2. Sendi → penghubung antar dua tulang dan membantu pergerakan
Bagian sendi:
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Tulang rawan
Jaringan yang menutupi
permukaan tulang pada sendi
→ membantu gesekan gerakan
sendi
Membran synovial
Jaringan melapisi sendi dan
menyegel dalam kapsul sendi
→ mengeluarkan cairan
synovial untuk pelumas
Ligamen
Pita elastis dan kuat jaringan
ikat mengelilingi sendi untuk
memberi support dan
membatasi pergerakan sendi →
hub. tulang & tulang
Tendon
Jaringan ikat keras di sisi
sendi menempel pada otot
untuk control pergerakan sendi
→ hub. otot dan tulang
Cairan synovial
Cairan bening dan lengket
disekresikan oleh membrane
sinovial
Meniskus
Bagian tulang yang
melengkung di lutut dan
persendian lainnya sebagai
bantalan
4. Sendi Mati → tidak bisa digerakan →
sendi pada tulang tengkorak
Sendi Kaku → masih dapat digerakkan meski terbatas →
sendi tulang antar ruas tulang belakang dan tulang rusuk
Sendi Gerak → dapat digerakkan
ke segala arah
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
5. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Pivot joint
Sendi dengan salah satu ujung
tulang membuat gerakan berputar
pada ujung tulang lain → sendi
tulang tengkorak dan atlas
Ball and Socket Joint
Sendi peluru bisa bergerak ke
segala arah, bentuk seperti bola dan
tulang seperti mangkuk
Condylar Joint
Memungkinkan tubuh untuk
melakukan gerakan rotasi, tapi
gerakannya terbatas
Plane Joint
Sendi yang memungkinkan
pergerakan atau pergeseran antar
tulang. Contoh sendi pergelangan
kaki
Hinge Joint
Memungkinkan Gerakan satu arah
saja, hanya bisa diluruskan atau
ditekuk, contoh pada lutut dan siku
Saddle Joint
Mampu bergerak ke samping dan
kedepan, atau membuat Gerakan
dua arah, contoh sendi tulang
pangkal ibu jari
6. Peradangan yang terjadi pada satu atau beberapa
sendi → menyebabkan sendi kaku dan sulit
digerakkan
Ada lebih dari 100 jenis radang sendi, tetapi paling
sering terjadi adalah osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis
Bisa terjadi hampir semua sendi → lutut, pinggul,
punggung atau tulang belakang, tangan dan kaki
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7. Osteoarthritis (OA)
Gout Arthritis (GA)
Rheumatoid Arthritis (RA)
Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
Rematik Non Artikuler (RNA)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
10%
20%
30%
40%
Rheumatic Disease
Back Pain
Soft Tissue
Disorder
Osteoarthritis
Inflammatory
Arthritis
8. Penyakit reumatik merupakan beban kesehatan dimasa mendatang
Osteoarthritis:
40% usia >70 tahun mengeluh OA lutut
80% pasien OA mengalami gangguan pergerakan
25% tidak bisa menjalani kehidupan sehari-hari
Arthritis Rheumatoid
Timbulnya keluhan gangguan dalam pekerjaan karena adanya kecacatan sendi
Nyeri Pinggang
Menjadi epidemi → 80% masyarakat dalam kehidupan pernah mengalami
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
10. Osteoarthrosis atau osteoarthritis → penyakit sendi degenerative
berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi
Vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan kaki → paling sering
terkena OA
Nama lain OA
Radiologi : Arthrosis Deforman
Internal Medicine : Arthrosis
Orthopedic : Degenerative, Osteoarthritis
Indonesia : Encok dan Pekapuran
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
11. OA → penyakit rematik sendi paling banyak mengenai
usia diatas 50 tahun
Umur dibawah 45 tahun prevalensi OA banyak terjadi
pada pria
Umur diatas 55 tahun prevalensi OA banyak terjadi pada
wanita
Angka kejadian OA meningkat diikuti kondisi obesitas,
sehingga sendi menahan beban tubuh berlebih
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
12. Berat badan → wanita menopause sering mengalami kenaikan BB,
menimbulkan tekanan berlebih pada sendi
Anatomi → sudut pinggul wanita lebih lebar → sudut yang lebih lebar
dari lutut memberikan tekanan besar pada bagian luar lutut
Hormon → Hormon relaksin, meningkat selama kehamilan, membuat
sendi kendur, menyebabkan ketidakstabilan.
