SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
MEKANISME SELULER DAN
MOLEKULER KONTROL
NEUROFISIOLOGIS TERHADAP
GERAK DAN ADAPTASI SISTEM
SARAF SELAMA
Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr.,
M.Biomed
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Sistem saraf → komunikasi dasar untuk mengaktifkan kerja system
fisiologis tubuh seperti neuromuscular, neuroendokrin,
neurovascular
 Fungsi dasar system saraf → menerima, memproses, mengintegrasi,
dan merespon suatu rangsang menjadi satu informasi, baik yang
diterima dari internal dan eksternal tubuh
 Komunikasi antar saraf terjadi sangat cepat agar dapat segera
direspon pada tingkat jaringan untuk segera berfungsi sesuai
dengan rangsangan yang diberikan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Sistem saraf bekerja dibawah sadar, memori, sensasi,
persepsi, reflex, dan gerakan tubuh
Untuk menjaga kerja tubuh, system saraf harus mampu
memberikan respon rangsangan baik dari internal dan
eksternal tubuh guna mempertahankan keadaan
homeostasis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Homeostasis → kemampuan organ atau sel untuk mempertahankan
keseimbangan internal dengan mengatur fungsi fisiologis hingga
batas kemampuan fisiologis baik saat istirahat maupun Latihan.
 Homeostasis → salah satu proses seluler paling dasar dimana sel
merespon perubahan lingkungan intraseluler atau ekstraseluler
lalu mempertahankan fisiologi yang konsisten
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Latihan → meningkatkan kerja homeostasis karena
mengubah kerja fisiologis tubuh seperti meningkatnya
suhu tubuh, keseimbangan asam-basa, hipohidrasi,
merubah tekanan darah, dan gula darah
Untuk mengatasinya perlu kerja saraf yang optimal agar
tidak terjadi ketidakseimbangan fungsi tubuh sebagai
respon latihan.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Mekanisme kompensasi saraf diatur dari ukuran sinaptik,
kekuatan sinaps, fungsi saluran membrane, tempat
bertukarnya ion dalam membrane plasma
Dalam mempertahankan homeostasis, saraf berfungsi
untuk mengendalikan rangsangan dan mengetahui
informasi akan aktivitas sel dan ukuran sel dalam system
sinyal intrasel saraf
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Sistem pengaturan homeostasis dalam tubuh terjadi pada
neuromuscular junction (NMJ)
NMJ bertanggung jawab untuk proses depolarisasi yang
terjadi antara sinaps dengan NMJ pada otot
Sehingga akan terjadi asimilasi ukuran sinaps dan sel
otot karena adanya pengaturan respon negative dan
positif
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Homeostasis dapat dipertahankan dalam tubuh
manusia melalui tindakan penyeimbangan yang
sangat kompleks
Terdapat 4 komponen yang saling berinteraksi
“stimulus, sensor, pusat kendali, dan efektor”
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Negative feedback → proses mengurangi respon yang
berlebihan dengan upaya untuk mengembalikan kondisi
homeostasis ke awal status
Contoh: mekanisme suhu tubuh yang diaktifkan selama
Latihan dan mekanisme pengaturan glukosa
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Pusat pengaturan suhu tubuh → hipotalamus di
otak
Hipotalamus menerima data dari sensor di kulit
dan otak jika suhu tubuh lebih tinggi atau lebih
rendah dari normal selama latihan, maka akan
memicu respon…
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Blood vessel dikulit vasodilatasi → mengizinkan lebih banyak darah dari inti tubuh yang
hangat mengalir mendekati permukaan tubuh sehingga panas dapat terpancar ke
lingkungan
 Darah yang mengalir ke kulit meningkat, kelenjar keringat diaktifkan untuk menghasilkan
keringat (diaphoresis), keringat menguap dari kulit ke permukaan udara, membawa panas
bersamanya
 Pernapasan menjadi lebih dalam, dan orang tersebut mungkin bernapas melalui mulut
bukan hidung. Hal ini meningkatkan kehilangan panas dari paru-paru
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Blood vessel dikulit vasokontraksi → mencegah darah mengalir dekat permukaan tubuh,
hal ini mengurangi kehilangan panas dari permukaan
 Saat suhu turun, sinyal acak ke otot rangka terpicu, menyebabkan otot berkontraksi →
menyebabkan menggigil → menghasilkan sedikit panas
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Mekanisme homeostasis bekerja terus menerus untuk menjaga
kestabilan kondisi dalam tubuh manusia
 Namun terkadang mekanisme tersebut gagal, katika kita Latihan
atau aktivitas, terjadi ketidakseimbangan homeostasis →
mengakibatkan sel tidak mendapatkan semua yang dibutuhkan
atau zat sisa menumpuk di dalam tubuh
 Jika homeostasis tidak dipulihkan, ketidakseimbangan dapat
menyebabkan penyakit atau bahkan kematian
 Diabetes adalah contoh dari penyakit yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan homeostasis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Dipisahkan menjadi berbagai divisi berdasarkan
karakteristik structural dan fungsional
Dilihat dari strukturnya, system saraf dibagi menjadi 2 →
system saraf pusat (SSP) dan system saraf perifer (PNS)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Terdiri dari otak dan medulla spinalis, terbungkus dan
dilindungi oleh struktur tulang tengkorak dan tulang
belakang
SSP bertanggung jawab menerima masukan sensorik dari
PNS dan mengintegrasikan tanggapan terhadap masukan
tersebut
Otak memiliki 4 area utama yang membantu
mempertimbangkan perannya dalam menghasilkan
gerakan → otak besar, diensefalon, otak kecil, batang otak
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
• Cerebrum → intelektual,
kesadaran akan
rangsangan sensorik dan
control motoric yang
berhubungan dengan
korteks serebral.
• Dibagi jadi 4 lobus dengan
fungsi masing-masing
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
• Diensefalon → berhubungan
dengan respon tubuh selama
olahraga
• Terlibat dalam fungsi penting
menjaga homeostasis
• Cerebellum → control motoric
terkoordinasi untuk Gerakan
otot yang kompleks dan cepat
• Brain stem →
menghubungkan otak ke
medulla spinalis untuk
banyak fungsi metabolism,
control kardiorespirasi,
refleks
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Terdiri dari semua struktur saraf yang terletak diluar SSP
→ nerves dan ganglia (badan sel saraf yang berhubungan
dengan saraf)
Terdiri dari saluran saraf asendens dan desendens yang
bertindak sebagai saluran utama aliran informasi dua
arah dari kulit, sendi, dan otot ke otak
Saluran saraf asendens → membawa informasi sensorik
(sinyal dari reseptor di kulit, otot rangka, dan sendi dari
perifer ke otak) oleh serabut aferen
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Saluran saraf asendens → membawa informasi sensorik
