Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
1. MEKANISME SELULER DAN
MOLEKULER KONTROL
NEUROFISIOLOGIS TERHADAP
GERAK DAN ADAPTASI SISTEM
SARAF SELAMA
Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr.,
M.Biomed
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2. Sistem saraf → komunikasi dasar untuk mengaktifkan kerja system
fisiologis tubuh seperti neuromuscular, neuroendokrin,
neurovascular
Fungsi dasar system saraf → menerima, memproses, mengintegrasi,
dan merespon suatu rangsang menjadi satu informasi, baik yang
diterima dari internal dan eksternal tubuh
Komunikasi antar saraf terjadi sangat cepat agar dapat segera
direspon pada tingkat jaringan untuk segera berfungsi sesuai
dengan rangsangan yang diberikan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3. Sistem saraf bekerja dibawah sadar, memori, sensasi,
persepsi, reflex, dan gerakan tubuh
Untuk menjaga kerja tubuh, system saraf harus mampu
memberikan respon rangsangan baik dari internal dan
eksternal tubuh guna mempertahankan keadaan
homeostasis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4. Homeostasis → kemampuan organ atau sel untuk mempertahankan
keseimbangan internal dengan mengatur fungsi fisiologis hingga
batas kemampuan fisiologis baik saat istirahat maupun Latihan.
Homeostasis → salah satu proses seluler paling dasar dimana sel
merespon perubahan lingkungan intraseluler atau ekstraseluler
lalu mempertahankan fisiologi yang konsisten
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
6. Latihan → meningkatkan kerja homeostasis karena
mengubah kerja fisiologis tubuh seperti meningkatnya
suhu tubuh, keseimbangan asam-basa, hipohidrasi,
merubah tekanan darah, dan gula darah
Untuk mengatasinya perlu kerja saraf yang optimal agar
tidak terjadi ketidakseimbangan fungsi tubuh sebagai
respon latihan.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7. Mekanisme kompensasi saraf diatur dari ukuran sinaptik,
kekuatan sinaps, fungsi saluran membrane, tempat
bertukarnya ion dalam membrane plasma
Dalam mempertahankan homeostasis, saraf berfungsi
untuk mengendalikan rangsangan dan mengetahui
informasi akan aktivitas sel dan ukuran sel dalam system
sinyal intrasel saraf
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
8. Sistem pengaturan homeostasis dalam tubuh terjadi pada
neuromuscular junction (NMJ)
NMJ bertanggung jawab untuk proses depolarisasi yang
terjadi antara sinaps dengan NMJ pada otot
Sehingga akan terjadi asimilasi ukuran sinaps dan sel
otot karena adanya pengaturan respon negative dan
positif
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
10. Homeostasis dapat dipertahankan dalam tubuh
manusia melalui tindakan penyeimbangan yang
sangat kompleks
Terdapat 4 komponen yang saling berinteraksi
“stimulus, sensor, pusat kendali, dan efektor”
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
11. Negative feedback → proses mengurangi respon yang
berlebihan dengan upaya untuk mengembalikan kondisi
homeostasis ke awal status
Contoh: mekanisme suhu tubuh yang diaktifkan selama
Latihan dan mekanisme pengaturan glukosa
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
12. Pusat pengaturan suhu tubuh → hipotalamus di
otak
Hipotalamus menerima data dari sensor di kulit
dan otak jika suhu tubuh lebih tinggi atau lebih
rendah dari normal selama latihan, maka akan
memicu respon…
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
13. Blood vessel dikulit vasodilatasi → mengizinkan lebih banyak darah dari inti tubuh yang
hangat mengalir mendekati permukaan tubuh sehingga panas dapat terpancar ke
lingkungan
Darah yang mengalir ke kulit meningkat, kelenjar keringat diaktifkan untuk menghasilkan