Olahraga → cedera olahraga
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
13. Progresifitas OA perlahan, terjadi beberapa tahun
Nyeri timbul menjadi sumber utama keluhan pasien OA
Aktivitas fisik pasien berkurang
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
OA terjadi akibat gangguan keseimbangan dari metabolism kartilago dengan
kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas. Kerusakan diawali
karena kegagalan mekanisme proteksi sendi sehingga menimbulkan cidera.
14. Faktor penyebab multifactor
OA Primer (idiopatik)
Keturunan
Usia (lansia)
Mekanis (microtrauma)
Kelainan biokimia tulang rawan
OA Sekunder
Akibat penyakit lain seperti kelainan endokrin, inflamasi,
metabolis, pertumbuhan dan imobilisasi yang lama
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
15. Idiopatik, namun faktor biomekanik (kegagalan
mekanisme protektif antara kapsul, sendi, ligament, otot,
serabut aferen, dan tulang) dan biokimia menjadi faktor
terpenting dalam proses terjadinya OA
OA bisa terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain →
gout arthritis, rheumatoid arthritis dll
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
16. Perubahan metabolism tulang rawan sendi
Peningkatan aktivitas enzim yang merusak matriks tulang rawan sendi,
penurunan sintesis proteoglikan, kolagen
Menimbulkan reaksi inflamasi (radang)
Merangsang makrofag menghasilkan IL-1
Penurunan kekuatan tulang rawan sendi, memberi tekanan berlebih pada serabut saraf
Kerusakan mekanik menyebabkan penyempitan rongga sendi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
19. Sistemik
Usia → kartilago sendi kurang responsive dalam sintesis matriks
kartilago, menipis dan gaya gesek lebih tinggi, kelemahan otot
(unresponsive terhadap impuls), ligamen semakin regang (kurang bisa
mengabsorbsi impuls)
Jenis kelamin
Faktor herediter → mutasi gen prokolagen
Intrinsik
Kelainan struktur anatomis pada sendi seperti varus dan valgus
Cedera pada sendi seperti trauma, fraktur, nekrosis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
20. Nyeri sendi (terlokalisir, radikulopati)
Kaku pada pagi hari (morning stiffness)
Hambatan pergerakan sendi
Krepitasi
Perubahan bentuk sendi
Perubahan gaya berjalan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
21. Pemeriksaan lab darah, imunologi, cairan sendi
Radiologis → penyempitan celah sendi yang asimetris, peningkatan
densitas (sclerosis) tulang subchondral, kista tulang, osteofit pada pinggir
sendi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
22. Tujuan:
Menghilangkan keluhan
Mencegah kerusakan berlanjut
Penanganan secara menyeluruh
Penyebab
Proses/pathogenesis
Gejala/simptomatis
Mengatasi factor lain: psikologis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
24. Pemeriksaan khusus sendi lutut untuk mengetahui cairan dalam lutut
dengan cara ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan
disebelah kiri dan kanan patella
Sesekali processus suprapatellaris dikosongkan memakai tangan lain,
maka ibu jari dan jari telunjuk seolah-olah terdorong oleh perpindahan
cairan
Positif ketika cairan dalam lutut melibihi normal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26. Pemeriksaan khusus pada sendi lutut untuk mengetahui cairan pada
sendi lutut dengan cara ressesus patellaris dikosongkan dengan menekan
menggunakan satu tangan, sementara jari-jari tangan lain menekan
patella ke bawah
Bila banyak cairan dalam lutut maka patella akan terangkat dan
memungkinkan sedikit ada cairan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
28. Untuk mendeteksi robekan di segmen meniscus bagian belakang
Untuk mengetahui kelainan meniscus medialis dan lateral dengan cara
menempatkan lutut melebihi 90° dari fleksi dan kemudian memutar tibia