(sinyal dari reseptor di kulit, otot rangka, dan sendi dari
perifer ke otak) oleh serabut aferen
Saluran saraf desendens → terletak di daerah belakang
medulla spinalis dan mengandung serabut saraf motoric
(eferen) yang mengirimkan sinyal dari otak ke oragn
target seperti otot rangka dan kelenjar.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
• Terdiri dari 43 pasang saraf (12 pasang saraf kranial yang berasal dari otak dan 31
pasang saraf yang berasal dari medulla spinalis)
• PNS bertugas membawa informasi sensorik ke SSP dan menyampaikan sinyal dari SSP
ke otot, organ dan jaringan.
• Pasangan saraf vertebrae diklasifikasikan menjadi …. Cervical, …. Thoraks, … Lumbal,
… Sakral, … Cocygeal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Akar saraf vertebrae dan otot yang dipersarafinya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Mirip dengan SSP, PNS mengandung neuron aferen dan eferen
PNS dipisahkan menjadi dua komponen utama yakni divisi sensorik dan divisi motorik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Neuron aferen dari divisi sensorik membawa sinyal
menuju SSP dari reseptor di area (organ dalam, organ
indera khusus, kulit, otot rangka, dan tendon)
Data sensorik aferen merupakan informasi yang masuk,
bergantung pada informasi sensorik, PNS mengarahkan
sinyal ke otak atau medulla spinalis lalu data dievaluasi
dan integrasikan dengan informasi masuk lainnya.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Ada 5 sumber utama informasi sensorik →
mekanoreseptor, termoreseptor, nosiseptor, fotoreseptor,
kemoreseptor
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Setelah SSP mengintegrasikan informasi sensorik yang
masuk dari neuron aferen PNS, neuron eferen divisi
motoric PNS menangani informasi keluar dan dapat
dibagi menjadi system saraf somatic dan otonom
Sistem saraf somatic berada dibawah kendali sadar
(volunteer) dan membawa impuls saraf dari SSP ke otot
rangka → menarik tangan dari kompor yang panas
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Sistem saraf otonom dikategorikan menjadi system saraf
simpatis dan parasimpatis dengan peran berlawanan
Sistem saraf simpatis untuk mengaktifkan suatu organ
Sistem saraf parasimpatis untuk menghambat aktivitas
organ
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Komponen structural dan fungsional system saraf adalah neuron
(sel saraf)
 Neuron terdiri dari badan sel (soma), akson, dendrit
 Dendrit menghantarkan impuls listrik menuju badan sel,
sedangkan akson mengirimkan sinyal listrik keluar dari badan sel
 Neuron dapat memiliki ratusan dendrit bercabang, tapi hanya
memiliki satu akson
 Agar impuls listrik dapat berjalan melalui system saraf, impuls
harus diteruskan dari satu neuron ke neuron berikutnya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Neuron dengan neuron lain terpisah oleh ruang kecil disebut sinapsis
 Untuk mengirimkan impuls melintasi sinapsis dari satu neuron ke neuron
lainnya, harus melepaskan zat kimia berupa neurotransmitter dan akan
menempel pada reseptor yang terletak pada membrane neuron kedua
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Kebanyakan akson ditutup dengan zat lemak disebut mielin, yang
mengisolasi akson dan menjaga arus listrik agar tidak berpindah
keluar neuron
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Saraf terdiri dari proses banyak neuron yang disatukan oleh
selubung jaringan ikat
 Saraf sensorik membawa impuls ke SSP, sedangkan saraf motoric
membawa impuls saraf dari SSP ke PNS
 Neuron motoric membentuk sinapsis yang disebut neuromuscular
junction (NMJ) dengan otot rangka yang disuplainya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Neuroglia adalah sel—sel yang berada di dalam saraf yang tidak memiliki
kemampuan untuk menghantarkan sinyal, melainkan berperan untuk
menyediakan sumber energi (makanan) untuk sel dan membentuk selubung
myeling
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Perasaan mengetahui di mana tubuh berada dalam kaitannya
dengan segmen dan lingkungan luar
 Informasi sensorik yang dikumpulkan untuk mencapai kesadaran
kinestetik yang berasal dari struktur yang disebut proprioseptor →
reseptor yang terletik di kulit, di dalam dan sekitar sendi dan otot
serta telinga bagian dalam
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Reseptor kulit terletak di kulit dan mengirimkan informasi sensorik mengenai
tekanan, sentuhan, dan pergerakan rambut di kulit
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Reseptor sendi terletak di kapsul sendi dan ligament di sekitarnya
 Mengirimkan informasi sensorik yang berkaitan dengan posisi, kecepatan,
percepatan yang terjadi pada persedian
 Pressure receptors (reseptor tekanan) di dalam sendi memberikan informasi
tambahan tentang perubahan tekanan yang digunakan untuk penyesuaian
postur tubuh dan gaya berjalan normal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Sel-sel Pacinian adalah reseptor yang terletak jauh di dalam kulit
dan kapsul sendi yang sensitive terhadap tekanan
 Sel-sel Meissner adalah reseptor yang terletak di lapisan superfisial
kulit yang responsive terhadap sentuhan ringan
 Meskipun reseptor kulit ini tidak berperan besar dalam
proprioception, diyakini bahwa individu yang cedera dan pernah
mengalami kerusakan reseptor sendi dan ligament mendapat
manfaat dari peningkatan ketergantungan pada reseptor kulit
untuk proprioception
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Terletak di dalam kapsul sendi dan responsive terhadap
kompresi sendi
Jadi setiap aktivitas menahan beban merangsang reseptor
ini
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Jenis proprioseptor lain → reseptor muskulotendinosa → terlibat dalam control
dan koordinasi otot
 Ada 2 jenis reseptor → golgi tendon organ (GT) dan muscle spindle
 Terhubung ke sekitar 15 – 20 muscle fibes dan terletak di antara muscle belly dan
tendon
 GTO → merasakan peningkatan ketegangan di dalam otot terkait dengan ketika
otot berkontraksi atau diregangkan
 Muscle spindle → terletak sejajar dengan muscle fiber → menyebabkan gelendong
otot meregang ketika otot itu sendiri mengalami gaya regangan sehingga
merangsang gelendong otot dan menimbulkan kontraksi refleksif pada otot yang
disebut sebagai stretch reflex
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Merupakan salah satu contoh stretch reflex
 Ketika tendon diketuk, tendon dengan singkat meregangkan
otot quadriceps dan kemudian secara reflex berkontraksi dan
menyebabkan kaki ekstensi
 Knee-jerk reflex menguji keutuhan saraf dan otot pada reflex
arc. Stretch reflex juga dapat ditimbulkan oleh peregangan