keringat (diaphoresis), keringat menguap dari kulit ke permukaan udara, membawa panas
bersamanya
Pernapasan menjadi lebih dalam, dan orang tersebut mungkin bernapas melalui mulut
bukan hidung. Hal ini meningkatkan kehilangan panas dari paru-paru
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
14. Blood vessel dikulit vasokontraksi → mencegah darah mengalir dekat permukaan tubuh,
hal ini mengurangi kehilangan panas dari permukaan
Saat suhu turun, sinyal acak ke otot rangka terpicu, menyebabkan otot berkontraksi →
menyebabkan menggigil → menghasilkan sedikit panas
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
16. Mekanisme homeostasis bekerja terus menerus untuk menjaga
kestabilan kondisi dalam tubuh manusia
Namun terkadang mekanisme tersebut gagal, katika kita Latihan
atau aktivitas, terjadi ketidakseimbangan homeostasis →
mengakibatkan sel tidak mendapatkan semua yang dibutuhkan
atau zat sisa menumpuk di dalam tubuh
Jika homeostasis tidak dipulihkan, ketidakseimbangan dapat
menyebabkan penyakit atau bahkan kematian
Diabetes adalah contoh dari penyakit yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan homeostasis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
17. Dipisahkan menjadi berbagai divisi berdasarkan
karakteristik structural dan fungsional
Dilihat dari strukturnya, system saraf dibagi menjadi 2 →
system saraf pusat (SSP) dan system saraf perifer (PNS)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
18. Terdiri dari otak dan medulla spinalis, terbungkus dan
dilindungi oleh struktur tulang tengkorak dan tulang
belakang
SSP bertanggung jawab menerima masukan sensorik dari
PNS dan mengintegrasikan tanggapan terhadap masukan
tersebut
Otak memiliki 4 area utama yang membantu
mempertimbangkan perannya dalam menghasilkan
gerakan → otak besar, diensefalon, otak kecil, batang otak
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
19. • Cerebrum → intelektual,
kesadaran akan
rangsangan sensorik dan
control motoric yang
berhubungan dengan
korteks serebral.
• Dibagi jadi 4 lobus dengan
fungsi masing-masing
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
21. • Diensefalon → berhubungan
dengan respon tubuh selama
olahraga
• Terlibat dalam fungsi penting
menjaga homeostasis
• Cerebellum → control motoric
terkoordinasi untuk Gerakan
otot yang kompleks dan cepat
• Brain stem →
menghubungkan otak ke
medulla spinalis untuk
banyak fungsi metabolism,
control kardiorespirasi,
refleks
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
22. Terdiri dari semua struktur saraf yang terletak diluar SSP
→ nerves dan ganglia (badan sel saraf yang berhubungan
dengan saraf)
Terdiri dari saluran saraf asendens dan desendens yang
bertindak sebagai saluran utama aliran informasi dua
arah dari kulit, sendi, dan otot ke otak
Saluran saraf asendens → membawa informasi sensorik
(sinyal dari reseptor di kulit, otot rangka, dan sendi dari
perifer ke otak) oleh serabut aferen
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
23. Saluran saraf asendens → membawa informasi sensorik
(sinyal dari reseptor di kulit, otot rangka, dan sendi dari
perifer ke otak) oleh serabut aferen
Saluran saraf desendens → terletak di daerah belakang
medulla spinalis dan mengandung serabut saraf motoric
(eferen) yang mengirimkan sinyal dari otak ke oragn
target seperti otot rangka dan kelenjar.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
24. • Terdiri dari 43 pasang saraf (12 pasang saraf kranial yang berasal dari otak dan 31
pasang saraf yang berasal dari medulla spinalis)
• PNS bertugas membawa informasi sensorik ke SSP dan menyampaikan sinyal dari SSP
ke otot, organ dan jaringan.