diatas tulang femur menjadi rotasi internal penuh untuk menguji
meniscus lateral atau rotasi ekstenal penuh untuk memeriksa meniscus
medial
Hasil dianggap positif apabila terdapat suara klik (didengar atau
dirasakan)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
30. Valgus merupakan Gerakan ke sisi luar (lateral) dan varus adalah
Gerakan ke sisi dalam (medial)
Untuk mengetahui kelainan pada ligament collateral lateral dan medial
dengan cara fleksi knee, kemudian terapis memegang sisi lateral sendi
lutut untuk identifikasi MCL dan memegang sisi medial sendi lutut untuk
mengidentifikasi ligament LCL.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
35. Meringankan kerja sendi dengan menurunkan berat badan jika memiliki berat
badan berlebih
Olahraga → senam menggerakkan semua sendi, aerobic
Alat bantu → berjalan pakai tongkat, penggunaan brace
Medikamentosa → Nyeri (NSAID), Suplemen (glucosamine dan chondroitin),
suntikan hyaluronate ke dalam sendi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
36. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi parah
nyeri yang menetap, dan kelemahan fungsi
Arthroscopy → prosedur medis untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan
mengatasi berbagai masalah pada sendi
Osteotomy → prosedur bedah orthopedi untuk memotong sekaligus
memperbaiki bentuk tulang dan sendi
Arthroplasty → mengganti bagian sendi yang radang dengan komponen
sendi buatan (pada permukaan ujung tulang)
Arthrodesis → penggabungan sendi yaitu ujung tulang digabungkan
Bersama hingga sembuh dan menjadi satu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
39. Gout Arthritis → bentuk artritis inflamatorik dengan kadar asam
urat dalam darah tinggi → hiperurisemia
Asam urat → membentuk kristal seperti jarum di sendi → sangat
nyeri, kemerahan, bengkak, hangat di area terkena
Sering terjadi → sendi besar jempol kaki, pergelangan kaki, lutut,
lengan, pergelangan tangan, siku, jaringan lunak, tendon
Bisa terjadi pada satu sendi dan semakin parah mempengaruhi
beberapa sendi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
40. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh menyebabkan nyeri
sendi
Asam urat → senyawa nitrogen dihasilkan dari proses katabolisme purin baik
dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat)
41. Gout primer → akibat langsung pembentukan asam urat
tubuh yang berlebihan atau akibat ekskresi asam urat
Gout sekunder → pembentukan asam urat yang
berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang
akibat proses penyakit / konsumsi obat tertentu
Gout idiopatik → hiperurisemia yang tidak jelas penyebab
primer, kelainan genetic, tidak ada kelainan fisiologis
atau anatomi yang jelas
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
42. Suku bangsa / ras → paling tinggi pada penduduk pantai di daerah
Manado-Minahasa karena kebiasaan pola makan dan konsumsi alkohol
Konsumsi alcohol → meningkatkan produksi asam urat
Komsumsi ikan laut → makanan dengan kadar purin yang tinggi
Penyakit → Obesitas, DM, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia
Obat-obatan → Diuretik, antihipertensi
Jenis kelamin → Pria berisiko lebih besar dibanding wanita
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
43. Kadar normal asam urat
Pria < 7 mg/dl dan wanita < 6 mg/dl
Peningkatan dan penurunan kadar asam urat menyebabkan penumpukan asam urat pada
sendi
Kristal asam urat menyebabkan respon inflamasi
Gout arthritis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
44. Tubuh manusia menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan
sehari-hari, dan hanya butuh 15% purin dari makanan
Dalam kondisi normal, AU yang dihasilkan dikeluarkan oleh tubuh