otot-otot lengan, pergelangan kaki dan rahang.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Setiap otot terdapat ratusan muscle fibers, sel-sel
otot rangka dan setiap serat dipersarafi oleh
akson dari SSP
Otot dan sistem saraf mengendalikan proses ini
secara kolektif disebut sistem saraf motorik
Kontrol berada di bawah kendali dan
menghasilkan perilaku
Fungsi sendi seperti engsel
- Gerakan ke arah mendekati tubuh disebut FLEKSI
- Gerakan ke arah menjauhi tubuh disebut EKSTENSI
Otot yang menyebabkan fleksi adalah brachialis,
biceps brachii dan coracobrachialis. Ketiganya
disebut sinergis satu sama lain karena bekerja
bersama sama.
Otot yang menyebabkan ekstensi adalah brachii
dan anconeus (sinergis)
 Fleksor dan ekstensor menarik sendi dalam arah
berlawanan = antagonis satu sama lain
 Fleksi memerlukan kontraksi terkoordinasi dari otot
fleksor dan relaksasi otot ekstensor
 Kontraksi fleksor menarik ujung kanan tulang ke atas
(fleksi).
 Kontraksi ekstensor menarik ujung kiri tulang ke atas,
menyebabkan ujung kanan berputar ke bawah (ekstensi).
 Fleksor # 1 dan fleksor # 2 adalah sinergis dan antagonis
ke otot ekstensor.
 Kunci setiap Gerakan → aktivitas pada motor unit yang melekat dalam otot
 Motor unit → bekerja spesifik untuk mengirimkan sinyal ke otot agar otot dapat
memproduksi tenaga sesuai dengan Gerakan yang diinginkan
 Misalnya tenaga untuk mengangkat pensil berbeda dengan Gerakan melompat
 Motor unit terdiri dari serabut saraf alpha dan muscle fiber
 Serabut saraf alfa → memiliki dendrit pendek, menerima rangsangan dari badan
sel dan sepanjang akson lalu membawa sinyal dari badan sel ke NMJ yang
bersinaps di serabut otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Relationship between the sensory and motor components of the
nervous system play an important role in both exercise and sport
performance
 Serat otot merah (gelap) ditandai oleh sejumlah besar mitokondria dan enzim
untuk metabolisme energi oksidatif. Disebut Slow (S) fibers, relatif lambat untuk
berkontraksi tetapi dapat mempertahankan kontraksi untuk waktu yang lama
tanpa kelelahan.
 Serat otot pucat (putih) mengandung lebih sedikit mitokondria dan bergantung
pada metabolisme anaerob. Disebut Fast (F) fibers, berkontraksi dengan cepat
dan kuat tetapi cepat lelah.
 Fast fibers dibagi menjadi 2 :
1. Fatigue-resistant (FR) fibers menghasilkan kontraksi yang cukup kuat dan
cepat dan relative tahan terhadap kelelahan
2. Fast fatigable (FF) fibers menghasilkan kontraksi terkuat, tercepat tetapi cepat
habis ketika distimulasi pada frekuensi tinggi untuk jangka waktu lama
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Motor unit sangat berpengaruh pada ukuran serabut otot
 Penggunaan motor unit sangat selektif sesuai dengan Gerakan otot
apa yang akan dilakukan
 Motor unit aktif mulai dari ukurannya yang kecil ke ukuran
terbesar
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Dalam kontraksi otot, stimulasi pertama kali pada serabut slow motor
unit, kemudian diikuti dengan kerja FFR dan serabut otot tipe 2A agar
tenaga dapat ditingkatkan, sedangkan FF dan serabut otot tipe 2X
hanya bekerja jika memerlukan tenaga maksimal
 Contoh ketika melakukan squat dengan beban ringan, tidak semua motor unit
bekerja pada Gerakan tersebut, artinya motor unit akan disesuaikan kerjanya
sesuai dengan beban kerja yang dibutuhkan
 Jika kebutuhan tenaga yang lebih besar, barulah serabut otot tipe 2 dan motor
unitnya bekerja
 Latihan dengan beban ringan tidak akan menghasilkan perubahan pada
kekuatan dan ukuran otot dikarenakan banyaknya serabut otot tipe 1 yang
bekerja
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Adaptasi Latihan pada system saraf dapat meningkatkan performa fisik
dengan meningkatnya kerja motor unit dalam otot dan terekam dalam
SSP
 Dibuktikan dengan teknologi elektromiograf (EMG) untuk mengukur
aktivitas kelistrikan dalam otot, yang menggambarkan jumlah
pergerakan saraf dalam otot.
 Ada satu bukti bahwa pemberian Latihan beban selama 8 minggu
menunjukkan aktivitas EMG yang lebih rendah dan menunjukkan respon
kontraktil yang meningkat
 Hal ini menjelaskan bahwa kerja saraf yang efisien terhadap sinyal
motoric (kelistrika) dapat meningkatkan jumlah kekuatan otot
submaksimal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Saraf mampu beradaptasi terhadap fungsi otot dengan meningkatkan
rangsangan motor unit
 Semakin besar sinkronisasi kerja otot, maka motor unit semakin besar fungsinya
dalam waktu yang sama
 Sinkronisasi motor unit terlihat setelah melakukan Latihan beban dengan
mengobservasi kemampuan daya kecepatan kontraksi (power) pada grafik peak
force production
 Contoh: atlet perlari cepat (sprinter) akan memiliki kemampuan perekrutan
motor unit lebih tinggi sehingga ambang kerja motor unit dan kecepatan
konduksi saraf motorik pada akson akan meningkat
 Setiap rangsangan yang diberikan lebih besar juga berdampak pada respon
metabolism berupa kelelahan (fatige)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Adaptasi saraf motoric ketika Latihan akan meningkatkan daya rangsangan
terhadap jaringan terutama pada otot
 Untuk dapat memberikan rangsangan pada otot tidak lepas dari peran
neuromuscular junction yaitu ruang antar akson dan serabut otot sebagai tempat
penghantar sinyal kontraksi otot berupa asetilkolin (neurotransmitter)
 Pada Latihan daya tahan seperti jogging di treadmill secara teratur akan
mengubah dimensi vesikulus dari NMJ baik dari prasinaptik yang mengandung
neurotransmitter dan post sinaptik yang akan mengikat neurotransmitter
 Hal tersebut akan mengefisiensi komunikasi neuromuscular sehingga dapat
mengurangi kelelahan dalam jangka waktu yang lama
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Tidak hanya latihan daya tahan yang akan
memberikan pengaruh pada NMJ, Latihan
beban/kekuatan juga amenghasilkan remodeling NMJ
perubahan ukuran mencapai 30% pada pra dan post
sinaptiknya
 Peran system saraf sangat berpengaruh pada hantaran sinyal
kepada otot selama latihan
 Semakin besar hantarannya semakin besar pula otot berkontraksi
sesuai dengan kebutuhannya
 Adaptasi system saraf terhadap latihan akan mengubah struktur
saraf untuk dapat berbanding lurus dengan hantaran yang dimiliki
oleh tubuh, recruitment motor unit yang melekat pada serabut otot
akan mengubah kerja otot sesuai dengan beban kerja/Latihan yang
diberikan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Apa yang diteliti dalam jurnal?
 Tujuan jurnal?
 Siapa responden dalam jurnal?
 Apa Latihan yang diberikan? Cari contoh gambarnya
 Berapa lama Latihan dilakukan, durasi? Repetisi?
 Hasil penelitian?
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin

