2. Otot → spesialis kontraksi pada tubuh
Terdiri dari 3 jenis otot: otot rangka, otot polos, otot jantung
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3. Otot rangka → melekat pada tulang → kontraksi otot rangka
menggerakkan tulang yang dilekatinya, memungkinkan tubuh
melaksanakan berbagai aktivitas motoric
Otot rangka → menunjang homeostasis mencakup otot-otot yang
penting dalam mendapatkan, mengunyah, menelan makanan,
pernafasan, suhu tubuh (mengigil)
Otot rangka digunakan untuk memindahkan tubuh menjauhi
bahaya
Kontraksi otot rangka penting untuk aktivitas non-homeostatic
seperti menari, main computer
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4. Otot polos → ditemukan di dinding organ dan saluran
bergongga
Kontraksi otot polos yang terkontrol mengatur
perpindahan darah melalui pembuluh darah, makanan
melalui saluran cerna, udara melalui saluran pernafasan,
dan urin ke luar tubuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
5. Otot jantung hanya terdapat di dinding jantung, yang
kontraksinya memompa darah yang penting dalam
mempertahankan kehidupan ke seluruh tubuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7. Sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek (kontraksi)
Kontraksi otot yang terkontrol memungkinkan:
1. Gerakan sehingga tubuh dan bagian lain dapat berjalan, melambaikan tangan
2. Manipulasi benda eksternal misal menyetir, memindahkan lemari
3. Propulsi melalui organ dalam berongga misal sirkulasi darah, mengalirkan
makanan ke saluran cerna
4. Mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan eksternal (BAK, melahirkan)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
8. Otot rangka membentuk 40% berat tubuh pria dan 32% wanita,
dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% berat lainnya
Berdasarkan karakteristik, otot dikategorikan sebagai lurik (otot
rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos)
Otot dapat dikelompokkkan sebagai volunteer (otot rangka) atau
involunter (otot jantung dan otot polos) tergantung dari persarafan
otot somatic atau otonom
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
9. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Otot rangka → volunteer → karena dapat dikontrol oleh kesadaran
Otot rangka → involunteer → dibawah sadar → berkaitan dengan postur
keseimbangan, gerakan stereotipe seperti berjalan
10. Serat otot rangka tampak lurik karena adanya susunan internal
yang tertata
Satu sel otot rangka dikenal → serat otot → ukuran besar,
memanjang, bentuk silindris, ukuran garis tengah 10-100
mikrometer, Panjang 750.000 mikrometer
Otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot, terletak sejajar satu
sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
12. Serat otot rangka mengandung banyak myofibril → struktur
intrasel berdiameter 1 pm dan memanjang ke keseluruhan Panjang
serat otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
13. Miofibril → elemen kontraktil → setiap myofibril terdiri dari
susunan teratur mikrofilamen sitoskeleton (filamen tipis dan tebal)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
14. Filamen tebal →bergaris tengah 12 – 18 nm, Panjang 16 nm terdiri
dari protein myosin
Filamen tipis → bergaris tengah 5– 8 nm, Panjang 1,0 nm,
dibentuk oleh protein aktin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
17. Dilihat dengan mikroskop electron → myofibril memperlihatkan pita gelap (pita
A) dan pita terang (pita I)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
18. Pita pada semua myofibril tersusun sejajar satu sama lain, secara kolektif
menghasilkan gambaran lurik serat otot rangka yang terlihat di bawah
mikroskop cahaya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Search di google kata “lurik”
19. Tumpukan filamen tebal dan tipis bergantian yang sedikit tumpang tindih satu
sama lain berperan menghasilkan gambaran pita A dan I
Geometri filamen yang sangat tepat ini dipertahankan oleh beberapa protein
sitoskeleton
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
20. Dibentuk oleh tumpukan filamen tebal dengan sebagian filamen
tipis tumpang tindih di kedua ujung filamen tebal
Filamen tebal hanya terletak dalam pita A dan terbentang di
seluruh lebarnya yaitu kedua ujung filamen tebal di dalam suatu
tumpukan mendefinisikan batas luar suatu pita A
Daerah lebih terang di tengah pita A, tempat yang tidak dicapai
oleh filamen tipis adalah zona H
Protein penunjang berperan menahan filamen tebal disetiap
