SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
(INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI,
AUSKULTASI)
Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr.,
M.Biomed
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
1
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4
 Pemeriksaan fisik → proses pemeriksaan tubuh pasien untuk
menentukan ada atau tidaknya masalah fisik
 Hasil pemeriksaan akan digunakan untuk merencanakan
perawatan lanjutan
 Pemeriksa harus dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan
Menyusun informasi yang terkumpul jadi suatu penilaian
 4 prinsip pemeriksaan fisik → inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
5
I
P
P
A
Ajarilah mata untuk melihat
Jari untuk merasa atau meraba
Telinga untuk mendengar
6
Cara melakukan pemeriksaan fisik terbagi menjadi dua:
1. Sequential: perbagian, secara urut dan simetris
• Berdasarkan urutan dari kepala, leher, dada, abdomen, tulang belakang,
anggota gerak, anus, alat genital, dan system saraf
• Penderita merasa Lelah karena berganti-ganti posisi dari duduk berbaring,
berbalik ke sisi kiri dan seterusnya.
2. Proper Expose: menyingkap bagian yang tepat atau
bagian tertentu saja
 Ketika memeriksa payudara, perlu memeriksa adanya asimetri dengan
melihat kedua payudara bersamaan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7
 Inspeksi → pemeriksaan dengan melihat pasien secara langsung
dan mengidentifikasi tanda-tanda keluhan yang pasien alami
 Terbagi dua → inspeksi statis dan inspeksi dinamis
 Inspeksi statis → inspeksi yang dilakukan saat pasien tidak
bergerak atau dalam keadaan diam
 Inspeksi dimanis → inspeksi yang dilakukan saat pasien bergerak
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
8
Ekspesi wajah: meringis, menangis, kesakitan,
tersenyum, pucat dll
Mata: mengantuk, sayup, merah
Bibir: kering
Ekspansi thorax: normal atau tidak
Apakah ada bengkak di area tertentu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
9
 Pasien datang menggunakan alat bantu atau tidak
 Cenderung bertumpu ke sisi yang mana saat berdiri, duduk, aktivitas
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
10
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
11
Kepala: forward head?
Bahu: retraksi? protraksi?
Bahu: elevasi? depresi?
Bahu: rounded?
Lutut: varus? valgus?
 Jika pasien datang dengan alat bantu, maka perhatikan cara dia berjalan (pola
jalan sudah benar atau ada fase yang hilang)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
12
 Ambulasi pasien dari tidur ke duduk, duduk ke kursi roda, kursi roda ke berdiri,
berdiri keduduk dilakukan dengan bantuan atau tidak?
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
13
 Apakah menggunakan brace punggung karena ada scoliosis? dll
 Saat fleksi lumbal, terlihat scapula kanan lebih tinggi atau menonjol dari yang
kiri
 Keterbatasan fungsi gerak dasar
 Kesulitan untuk duduk, berdiri, berjalan (tidak stabil)
 Pola nafas
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
14
15
16
17
 Pastikan suhu ruangan dalam keadaan nyaman
 Gunakan penerangan yang baik
 Lihat terlebih dahulu sebelum menyentuh pasien
 Paparkan dengan lengkap bagian tubuh yang akan diperiksa sambil
menutup bagian yang belum diperiksa
 Bandingkan simetris bagian-bagian tubuh
18
19
Palpasi → suatu pemeriksaan dengan cara memegang,
menekan, dan meraba bagian tubuh pasien
Tujuan → mengetahui adanya spasme otot, nyeri tekan,
suhu lokal, tonus otot, oedema, perubahan bentuk,
fremitus taktil
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
20
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Spasme otot atau kram otot bahkan
nyeri.
Kondisi otot berkontraksi, menjadi
kaku, atau berkedut tanpa sadar
sehingga seseorang kesulitan untuk
berjalan, bergerak, berbicara
21
 Tonus otot adalah jumlah ketegangan otot
yang diperlukan agar tubuh bisa mendukung
pergerakan dengan baik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
22
 Terjadi karena penumpukan cairan
ekstraseluler dan di dalam ruang-ruang
tubuh
 Oedema dapat dilokalisasi atau generalisasi,
pitting dan non-pitting
23
24
Taktil fremitus: mendeteksi perubahan intensitas
vibrasi yang diciptakan saat pasien berbicara yang
mengindikasikan adanya proses patologis pada paru
Hasil penilaian dengan hantaran suara yang dijalarkan ke permukaan dada yang diraba dengan
tangan
- Getaran meninggi mengindikasikan adanya jaringan paru yang lebih padat, seperti konsolidasi paru
akibat pneumonia dan fibrosis.
- Getaran menghilang mengindikasikan adanya udara atau cairan pada ruang pleura atau penurunan
densitas jaringan paru seperti efusi pleura, penebalan pleura, tumor, pneumothorax, asma, PPOK 25
 Pemeriksaan ekspansi thorax dilakukan untuk menilai
kedalaman dan kualitas pergerakan dari setiap sisi dada
 Letakkan kedua tangan pada dada anterior pasien
 Letakkan kedua jempol tangan pada garis tengah tubuh dan
mempertahankan tidak lepas dari dada pasien
 Letakkan jari-jari tangan lainnya pada sisi dada sejauh mungkin
pada level costae ke 10
 Minta pasien untuk bernapas normal, jempol tangan akan
bergerak 2-3 cm saat pasien melakukan inspirasi dan jempol
akan Kembali ke letak semula saat pasien melakukan ekspirasi
 Melakukan prosedur Kembali ke bagian posterior dada pasien
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
27
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
28
Normal Inspirasi Ekspirasi Selisih
Upper
(dibawah axilla)
2-3 cm 92 94 2
Midlle
(proc. Xypoid)
3-5 cm 92 94 2
Lower
(level T B)
5-7 cm 88 92 4
Nyeri tekan pada m. erector spine, pada
daerah incisi
Tidak terdapat bengkak
Terdapat spasme otot hamstring
Terdapat kelemahan otot pada kaki kiri
Suhu → sama dengan suhu tubuh bagian
lain atau lebih hangat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
29
Pemeriksaan fisik dengan cara melakukan pengetukan
pada bagian tubuh dengan menggunakan jari, tangan,
atau alat untuk mengevaluasi ukuran, konsistensi, batas
atau adanya cairan dalam organ tubuh.
Tujuan → mengetahui bentuk, lokasi, struktur dibawah
kulit sehingga membantu menetapkan apakah jaringan
tersebut berisi udara, cairan atau massa padat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
30
 Tenik perkusi yang benar pada seorang normal (bukan kidal)
1. Hiperekstensi jari tengah tangan kiri, tekan distal sendi
interphalangeal pada permukaan lokasi yang hendak diperkusi,
pastikan bagian lain dari tangan kiri tidak menyentuh area perkusi
2. Posisikan lengan kanan agak dekat ke permukaan tubuh yang akan
diperkusi. Jari tengah dalam keadaan fleksi, relaksasi dan siap untuk
mengetuk
3. Dengan gerakan cepat tapi relaks, ayunkan pergelangan tangan kanan
mengetok jari tengah tangan kiri secara tegak lurus dengan sasaran
utama sendi distal interphalangeal. Ketoklah menggunakan ujung jari,
dan bukan badan jari (kuku harus dipotong pendek)
31
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4. Tarik tangan anda sesegera mungkin untuk menghindari
tumpukan getaran yang telah diberikan. Buatlah ketukan
sesering mungkin yang dapat menghasilkan suara yang jelas
5. Lakukan perkusi secara urut dan simetris, bandingkan area