dalam bentuk urin dan feses diatur oleh gijal
Jika kadar AU berlebih, ginjal akan kewalahan dan tidak sanggup
mengaturnya sehingga kelebihan kristal AU akan menumpuk pada
sendi dan jaringan, penumpukan ini menyebabkan sendi terasa
nyeri dan bengkak
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
46. Tahap 1 (akut) → 40-60 tahun pria dan 60 tahun wanita, dibawah usia
tersebut mungkin ada gangguan enzim, penyakit ginjal. Mendadak nyeri
hebat, tidak dapat berjalan, bengkak, merah, hangat, demam, mengigil,
lelah
Tahap 2 (interkritikal) → penderita sehat dalam rentang waktu tertentu
dan berbeda tiap orang bisa 1-10 tahun atau 1 – 2 tahun
Tahap 3 (akut intermitten) → jarak serangan mendekat (kambuh,
sembuh), jumlah sendi yang terkena makin banyak
Tahap 4 (kronik tofaceous) → menderita selama 10 tahun, membentuk
benjolan disekitar sendi yang meradang (thopi)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
47. Thopi → benjolan keras berisi sebuk seperti kapur akibat deposit dari kristal
monosodium urat → menyebabkan kerusakan sendi dan tulang, semakin
besar maka akan semakin nyeri
Tofus
pada
siku
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Tofus
pada
daun telinga
48. Artritis pirai akut pada MTP I (Podagra) Tofus pada MTP I pecah
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
49. Tofus pada MTP I yang pecah dengan
infeksi kronis
Gambaran radiologis :
erosi pada MTP I
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
51. 1. Terdapat lebih dari satu kari
serangan arthritis akut
2. Inflamasi maksimal teradi pada
hari pertama gejala atau
serangan
3. Arthritis monoartikuler (terjadi di
satu sisi sendi)
4. Kemerahan pada sendi terserang
5. Bengkak dan nyeri pada sendi
MTP-1 (ibu jari kaki)
6. Artritis unilateral yang
melibatkan MTP-1 (salah satu
sisi)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7. Arthritis unilateral yang melibatkan
sendi tarsal
8. Adanya thopi di kartilago dan
kapsul sendi
9. Terjadinya peningkatan kadar asam
urat dalam darah (>7,5 mg/dl)
10. Pembengkakan sendi yang asimetris
(radiologis)
11. Kista subkortikal tanpa erosi
(radiologis)
12. Kultur mikroorganisme cairan sendi
menunjukkan hasil negatif
56. RA → penyakit autoimun → sendi mengalami
peradangan, sehingga terjadi bengkak, nyeri, dan
kerusakan bagian dalam sendi
Arthritis → Bahasa Yunani “arthon” artinya “sendi” dan
“itis artinya “peradangan”
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
57. Indoensia
Bandungan, Jawa Tengah → prevalensi RA 0,3%
Malang, penduduk berusia diatas 40 tahun → prevalensi RA 0,5%
di kotamadya dan 0,6% di daerah kabupaten
Poliklinik RSUP CM Jakarta, tahun 2000, kasus RA merupakan
4,1% dari seluruh kasus
RS Hasan Sadikin Bandung didapatkan 9% dari seluruh kasus
reumatik tahun 2000-2002
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
58. Tidak dapat dimodifikasi
Faktor genetic (50% - 60%) berkaitan dengan gen HLA-DRB1
Usia (40 – 60 tahun), bisa terjadi pada anak (RA Juvenil) namun jarang
Jenis kelamin → lebih sering pada wanita dibanding pria (3:1) akibat
perbedaan hormone seks
Dapat dimodifikasi
Gaya hidup → Status social ekonomi, merokok, diet, infeksi, pekerjaan
Faktor hormonal → sindrom polikistik ovari, siklus menstruasi ireguler,
menarche usia muda
Bentuk tubuh → meningkat pada obesitas dengang IMT >30
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
59. Genetik Agen artritogenik
(HLA) (Bakteri, virus)
Proses autoimun
imunitas humoral (FR) , imunitas seluler
mediator keradangan
sitokin, dll
SINOVITIS
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Proses awal peradangan sendi, ditandai dengan meningkatnya jumlah makrofag pada sinovium
yang berperan penting terhadap kerusakan kartilago dan tulang melalui pembentukan
fibroblas.