tumpukan dapat dilihat sebagai garis M yang berjalan vertical
dibagian tengah pita A dalam bagian tengah zona H
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
22. Terdiri dari bagian filamen tipis sisanya yang tidak menjulur ke dalam pita A
Dibagian tengah pita I terlihat garis Z yang padat dan vertical
Daerah antara dua garis Z disebut sarkomer → unit fungsinal otot rangka
Unit fungsional suatu organ → komponen terkecil yang dapat melakukan semua
fungsi organ
Jadi, sarkomer → komponen serat otot yang dapat berkontraksi
Setiap sarkomer dalam keadaan rileksasi memiliki lebar 2 nm dan terdiri dari
satu pita A utuh dan separuh dari masing-masing dua pita I terletk di kedua sisi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
24. Titin → untai-untai tunggal protein raksasa yang sangat elastic, berjalan di
kedua arah dari garis M di sepanjang filamen tebal ke garis Z diujung sarkomer
yang berlawanan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
25. Titin → protein terbesar ditubuh, terbentuk dari 30.000 asam
amino, dengan peran:
1. Menstabilkan sarkomer → menstabilkan posisi filamen tebal dan
tipis
2. Sebagai pegas elastic → meningkatkan kelenturan otot
3. Ikut serta dalam transduksi sinyal → terlibat dalam pembesaran
otot sebagai respon terhadap angkat beban
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26. Jembatan silang halus terbentang dari masing-masing filamen tebal
menuju filamen tipis sekitar tempat filamen tebal dan tipis saling
tumpang tindih.
Secara 3D → filamen tipis tersusun heksagonal disekitar filamen
tebal
Jembatan silang menonjol dari masing-masing filamen tebal di
keenam arah menuju keenam filamen tipis sekitarnya
Setiap filamen tipis, dikelilingi oleh 3 filamen tebal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
28. Setiap filamen tebal memiliki beberapa ratus molekul myosin dikemas spesifik
Molekul myosin → protein terdiri dari dua subunit identic, berbentuk stik golf
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
29. Bagian ekor protein saling menjalin seperti batang-batang stik golf
yang dipilin satu sama lain, dengan dua bagian globular menonjol di
satu ujung
Tiap subunit protein ini memiliki dua titik persendian: di ekor dan
leher atau pertautan ekor dengan kepala globular
Kedua paruh tiap filamen tebal adalah bayangan cermin yang
dibentuk oleh molekul-molekul myosin yang terletak memanjang
dalam susunan bertumpuk teratur dengan ekor mengarah ke
bagian tengah filamen dan kepala globular menonjol keluar pada
interval teratur
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
31. Kepala-kepala membentuk jembatan silang antara filamen tebal
dan tipis
Setiap jembatan silang memiliki dua tempat penting yang krusial
bagi proses kontraksi:
1. Tempat untuk mengikat aktin
2. Tempat myosin ATPase (penguraian ATP)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
ATP (Adenosin Triphosphate)
32. Filamen tipis terdiri dari 3 protein → aktin, tropomyosin, troponin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
33. Molekul aktin →protein structural utama filamen tipis, bentuk bulat
Tulang punggung filamen tipis dibentuk oleh molekul aktin yang disatukan
menjadi dua untai dan saling berpuntir seperti dua untai kalung Mutiara
Setiap molekul aktin punya tempat pengikatan khusus untuk melekatnya
jembatan silang myosin sehingga pengikitan molekul myosin dan aktin
dijembatan silang menyebabkan kontraksi serat otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
34. Saat serat otot rileksasi, aktin tidak dapat berikatan dengan jembatan silang
karena adanya 2 protein tropomyosin dan troponin
Molekul tropomyosin → protein mirip-benang yang terbentang dari ujung ke
ujung di samping spiral aktin, sehingga menutupi bagian aktin yang berikatan
dengan jembatan silang, menghambat kontraksi otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
35. Molekul troponin → kompleks protein yang terbuat dari tiga unit
polipeptida, satu berikatan dengan tropomyosin, satu berikatan
dengan aktin, dan yang ketiga berikatan dengan Ca2+
Ketika troponin tidak terikat Ca2+, protein ini akan menstabilkan
tropomyosin dengan posisi menutupi tempat pengikatan jembatan
silang aktin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
37. Ketika Ca2+ berikatan dengan troponin, bentuk protein berubah
sehingga tropomyosin terlepas dari posisinya yang menutupi
jembatan silang
Karena tropomyosin tersingkir, aktin dan myosin dapat berikatan
dengan jembatan silang, menyebabkan kontraksi otot.