perkusi kanan dan kiri secara simetris dengan pola tertentu
32
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
33
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
34
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Suara sonor → suara perkusi jaringan paru normal
 Suara memendek → suara tidak Panjang
 Suara redup (dull) → ketukan pada pleura yang terisi cairan, efusi
pleura
 Suara timpani (tympanic) → seperti ketukan di atas lambung yang
kembung
 Suara pekak (flat) → seperti suara ketukan pada otot atau hati
 Resonansi amforik → seperti timpani tetapi lebih bergaung
 Hipersonor (hyperresonant) → suara lebih keras, contoh pada
bagian paru yang di atas daerah yang ada cairannya
35
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
36
 Auskultasi → pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi yang
berasal dari dalam tubuh → meliputi frekuensi, intensitas, durasi,
dan kualitas dengan bantuan alat → stetoskop
 Frekuensi → ukuran jumlah getaran sebagai siklus per menit
 Intensitas → ukuran kerasnya bunyi dalam decibel, lamanya
disebut durasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
37
 Kemampuan manusia mendengarkan
bunyi terbatas → perlu alat bantu
stetoskop
 Stetoskop digunakan untuk memeriksa
paru-paru (suara nafas), jantung (bunyi
dan bising jantung), abdomen
(peristaltic), dan aliran pembuluh
darah.
 Dengan auskultasi dihasilkan suara
akibat getaran benda padat, cair, gas
yang berfrekuensi 15 – 20.000/detik.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
38
 Auskultasi paru dilakukan untuk mendeteksi suara nafas dasar dan
suara nafas tambahan
 Titik auskultasi sama seperti perkusi, dimulai dari atas ke bawah,
dibandingkan kiri dan kanan dada
 Pernafasan tenang dan dangkal akan menimbulkan bising vesikuler
yang dalam keadaan normal terdengar di seluruh permukaan paru
kecuali di belakang sternum dan diantara kedua scapula dimana
bising nafas adalah bronkovesikuler
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
39
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
40
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
41
 Terdengar agak lebih keras, nadanya lebih rendah
dan berdurasi lama
 Suara ini menunjukkan penyakit saluran nafas
seperti bronkiektasis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
42
 Suara lembut, bernada tinggi, dan berdurasi
singkat.
 Suara ini menunjukkan proses interstitial seperti
fibrosis paru, gagal jantung kongestif.
 Mirip suara membuka pengikat velcro
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
43
 Suara paru-paru vesikuler yang lembut, menurun,
atau seperti dari bunyi yang datang dari jarak jauh
meski didengar dari stetoskop
 Terjadi pada pasien dengan system pernapasan
yang memburuk, mengalami bidai, emfisema,
kondisi paru lainnya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
44
 Disebut mengi ekspirasi yaitu suara cukup keras
saat pasien menghembuskan napas
 Mengi ekspirasi sering menjadi gejala dari obstruksi
jalan napas ringan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
45
 Suara yang terdengar kasar dan serak, menjadi
tanda bahwa pasien mengalami radang selaput
dada (pleura) dan kondisi lain yang mempengaruhi
rongga dada
 Sering timbul oleh karena adnaya penyakit
pneumonia, paru-paru yang meradang, infark paru,
TBC
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
46
 Rhonki adalah suara gemuruh yang dalam dan
bernada rendah
 Terdengar seperti dengkuran
 Disebabkan karena sekresi pernapasan
 Merupakan bunyi nafas tambahan yang dihasilkan
sebab adanya pergerakan atau Gerakan mukus
dengan udara yang lewat, konsistensi mucus yang
tidak solid menyebabkan sedikit vibrasi dan
menghasilkan bunyi rhonki
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
47
 Stidor adalah sebutan dari gejala nafas berbunyi
yang didengar saat pasien menghirup napas
 Terdengar sebagai bernada tinggi saat menarik
napas
 Terjadi karena obstruksi di bagian jalan nafas
 Stidor bukan diagnosis, tetapi gejala dari suatu
kelainan yang timbul karena suatu sumbatan
saluran pernapasan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
48
 Suara lembut, tiupan, gemerisik biasanya yang
terdengar di Sebagian besar bidang paru-paru
 Bunyi vesikuler biasanya terdengar selama
inspirasi, berlanjut tanpa jeda selama ekspirasi dan
kemudian menghilang sekitar sepertiga jalan
melalui ekspirasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
49
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
50
 Pemeriksaan vital sign → suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah,
frekuensi nafas, saturasi oksigen
 Dikatakan “vital” karena memberikan informasi penting mengenai
status Kesehatan pasien
 Vital sign berguna untuk mengidentifikasi adanya masalah
Kesehatan yang akut dan untuk mengetahui secara cepat derajat
kesakitan penderita
 Semakin jelek nilai vital sign, maka semakin berat derajat
kesakitan penderita dan sebaliknya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
51
 Pemeriksaan vital sign → suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah,
frekuensi nafas, saturasi oksigen
 Dikatakan “vital” karena memberikan informasi penting mengenai
status Kesehatan pasien
 Vital sign berguna untuk mengidentifikasi adanya masalah
Kesehatan yang akut dan untuk mengetahui secara cepat derajat
kesakitan penderita
 Semakin jelek nilai vital sign, maka semakin berat derajat
kesakitan penderita dan sebaliknya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
52
 Untuk melakukan vital sign dibutuhkan ruangan yang tenang,
nyaman, tenang
 Beritahu pasien mengenai Tindakan yang akan dilakukan
 Usahana pasien dalam keadaan tenang dengan cara
mempersilahkan duduk/berbaring rileks kurang lebih 5 menit
sebelum pengukuran
 Keadaan pasien tegang akan mempengaruhi nilai vital sign
 Sebelum pengukuran, kita bisa melihat keadaan umum pasien
mulai dari ujung rambut sampai kaki terutama mimic muka
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
53
 Denyut nadi dapat diraba pada arteri besar seperti a. radialis, a.
brachialis, a. femoralis, a. carotis,
 Jantung memompa darah dari ventrikel kiri menuju sirkulasi tubuh
dan ventrikel kanan ke paru
 Dari ventrikel kiri darah dipompa ke aorta dan diteruskan ke arteri
seluruh tubuh
 Akibat kontraksi ventrikel dan aliran darah, timbul gelombang
tekanan yang bergerak cepat pada arteri yang dirasakan sebagai
denyut nadi
 Dengan menghitung frekuensi denyut nadi, dapat diketahui
frekuensi denyut jantung dalam 1 menit
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
54
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
55
 Perhitungan frekuensi denyut nadi biasanya dilakukan dengan cara
 Palpasi a. radialis pada pergelangan tangan karena denyut dapat terlihat
dengan mudah
 Selama palpasi kita menentukan frekuensi nadi, irama, dan kualitas denyutan
 Denyut nadi dewasa normal → 60 – 100 x/menit
 Denyut nadi dapat dihitung langsung dengan mendengarkan
denyut jantung melalui stetoskop
 Besar denyut jantung bervariasi tergantung usia
 Bayi baru lahir, denyut nadi 130 – 150 x/menit
 Balita 100 –120 x/menit
 Anak-anak 90 – 110 x/menit
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