62. Keluhan umum
Perasaan badan lemah, nafsu makan menurun,
peningkatan panas, penurunan BB
Kelainan Sendi
Mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi wrist,
knee, kaki
Sendi lain seperti elbow, shoulder, pelvic, ankle
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
65. Tangan
Terutama sendi MCP, PIP, dan pergelangan
tangan (jarang PID)
Swan neck deformity (fleksi kontraktur),
hiperekstensi PIP, fleksi DIP)
Boutonniere (felksi PIP dan hiperekstensi
DIP)
Carpal tunnel syndrome (n. medianus
tertekan)
Penekanan n. ulnaris
Sendi lain
Vertebra cervical, bahu, siku, panggul, lutut,
kaki, dan pergelangan kaki
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
66. Arthritis pada sendi IPP Arthritis sendi ankilosa Arthritis pada sendi lutut
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
67. Kelainan diluar sendi
Kulit: nodul subkutan (nodul rematoid)
Jantung: kelainan jantung
Paru kelainan paru obstruktif, kelainan pleura (efusi pelura)
Saraf: sindrom multiple neuritis akibat vasculitis (kehilangan
rasa sensoris di ekstremitas dengan gejala drop foot / wrist)
Mata: sindrom Sjogren, kekeringan mata
Kelenjar life: sindrom felty (RA dengan spleenomegali,
limpadenopati, anemia, trombositopeni, neutropeni
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
70. Kriteria arthritis rematoid
1. Kaku sendi pagi hari > 1 jam
2. Arthritis > 3 sendi
3. Arthritis sendi tangan
4. Arthritis simetris
5. Nodul rematoid
6. Faktor reumatiod positif
7. Gambaran radiologis yang khas
Arthritis rheumatoid jika >4 kriteria diatas; kriteria 1-4 > 6 minggu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
71. Tujuan
Mengurangi peradangan
Mempertahankan fungsi sendi
Memperbaiki kerusakan sendi dengan
Pendidikan
Terapi fisik
Terapi medisinal
Pembedahan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
72. Simptomatis (NSAID)
Kortikosteroid
Efek antiinfalamsi dan imunosupresi
Tanpa efek disease medication
DMARD (Disease Modified Anti Rheumatic Drug), obat remitif
Biologic response modifiers (pengobatan masa depan)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
74. LES → penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan
dibeberapa bagian tubuh → kulit, sendi, ginjal, otak
Lupus → dialami oleh siapa saja, lebih sering dialami oleh wanita
Pada kondisi fisiologis → system imun akan melindungi tubuh dari
infeksi atau cedera
Pada kondisi patologis → penyakit autoimun → system imun justru
menyerang sel jaringan dan organ tubuh yang sehat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
76. Mengenai wanita (wanita : pria ; 9 : 1), terjadi
pada semua usia terutama pada decade ke 2 dan 4
(masa reproduksi)
Semua ras dapat terkena
Terdapat juga tendensi familial
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
77. Idiopatik, diperkirakan interaksi antara factor genetik, lingkungan, hormonal
dan social
Genetik → gen HLA-DR2 atau DR3, defisiensi komplemen C2, C3, dan C4
Lingkungan → ”slow virus” mungkin “retrovirus” sebagai pencetus
Hormonal → gangguan metabolism estrogen dan hiperprolaktemia
Adanya berbagai factor → paparan sinar matahir (ultraviolet), obat, stress,
ketidakseimbangan diet, merokok dll
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
78. Systemic lupus erythematosus (SLE)
Paling umum
Mempengaruhi beberapa organ tubuh → ginjal, jantung, paru,
system saraf, kulit, sendi
