ankle
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Tibialis Posterior
Inversi ankle
Plantar fleksi ankle

More Related Content

Similar to SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx

Similar to SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx (20)

Tisu Otot
Tisu OtotTisu Otot
Tisu Otot
 
Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
 
Susunan otot dan bagian
Susunan otot dan bagianSusunan otot dan bagian
Susunan otot dan bagian
 
Faal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletalFaal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletal
 
Susunan otot dan bagian bagiannya
Susunan otot dan bagian bagiannyaSusunan otot dan bagian bagiannya
Susunan otot dan bagian bagiannya
 
_Muskuloskeletal_.pdf
_Muskuloskeletal_.pdf_Muskuloskeletal_.pdf
_Muskuloskeletal_.pdf
 
Makalah tentang anatomi muskuloskeletal
Makalah tentang anatomi muskuloskeletalMakalah tentang anatomi muskuloskeletal
Makalah tentang anatomi muskuloskeletal
 
Sistem otot anantha
Sistem otot   ananthaSistem otot   anantha
Sistem otot anantha
 
Histologi_jaringan_otot.pptx
Histologi_jaringan_otot.pptxHistologi_jaringan_otot.pptx
Histologi_jaringan_otot.pptx
 
Bio otot ppt
Bio otot pptBio otot ppt
Bio otot ppt
 
jaringan otot
jaringan ototjaringan otot
jaringan otot
 
Sistem gerak aktif
Sistem gerak aktif Sistem gerak aktif
Sistem gerak aktif
 
sistem otot
sistem ototsistem otot
sistem otot
 
Sistem Otot
Sistem OtotSistem Otot
Sistem Otot
 
SISTEM OTOT..pdf
SISTEM OTOT..pdfSISTEM OTOT..pdf
SISTEM OTOT..pdf
 
Anatomi-Fisiologi_Sistem_Muskuloskeletal.pptx
Anatomi-Fisiologi_Sistem_Muskuloskeletal.pptxAnatomi-Fisiologi_Sistem_Muskuloskeletal.pptx
Anatomi-Fisiologi_Sistem_Muskuloskeletal.pptx
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
PPT JAR OTOT.pptx
PPT JAR OTOT.pptxPPT JAR OTOT.pptx
PPT JAR OTOT.pptx
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
 
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambar
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambarTugas klsxa1 group3_penjelasangambar
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambar
 

More from Julfiana Mardatillah

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxJulfiana Mardatillah
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 

More from Julfiana Mardatillah (20)

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energiZulfiWahyudiAsyhaer1
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 

Recently uploaded (11)