56
NADI ARTERI RADIALIS
 Menjelaskan Tindakan yang akan dilakukan ke pasien
 Pasien posisi duduk atau berbaring, lengan rileks, aksesoris dilepas
 Posisi tangan pasien supinasi atau pronasi
 Periksa denyut nadi pergelangan tangan dengan menggunakan tiga jari yaitu jari
telunjuk, jari tengah, jari masih pada sisi fleksor bagian radial tangan pasien
 Hitung berapa denyutan dalam 1 menit
 Bandingkan tangan kanan dan kiri
 Frekuensi nadi dapat dihutng dengan cara menghitung banyaknya denyutan
dalam 30 detik kemudian dikali 2 atau denyutan dalam 15 detik dikali 4.
 Bila irama tidak teratur (aritmia), lakukan perhitungan selama 1 menit
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
57
NADI ARTERI RADIALIS
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
58
NADI ARTERI BRACHIALIS
 Menjelaskan Tindakan yang akan dilakukan ke pasien
 Pasien posisi duduk dan berbaring posisi lengan bawah supinasi,
lengan sedikit ditekuk pada sendi siku
 Raba nadi brachialis pada sendi siku medial tendon biceps dengan
menggunakan tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah, jari manis
 Hitung berapa denyutan dalam satu menit, perhatikan irama dan
kualias denyutan
 Bandingkan tangan kiri dan kanan
 Catat hasil
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
59
NADI ARTERI RADIALIS
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
60
NADI ARTERI KAROTIS
 Menjelaskan Tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
 Penderita dalam posisi berbaring atau duduk sedikit tengadah
 Letakkan tiga jari, yaitu jari telunjuk, jari tengah, jari manis
pemeriksa pada leher bagian tengah pasien setinggi kartilago tiroid
keudian Tarik kedua jari ke lateral sampai ke tepi medial m.
sternocleidomastoideus
 Raba denyutan nadi carotis di daerah tsb
 Hitung berapa denyutan dalam 1 menit, bandingkan kiri dan kanan
 Jika tidak ada denyutan nadi carotis disertai kesadaran yang
menurun maka harus dicurigai adanya henti jantung
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
61
NADI ARTERI RADIALIS
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
62
 Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer
air raksa digital atau aneuroid dengan menggunakan satuan
milimeter air raksa (mmHg)
 Ukuran manset berpengaruh terhadap besarnya nilai tekanan
darah
 2 hal yang dicatat saat melakukan pengukuran tekanan darah yaitu
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
63
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
64
Saat ventrikel kontraksi, darah dipompa ke seluruh tubuh
keadaan ini disebut systole
Saat ventrikel rileks, darah dari atrium masuk ke
ventrikel, keadaan ini disebut diastole
Meningkatnya tekanan darah dinamakan hipertensi
sedangkan penurunan tekanan darah disebut hipotensi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
65
• Pasang dengan rapat manset/sabuk tensimeter pada lengan kiri atas pasien
• Tempatkan stetoskop pada telinga kita
• Pastikan kepala stetoskop dalam posisi terbuka (on).
• Cara memastikannya dengan mengetuk secara perlahan pada area sensor kepala
stetoskop.
• Jika terdengar bunyi, maka stetoskop dalam kondisi on.
• Cari denyut nadi/arteri brakhialis di bagian siku dalam lengan kiri pasien.
• Biarkan lengan rileks/nyaman Letakkan kepala stetoskop pada denyut
nadi/arteri tadi (gunakan tangan kiri)
• Pastikan katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup (dengan memutar
skrup searah jarum jam sampai rapat).
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
66
• Pompa kantung tekanan sampai maksimal 160 mmHg pada penunjuk jarum
manometer
• Buka perlahan-lahan katup tekanan. Jarum pada manometer akan turun
perlahan-lahan seiring dibukanya katup kantung tekanan tersebut.
• Dengarkan dan tandai bunyi yang terdengar pertama dan terakhir kali muncul
saat jarum pada manometer turun.
• Bunyi yang pertama menunjukkan batas atas/sistole/rentang waktu ketika
jantung berkontraksi (misal : 120).
• Bunyi yang terakhir menunjukkan batas bawah/diastole/rentang waktu ketika
jantung berelaksasi (misal 90).
• Maka tekanan darah/tensi pasien tersebut adalah 120/90.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
67
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
68
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
69
• Lakukan pengukuran di
ruangan yang sunyi
• Istirahat selama 5 menit
sebelum melakukan
pengukuran
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
70
• Buka katup kantong tekanan sampai jarum pada manometer
menunjukkan angka 0 (nol)
• Buka manset/sabuk tensimeter pada pasien, dan kempiskan, lalu
gulung dan masukkan kembali pada kotak penyimpan
• Lepaskan stetoskop dan pastikan kepala stetoskop dalam kondisi
tertutup (off)
• Pengukuran tekanan darah telah selesai
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
71
 Alat untuk mengukur suhu tubuh
adalah thermometer (air raksa dan
digital)
 Pengukuran suhu tubuh bisa di
mulut, ketiak (aksila), dan rectum
(anus)
 Perlu diberi label untuk masing-
masing thermometer agar tidak
tertukar saat pemakaian
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
72
• Pada pasien dengan kesadaran baik, merupakan cara
yang paling mudah dan memberikan hasil yang baik
• Termometer air raksa sebaiknya tidak digunakan untuk
mengukur suhu mulut pada penderita dengan kesadaran
menurun atau baru selesai makan/minus panas/dingin
• Harus tunggu 10-15 menit agar tidak mempengaruhi hasil
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
73
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
74
• Dapat dilakukan pada pasien yang sadar maupun
tidak sadar, tetapi terkadang harus membuka baju
penderita
• Hasil kurang tepat bila terjadi vaskonstriksi
pembuluh darah kulit
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
75
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
76
• Pengukuran suhu rectum merupakan gold standar
dalam mengetahui nilai suhu inti tubuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
77
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
78
 Bernafas merupakan pergerakan involunter (tidak disadari) dan
volunteer (disadari) yang diataus oleh pusat nafas di batang otak
dan dibantu otot pernafasan
 Nilai normal frekuensi nafas pada anak bervariasi tergantung usia,
sedangkan pada orang dewasa adalah 12-20 x/menit.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
79
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
80
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
81
 Saturasi okesigen adalah persen dari total oksigen darah yang terikat pada
protein plasma dalam suatu kompartemen
 Karena jaringan tubuh sangat rentan terhadap kekurangan oksigen dalam darah
 Pulse oximetry adalah alat untuk mengukur kadar oksigen dalam darah
 Saturasi oksigen normal adalah 95 - 100%
 Nilai saturasi oksigen penting untuk dipantau karena dapat memberikan
gambaran proses penghantaran oksigen ke seluruh tubuh
 Nilai saturasi oksigen dibawah 85% bahkan dibawah 70% sangat berbahaya,
terapi dihentikan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
82
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
83
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
84