More Related Content

Similar to SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx

Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaRio Armando
 
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Manik Puush
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sasuher lambang
 
SISTEM SARAF KELAS XI.pptx
SISTEM SARAF KELAS XI.pptxSISTEM SARAF KELAS XI.pptx
SISTEM SARAF KELAS XI.pptxParkJaeEon2
 
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptxPPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptxHelmiYunita1
 
Sistem Saraf.pptx
Sistem Saraf.pptxSistem Saraf.pptx
Sistem Saraf.pptxQiyad N
 
Neurofisiologi neuron
Neurofisiologi neuronNeurofisiologi neuron
Neurofisiologi neuronNurul Sari
 
Sistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalSistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalIjal Mustofa
 
Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSiti Jubaedah
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafanmateri-x2
 
Fisiologi persarafan
Fisiologi persarafanFisiologi persarafan
Fisiologi persarafanADRYAN LANGIT
 

Similar to SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx (20)

Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusia
 
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
 
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Anatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem sarafAnatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem saraf
 
SISTEM SARAF KELAS XI.pptx
SISTEM SARAF KELAS XI.pptxSISTEM SARAF KELAS XI.pptx
SISTEM SARAF KELAS XI.pptx
 
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptxPPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
 
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem Saraf.pptx
Sistem Saraf.pptxSistem Saraf.pptx
Sistem Saraf.pptx
 
Neurofisiologi neuron
Neurofisiologi neuronNeurofisiologi neuron
Neurofisiologi neuron
 
Regulasi
RegulasiRegulasi
Regulasi
 
Sistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalSistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faal
 
Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusia
 
Bab 9 Sistem Regulasi.pptx
Bab 9 Sistem Regulasi.pptxBab 9 Sistem Regulasi.pptx
Bab 9 Sistem Regulasi.pptx
 
Sistem syaraf
Sistem syarafSistem syaraf
Sistem syaraf
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafan
 
Fisiologi persarafan
Fisiologi persarafanFisiologi persarafan
Fisiologi persarafan
 
Ppt saraf aja
Ppt saraf ajaPpt saraf aja
Ppt saraf aja
 
Kuliah 4. neuroanatomi
Kuliah 4. neuroanatomi Kuliah 4. neuroanatomi
Kuliah 4. neuroanatomi
 

More from Julfiana Mardatillah

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxJulfiana Mardatillah
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 

More from Julfiana Mardatillah (20)

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI ANATOMI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 

Recently uploaded

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 

Recently uploaded (12)

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 

SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx

  • 1. MEKANISME SELULER DAN MOLEKULER KONTROL NEUROFISIOLOGIS TERHADAP GERAK DAN ADAPTASI SISTEM SARAF SELAMA Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr., M.Biomed Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 2.  Sistem saraf → komunikasi dasar untuk mengaktifkan kerja system fisiologis tubuh seperti neuromuscular, neuroendokrin, neurovascular  Fungsi dasar system saraf → menerima, memproses, mengintegrasi, dan merespon suatu rangsang menjadi satu informasi, baik yang diterima dari internal dan eksternal tubuh  Komunikasi antar saraf terjadi sangat cepat agar dapat segera direspon pada tingkat jaringan untuk segera berfungsi sesuai dengan rangsangan yang diberikan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 3. Sistem saraf bekerja dibawah sadar, memori, sensasi, persepsi, reflex, dan gerakan tubuh Untuk menjaga kerja tubuh, system saraf harus mampu memberikan respon rangsangan baik dari internal dan eksternal tubuh guna mempertahankan keadaan homeostasis Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 4.  Homeostasis → kemampuan organ atau sel untuk mempertahankan keseimbangan internal dengan mengatur fungsi fisiologis hingga batas kemampuan fisiologis baik saat istirahat maupun Latihan.  Homeostasis → salah satu proses seluler paling dasar dimana sel merespon perubahan lingkungan intraseluler atau ekstraseluler lalu mempertahankan fisiologi yang konsisten Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 5. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 6. Latihan → meningkatkan kerja homeostasis karena mengubah kerja fisiologis tubuh seperti meningkatnya suhu tubuh, keseimbangan asam-basa, hipohidrasi, merubah tekanan darah, dan gula darah Untuk mengatasinya perlu kerja saraf yang optimal agar tidak terjadi ketidakseimbangan fungsi tubuh sebagai respon latihan. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 7. Mekanisme kompensasi saraf diatur dari ukuran sinaptik, kekuatan sinaps, fungsi saluran membrane, tempat bertukarnya ion dalam membrane plasma Dalam mempertahankan homeostasis, saraf berfungsi untuk mengendalikan rangsangan dan mengetahui informasi akan aktivitas sel dan ukuran sel dalam system sinyal intrasel saraf Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 8. Sistem pengaturan homeostasis dalam tubuh terjadi pada neuromuscular junction (NMJ) NMJ bertanggung jawab untuk proses depolarisasi yang terjadi antara sinaps dengan NMJ pada otot Sehingga akan terjadi asimilasi ukuran sinaps dan sel otot karena adanya pengaturan respon negative dan positif Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 9. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 10. Homeostasis dapat dipertahankan dalam tubuh manusia melalui tindakan penyeimbangan yang sangat kompleks Terdapat 4 komponen yang saling berinteraksi “stimulus, sensor, pusat kendali, dan efektor” Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 11. Negative feedback → proses mengurangi respon yang berlebihan dengan upaya untuk mengembalikan kondisi homeostasis ke awal status Contoh: mekanisme suhu tubuh yang diaktifkan selama Latihan dan mekanisme pengaturan glukosa Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 12. Pusat pengaturan suhu tubuh → hipotalamus di otak Hipotalamus menerima data dari sensor di kulit dan otak jika suhu tubuh lebih tinggi atau lebih rendah dari normal selama latihan, maka akan memicu respon… Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 13.  Blood vessel dikulit vasodilatasi → mengizinkan lebih banyak darah dari inti tubuh yang hangat mengalir mendekati permukaan tubuh sehingga panas dapat terpancar ke lingkungan  Darah yang mengalir ke kulit meningkat, kelenjar keringat diaktifkan untuk menghasilkan keringat (diaphoresis), keringat menguap dari kulit ke permukaan udara, membawa panas bersamanya  Pernapasan menjadi lebih dalam, dan orang tersebut mungkin bernapas melalui mulut bukan hidung. Hal ini meningkatkan kehilangan panas dari paru-paru Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 14.  Blood vessel dikulit vasokontraksi → mencegah darah mengalir dekat permukaan tubuh, hal ini mengurangi kehilangan panas dari permukaan  Saat suhu turun, sinyal acak ke otot rangka terpicu, menyebabkan otot berkontraksi → menyebabkan menggigil → menghasilkan sedikit panas Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 15. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 16.  