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 

SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx

  • 1. SEL OTOT RANGKA Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr., M.Biomed Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 2.  Otot → spesialis kontraksi pada tubuh  Terdiri dari 3 jenis otot: otot rangka, otot polos, otot jantung Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 3.  Otot rangka → melekat pada tulang → kontraksi otot rangka menggerakkan tulang yang dilekatinya, memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai aktivitas motoric  Otot rangka → menunjang homeostasis mencakup otot-otot yang penting dalam mendapatkan, mengunyah, menelan makanan, pernafasan, suhu tubuh (mengigil)  Otot rangka digunakan untuk memindahkan tubuh menjauhi bahaya  Kontraksi otot rangka penting untuk aktivitas non-homeostatic seperti menari, main computer Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 4. Otot polos → ditemukan di dinding organ dan saluran bergongga Kontraksi otot polos yang terkontrol mengatur perpindahan darah melalui pembuluh darah, makanan melalui saluran cerna, udara melalui saluran pernafasan, dan urin ke luar tubuh Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 5. Otot jantung hanya terdapat di dinding jantung, yang kontraksinya memompa darah yang penting dalam mempertahankan kehidupan ke seluruh tubuh Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 6. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 7.  Sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek (kontraksi)  Kontraksi otot yang terkontrol memungkinkan: 1. Gerakan sehingga tubuh dan bagian lain dapat berjalan, melambaikan tangan 2. Manipulasi benda eksternal misal menyetir, memindahkan lemari 3. Propulsi melalui organ dalam berongga misal sirkulasi darah, mengalirkan makanan ke saluran cerna 4. Mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan eksternal (BAK, melahirkan) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 8.  Otot rangka membentuk 40% berat tubuh pria dan 32% wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% berat lainnya  Berdasarkan karakteristik, otot dikategorikan sebagai lurik (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos)  Otot dapat dikelompokkkan sebagai volunteer (otot rangka) atau involunter (otot jantung dan otot polos) tergantung dari persarafan otot somatic atau otonom Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 9. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Otot rangka → volunteer → karena dapat dikontrol oleh kesadaran Otot rangka → involunteer → dibawah sadar → berkaitan dengan postur keseimbangan, gerakan stereotipe seperti berjalan
  • 10.  Serat otot rangka tampak lurik karena adanya susunan internal yang tertata  Satu sel otot rangka dikenal → serat otot → ukuran besar, memanjang, bentuk silindris, ukuran garis tengah 10-100 mikrometer, Panjang 750.000 mikrometer  Otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot, terletak sejajar satu sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 11. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 12.  Serat otot rangka mengandung banyak myofibril → struktur intrasel berdiameter 1 pm dan memanjang ke keseluruhan Panjang serat otot Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 13.  Miofibril → elemen kontraktil → setiap myofibril terdiri dari susunan teratur mikrofilamen sitoskeleton (filamen tipis dan tebal) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 14.  Filamen tebal →bergaris tengah 12 – 18 nm, Panjang 16 nm terdiri dari protein myosin  Filamen tipis → bergaris tengah 5– 8 nm, Panjang 1,0 nm, dibentuk oleh protein aktin Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 15. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 16. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 17.  Dilihat dengan mikroskop electron → myofibril memperlihatkan pita gelap (pita A) dan pita terang (pita I) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 18.  Pita pada semua myofibril tersusun sejajar satu sama lain, secara kolektif menghasilkan gambaran lurik serat otot rangka yang terlihat di bawah mikroskop cahaya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Search di google kata “lurik”