Tropomiosin dan troponin disebut protein regulatorik karena
berperan dalam mencegah kontraksi, atau memungkinkan
kontraksi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
40. Ketika kontraksi, filamen tipis dikedua sisi sarkomer bergeser ke arah dalam
terhadap filamen tebal yang diam menuju ke pusat pita A
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
41. Sewaktu bergeser ke dalam, filamen tipis menarik garis-garis Z tempat filamen
melekat saling mendekat sehingga sarkomer memendek diikuti serat otot
memendek → mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
42. Zona H dibagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen tipis, jadi lebih
kecil karena filamen bergeser mendekat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
43. Pita I terdiri dari filamen tipis yang tidak tumpeng tindih dengan filamen tebal,
menyempit ketika filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filamen tebal
sehingga terjadi kontraksi otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
44. Kalsium adalah penghubung antara eksitasi dan kontraksi
Otot rangka dirangsang untuk kontraksi karena pelepasan
asetilkolin (Ach) di NMJ sehingga menghasilkan potensial aksi yang
dihantarkan ke seluruh permukaan membrane sel otot
2 struktur membranosa di dalam serat otot berperan penting dalam
menghubungkan eksitasi ke kontraksi → tubulus transversus dan
reticulum sarkoplasma
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
45. Penyebaran potensial aksi menuruni tubulus transversus
Disetiap pertemuan antar pita A dan I, membrane permukaan
masuk ke dalam serta otot untuk membentuk tubulus transversus
(tubulus T) yang berjalan tegak lurus dari membrane sel otot ke
dalam bagian tengah serat otot
Karena membrane tubulus T bersambung dengan membran
permukaan, potensial aksi di membrane permukaan akan menyebar
turun sepanjang tubulus T, menyalurkan aktivitas listrik ke bagian
tengah
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
47. Retikulum sarcoplasma → reticulum endoplasma termodifikasi terdiri dari
anyaman halus terbungkus membrane saling berhubungan menglilingi setiap
myofibril seperti selubung saringan
Bagian sakus lateralis (kantong lateral) mengandung Ca2+ yang akan disebarkan
ketika menerima potensial aksi
Perubahan potensial di tubulus T berkaitan dengan pelepasan Ca2+ melalui
reseptor dihidropiridin sebagai sensor listrik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
48. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Depolarisasi local tubulus T mengaktifkan reseptor dihidropiridin, memicu pembukaan
langsung pelepas Ca2+ (protein kaki yang dikenal reseptor rianodin) di kantong lateral
50. Tempat enzimatik yang dapat mengikat pembawa energi adenosis trifosfat (ATP)
dan memecahnya jadi adenosin difosfat (ADP) dan phospate inorganic (Pi) yang
dalam prosesnya menghasilkan energi
Penguraian ATP di jembatan silang myosin terjadi sebelum jembatan berikatan
dengan aktin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
51. ADP dan Pi tetap terikat ke miosin dan energi yang dihasilkan
disimpan di dalam jembatan silang untuk menghasilkan myosin
berenergi tinggi
Ketika serat otot mengalami eksitasi, Ca2+ menarik komplek
troponin-tropomyosin menjauhi posisinya yang menyubat sehingga
jembatan silang myosin yang telah bernergi dapat berikatan dengan
molekul aktin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
52. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3. Kontak antara myosin
dan aktin menyebabkan
pelatuk tertarik, menekuk
jembatan silang sehingga
dihasilkan dorongan kuat
Jika otot tidak terangsang dan
tidak terjadi pembebasan Ca2+,
troponin dan tropomyosin tetap
berada pada posisinya yang
menghambat sehingga aktin dan
jembatan silang myosin tidak
berikatan dan tidak terjadi
kayuhan kuat
53. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Ketika Pi dan ADP dibebaskan,