Mekanisme homeostasis bekerja terus menerus untuk menjaga kestabilan kondisi dalam tubuh manusia  Namun terkadang mekanisme tersebut gagal, katika kita Latihan atau aktivitas, terjadi ketidakseimbangan homeostasis → mengakibatkan sel tidak mendapatkan semua yang dibutuhkan atau zat sisa menumpuk di dalam tubuh  Jika homeostasis tidak dipulihkan, ketidakseimbangan dapat menyebabkan penyakit atau bahkan kematian  Diabetes adalah contoh dari penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan homeostasis Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 17. Dipisahkan menjadi berbagai divisi berdasarkan karakteristik structural dan fungsional Dilihat dari strukturnya, system saraf dibagi menjadi 2 → system saraf pusat (SSP) dan system saraf perifer (PNS) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 18. Terdiri dari otak dan medulla spinalis, terbungkus dan dilindungi oleh struktur tulang tengkorak dan tulang belakang SSP bertanggung jawab menerima masukan sensorik dari PNS dan mengintegrasikan tanggapan terhadap masukan tersebut Otak memiliki 4 area utama yang membantu mempertimbangkan perannya dalam menghasilkan gerakan → otak besar, diensefalon, otak kecil, batang otak Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 19. • Cerebrum → intelektual, kesadaran akan rangsangan sensorik dan control motoric yang berhubungan dengan korteks serebral. • Dibagi jadi 4 lobus dengan fungsi masing-masing Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 20. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 21. • Diensefalon → berhubungan dengan respon tubuh selama olahraga • Terlibat dalam fungsi penting menjaga homeostasis • Cerebellum → control motoric terkoordinasi untuk Gerakan otot yang kompleks dan cepat • Brain stem → menghubungkan otak ke medulla spinalis untuk banyak fungsi metabolism, control kardiorespirasi, refleks Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 22. Terdiri dari semua struktur saraf yang terletak diluar SSP → nerves dan ganglia (badan sel saraf yang berhubungan dengan saraf) Terdiri dari saluran saraf asendens dan desendens yang bertindak sebagai saluran utama aliran informasi dua arah dari kulit, sendi, dan otot ke otak Saluran saraf asendens → membawa informasi sensorik (sinyal dari reseptor di kulit, otot rangka, dan sendi dari perifer ke otak) oleh serabut aferen Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 23. Saluran saraf asendens → membawa informasi sensorik (sinyal dari reseptor di kulit, otot rangka, dan sendi dari perifer ke otak) oleh serabut aferen Saluran saraf desendens → terletak di daerah belakang medulla spinalis dan mengandung serabut saraf motoric (eferen) yang mengirimkan sinyal dari otak ke oragn target seperti otot rangka dan kelenjar. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 24. • Terdiri dari 43 pasang saraf (12 pasang saraf kranial yang berasal dari otak dan 31 pasang saraf yang berasal dari medulla spinalis) • PNS bertugas membawa informasi sensorik ke SSP dan menyampaikan sinyal dari SSP ke otot, organ dan jaringan. • Pasangan saraf vertebrae diklasifikasikan menjadi …. Cervical, …. Thoraks, … Lumbal, … Sakral, … Cocygeal Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 25. Akar saraf vertebrae dan otot yang dipersarafinya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 26. Mirip dengan SSP, PNS mengandung neuron aferen dan eferen PNS dipisahkan menjadi dua komponen utama yakni divisi sensorik dan divisi motorik Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 27. Neuron aferen dari divisi sensorik membawa sinyal menuju SSP dari reseptor di area (organ dalam, organ indera khusus, kulit, otot rangka, dan tendon) Data sensorik aferen merupakan informasi yang masuk, bergantung pada informasi sensorik, PNS mengarahkan sinyal ke otak atau medulla spinalis lalu data dievaluasi dan integrasikan dengan informasi masuk lainnya. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 28. Ada 5 sumber utama informasi sensorik → mekanoreseptor, termoreseptor, nosiseptor, fotoreseptor, kemoreseptor Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 29. Setelah SSP mengintegrasikan informasi sensorik yang masuk dari neuron aferen PNS, neuron eferen divisi motoric PNS menangani informasi keluar dan dapat dibagi menjadi system saraf somatic dan otonom Sistem saraf somatic berada dibawah kendali sadar (volunteer) dan membawa impuls saraf dari SSP ke otot rangka → menarik tangan dari kompor yang panas Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 30. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 31. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 32. Sistem saraf otonom dikategorikan menjadi system saraf simpatis dan parasimpatis dengan peran berlawanan Sistem saraf simpatis untuk mengaktifkan suatu organ Sistem saraf parasimpatis untuk menghambat aktivitas organ Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 33.  Komponen structural dan fungsional system saraf adalah neuron (sel saraf)  Neuron terdiri dari badan sel (soma), akson, dendrit  Dendrit menghantarkan impuls listrik menuju badan sel, sedangkan akson mengirimkan sinyal listrik keluar dari badan sel  Neuron dapat memiliki ratusan dendrit bercabang, tapi hanya memiliki satu akson  Agar impuls listrik dapat berjalan melalui system saraf, impuls harus diteruskan dari satu neuron ke neuron berikutnya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 34. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 35.  Neuron dengan neuron lain terpisah oleh ruang kecil disebut sinapsis  Untuk mengirimkan impuls melintasi sinapsis dari satu neuron ke neuron lainnya, harus melepaskan zat kimia berupa neurotransmitter dan akan menempel pada reseptor yang terletak pada membrane neuron kedua Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 36.  Kebanyakan akson ditutup dengan zat lemak disebut mielin, yang mengisolasi akson dan menjaga arus listrik agar tidak berpindah keluar neuron Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 37.  