  • 19.  Tumpukan filamen tebal dan tipis bergantian yang sedikit tumpang tindih satu sama lain berperan menghasilkan gambaran pita A dan I  Geometri filamen yang sangat tepat ini dipertahankan oleh beberapa protein sitoskeleton Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 20.  Dibentuk oleh tumpukan filamen tebal dengan sebagian filamen tipis tumpang tindih di kedua ujung filamen tebal  Filamen tebal hanya terletak dalam pita A dan terbentang di seluruh lebarnya yaitu kedua ujung filamen tebal di dalam suatu tumpukan mendefinisikan batas luar suatu pita A  Daerah lebih terang di tengah pita A, tempat yang tidak dicapai oleh filamen tipis adalah zona H  Protein penunjang berperan menahan filamen tebal disetiap tumpukan dapat dilihat sebagai garis M yang berjalan vertical dibagian tengah pita A dalam bagian tengah zona H Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 21. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 22.  Terdiri dari bagian filamen tipis sisanya yang tidak menjulur ke dalam pita A  Dibagian tengah pita I terlihat garis Z yang padat dan vertical  Daerah antara dua garis Z disebut sarkomer → unit fungsinal otot rangka  Unit fungsional suatu organ → komponen terkecil yang dapat melakukan semua fungsi organ  Jadi, sarkomer → komponen serat otot yang dapat berkontraksi  Setiap sarkomer dalam keadaan rileksasi memiliki lebar 2 nm dan terdiri dari satu pita A utuh dan separuh dari masing-masing dua pita I terletk di kedua sisi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 23. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 24.  Titin → untai-untai tunggal protein raksasa yang sangat elastic, berjalan di kedua arah dari garis M di sepanjang filamen tebal ke garis Z diujung sarkomer yang berlawanan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 25.  Titin → protein terbesar ditubuh, terbentuk dari 30.000 asam amino, dengan peran: 1. Menstabilkan sarkomer → menstabilkan posisi filamen tebal dan tipis 2. Sebagai pegas elastic → meningkatkan kelenturan otot 3. Ikut serta dalam transduksi sinyal → terlibat dalam pembesaran otot sebagai respon terhadap angkat beban Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 26.  Jembatan silang halus terbentang dari masing-masing filamen tebal menuju filamen tipis sekitar tempat filamen tebal dan tipis saling tumpang tindih.  Secara 3D → filamen tipis tersusun heksagonal disekitar filamen tebal  Jembatan silang menonjol dari masing-masing filamen tebal di keenam arah menuju keenam filamen tipis sekitarnya  Setiap filamen tipis, dikelilingi oleh 3 filamen tebal Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 27. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 28.  Setiap filamen tebal memiliki beberapa ratus molekul myosin dikemas spesifik  Molekul myosin → protein terdiri dari dua subunit identic, berbentuk stik golf Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 29.  Bagian ekor protein saling menjalin seperti batang-batang stik golf yang dipilin satu sama lain, dengan dua bagian globular menonjol di satu ujung  Tiap subunit protein ini memiliki dua titik persendian: di ekor dan leher atau pertautan ekor dengan kepala globular  Kedua paruh tiap filamen tebal adalah bayangan cermin yang dibentuk oleh molekul-molekul myosin yang terletak memanjang dalam susunan bertumpuk teratur dengan ekor mengarah ke bagian tengah filamen dan kepala globular menonjol keluar pada interval teratur Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 30. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 31.  Kepala-kepala membentuk jembatan silang antara filamen tebal dan tipis  Setiap jembatan silang memiliki dua tempat penting yang krusial bagi proses kontraksi: 1. Tempat untuk mengikat aktin 2. Tempat myosin ATPase (penguraian ATP) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin ATP (Adenosin Triphosphate)
  • 32.  Filamen tipis terdiri dari 3 protein → aktin, tropomyosin, troponin Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 33.  Molekul aktin →protein structural utama filamen tipis, bentuk bulat  Tulang punggung filamen tipis dibentuk oleh molekul aktin yang disatukan menjadi dua untai dan saling berpuntir seperti dua untai kalung Mutiara  Setiap molekul aktin punya tempat pengikatan khusus untuk melekatnya jembatan silang myosin sehingga pengikitan molekul myosin dan aktin dijembatan silang menyebabkan kontraksi serat otot Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 34.  Saat serat otot rileksasi, aktin tidak dapat berikatan dengan jembatan silang karena adanya 2 protein tropomyosin dan troponin  Molekul tropomyosin → protein mirip-benang yang terbentang dari ujung ke ujung di samping spiral aktin, sehingga menutupi bagian aktin yang berikatan dengan jembatan silang, menghambat kontraksi otot Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 35.  Molekul troponin → kompleks protein yang terbuat dari tiga unit polipeptida, satu berikatan dengan tropomyosin, satu berikatan dengan aktin, dan yang ketiga berikatan dengan Ca2+  Ketika troponin tidak terikat Ca2+, protein ini akan menstabilkan tropomyosin dengan posisi menutupi tempat pengikatan jembatan silang aktin Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 36. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 37.  Ketika Ca2+ berikatan dengan troponin, bentuk protein berubah sehingga tropomyosin terlepas dari posisinya yang menutupi jembatan silang  Karena tropomyosin tersingkir, aktin dan myosin dapat berikatan dengan jembatan silang, menyebabkan kontraksi otot.  Tropomiosin dan troponin disebut protein regulatorik karena berperan dalam mencegah kontraksi, atau memungkinkan kontraksi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 38. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 39. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 40.  Ketika kontraksi, filamen tipis dikedua sisi sarkomer bergeser ke arah dalam terhadap filamen tebal yang diam menuju ke pusat pita A Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 41.  Sewaktu bergeser ke dalam, filamen tipis menarik garis-garis Z tempat filamen melekat saling mendekat sehingga sarkomer memendek diikuti serat otot memendek → mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 42.  Zona H dibagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen tipis, jadi lebih kecil karena filamen bergeser mendekat Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 43.  Pita I terdiri dari filamen tipis yang tidak tumpeng tindih dengan filamen tebal, menyempit ketika filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filamen tebal sehingga terjadi kontraksi otot Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 44.  Kalsium adalah penghubung antara eksitasi dan kontraksi  Otot rangka dirangsang untuk kontraksi karena pelepasan asetilkolin (Ach) di NMJ sehingga menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan ke seluruh permukaan membrane sel otot  2 struktur membranosa di dalam serat otot berperan penting dalam menghubungkan eksitasi ke kontraksi → tubulus transversus dan reticulum sarkoplasma Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 45.  Penyebaran potensial aksi menuruni tubulus transversus  Disetiap pertemuan antar pita A dan I, membrane permukaan masuk ke dalam serta otot untuk membentuk tubulus transversus (tubulus T) yang berjalan tegak lurus dari membrane sel otot ke dalam bagian tengah serat otot  Karena membrane tubulus T bersambung dengan membran permukaan, potensial aksi di membrane permukaan akan menyebar turun sepanjang tubulus T, menyalurkan aktivitas listrik ke bagian tengah Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 46. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 47.  Retikulum sarcoplasma → reticulum endoplasma termodifikasi terdiri dari anyaman halus terbungkus membrane saling berhubungan menglilingi setiap myofibril seperti selubung saringan  Bagian sakus lateralis (kantong lateral) mengandung Ca2+ yang akan disebarkan ketika menerima potensial aksi  Perubahan potensial di tubulus T berkaitan dengan pelepasan Ca2+ melalui reseptor dihidropiridin sebagai sensor listrik Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 48. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Depolarisasi local tubulus T mengaktifkan reseptor dihidropiridin, memicu pembukaan langsung pelepas Ca2+ (protein kaki yang dikenal reseptor rianodin) di kantong lateral
  • 49. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 50.  Tempat enzimatik yang dapat mengikat pembawa energi adenosis trifosfat (ATP) dan memecahnya jadi adenosin difosfat (ADP) dan phospate inorganic (Pi) yang dalam prosesnya menghasilkan energi  Penguraian ATP di jembatan silang myosin terjadi sebelum jembatan berikatan dengan aktin Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 51.  ADP dan Pi tetap terikat ke miosin dan energi yang dihasilkan disimpan di dalam jembatan silang untuk menghasilkan myosin berenergi tinggi  Ketika serat otot mengalami eksitasi, Ca2+ menarik komplek troponin-tropomyosin menjauhi posisinya yang menyubat sehingga jembatan silang myosin yang telah bernergi dapat berikatan dengan molekul aktin Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 52. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 3. Kontak antara myosin dan aktin menyebabkan pelatuk tertarik, menekuk jembatan silang sehingga dihasilkan dorongan kuat Jika otot tidak terangsang dan tidak terjadi pembebasan Ca2+, troponin dan tropomyosin tetap berada pada posisinya yang menghambat sehingga aktin dan jembatan silang myosin tidak berikatan dan tidak terjadi kayuhan kuat
  • 53. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Ketika Pi dan ADP dibebaskan, tempat ATPase myosin bebas untuk mengikat molekul ATP lain diakhir kayuhan kuat. Perlekatan ATP baru mengurangi afinitas pengikatan kepala myosin dan aktin sehingga memungkinkan jembatan silang terlepas (4a) dan kembali tertekuk