tempat ATPase myosin bebas untuk
mengikat molekul ATP lain diakhir
kayuhan kuat. Perlekatan ATP
baru mengurangi afinitas
pengikatan kepala myosin dan
aktin sehingga memungkinkan
jembatan silang terlepas (4a) dan
kembali tertekuk
54. Bagaimana cara otot berelaksasi dalam keadaan normal?
Relaksasi terjadi ketika Ca2+ dikembalikan ke kantong lateral saat aktivitas
listrik local berhenti
Pontensial aksi serat otot berhenti ketika enzim asetilkolinesterase
menghilangkan Ach dari NMJ sehingga tidak ada hal yang memuci tubulus T
melepaskan Ca2+
Hilangnya Ca2+ memungkinkan troponin dan tropomyosin bergeser Kembali
menghambat, sehingga aktin dan myosin tidak berikatan di jembatan silang
Serat otot Kembali rileksasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
56. Setiap orang memiliki sekitar 600 otot rangka
Setiap otot diselubungi jaringan ikat yang menembus dari
permukaan ke dalam otot membungkus serat otot dan membagi otot
menjadi kolom
Jaringan ikta meluas melewati ujung-ujung otot membentuk tendon
kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ke tulang
Contoh → Sebagian dari otot yang berperan dalam pergerakan jari
tangan terletak di lengan bawah, dan tendon-tendon Panjang
menjulur turun untuk melekat ke tulang jari tangan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
57. Tegangan diproduksi internal dalam sarkomer yang dianggap
sebagai komponen kontraktil otot akibat aktivitas jembatan silang
dan pergeseran filamen
Tapi sarkomer tidak melekat langsung ke otot
Tegangan yang dihasilkan oleh elemen kontraktil harus disalurkan
ke tulang melalui jaringan ikat dan tendon sebelum dapat
digerakkan
Tendon memiliki elastisitas pasif dengan derajat tertentu
Jaringan non kontraktil elastis ini berada dalam susunan seri
dengan komponen kontraktil dan disebut komponen seri-elastic otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
58. Komponen seri-elastik berlaku seperti pegas
yang dapat diregangkan dan diletakkan antara
elemen internal penghasil tegangan dan tulang
yang akan digerakkan melawan suatu beban
eksternal
Memendeknya sarkomer meregangkan tendon
Tegangan otot disalurkan ke tulang melalui
pengencangan tendon
Gaya ini dikenakan ke tulang menggerakkan
tulang melawan beban
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
59. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Otot biasanya melekat paling sedikit ke dua tulang berbeda, melewati sendi melalui tendon
yang berjalan dari keduaujung otot. Ketika otot memendek (kontraksi), posisi sendi berubah
karena satu tulang bergerak relative terhadap tulang lain.