More Related Content

Similar to INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI

Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docxKonsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docxMajelisTalimAlQudsDB
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docxMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docxrahmiramadhan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem KardiovaskulerPemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskulerpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem KardiovaskulerPemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskulerpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikW Theresia
 
Mukjizat gerakan sholat3
Mukjizat gerakan sholat3Mukjizat gerakan sholat3
Mukjizat gerakan sholat3senamsholat
 
Materi pelatihan_dr_Asnawi_akupresure.pdf
Materi pelatihan_dr_Asnawi_akupresure.pdfMateri pelatihan_dr_Asnawi_akupresure.pdf
Materi pelatihan_dr_Asnawi_akupresure.pdfRobertus Ronald
 
pemeriksaanfisik-140122224229-phpapp01.pptx
pemeriksaanfisik-140122224229-phpapp01.pptxpemeriksaanfisik-140122224229-phpapp01.pptx
pemeriksaanfisik-140122224229-phpapp01.pptxHikmaLavigne
 
Mukjizat gerakan sholat3
Mukjizat gerakan sholat3Mukjizat gerakan sholat3
Mukjizat gerakan sholat3senamsholat
 
Ft rehabilitasi pulmonary
Ft rehabilitasi pulmonaryFt rehabilitasi pulmonary
Ft rehabilitasi pulmonaryaeeraadeeva
 
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapijuniarwulanTandionga2
 

Similar to INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI (20)

Fisioterapi dada
Fisioterapi dadaFisioterapi dada
Fisioterapi dada
 
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docxKonsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docxMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem KardiovaskulerPemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem KardiovaskulerPemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Mukjizat gerakan sholat3
Mukjizat gerakan sholat3Mukjizat gerakan sholat3
Mukjizat gerakan sholat3
 
Pemeriksaan fisik 2
Pemeriksaan fisik 2Pemeriksaan fisik 2
Pemeriksaan fisik 2
 
Materi pelatihan_dr_Asnawi_akupresure.pdf
Materi pelatihan_dr_Asnawi_akupresure.pdfMateri pelatihan_dr_Asnawi_akupresure.pdf
Materi pelatihan_dr_Asnawi_akupresure.pdf
 
pemeriksaanfisik-140122224229-phpapp01.pptx
pemeriksaanfisik-140122224229-phpapp01.pptxpemeriksaanfisik-140122224229-phpapp01.pptx
pemeriksaanfisik-140122224229-phpapp01.pptx
 