Gejala → ruam kulit, peradangan pada sendi, pembengkakan di
kaki dan sekitar mata
Lupus pada kulit (cutaneous lupus)
Penderita mengalami luka dan ruam pada kulit
Area yang sering terpapar sinar matahari → wajah, telinga, leher,
kaki
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
80. Lupus akibat obat (drug induced erythematosus / DILE)
Akibat induksi obat-obatan dalam jangka panjang
Obat hipertensi, aritmia, antikonvulsan, antimikroba
Lupus yang terjadi pada bayi baru lahir (neonatal lupus)
Jarang ditemukan
Karena ibu memiliki antibody autoimun (autoantibodi) yang
disalurkan kepada bayi lewat plasenta
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
82. Terjadi proses autoimun diperkirakan virus sebagai
pencetus awal patogenesa → limfosit T tidak berfungsi →
menyebabkan pembentukan Ab terhadap tubuh sendiri
(inti sel)
Imun kompleks dalam sirkulasi yang diperkirakan
sebagai penyebab kelainan local maupun sistemik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
83. Kulit
Eritema pada muka (butterfly rash)
Dermatitis akibat sensitive terhadap sinar matahari (fotosensitive)
Lesi bulosa
Keadaan subakut dapat terjadi lesi anuler dan papulosekuamus
Keadaan kronik terjadi discoid dengan atropi sentral, depigmentasi atau
alopecia dengan atau tanpa jaringan parut (lupus hair)
Ulkus dapat terjadi pada jari
Keluhan fenoma Raynaud akibat “acrosclerosis”
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
85. Sendi
Artralgia (joint stiffnes), arthritis, jarang sampai terjadi deformitas
Sendi interphalangeal proksimal, lutut, pergelangan tangan,
metacarpophalangeal, siku, pergelangan kaki
Kardiovaskular
Perikarditis, penyakit jantung coroner akibat aterosklerosis
Endokarditis verukosa
Pembuluh darah perifer
Vaskulitis yang mengenai arteri kecil sampai kapiler pada kulit
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
86. Arthritis sendi tangan pada les Tofus pada MTP I pecah
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
88. Paru
Pleuritis dengan efusi pleura dan pneumonitis
Hemoprisis merupakan kelainan yang serius
Gastrointestinal
Manifestasi gastrointestinal tidak spesifik
Nyeri abdomen sering dikeluhkan akibat distress abdominal (akibat penyakit atau obat)
Ginjal
Sindrom nefrotik atau sampai gagal ginjal
Susunan saraf
Kejang-kejang, psikosis dan neuropati perifer
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
90. Diagnosis LES ditegakkan berdasarkan kriteria ARA (American Rheumatism
Association), antara lain
Eritema di muka (butterfly rash)
Discoid lupus
Fotosensitif
Ulkus pada mulut atau nasofaring
Arthritis non erosive
Kelainan renal, dapat berupa proteinuria > 0,5 gm/24 jam
Pleuritis atau pericarditis
Psikosis, kejang
Kelainan darah, dapat berupa anemia hemolitik, leukopenia, limfonemia,
trombositopenia
Kelainan imunolgis
Diagnosis LES ditegakkan apabila terdapat 4 atau lebih kriteria diatas
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
91. Pemilihan obat tergantung jenis dan berat kerusakan organ
Hindari paparan sinar matahari berlebih
Hati-hati pemakaian obat-obatan (alergi obat)
Kehamilan dan kontrasepsi karena penderita LES terbanyak
adalah wanita dan usia produktif, sering LES mempengaruhi
kehamilan dan sebaliknya
Pemakaian kontrasepsi sebaiknya yang non hormonal
Mengatasi infeksi
Terapi fisik, senam rematik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