Contoh fleksi elbow oleh kontraksi biceps dan ekstensi elbow oleh kontraksi triceps. Ujung otot
yang melekat ke bagian tulang yang lebih stationer disebut origo dan ujung yang melekat ke
bagian tulang yang bergerak disebut insertio
60. Kontraksi isotonic → tegangan otot tidak berubah sementara
panjang otot berubah
Kontraksi isokinetic → laju pemendekan tetap konstan sementara
Panjang otot berubah
Kontraksi isometric → otot tidak dapat memendek sehingga
terbentuk tegangan dengan Panjang otot tetap
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
61. Latihan isotonic → Latihan dinamis melibatkan pemberian beban atau tegangan
pada otot sehingga menggerakkan sendi → pemberian tegangan konstan
Contoh Latihan isotonic → squat, push up, pull up, bench press, deadlift
Isotonik digolongkan menjadi konsentrik dan eksentrik
Konsentrik → Gerakan dimana otot akan memendek sebagai respon terhadap
beban besar yang diberikan → biceps curl
Eksentrik → Gerakan dimana otot akan memanjang seiring menahan gaya yang
akan diberikan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
63. Kontraksi otot untuk mengangkat atau mendorong beban yang
tidak bergerak dengan atau tanpa Gerakan tubuh, dan Panjang otot
tidak berubah
Lamanya Latihan kira-kira 10 detik, 3x repetisi, istirahat 20– 30
detik
Untuk mendapatkan hasil yang baik, Latihan dilakukan dalam
frekuensi Latihan 3 hari/minggu dengan durasi Latihan 4-6 minggu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
65. Kontraksi ini menyebabkan otot mendapat tahanan yang sama
melalui seluruh ruang geraknya sehingga otot bekerja maksimal
pada setiap sudut ROM
Latihan menggunakan alat khusus misal Cybex Isokinetic Exerciser
Latihan ini memakai prinsip (1) frekuensi antara 2-4 hari/minggu,
(2) lama Latihan paling sedikit 6 minggu atau lebih, (3) harus
menggunakan protocol olahraga yang benar dan (4) maksimal
pengulangan 8 – 15 kali
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
69. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Coracobrachialis
Fleksi dan adduksi os.
Humerus
M. Pectoralis major
Fleksi dan rotasi internal
71. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Deltoideus Anterior
Fleksi dan rotasi medial
M. Deltoideus Medial
Abduksi
M. Deltoideus Posterior
Ekstensi dan rotasi lateral
72. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Supraspinatus
Stabilitas sendi shoulder
M. Subscapularis
Rotasi medial
M. Infraspinatus
Stabilitas sendi shoulder
dan rotasi lateral
73. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Teres Major
Ekstensi, rotasi medial,
adduksi
M. Teres Minor
Rotasi lateral
76. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Biceps Brachii
(caput longum dan caput brevis)
Fleksi elbow
Supinasi
Sedikit fleksi shoulder
M. Brachialis
Fleksi elbow
M. Brachioradialis
Fleksi elbow
Gerakan fleksi & ekstensi elbow cepat
82. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Flexor Carpi Radialis
Flexi wrist
Adduksi wrist
M. Flexor Carpi Ulnaris
Flexi wrist
Adduksi wrist
83. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Flexor Digitorum Superficialis
Flexi wrist dan phalang bagian tengah jadi
2 - 5
90. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Piriformis
Rotasi eksternal hip
M. Superior Gamellus
Rotasi lateral hip
91. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Obturator Internus
Abduksi dan rotasi external hip saat
berjalan
M. Inferior Gamellus
Rotasi lateral hip
M. Quadratus Femoris
Rotasi lateral dan adduksi hip
92. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Gluteus Maximus
Rotasi eksternal hip
Ekstensi hip
Ekstensi knee
Abduksi hip
M. Gluteus Medius
Abduksi hip
Rotasi medial hip
Mencegah adduksi hip
M. Gluteus Minimus
Abduksi hip
Rotasi medial hip
Mencegah adduksi hip
99. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Biceps Femoris
Fleksi Knee
Ekstensi Hip
M. Semimembranosus
Fleksi Knee
Rotasi hip ke medial (endorotasi)
M. Semitendinosus
Fleksi Knee
Rotasi hip ke medial (endorotasi)
100. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Iliacus
Fleksi dan rotasi lateral hip
M. Psoas Major
Fleksi dan rotasi lateral hip
M. Psoas Minor
Fleksi trunk
102. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Extensor Digitorum Longus
Ekstensi digits 2 – 1
Dorso fleksi ankle
M. Extensor Hallucis Longus
Ekstensi digit 1, inversi dan dorsofleksi
ankle
M. Fibularis (Peroneus)
Plantar fleksi dan eversi ankle
104. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
M. Gastrocnemius
Plantar fleksi ankle
Fleksi knee
M. Plantaris
Plantar fleksi ankle
Fleksi knee
M. Popliteus
Fleksi knee
M. Soleus
Plantar fleksi ankle