Pemeriksaaan thoraks
Pemeriksaaan thoraksPemeriksaaan thoraks
Pemeriksaaan thoraks
 
Mukjizat gerakan sholat3
Mukjizat gerakan sholat3Mukjizat gerakan sholat3
Mukjizat gerakan sholat3
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
Ft rehabilitasi pulmonary
Ft rehabilitasi pulmonaryFt rehabilitasi pulmonary
Ft rehabilitasi pulmonary
 
Pemfispencernaan
PemfispencernaanPemfispencernaan
Pemfispencernaan
 
Pemfispencernaan
PemfispencernaanPemfispencernaan
Pemfispencernaan
 
Dokumentasi kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
 

More from Julfiana Mardatillah

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxJulfiana Mardatillah
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 
MATERI ANATOMI SISTEM IMUNITAS - SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM IMUNITAS - SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM IMUNITAS - SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM IMUNITAS - SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 

More from Julfiana Mardatillah (20)

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 
MATERI ANATOMI SISTEM IMUNITAS - SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM IMUNITAS - SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM IMUNITAS - SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM IMUNITAS - SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 

Recently uploaded

Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 

INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI

  • 1. (INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI) Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr., M.Biomed Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 1
  • 2. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 2
  • 3. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 3
  • 4. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 4
  • 5.  Pemeriksaan fisik → proses pemeriksaan tubuh pasien untuk menentukan ada atau tidaknya masalah fisik  Hasil pemeriksaan akan digunakan untuk merencanakan perawatan lanjutan  Pemeriksa harus dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan Menyusun informasi yang terkumpul jadi suatu penilaian  4 prinsip pemeriksaan fisik → inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 5
  • 6. I P P A Ajarilah mata untuk melihat Jari untuk merasa atau meraba Telinga untuk mendengar 6
  • 7. Cara melakukan pemeriksaan fisik terbagi menjadi dua: 1. Sequential: perbagian, secara urut dan simetris • Berdasarkan urutan dari kepala, leher, dada, abdomen, tulang belakang, anggota gerak, anus, alat genital, dan system saraf • Penderita merasa Lelah karena berganti-ganti posisi dari duduk berbaring, berbalik ke sisi kiri dan seterusnya. 2. Proper Expose: menyingkap bagian yang tepat atau bagian tertentu saja  Ketika memeriksa payudara, perlu memeriksa adanya asimetri dengan melihat kedua payudara bersamaan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 7
  • 8.  Inspeksi → pemeriksaan dengan melihat pasien secara langsung dan mengidentifikasi tanda-tanda keluhan yang pasien alami  Terbagi dua → inspeksi statis dan inspeksi dinamis  Inspeksi statis → inspeksi yang dilakukan saat pasien tidak bergerak atau dalam keadaan diam  Inspeksi dimanis → inspeksi yang dilakukan saat pasien bergerak Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 8
  • 9. Ekspesi wajah: meringis, menangis, kesakitan, tersenyum, pucat dll Mata: mengantuk, sayup, merah Bibir: kering Ekspansi thorax: normal atau tidak Apakah ada bengkak di area tertentu Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 9
  • 10.  Pasien datang menggunakan alat bantu atau tidak  Cenderung bertumpu ke sisi yang mana saat berdiri, duduk, aktivitas Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 10
  • 11. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 11 Kepala: forward head? Bahu: retraksi? protraksi? Bahu: elevasi? depresi? Bahu: rounded? Lutut: varus? valgus?
  • 12.  Jika pasien datang dengan alat bantu, maka perhatikan cara dia berjalan (pola jalan sudah benar atau ada fase yang hilang) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 12
  • 13.  Ambulasi pasien dari tidur ke duduk, duduk ke kursi roda, kursi roda ke berdiri, berdiri keduduk dilakukan dengan bantuan atau tidak? Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 13
  • 14.  Apakah menggunakan brace punggung karena ada scoliosis? dll  Saat fleksi lumbal, terlihat scapula kanan lebih tinggi atau menonjol dari yang kiri  Keterbatasan fungsi gerak dasar  Kesulitan untuk duduk, berdiri, berjalan (tidak stabil)  Pola nafas Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 14
  • 15. 15
  • 16. 16
  • 17. 17
  • 18.  Pastikan suhu ruangan dalam keadaan nyaman  Gunakan penerangan yang baik  Lihat terlebih dahulu sebelum menyentuh pasien  Paparkan dengan lengkap bagian tubuh yang akan diperiksa sambil menutup bagian yang belum diperiksa  Bandingkan simetris bagian-bagian tubuh 18
  • 19. 19
  • 20. Palpasi → suatu pemeriksaan dengan cara memegang, menekan, dan meraba bagian tubuh pasien Tujuan → mengetahui adanya spasme otot, nyeri tekan, suhu lokal, tonus otot, oedema, perubahan bentuk, fremitus taktil Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 20
  • 21. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Spasme otot atau kram otot bahkan nyeri. Kondisi otot berkontraksi, menjadi kaku, atau berkedut tanpa sadar sehingga seseorang kesulitan untuk berjalan, bergerak, berbicara 21
  • 22.  Tonus otot adalah jumlah ketegangan otot yang diperlukan agar tubuh bisa mendukung pergerakan dengan baik Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 22
  • 23.  Terjadi karena penumpukan cairan ekstraseluler dan di dalam ruang-ruang tubuh  Oedema dapat dilokalisasi atau generalisasi, pitting dan non-pitting 23
  • 24. 24 Taktil fremitus: mendeteksi perubahan intensitas vibrasi yang diciptakan saat pasien berbicara yang mengindikasikan adanya proses patologis pada paru