  • 54.  Bagaimana cara otot berelaksasi dalam keadaan normal?  Relaksasi terjadi ketika Ca2+ dikembalikan ke kantong lateral saat aktivitas listrik local berhenti  Pontensial aksi serat otot berhenti ketika enzim asetilkolinesterase menghilangkan Ach dari NMJ sehingga tidak ada hal yang memuci tubulus T melepaskan Ca2+  Hilangnya Ca2+ memungkinkan troponin dan tropomyosin bergeser Kembali menghambat, sehingga aktin dan myosin tidak berikatan di jembatan silang  Serat otot Kembali rileksasi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 55. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 56.  Setiap orang memiliki sekitar 600 otot rangka  Setiap otot diselubungi jaringan ikat yang menembus dari permukaan ke dalam otot membungkus serat otot dan membagi otot menjadi kolom  Jaringan ikta meluas melewati ujung-ujung otot membentuk tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ke tulang  Contoh → Sebagian dari otot yang berperan dalam pergerakan jari tangan terletak di lengan bawah, dan tendon-tendon Panjang menjulur turun untuk melekat ke tulang jari tangan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 57.  Tegangan diproduksi internal dalam sarkomer yang dianggap sebagai komponen kontraktil otot akibat aktivitas jembatan silang dan pergeseran filamen  Tapi sarkomer tidak melekat langsung ke otot  Tegangan yang dihasilkan oleh elemen kontraktil harus disalurkan ke tulang melalui jaringan ikat dan tendon sebelum dapat digerakkan  Tendon memiliki elastisitas pasif dengan derajat tertentu  Jaringan non kontraktil elastis ini berada dalam susunan seri dengan komponen kontraktil dan disebut komponen seri-elastic otot Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 58.  Komponen seri-elastik berlaku seperti pegas yang dapat diregangkan dan diletakkan antara elemen internal penghasil tegangan dan tulang yang akan digerakkan melawan suatu beban eksternal  Memendeknya sarkomer meregangkan tendon  Tegangan otot disalurkan ke tulang melalui pengencangan tendon  Gaya ini dikenakan ke tulang menggerakkan tulang melawan beban Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 59. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Otot biasanya melekat paling sedikit ke dua tulang berbeda, melewati sendi melalui tendon yang berjalan dari keduaujung otot. Ketika otot memendek (kontraksi), posisi sendi berubah karena satu tulang bergerak relative terhadap tulang lain. Contoh fleksi elbow oleh kontraksi biceps dan ekstensi elbow oleh kontraksi triceps. Ujung otot yang melekat ke bagian tulang yang lebih stationer disebut origo dan ujung yang melekat ke bagian tulang yang bergerak disebut insertio
  • 60.  Kontraksi isotonic → tegangan otot tidak berubah sementara panjang otot berubah  Kontraksi isokinetic → laju pemendekan tetap konstan sementara Panjang otot berubah  Kontraksi isometric → otot tidak dapat memendek sehingga terbentuk tegangan dengan Panjang otot tetap Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 61.  Latihan isotonic → Latihan dinamis melibatkan pemberian beban atau tegangan pada otot sehingga menggerakkan sendi → pemberian tegangan konstan  Contoh Latihan isotonic → squat, push up, pull up, bench press, deadlift  Isotonik digolongkan menjadi konsentrik dan eksentrik  Konsentrik → Gerakan dimana otot akan memendek sebagai respon terhadap beban besar yang diberikan → biceps curl  Eksentrik → Gerakan dimana otot akan memanjang seiring menahan gaya yang akan diberikan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 62. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 63.  Kontraksi otot untuk mengangkat atau mendorong beban yang tidak bergerak dengan atau tanpa Gerakan tubuh, dan Panjang otot tidak berubah  Lamanya Latihan kira-kira 10 detik, 3x repetisi, istirahat 20– 30 detik  Untuk mendapatkan hasil yang baik, Latihan dilakukan dalam frekuensi Latihan 3 hari/minggu dengan durasi Latihan 4-6 minggu Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 64. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 65.  Kontraksi ini menyebabkan otot mendapat tahanan yang sama melalui seluruh ruang geraknya sehingga otot bekerja maksimal pada setiap sudut ROM  Latihan menggunakan alat khusus misal Cybex Isokinetic Exerciser  Latihan ini memakai prinsip (1) frekuensi antara 2-4 hari/minggu, (2) lama Latihan paling sedikit 6 minggu atau lebih, (3) harus menggunakan protocol olahraga yang benar dan (4) maksimal pengulangan 8 – 15 kali Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 66. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 67. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 68. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 69. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Coracobrachialis Fleksi dan adduksi os. Humerus M. Pectoralis major Fleksi dan rotasi internal