Saraf terdiri dari proses banyak neuron yang disatukan oleh selubung jaringan ikat  Saraf sensorik membawa impuls ke SSP, sedangkan saraf motoric membawa impuls saraf dari SSP ke PNS  Neuron motoric membentuk sinapsis yang disebut neuromuscular junction (NMJ) dengan otot rangka yang disuplainya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 38. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 39.  Neuroglia adalah sel—sel yang berada di dalam saraf yang tidak memiliki kemampuan untuk menghantarkan sinyal, melainkan berperan untuk menyediakan sumber energi (makanan) untuk sel dan membentuk selubung myeling Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 40. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 41.  Perasaan mengetahui di mana tubuh berada dalam kaitannya dengan segmen dan lingkungan luar  Informasi sensorik yang dikumpulkan untuk mencapai kesadaran kinestetik yang berasal dari struktur yang disebut proprioseptor → reseptor yang terletik di kulit, di dalam dan sekitar sendi dan otot serta telinga bagian dalam Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 42. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 43.  Reseptor kulit terletak di kulit dan mengirimkan informasi sensorik mengenai tekanan, sentuhan, dan pergerakan rambut di kulit Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 44.  Reseptor sendi terletak di kapsul sendi dan ligament di sekitarnya  Mengirimkan informasi sensorik yang berkaitan dengan posisi, kecepatan, percepatan yang terjadi pada persedian  Pressure receptors (reseptor tekanan) di dalam sendi memberikan informasi tambahan tentang perubahan tekanan yang digunakan untuk penyesuaian postur tubuh dan gaya berjalan normal Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 45.  Sel-sel Pacinian adalah reseptor yang terletak jauh di dalam kulit dan kapsul sendi yang sensitive terhadap tekanan  Sel-sel Meissner adalah reseptor yang terletak di lapisan superfisial kulit yang responsive terhadap sentuhan ringan  Meskipun reseptor kulit ini tidak berperan besar dalam proprioception, diyakini bahwa individu yang cedera dan pernah mengalami kerusakan reseptor sendi dan ligament mendapat manfaat dari peningkatan ketergantungan pada reseptor kulit untuk proprioception Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 46. Terletak di dalam kapsul sendi dan responsive terhadap kompresi sendi Jadi setiap aktivitas menahan beban merangsang reseptor ini Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 47.  Jenis proprioseptor lain → reseptor muskulotendinosa → terlibat dalam control dan koordinasi otot  Ada 2 jenis reseptor → golgi tendon organ (GT) dan muscle spindle  Terhubung ke sekitar 15 – 20 muscle fibes dan terletak di antara muscle belly dan tendon  GTO → merasakan peningkatan ketegangan di dalam otot terkait dengan ketika otot berkontraksi atau diregangkan  Muscle spindle → terletak sejajar dengan muscle fiber → menyebabkan gelendong otot meregang ketika otot itu sendiri mengalami gaya regangan sehingga merangsang gelendong otot dan menimbulkan kontraksi refleksif pada otot yang disebut sebagai stretch reflex Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 48.  Merupakan salah satu contoh stretch reflex  Ketika tendon diketuk, tendon dengan singkat meregangkan otot quadriceps dan kemudian secara reflex berkontraksi dan menyebabkan kaki ekstensi  Knee-jerk reflex menguji keutuhan saraf dan otot pada reflex arc. Stretch reflex juga dapat ditimbulkan oleh peregangan otot-otot lengan, pergelangan kaki dan rahang.
  • 49. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 50. Setiap otot terdapat ratusan muscle fibers, sel-sel otot rangka dan setiap serat dipersarafi oleh akson dari SSP Otot dan sistem saraf mengendalikan proses ini secara kolektif disebut sistem saraf motorik Kontrol berada di bawah kendali dan menghasilkan perilaku
  • 51. Fungsi sendi seperti engsel - Gerakan ke arah mendekati tubuh disebut FLEKSI - Gerakan ke arah menjauhi tubuh disebut EKSTENSI Otot yang menyebabkan fleksi adalah brachialis, biceps brachii dan coracobrachialis. Ketiganya disebut sinergis satu sama lain karena bekerja bersama sama. Otot yang menyebabkan ekstensi adalah brachii dan anconeus (sinergis)
  • 52.  Fleksor dan ekstensor menarik sendi dalam arah berlawanan = antagonis satu sama lain  Fleksi memerlukan kontraksi terkoordinasi dari otot fleksor dan relaksasi otot ekstensor  Kontraksi fleksor menarik ujung kanan tulang ke atas (fleksi).  Kontraksi ekstensor menarik ujung kiri tulang ke atas, menyebabkan ujung kanan berputar ke bawah (ekstensi).  Fleksor # 1 dan fleksor # 2 adalah sinergis dan antagonis ke otot ekstensor.
  • 53.  Kunci setiap Gerakan → aktivitas pada motor unit yang melekat dalam otot  Motor unit → bekerja spesifik untuk mengirimkan sinyal ke otot agar otot dapat memproduksi tenaga sesuai dengan Gerakan yang diinginkan  Misalnya tenaga untuk mengangkat pensil berbeda dengan Gerakan melompat  Motor unit terdiri dari serabut saraf alpha dan muscle fiber  Serabut saraf alfa → memiliki dendrit pendek, menerima rangsangan dari badan sel dan sepanjang akson lalu membawa sinyal dari badan sel ke NMJ yang bersinaps di serabut otot Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 54. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Relationship between the sensory and motor components of the nervous system play an important role in both exercise and sport performance