• Pasangan saraf vertebrae diklasifikasikan menjadi …. Cervical, …. Thoraks, … Lumbal,
… Sakral, … Cocygeal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
25. Akar saraf vertebrae dan otot yang dipersarafinya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26. Mirip dengan SSP, PNS mengandung neuron aferen dan eferen
PNS dipisahkan menjadi dua komponen utama yakni divisi sensorik dan divisi motorik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
27. Neuron aferen dari divisi sensorik membawa sinyal
menuju SSP dari reseptor di area (organ dalam, organ
indera khusus, kulit, otot rangka, dan tendon)
Data sensorik aferen merupakan informasi yang masuk,
bergantung pada informasi sensorik, PNS mengarahkan
sinyal ke otak atau medulla spinalis lalu data dievaluasi
dan integrasikan dengan informasi masuk lainnya.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
28. Ada 5 sumber utama informasi sensorik →
mekanoreseptor, termoreseptor, nosiseptor, fotoreseptor,
kemoreseptor
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
29. Setelah SSP mengintegrasikan informasi sensorik yang
masuk dari neuron aferen PNS, neuron eferen divisi
motoric PNS menangani informasi keluar dan dapat
dibagi menjadi system saraf somatic dan otonom
Sistem saraf somatic berada dibawah kendali sadar
(volunteer) dan membawa impuls saraf dari SSP ke otot
rangka → menarik tangan dari kompor yang panas
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
32. Sistem saraf otonom dikategorikan menjadi system saraf
simpatis dan parasimpatis dengan peran berlawanan
Sistem saraf simpatis untuk mengaktifkan suatu organ
Sistem saraf parasimpatis untuk menghambat aktivitas
organ
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
33. Komponen structural dan fungsional system saraf adalah neuron
(sel saraf)
Neuron terdiri dari badan sel (soma), akson, dendrit
Dendrit menghantarkan impuls listrik menuju badan sel,
sedangkan akson mengirimkan sinyal listrik keluar dari badan sel
Neuron dapat memiliki ratusan dendrit bercabang, tapi hanya
memiliki satu akson
Agar impuls listrik dapat berjalan melalui system saraf, impuls
harus diteruskan dari satu neuron ke neuron berikutnya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
35. Neuron dengan neuron lain terpisah oleh ruang kecil disebut sinapsis
Untuk mengirimkan impuls melintasi sinapsis dari satu neuron ke neuron
lainnya, harus melepaskan zat kimia berupa neurotransmitter dan akan
menempel pada reseptor yang terletak pada membrane neuron kedua
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
36. Kebanyakan akson ditutup dengan zat lemak disebut mielin, yang
mengisolasi akson dan menjaga arus listrik agar tidak berpindah
keluar neuron
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
37. Saraf terdiri dari proses banyak neuron yang disatukan oleh
selubung jaringan ikat
Saraf sensorik membawa impuls ke SSP, sedangkan saraf motoric
membawa impuls saraf dari SSP ke PNS
Neuron motoric membentuk sinapsis yang disebut neuromuscular
junction (NMJ) dengan otot rangka yang disuplainya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
39. Neuroglia adalah sel—sel yang berada di dalam saraf yang tidak memiliki
kemampuan untuk menghantarkan sinyal, melainkan berperan untuk
menyediakan sumber energi (makanan) untuk sel dan membentuk selubung
myeling
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
41. Perasaan mengetahui di mana tubuh berada dalam kaitannya
dengan segmen dan lingkungan luar
Informasi sensorik yang dikumpulkan untuk mencapai kesadaran
kinestetik yang berasal dari struktur yang disebut proprioseptor →
reseptor yang terletik di kulit, di dalam dan sekitar sendi dan otot
serta telinga bagian dalam
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
43. Reseptor kulit terletak di kulit dan mengirimkan informasi sensorik mengenai
tekanan, sentuhan, dan pergerakan rambut di kulit
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
44. Reseptor sendi terletak di kapsul sendi dan ligament di sekitarnya
Mengirimkan informasi sensorik yang berkaitan dengan posisi, kecepatan,
percepatan yang terjadi pada persedian
Pressure receptors (reseptor tekanan) di dalam sendi memberikan informasi
tambahan tentang perubahan tekanan yang digunakan untuk penyesuaian
postur tubuh dan gaya berjalan normal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
45. Sel-sel Pacinian adalah reseptor yang terletak jauh di dalam kulit
dan kapsul sendi yang sensitive terhadap tekanan
Sel-sel Meissner adalah reseptor yang terletak di lapisan superfisial
kulit yang responsive terhadap sentuhan ringan
Meskipun reseptor kulit ini tidak berperan besar dalam
proprioception, diyakini bahwa individu yang cedera dan pernah
mengalami kerusakan reseptor sendi dan ligament mendapat
manfaat dari peningkatan ketergantungan pada reseptor kulit
untuk proprioception
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
46. Terletak di dalam kapsul sendi dan responsive terhadap
kompresi sendi
Jadi setiap aktivitas menahan beban merangsang reseptor
ini
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
47. Jenis proprioseptor lain → reseptor muskulotendinosa → terlibat dalam control
dan koordinasi otot
Ada 2 jenis reseptor → golgi tendon organ (GT) dan muscle spindle
Terhubung ke sekitar 15 – 20 muscle fibes dan terletak di antara muscle belly dan
tendon
GTO → merasakan peningkatan ketegangan di dalam otot terkait dengan ketika
otot berkontraksi atau diregangkan
Muscle spindle → terletak sejajar dengan muscle fiber → menyebabkan gelendong
otot meregang ketika otot itu sendiri mengalami gaya regangan sehingga
merangsang gelendong otot dan menimbulkan kontraksi refleksif pada otot yang
disebut sebagai stretch reflex
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
48. Merupakan salah satu contoh stretch reflex
Ketika tendon diketuk, tendon dengan singkat meregangkan
otot quadriceps dan kemudian secara reflex berkontraksi dan
menyebabkan kaki ekstensi
Knee-jerk reflex menguji keutuhan saraf dan otot pada reflex
arc. Stretch reflex juga dapat ditimbulkan oleh peregangan
otot-otot lengan, pergelangan kaki dan rahang.