  • 25. Hasil penilaian dengan hantaran suara yang dijalarkan ke permukaan dada yang diraba dengan tangan - Getaran meninggi mengindikasikan adanya jaringan paru yang lebih padat, seperti konsolidasi paru akibat pneumonia dan fibrosis. - Getaran menghilang mengindikasikan adanya udara atau cairan pada ruang pleura atau penurunan densitas jaringan paru seperti efusi pleura, penebalan pleura, tumor, pneumothorax, asma, PPOK 25
  • 26.  Pemeriksaan ekspansi thorax dilakukan untuk menilai kedalaman dan kualitas pergerakan dari setiap sisi dada  Letakkan kedua tangan pada dada anterior pasien  Letakkan kedua jempol tangan pada garis tengah tubuh dan mempertahankan tidak lepas dari dada pasien  Letakkan jari-jari tangan lainnya pada sisi dada sejauh mungkin pada level costae ke 10  Minta pasien untuk bernapas normal, jempol tangan akan bergerak 2-3 cm saat pasien melakukan inspirasi dan jempol akan Kembali ke letak semula saat pasien melakukan ekspirasi  Melakukan prosedur Kembali ke bagian posterior dada pasien Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 26
  • 27. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 27
  • 28. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 28 Normal Inspirasi Ekspirasi Selisih Upper (dibawah axilla) 2-3 cm 92 94 2 Midlle (proc. Xypoid) 3-5 cm 92 94 2 Lower (level T B) 5-7 cm 88 92 4
  • 29. Nyeri tekan pada m. erector spine, pada daerah incisi Tidak terdapat bengkak Terdapat spasme otot hamstring Terdapat kelemahan otot pada kaki kiri Suhu → sama dengan suhu tubuh bagian lain atau lebih hangat Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 29
  • 30. Pemeriksaan fisik dengan cara melakukan pengetukan pada bagian tubuh dengan menggunakan jari, tangan, atau alat untuk mengevaluasi ukuran, konsistensi, batas atau adanya cairan dalam organ tubuh. Tujuan → mengetahui bentuk, lokasi, struktur dibawah kulit sehingga membantu menetapkan apakah jaringan tersebut berisi udara, cairan atau massa padat Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 30
  • 31.  Tenik perkusi yang benar pada seorang normal (bukan kidal) 1. Hiperekstensi jari tengah tangan kiri, tekan distal sendi interphalangeal pada permukaan lokasi yang hendak diperkusi, pastikan bagian lain dari tangan kiri tidak menyentuh area perkusi 2. Posisikan lengan kanan agak dekat ke permukaan tubuh yang akan diperkusi. Jari tengah dalam keadaan fleksi, relaksasi dan siap untuk mengetuk 3. Dengan gerakan cepat tapi relaks, ayunkan pergelangan tangan kanan mengetok jari tengah tangan kiri secara tegak lurus dengan sasaran utama sendi distal interphalangeal. Ketoklah menggunakan ujung jari, dan bukan badan jari (kuku harus dipotong pendek) 31 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 32. 4. Tarik tangan anda sesegera mungkin untuk menghindari tumpukan getaran yang telah diberikan. Buatlah ketukan sesering mungkin yang dapat menghasilkan suara yang jelas 5. Lakukan perkusi secara urut dan simetris, bandingkan area perkusi kanan dan kiri secara simetris dengan pola tertentu 32 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 33. 33 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 34. 34 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 35.  Suara sonor → suara perkusi jaringan paru normal  Suara memendek → suara tidak Panjang  Suara redup (dull) → ketukan pada pleura yang terisi cairan, efusi pleura  Suara timpani (tympanic) → seperti ketukan di atas lambung yang kembung  Suara pekak (flat) → seperti suara ketukan pada otot atau hati  Resonansi amforik → seperti timpani tetapi lebih bergaung  Hipersonor (hyperresonant) → suara lebih keras, contoh pada bagian paru yang di atas daerah yang ada cairannya 35 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 36. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 36
  • 37.  Auskultasi → pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh → meliputi frekuensi, intensitas, durasi, dan kualitas dengan bantuan alat → stetoskop  Frekuensi → ukuran jumlah getaran sebagai siklus per menit  Intensitas → ukuran kerasnya bunyi dalam decibel, lamanya disebut durasi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 37
  • 38.  Kemampuan manusia mendengarkan bunyi terbatas → perlu alat bantu stetoskop  Stetoskop digunakan untuk memeriksa paru-paru (suara nafas), jantung (bunyi dan bising jantung), abdomen (peristaltic), dan aliran pembuluh darah.  Dengan auskultasi dihasilkan suara akibat getaran benda padat, cair, gas yang berfrekuensi 15 – 20.000/detik. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 38
  • 39.  Auskultasi paru dilakukan untuk mendeteksi suara nafas dasar dan suara nafas tambahan  Titik auskultasi sama seperti perkusi, dimulai dari atas ke bawah, dibandingkan kiri dan kanan dada  Pernafasan tenang dan dangkal akan menimbulkan bising vesikuler yang dalam keadaan normal terdengar di seluruh permukaan paru kecuali di belakang sternum dan diantara kedua scapula dimana bising nafas adalah bronkovesikuler Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 39
  • 40. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 40
  • 41. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 41  Terdengar agak lebih keras, nadanya lebih rendah dan berdurasi lama  Suara ini menunjukkan penyakit saluran nafas seperti bronkiektasis
  • 42. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 42  Suara lembut, bernada tinggi, dan berdurasi singkat.  Suara ini menunjukkan proses interstitial seperti fibrosis paru, gagal jantung kongestif.  Mirip suara membuka pengikat velcro
  • 43. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 43  Suara paru-paru vesikuler yang lembut, menurun, atau seperti dari bunyi yang datang dari jarak jauh meski didengar dari stetoskop  Terjadi pada pasien dengan system pernapasan yang memburuk, mengalami bidai, emfisema, kondisi paru lainnya
  • 44. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 44  Disebut mengi ekspirasi yaitu suara cukup keras saat pasien menghembuskan napas  Mengi ekspirasi sering menjadi gejala dari obstruksi jalan napas ringan