92. OAINS
Terutama untuk febris, keluhan sendi, dan nyeri otot
Aspirin 500mg
Kortikosteroid
Obat yang sangat penting, tidak semua LES memerlukan
kortikosteroid
Antimalaria
Imunosupresan lain
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
94. Kelainan pada jaringan lunak dan otot termasuk ligament, tendon,
bursa
Penyebab RNA belum jelas
Faktor pencetus:
Beban kerja berlebihan
Trauma
Kelainan postural
Usia lanjut
Degenerasi jaringan ikat
Psikologis: stress, depresi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
97. Kelainan juxta arikular
Bursitis
Lesi tendon (DeQuervein’s, Rotator cuff syndrome)
Entesopati (epikondilitis, kapsulitis, frozen shoulder)
Kelainan diskusintervertebralis
Low back pain
Idiopatik, berkaitan dengan facet joint arthritis
Strain
Disfungsi postural
Sindrom nyeri lain
Fibrositis, fibromialgia
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
98. Adanya keluhan rheumatic
Tanpa atau dengan kelainan fisik ringan
Tanpa kelainan laboratoris
Sering pada pemeriksaan radiologis normal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
umumnya tidak ada kelainan kecuali osteoarthritis yang disertai peradangan.
MONOSODIUM URATE (ASAM URAT)
Sendi sehat (A) terdiri dari dua ujung tulang yang berdekatan dan ditutupi lapisan tulang rawan.
Ruang antar ujung disebut rongga artikuler (articular cavity) yang dibatasi oleh membrane synovial dikedua sisinya dan berisi cairan synovial
Membran synovial adalah lapisan sel tipis yang dibentuk oleh dua jenis sinoviosit: sel synovialmirip makrofag tipe A atau sinoviosit mirip fibroblast (FLS) tipe B
Membran synovial menghasilkan cairan synovial dan karena organisasinya berpori memungkinkan difusi nutrisi dalam serum ke tulang rawan avascular
Pertemuan kerentanan genetik dan faktor lingkungan menentukan perkembangan respon autoimun yang mendahului arthritis klinis. Karena alasan yang kurang dipahami, respons autoimun ini memburuk di sinovium, tempat leukosit menyusup dan menyebabkan peradangan membran sinovial (sinovitis reumatoid) (Gambar 1A, sisi kanan). Infiltrasi sinovial mencakup sel imun bawaan dan adaptif (33, 34) dan menciptakan lingkungan mikro di mana FLS memperoleh fenotip invasif dan inflamasi, yang menyebabkan hiperplasia lapisan sinovial (35, 36). FLS mengeluarkan matriks metalloproteinase (MMPs) dan kolagenase, mendorong kerusakan tulang rawan [37]. Infiltrasi leukosit dan sekresi sitokin pro-inflamasi mendukung pematangan pra-osteoklas menjadi osteoklas, yang menyebabkan erosi tulang [38-40]. Sitokin dan faktor pertumbuhan yang dilepaskan oleh sel yang diinfiltrasi, bersama dengan hipoksia akibat hiperplasia sinovial, memicu angiogenesis [41-43], membentuk umpan balik yang mendukung infiltrasi leukosit terus menerus dan peradangan kronis.
Peradangan yang dimulai di sinovium memberi jalan kepada peradangan sistemik yang mengubah fungsi jaringan dan organ jauh, seperti endotel pembuluh darah, jaringan adiposa, hati dan paru-paru. Akibatnya, ExRA hadir pada pasien RA, seperti penyakit kardiovaskular (CVD), anemia atau rheumatoid lung, dan lain-lain [44].
Meskipun sel imun yang berbeda menyusup ke sendi yang meradang, kita akan fokus pada sel T CD4, yang, seperti disebutkan di atas, tampaknya berperan penting dalam patofisiologi RA dengan mensekresi sitokin dan bekerja sama dengan sel sinovial.