  • 55.  Serat otot merah (gelap) ditandai oleh sejumlah besar mitokondria dan enzim untuk metabolisme energi oksidatif. Disebut Slow (S) fibers, relatif lambat untuk berkontraksi tetapi dapat mempertahankan kontraksi untuk waktu yang lama tanpa kelelahan.  Serat otot pucat (putih) mengandung lebih sedikit mitokondria dan bergantung pada metabolisme anaerob. Disebut Fast (F) fibers, berkontraksi dengan cepat dan kuat tetapi cepat lelah.  Fast fibers dibagi menjadi 2 : 1. Fatigue-resistant (FR) fibers menghasilkan kontraksi yang cukup kuat dan cepat dan relative tahan terhadap kelelahan 2. Fast fatigable (FF) fibers menghasilkan kontraksi terkuat, tercepat tetapi cepat habis ketika distimulasi pada frekuensi tinggi untuk jangka waktu lama Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 56. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 57.  Motor unit sangat berpengaruh pada ukuran serabut otot  Penggunaan motor unit sangat selektif sesuai dengan Gerakan otot apa yang akan dilakukan  Motor unit aktif mulai dari ukurannya yang kecil ke ukuran terbesar Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 58. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Dalam kontraksi otot, stimulasi pertama kali pada serabut slow motor unit, kemudian diikuti dengan kerja FFR dan serabut otot tipe 2A agar tenaga dapat ditingkatkan, sedangkan FF dan serabut otot tipe 2X hanya bekerja jika memerlukan tenaga maksimal
  • 59.  Contoh ketika melakukan squat dengan beban ringan, tidak semua motor unit bekerja pada Gerakan tersebut, artinya motor unit akan disesuaikan kerjanya sesuai dengan beban kerja yang dibutuhkan  Jika kebutuhan tenaga yang lebih besar, barulah serabut otot tipe 2 dan motor unitnya bekerja  Latihan dengan beban ringan tidak akan menghasilkan perubahan pada kekuatan dan ukuran otot dikarenakan banyaknya serabut otot tipe 1 yang bekerja Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 60.  Adaptasi Latihan pada system saraf dapat meningkatkan performa fisik dengan meningkatnya kerja motor unit dalam otot dan terekam dalam SSP  Dibuktikan dengan teknologi elektromiograf (EMG) untuk mengukur aktivitas kelistrikan dalam otot, yang menggambarkan jumlah pergerakan saraf dalam otot.  Ada satu bukti bahwa pemberian Latihan beban selama 8 minggu menunjukkan aktivitas EMG yang lebih rendah dan menunjukkan respon kontraktil yang meningkat  Hal ini menjelaskan bahwa kerja saraf yang efisien terhadap sinyal motoric (kelistrika) dapat meningkatkan jumlah kekuatan otot submaksimal Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 61.  Saraf mampu beradaptasi terhadap fungsi otot dengan meningkatkan rangsangan motor unit  Semakin besar sinkronisasi kerja otot, maka motor unit semakin besar fungsinya dalam waktu yang sama  Sinkronisasi motor unit terlihat setelah melakukan Latihan beban dengan mengobservasi kemampuan daya kecepatan kontraksi (power) pada grafik peak force production  Contoh: atlet perlari cepat (sprinter) akan memiliki kemampuan perekrutan motor unit lebih tinggi sehingga ambang kerja motor unit dan kecepatan konduksi saraf motorik pada akson akan meningkat  Setiap rangsangan yang diberikan lebih besar juga berdampak pada respon metabolism berupa kelelahan (fatige) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 62.  Adaptasi saraf motoric ketika Latihan akan meningkatkan daya rangsangan terhadap jaringan terutama pada otot  Untuk dapat memberikan rangsangan pada otot tidak lepas dari peran neuromuscular junction yaitu ruang antar akson dan serabut otot sebagai tempat penghantar sinyal kontraksi otot berupa asetilkolin (neurotransmitter)  Pada Latihan daya tahan seperti jogging di treadmill secara teratur akan mengubah dimensi vesikulus dari NMJ baik dari prasinaptik yang mengandung neurotransmitter dan post sinaptik yang akan mengikat neurotransmitter  Hal tersebut akan mengefisiensi komunikasi neuromuscular sehingga dapat mengurangi kelelahan dalam jangka waktu yang lama Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 63. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Tidak hanya latihan daya tahan yang akan memberikan pengaruh pada NMJ, Latihan beban/kekuatan juga amenghasilkan remodeling NMJ perubahan ukuran mencapai 30% pada pra dan post sinaptiknya
  • 64.  Peran system saraf sangat berpengaruh pada hantaran sinyal kepada otot selama latihan  Semakin besar hantarannya semakin besar pula otot berkontraksi sesuai dengan kebutuhannya  Adaptasi system saraf terhadap latihan akan mengubah struktur saraf untuk dapat berbanding lurus dengan hantaran yang dimiliki oleh tubuh, recruitment motor unit yang melekat pada serabut otot akan mengubah kerja otot sesuai dengan beban kerja/Latihan yang diberikan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 65.
  • 66.  Apa yang diteliti dalam jurnal?  Tujuan jurnal?  Siapa responden dalam jurnal?  Apa Latihan yang diberikan? Cari contoh gambarnya  Berapa lama Latihan dilakukan, durasi? Repetisi?  Hasil penelitian? Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 67. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Editor's Notes

  1. Kelenjar adrenal juga dirangsang untuk mengeluarkan hormone adrenalin dan hormone ini menyebabkan kerusakan glikogen (karbohidrat digunakan untuk penyimpanan energi) menjadi glukosa yang dapat digunakan sebagai sumber energi. Proses kimia katabolis ini bersifat eksotermik atau menghasilkan panas
  2. Aktivitas otot yang berkepanjangan selama Latihan akan meningkatkan suhu tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan dapat merangsang pusat pengatur ruhu tubuh di otak untuk mengaktifkan kelenjar keringat sehingga altet dapat melawan dan mencegah tubuh dari overheating dan terjadilah proses berkeringat yang menyebabkan penguapan, suhu tubuh menurun dengan adanya efek pendinginan dari keringat Saat suhu tubuh mencapai jarak normal, ini akan menjadi umpan balik negative untuk menghentikan proses