  • 70. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 71. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Deltoideus Anterior Fleksi dan rotasi medial M. Deltoideus Medial Abduksi M. Deltoideus Posterior Ekstensi dan rotasi lateral
  • 72. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Supraspinatus Stabilitas sendi shoulder M. Subscapularis Rotasi medial M. Infraspinatus Stabilitas sendi shoulder dan rotasi lateral
  • 73. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Teres Major Ekstensi, rotasi medial, adduksi M. Teres Minor Rotasi lateral
  • 74. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Latissimus Dorsi Ekstensi Adduksi Rotasi medial Depresi
  • 75. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 76. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Biceps Brachii (caput longum dan caput brevis) Fleksi elbow Supinasi Sedikit fleksi shoulder M. Brachialis Fleksi elbow M. Brachioradialis Fleksi elbow Gerakan fleksi & ekstensi elbow cepat
  • 77. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 78. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Triceps Brachii (Caput Lateral) Ekstensi elbow M. Triceps Brachii (Caput Longum) Ekstensi elbow Adduksi shoulder M. Triceps Brachii (Caput Medial) Ekstensi elbow
  • 79. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Anconeus Abduksi ulna saat pronasi Extensi shoulder
  • 80. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 81. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 82. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Flexor Carpi Radialis Flexi wrist Adduksi wrist M. Flexor Carpi Ulnaris Flexi wrist Adduksi wrist
  • 83. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Flexor Digitorum Superficialis Flexi wrist dan phalang bagian tengah jadi 2 - 5
  • 84. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Palmaris Longus Flexi wrist Flexi elbow
  • 85. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Pronator Teres Pronasi elbow Flexi elbow
  • 86. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Flexor Digitorum Profundus Flexi wrist dan interphalang jari 2-5
  • 87. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Flexor Pollicis Longus Flexi thumb (ibu jari) M. Pronator Quadratus Pronasi wrist
  • 88. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 89. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 90. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Piriformis Rotasi eksternal hip M. Superior Gamellus Rotasi lateral hip
  • 91. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Obturator Internus Abduksi dan rotasi external hip saat berjalan M. Inferior Gamellus Rotasi lateral hip M. Quadratus Femoris Rotasi lateral dan adduksi hip
  • 92. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Gluteus Maximus Rotasi eksternal hip Ekstensi hip Ekstensi knee Abduksi hip M. Gluteus Medius Abduksi hip Rotasi medial hip Mencegah adduksi hip M. Gluteus Minimus Abduksi hip Rotasi medial hip Mencegah adduksi hip
  • 93. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 94. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 95. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Rectus Femoris Fleksi hip Ekstensi Knee
  • 96. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Vastus Intermedius M. Vastus Lateralis M. Vastus Medialis Ekstensi Knee
  • 97. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Sartorius Fleksi, Abduksi, External rotasi Hip Fleksi dan internal rotasi knee
  • 98. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Tensor Fascia Latae Fleksi dan abduksi hip
  • 99. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Biceps Femoris Fleksi Knee Ekstensi Hip M. Semimembranosus Fleksi Knee Rotasi hip ke medial (endorotasi) M. Semitendinosus Fleksi Knee Rotasi hip ke medial (endorotasi)
  • 100. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Iliacus Fleksi dan rotasi lateral hip M. Psoas Major Fleksi dan rotasi lateral hip M. Psoas Minor Fleksi trunk
  • 101. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 102. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Extensor Digitorum Longus Ekstensi digits 2 – 1 Dorso fleksi ankle M. Extensor Hallucis Longus Ekstensi digit 1, inversi dan dorsofleksi ankle M. Fibularis (Peroneus) Plantar fleksi dan eversi ankle
  • 103. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Tibialis Anterior Dorsofleksi dan inversi kaki
  • 104. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Gastrocnemius Plantar fleksi ankle Fleksi knee M. Plantaris Plantar fleksi ankle Fleksi knee M. Popliteus Fleksi knee M. Soleus Plantar fleksi ankle
  • 105. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin M. Tibialis Posterior Inversi ankle Plantar fleksi ankle