  • 45. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 45  Suara yang terdengar kasar dan serak, menjadi tanda bahwa pasien mengalami radang selaput dada (pleura) dan kondisi lain yang mempengaruhi rongga dada  Sering timbul oleh karena adnaya penyakit pneumonia, paru-paru yang meradang, infark paru, TBC
  • 46. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 46  Rhonki adalah suara gemuruh yang dalam dan bernada rendah  Terdengar seperti dengkuran  Disebabkan karena sekresi pernapasan  Merupakan bunyi nafas tambahan yang dihasilkan sebab adanya pergerakan atau Gerakan mukus dengan udara yang lewat, konsistensi mucus yang tidak solid menyebabkan sedikit vibrasi dan menghasilkan bunyi rhonki
  • 47. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 47  Stidor adalah sebutan dari gejala nafas berbunyi yang didengar saat pasien menghirup napas  Terdengar sebagai bernada tinggi saat menarik napas  Terjadi karena obstruksi di bagian jalan nafas  Stidor bukan diagnosis, tetapi gejala dari suatu kelainan yang timbul karena suatu sumbatan saluran pernapasan
  • 48. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 48  Suara lembut, tiupan, gemerisik biasanya yang terdengar di Sebagian besar bidang paru-paru  Bunyi vesikuler biasanya terdengar selama inspirasi, berlanjut tanpa jeda selama ekspirasi dan kemudian menghilang sekitar sepertiga jalan melalui ekspirasi
  • 49. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 49
  • 50. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 50
  • 51.  Pemeriksaan vital sign → suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, saturasi oksigen  Dikatakan “vital” karena memberikan informasi penting mengenai status Kesehatan pasien  Vital sign berguna untuk mengidentifikasi adanya masalah Kesehatan yang akut dan untuk mengetahui secara cepat derajat kesakitan penderita  Semakin jelek nilai vital sign, maka semakin berat derajat kesakitan penderita dan sebaliknya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 51
  • 52.  Pemeriksaan vital sign → suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, saturasi oksigen  Dikatakan “vital” karena memberikan informasi penting mengenai status Kesehatan pasien  Vital sign berguna untuk mengidentifikasi adanya masalah Kesehatan yang akut dan untuk mengetahui secara cepat derajat kesakitan penderita  Semakin jelek nilai vital sign, maka semakin berat derajat kesakitan penderita dan sebaliknya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 52
  • 53.  Untuk melakukan vital sign dibutuhkan ruangan yang tenang, nyaman, tenang  Beritahu pasien mengenai Tindakan yang akan dilakukan  Usahana pasien dalam keadaan tenang dengan cara mempersilahkan duduk/berbaring rileks kurang lebih 5 menit sebelum pengukuran  Keadaan pasien tegang akan mempengaruhi nilai vital sign  Sebelum pengukuran, kita bisa melihat keadaan umum pasien mulai dari ujung rambut sampai kaki terutama mimic muka Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 53
  • 54.  Denyut nadi dapat diraba pada arteri besar seperti a. radialis, a. brachialis, a. femoralis, a. carotis,  Jantung memompa darah dari ventrikel kiri menuju sirkulasi tubuh dan ventrikel kanan ke paru  Dari ventrikel kiri darah dipompa ke aorta dan diteruskan ke arteri seluruh tubuh  Akibat kontraksi ventrikel dan aliran darah, timbul gelombang tekanan yang bergerak cepat pada arteri yang dirasakan sebagai denyut nadi  Dengan menghitung frekuensi denyut nadi, dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam 1 menit Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 54
  • 55. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 55
  • 56.  Perhitungan frekuensi denyut nadi biasanya dilakukan dengan cara  Palpasi a. radialis pada pergelangan tangan karena denyut dapat terlihat dengan mudah  Selama palpasi kita menentukan frekuensi nadi, irama, dan kualitas denyutan  Denyut nadi dewasa normal → 60 – 100 x/menit  Denyut nadi dapat dihitung langsung dengan mendengarkan denyut jantung melalui stetoskop  Besar denyut jantung bervariasi tergantung usia  Bayi baru lahir, denyut nadi 130 – 150 x/menit  Balita 100 –120 x/menit  Anak-anak 90 – 110 x/menit Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 56
  • 57. NADI ARTERI RADIALIS  Menjelaskan Tindakan yang akan dilakukan ke pasien  Pasien posisi duduk atau berbaring, lengan rileks, aksesoris dilepas  Posisi tangan pasien supinasi atau pronasi  Periksa denyut nadi pergelangan tangan dengan menggunakan tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah, jari masih pada sisi fleksor bagian radial tangan pasien  Hitung berapa denyutan dalam 1 menit  Bandingkan tangan kanan dan kiri  Frekuensi nadi dapat dihutng dengan cara menghitung banyaknya denyutan dalam 30 detik kemudian dikali 2 atau denyutan dalam 15 detik dikali 4.  Bila irama tidak teratur (aritmia), lakukan perhitungan selama 1 menit Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 57
  • 58. NADI ARTERI RADIALIS Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 58
  • 59. NADI ARTERI BRACHIALIS  Menjelaskan Tindakan yang akan dilakukan ke pasien  Pasien posisi duduk dan berbaring posisi lengan bawah supinasi, lengan sedikit ditekuk pada sendi siku  Raba nadi brachialis pada sendi siku medial tendon biceps dengan menggunakan tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah, jari manis  Hitung berapa denyutan dalam satu menit, perhatikan irama dan kualias denyutan  Bandingkan tangan kiri dan kanan  Catat hasil Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 59
  • 60. NADI ARTERI RADIALIS Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 60
  • 61. NADI ARTERI KAROTIS  Menjelaskan Tindakan yang akan dilakukan kepada pasien  Penderita dalam posisi berbaring atau duduk sedikit tengadah  Letakkan tiga jari, yaitu jari telunjuk, jari tengah, jari manis pemeriksa pada leher bagian tengah pasien setinggi kartilago tiroid keudian Tarik kedua jari ke lateral sampai ke tepi medial m. sternocleidomastoideus  Raba denyutan nadi carotis di daerah tsb  Hitung berapa denyutan dalam 1 menit, bandingkan kiri dan kanan  Jika tidak ada denyutan nadi carotis disertai kesadaran yang menurun maka harus dicurigai adanya henti jantung Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 61