50. Setiap otot terdapat ratusan muscle fibers, sel-sel
otot rangka dan setiap serat dipersarafi oleh
akson dari SSP
Otot dan sistem saraf mengendalikan proses ini
secara kolektif disebut sistem saraf motorik
Kontrol berada di bawah kendali dan
menghasilkan perilaku
51. Fungsi sendi seperti engsel
- Gerakan ke arah mendekati tubuh disebut FLEKSI
- Gerakan ke arah menjauhi tubuh disebut EKSTENSI
Otot yang menyebabkan fleksi adalah brachialis,
biceps brachii dan coracobrachialis. Ketiganya
disebut sinergis satu sama lain karena bekerja
bersama sama.
Otot yang menyebabkan ekstensi adalah brachii
dan anconeus (sinergis)
52. Fleksor dan ekstensor menarik sendi dalam arah
berlawanan = antagonis satu sama lain
Fleksi memerlukan kontraksi terkoordinasi dari otot
fleksor dan relaksasi otot ekstensor
Kontraksi fleksor menarik ujung kanan tulang ke atas
(fleksi).
Kontraksi ekstensor menarik ujung kiri tulang ke atas,
menyebabkan ujung kanan berputar ke bawah (ekstensi).
Fleksor # 1 dan fleksor # 2 adalah sinergis dan antagonis
ke otot ekstensor.
53. Kunci setiap Gerakan → aktivitas pada motor unit yang melekat dalam otot
Motor unit → bekerja spesifik untuk mengirimkan sinyal ke otot agar otot dapat
memproduksi tenaga sesuai dengan Gerakan yang diinginkan
Misalnya tenaga untuk mengangkat pensil berbeda dengan Gerakan melompat
Motor unit terdiri dari serabut saraf alpha dan muscle fiber
Serabut saraf alfa → memiliki dendrit pendek, menerima rangsangan dari badan
sel dan sepanjang akson lalu membawa sinyal dari badan sel ke NMJ yang
bersinaps di serabut otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
54. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Relationship between the sensory and motor components of the
nervous system play an important role in both exercise and sport
performance
55. Serat otot merah (gelap) ditandai oleh sejumlah besar mitokondria dan enzim
untuk metabolisme energi oksidatif. Disebut Slow (S) fibers, relatif lambat untuk
berkontraksi tetapi dapat mempertahankan kontraksi untuk waktu yang lama
tanpa kelelahan.
Serat otot pucat (putih) mengandung lebih sedikit mitokondria dan bergantung
pada metabolisme anaerob. Disebut Fast (F) fibers, berkontraksi dengan cepat
dan kuat tetapi cepat lelah.
Fast fibers dibagi menjadi 2 :
1. Fatigue-resistant (FR) fibers menghasilkan kontraksi yang cukup kuat dan
cepat dan relative tahan terhadap kelelahan
2. Fast fatigable (FF) fibers menghasilkan kontraksi terkuat, tercepat tetapi cepat
habis ketika distimulasi pada frekuensi tinggi untuk jangka waktu lama
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
57. Motor unit sangat berpengaruh pada ukuran serabut otot
Penggunaan motor unit sangat selektif sesuai dengan Gerakan otot
apa yang akan dilakukan
Motor unit aktif mulai dari ukurannya yang kecil ke ukuran
terbesar
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
58. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Dalam kontraksi otot, stimulasi pertama kali pada serabut slow motor
unit, kemudian diikuti dengan kerja FFR dan serabut otot tipe 2A agar
tenaga dapat ditingkatkan, sedangkan FF dan serabut otot tipe 2X
hanya bekerja jika memerlukan tenaga maksimal
59. Contoh ketika melakukan squat dengan beban ringan, tidak semua motor unit
bekerja pada Gerakan tersebut, artinya motor unit akan disesuaikan kerjanya
sesuai dengan beban kerja yang dibutuhkan
Jika kebutuhan tenaga yang lebih besar, barulah serabut otot tipe 2 dan motor
unitnya bekerja
Latihan dengan beban ringan tidak akan menghasilkan perubahan pada
kekuatan dan ukuran otot dikarenakan banyaknya serabut otot tipe 1 yang
bekerja
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
60. Adaptasi Latihan pada system saraf dapat meningkatkan performa fisik
dengan meningkatnya kerja motor unit dalam otot dan terekam dalam
SSP
Dibuktikan dengan teknologi elektromiograf (EMG) untuk mengukur
aktivitas kelistrikan dalam otot, yang menggambarkan jumlah
pergerakan saraf dalam otot.