  • 62. NADI ARTERI RADIALIS Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 62
  • 63.  Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa digital atau aneuroid dengan menggunakan satuan milimeter air raksa (mmHg)  Ukuran manset berpengaruh terhadap besarnya nilai tekanan darah  2 hal yang dicatat saat melakukan pengukuran tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 63
  • 64. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 64
  • 65. Saat ventrikel kontraksi, darah dipompa ke seluruh tubuh keadaan ini disebut systole Saat ventrikel rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, keadaan ini disebut diastole Meningkatnya tekanan darah dinamakan hipertensi sedangkan penurunan tekanan darah disebut hipotensi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 65
  • 66. • Pasang dengan rapat manset/sabuk tensimeter pada lengan kiri atas pasien • Tempatkan stetoskop pada telinga kita • Pastikan kepala stetoskop dalam posisi terbuka (on). • Cara memastikannya dengan mengetuk secara perlahan pada area sensor kepala stetoskop. • Jika terdengar bunyi, maka stetoskop dalam kondisi on. • Cari denyut nadi/arteri brakhialis di bagian siku dalam lengan kiri pasien. • Biarkan lengan rileks/nyaman Letakkan kepala stetoskop pada denyut nadi/arteri tadi (gunakan tangan kiri) • Pastikan katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup (dengan memutar skrup searah jarum jam sampai rapat). Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 66
  • 67. • Pompa kantung tekanan sampai maksimal 160 mmHg pada penunjuk jarum manometer • Buka perlahan-lahan katup tekanan. Jarum pada manometer akan turun perlahan-lahan seiring dibukanya katup kantung tekanan tersebut. • Dengarkan dan tandai bunyi yang terdengar pertama dan terakhir kali muncul saat jarum pada manometer turun. • Bunyi yang pertama menunjukkan batas atas/sistole/rentang waktu ketika jantung berkontraksi (misal : 120). • Bunyi yang terakhir menunjukkan batas bawah/diastole/rentang waktu ketika jantung berelaksasi (misal 90). • Maka tekanan darah/tensi pasien tersebut adalah 120/90. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 67
  • 68. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 68
  • 69. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 69
  • 70. • Lakukan pengukuran di ruangan yang sunyi • Istirahat selama 5 menit sebelum melakukan pengukuran Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 70
  • 71. • Buka katup kantong tekanan sampai jarum pada manometer menunjukkan angka 0 (nol) • Buka manset/sabuk tensimeter pada pasien, dan kempiskan, lalu gulung dan masukkan kembali pada kotak penyimpan • Lepaskan stetoskop dan pastikan kepala stetoskop dalam kondisi tertutup (off) • Pengukuran tekanan darah telah selesai Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 71
  • 72.  Alat untuk mengukur suhu tubuh adalah thermometer (air raksa dan digital)  Pengukuran suhu tubuh bisa di mulut, ketiak (aksila), dan rectum (anus)  Perlu diberi label untuk masing- masing thermometer agar tidak tertukar saat pemakaian Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 72
  • 73. • Pada pasien dengan kesadaran baik, merupakan cara yang paling mudah dan memberikan hasil yang baik • Termometer air raksa sebaiknya tidak digunakan untuk mengukur suhu mulut pada penderita dengan kesadaran menurun atau baru selesai makan/minus panas/dingin • Harus tunggu 10-15 menit agar tidak mempengaruhi hasil Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 73
  • 74. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 74
  • 75. • Dapat dilakukan pada pasien yang sadar maupun tidak sadar, tetapi terkadang harus membuka baju penderita • Hasil kurang tepat bila terjadi vaskonstriksi pembuluh darah kulit Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 75
  • 76. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 76
  • 77. • Pengukuran suhu rectum merupakan gold standar dalam mengetahui nilai suhu inti tubuh Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 77
  • 78. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 78
  • 79.  Bernafas merupakan pergerakan involunter (tidak disadari) dan volunteer (disadari) yang diataus oleh pusat nafas di batang otak dan dibantu otot pernafasan  Nilai normal frekuensi nafas pada anak bervariasi tergantung usia, sedangkan pada orang dewasa adalah 12-20 x/menit. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 79
  • 80. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 80
  • 81. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 81
  • 82.  Saturasi okesigen adalah persen dari total oksigen darah yang terikat pada protein plasma dalam suatu kompartemen  Karena jaringan tubuh sangat rentan terhadap kekurangan oksigen dalam darah  Pulse oximetry adalah alat untuk mengukur kadar oksigen dalam darah  Saturasi oksigen normal adalah 95 - 100%  Nilai saturasi oksigen penting untuk dipantau karena dapat memberikan gambaran proses penghantaran oksigen ke seluruh tubuh  Nilai saturasi oksigen dibawah 85% bahkan dibawah 70% sangat berbahaya, terapi dihentikan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 82
  • 83. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 83
  • 84. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin 84

Editor's Notes

  1. terdiri dari fase stance (latihan ekstensi pinggul, kontrol lutut, gerak pelvic), dan fase swing (latihan fleksi lutut pada awal fase swing, latihan ekstensi lutut dan dorsifleksi kaki pada heel strike).
  2. Simetris ga getaran kiri dan kanan, jika tidak…
  3. Membran / diafragma menyaring suara dengan frekuensi rendah bernada rendah (low frequency, low pitched) sehingga yang terdengar adalah suara bernada tinggi Bagian mangkuk akan menyaring suara dengan frekuensi tinggi (high frequency, high pithced) sehingga suara yang terdengar adalah suara bernada rendah bila mangkuk ditekan lembut pada kulit
  4. Pengukuran TD bisa dilakukan di ekstremitas bawah, disebut tekanan darah segmental. Tujuannya untuk mengetahui adanya oklusi atau sumbatan arteri pada ekstremitas bawah (ankle brachial pressure index)