Ada satu bukti bahwa pemberian Latihan beban selama 8 minggu
menunjukkan aktivitas EMG yang lebih rendah dan menunjukkan respon
kontraktil yang meningkat
Hal ini menjelaskan bahwa kerja saraf yang efisien terhadap sinyal
motoric (kelistrika) dapat meningkatkan jumlah kekuatan otot
submaksimal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
61. Saraf mampu beradaptasi terhadap fungsi otot dengan meningkatkan
rangsangan motor unit
Semakin besar sinkronisasi kerja otot, maka motor unit semakin besar fungsinya
dalam waktu yang sama
Sinkronisasi motor unit terlihat setelah melakukan Latihan beban dengan
mengobservasi kemampuan daya kecepatan kontraksi (power) pada grafik peak
force production
Contoh: atlet perlari cepat (sprinter) akan memiliki kemampuan perekrutan
motor unit lebih tinggi sehingga ambang kerja motor unit dan kecepatan
konduksi saraf motorik pada akson akan meningkat
Setiap rangsangan yang diberikan lebih besar juga berdampak pada respon
metabolism berupa kelelahan (fatige)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
62. Adaptasi saraf motoric ketika Latihan akan meningkatkan daya rangsangan
terhadap jaringan terutama pada otot
Untuk dapat memberikan rangsangan pada otot tidak lepas dari peran
neuromuscular junction yaitu ruang antar akson dan serabut otot sebagai tempat
penghantar sinyal kontraksi otot berupa asetilkolin (neurotransmitter)
Pada Latihan daya tahan seperti jogging di treadmill secara teratur akan
mengubah dimensi vesikulus dari NMJ baik dari prasinaptik yang mengandung
neurotransmitter dan post sinaptik yang akan mengikat neurotransmitter
Hal tersebut akan mengefisiensi komunikasi neuromuscular sehingga dapat
mengurangi kelelahan dalam jangka waktu yang lama
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
63. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Tidak hanya latihan daya tahan yang akan
memberikan pengaruh pada NMJ, Latihan
beban/kekuatan juga amenghasilkan remodeling NMJ
perubahan ukuran mencapai 30% pada pra dan post
sinaptiknya
64. Peran system saraf sangat berpengaruh pada hantaran sinyal
kepada otot selama latihan
Semakin besar hantarannya semakin besar pula otot berkontraksi
sesuai dengan kebutuhannya
Adaptasi system saraf terhadap latihan akan mengubah struktur
saraf untuk dapat berbanding lurus dengan hantaran yang dimiliki
oleh tubuh, recruitment motor unit yang melekat pada serabut otot
akan mengubah kerja otot sesuai dengan beban kerja/Latihan yang
diberikan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
65.
66. Apa yang diteliti dalam jurnal?
Tujuan jurnal?
Siapa responden dalam jurnal?
Apa Latihan yang diberikan? Cari contoh gambarnya
Berapa lama Latihan dilakukan, durasi? Repetisi?
Hasil penelitian?
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Kelenjar adrenal juga dirangsang untuk mengeluarkan hormone adrenalin dan hormone ini menyebabkan kerusakan glikogen (karbohidrat digunakan untuk penyimpanan energi) menjadi glukosa yang dapat digunakan sebagai sumber energi. Proses kimia katabolis ini bersifat eksotermik atau menghasilkan panas
Aktivitas otot yang berkepanjangan selama Latihan akan meningkatkan suhu tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan dapat merangsang pusat pengatur ruhu tubuh di otak untuk mengaktifkan kelenjar keringat sehingga altet dapat melawan dan mencegah tubuh dari overheating dan terjadilah proses berkeringat yang menyebabkan penguapan, suhu tubuh menurun dengan adanya efek pendinginan dari keringat
Saat suhu tubuh mencapai jarak normal, ini akan menjadi umpan balik negative untuk menghentikan proses